makalah Plta

49
TUGAS I PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DISUSUN OLEH : 1. HENDRO APRIDOLF.S (1120201240) 2. NOPRIZAL (1120201172) 3. ERICK RICARDO (091000720201126) 1

description

makalah pembangkit listrik tenaga air (plta)

Transcript of makalah Plta

Page 1: makalah Plta

TUGAS I

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR

DISUSUN OLEH :

1. HENDRO APRIDOLF.S (1120201240)

2. NOPRIZAL (1120201172)

3. ERICK RICARDO (091000720201126)

JURUSAN TEKNIK ELEKTROFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LANCANG KUNING PEKANBARU

2012

1

Page 2: makalah Plta

LEMBARAN PENGESAHAN

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR

DISUSUN OLEH :

1.HENDRO APRIDOLF.S (1120201240)

2.NOPRIZAL (1120201172)

3.ERICK RICARDO (091000720201126)

DISETUJUI TANGGAL :

Ir.Masnur P.H.,MSi2

Page 3: makalah Plta

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena

berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul PEMBANGKIT

LISTRIK TENAGA AIR. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah

Teknik Tenaga Listrik.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih

jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa dan bermanfaat

untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Salam

Penulis

3

Page 4: makalah Plta

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... 2

KATA PENGATAR ...................................................................................... 3

DAFTAR ISI .................................................................................................. 4

DAFTAR TABEL .......................................................................................... 6

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... 7

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 8

1.2 Perumusan Masalah ................................................................................... 9

1.3 TujuanPenelitian ........................................................................................ 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah PLTA ............................................................................................ 14

2.2 Konstruksi / Bagian PLTA ........................................................................ 19

2.2.1 Bendungan................................................................................... 19

2.2.2 Turbin.......................................................................................... 20

2.2.3 Generator..................................................................................... 25

2.2.4 Jalur Transmisi............................................................................. 27

2.2.5 Pipa Pesat ( Penstock )................................................................. 27

2.3 Prinsip Kerja PLTA ................................................................................... 27

2.3.1 Energi Potensial........................................................................... 28

2.3.1 Energi Kinetis.............................................................................. 28

2.3.1 Energi Mekanis............................................................................ 28

2.3.1 Energi Listrik............................................................................... 29

2.4 Cara Kerja PLTA ....................................................................................... 29

2.5 Sistem Pemeliharaan Pada PLTA .............................................................. 30

2.5.1 Pengertian Pemeliharaan............................................................. 30

2.5.2 Pemeliharaan Rutin...................................................................... 31

2.5.3 Pemeliharaan Periodik................................................................. 32

BAB III PENUTUP

4

Page 5: makalah Plta

3.1 Kesimpulan................................................................................................. 33

3.2 Saran........................................................................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA

5

Page 6: makalah Plta

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kapasitas beberapa pembangkit energi listrik tenaga air................... 10

6

Page 7: makalah Plta

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pembangkit Listrik Tenaga Air pada umumnya............................. 10

Gambar 2. Pembangkit Energi Listrik Tenaga Air dunia dalam TWh ........... 11

Gambar 3. Bendungan ..................................................................................... 17

Gambar 4. Turbin Pelton ................................................................................. 20

Gambar 5. Turbin Turgo ................................................................................... 20

Gambar 6. Turbin Crossflow ........................................................................... 20

Gambar 7. Turbin Francis ................................................................................ 21

Gambar 8. Generator ....................................................................................... 22

7

Page 8: makalah Plta

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) merupakan salah satu pembangkit listrik

yang menggunakan energi terbarukan berupa air. Salah satu keunggulan dari

pembangkit ini adalah responnya yang cepat sehingga sangat sesuai untuk kondisi

beban puncak maupun saat terjadi gangguan di jaringan. Selain kapasitas daya

keluarannya yang paling besar diantara energi terbarukan lainnya, pembangkit listrik

tenaga air ini juga telah ada sejak dahulu kala. Berikut ini merupakan penjelasan singkat

mengenai pembangkit listrik tenaga air serta keberadaan potensi energi air yang masih

belum digunakan.

Tenaga air telah berkontribusi banyak bagi pembangunan kesejahteraan manusia

sejak beberapa puluh abad yang lalu. Beberapa catatan sejarah mengatakan bahwa

penggunaan kincir air untuk pertanian, pompa dan fungsi lainnya telah ada sejak 300

SM di Yunani, meskipun peralatan-peralatan tersebut kemungkinan telah digunakan

jauh sebelum masa itu. Pada masa-masa antara jaman tersebut hingga revolusi industri,

aliran air dan angin merupakan sumber energi mekanik yang dapat digunakan selain

energi yang dibangkitkan dari tenaga hewan. Perkembangan penggunaan energi dari air

yang mengalir kemudian berkembang secara berkelanjutan sebagaimana dicontohkan

pada desain tenaga air yang menakjubkan pada tahun 1600-an untuk istana Versailles

dibagian luar Paris, Prancis. Sistem tersebut memiliki kapasitas yang sepadan dengan 56

kW energi listrik.

Sistem tenaga air mengubah energi dari air yang mengalir menjadi energi

mekanik dan kemudian biasanya menjadi energi listrik. Air mengalir melalui kanal

(penstock) melewati kincir air atau turbin dimana air akan menabrak sudu-sudu yang

menyebabkan kincir air ataupun turbin berputar. Ketika digunakan untuk

membangkitkan energi listrik, perputaran turbin menyebabkan perputaran poros rotor

8

Page 9: makalah Plta

pada generator. Energi yang dibangkitkan dapat digunakan secara langsung, disimpan

dalam baterai ataupun digunakan untuk memperbaiki kualitas listrik pada jaringan.

