makalah pleno

76
KATA PENGANTAR Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Penulis menyusun makalah ini secara seksama untuk digunakan sebaik-baiknya bagi para mahasiswa dan masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan tentang sistem kardiovaskular yang amat penting dalam kehidupan manusia.Terlepas dari semua itu, penulis merasa bahwa yang telah disajikan ini belumlah sempurna namun masih bermanfaat bagi semua. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1. Tutor PBL yang banyak membantu dan memberi nasihat serta kritikan membina sama ada secara langsung atau tidak langsung 2. Orang tua, keluarga dan teman-teman sekalian yang selalu memberi nasehat dan informasi serta bersedia untuk berdiskusi. 3. Pihak-pihak lain yang turut membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya. Kritik dan saran yang bersifat membangun 1

Transcript of makalah pleno

Page 1: makalah pleno

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha

Esa karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat terselesaikan tepat pada

waktunya.

Penulis menyusun makalah ini secara seksama untuk digunakan sebaik-

baiknya bagi para mahasiswa dan masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan

tentang sistem kardiovaskular yang amat penting dalam kehidupan

manusia.Terlepas dari semua itu, penulis merasa bahwa yang telah disajikan ini

belumlah sempurna namun masih bermanfaat bagi semua.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada:

1. Tutor PBL yang banyak membantu dan memberi nasihat serta

kritikan membina sama ada secara langsung atau tidak langsung

2. Orang tua, keluarga dan teman-teman sekalian yang selalu

memberi nasehat dan informasi serta bersedia untuk berdiskusi.

3. Pihak-pihak lain yang turut membantu dalam menyelesaikan

makalah ini.

Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para

pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya. Kritik dan saran yang bersifat

membangun tentu amat penulis harapkan untuk perbaikan makalah dimasa-masa

yang akan datang. Terima kasih.

1

Page 2: makalah pleno

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..1 DAFTAR ISI…………………………………………………………...……….2

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………..….3 1.2 Tujuan Penulisan....………………………………………………………....3 1.3 Metode Penulisan...…………………………………………………………4 1.4 Identifikasi Istilah yang Tidak Diketahui.....………………………………..41.5 Rumusan Masalah...........................................................................................4 1.6 Analisis Masalah.............................................................................................51.7 Hipotesis.........................................................................................................5

BAB 2ISI2.1 Struktur Makroskopik Kardiovaskular..…………………………………....6 2.2 Struktur Mikroskopik Kardiovaskular…………………………………….18 2.3 Mekanisme Peredaran Darah....…………………………………………...26 2.4 Enzim Kardiovaskular...…………………………………………………...47

BAB 3PENUTUP………………………………………………………………….....50

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………...…….51

BAB I

2

Page 3: makalah pleno

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem kardiovaskular adalah penting dalam kehidupan manusia karena

berfungsi menghantarkan darah ke seluruh tubuh, sehingga tiap sel menerima

banyak suplai oksigen dan nutrisi. Sistem ini juga membawa sisa metabolisme

untuk dibuang melalui organ-organ eksresi. Sistem ini terdiri atas tiga

komponen utama yaitu jantung untuk memompa darah, pembuluh darah

sebagai saluran darah serta darah yang berperan sebagai media transport.

Jantung merupakan organ berongga, berotot dan berbentuk kerucut yang

berada di antara paru-paru kiri dan kanan. Fungsi darah dalam metabolisme

tubuh kita adalah mengedarkan sari-sari makanan ke seluruh tubuh,

mengedarkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, mengangkut karbon

dioksida ke paru-paru dan mengedarkan hormon. Fungsi darah ini ditunjang

oleh sistem kardiovaskular dalam tubuh manusia.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini, yaitu:

1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan sistem kardiovaskular dan

bagian-bagiannya, baik secara makroskopik maupun mikroskopik.

