makalah pleno
-
Upload
momo-taros -
Category
Documents
-
view
72 -
download
4
Transcript of makalah pleno
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Penulis menyusun makalah ini secara seksama untuk digunakan sebaik-
baiknya bagi para mahasiswa dan masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan
tentang sistem kardiovaskular yang amat penting dalam kehidupan
manusia.Terlepas dari semua itu, penulis merasa bahwa yang telah disajikan ini
belumlah sempurna namun masih bermanfaat bagi semua.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada:
1. Tutor PBL yang banyak membantu dan memberi nasihat serta
kritikan membina sama ada secara langsung atau tidak langsung
2. Orang tua, keluarga dan teman-teman sekalian yang selalu
memberi nasehat dan informasi serta bersedia untuk berdiskusi.
3. Pihak-pihak lain yang turut membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya. Kritik dan saran yang bersifat
membangun tentu amat penulis harapkan untuk perbaikan makalah dimasa-masa
yang akan datang. Terima kasih.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..1 DAFTAR ISI…………………………………………………………...……….2
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………..….3 1.2 Tujuan Penulisan....………………………………………………………....3 1.3 Metode Penulisan...…………………………………………………………4 1.4 Identifikasi Istilah yang Tidak Diketahui.....………………………………..41.5 Rumusan Masalah...........................................................................................4 1.6 Analisis Masalah.............................................................................................51.7 Hipotesis.........................................................................................................5
BAB 2ISI2.1 Struktur Makroskopik Kardiovaskular..…………………………………....6 2.2 Struktur Mikroskopik Kardiovaskular…………………………………….18 2.3 Mekanisme Peredaran Darah....…………………………………………...26 2.4 Enzim Kardiovaskular...…………………………………………………...47
BAB 3PENUTUP………………………………………………………………….....50
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………...…….51
BAB I
2
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem kardiovaskular adalah penting dalam kehidupan manusia karena
berfungsi menghantarkan darah ke seluruh tubuh, sehingga tiap sel menerima
banyak suplai oksigen dan nutrisi. Sistem ini juga membawa sisa metabolisme
untuk dibuang melalui organ-organ eksresi. Sistem ini terdiri atas tiga
komponen utama yaitu jantung untuk memompa darah, pembuluh darah
sebagai saluran darah serta darah yang berperan sebagai media transport.
Jantung merupakan organ berongga, berotot dan berbentuk kerucut yang
berada di antara paru-paru kiri dan kanan. Fungsi darah dalam metabolisme
tubuh kita adalah mengedarkan sari-sari makanan ke seluruh tubuh,
mengedarkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, mengangkut karbon
dioksida ke paru-paru dan mengedarkan hormon. Fungsi darah ini ditunjang
oleh sistem kardiovaskular dalam tubuh manusia.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini, yaitu:
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan sistem kardiovaskular dan
bagian-bagiannya, baik secara makroskopik maupun mikroskopik.
2. Menjelaskan bagaimana mekanisme pompa jantung dan penyaluran darah
ke seluruh tubuh terjadi.
3. Menjelaskan fungsi dari darah serta enzim-enzim yang berperan dalam
sistem kardiovaskular.
1.3 Metode Penulisan
3
Adapun metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan
metode pengumpulan data dan membaca dari beberapa sumber.
1.4 Identifikasi Istilah yang Tidak Diketahui
Sinus Karotikus: Arteri karotis interna yang sedikit berdilatasi tepat setelah
percabangannya dinamakan sinus karotikus. Pada sinus karotikus terdapat
baroreseptor yang berespon terhadap perubahan tekanan darah arteri.
1.5 Rumusan Masalah
Setelah diteliti kasus yang diberikan, diskusi kelompok telah mengeluarkan
masalah yang timbul dalam skenario ini yaitu:
1. Seorang wanita merasa lemas dan jantungnya berdegub sangat cepat.
2. Hasil pemeriksaan fisik:
- Tekanan darah = 80/60 mmHg
- Denyut nadi = 150x / menit
- Pernafasan = 32x / menit
- Suhu = 35,5oC
1.6 Analisis Masalah
4
1.7 Hipotesis
Perasaan lemas dan jantung berdegub cepat diakibatkan adanya gangguan
sistem kardiovaskular.
BAB II
5
Sistem kardiovaskular
Struktur makroskopik
Struktur mikroskopik
Enzim kardiovaskular
Mekanisme peredaran darah
Jantung
Pembuluh darah
Sirkulasi darah
Listrik jantung
Elektrokardiogram (EKG)
Pompa jantung
Pengaturan Kerja Jantung
Faal pembuluh darah
PEMBAHASAN
2.1 Struktur Makroskopik Kardiovaskular
A. Mediastinum dan Pembagiaannya
Mediastinum adalah ruangan yang terletak di antara pleura mediastinalis
sinistra dan dextra. Batas-batas mediastinum :
a. Ventral : sternum
b. Dorsal : columna vertebralis
c. Lateral : pleura mediastinalis dextra dan sinistra
d. Cranial : apertura thoracis superior
e. Caudal : diafragma
Mediastinum dibagi oleh bidang khayal yang terbentang dari angulus
sternalis ke tepi bawah corpus vertebra thoracalis IV, melewati tepi atas
pericardium, menjadi 2 bagian, yaitu:
6
Gambar 1: Mediastinum.
Sumber: en.academic.rudic.nsfenwiki
a. Mediastinum Inferior
b. Mediastinum Superior
1. Bagian retrosternal :
a. Thymus
b. Vena-vena besar
- V. Anonyma ( v. Brachiocephalica) sinistra
Vena anonyma sinistra merupakan persatuan v. Jugularis interna dan v.
Subclavia sinistra yang menerima darah dari vena-vena bagian sinistra
kepala, leher dan extremitas superior. Vena naonyma sinistra akan
bersatu dengan v. Anonyma dextra untuk membentuk v. Cava superior
di posterior bagian atas manubrium sterni. Selanjutnya v. Cava
superior akan bermuara ke atrium dextrum cor.
- V. Cava superior bagian atas
2. Bangunan di tengah
a. Arcus aorta dengan ketiga cabang
- Truncus brachiocephalica
- A. Carotis communis sinistra
- A. Subclavia sinistra
b. N. Vagus
N. vagus ini sebagian terletak di mediastinum superior dan sebagian di
mediastinum posterior. N. Vagus ke dalam thorax diantara A. Carotis
communis dan v. Jugularis interna.
c. N. Phrenicus
Nervus ini berjalan diantara A.V subclavia disebelah lateral dari N. Vagus
dan berjalan disebelah lateral truncus thyreocervicalis untuk berjalan
bersama-sama dengan a. Pericardiacophrenica ke arah caudal, di sebelah
ventral radix pulmonum.
3. Bangunan pra vertebra
7
a. Oesophagus.
b. Trachea.
c. N. Recurens sinistra.
d. Ductus thoracicus.1
B. Jantung (Cor)
Jantung merupakan organ muskularis yang mempunyai rongga di dalamnya
dan berbentuk kerucut dengan ukuran sebesar kepal pemiliknya. Jantung
bersandar pada diaphragma di antara bagian inferior kedua paru dan dibungkus
oleh membran khusus yang disebut pericardium. Jantung terletak di dalam
mediastinum media pars inferior, di sebelah ventral ditutupi oleh sternum dan
cartilago costalis III-IV. Apex kerucut terlentak di inferior, anterior dan ke
sinistra. Hampir 2/3 bagian jantung terletak di sebelah sinistra bidang media.1
1. Perikardium
Perikardium merupakan kantung serofibrosa, berbentuk conus, berisi
jantung dan pangkal pembuluh darah besar. Terletak pada mediastinum, di
posterior corpus sterni dan cartilago costalis II-IV, di anterior vertebra thoracalis
V-VIII. Pericarium terdiri dari dua saccus yang berhubungan erat satu sama lain,
tetapi beda struktur, yaitu:
a. Saccus externa/pericardium fibrosa, terdiri dari jaringa ikat fibrosa.
Pericardium fibrosa ini merupakan kantung berbentuk conus, ke superior
menyempit dan melanjut sebagai lapisan luar pembuluh darah besar dan fascia
pretrachealis, ke arah inferior melekat pada centrum tendineum dan pars
muskularis diaphragma sinistra. Pericardium fibrosa mengadakan perlekatan
pada dataran posterior sternum lewat Ligamentum pericardia sternalis superior
et inferior yang berhubungan dengan ujung superior corpus sternum.
b. Saccus Intena/pericardium serosum, merupakan kantong tertutup yang
berhubungan dengan pericardium fibrosa dan didesak jantung sehingga
8
terbentuk pars parietalis dan pars visceralis, hal ini memudahkan jantung
bergerak bebas dalam pericardium fibrosum.1
2. Ruangan jantung
Jantung terdiri dari empat ruangan yaitu dua atrium dan dua ventrikel.
Atrium kiri dan kanan dipisahkan oleh septum interatriorum. Atrium kanan
terletak dalam bagian superior kanan jantung, menerima darah dari seluruh
jaringan kecuali paru. Atrium kiri terletak di bagian superior kiri jantung,
berukuran lebih kecil dari atrium kanan, tetapi dindingnya lebih tebal. Atrium kiri
juga menampung empat vena pulmonalis yang mengembalikan darah
teroksigenasi dari paru-paru.
Ventrikel pula dipisahkan oleh septum interventrikulare. Ventrikel kanan
terletak dibagian inferior kanan pada apeks jantung. Darah meningalkan ventrikel
kanan melalui truncus pulmonal dan mengalir melewati jarak yang pendek ke
paru-paru. Ventrikel kiri terletak dibagian inferior kiri pada apeks jantung. Tebal
dinding ventrikel kiri adalah tiga kali tebal dinding ventrikel kanan. Darah
meninggalkan ventrikel kiri melalui aorta dan mengalir ke seluruh bagian tubuh
kecuali paru-paru.1
3. Katup jantung
Pada bahagian dalam dinding jantung, terdapat katup-katup. Fungsi katup
adalah untuk memastikan aliran darah searah saat darah di pompa pada tekanan
yang tinggi. Katup-katup yang terdapat pada jantung adalah katup tricuspid, katup
mitral (bicuspid), katup aorta dan katup pulmonal. Katup tricuspid terletak antara
atrium kanan dan ventrikel kanan. Memiliki tiga daun katup jaringan ikat fibrosa
irregular yang dilapisi endokardium. Bagian ujung daun katup yang mengerucut
melekat pada chorda tendinae, yang melekat pada otot papilaris.