Pembangkit Listrik Tenaga Air merupakan sumber listrik bagi masyarakat yang

memberikan banyak keuntungan terutama bagi masyarakat pedalaman di seluruh

Indonesia. Disaat sumber energi lain mulai menipis dan memberikan dampak negatif,

maka air menjadi sumber yang sangat penting karena dapat dijadikan sumber energi

pembangkit listrik yang murah dan tidak menimbulkan polusi. Selain itu, Indonesia

kaya akan sumber daya air sehingga sangat berpotensial untuk memproduksi energi

listrik yang bersumber daya air. Di Indonesia terdapat banyak sekali sungai-sungai besar

maupun kecil yang terdapat di berbagai daerah. Hal ini merupakan peluang yang bagus

untuk pengembangan energi listrik di daerah khususnya daerah yang belum terjangkau

energi listrik.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Jumlah daya listrik yang dapat dibangkitkan pada suatu pusat pembangkit listrik

tenaga air tergantung pada ketinggian (h) dimana air jatuh dan laju aliran airnya.

Ketinggian (h) menentukan besarnya energi potensial (EP) pada pusat pembangkit (EP

= m x g x h). Laju aliran air adalah volume dari air (m3) yang melalui penampang kanal

air per detiknya (q m3/s). Daya teoritis kasar (P kW) yang tersedia dapat ditulis sebagai:

Daya yang tersedia ini kemudian akan diubah menggunakan turbin air menjadi

daya mekanik. Karena turbin dan peralatan elektro-mekanis lainnya memiliki efisiensi

yang lebih rendah dari 100% (biasanya 90% hingga 95%), daya listrik yang

dibangkitkan akan lebih kecil dari energi kasar yang tersedia. Gambar 1 menunjukkan

pusat pembangkit listrik tenaga air pada umumnya.

9

Page 10: makalah Plta

Gambar 1. Pembangkitan listrik tenaga air umumnya

Laju q dimana air jatuh dari ketinggian efektif h tergantung dari besarnya luas

penampang kanal. Jika luas penampang kanal terlalu kecil, daya keluaran akan lebih

kecil dari daya optimal karena laju air q dapat lebih besar. Di lain pihak, ukuran kanal

tidak dapat dibuat besar secara sembarangan karena laju air q yang melalui kanal

tergantung dari laju pengisian air pada reservoir air di belakang bendungan.

Volume air pada reservoir dan ketinggian h yang bersangkutan, tergantung dari

laju air yang masuk ke dalam reservoir. Selama musim kering, ketinggian air pada

reservoir dapat berkurang karena jumlah air dalam reservoir lebih sedikit. Selama

musim hujan, ketinggiannya dapat naik kembali karena air yang masuk dari berbagai

aliran air yang mengisi bendungan. Fasilitas pembangkit listrik tenaga air harus di

desain untuk menyeimbangkan aliran air yang digunakan untuk membangkitkan energi

listrik dan jumlah air yang mengisi reservoir melalui sumber alami seperti curahan

hujan, salju, dan aliran air lainnya.

Pembangkit listrik tenaga air merupakan aplikasi energi terbarukan yang

terbesar dan paling matang secara teknologi, dimana terdapat 678.000 MW kapasitas

daya listrik yang terpasang di seluruh dunia, yang menghasilkan lebih dari 22% listrik

dunia (2564 TWh/tahun pada 1998). Dalam hal ini, 27.900 MW merupakan pembangkit

skala kecil yang menghasilkan listrik 115 TWh/tahun. Di eropa barat, pembangkit listrik

10

Page 11: makalah Plta

tenaga air berkontribusi sebesar 520 TWh listrik pada tahun 1998, atau sekitar 19% dari

energi listrik di Eropa (sehingga menghindari emisi dari sejumlah 70 juta ton CO2 per

tahun-nya). Pada sejumlah negara di Afrika dan Amerika Selatan, pembangkit listrik

tenaga air merupakan sumber listrik yang menghasilkan lebih 90% kebutuhan energi

listriknya. Gambar 2 memperlihatkan pembangkitan energi listrik dari air dunia yang

meningkat secara dinamis tiap tahunnya. Di samping pembangkit listrik tenaga air yang

berkapasitas besar yang telah ada, masih terdapat ruang untuk pengembangan lebih jauh

dimana diperkirakan hanya sekitar 10% dari total potensi air di dunia yang telah

digunakan.

Gambar 2. Pembangkitan energi listrik tenaga air dunia dalam TWh [5].

Hampir semua proyek pembangkit listrik tenaga air memiliki skala yang besar,

yang biasanya didefinisikan kapasitasnya lebih besar dari 30 MW. Tabel 1

menampilkan perbandingan antara beberapa ukuran pembangkit listrik tenaga air.

Tabel 1. Kapasitas beberapa pembangkit energi listrik tenaga air

11

Page 12: makalah Plta

Air yang tersimpan dapat digunakan ketika dibutuhkan, baik secara terus-

menerus (jika ukuran reservoirnya cukup besar) atau hanya saat beban listrik sangat

dibutuhkan (beban puncak). Keuntungan dari pengaturan penyimpanan air ini tergabung

dengan kapabilitas alami dari pembangkit listrik tenaga air yang memiliki respon yang

cepat dalam ukuran menit terhadap perubahan beban. Oleh karena itu, pembangkit jenis

ini sangat berharga karena memiliki pembangkitan listrik yang fleksibel untuk

mengikuti perubahan beban yang terduga maupun yang tak terduga.

Pembangkit listrik tenaga air berskala besar telah berkembang dengan baik dan

digunakan secara luas. Di perkirakan bahwa 20% hingga 25% dari potensi air skala

besar di dunia telah dikembangkan. Pembangkit listrik tenaga air skala besar merupakan

sumber energi terbarukan yang paling diinginkan berdasarkan ketersediaan dan

fleksibilitas dari sumber energinya. Pada tahun 2008 telah dibangun proyek Three

Gorges Dam yaitu PLTA dengan skala 22.5 GW dengan membendung sungai Yangtse

di Cina dan merupakan PLTA terbesar di dunia saat ini. Pembangunan PLTA berskala

besar membutuhkan biaya awal yang besar sementara biaya operasinya sangat kecil. Hal

ini berbeda dengan pembangkit listrik berbahan bakar fosil seperti batu bara dan diesel.

Di Indonesia terdapat banyak sekali potensi air yang masih belum dimanfaatkan.