2. Menjelaskan bagaimana mekanisme pompa jantung dan penyaluran darah

ke seluruh tubuh terjadi.

3. Menjelaskan fungsi dari darah serta enzim-enzim yang berperan dalam

sistem kardiovaskular.

1.3 Metode Penulisan

3

Page 4: makalah pleno

Adapun metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan

metode pengumpulan data dan membaca dari beberapa sumber.

1.4 Identifikasi Istilah yang Tidak Diketahui

Sinus Karotikus: Arteri karotis interna yang sedikit berdilatasi tepat setelah

percabangannya dinamakan sinus karotikus. Pada sinus karotikus terdapat

baroreseptor yang berespon terhadap perubahan tekanan darah arteri.

1.5 Rumusan Masalah

Setelah diteliti kasus yang diberikan, diskusi kelompok telah mengeluarkan

masalah yang timbul dalam skenario ini yaitu:

1. Seorang wanita merasa lemas dan jantungnya berdegub sangat cepat.

2. Hasil pemeriksaan fisik:

- Tekanan darah = 80/60 mmHg

- Denyut nadi = 150x / menit

- Pernafasan = 32x / menit

- Suhu = 35,5oC

1.6 Analisis Masalah

4

Page 5: makalah pleno

1.7 Hipotesis

Perasaan lemas dan jantung berdegub cepat diakibatkan adanya gangguan

sistem kardiovaskular.

BAB II

5

Sistem kardiovaskular

Struktur makroskopik

Struktur mikroskopik

Enzim kardiovaskular

Mekanisme peredaran darah

Jantung

Pembuluh darah

Sirkulasi darah

Listrik jantung

Elektrokardiogram (EKG)

Pompa jantung

Pengaturan Kerja Jantung

Faal pembuluh darah

Page 6: makalah pleno

PEMBAHASAN

2.1 Struktur Makroskopik Kardiovaskular

A. Mediastinum dan Pembagiaannya

Mediastinum adalah ruangan yang terletak di antara pleura mediastinalis

sinistra dan dextra. Batas-batas mediastinum :

a. Ventral : sternum

b. Dorsal : columna vertebralis

c. Lateral : pleura mediastinalis dextra dan sinistra

d. Cranial : apertura thoracis superior

e. Caudal : diafragma

Mediastinum dibagi oleh bidang khayal yang terbentang dari angulus

sternalis ke tepi bawah corpus vertebra thoracalis IV, melewati tepi atas

pericardium, menjadi 2 bagian, yaitu:

6

Gambar 1: Mediastinum.

Sumber: en.academic.rudic.nsfenwiki

Page 7: makalah pleno

a. Mediastinum Inferior

b. Mediastinum Superior

1. Bagian retrosternal :

a. Thymus

b. Vena-vena besar

- V. Anonyma ( v. Brachiocephalica) sinistra

Vena anonyma sinistra merupakan persatuan v. Jugularis interna dan v.

Subclavia sinistra yang menerima darah dari vena-vena bagian sinistra

kepala, leher dan extremitas superior. Vena naonyma sinistra akan

bersatu dengan v. Anonyma dextra untuk membentuk v. Cava superior

di posterior bagian atas manubrium sterni. Selanjutnya v. Cava

superior akan bermuara ke atrium dextrum cor.

- V. Cava superior bagian atas

2. Bangunan di tengah

a. Arcus aorta dengan ketiga cabang

- Truncus brachiocephalica

- A. Carotis communis sinistra

- A. Subclavia sinistra

b. N. Vagus

N. vagus ini sebagian terletak di mediastinum superior dan sebagian di

mediastinum posterior. N. Vagus ke dalam thorax diantara A. Carotis

communis dan v. Jugularis interna.

c. N. Phrenicus

Nervus ini berjalan diantara A.V subclavia disebelah lateral dari N. Vagus

dan berjalan disebelah lateral truncus thyreocervicalis untuk berjalan

bersama-sama dengan a. Pericardiacophrenica ke arah caudal, di sebelah

ventral radix pulmonum.