Chorda tendinae mencegah pembalikan daun katup ke arah belakang
menuju atrium. Jika tekanan darah pada atrium kanan lebih besar daripada tekanan
arah atrium kiri, daun katup tricuspid terbuka dan darah mengalir dari atrium
9
kanan ke ventrikel kanan. Jika tekanan darah dalam ventrikel kanan lebih besar
dari tekanan darah diatrium kanan, daun katup akan menutup dan mencegah aliran
balik ke dalam atrium kanan.
Katup yang lain adalah katup mitral (bicuspid). Katup ini terletak antara
atrium kiri dan ventrikel kiri. Katup ini melekat pada chorda tendinae dan otot
papilaris, fungsinya sama dengan fungsi katup tricuspid. Katup semilunar aorta
dan pulmonal pula terletak di jalur keluar ventricular jantung sampai ke aorta dan
truncus pulmonalis. Katup semilunar pulmonari terletak antara ventrikel kanan
dan truncus pulmonal. Katup semilunar aorta terletak antara ventrikel kiri dan
aorta.1,2
Jantung juga mempunyai sistem aliran darahnya sendiri yang berfungsi
memberikan bekalan darah kepada otot-otot jantung. Ianya terdiri daripada arteri
koronari kanan dan kiri. Arteri koronari kanan muncul daripada aorta dan
mengelilingi bahagian kanan lekukan atrioventrikular dan menyalurkan darah
kepada atrium kanan dan ventrikel kanan dan sebahagian pembahagi (septa)
belakang. Arteri koronari kiri juga muncul daripada aorta. Kedua arteri koroner ini
10
Gambar 2: sistem katup jantung.
Sumber: www.texasheart.org
keluar dari aorta kira-kira ½ inchi diatas katup aorta dan berjalan dipermukaan
pericardium Bahagian permulaannya arteri kiri koronari utama dan menjadi arteri
kiri bawah dan arteri sirkumfleks. Kesemuanya menyalurkan darah bahagian
atrium kiri dan ventrikel kiri dan sebahagian pembahagi depan.
Vena coronaria pula adalah untuk transport hasil metabolism. sesudah
terjadi pertukaran O2 dan CO2 di kapiler , aliran vena dari kapiler miokard
dibawa melalui vena koroner terutama sinus coronarius dan langsung masuk ke
atrium kanan dimana aliran darah vena dari seluruh tubuh akan bermuara. Tidak
terdapat katup pada vena coronaria.1
4. Cabang
pembuluh nadi
dan pembuluh balik jantung
Vena brachiocephalicus dextra dan sinistra dihasilkan dengan percantuman
vena subclavia dan vena jugularis interna di posterior sternoclavicular joints. Pada
setinggi cartilago costalis dextra I secara inferior, venae brachiocephalica ini
bercantum menghasilkan vena cava superior. Venae brachiocephalica ini
11
Gambar 3:Perdarahan jantung.
Sumber: www.texasheart.org
menerima darah daripada bahagian kepala, leher dan extremitas superior ke arah
atrium dextra.
Vena cava superior mengembalikan darah daripada struktur superior
daripada diaphragma, kecuali jantung dan paru-paru. Ia melintas secara inferior
dan berhenti setinggi cartilago costalis III, di mana ia memasuki atrium dextra
jantung.
Aorta ascendens, bermula pada aortic orifice. Cabang pada bahagian
pembuluh nadi ini cuma arteri coronaria, yang timbul daripada sinus coronarius.
Arteri coronaria terletak secara intrapericardial. Kerana ini, pembuluh nadi ini
dianggap sebagai salah satu struktur yang terletak di mediastinum media.
Arcus aorta, kesinambungan daripada aorta ascendens bermula di posterior
ligamentum sternocostalis dextra II setinggi angulus sternalis. Ia membelok secara
superior, posterior, dan ke arah kiri dan akhirnya menuju ke inferior. Lengkung ini
berakhir pada aorta descendens setinggi ligamentum sternocostalis sinistra II.
Arcus aorta memberikan cabang kepada truncus brachiocephalicus, arteri carotis
communis senistra dan arteri subclavia sinistra.
Truncus brachiocephalica, cabang pertama dan terbesar daripada arcus aorta,
timbul sejajar dengan manubrium di mana ia terletak di bahagian anterior trachea
dan posterior terhadap vena brachiocephalica sinistra. Pembuluh ini bergerak
secara posterolateral untuk mencapai bahagian kanan trachea dan membahagi
menjadi arteri subclavia dextra dan arteri carotis communis dextra.
Arteri carotis communis sinistra, cabang kedua daripada arcus aorta berjalan
sedikit posterior daripada truncus brachiocephalicus. Ia berjalan menuju anterior
kepada arteri subclavia sinistra dan trachea lalu akhirnya menuju ke arah kiri. Ia
memasuki leher dengan melintasi posterior ligamentum sternocostalis sinistra.
Vena azygos menghasilkan saluran kolateral antara vena cava superior dan
vena cava inferior dan mengambil darah daripada dinding posterior thorax dan
abdomen. Ia menaik di mediastinum posterior, melintasi bahagian kanan thoracis
12
vertebralis VIII. Pembuluh balik ini mempunyai cabang yang dinamakan vena
hemiazygos dan vena hemiazygos assesorius.
Vena cava inferior terletak di bahagian bawah atrium dextra, menerima
darah yang miskin oksigen daripada bahagian inferior badan seperti tungkai
bawah dan abdomen.1,2
B.
Vaskularisasi Extremitas Superior
1. Bahu
Pembuluh nadi terbesar dan terpenting di daerah bahu adalah A.Axillaris,
yang merupakan lanjutan A. Subclavia mulai setinggi sisi lateralis Iga I sampai di
13
Gambar 4: Jantung.
Sumber: Netter F,2003
pinggir distalis M. Pectoralis Major. Pembuluh ini di sebelah ventralis di silang
oleh M. Pectoralis Minor dan dengan demikian otot ini membagi A.Axillaris
menjadi tiga bagian,1 yaitu:
a. Bagian pertama, antara sisi lateralis iga I sampai kranial M. Pectoralis Minor.
Bagian ini mempercabangkan A.Thoracalis Suprema.
b. Bagian kedua, di posterior M. Pectoralis Minor. Bagian ini mempercabangkan
A.Thoracoacromialis.
c. Bagian ketiga, antara batas distalis M. Pectoralis minor sampai batas distalis
M. Pectoralis Major. Bagian ini mempercabangkan A.Subscapularis yang
mempercabangkan A.Thoracodorsalis dan A.Circumflexa Scapulae, serta
A.Circumflexa Humeri Anterior et Posterior.
Pembuluh balik terpenting adalah V.Axilaris yang terbentuk oleh persatuaan
Vv.Brachialis. Vena ini berjalan ke arah proximal bersama-sama dengan
A.Axillaris, di sebelah medialis arteri tersebut. Pembuluh balik dangkal pada area
ini, yaitu:
a. V.Cephalica, mula-mula berjalan dalam sulcus bicipitalis lateralis, kemudian
meleweati sulcus deltodeopectoralis dan menembus fascia pectoralis
superficialis dan fascia clavipectoralis untuk bermuara ke V.Axillaris.
b. V.Basilica, biasanya bermuara ke dalam salah satu V.Brachialis, akan tetapi
kadang-kadang bermuara lebih proximalis ke dalam V.Axillaris.
2. Lengan atas
Lanjutan A.Axillaris mulai dari sisi kaudalis M.Pectoralis Major terkenal
sebagai A.Brachialis. Cabang-cabang A.Brachialis, yaitu:
14
a. Profunda Brachii, berjalan bersama dengan N.Radialis dalam Sulcus Nervi
Radialis dan mempercabangkan:
- A.Collateralis Media untuk M.Triceps Brachii.
- A.Nutricia Humeri untuk humerus dan berakhir sebagai A.Collateralis
radialis.
b. A.Collateralis Ulnaris Superior berjalan ke arah distalis bersama-sama dengan
N.Ulnaris.
c. A.Collateralis Ulnaris Inferior memberi darah kepada otot di sekitar
epicondylus ulnaris dan mengadakan hubungan dengan rote articulare cubiti.
Pembuluh balik lengan atas dapat digolongkan menjadi pembuluh balik
dangkal, yaitu V.Basilica dan V.Cephalica; dan pembuluh balik dalam Vv.
Brachiales yang kemudian bersatu menjadi V.Axillaris.
3. Siku dan lengan bawah
Vaskularisasi pada siku oleh cabang-cabang dari A.Bracjialis, yaitu:
a. A.Radialis yang dipercabangkan di lekuk siku, lalu menuju ke arah distalis
dalam sulcus antebrachii radialis. Cabangnya adalah A.Reccurens Radialis.
b. A.Reccurens Ulnaris mengikuti M.Pronator Teres ke arah proximalis dan
mengadakan anstomosis dengan A.Collateralis Brachii Ulnaris Superior et
Inferior.
c. A.Interossea Communis bercabang menjadi A.Interossea Dorsalis dan
A.Interossea Volaris.
d. A.Ulnaris berjalan ke arah ulnaris dan distalis di bawah M.Pronator Teres
setelah mana pembuluh ini terletak antara M.Flexor Digitorum Profundus
dan M.Flexor digitorum Sublimis. Kemudian pembuluh ini terletak antara
M.Flexor Digitorum Sublimis dan M.Flexor Carpi Ulnaris dan menuju ke
pergelangan tangan.
15
Pembuluh Balik yang terletak di jaringan subkutan, yakni pembuluh
dangkal, berasal dari rete venosum dorsale manus. Di fossa cubiti V.Mediana
antebrachii bercabang dua dan tiap cabang menyalurkan darahnya masing-masing
ke dalam V.Basillica dan ke dalam V.Cephalica.
4. Tangan
Pembuluh nadi pada area tangan terdiri atas A.Radialis dan A.Ulnaris di vola
manus membentukj dua lengkung yang dikenal sebagai arcus superficialis dan
arcus volaris profundus. Arcus Volaris Superficialis dibentuk oleh A.Radialis
ramus volaris superficialis dan A.Ulnaris. dari lengkung ini mempercabangkan
tiga A.Digitales Volares Communis, tiap A.Digitales Volares Communi
mempercabangkan dua A.Digitales Propriae. Sedangkan Arcus Volaris Profundus
dibentuk oleh A.Ulnaris Ramus Profundus dan A.Radialis. cabang-cabang dari
arcus ini adalah Aa.Metecarpae Volares.
Pembuluh balik pada umumnya mengikuti pembuluh nadi. Di dorsum manus
terdapat rete venosum dorsale manus yang menampung darah darah dari Vv.
