Makalah PLTMH

30
KATA PENGANTAR Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga tugas Karya Ilmiah Sederhana yang berjudul ”PEMBANGKIT LISTRIK SEDERHANA BAGI MASYARAKAT” dapat terselesaikan dengan baik. Dalam penyusunan karya ilmiah ini banyak sekali aspek yang mendukung dan berperan penting dalam terselesainya karya ilmiah ini yaitu orang tua saya, dosen , serta rekan-rekan yang mendukung saya hingga dapat menyelesaikanya. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan karya ilmiah sederhana ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan penyusunan karya ilmiah yang akan datang. Depok , Maret 2014

description

Pembangkit Listrik Tenagan Mini Hydro

Transcript of Makalah PLTMH

KATA PENGANTAR

      Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

Rahmat dan Karunia-Nya sehingga tugas Karya Ilmiah Sederhana yang

berjudul ”PEMBANGKIT LISTRIK SEDERHANA BAGI MASYARAKAT” dapat

terselesaikan dengan baik.

Dalam penyusunan karya ilmiah ini banyak sekali aspek yang

mendukung dan berperan penting dalam terselesainya karya ilmiah ini yaitu

orang tua saya, dosen , serta rekan-rekan yang mendukung saya hingga

dapat menyelesaikanya.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan karya ilmiah sederhana ini

masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan saran dan

kritik yang membangun demi kesempurnaan penyusunan karya ilmiah yang

akan datang.

Depok , Maret  2014

Penyusun,

(Fathi Habibu Rahman)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................... i

Daftar Isi.................................................................................................................... ii

Bab I Pendahuluan....................................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...........................................................................................3

C. Tujuan ..............................................................................................................3

D. Manfaat ............................................................................................................4

E. Metode Penulisan ............................................................................................4

F. Sistematika Penulisan ......................................................................................4

Bab II Tinjauan Pustaka...........................................................................................6

A. Landasan Teori ................................................................................................6

Bab III Pembahasan..................................................................................................7

A. Prinsip Kerja PLMTH........................................................................................7

B. Penentuan Lokasi dan Konstruksi Sipil ............................................................7

C. Keuntungan dan kekurangan PLMTH ............................................................16

BAB IV Kesimpulan dan Saran ...............................................................................17

Daftar Pustaka.........................................................................................................18

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bumi merupakan tempat tinggal makhluk hidup terutama populasi

terbanyak ialah manusia, permukaan bumi terbagi dalam 3 bagian yaitu

daratan, lautan dan udara, di bagian bumi terbesar ialah lautan yang

mencangkup 70,8 % luasnya dibandingkan daratan yang kita tinggali, dalam

lautan elemen terbesar adalah air. Air memiliki manfaat yang sangat besar

bagi kehidupan manusia. Tidak ada satupun yang meragukan itu. Terbukti

pada saat masyarakat mengeluh akan kekurangan air pada musim kemarau.

Manfaat air sangat dirasakan betul sebagai bagian primer dalam kehidupan

manusia salah satu pemanfaatan air yang cukup berguna adalah dibentuknya

pembangkit tenaga air.

Saat ini perkembangan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi atau yang sering disebut IPTEK memang memberikan dampak

positif bagi kehidupan, yaitu dapat mempermudah aktivitas-aktivitas dalam

kehidupan. Sehingga dampak ke masa depan kearah yang lebih baik, namun

dalam penggunaan teknologi selalu membutuhkan energi listrik. Akan tetapi

dalam menghasilkan energi listrik terlalu banyak menggunakan bahan bakar

fosil atau yang sering kita sebut bahan bakar minyak dan batu bara yang

dapat menyebabkan dampak yang buruk bagi kehidupan manusia, alam dan

bumi. Oleh karena itu, sudah saatnya mengurangi dampak yang buruk

dengan mengubah cara menghasilkan energi listrik dengan tenaga air.

Pembangkit tinggi tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara mengubah

energi potensial (dari dam atau a i r t e r jun ) men jad i energ i mekan ik

(dengan ban tuan tu rb in a i r ) dan da r i energ i mekanik menjadi

energi listrik (dengan bantuan generator). Kapasitas PLTA diseluruh dunia

ada sekitar 675.000 MW ,setara dengan 3,6 milyar barrel minyak

atau sama dengan 24 % kebutuhan listrik dunia yang digunakan oleh lebih 1

milyar orang. PLTA termasuk jenis pembangkitan hidro. Karena

pembangkitan ini menggunakan air untuk kerjanya. Saat ini pengetahuan

tentang PLTA perlu untuk diketahui oleh para mahasiswa sebagai

modal awal untuk kedepannya.