Seperti sungai-sungai besar maupun kecil yang terdapat di berbagai daerah. Hal ini

merupakan peluang yang bagus untuk pengembangan energi listrik di daerah khususnya

daerah yang belum terjangkau energi listrik. Pengembangan dapat dilakukan dalam

bentuk mikrohidro ataupun pikohidro yang biayanya relatif kecil.

1.3 TUJUAN MAKALAH

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mempelajari Pembangkit Listrik Tenaga Air secara teori

2. Merupakan tugas studi dari dosen pengampu

12

Page 13: makalah Plta

3. Sebagai bahan pembelajaran dan pengajaran bagi pihak-pihak yang

membutuhkan informasi tentang Pembangkit Listrik Tenaga Air secara teori

13

Page 14: makalah Plta

BAB II

TINJAUAN PUASTAKA

2.1 SEJARAH PLTA

Tenaga air telah dimanfaatkan orang-orang zaman dahulu terutama untuk

menumbuk gandum atau dimanfaatkan keperluan lainnya. Baru pada pertengahan 1770-

an, insinyur Perancis, Bernard Forest de Belidor, memublikasikan buku yang berjudul

Architecture Hydraulique.

Hydropower lebih dikenal di Indonesia dengan sebutan Pembangkit Listrik

Tenaga Air (PLTA). Pembangkit tersebut menghasilkan tenaga listrik dengan

menfaatkan kekuatan gravitasi dari air terjun atau arus air. PLTA ini termasuk bentuk

energi terbarukan (renewable energy) yang digunakan secara luas. Dibandingkan

pembangkit listrik tipe lain, PLTA tergolong pembangkit yang tidak menghasilkan

limbah secara langsung.

Kelebihan lain adalah level emisi gas rumah kaca karbondioksida (CO2) dari

PLTA yang sangat rendah dibandingkan dengan pembangkit yang menggunakan bahan

bakar dari fosil.

Dengan besarnya keuntungan tersebut, banyak negara membangun PLTA untuk

memenuhi kebutuhan listrik mereka.

Data 2006 menunjukkan bahwa kapasitas PLTA yang tersebar di seluruh dunia idengan

777 GWe telah mampu memasok 2.998 TWh. Artinya, hampir 20% kebutuhan listrik

dunia berasal dari PLTA atau sekitar 88% sumber energi terbarukan berasal dari

pemanfaatan tenaga air.

14

Page 15: makalah Plta

Namun sejumlah pertanyaan muncul, sejak kapan sebenarnya PLTA itu berdiri?

Tenaga air telah dimanfaatkan orangorang kuno terutama untuk menumbuk gandum

atau dimanfaatkan keperluan lainnya. Tetapi pada pertengahan 1770-an, seorang

insinyur Perancis, Bernard Forest de Belidor, memublikasikan buku yang berjudul

Architecture Hydraulique.

Dalam buku itu, dia menjelaskan tentang mesin hidrolik aksis vertikal dan

horizontal.

Selanjutnya pada abab ke-19, generator elektrik dikembangkan dan kini dikombinasikan

dengan mesin hidrolik.

Permintaan meningkat seiring Revolusi Industri yang mendorong pembangunan.

Tepat pada 1878, untuk pertama kalinya di dunia dibangun rumah pembangkit

hydroelectricity dengan nama Cragside di Northumberland, Inggris. Tiga tahun

kemudian atau tepatnya pada 1881, pusat Pembangkit Listrik Tenaga Air, Schoelkopf

Power Station No 1 dekat Niagara Falls, Amerika Serikat (AS).

Setelah itu, beberapa PLTA dibangun. Pembangkit listrik hidroelektrik Edison

atau diberi nama Vulcan Street Plant beroperasi pada 30 September 1882 dengan

kapasitas 12,5 kilowatt di Appleton, Winconsin, AS. Sampai 1886,sebanyak 45

Pembangkit Listrik Tenaga Air dibangun di AS dan Kanada. Bahkan memasuki 1889,

PLTA tumbuhdengan cepat dan saat itu AS memiliki 200 PLTA.

Pada awal abad ke-20, banyak PLTA skala kecil dibangun perusahaan komersial

di daerah pegunungan dekat area metropolitan. Kota Grenoble, Prancis pun untuk

pertama kalinya menggelar pameran bertajuk ‘International Exhibition of

Hydropower and Tourism’ yang didatangi jutaan pengunjung. Selanjutnya, pada

1920, sebanyak 40% pembangkit di AS merupakan PLTA hingga mendorong

pemerintah membuat Federal Power Act yang dijadikan undang-undang dan dasar

hukum. Federal Power Act mengatur pembentukan Komisi Pembangkit Federal yang

bertugas mengatur PLTA di sumber air dan tanah negara bagian. Ketika skala PLTA

kian besar, bendungan dari pembangkit dikembangkan bukan hanya untuk memenuhi

kebutuhan listrik, tetapi termasuk mengendalikan banjir, irigasi, dan navigasi. Seiring

dengan begitu bermanfaatnya PLTA untuk memenuhi bermacam kebutuhan, pemerintah

negara bagian pun menggelontorkan anggaran untuk pembangunan PLTA skala besar

15

Page 16: makalah Plta

dan PLTA dimiliki pemerintah. Pada 1933, dibangun PLTA Tennessee Valley Authorty

dan Bonneville Power Administration pada 1937.

Taganya itu, Biro Reklamasi AS yang bertanggung jawab terhadap irigasi

wilayah barat AS juga membangun PLTA besar pada 1928 dengan nama Hoover Dam

(Bendungan Hoover). Para insinyur dari Korps Angkatan Darat AS juga terlibat dalam

pengembengan PLTA dengan turut mendukung penuntasan pembangunan Bendungan

Bonneville pada 1937 yang sebelum dikenal sebagai pusat pengendali banjir utama.

Pengembangan PLTA terus berlanjut sepanjang abad ke-20. Bahkan sebutan

hydropower diberi nama white coal (batu bara putih) karena sebelumnya banyak

pembangkit listrik yang mengandalkan bahan baku batu bara. Tepat pada 1936,PLTA

Bendungan Hoover dengan kapasitas 1.345 MW menjadi PLTA pertama terbesar di

dunia. Memasuki 1942 dibangun PLTA Grand Coulee Dam dengan kapasitas lebih

besar atau 6809 MW.