Metacarpae dorsalis dan menyalurkan darahnya melewati V.Cephalica dan
V.Basilica.1
C. Vaskularisasi Extremitas Inferior
Extremitas inferior diperdarahi oleh A.Femoralis yang merupakan lanjutan
dari A.Iliaca Externa. Setelah melewati Canalis Adductorius, A.Femoralis
selanjutnya disebut A.Poplitea. Cabang-cabang A.Femoralis, yaitu:
a. Cabang Superficialis, yaitu A.Epigastrica Superficialis, A.Circumflexa Ilium
Superficialis, dan Aa.Pudendae Externa.
16
b. Cabang Profunda, yaitu A.Profunda Femoris, cabang-cabangnya terbesar yang
memberi darah pada sebagian besar tungkai atas, yaitu A.Circumflexa Femoris
Medialis, A.Circumflexa Femoris Lateralis, dan Aa. Perforantes; A. Genus
Suprema yang dipercabangkan dalam canalis adductorius, kemudian
menembus membran vastoadductoria bagian distal; A.Poplitea yang pada
ujung distal mempercabangkan A.Tibialis Anterior yang mempercabangkan
A.Reccurens Tibialis Anterior et Posterior, serta A.Malleolaris Medialis et
Lateralis Anterior. Sedangkan A.Tibialis Posterior mempercabangkan
A.Maleolaris Medialis Posterior, Ramus Calcaneus Medialis Posterior yang
mempercabangkan A.Plantaris Medialis et lateralis, dan A.Peronea.
Pembuluh balik pada extremitas inferior di jaringan subkutan di bagian
anterior dapat diketemukan V.Saphena Magna, yang pada Fossa Ovalis
menembus Fascia Cribosa dan bermuara ke dalam V.Femoralis. Selain pembuluh
ini, terdapat pula beberapa pembuluh balik lainnya yang membelok ke dalam pada
Fossa Ovalis, yakni V.Epigastrica Superficialis, V.Circumflexa Ilium
Superficialis, V.Pudendae Externa. Masing-masing pembuluh balik ini mengikuti
perjalanan pembuluh nadi yang sesuai dengan namanya. Biasanya tiap pembuluh
nadi diikuti oleh pembuluh balik, kecuali A.Profunda Femoris dan A.Femoralis.1
2.2 Struktur Mikroskopik Kardiovaskular
A. Mikroskopis Jantung
1. Dinding jantung
Dinding Jantung, terdiri dari:
a. Endokardium, terdiri atas selapis sel endotel gepeng, yang berada di atas
selapis tipis subendotel jaringan ikat longgar yang mengandung serat
17
elastin, kolagen, dan otot polos. Yang menghubungkan endokardium
dengan miokardium adalah selapis jaringan ikat yang disebut
sudendokardium yang mengandung vena, saraf, dan sistem penghantar
impuls jantung.
b. Miokardium, Tunika yang paling tebal dari jantung dan terdiri atas sel-sel
otot jantung yang tersusun dalam lapisan bilik-bilik jantung dalam bentuk
pilinan yang rumit.
c. Epikardium, dibentuk oleh epitel selapis gepeng (mesotel) yang ditopang
oleh selapis jaringan ikat.lapisan jaringan ikat longgar subepikardium
mengandung vena, saraf, dan ganglia saraf. Jaringan adiposa memenuhi
lapisan ini.3
2. Rangka jantung
Rangka jantung terdiri atas jaringan ikat padat dan merupakan bangunan
penyokong, tempat sebagian besar otot jantung dan katup jantung melekat.
Bagian utamanya adalah Septum membranaseum, Trigonum fibrosum, dan
Annulus fibrosus. Struktur-satruktur ini terdiri atas jaringan ikat padat, dengan
serat kolagen tebal yang tersusun dalam berbagai arah. Bagian tertentu
mengandung nodul rawan fibrosa.3
Annuli fibrosi merupakan dua pasang cincin jaringan ikat yang menjadi
tempat melekatnya sabut-sabut otot jantung dan katub. 1 pasang mengelilingi
aorta dan arteri pulmonalis dan 1 pasang mengelilingi lubang atrio-ventrikuler
yang kemudian akan bergabung dengan septum interventrikularis. Trigona
fibrosa merupakan jaringan ikat padat diantara 2 pasang annuli fibrosi. Septum
membranacea pula terdapat pada septum interventrikularis bagian atas,
strukturnya seperti aponeurosis yang terdiri atas sabut-sabut kolagen yang
saling sejajar.4
3. Sistem hantar rangsang
Jantung memiliki sistem khusus untuk membangkitkan stimulus ritmik
yang tersebar di seluruh miokardium. Sistem ini terdiri dari dua nodus yang
18
terletak di atrium, yaitu Nodus Sinoatrial (SA) dan nodus atrioventricularis
(AV), serta berkas atrioventricularis. Sel-sel dari sistem penghantar impuls
secara fungsional disatukan oleh taut celah.
Nodus SA merupakan massa sel otot jantung yang bermodifikasi., dan
berbentuk fusiform, serta lebih kecil dari sel otot atrium. Berkas
atriovenricularis berasal dari nodus atrioventricular dan bercabang kedua
ventricel. Berkas ini dibentuk oleh sel-sel yang serupa dengan nodus AV.
Akan tetapi, ke arah distal, sel-sel ini menjadi lebih besar dari sel otot jantung
biasa dan memiliki tampilan sendiri.
Serat yang disebut serat purkinje memiliki satu atau dua inti di pusat dan
sitoplasmanya kaya akan glikogen dan mitokondria. Serat purkinje
mampunyai kecepatan hantar rangsang lebih besar daripada serat otot jantung
biasa. Serat purkinje umumnya lebih besar daripada otot jantung biasa, banyak
sarkoplasma, jumlah miofibril sedikit dan terletak di tepi serat.3
B. Mikroskopis Pembuluh Darah
Secara umumnya, dinding pembuluh darah memiliki tiga lapisan yaitu :
a. Tunika intima
Intima terdiri atas satu lapis sel endotel, yang ditopang oleh lapisan
subendotel jaringan ikat longgar yang kadang-kadang mengandung sel otot
polos. Pada arteri, intima dipisahkan dari tunika media oleh lamina
elastika intena yaitu komponen terluar dari intima lamina ini terdiri atas
elastin, memiliki celah-celah yang memungkinkan terjadi difusi zat untuk
memberikan nutrisi ke sel-sel bagian dinding pembuluh. Karena tekanan
darah dan kontraksi pembuluh tidak terjadi pada saat kematian, tunika
intima arteri pada umumnya tampak berombak-ombak pada sedian
jaringan.
b. Tunika media
Tunika media terutama terdiri atas lapisan kosentris sel-sel otot polos yang
tersusun secara berpilin. Diantara sel-sel otot polos terdapat serat dan
19
lamela elastin, serat retikulin, proteoglikan, dan glikopotein dalam jumlah
bervariasi. Sel otot polos menjadi sumber sel dari matriks ekstrasel ini.
Pada arteri, tunika media memiliki lamina elastika eksterna yang lebih
tipis, yang memisahkannya dari tunika adventisia.
c. Tunika adventisia
Tunika adventisia terutama terdiri atas serat kolagen dan elastin. Kolagen
dalam adventisia berasal dari tipe 1. lapisan adventisia berangsur menyatu
dengan jaringan ikat organ tempat pembuluh darah berada.5
1. Arteri
Dalam
perjalanannya arteri bercabang-cabang dan ukurannya semakin kecil. Berdasarkan
ukurannya, komponen pembentuk dinding dan fungsi arteri dibedakan menjadi:
a. Arteri besar
20
Gambar 5: Lapisan pembuluh darah.
Sumber: Mescher AL,2010.
Arteri besar memiliki dinding dengan banyak lapis elastin berfenestra
(bertingkap) pada tunica medianya. Dindingnya tampak kuning dalam keadaan
segar akibat banyanya elastin. Pembuluh konduksi utama ini direnggangkan
selama jantung berkontraksi (sistol), dan penguncupan akibat kelenturan
dindingnya selama diastol berfungsi sebagai pompa tambahan untuk
mempertahankan aliran agar tetap meskipun jantung berhenti berdenyut
sesaat. Dindingnya sangat kuat, tetapi kalau dibandingkan dengan besarnya
relatif lebih tipis dari arteri sedang. Lapisan-lapisannya,yaitu:
- Tunica intima: terdiri atas endotel yang berbentuk polygonal, dengan
panjang 25-50 mm dan lebar 10-15 mm, sumbu panjangnya terorientasi
memanjang. Di bawah sel-sel endotel ini terdapat anyaman serabut-serabut
kolagen dengan sel-sel otot polos berbentuk kumparan. Lebih ke dalam,
terdapat banyak serabut-serabut elastis yang bercabang saling
berhubungan. Di antaranya terdapat beberapa serabut kolagen, fibroblas,
dan berkas-berkas kecil otot polos.
- Tunica media: terdiri atas banyak serabut elastin konsentris dengan
fenestra yang berselang-seling dengan lapis tipis terdiri atas sel-sel otot
polos terorientasi melingkar, dan serat-serat kolagen elastin dalam
proteoglikan matriks ekstrasel. Ketebalannya sekitar 2-5m. Karena
banyaknya elastin dalam arteri besar, maka otot polos relatif sedikit pada
tunica media.
- Tunica adventitia: merupakan lapisan yang relatif tipis dan terdiri atas
fibroblas, berkas memanjang serat kolagen, dan anyaman longgar serat
elastin halus. Dinding arteri besar terlalu tebal sehingga memiliki
microvaskulator sendiri yang disebut vasa vasorum, untuk mendapat
nutrisi dari lumen. Vasa vasorum tersebar di permukaan pembuluh
membentuk anyaman dalam tunica adventitia dari mana kapiler-kapiler
menerobos sampai ke dalam tunica media. Untuk lapisan dalam yang tidak
tercakup oleh kapiler tersebut, nutrisi diterima langsung secara difusi dari
21
lumen. Akibat kondisi-kondisi tersebut maka dinding arteri lebih mudah
mengalami degenerasi dibandingkan jaringan lain dalam tubuh.3
b. Arteri sedang
Arteri sedang ini merupakan arteri yang paling banyak dari sistem arteri.
Mencakup arteri branchial, arteri femoral, arteri radial, dan arteri poplitea dan
cabang-cabangnya. Ukuran cabangnya sampai sekecil 0,5 mm.4 Bersifat
kurang elastin dan lebih banyak otot polosnya. Lapisan-lapisannya,yaitu:
- Tunica intima: lebih tipis daripada arteri besar namun sama susunannya.
Umumnya dikatakan endotel menempel langsung pada membrana elastica
interna. Pada percabangan arteri coronaria terdapat penebalan tunica
intima yang disebut “musculo elastic cushion”. Dalam tunica intima
terdapat monosit yang dapat berubah menjadi fibroblas atau makrofag.