PLTA mulai dikembangkan di Indonesia secara bertahap pada tahun

1900. Masa itu merupakan era dimana penggunaan bahan bakar minyak

merupakan sumber energi utama di dunia. Pengembangan PLTA tidak terlalu

diprioritaskan oleh karena itu progresnya berjalan lambat. Sedangkan

sekarang, pengembangan PLTA mulai di tinjau ulang karena penggunaan

bahan bakar minyak mengahasilkan banyak polusi lingkungan dan

persediaan bahan bakar minyak mulai menipis.

Beberapa alasan tambahan bahwa PLTA lebih menguntungkan

dibandingkan tipe generator lain adalah :

1.    Persediaan air cenderung tidak habis dan dapat diperbaharui.

2.    Ramah Lingkungan.

3.    Tidak memerlukan bahan bakar.

4.    Periode mulainya terjadi secara terus menerus.

5.    Pengoperasiannya sederhana dan biaya perawatannya murah.

6.    Hampir tidak ada resiko meledak.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan pembangkit listrik tenaga mini hidro?

2. Bagaimana konsep kerja pembangkit listrik tenaga mini hidro?

3. Bagaimana cara kerja pembangkit listrik tenaga mini hidro?

4. Apa saja komponen-komponen dasar pada pembangkit listrik tenaga

mini hidro?

5. Bagaimana prinsip PLTM dan konversi energinya?

6. Bagaimana perkembangan dan potensi Pembangkit Listrik Tenaga

Mini hidro (PLTM)?

7. Apa kelebihan dan kekurangan pembangkit listrik tenaga mini hidro?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini yaitu:

1. Mengetahui pengertian dari pembangkit listrik mini hidro.

2. Mengetahui konsep kerja pembangkit listrik mini hidro.

3. Mengetahui cara kerja pembangkit listrik mini hidro.

4. Mengetahui komponen-komponen dasar pada pembangkit listrik mini

hidro.

5. Mengetahui prinsip PLTM dan konversi energinya.

6. Mengetahui perkembangan dan potensi Pembangkit Listrik Tenaga

mini hidro (PLTM).

7. Mengetahui kelebihan dan kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga mini

hidro (PLTM).

D. Manfaat

   Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu :

1. Mengetahui mengenai pembangkit listrik tenaga mini hydro.

2. Membantu masyarakat dalam memaksimalkan penggunaan air.

E. METODE PENULISAN

Metode penulisan dalam makalah ini adalah metode studi pustaka,

yaitu: metode dan suber penulisannya bersumber dari buku-buku dan data

dari internet.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam penulisan laporan ini sistematika penulisan yang digunakan

adalah:

1. Kata Pengantar

2. Daftar Isi

3. Bab I berisi Latar belakang, Tujuan, Rumusan Masalah, Metode

Penulisan, Sistematika Penulisan

4. Bab II berisi Landasan Teori Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro.

5. Bab III Pembahasan, Prinsip Kerja PLTM, penentuan lokasi dan

konstrusi sipil , komponen dasar Pembangkit listrik,perhitungan

ekonomis, keuntungan dan kekurangan PLTM.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.      LANDASAN TEORI

Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro adalah stasiun pembangkit listrik

yang menggunakan air sebagai sumber utama untuk menghasilkan energi

listrik. Listrik diperoleh dari air yang menggerakan turbin dengan

menggunakan energi potensial dan kinetik dari letak geografis daerah

tersebut. Daya yang dibangkitkan berkisar dari 100Kw sampai 1 Mw. Bila

dianalogikan tenaga listrik ini mampu menghantarkan listrik untuk rumah

sederhana sekitar 100-1000 rumah.

Prinsip kerja secara sederhana Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro

ialah air dalam jumlah tertentu yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu

menggerakan Generator pada Turbin PLTMH, kemudian putaran Turbin

tersebut digunakan untuk tersebut digunakan untuk menggerakan Generator

(dinamo penghasil lisrik). Jadi PLTMH mengubah tenaga gerak yang berasal

dari air menjadi listrik.