Pengembangan PLTA terus merambah ke benua lain dan masuk ke benua

Afrika. Pada 1984, pemerintah Afrika Selatan meresmikan PLTA Bendungan Itaipu dan

menghasilkan 14.000 MW. Namun ‘Negara Tirai Bambu’ membuat

kejutan pada 2008 dengan meresmikan PLTA Bendungan Three Gorges dengan

kapasitas 22.500 MW.

Sejak itu, sejumlah negara seperti Norwegia, Republik Demokrasi Kongo,

Paraguay, dan Brazil juga mengembangkan PLTA yang mampu memenuhi kebutuhan

listrik di negara mereka hingga 85%.Sejarah PLTA di Tanah Air dimulia pada 1917,

Biro Tenaga Air (Waterkraht burean) di bawah Jawatan Perkeretaapian Negara (Steratz

foorwegen) dari perusahaan negara (Gouvemementsbedrijven) diubah kedudukannya

menjadi Jawatan Tenaga Air dan Listrik (Dienstvoor Waterkracht in Electriciteit).

Dengan begitu, jawatan tersebut mulai bergerak dalam pengembangan kelistrikan

hingga penggunaan secara ekonomis dari sumber-sumber tenaga air tersedia.

Jawatan tersebut tak hanya mengurus pemberian lisensi-lisensi untuk tenaga air

dan listrik, tetapi juga mengawasi pula kesamaan instalasi - instalasi listrik di seluruh

Indonesia. Pada 1906, PLTA Pakar dengan sumber air dari sungai Cikapundung dengan

kekuatan 800 KW diresmikan. PLTA tersebut dikelola Maskapai listrik Bandung

16

Page 17: makalah Plta

(Bandungte Electriciteits Masatsehappij) dan dapat dianggap sebagai pengolahan

pertama untuk pemberian energi listrik dengan penggunaan tenaga air.

Pada 1920 didirikan Perusahaan Listrik Umum Bandung sekitarnya

(Electriciteitsbederjif Bandung en omstreken, singkatnya GEBEO), dengan modal dari

pemerintah dan swasta. Kemudian, maskapai tersebut ambil alih PLTA Pakar di

Bandung dan PLTA Cijedil (2x174 KW dan 2x220 KW) di Cianjur. Selanjutnya

bekerjasama dengan perusahaan listrik negara untuk memasok listrik kepada

masyarakat. Direksi bagian swasta dipegang oleh perusahaan swasta NV Maintz & Co.

Pada 1934, Dienstvoor Waterkraht an Electriciteit diubah menjadi Electriciteitswezen

(Kelistrikan) singkatnya E.W.

Perusahaan Tenaga Air Negara

Dataran Tinggi Bandung (Landiswaterkrachtbedijf Bandung en) mempunyai dua

grup PLTA-PLTA, yaitu Bengkok (3x1050 KW) dan Dago (1x 700KW) pada 1923

dengan menggunakan sumber air dari Sungai Cikapundung, selanjutnya Plengan

(3x1050 KW (1923), ditambah 2000 KW (1962) dan Lamajan dengan kapasitas 2x6400

KW (1924), dan ditambah 6400 KW pada 1933 dengan sumber air Sungai Cisangkuy

dan Cisarua. Sebagai cadangan air untuk musin kemarau dibangun situ Cileunca (9,89

Juta M3 air) pada 1922 dan Cipanunjang (21,8 Juta M3 air) pada 1930. Untuk mencapai

jumlah banyaknya air seperti tersebut, maka bendungan Pulo, Playangan dan

Cipanunjang' dipertinggi pada 1940, sedangkan situ-situnya mendapat tambahan air dari

sungai-sungai sekitarnya.

Dari PLTA Plengan dibangun jalur transmisi 30 KV sepanjang 80 Km ke GI-GI

Sumadra, Garut dan Singaparna untuk menghantarkan tenaga listrik ke bagian Priangan

Timur. Selanjutnya dari GI Kiaracondong dibangun jalur transmisi 30 KV ke GI

Rancaekek hingga Sumedang ke Priangan Utara - Timur dan kemudian hingga PLTA

Parakan. Kini tegangan Dari PLTA Lamajan pada 1928 dibangun jalur transmisi 30 KV

(kemudian 70 KV) ke GI Padalarang, Purwakarta dan Kosambi untuk daerah Priangan

Barat dan pada tahun 1966 dari Kosambi ke Cawang. Di tahun 1920 dibangun PLTU

Dayeuhkolot (2x750 KW) untuk keperluan pemancar radio ke luar negeri, namun pada

1940 dibongkar dan kemudian

17

Page 18: makalah Plta

menjadi PLTD Dayeuhkolot (2x550 KW). Kini seluruhnya telah tiada dan bangunan

menjadi GI Dayeuhkolot, gudang, dan bengkel Dayeuhkolot yang sudah ada duluan.

Pada 1928 dibangun Central Electriciteit Laboratorium, singkat CEL di komplek

Sekolah Tinggi Tinggi (Technische Hooge School), yang meliputi pekerjaan testing dan

perbaikan peralatan listrik. Kini CEL telah diserahkan kepada Institut Tehnologi

Bandung (ITB ).

Pada 1962 beroperasi PLTA Cikalong (3 x 6400 KW) bekerja paralel dengan PLTA-

PLTA yang telah ada. Kini Sektor Priangan mempunyai 4 Gardu Induk utama yaitu: GI

North di Utara, GI Cigereleng di Selatan, GI Cibeurem di Barat dan GI Sukamiskin di

Timur.

Sektor Cirebon

Berhubungan dengan rencana pembangunan PLTA Parakan (4x2500KW) di

tahun 1939 didirikan Perusahaan Tenaga Air Negara Cirebon (Lanbswaterkrachtbedrijf

Cirebon). Kota Cirebon dan sekitarnya dahulu mendapat energi listrik dari PLTD

Kebonbaru kepunyaan maskapai Gas Hindia Belanda (Nederland Indische Gas

Maatsekapij, singkatnya N.I.E.M).