- Tunica media: membrana elastica interna tampak berkelok-kelok karena
kontraksinya otot-otot polos di tunica media sebelum pembuatan sediaan.
Terdiri atas lapisan otot polos yang tersusun konsentris. Di sebelah luar
terdapat membrana elastica eksterna yang lebih tipis dari membrana
elastica interna.
- Tunica adventitia: terkadang lebih tebal dari tunica media dan
mengandung fibroblas, berkas-berkas kolagen yang tersusun memanjang.5
c. Arteri kecil
Arteri kecil atau arteriol merupakan segmen sirkulasi yang secara fisiologis
penting karena merupakan unsure utama tahanan perifer terhadap aliran yang
mengatur tekanan darah. Mempunyai diameter antara 200 mm sampai 40 mm.
Lapisan-lapisannya,yaitu:
22
- Tunica intima: terdiri atas endotel utuh yang menempel langsung pada
membrana elastica interna dan lapis subendotel ysng sangat tipis terdiri
atas serat retikuler dan elastin.
- Tunica media: terdiri atas susunan sel-sel otot polos yang konsentris. Pada
arteriol yang besar kadang-kadang terdapat membrana elastica eksterna
tipis.
- Tunica adventitia: merupakan lapisan yang sangat tipis. Tersusun dari serat
kolagen dan sedikit fibroblas. Pada pembuluh daerah peralihan antara
arteriol dan kapiler disebut metarteriol, otot polos tidak membentuk lapis
utuh, namun sel-sel otot polos, yang melingkari tabung endotel seluruhnya,
terpisah satu dari lainnya.5
2. Vena
Setelah melalui anyaman kapiler, darah akan menuju jantung melalui vena.
Semakin mendekati jantung, pembuluhnya akan semakin membesar. Dinding vena
lebih tipis dan kurang elastis dari pada arteri yang didampinginya sehingga pada
sediaan selalu terdapat kolaps atau memipih. Berdasarkan ukurannya, vena dibagi
menjadi tiga macam, yaitu :
a. Vena besar
Golongan vena ini terdiri dari:
- Tunica Intima: seperti pembuluh darah lainnya, pada sebelah dalamnya
dilapisi oleh sel-sel endotel. Dalam tunica intima terdapat jaringan
pengikat dengan serabut-serabut elastis. Di bagian luar serabut-serabut
elastis tersebut membentuk anyaman.
- Tunica media: biasanya sangat tipis, kadang tidak ada sama sekali. Kalau
ada terdiri atas serabut-serabut otot polos sirkuler yang dipisahkan oleh
serabut kolagen yang memanjang.
- Tunica adventitia: merupakan jaringan utama dari dinding vena dan
tebalnya beberapa kali lipat dari tunica medianya. Terdiri atas berkas
serabut-serabut otot polos yang memanjang dengan anyaman serabut
23
elastis. Selain itu juga mengandung jaringan pengikat dengan serabut-
serabut kolagen dan elastis yang memanjang.3
b. Vena sedang
Pada umumnya vena ini berukuran 2 – 9 mm.
- Tunica intima: sangat tipis, kalau ada strukturnya sama dengan vena besar
Dengan tunica media dibatasi oleh anyaman serabut elastis.
- Tunica media: lebih tipis dibandingkan arteri yang didampinginya. Terdiri
atas serabut otot polos sirkuler yang dipisahkan oleh serabut kolagen yang
memanjang dan beberapa fibroblas.
- Tunica adventitia: lebih tebal dari tunica medianya dan merupakan
jaringan pengikat longgar dengan berkas-berkas serabut kolagen dan
anyaman serabut elastis. Kadang terdapat serabut otot polos yang
longitudinal pada perbatasan dengan tunica medianya.3
c. Venula
Beberapa kapiler yang bermuara dalam sebuah pembuluh dengan ukuran 15 –
20 mikron yang disebut venula. Venula juga berperan dalam pertukaran zat.
Lapisannya terdiri atas:
- Tunika Intima: terdiri dari selapis sel endotel dan lapisan subendotel yang
sangat tipis.
- Tunika Media: hanya mengandung perisit kontraktil.3
3. Kapiler
Lapisan yang terdapat pada kapiler hanya tunika intima. Diameter kapiler
adalah antara 8-12 um, lebih besar sedikit daripada eritrosit. Lumen kapiler hanya
dapat dilalui oleh 1 eritrosit saja. Kapiler darah mempunyai variasi struktural
untuk membenarkan tahap pertukaran metabolik yang berbeza antara darah dan
24
jaringan di sekeliling. Kapiler terdiri dari sel endotel yang di gulung menjadi
salur. Apabila dipotong secara melintang, dinding mereka dilihat terdiri daripada
satu hingga tiga bahagian sel. Permukaan luar dari sel ini biasanya berada di
lamina basalis, hasil endotel. Kapiler darah mampu dibahagikan menjadi tiga tipe;
a. Fenestrated capillaries, yang tidak mempunyai fenestrae di dinding mereka.
b. Kapilari Visceral, yang mempunyai dinding yang berlubang disebut fenestrae
yang ditutupi diaphragma yang lebih tipis daripada membran sel.
c. Discontinuous sinusoidal capillaries, kapiler darah yang berdiameter lebih
besar, bertujuan untuk menurunkan kelajuan darah, mempunyai fenestrae yang
tidak ditutupi diaphragma. Lamina basalis kelihatan tidak bersambung.4
2.3 Mekanisme Peredaran Darah
A. Sistem sirkulasi
Sistem kardiovaskular merupakan sistem transportasi dalam tubuh yang
berfungsi menghantarkan berbagai nutrisi, oksigen, air dan elektrolit menuju
jaringan tubuh dan membawa berbagai sisa metabolisme jaringan ke alat ekskresi.
Selanjutnya juga mengangkut panas sebagai hasil proses metabolisme sel ke
seluruh tubuh serta membawa berbagai hormon dari kelenjar endokrin ke organ
sasaran.
Sistem sirkulasi terdiri atas tiga komponen utama yaitu:
a. Jantung
yang berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah
agar timbul gradien dan darah dapat mengalir ke seluruh tubuh.
b. Pembuluh darah yang berfungsi sebagai saluran untuk mendistribusikan
darah dari jantung ke semua bagian tubuh dan mengembalikannya kembali
ke jantung.
25
c. Darah yang berfungsi sebagai medium transportasi dimana darah akan
membawa oksigen dan nutrisi.
Secara umum sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia dapat dibagi
menjadi dua bagian:
a. Sistem sirkulasi sistemik
Sirkulasi sistemik merupakan sirkulasi darah yang mengalir dari jantung
kiri keseluruh tubuh dan kembali ke jantung kanan. Sirkulasi ini
memompa darah ke berbagai organ, yaitu ginjal, otot, otak, dan semuanya.
Sirkulasi sistemik dimulai dari ventrikel kiri ke aorta lalu arteri besar,
arteri kecil, arteriol lalu ke seluruh tubuh lalu ke venule, vena kecil, vena
besar, vena cava inferior, vena cava superior akhirnya kembali ke atrium
kanan.
Jadi darah yang keluar dari ventrikel kiri tersebar sehingga masing-masing
bagian tubuh menerima darah segar. Darah arteri yang sama tidak
mengalir dari jaringan ke jaringan. Jaringan akan mengambil O2 dari darah
dan menggunakannya untuk melakukan proses metabolisme untuk
menghasilkan energi.
Dalam prosesnya, sel-sel jaringan akan membentuk CO2 sebagai produk
buangan atau produk sisa yang ditambahkan ke dalam darah. Darah yang
sekarang kekurangan O2 dan mengandung CO2 berlebih akan kembali ke
sisi kanan jantung. Selesailah satu siklus dan terus menerus berulang siklus
yang sama setiap saat. Kedua sisi jantung akan memompa darah dalam
jumlah yang sama. Volume darah yang beroksigen rendah yang dipompa
26
ke paru oleh sisi jantung kanan memiliki volume yang sama dengan darah
beroksigen tinggi yang dipompa ke jaringan oleh sisi kiri jantung.
b. Sistem sirkulasi pulmonal:
Secara umumnya, sirkulasi pulmonal adalah sirkulasi darah yang mengalir
dari jantung kanan ke paru-paru lalu kembali ke jantung kiri. Sirkulasi ini
dimulai dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis, arteri besar dan kecil,
kapiler lalu masuk ke paru, setelah dari paru keluar melalui vena kecil,
vena pulmonalis dan akhirnya kembali ke atrium kiri.
Sistem ini memiliki tekanan dan resistensi rendah, sedangkan sirkulasi
sistemik adalah sistem yang memiliki tekanan dan resistensi yang tinggi.
Oleh karena itu, walaupun sisi kiri dan kanan jantung memompa darah
dalam jumlah yang sama, sisi kiri melakukan kerja yang lebih besar karena
ia memompa volume darah yang sama ke seluruh tubuh dengan resistensi
tinggi.
Dengan demikian otot jantung di sisi kiri jauh lebih tebal daripada otot di
sisi kanan sehingga sisi kiri adalah pompa yang lebih kuat.Darah mengalir
melalui jantung dalam satu arah tetap yaitu dari vena ke atrium ke
ventrikel ke arteri. Adanya empat katup jantung satu arah memastikan
darah mengalir satu arah.6,7
27
B. Aktifitas Listrik Jantung
1. Persarafan Intrinsik Jantung
Persarafan intrinsik jantung diatur oleh sel otoritmik. Berbeda dengan sel
saraf dan sel otot rangka, yang membrannya tetap berada pada potensial istirahat
yang konstan, kecuali apabila sel dirangsang, sel-sel otoritmik jantung tidak
memiliki potensial istirahat. Sel-sel otoritmik ini memperlihatkan aktiitas pemacu,
yaitu membrane mereka secara perlahan mengalami depolarisasi, atau bergeser,
antara potensial-potensial aksi sampai ambang tercapai, pada saat membrane
mengalami potensial aksi.6
Sel-sel jantung yang mampu mengalami autoritmisitas ditemukan di lokasi-
lokasi berikut ini:
a. Nodus Sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat
lubang vena kava superior
28
Gambar 6: Sistem sirkulasi sistemik dan pulmonal.Sumber: http//doctorgrasshopper.files.wordpress.com
b. Nodus atrioventrikel (AV), sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus di
dasar atrium kanan dekat septum, tepat di atas pertautan atrium dan ventrikel.
c. Berkas His (Berkas Atrioventrikel), suatu jaras sel-sel khusus yang berasal
dari nodus AV dan masuk ke septum antarventrikel, tempat berkas tersebut
bercabang membentuk berkas kanan dan kiri yang berjalan ke bawah melalui
septum, melingkari ujung bilik ventrikel, dan kembali ke atrium di sepanjang
dinding luar.
d. Serat purkinje, serat-serat terminal halus yang berjalan dari berkas His dan
menyebar ke seluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon.8
2. Persarafan Ekstrinsik Jantung
Jantung juga dipersarafi oleh kedua divisi sistem saraf otonom, yang dapat
memodifikasi kecepatan (serta kekuatan) kontraksi, walaupun untuk memulai
kontraksi tidak memerlukan stimulasi saraf.
a. Efek Stimulasi Parasimpatis pada Jantung:
- Pengaruh sistem saraf parasimpatis pada nodus SA adalah untuk
menurunkan kecepatan denyut jantung.