3. Bangunan pra vertebra

7

Page 8: makalah pleno

a. Oesophagus.

b. Trachea.

c. N. Recurens sinistra.

d. Ductus thoracicus.1

B. Jantung (Cor)

Jantung merupakan organ muskularis yang mempunyai rongga di dalamnya

dan berbentuk kerucut dengan ukuran sebesar kepal pemiliknya. Jantung

bersandar pada diaphragma di antara bagian inferior kedua paru dan dibungkus

oleh membran khusus yang disebut pericardium. Jantung terletak di dalam

mediastinum media pars inferior, di sebelah ventral ditutupi oleh sternum dan

cartilago costalis III-IV. Apex kerucut terlentak di inferior, anterior dan ke

sinistra. Hampir 2/3 bagian jantung terletak di sebelah sinistra bidang media.1

1. Perikardium

Perikardium merupakan kantung serofibrosa, berbentuk conus, berisi

jantung dan pangkal pembuluh darah besar. Terletak pada mediastinum, di

posterior corpus sterni dan cartilago costalis II-IV, di anterior vertebra thoracalis

V-VIII. Pericarium terdiri dari dua saccus yang berhubungan erat satu sama lain,

tetapi beda struktur, yaitu:

a. Saccus externa/pericardium fibrosa, terdiri dari jaringa ikat fibrosa.

Pericardium fibrosa ini merupakan kantung berbentuk conus, ke superior

menyempit dan melanjut sebagai lapisan luar pembuluh darah besar dan fascia

pretrachealis, ke arah inferior melekat pada centrum tendineum dan pars

muskularis diaphragma sinistra. Pericardium fibrosa mengadakan perlekatan

pada dataran posterior sternum lewat Ligamentum pericardia sternalis superior

et inferior yang berhubungan dengan ujung superior corpus sternum.

b. Saccus Intena/pericardium serosum, merupakan kantong tertutup yang

berhubungan dengan pericardium fibrosa dan didesak jantung sehingga

8

Page 9: makalah pleno

terbentuk pars parietalis dan pars visceralis, hal ini memudahkan jantung

bergerak bebas dalam pericardium fibrosum.1

2. Ruangan jantung

Jantung terdiri dari empat ruangan yaitu dua atrium dan dua ventrikel.

Atrium kiri dan kanan dipisahkan oleh septum interatriorum. Atrium kanan

terletak dalam bagian superior kanan jantung, menerima darah dari seluruh

jaringan kecuali paru. Atrium kiri terletak di bagian superior kiri jantung,

berukuran lebih kecil dari atrium kanan, tetapi dindingnya lebih tebal. Atrium kiri

juga menampung empat vena pulmonalis yang mengembalikan darah

teroksigenasi dari paru-paru.

Ventrikel pula dipisahkan oleh septum interventrikulare. Ventrikel kanan

terletak dibagian inferior kanan pada apeks jantung. Darah meningalkan ventrikel

kanan melalui truncus pulmonal dan mengalir melewati jarak yang pendek ke

paru-paru. Ventrikel kiri terletak dibagian inferior kiri pada apeks jantung. Tebal

dinding ventrikel kiri adalah tiga kali tebal dinding ventrikel kanan. Darah

meninggalkan ventrikel kiri melalui aorta dan mengalir ke seluruh bagian tubuh

kecuali paru-paru.1

3. Katup jantung

Pada bahagian dalam dinding jantung, terdapat katup-katup. Fungsi katup

adalah untuk memastikan aliran darah searah saat darah di pompa pada tekanan

yang tinggi. Katup-katup yang terdapat pada jantung adalah katup tricuspid, katup

mitral (bicuspid), katup aorta dan katup pulmonal. Katup tricuspid terletak antara

atrium kanan dan ventrikel kanan. Memiliki tiga daun katup jaringan ikat fibrosa

irregular yang dilapisi endokardium. Bagian ujung daun katup yang mengerucut

melekat pada chorda tendinae, yang melekat pada otot papilaris.