Setelah PLTA Parakan beroperasi di tahun 1957, maka PLTD Kebonbaru praktis

bersifat standby. Kini di Sektor Cirebon pada tahun 1982 beroperasi PLTG Sunyaragi

(2x25,125 KW).

Perusahaan Tenaga Air Negara Jawa Barat

Perusahaan ini mempunyai PLTA Ubrug (2x5400 KW) di tahun 1924 ditambah

dengan 1x6300 KW di tahun lima puluhan dan PLTA Kracak (2x5500 KW) di tahun

1929, kemudian ditambah dengan 1x5500 KW. Kedua PLTA tersebut dengan

perantaraan transmisi 70 kV dihubungkan bersama ke GI di Bogor dan dari sini

dihantarkan dengan lin transmisi 70 kV ke Jakarta dengan GI-GI Cawang, Muster

Cornelis (Jatinegara), Weltercoler (Gambir), dan Ancol. PLTU Gambir di pinggir kali

Ciliwung adalah kepunyaan Maskapai Gas Hindia Belanda (NIGM) dan merupakan

sentral uap pertama yang dibangun tahun 1897 untuk Jakarta dan sekitarnya. Pada 1931,

sentral uap tersebut (3200 + 3000 + 1350 KW) diambil alih dan kini tidak ada lagi.Dari

18

Page 19: makalah Plta

PLTA Ubrug pada 1926 dibangun jalur transmisi 30 KV ke GI Lembursitu sepanjang

16 km untuk Sukabumi dan sekitarnya. Dari PLTA Kracak pada 1931 dibangun jalur

transmisi 30 kV sepanjang 57 km untuk Rangkasbitung dan sekitarnya. PLTA Ubrug

dan PLTA Kracak kini termasuk Sektor Bogor yang didirikan di tahun 1946. Sentral-

sentral tambahan setelah perang dunia II, adalah PLTD Karet (12x1000 KW), PLTD

Ancol (12x1000 KW), yang dua-duanya tak beroperasi lagi karena rusak, selanjutnya

PLTD Senayan (8x2500 KW), yang sebagian mesin-mesinnya telah rusak dan sisanya

selalu stand by, tahun 1961 PLTU Priok (2x25 + 2x50 MW) tahun 1962, PLTU Muara

karang dan PLTG Pulo Gadung yang masing-masing beroperasi penuh.

PLTA Jatiluhur (6 x 25 MW) pada 1964 yang mempunyai status otorita,

memberi energi listrik via jalur transmisi 150 kV ke Bagian Timur dengan GI

Cigereleng dan via lin transmisi 150 kV ke Bagian Barat dengan GI Cawang. Kemudian

PLTA Saguling (4 x 175 MW) yang beroperasi pada 1986.

2.2 KONTRUKSI / BAGIAN PLTA

2.2.1 Bendungan

berfungsi menaikkan permukaan air sungai untuk menciptakan tinggi jatuh air. Selain

menyimpan air, bendungan juga dibangun dengan tujuan untuk menyimpan energi.

Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi

waduk, danau, atau tempat rekreasi. Bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air

ke sebuah Pusat Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang

disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau

berkelanjutan. Jenis bendungan antara lain:

1. Bendungan Beton

a) Bendungan Gravitasi

b) Bendungan Busur

c) Bendungan Rongga

19

Page 20: makalah Plta

2. Bendungan Urugan

a) Bendungan Urugan Batu

b) Bendungan Tanah

3. Bendungan Kerangka Baja

4. Bendungan Kayu

Gambar 3.Bendungan

2.2.2 Turbine

berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. gaya jatuh

air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin air kebanyakan

seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk memutar baling-

baling digantikan air untuk memutar turbin. Selanjutnya turbin merubah energi kenetik

yang disebabkan gaya jatuh air menjadi energi mekanik. Turbin merupakan peralatan

yang tersusun dan terdiri dari beberapa peralatan suplai air masuk turbin, diantaranya

sudu (runner), pipa pesat (penstock), rumah turbin (spiral chasing), katup utama (inlet

valve), pipa lepas (draft tube), alat pengaman, poros, bantalan (bearing), dan distributor

listrik. Menurut momentum air turbin dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin

reaksi dan turbin impuls. Turbin reaksi bekerja karena adanya tekanan air, sedangkan

turbin impuls bekerja karena kecepatan air yang menghantam sudu.

20

Page 21: makalah Plta

Prinsip Kerja Turbin Reaksi yaitu Sudu-sudu (runner) pada turbin francis dan

propeller berfungsi sebagai sudu-sudu jalan, posisi sudunya tetap (tidak bisa

digerakkan). Sedangkan sudu-sudu pada turbin kaplan berfungsi sebagai sudu-sudu

jalan, posisi sudunya bisa digerakkan (pada sumbunya) yang diatur oleh servomotor

dengan cara manual atau otomatis sesuai dengan pembukaan sudu atur. Proses

penurunan tekanan air terjadi baik pada sudu-sudu atur maupun pada sudu-sudu jalan

(runner blade). Prinsip Terja Turbin Pelton berbeda dengan turbin rekasi Sudu-sudu

yang berbentuk mangkok berfungsi sebagai sudu-sudu jalan, posisinya tetap (tidak bisa

digerakkan).

Dalam hal ini proses penurunan tekanan air terutama terjadi didalam sudu-sudu

aturnya saja (nosel) dan sedikit sekali (dapat diabaikan) terjadi pada sudu-sudu jalan

(mangkok-mangkok runner).Air yang digunakan untuk membangkitkan listrik bisa

berasal dari bendungan yang dibangun diatas gunung yang tinggi, atau dari aliran sungai

bawah tanah. Karena sumber air yang bervariasi, maka turbin air didesain sesuai dengan

karakteristik dan jumlah aliran airnya. Berikut ini merupakan berbagai jenis turbin yang

biasa digunakan untuk PLTA.

Bagian-Bagian Secara Umum Turbin

a) Rotor yaitu bagian yang berputar pada sistem yang terdiri dari :

- Sudu-sudu berfungsi untuk menerima beban pancaran yang disemprotkan

Oleh nozzle.