Dengan memanfaatkan aliran sungai untuk menjadikan pembangkit

listrik mini hidro hal ini akan sedikit mengurangi pengeluaran bahan bakar

minyak dan diganti dengan menggunakan memanfaatkan air yang mengalir

dari beberapa pegunungan atau air bendungan.

BAB III

PEMBAHASAN

A. Prinsip kerja PLTMH

Prinsip kerja PLTMH sebenarnya mirip dengan pembangkit listrik

lainnya, misalnya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Hal yang

membedakan antara dua jenis pembangkit lisrik ini adalah ouput energi yang

dihaslkan. PLTMH mendapatkan energi dari aliran sungai sedangkan PLTA

bisa didapatkan dari dam. Pada prinsipnya PLTA mengolah energi potensial

air diubah menjadi energi kinetis dengan adanya head, lalu energi kinetis ini

berubah menjadi energi mekanis dengan adanya aliran air yang

menggerakkan turbin, lalu energi mekanis ini berubah menjadi energi listrik

melalui perputaran rotor pada generator. Jumlah energi listrik yang bisa

dibangkitkan dengan sumber daya air tergantung pada dua hal, yaitu jarak

tinggi air (head) dan berapa besar jumlah air yang mengalir (debit).

B. Penentuan Lokasi dan Konstruksi Sipil

Penentuan Lokasi

Penentuan lokasi atau mensurvei ke lokasi berguna dalam

perencanaan pembangunan pembangkit listrik tenaga mini hidro agar

dapat diperhitungkan lokasi tersebut dapat digunakan atau tidak.

Karena dalam menentukan lokasi untuk dibangun sebuah stasiun

pembangkit listrik tenaga mini hydro ada beberapa hal yang harus

memenuhi antara lain : besarnya debit air sungai dan tinggi jatuh air,

disamping itu juga mengetahui jumlah rumah penduduk serta jarak

sungai ke lokasi.

Pengambilan data di lokasi survei:

1. Pengukuran tinggi air terjun/ ketinggian Head (H)

2. Pengukuran debit air (Q) yang tersedia dilokasi

3. Pengukuran jarak dari pemukiman sampai ke lokasi sungai

4. Pemetaan situasi dan topografi daerah tersebut

Konstruksi Sipil

Pada pembangunan konstruksi sipil ini, berguna untuk

menentukan letak geografisnya dan karakteristik bentuk alam dari

tempat perencanaan ini agar tidak akan menyulitkan

pembangunannya. Hal yang diperlukan untuk membangun sebuah

PLMH ialah:

1. Dam / bendungan Bendungan ialah suatu bangunan yang

berfungsi untuk meningkatkan muka air disungai sehingga

elevasi muka air dapat mengalir ke area yang lebih tinggi dari

elevasi muka air sebelum di bendung. Dam dalam

perencanaan ini memiliki ketinggian 2,6 m, ketebalan bangunan

bendungan 1,2 m dan mempunyai lebar 30 m. Bagian dari sisi

sungai yang harus di dam adalah sepanjang 50 m, dimana sisi

sungai yang harus di dam ini bertujuan untuk membatasi air

yang akan keluar di tepi sungai ketika bendungan telah berisi

air. Pembuatan dam ini dapat menggunakan bahan lokal yang

telah tersedia di sungai tersebut, seperti kerikil, pasir dan batu

kali.

2. Intake ( Bangunan Pengambilan ) adalah bangunan untuk

menyadap air yang akan di alirkan ke turbin. Bangunan

pengambilan (intake), ini mempunyai lebar 1,25 m dan panjang

1 m. Maka luas pintu masuk air sebesar 1,25 m2

3. Bak Pengendap dan Bak Penenang Bak Pengendap ini juga

berfungsi sebagai Bak Penenang. Dalam perencanan PLTM ini

tidak dibuat saluran pembawa dikarenakan kondisi dilapangan.

Bangunan bak pengendap atau bak penenenang ini mempunyai

lebar 5 m dan panjangnya 12 m. Bak pengendap atau bak

penenang ini merupakan tempat penanmpungan air sebelum

memasuki pipa penstock. Bak inilah nantinya yang akan

mengontrol perbedaan debit air yang terjadi dalam pipa

penstock karena fluktuasi beban.