- Pengaruh parasimpatis pada nodus AV menurunkan eksitabilitas nodus
tersebut, memperpanjang transmisi impuls ke ventrikel.
- Stimulasi parasimpatis pada sel-sel kontraktil atrium mempersingkat
potensial aksi.
Dengan demikian, jantung bekerja secara “lebih santai” di bawah pengaruh
parasimpatis-jantung berdenyut lebih lambat, waktu antara kontraksi atrium dan
ventrikel memanjang, dan kontraksi atrium melemah.8
b. Efek Stimulasi Simpatis pada Jantung
- Sebaliknya, sistem saraf simpatis, yang mengontrol kerja jantung pada
situasi-situasi darurat atau sewaktu berolahraga. Yaitu saat terjadi
peningkatan kebutuhan akan aliran darah, mempercepat denytu jantung
29
melalui efeknya pada jaringan pemacu. Efek utama stimulasi simpatis
pada nodus SA adalah meningkatkan kecepatan depolarisasi.
- Stimulasi simpatis pada nodus AV mengurangi perlambatan nodus AV
dengan meningkatkan kecepatan penghantaran, mungkin melalui
peningkatan arus masuk Ca2+ yang berjalan lambat.
- Demikian juga, stimulasi simpatis mempercepat penyebaran potensial
aksi di seluruh jalur penghantar khusus.
- Di sel-sel kontraktil atrium dan ventrikel, yang keduanya memiliki
banyak ujung saraf simpatis, stimulasi simpatis meningkatkan kekuatan
kontraktil, sehingga jantung berdenyut lebih kuat dan memmeras lebih
banyak darah keluar.
Dengan demikian, efek keseluruhan stimulasi simpatis pada jantung adalah
meningkatkan aktivitas jantung sebagai pompa dengan meningkatkan kecepatan
denyut jantung, menurunkan jeda antara kontraksi atrium dan ventrikel,
menurunkan waktu hantaran ke seluruh jantung, dan meningkatkan kekuatan
kontraksi.6
3. Kerja Jantung
Perbandingan Potensial Aksi Per Menit Jaringan Otoritmik
a. Nodus SA (pemacu normal) : 70-80
b. Nodus AV : 40-60
c. Berkas His dan serat-serat purkinje : 20-40
Sel-sel jantung yang memiliki kecepatan pembentukan potensial aksi
tertinggi terletak di nodus SA.sekali potensial aksi timbul di salah satu sel otot
jantung, potensial aksi tersebut akan menyebar ke seluruh miokardium melalui
gap junction dan sistem penghantar khusus. Oleh karena itu, nodus SA, yang
dalam keadaan normal memperlihatkan kecepatan otoritmisitas tertinggi, yaitu 70-
80 potensial aksi per menit, menjalankan bagian jantung sisanya dengan
kecepatan ini dan dikenal sebagai pemacu jantung. Jaringan otoritmik lain tidak
mampu menjalakan kecepatan mereka yang rendah, karena mereka sudah
diaktifkan oleh potensial aksi yang berasal dari nodus SA sebelum mereka
30
mencapai ambang dengan irama mereka yang lebih lambat. Jaringan otoritmik
bukan SA adalah pemacu laten, yang dapat mengambil alih, walaupun dengan
kecepatan yang lebih rendah, apabila pemacu normal tidak bekerja. Jika nodus
AV rusak, maka hantaran atrium dan ventrikel terhambat, atrium akan berdenyut
dengan kecepatan 70 kali/menit, dan jaringan ventrikel yang tidak dijalankan oleh
kecepatan nodus SA yang tinggi, berdenyut dengan kecepatan 30 kali/menit.
Fenomena ini disebut sebagai blok jantung total.
Kadang-kadang suatu bagian jantung, misalnya serat purkinje, menjadi
sangat tereksitasi dan mengalami depolarisasi lebih cepat daripada nodus SA.
Daerah yang mengalami eksitasi abnormal, yakni focus ektopik, mencetuskan
potensial aksi premature yang menyebar ke seluruh bagian jantung lainnya
sebelum nodus SA dapat menghasilkan potensial aksi. Impuls abnormal yang
kadang-kadang datang dari suatu focus ektopik menghasilkan denyut premature
atau suatu ekstrasistol. Jika focus ektopik terus menghasilkan potensial aksi
dengan kecepatan yang lebih tinggi, aktivitas pemacu bergeser dari nodus SA ke
focus ektopik. Kecepatan denyut jantung secara mendadak meningkat selama
beberapa waktu sampai focus ektopik kembali ke normal. Daerah yang sangat
teriritasi tersebut mungkin berkaitan dengan penyakit jantung organic, tetapi lebih
sering terjadi sebagai respons terhadap kecemasan, tidak dapat tidur, atau
kelebihan kafein, nikotin, atau konsumsi alkohol.6
4. Kegiatan Biolistrik dan Potensial Aksi Jantung
Kontraksi otot jantung untuk mendorong darah dicetuskan oleh potensial
aksi yang menyebar melalui membran sel otot. Jantung berkontraksi atau
berdenyut secara berirama akibat potensial aksi yang ditimbulkan sendiri, suatu
sifat yang dikenal dengan otoritmisitas. Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung
yaitu 99% sel otot jantung kontraktil yang melakukan kerja mekanis, yaitu
memompa. Sel – sel pekerja ini dalam keadaan normal tidak menghasilkan sendiri
potensial aksi. Sebaliknya, sebagian kecil sel sisanya adalah, sel otoritmik, tidak
31
berkontraksi tetapi mengkhususkan diri mencetuskan dan menghantarkan
potensial aksi yang bertanggungjawab untuk kontraksi sel – sel pekerja.
Kontraksi otot jantung dimulai dengan adanya aksi potensial pada sel
otoritmik. Penyebab pergeseran potensial membran ke ambang masih belum
diketahui. Secara umum diperkirakan bahwa hal itu terjadi karena penurunan
siklis fluks pasif K+ keluar yang langsung bersamaan dengan kebocoran lambat
Na+ ke dalam. Di sel–sel otoritmik jantung, antara potensial–potensial aksi
permeabilitas K+ tidak menetap seperti di sel saraf dan sel otot rangka.
Permeabilitas membrane terhadap K+ menurun antara potensial–potensial aksi,
karena saluran K+ diinaktifkan, yang mengurangi aliran keluar ion kalium positif
mengikuti penurunan gradien konsentrasi mereka.
Karena influks pasif Na+ dalam jumlah kecil tidak berubah, bagian dalam
secara bertahap mengalami depolarisasi dan bergeser ke arah ambang.Setelah
ambang tercapai, terjadi fase naik dari potensial aksi sebagai respon terhadap
pengaktifan saluran Ca2+ dan influks Ca2+ kemudian; fase ini berbeda dari otot
rangka, dengan influks Na+ bukan Ca2+ yang mengubah potensial aksi ke arah
positif. Fase turun disebabkan seperti biasanya, oleh efluks K+ yang terjadi karena
terjadi peningkatan permeabilitas K+ akibat pengaktifan saluran K+.Setelah
potensial aksi usai, inaktivasi saluran – saluran K+ ini akan mengawali
depolarisasi berikutnya. Sel – sel jantung yang mampu mengalami otortmisitas
ditemukan pada nodus SA, nodus AV, berkas His dan serat purkinje. Kecepatan
normal pembentukan potensial aksi di jaringan otoritmik jantung jaringan
potensial aksi per menit:
a. Nodus SA ( pemicu normal) 70 – 80
b. Nodus AV 40 – 60
c. Berkas His dan serat – serat purkinje 20 – 40
Sebuah potensial aksi yang dimulai di nodus SA pertama kali akan
menyebar ke atrium melalui jalur antar atrium dan jalur antar nodus lalu ke nodus
32
AV. Karena konduksi nodus AV lambat maka terjadi perlambatan sekitar 0,1
detik sebelum eksitasi menyebar ke ventrikel. Dari nodus AV, potensial aksi akan
diteruskan ke berkas His sebelah kiri lalu kanan dan terakhir adalah ke sel
purkinje. Potensial aksi yang timbulkan di nodus SA akan menghasilkan
gelombang depolarisasi yang akan menyebar ke sel kontraktil melalui gap
junction.
Masa refrakter sel miokardium adalah 250m detik manakala masa kontraksi
otot jantung adaalah 300m detik. Otot jantung tidak dapat dirangsang sampai masa
relaksasi selesai. Jadi, pada otot jantung tidak dapat terjadi kontaksi sumasi
(tetani). Masa refrakter yang panjang ini adalah disebabkan oleh fase Plateu.6
C. Elektrokardiogram (EKG)
EKG ( elektrokardiogram) adalah rekaman sebagian kecil arus listrik yang
dihasilkan oleh otot jantung selama depolarisasi dan repolarisasi yang mencapai
permukaan tubuh dan dideteksi oleh elektroda pencatat. EKG adalah grafik yang
dibentuk oleh elektrokardiograf. Informasi yang dapat kita dapatkan dari rekaman
EKG adalah gangguan ritme jantung seperti aritmia, gangguan elektrolit,
abnormalitas konduksi, hipertrofi atrium dan ventrikel, deteksi penyakit bukan
jantung, pengaruh obat– obatan.
33
Gambar 7: Pergerakan impuls dan Potensial aksi otot jantung.
Sumber: Sherwood L,2001
Prinsip cara kerja EKG adalah melalui konduksi listrik oleh organ
pembangkit listrik yaitu jantung. Tubuh mengandung sejumlah besar air dan
elektrolit merupakan volume conductor yang menghantarkan listrik dalam 3
dimensi (hipotesis Einthoven) dan listrik ini boleh terditeksi pada kulit dengan
menggunakan alat EKG yang mempunyai galvanometer yang sangat peka.
Rekaman EKG ini dilakukan dengan menggunakan 2 elektroda perekam yang
ditempatkan dikulit dan dihubungkan dengan string. String akan bergetar bila ada
arus listrik.