- Poros berfungsi untuk meneruskan aliran tenaga yang berupa gerak putar\

yang dihasilkan oleh sudu.

- Bantalan berfungsi sebagai perapat-perapat komponen-komponen dengan

tujuan agar tidak mengalami kebocoran pada sistem.

b) stator yaitu bagian yang diam pada sistem yang terdiri dari :

- Pipa pengarah/nozzle berfungsi untuk meneruskan alira fluida 21

Page 22: makalah Plta

sehinggatekanan dan kecepatan alir fluida yang digunakan di dalam

sistem besar.

- Rumah turbin berfungsi sebagai rumah kedudukan komponen komponen dari

turbin.

Jenis-Jenis Turbin Air

1) Turbin Pelton

Gambar 4.Turbin Pelton

A.Keuntungan turbin pelton

a) Daya yang dihasilkan besar.

b) Konstruksi yang sederhana.

c) Mudah dalam perawatan.

d) Teknologi yang sederhana mudah diterapkan di daerah yang terisolir.

B.Kekurangan

a) Karena aliran air berasal dari atas maka biasanya reservoir air atau bendungan

air, sehingga memerlukan investasi yang lebih banyak.

b) Turbin pelton digolongkan ke dalam jenis turbin impuls atau tekanan sama.

Karena selama mengalir di sepanjang sudu-sudu turbin tidak terjadi penurunan

22

Page 23: makalah Plta

tekanan, sedangkan perubahan seluruhnya terjadi pada bagian pengarah

pancaran atau nosel.

c) Energi yang masuk ke roda jalan dalam bentuk energi kinetik. Pada waktu

melewati roda turbin, energi kinetik dikonversikan menjadi kerja poros dan

sebagian kecil energi terlepas dan sebagian lagi digunakan untuk melawan

gesekan dengan permukaan sudu turbin.

2) Turbin Turgo

Gambar 5.Turbin Turgo

Turbin turgo Dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin pelton turbin

turgo merupakan turbin impulse, tetapi sudunya berbeda keuntungan kerugian juga

sama.

3) Turbin Crossflow

23

Page 24: makalah Plta

Gambar 6.Turbin Crossflow

Turbin Cross-Flow adalah salah satu turbin air dari jeis turbin aksi  (impulse

turbine).

Pemakaian jenis Turbin Cross-Flow lebih menguntungkan dibanding dengan

pengunaan kincir air maupun jenis turbin mikro hidro lainnya. Penggunaan turbin

ini untuk daya yang sama dapat menghemat biaya pembuatan penggerak mula

sampai 50 % dari penggunaan kincir air dengan bahan yang sama. Penghematan ini

dapat dicapai karena ukuran Turbin Cross-Flow lebih kecil dan lebih kompak

dibanding kincir air.

4) Turbin francis

Gambar 7.Turbin Francis

Turbin Francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang diantara

sumber air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di bagian

keluar.  Turbin Francis menggunakan sudu pengarah. Sudu pengarah mengarahkan

air masuk secara tangensial. 

Turbin francis bekerja dengan memakai proses tekanan lebih. Pada waktu air

masuk ke roda jalan, sebagian dari enrgi tinggi jatuh telah bekerja di dalam sudu

pengarah diubah sebagai kecepatan air masuk. Sisa energi tinggi jatuh dimanfaatkan

dalam sudu jalan, dengan adanya pipa isap memungkinkan energi tinggi jatuh

bekerja di sudu jalan dengan semaksimum mungkin. Turbin yang dikelilingi dengan

sudu pengarah semuanya terbenam dalam air. Air yang masuk kedalam turbin

24

Page 25: makalah Plta

dialirkan melalui pengisian air dari atas turbin (schact) atau melalui sebuah rumah

yang berbentuk spiral (rumah keong). Semua roda jalan selalu bekerja. Daya yang

dihasilkan turbin diatur dengan cara mengubah posisi pembukaan sudu pengarah.

Pembukaan sudu pengarah dapat dilakuakan dengan tangan atau dengan pengatur

dari oli tekan(gobernor tekanan oli), dengan demikian kapasitas air yang masuk ke

dalam roda turbin bisa diperbesar atau diperkecil. Pada sisi sebelah luar roda jalan

terdapat tekanan kerendahan (kurang dari 1 atmosfir) dan kecepatan aliran yang

tinggi. Di dalam pipa isap kecepatan alirannya akan berkurang dan tekanannya akan

kembali naik sehingga air bisa dialirkan keluar lewat saluran air di bawah dengan

tekanan seperti keadaan sekitarnya.

2.2.3 Generator

Gambar 8.Generator

Dihubungkan dengan turbin melalui gigi-gigi putar sehingga ketika baling-

baling turbin berputar maka generator juga ikut berputar. Generator selanjutnya

merubah energi mekanik dari turbin menjadi energi elektrik. Generator di PLTA bekerja

seperti halnya generator pembangkit listrik lainnya. Putaran rotor dipengaruhi oleh

frekuensi dan jumlah pasang kutub pada rotor, sesuai dengan persamaan: Generator

listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanis.

Generator terdiri leh kawat dan dipasang secara melingkar sehingga membentuk 9

25

Page 26: makalah Plta

pasang kutub utara dan selatan. Jika kutub ini dialiri arus eksitasi dari Automatic

Voltage Regulator (AVR), maka akan timbul magnet. Rotor terletak satu poros dengan

turbin, sehingga jika turbin berputar maka rotor juga ikut berputar. Magnet yang

berputar memproduksi tegangan di kawat setiap kali sebuah kutub melewati “coil” yang

terletak di stator. Lalu tegangan inilah yang kemudian menjadi listrik. Agar generator

bisa menghasilkan listrik, ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu:

1.Putaran

η = 60 . f / P

dimana:

η : putaran

f : frekuensi

P : jumlah pasang kutub

Jumlah kutub pada rotor di PLTA Saguling sebanyak 9 pasang, dengan frekuensi

system sebesar 50 Hertz, maka didapat nilai putaran rotor sebesar 333 rpm.