4. Rumah turbin Pondasi dari rumah turbin ini merupakan tempat

pemasangan turbin yang digunakan sebagai penggerak

generator pada PLTM. Dalam perhitungan kedalaman air di

afterbay adalah 100 cm. Pada perencanaan PLTM ini tempat

pembangunan rumah turbin sangat strategis karena tempatnya

memiliki beda ketinggian yang cukup sehingga kemungkinan

untuk terjadinya banjir sangat kecil dan memiliki tempat yanmg

cukup luas untuk dibangun sebuah rumah pembangkit.

5. Saluran Pembuangan adalah saluran yang berfungsi untuk

membawa aliran air setelah melalui turbin kembali lagi ke aliran

air sungai. Saluran direncanakan berupa saluran terbuka

bentuk trapesium. Pada bentuk trapesium tampang basah

paling ekonomis didapat apabila lebar muka air adalah 2 kali

panjang sisi miring/tebing saluran. Kondisi ini diperoleh pada

sudut kemiringan tebing saluran terhadap horizontal adalah 600

Komponen dasar pembangkit listrik

a. Pipa Penstock

Berdasarkan hasil perhitungan di atas didapatkan untuk

perencanaan ini panjang pipa penstock adalah 150 m, dengan

diameter rata-rata 100 cm atau 1 m dan memiliki ketebalan

minimum pipa penstock 10 mm. Sudut kemiringan dari

pemasangan pipa penstock ini adalah untuk (Bend V1 = 30º), dan

(Bend V2 = 350) dari permukaan tanah.

b. Turbin

Pada roda turbin terdapat sudu yaitu suatu konstruksi lempengan

dengan bentuk dan penampang tertentu, air sebagai fluida kerja

mengalir melalui ruang diantara sudu tersebut, dengan demikian

roda turbin akan dapat berputar dan pada sudu akan ada suatu

gaya yang bekerja. Gaya tersebut akan terjadi karena ada

perubahan momentum dari fluida kerja air yang mengalir diantara

sudunya. Sudu hendaknya dibentuk sedemikian rupa sehingga

dapat terjadi perubahan momentum pada fluida kerja air tersebut.

(wiranto,1997:4).

Klasifikasi Turbin Air

Turbin air juga dibedakan dalam dua golongan utama, yaitu

dipandang dari segi pengubahan momentum fluida kerjanya :

Turbin impuls

Turbin impuls disebut juga dengan turbin air tekanan

sama karena tekanan air yang keluar dari nozel tekanannya

sama dengan tekanan atmosfir sekitarnya. Sehingga energi

tempat dan energi tekanan yang dimiliki oleh aliran air

dirubah semuanya menjadi energi kecepatan. Contoh dari

turbin impuls ini adalah turbin pelton, turbin cross flow dan

lain-lain. (Fritz Dietzel, 1988 : 18)

a. Turbin Pelton

b. Turbin Turgo

c. Turbin Crossflow

Turbin Reaksi

Turbin reaksi disebut juga dengan turbin tekanan lebih

karena tekanan air sebelum masuk roda turbin lebih besar

dari pada tekanan air saat keluar roda turbin. Secara umum

dapat dikatakan bahwa aliran air yang masuk keroda turbin

mempunyai energi penuh, kemudian energi ini dipakai

sebagian untuk menggerakkan roda turbin dan sebagian

lagi dipergunakan untuk mengeluarkan air kesaluran

pembuangan. Jenis turbin reaksi yang sering digunakan

antara lain.

a. Turbin Francis

b. Turbin Kaplan & Propeller.

c. Kincir Air.

Jenis turbin dapat ditentukan berdasarkan kecepatan

spesifik dan tinggi jatuh efektif air. Putaran turbin

direncanakan 1540 rpm. Untuk mengantisipasi slip putaran

generator, sehingga frekuensi generator tetap pada kisaran

1500 rpm.