Terdapat 12 sadapan elektroda yang terbagi menjadi enam
buah sadapan pada bidang vertikal serta enam lainnya pada bidang
horizontal. Sadapan pada bidang vertikal atau frontal:
a. Tiga buah bipolar standard leads atau sadapan Einthoven, yaitu Lead I, II, dan
III. Sadapan ini merekam perbedaan potensial dari dua elektroda yang
digambarkan sebagai sebuah segitiga sama sisi, segitiga Einthoven.
b. Tiga buah unipolar limb leads atau sadapan Wilson yang sering disebut juga
sadapan unipolar ekstrimitas, yaitu Lead aVR, aVL, dan aVF. Sadapan ini
merekam besar potensial listrik pada satu ekstrimitas, elektroda eksplorasi
diletakkan pada ekstrimitas yang akan diukur.
Sadapan pada bidang horizontal adalah enam buah unipolar chest leads atau
sering disebut juga sadapan unipolar prekordial, yaitu lead V1, V2, V3, V4, V5,
dan V6.
Sadapan Einthoven merekam perbedaan potensial dari 2 elektroda, yang
ditandai dengan angka romawi I, II dan III:
a. Sandapan I : merekam beda potensial antara tangan kanan (RA)
yang bermuatan negative (-) tangan kiri bermuatan positif (+)
b. Sandapan II : merekam beda potensial antara tangan kanan (-) dengan
kaki kiri (LF) yang bermuatan (+)
34
c. Sandapan III : merekam beda potensial antara tangan kiri
(LA) yang bermuatan (-) dan kaki kiri (+)
Sadapan I, II, III membentuk segitiga sama sisi atau dikenal sebagai segitiga
einthoven Hukum Einthoven. Jumlah aljabar sadapan II adalah sama dengan
jumlah aljabar sadapan I+III (II=I+III)
Sadapan yang kedua adalah Augmented Extremity Lead.yang terdiri dari:
a. aVR : merekam potensial listrik pada tangan kanan (RA) yang bermuatan
(+), dan elektroda (-) gabungan tangan kiri dan kaki kiri membentuk
elektroda indifiren.
b. aVL : merekam potensial listrik pada tangan kiri (LA) yang bermuatan (+),
dan muatan (-) gabungan tangan kanan dan kaki kiri membentuk
elektroda indifiren.
c. aVF : merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF) yang bermuatan (+) dan
elektroda (-) dari gabungan tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda
indifiren.
Sadapan yang ketiga adalah Sadapan Prekordial Wilson (unipolar). Sadapan
ini terdiri dari V1, V2, V3, V4, V5, dan V6 yang ditempatkan secara langsung di
dada:
a. Sadapan V1 ditempatkan di ruang intercostal IV di kanan sternum (sternal
kanan).
b. Sadapan V2 ditempatkan di ruang intercostal IV di kiri sternum (sternal kiri).
c. Sadapan V3 ditempatkan di antara sadapan V2 dan V4.
d. Sadapan V4 ditempatkan di ruang intercostal V di linea midklavikularis kiri
e. Sadapan V5 ditempatkan secara mendatar dengan V4 di linea axillaris kiri
anterior.
35
f. Sadapan V6 ditempatkan secara mendatar dengan V4 dan V5 di linea axillaris
kiri tengah.
Cara menempatkan elektroda :
a. Elektroda ekstremitas atas dipasang pada pergelangan tangan kanan dan
searah dengan telapak tangan
b. Elektroda ekstremitas bawah pada pergelangan kaki kanan dan kiri sebelah
dalam pemasangan pada pergelangan tidak mutlak, bisa diperlukan untuk
dapat dipasang sampai paha kiri atau kanan. Kabel yang dihubungkan :
- Merah : Lengan kanan (RA)
- Kuning : Lengan kiri (LA)
- Hijau : Tungkai kiri (LL)
- Hitam : Tungkai kanan (RL) : ground.
c. Elektrode dada (prekordial) terpasang.
d. Melakukan kalibrasi 10 mm dengan keadaan 25 mm/volt/detik.
e. Lakukan kalibrasi dengan menekan tombol start/run. Setelah kertas EKG
bergerak, tekan tombol kalibrasi untuk memeriksa apakah gelombang EKG
sesuai 10 mm/1MV, dengan memindahkan lead selektor buat perekaman EKG
berturut-turut : Lead ekstremitas :I, II, III, aVR, aVL, aVF, Lead prekordial :
V1-V6.
36
Gambar 8: Sadapan elektroda.
Sumber: Institut Teknologi Telkom,2009
Gelombang EKG dinyatakan dengan abjad Einthoven yaitu P,Q,R,S,T dan
U. Jantung normal dengan irama sinus pada rekaman EKG terlihat tiap
denyut/siklus :
a. Dimulai dengan gelombang P
b. Diikuti kompleks QRS dan gelombang T
c. Kadang-kadang terdapat gelombang U dibelakang T
d. Gelombang P → Depolarisasi atrium
e. Komplek QRS → Depolarisasi ventrikel
f. Gelombang T → Repolarisasi ventrikel
Gambar 9: Elektrokardiogram.Sumber: http://www.virtualmedicalcentre.com/healthinvestigations.asp?sid=28
Gelombang P, terjadi akibat kontraksi otot atrium (depolarisasi atrium),
gelombang ini relatif kecil karena otot atrium yang relatif tipis. Kompleks QRS:
representasi dari depolarisasi ventrikel, diukur dari awal gelombang Q hingga
37
akhir gelombang S. Gelombang QRS, terjadi akibat kontraksi otot ventrikel yang
tebal sehingga gelombang QRS cukup tinggi. Gelombang Q merupakan depleksi
pertama kebawah. Selanjutnya depleksi ke atas adalah gelombang R. Depleksi ke
bawah setelah gelombang R disebut gelombang S. Gelombang T, terjadi akibat
kembalinya otot ventrikel ke keadaan listrik istirahat (repolarisasi). Interval QT:
merupakan waktu total dari depolarisasi ventrikel hingga repolarisasi ventrikel.,
diukur dari awal kompleks QRS sampai akhir gelombang T.
Besarnya tegangan–tegangan normal yang terdapat pada EKG bergantung
pada cara pemasangan elektroda-elektroda pada permukaan tubuh dan jarak
elektoda ke jantung. Bila salah satu elektroda dipasang langsung diatas jantung
dan elektroda yang lain ditempatkan pada permukaan tubuh lain, tegangan
kompleks QRS mungkin sebesar 3 sampai 4 millivolt. Tegangan ini pun masih
kecil bila dibandingkan dengan potensial aksi monofasik sebesar 110 millivolt
yang direkam langsung pada membran otot jantung. Bila EKG direkam dengan
memasang elektroda pada kedua lengan atau pada satu lengan dan satu tungkai,
tegangan kompleks QRS biasanya kurang lebih 1 milivolt, mulai dari puncak
gelombang R sampai kedasar gelombang S; besarnya tegangan gelombang T
antara 0,1 dan 0.3 volt dan tegangan gelombang P antara 0,2 dan 0,3 millivolt.7,9
D. Mekanisme Pompa Jantung
Jantung dapat bekerja secara efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan
tubuh. Kerja jantung dipengaruhi oleh faktor mekanik, persarafan dan suhu.
Regulasi jantung meliputi regulasi terhadap heart rate, stroke volume, cardiac
output dan blood pressure.
a. Regulasi Heart Rate: Heart rate dipengaruhi sistem saraf simpatis dan
parasimpatis. Sistem saraf simpatis dengan epinefrin dan norepnefrin sebagai
neurotrasmiternya menyebabkan peningkatan heart rate. Sedangkan sistem
saraf parasimpatis melalui nervus vagus menyebabkan perlambatan heart rate.
38
Heart rate juga dipengaruhi oleh kemoreseptor dan baroreseptor. Aktivitas
kemoreseptor bertujuan menjaga kecukupan sirkulasi serebral (otak).
b. Regulasi Stroke Volume: Volume sekuncup diatur dengan Mekanisme
(hukum) Starling.
c. Regulasi Cardiac Output: Determinan utama dari curah jantung adalah
kebutuhan oksigen jaringan dengan cara autoregulasi intrinsik yang mengubah
preload dan stroke volume dan autoregulasi ekstrinsik atas pengaruh hormon
epinefrin.
d. Regulasi Tekanan Darah: Tekanan darah dipengaruhi oleh kemoresptor,
tahanan perifer dan volume darah.7
Curah Jantung (Cardiac Output, CO) adalah volume darah yang dipompakan
oleh ventrikel per menit. Faktor yang mempengaruhi curah jantung ini adalah
kecepatan denyut jantung (denyut per menit) dan volume sekuncup (stroke
volume). Terdapat dua jenis kontrol yang mempengaruhi volume sekuncup, yaitu:
a. Kontrol Intrinsik yang berkaitan dengan aliran balik vena. Semakin banyak
darah yang kembali ke jantung, semakin banyak darah yang dipompa oleh
jantung, tetapi hubungan ini tidak sesederhana seperti yang dibayangkan,
karena jantung tidaj menyemprotkan semua darah yang dikandungnya.
Hubungan langsung antara volume diastolik akhir dan volume sekuncup
membentuk kontrol intrinsik atas volume sekuncup, yang mengacu pada
kemampuan inheren jantung untuk mengubah volume sekuncup. Hubungan
intrinsik antara volume diastolik akhir dan volume sekuncup ini dikenal
hukum Frank-Starling. Hukum ini menyatakan bahwa peningkatan aliran balik
vena meningkatkan volume sekuncup.
b. Kontrol Ekstrinsik yang berkaitan dengan tingkat stimulasi jantung. Stimulasi
simpatis dan epinefrin akan meningkatkan kontraktilitas yang akan mengacu
pada kekuatan kontraksi pada setiap volume diastolik akhir. Dengan kata lain,
39
jantung berkontraksi lebih kuat dan memeras lebih banyak darah yang
dikandungnya. Peningkatan kontraktilitas ini disebabkan oleh peningkatan
influks Ca2+ yang dicetuskan oleh norepinefrin dan epinefrin.
Ada tiga faktor yang mempengaruhi volume sekuncup, yaitu:
a. Preload: merupakan tingkat pengisian ventrikel, yaitu peningkatan volume
diastolik akhir yang disertai oleh peningkatan volume sekuncup. Preload
merupakan beban kerja yang di berikan ke jantung sebelum kontraksi
dimulai.
b. Kontraktilitas: pengaruh terhadap curah jantung melalui faktor yang tidak
berasal dari jantung sendiri (dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik).
c. Afterload: merupakan beban kerja yang ditimpahkan ke jantung setelah
kontraksi dimulai. Apabila tekanan darah arteri secara kronis meningkat
atau terjadi stenosis katup semilunaris, ventrikel harus menghasilkan
tekanan yang lebih tinggi untuk menyemprotkan darah.10
Pada saat jantung bekerja akan terdengar bunyi "lub" dan "dub". Bunyi
tersebut adalah bunyi I dan II. Bunyi I terdengar saat sistol dan II saat diastol.