2.Kumparan

Banyak dan besarnya jumlah kumparan pada stator mempengaruhi besarnya daya listrik

yang bisa dihasilkan oleh pembangkit

3.Magnet

Magnet yang ada pada generator bukan magnet permanen, melainkan dihasilkan dari

besi yang dililit kawat. Jika lilitan tersebut dialiri arus eksitasi dari AVR maka akan

timbul magnet dari rotor.

Sehingga didapat persamaan:

E = B . V . L

Dimana:

E : Gaya elektromagnet

B : Kuat medan magnet

V : Kecepatan putar

26

Page 27: makalah Plta

L : Panjang penghantar

Dari ketiga hal tersebut, yang bernilai tetap adalah putaran rotor dan kumparan,

sehingga agar beban yang dihasilkan sesuai, maka yang bisa diatur adalah sifat

kemagnetannya, yaitu dengan mengatur jumlah arus yang masuk. Makin besar arus

yang masuk, makin besar pula nilai kemagnetannya, sedangkan makin kecil arus yang

masuk, makin kecil pula nilai kemagnetannya.

Menurut jenis penempatan thrust bearingnya, generator dibedakan menjadi empat,

yaitu:

1. Jenis biasa – thrust bearing diletakkan diatas generator dengan dua guide

bearing.

2. Jenis Payung (Umbrella Generator) – thrust bearing dan satu guide bearing

diletakkan dibawah rotor.

3. Jenis setengah payung (Semi Umbrella Generator) – kombinasi guide dan thrust

bearing diletakkan dibawah rotor dan second guide bearing diletakkan diatas

rotor.

4. Jenis Penunjang Bawah – thrust bearing diletakkan dibawah coupling.

Generator yang digunakan di Saguling adalah jenis Setengah Payung.

2.2.4 Jalur Transmisi

berfungsi menyalurkan energi listrik dari PLTA menuju rumah-rumah dan pusat

industri.

2.2.5 Pipa pesat (penstock)

berfungsi untuk menyalurkan dan mengarahkan air ke cerobong turbin. Salah

satu ujung pipa pesat dipasang pada bak penenang minimal 10 cm diatas lantai dasar

bak penenang. Sedangkan ujung yang lain diarahkan pada cerobong turbin. Pada bagian

pipa pesat yang keluar dari bak penenang, dipasang pipa udara (Air Vent) setinggi 1 m

diatas permukaan air bak penenang. Pemasangan pipa udara ini dimaksudkan untuk

mencegah terjadinya tekanan rendah (Low Pressure) apabila bagian ujung pipa pesat

tersumbat. Tekanan rendah ini akan berakibat pecahnya pipa pesat. Fungsi lain pipa

27

Page 28: makalah Plta

udara ini untuk membantu mengeluarkan udara dari dalam pipa pesat pada saat start

awal PLTMH mulai dioperasikan. ½ inch.Diameter pipa udara ± .

2.3 PRINSIP KERJA PLTA

Pada prinsipnya PLTA mengolah energi potensial air diubah menjadi energi kinetis

dengan adanya head, lalu energi kinetis ini berubah menjadi energi mekanis dengan

adanya aliran air yang menggerakkan turbin, lalu energi mekanis ini berubah menjadi

energi listrik melalui perputaran rotor pada generator. Jumlah energi listrik yang bisa

dibangkitkan dengan sumber daya air tergantung pada dua hal, yaitu jarak tinggi air

(head) dan berapa besar jumlah air yang mengalir (debit).

Untuk bisa menghasilkan energi listrik dari air, harus melalui beberapa tahapan

perubahan energi, yaitu:

2.3.1    Energi Potensial

Energi potensial yaitu energi yang terjadi akibat adanya beda potensial, yaitu

akibat adanya perbedaan ketinggian.

Besarnya energi potensial yaitu:

Ep = m . g . h

Dimana:

Ep : Energi Potensial

m : massa (kg)

g : gravitasi (9.8 kg/m2)

h : head (m)

2.3.2    Energi Kinetis

Energi kinetis yaitu energi yang dihasilkan akibat adanya aliran air sehingga

timbul air dengan kecepatan tertentu, yang dirumuskan:

Ek = 0,5 m . v . v

Dimana:

Ek : Energi kinetis28

Page 29: makalah Plta

m : massa (kg)

v : kecepatan (m/s)

2.3.3 Energi Mekanis

Energi mekanis yaitu energi yang timbul akibat adanya pergerakan turbin.

Besarnya energi mekanis tergantung dari besarnya energi potensial dan energi kinetis.

Besarnya energi mekanis dirumuskan:

Em = T . ω . t

Dimana:

Em : Energi mekanis

T : torsi

Ω : sudut putar

T : waktu (s)

2.3.4   Energi Listrik

Ketika turbin berputar maka rotor juga berputar sehingga menghasilkan energi

listrik sesuai persamaan:

El = V . I . t

Dimana:

El : Energi Listrik

V : tegangan (Volt)

I : Arus (Ampere)

T : waktu (s)

2.4 CARA KERJA PLTA

Aliran sungai dengan sejumlah anak sungainya dibendung dengan sebuah Dam.

Airnya ditampung dalam waduk yang kemudian dialirkan melaui Pintu Pengambilan

29

Page 30: makalah Plta

Air (Intake Gate) yang selanjutnya masuk ke dalam Terowongan Tekan (Headrace

Tunnel). Sebelum memasuki Pipa Pesat (Penstock), air harus melewati Tangki Pendatar

(Surge Tank) yang berfungsi untuk mengamankan pipa pesat apabila terjadi tekanan

kejut atau tekanan mendadak yang biasa disebut sebagai pukulan air (water hammer)

saat Katup Utama (Inlet Valve) ditutup seketika. Setelah Katup Utama dibuka, aliran air

memasuki Rumah Keong (Spiral Case). Aliran air yang bergerak memutar Turbin dan

dari turbin, air mengalir keluar melalui Pipa Lepas (Draft Tube) dan selanjutnya

dibuang ke Saluran Pembuangan (Tail Race). Poros turbin yang berputar tersebut

dikopel dengan poros Generator sehingga menghasilkan energi listrik. Melalui Trafo

Utama (Main Transformer), energi listrik disalurkan melewati Saluran Udara Tegangan

Tinggi (SUTT) 70 kV ke konsumen melalui Gardu Induk.