Maka

Dalam kasus ini turbin Francis lebih cocok digunakan

karena turbin Francis dengan kecepatan spesifik (ns) 177

rpm efisiensi pada beban maksimum dapat mencapai

90,2%

Head = 65 m

Debit = 5,67

Perbandingan turbin

Generator

Generator yang cocok untuk perencanaan PLTM ini adalah

generator synchronous 3θ (tiga phasa) tipe GMS3500C merek

Cummins atau tipe WPS3500 merek Perkins. Tipe- tipe ini banyak

dijual dipasaran. Pada perencanaan ini generator yang digunakan

memiliki frekwensi 50 Hz, dengan jumlah kutub 4 dan memiliki

kecepatan putaran generator 1500 rpm. Keluaran tegangan 6,3 kV

hubungan bintang , daya keluaran adalah 3.000 kW dan efisiensi

generator secara umum adalah 0,9 dan PLTM ini memerlukan sebuah

trafo step up untuk menaikkan tegangan karena akan di

interkoneksikan dengan tegangan PLN yang telah ada di jaringan.

Dan dengan alat sinkronisasi keluaran tegangan PLTM ini sudah

dapat di suplai ke jaringan distribusi PLN.

Fasilitas Kontrol dari Turbin ke Generator

a. Pengatur Kecepatan

Pengatur kecepatan diadopsi untuk menjaga agar kecepatan

turbin konstan karena kecepatan selalu dirubah oleh perubahan beban

dan ketinggian air serta debit air. Perubahan kecepatan putaran

generator sebagai akibat perubahan frekuensi. Pengatur terdiri dari

pendeteksi kecepatan, pengontrol dan operasi. Ada dua jenis pengatur

untuk mengatur debit air (keluaran air) melalui turbin:

1. Jenis mekanik

Untuk mengontrol debit air selalu dengan operasi otomatis dari

guide yang menurut beban nyata, biasanya menggunakan governor.

Prinsip kerja governor adalah Apabila terjadi putaran naik pada turbin,

maka bandul centrifugal akan mengembang (naik) mengakibatkan

tuas A menekan tuas B. Dengan tekanan tuas B maka torak distribusi

pun akan turun dan tekanannya akan menggerakan torak servomotor

meniup sudu-sudu pengarah. Bila putaran turbin turun bandul

sentrifugal akan menekan (turun) dan mengakibatkan tuas A

terangkat. Selanjutnya pompa dengan sistem governor akan

mengerakan servomotor untuk membuka sudu-sudu pengarah.

2. Jenis Elektronis

Untuk mengontrol keseimbangan kedua tenaga beban nyata

dan dummy load dengan thyristor yaitu untuk menjaga sajian akhir dari

kedua beban nyata dan dummy konstan selalu untuk output dan

kecepatan generator yang sama. Bagaimanapun pada kasus PLTM

pengatur jenis dummy load adalah lebih murah dan dianjurkan.

b. Pemicu Generator

Pada generator synchronous dibutuhkan sebuah keadaan

dimana ada arus yang disuplai sehingga terbentuk medan magnet di

generator dan menjaga output tegangan konstan. Pada sebagian

besar generator singkron arus lapangan disediakan oleh generator lain

yang dikenal sebagai exiter dan dipasang pada poros yang sama,

generator ini merupakan generator arus searah.

Perhitungan Ekonomis

Nilai investasi Pembangunan PLT Mikrohidro per kW

terpasangnya menurut perhitungan Yayasan Mandiri – berkisar antara

Rp. 4 juta sampai Rp. 8 juta. Adapun, biaya (harga) listrik per kWH-nya

dihitung berdasarkan biaya awal (initial cost) dan biaya operasional

(operational cost). Komponen biaya awal terdiri dari: biaya bangunan

sipil, biaya fasilitas elektrik dan mekanik serta biaya sistem pendukung

lain. Komponen biaya operasional yaitu: biaya perawatan, biaya

penggantian suku cadang, biaya tenaga kerja (operator) serta biaya

lain yang digunakan selama pemakaian.

Misalkan, untuk membangun suatu PLTMH dengan kapasitas

terpasang 1 kW, dibutuhkan biaya awal Rp 4 juta. Umur pakai

mikrohidro yang dirancang adalah 10 tahun dengan biaya.operasional

Rp. 1 Juta/tahun. Sehingga total biayany a menjadi Rp. 10 Juta. Maka,

biaya rata-rata (Rp) perhari

adalah :

Rp/hari = biaya awal + biaya operasional / umur pakai(tahun) x

jumlah hari/tahun

= Rp 4 juta + Rp 10 juta / 10 tahun x 365 hari/tahun

= Rp 3836 / hari

Biaya (harga) per kWh ditentukan oleh biaya rata-rata perhari

dan besarnya energi listrik yang dihasilkan per hari (kWh/hari). Energi

perhari ini ditentukan oleh besarnya daya terpasang serta faktor

daya1. Jika diasumsikan faktor daya besarnya 12, maka harga energi

listrik per kWh2 adalah:

Harga/kWh = Biaya perhari / Energi listrik yang dihasilkan

(kWh/hari)

= Biaya perhari / Daya terpasang (kW) x Faktor Daya

= Rp 3836/hari / 1 kW x 12 (jam/hari)

= Rp 320 / kWh

C. Keuntungan dan kekurangan PLTM

Keuntungan :

1. Ramah Lingkungan

2. Energi yang terbarui

3. Tidak konsumtif terhadap pemakaian air

4. Mudah dioperasikan sebagai base load maupun peak load (dapat cepat

on/off)

5. Biaya operasi rendah6. Tahan Lama (Long Life)

6. Range biaya: $1.200 – $6.000 per installed kW8. Sesuai untuk daerah

terpencil.

Kekurangan :

1. Rendahnya faktor beban

2. Kurangnya data yang cukup

3. Peran serta masyarakat setempat

4. Tingginya biaya dan waktu yang dibutuhkan

5. Pemilihan lokasi yang tidak tepat

6. urvei kurang memadai

7. Ukuran pembangkit tidak tepat

8. Instalasi yang buruk

9. Terjadi banjir.

10. Desain kanal yang kurang baik dan tidak ekonomis

11. Pengelola mikrohidro tidak dapat mengganti generator yang rusak

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A.  KESIMPULAN

Prinsip kerja PLTMH berdasarkan sumber energi air yang dihasilkan

oleh energi potensial dan energi kinetik. Pemanfaatan energi air tersebut

tidak dapat dihasilkan bila tidak memenuhi standar untuk memutar turbin.

Adapun jenis PLTMH yang ada di Bumi, merupakan pengembangan

dari kemajuan teknologi yang ada. Oleh karena itu, banyak terjadi

perkembangan pembangkit energi listrik yang baru.

B.  SARAN

1. Pengembangan PLTMH di Indonesia sangat penting bagi kemajuan

ekonomi bagi Negara tersebut.

2.  Sebaiknya pengembangan PLTMH dibuat berdasarkan kebutuhan.

3.  Oleh karena itu, pemerintah mampu menyokong dalam pengembangan

PLTMH di Indonesia.

Daftar Pustaka

Anonim. 2013. Pembangkit Listrik Tenaga Air. (http://teknik-listrik-

unbari.blogspot.com/2013/02/pembangkit-listrik-tenaga-air.html,

diakses 16 Mei 2013).

Anonim. 2013. Pembangkit Listrik Tenaga Air.

http://www.anneahira.com/pembangkit-listrik-tenaga-air.html ,diakses

16 Mei 2013).

Anonim. 2013. Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Air.

(http://4bri.blogspot.com/2012/11/cara-kerja-pembangkit-listrik-

tenaga.html, diakses 16 Mei 2013).

Anonim. 2011. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA altenatif Energi Masa

Depan Indonesia.

(http://indone5ia.wordpress.com/2011/05/13/pembangkit-listrik-tenaga-

air-plta-alternatif-energi-masa-depan-indonesia/

(http://indone5ia.wordpress.com/2011/05/13/pembangkit-listrik-

tenaga-air-plta-alternatif-energi-masa-depan-indonesia/, diakses 16

Mei 2013).

Kadir, Abdul, 1995. Energi; Sumber daya, inovasi, tenaga listrik, potensi

ekonomi. Cet 1. Edisi Kedua/ Revisi- Jakarta: Penerbit Universitas

Indonesia ( UI-Press).

Kadir, Abdul, 1996, Pembangkit Tenaga Listrik, Jakarta: Universitas

Indonesia (UI-Press). Rancangan Sistem Kontrol Operasi Pembangkit

Listrik Tenaga Air.

M. M Dandekar dan K. N Sharma Penerjemah, D. Bambang Setyadi,

Sutanto. Pembangkit Listrik Tenaga Air, 1991. Cet 1. -, Jakarta:

Penerbit Universitas Indonesia ( UI-Press).

Wiranto. Arismunandar, 1997. Penggerak Mula Turbin. Bandung: ITB.