Bunyi I timbul akibat penutupan katup mitral pada saat sistol ventrikel dan bunyi
II timbul akibat penutupan katup semilunar pada permulaan diastol ventrikel.
Selain bunyi I dan II, bisa juga terdengar bunyi jantung tambahan yaitu III dan IV.
III terdengar sesudah bunyi jantung II. Sebab darah yang masuk ventrikel dalam
jumlah besar dengan aliran darah yang deras. Ini adalah keadaan fisiologis waktu
kerja fisik. Bunyi jantung IV biasanya berlaku akibat faktor patologis, yaitu
terdengar sebelum bunyi jantung I pada kontraksi atrium. Ini disebabkan oleh
osilasi darah yang masuk ventrikel dari atrium dengan jumlah besar berlaku pada
pembesaran atrium.6,7
E. Faal Pembuluh Darah
40
Aliran darah berarti jumlah darah yang mengalir melalui suatu titik tertentu
di sirkulasi dalam satuan waktu. Aliran darah ini disebut curah jantung karena ini
merupakan jumlah darah yang dipompa dalam satuan waktu oleh jantung. Ada
dua jenis aliran darah, yaitu:
a. Aliran Darah Laminar
Bila darah mengalir dengan kecepatan tetap melalui pembuluh darah yang
panjang dan licin, darah mengalir dalam aliran streamline, dengan setiap
lapisan darah tetap bergerak sama dari dinding. Demikian pula, bagian sentral
dari darah berada di tengah pembuluh darah. Tipe aliran ini disebut aliran
laminar.
b. Aliran darah Turbulen
Aliran Turbulen berarti bahwa darah yang mengalir melintang di pembuluh
maupun sepanjang pembuluh, biasanya membentuk pusaran dalam darah yang
disebut aliran eddy. Bila terjadi aliran eddy, darah mengalir dengan tahan yang
jauh lebih besar daripada aliran laminar karena eddy menambah besar seluruh
gesekan aliran dalam pembuluh.10
Di dalam tubuh manusia, darah mengalir keseluruh bagian (organ-organ)
tubuh secara terus-menerus untuk menjamin suplai oksigen dan zat-zat nutrien
lainnya agar organ-organ tubuh tetap dapat berfungsi dengan baik. Aliran darah
keseluruh tubuh dapat berjalan berkat adanya pemompa utama yaitu jantung dan
sistem pembuluh darah sebagai alat pengalir atau distribusi.
Secara anatomi pembuluh darah dibagi kepada aorta, arteri besar, arteri
sedang, arteri kecil,arteriola, kapiler,venula,vena kecil vena sedang, vena besar
dan vena cava. Fungsi arteria dalah mendistribusikan darah kaya oksigen
keseluruh jaringan tubuh dan fungsi vena adalah mengalirkan darah membawa
sisa metabolisme dan CO2 dari jaringan ke jantung. Dari aorta sampai kapiler
penampang total meningkat. Penampang total kapiler sama dengan 600-800x
41
penampang aorta dan dari kapiler ke vena cava, luas penampang kembali
menurun. Luas penampang total dipengaruhi oleh tekanan darah dan kecepatan
aliran darah
Faktor yang mempengaruhi pertukaran zat dikapiler adalah dinding
kapiler, arteriola dan venula. Rangkaian arteriola-kapiler-venula dikenal sebagai
mikrosirkulasi (terminal vascular bed). Perubahan tekanan hidrostatik kapiler,
tekanan onkotik plasma dan aliran darah limfe mempengaruhi proses filtrasi dan
absorpsi zat-zat melalui dinding kapiler. Aliran darah kapiler diaturoleh
mekanisme sentral (persarafan), neurohumoral dan mekanisme local dan
mekanisme pengaturan ini berbeda pada tiap jaringan contohnya pada daerah kulit
dan splancnicus diatur oleh saraf dominan atau persarafan sentral manakala
jantung serta otak diatur oleh pengaturan lokal.8
Pembuluh darah dibagi kepada 6 berdasarkan fungsi dan ukurannya yaitu:
a. Windkessel vessel
Merupakan pembuluh darah yang sangat besar misalnya aorta dan arteri
besar lainnya. Pembuluh ini berperan dalam recoil effect. Pembuluh ini
sangat elastis dan menyimpan energi potensial yang dirubah menjadi
energi kenetik.
b. Shunt vessel (anastomosa arteriovena)
Aliran darah yang tidak melalui pembuluh kapiler akan melewati shunt
ini dan tidak turut dalam pertukaran cairan dan zat-zat lain.
c. Resistence vessel
Merupakan arteri kecil yang distal dari arteriola dan sebagian kecil
kapiler. Ujung distal arteriol dikenal sebagai prekapiler dan mempunyai
tahanan terbesar. Resistence vessel terjadi karena dinding mempunyai
lapisan otot maka pembuluh ini boleh melakukan kontraksi atau
42
relaksasi. Pembuluh ini memiliki sistem pengaturan yang sangat efisien
dan diatur pula oleh sistem saraf otonom.
d. Sphincter vessel
Merupakan pembuluh darah pada ujung distal arteriola. Pembuluh ini
mampu berkontraksi relaksasi untuk menentukan jumlah kapiler yang
terbuka. Ini membolehkan penentuan luas permukaan tempat pertukaran
zat.
e. Exchange vessel
Merupakan pembuluh darah kapiler. Pembuluh terkecil, dindingnya
terdiri dari 1 lapisan sel. Disini terjadi pertukaran air dan zat-zat di
dalamnya antara darah (difusi, filtrasi,absorpsi) dengan cairan tubuh
lainnya (cairan interstitiil). Kapiler tidak kontraksil. Perubahan tekanan
dalam pembuluh mengubah diameter secara pasif.
f. Capacitance vessel
Pembuluh-pembuluh darah balik (vena dan venuli), dapat menampung
darah dalam jumlah banya (reservoir) karena mempunyai distensibilitas
besar.
Jenis tekanan darah dapat dibedakan seperti berikut:
a. Tekanan sistole: tekanan darah tertinggi selama 1 siklus jantung,
merupakan tekanan yang dialami pembuluh darah saat jantung
berdenyut/memompakan darah keluar jantung. Pada orang dewasa
normal tekanan sistole berkisar 120 mm Hg
b. Tekanan diastole: tekanan darah terendah selama 1 siklus jantung,
suatu tekanan di dalam pembuluh darah saat jantung beristirahat. Pada
orang dewasa tekanan diastole berkisar 80 mm Hg
c. Tekanan nadi: selisih antara tekanan sistole dan diastole.7
Gelombang nadi (pulse wave):
43
Arteri (pembuluh nadi) berdinding lapisan elastin (Windkessel function)
membolehkan penjalaran gelombang nadi. Kecepatan gelombang nadi lebih cepat
daripada aliran darah dan bergantung pada distensibilitas pembuluh darah dan
ratio ketebalan dinding pembuluh dan radius. Makin tebal dan kaku atau makin
kecil radius pembuluh nadi, makin tinggi kecepatan gelombang nadi
(arteriosklerosis). Perekaman gelombang nadi dilakukan dengan menggunakan
sphygmogram. Rekaman gelombang nadi mempunyai puncak kedua dan diantara
puncak itu terdapat incisura yang dikenal sebagai Dicrotic Notch. Tiap sistol,
sejumlah darah dipompakan (stroke volume) kesusunan arteri. Ini mengakibatkan
pembuluh arteri mengembang membentuk gelombang dan dihantarkan keperifer
melalui dinding pembuluh. Kecepatan gelombang nadi dipengaruhi oleh elastisitas
dinding pembuluh darah. Jika terjadi pembuluh darah kaku (arteriosklerosis) maka
kecepatan gelombang akan meningkat.
Tekanan darah dan kecepatan aliran darah berbeda pada pembuluh darah
yang berbeda. Susunan arteri merupakan susunan dengan tekanan darah tinggi
manakala susunan vena merupakan susunan dengan tekanan darah rendah.
Diantara arteri dan vena terdapat arteriola dengan dinding yang kontraksil.
Kontriksi arteriola mengakibatkan tekanan darah arteri naik dan tekanan darah
vena turun manakala dilatasi arteriola mengakibatkan tekanan arteri turun dan
tekanan vena naik. Tekanan darah dari aorta sampai arteri terkecil turun lambat
dan teratur. Penurunan terbesar diarteriol. Tekanan darah terendah di kapiler.
Tekanan darah merupakan garis yang berosilasi antara tekanan tertinggi waktu
sistol dan tekanan terendah waktu diastol
Tekanan darah arteri sama dengan tekanan arus darah terhadap dinding
pembuluh arteri Pengukuran tekanan darah pada orang adalah dengan melakukan
pengukuran secara tidak langsung. Pengukuran tekanan darah pada orang (tidak
langsung) adalah sebagai berikut:
a. Prinsip memberi tekanan lawan terhadap arteri yang akan
diukur tekanannya .
44
b. Alat pengukur tekanan darah : spygmomanometer : manset
( balon karet), manometer Hg , pompa dan ventil pengatur tekanan)
c. Ditempat penekanan/distal dari tempat penekanan diperiksa
kejadian akibat penekanan
d. Tekanan lawan diberikan dengan memasang manset balon
karet dilengan atas
e. Balon berhubungan dengan pompa dan manometer
f. Memompa dengan meniup balon karet dan perhatikan
tekanan pada manometer
g. Ventil untuk menurunkan tekanan dalam manset secara
perlahan
Penetapan tekanan darah pada orang melalui dua kaedah yaitu cara
auskultasi (mendengarkan pakai stetoskop) dan cara palpasi (meraba nadi
radialis). Pompa manset sampai meraba nadi , sampai denyut nadi tidak teraba ,
kemudian ditambah 30 mmHg. Turunkan tekanan perlahan-lahan sambil meraba
nadi. Denyut pertama yang teraba adalah tekanan sistol. Tekanan diastol tidak
dapat ditetapkan dengan teliti.7
F. Pengaturan Kerja Jantung
Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom. Nervus vagus (saraf kranial
ke-10) memperlambat frekuensi jantung dan menyebabkan penurunan kekuatan
kontraksi melalui hantaran impuls ke nodus sinuatrial. Saraf simpatis
mempercepat frekuensi jantung dan memperkuat kontraksi. Persarafan ganda
terhadap jantung ini dikoordinasi oleh pusat jantung di medula oblongata otak.