Komponen – kompnen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan transmisi.

Dam berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin memerlukan

pasokan air yang cukup dan stabil. Selain itu dam juga berfungsi untuk pengendalian

banjir. contoh waduk Jatiluhur yang berkapasitas 3 miliar kubik air dengan volume

efektif sebesar 2,6 miliar kubik.

Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik.

gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin air

kebanyakan seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk

memutar baling-baling digantikan air untuk memutar turbin. Perputaran turbin ini di

hubungkan ke generator. Turbin terdiri dari berbagai jenis seperti turbin Francis,

Kaplan, Pelton, dll.

Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox.

Memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam generator

sehingga terjadi pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC.

Travo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC) agar listrik

tidak banyak terbuang saat dialirkan melalui transmisi. Travo yang digunakan adalah

travo step up.

Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah – rumah atau industri.

Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan lagi dengan travo step down.

30

Page 31: makalah Plta

2.5 Sistem Pemeliharaan Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

2.5.1 Pengertian pemeliharaan

Pemeliharaan atau sering disebut maintenance adalah suatu tindakan teknis,

adminstrasi dan finansial yang ditujukan untuk mempertahankan dan atau

mengembalikan agar sesuatu (misal generator pembangkit) kembali pada unjuk kerja

seperti pada saat performance test.

Prinsip dasar pemeliharaan didasarkan pada:

a. Time based maintenance (pemeliharaan berdasarkan waktu)

b. Condition base maintenance (pemeliharaan berdasarkan kondisi atau keadaan)

Pada pelaksanaannya, kedua prinsip tersebut kebanyakan digabungkan dan selalu

dikaitkan dengan efisiensi dan efektivitas, terutama jika menyangkut masalah

biaya.Yang menjadi pertimbangan lain pada pemeliharaan adalah masalah prediksi

maintenance dan pemeliharaan ke tiga.

2.5.2 Pemeliharaan rutin

Pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan yang dilakukan pada waktu atau frekuensi

kurang dari 1 (satu) tahun.Sesuai rentang waktu dan lingkup pekerjaannya, pada

pemeliharaan

rutin dapat dikelompokkan menjadi 4 macam, yaitu:

1) Pemeliharaan Harian

Pemeliharaan harian, antara lain meliputi: memantau parameter dan kondisi

selama operasi, pembersihan, melakukan tindakan ringan setelah memeriksa

kondisi operasi, dan lain-lain yang dilakukan setiap hari.

2) Pemeliharaan Mingguan

Pada pemeliharaan mingguan, kegiatan yang dilakukan antara lain

mengulang pemeliharaan harian, dilanjutkan pada pemeriksaan Grease

Lubrucation, pembersihan filter-filter, dan cooler sesuai kebutuhan.

3) Pemeliharaan Bulanan

Pada pemeliharaan bulanan merupakan kegiatan yang mengulang pekerjaan

pemeliharaan harian, mingguan dan melakukan perbaikan yang diperlukan.31

Page 32: makalah Plta

4) Pemeliharaan Triwulan

Pada pemeliharaan Triwulan merupakan kegiatan yang mengulang pekerjaan

pemeliharaan bulanan yang harus dilakukan sesuai dengan instruksi pada

manual dan maintenance book.

2.5.2 Pemeliharaan Perodik

Pemeliharaan periodik atau berkala yang dilakukan berdasarkan jumlah jam operasi

mesin. Pemeliharaan periodik dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Anual Inspection (AI)

Pemeliharaan yang dilakukan sekali dalam setahun, pada umumnya mesin

jumlah jam operasinya mencapai 6.000 jam sampai dengan 8.000 jam (dihitung sejak

mesin atau alat

beroperasi baru atau sejak overhoal).

2) General Inspection (GI)

Pemeliharaan dilakukan jika jumlah jam operasi telah mencapai 20.000 (dua

puluh ribu) jam terhitung sejak mesin beroperasi baru atau sejak overhoal.

3) Mayor Overhoal (MO)

Pemeliharaan dilakukan jika jumlah jam operasi telah mencapai 40.000 (empat

puluh ribu) jam, terhitung sejak mesin beroperasi baru atau sejak mesin overhoal.

32

Page 33: makalah Plta

BAB III

PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan

dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena

terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya

dengan judul makalah.

Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran

yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan

makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi

penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

3.1 Kesimpulan

Komponen – kompnen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan transmisi.

Dam berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin memerlukan

pasokan air yang cukup dan stabil. Selain itu dam juga berfungsi untuk pengendalian

banjir. contoh waduk Jatiluhur yang berkapasitas 3 miliar kubik air dengan volume

efektif sebesar 2,6 miliar kubik.

Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik.

gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin air

kebanyakan seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk

memutar baling-baling digantikan air untuk memutar turbin. Perputaran turbin ini di

hubungkan ke generator. Turbin terdiri dari berbagai jenis seperti turbin Francis,

Kaplan, Pelton, dll.33

Page 34: makalah Plta

Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox.

Memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam generator

sehingga terjadi pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC.

Travo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC) agar listrik

tidak banyak terbuang saat dialirkan melalui transmisi. Travo yang digunakan adalah

travo step up.

Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah – rumah atau

industri.Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan lagi dengan travo step

down.

3.2 Saran

Agar dilakukan studi secara langsung di lapangan. Agar data-data yang

dibutuhkan lebih akurat. Bisa dilakukan peneliian terhadap PLTA yang da di Indonesia

34

Page 35: makalah Plta

DAFTAR PUSTAKA

Sejarah Hydropower dari Perancis hingga Indonesia.http://www.listrikindonesia.com/

Diakses pada tanggal 16.03.2013

*) gambar ilustrasi PLTA diambil dari http://bulgarian.ibox.bg/news/id_799478867

Diakses pada tanggal 16.03.2013

35