Frekuensi denyut jantung juga dikendalikan secara refleks oleh dua kelompok
reseptor.
45
Reseptor tekanan (atau baroreseptor) adalah reseptor yang sensitif terhadap
perubahan tekanan darah. Reseptor ini ditemukan pada arteri karotis dan pada
lengkung aorta. Apabila tekanan darah meningkat, maka akan terjadi penurunan
rangsang simpatis dan peningkatan rangsang para simpatis, sehingga frekuensi
jantung melambat dan tekanan darah menurun. Ini adalah salah satu contoh
mekanisme homeostatik yang bekerja melalui umpan balik negatif.
Kemoreseptor adalah reseptor yang sensitif terhadap jumlah oksigen dan
karbondioksida di dalam darah. Kemoreseptor ditemukan di leher dekat arteri
karotis dan dekat aorta. Kemoreseptor ini sensitif terhadap kekurangan oksigen.
Impuls dihantarkan ke pusat jantung dan frekuensi jantung dipercepat untuk
meningkatkan suplai darah (dan tentunya suplai oksigen) ke jaringan.
Jantung mendapat persarafan dari cabang simpatis dan parasimpatis dari
susunan saraf otonom. Sistem simpatis menggiatkan kerja jantung sedangkan
sistem parasimpatis bersifat menghambat kerja jantung. Perangsangan simpatis
jantung mempunyai efek yaitu :
a. Mempercepat denyut jantung sehingga menyebabkan takikardia.
b. Daya kontraksi jantung menjadi lebih kuat terutama kontraksi miokardium
ventrikal
Setiap kerja jantung diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan melalui
pengendalian persarafan pada keadaan istirahat, pengaruh nervus vagus lebih
besar daripada nervus simpatikus. Waktu kerja, otot atau strestonus simpatis
meningkat dan tonus vagus menurun. Pengaturan oleh persarafan terjadi secara
reflex. Untuk terjadinya reflex diperlukan stimulus dan lengkung reflex sehingga
memungkinkan terjadinya jawaban dalam bentuk menggiatan atau menghambat
kerja jantung.
Pada reflex sinus karotikus rangsangannya mengubah tekanan darah. Bila
tekanan darah meningkat maka kerja jantung akan dihambat oleh peningkatan
tonus prasimpatikus dan penurunan tonus simpatikus. Sebaliknya, bila tekanan
46
darah rendah maka akan terjadi penggiatan kerja jantung melalui peningkatan
tonus simpatikus dan penurunan tonus vagus. Pengaruh oksigen dan karbon
dioksida terhadap jantung sukar dinilai dari hasil percobaan. Karena zat ini secara
langsung atau melalui reflex juga mempengaruhi pembuluh darah dan kerja
jantung.7
2.4 Enzim Kardiovaskular
Enzim adalah protein yang dihasilkan oleh sel hidup yang mempengaruhi
reaksi kimia. Sebagian banyak enzim diproduksi dalam jumlah kecil dan berfungsi
di dalam sel.. Enzim yang berada dalam aliran darah sangat kecil, jadi jika ada
peningkatan kadar suatu enzim di darah, biasanya merupakan indikasi kematian
sel, kerusakan sel atau sebagai marker penyakit tertentu. Misal : CK, AST, LDH
adalah enzim-enzim yang berhubungan dengan fungsi dan penyakit jantung yang
terutama Infark Miokard
Dalam sistem kardiovaskular, dikenal dua macam enzim, yaitu:
a. Enzim Fungsional:
Enzim fungsional mengalami metabolisme di dalam hati sebelum
dihantarkan ke saluran darah. Kadar enzim fungsional ini lebih banyak
terdapat di dalam pembuluh darah daripada kadar di dalam jaringan.
Dengan ini dapat dilihat kelainan sekiranya enzim fungsional seperti
lipoprotein lipase, pseudocholineesterase, proenzim pembekuan darah
dan pemecahan pembekuan darah terdapat lebih sedikit di dalam
pembuluh darah.
Pseudocholineesterase digunakan untuk menukarkan acetylcholine
kepada choline dan acetic acid, satu reaksi yang diperlukan untuk
mengembalikan aktivasi jantung kepada fase istirahat. Lipoprotein
lipase pula digunakan untuk mengembalikan lemak yang tergumpal di
dalam darah kepada asam lemak untuk mengelakkan artherosclerosis.
47
b. Enzim Nonfungsional:
Enzim non-fungsional tidak terdapat di dalam darah tetapi berguna
ketika saat melakukan diagnosi dan prognosis suatu penyakit. Ini
kerana enzim ini tidak mempunyai substrat di dalam darah dan
kadarnya sangat sedikit berbanding di dalam jaringan. Sekiranya
terdapat kenaikan di dalam komposisi enzim di dalam darah
menunjukkan terdapat kerosakan di dalam jaringan tubuh badan.
Antara enzim non-fungsional yang mungkin terdapat di dalam darah
adalah sekresi apokrin, pancreatic amylase, alkaline phosphatase dan
lain-lain. Enzim ini cuma hadir di dalam pembuluh darah apabila
berlaku kematian sel dalam jumlah yang banyak pada jaringan. Selain
daripada itu, perlepasan enzim yang banyak juga dapat dilihat setelah
melakukan latihan fisik yang berat.7,11
- CK MB (creatinin kinase MB)
Enzim CK-MB dalam keadaan normal ditemukan di dalam otot
jantung dan dilepaskan ke dalam darah jika terjadi kerusakan jantung.
Peningkatan kadar enzim ini akan tampak dalam waktu 6 jam setelah
serangan jantung dan menetap selama 36-48 jam. Kadar enzim ini
biasanya diperiksa pada saat penderita masuk rumah sakit dan setiap 6-
8 jam selama 24 jam berikutnya. CPK (Creatine phosophokinase) juga
penting, karena memberikan energi yang dibutuhkan untuk gerakan
oleh hati. Ketika otot jantung rusak dalam kasus serangan jantung,
konsentrasi tinggi enzim jantung yang dilepaskan ke dalam aliran
darah.
- Troponin (cTn = cardiac specific Troponin)
Troponin adalah enzim jantung sangat penting, karena memainkan
peran sentral dalam cara kontrak otot jantung. Troponin kontrol
48
bagaimana otot jantung merespon sinyal yang diterima untuk
kontraksi, dan mengatur gaya yang kontraksi otot.
- Lactic Dehydrogenase (LDH)
LDH yang paling sering diukur untuk memeriksa kerusakan jaringan.
LDH enzim dalam jaringan tubuh, terutama jantung, hati, ginjal, otot
rangka, otak, sel-sel darah, dan paru-paru.
- Mioglobin
Mioglobin (BM 16700, disingkat Mb) merupakan protein pengikat
oksigen yang relatif sederhana, ditemukan dalam konsentrasi yang
besar pada tulang dan otot jantung, membuat jaringan ini berwarna
merah yang berfungsi sebagai penyimpan oksigen dan sebagai
pembawa oksigen yang meningkatkan laju transport oksigen dalam sel
otot.12
BAB III
KESIMPULAN
Pengujian hipotesis yang dibuat dilakukan dengan analisa terhadap organ-
organ kardiovaskular secara makroskopik dan mikroskopik, sirkulasi jantung,
kelistrikan jantung, mekanisme pompa jantung, elektrokardiogram, faal pembuluh
darah, pengaturan curah jantung, pengaturan sistem kardiovaskular, dan enzim
jantung. Setelah melakukan hasil belajar mandiri, dapat dilihat bahawa proses
jantung amat kompleks untuk mengekalkan tubuh badan kita sentiasa dalam
keadaan yang normal. Sistem kardiovaskuler melibatkan kerja beberapa
komponen penting dalam tubuh kita yaitu sirkulasi, listrik, sistem pompa
pembuluh darah dan pengaturan kerja jantung. Kesemua komponen ini harus bisa
bekerja sama supaya terjadi kerja jantung yang teratur dan berlaku irama sinus.
Berdasarkan hasil pembelajaran yang dikaji, dapat disimpulkan bahwa hasil
hipotesis yang disepakati, yaitu perasaan lemas dan jantung berdebar kencang
49
disebabkan oleh gangguan sistem kardiovaskular. Gangguan yang terjadi pada
sistem kardiovaskular menyebabkan si ibu yang terdapat pada skenario tersebut
merasa lemas dan jantungnya berdegub sangat cepat. Berdasarkan hasil
pemeriksaan si ibu tersebut, didapati tekanan darahnya rendah. Hal ini disebabkan
oleh cardiac output nya yang menurun di mana strok volume darah juga menurun.
Untuk meningkatkan cardiac output tersebut, sistem tubuh telah melakukan
mekanisme kompensasi. Disebabkan mekanisme ini terlalu berpusat pada jantung,
jaringan darah ke perifer tidak cukup menyebabkan si ibu merasa lemas akibat
kekurangan oksigen. Hal ini seterusnya menyebabkan otak mengarah sistem
pernafasan supaya pernafasan berlangsung dengan lebih cepat untuk
membekalkan oksigen yang makin berkurang dan mengakibatkan kadar
pernafasan ibu tersebut naik yaitu sebanyak 32 kali per menit.
DAFTAR PUSTAKA
1. Winami W, Kindangen K, Listiawati E. Sistem kardiovaskular 1. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana; 2010.
2. Keith LM, Arthur FD, Anne MRA. Clinically Oriented Anatomy. 6th ed.
Lippincott William & Wilkins: 2010.
3. Masuda H, Kalka C, Asahara T. Endothelial progenitor cells for
regeneration. Hum cell 2000;13:153.
4. Gunawijaya FA, Kartawiguna E. Penuntun Praktikum Kumpulan Foto
Mikroskopik Histologi; Penerbit Universitas Trisakti: 2009.
5. Junqueira LC, Caneiro J.Histologi dasar: teks dan atlas.10 th ed.Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC;2007.
6. Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2001.
7. Sherwood L. Human Physiology, From Cells To System. International
edition; 2007. pg 460-506.
50
8. Ganong WF. Fisiologi kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC; 2005.
9. Kurnia Y, Santoso M, Winami w, Sumadikarya I. Buku Panduan
Keterampilan Medik (Skill-Lab) Semester 2. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana; 2010.
10. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta:
EGC; 2006.
11. Robert K.M, Daryl K.G, Victor W.R. Harper’s Illustrated Biochemistry,
27th ed. McGraw Hill ;2006.
12. Murray, Robert K, Daryl K.Granner,dkk. Otot dan Sitoskeleton.Anna
P.Bani dan Tiara M.N.Sikumbang. Biokimia Harper.Jakarta: EGC.2003;
683-690.
51