Chorda tendinae mencegah pembalikan daun katup ke arah belakang

menuju atrium. Jika tekanan darah pada atrium kanan lebih besar daripada tekanan

arah atrium kiri, daun katup tricuspid terbuka dan darah mengalir dari atrium

9

Page 10: makalah pleno

kanan ke ventrikel kanan. Jika tekanan darah dalam ventrikel kanan lebih besar

dari tekanan darah diatrium kanan, daun katup akan menutup dan mencegah aliran

balik ke dalam atrium kanan.

Katup yang lain adalah katup mitral (bicuspid). Katup ini terletak antara

atrium kiri dan ventrikel kiri. Katup ini melekat pada chorda tendinae dan otot

papilaris, fungsinya sama dengan fungsi katup tricuspid. Katup semilunar aorta

dan pulmonal pula terletak di jalur keluar ventricular jantung sampai ke aorta dan

truncus pulmonalis. Katup semilunar pulmonari terletak antara ventrikel kanan

dan truncus pulmonal. Katup semilunar aorta terletak antara ventrikel kiri dan

aorta.1,2

Jantung juga mempunyai sistem aliran darahnya sendiri yang berfungsi

memberikan bekalan darah kepada otot-otot jantung. Ianya terdiri daripada arteri

koronari kanan dan kiri. Arteri koronari kanan muncul daripada aorta dan

mengelilingi bahagian kanan lekukan atrioventrikular dan menyalurkan darah

kepada atrium kanan dan ventrikel kanan dan sebahagian pembahagi (septa)

belakang. Arteri koronari kiri juga muncul daripada aorta. Kedua arteri koroner ini

10

Gambar 2: sistem katup jantung.

Sumber: www.texasheart.org

Page 11: makalah pleno

keluar dari aorta kira-kira ½ inchi diatas katup aorta dan berjalan dipermukaan

pericardium Bahagian permulaannya arteri kiri koronari utama dan menjadi arteri

kiri bawah dan arteri sirkumfleks. Kesemuanya menyalurkan darah bahagian

atrium kiri dan ventrikel kiri dan sebahagian pembahagi depan.

Vena coronaria pula adalah untuk transport hasil metabolism. sesudah

terjadi pertukaran O2 dan CO2 di kapiler , aliran vena dari kapiler miokard

dibawa melalui vena koroner terutama sinus coronarius dan langsung masuk ke

atrium kanan dimana aliran darah vena dari seluruh tubuh akan bermuara. Tidak

terdapat katup pada vena coronaria.1

4. Cabang

pembuluh nadi

dan pembuluh balik jantung

Vena brachiocephalicus dextra dan sinistra dihasilkan dengan percantuman

vena subclavia dan vena jugularis interna di posterior sternoclavicular joints. Pada

setinggi cartilago costalis dextra I secara inferior, venae brachiocephalica ini

bercantum menghasilkan vena cava superior. Venae brachiocephalica ini

11

Gambar 3:Perdarahan jantung.

Sumber: www.texasheart.org

Page 12: makalah pleno

menerima darah daripada bahagian kepala, leher dan extremitas superior ke arah

atrium dextra.

Vena cava superior mengembalikan darah daripada struktur superior

daripada diaphragma, kecuali jantung dan paru-paru. Ia melintas secara inferior

dan berhenti setinggi cartilago costalis III, di mana ia memasuki atrium dextra

jantung.

Aorta ascendens, bermula pada aortic orifice. Cabang pada bahagian

pembuluh nadi ini cuma arteri coronaria, yang timbul daripada sinus coronarius.

Arteri coronaria terletak secara intrapericardial. Kerana ini, pembuluh nadi ini

dianggap sebagai salah satu struktur yang terletak di mediastinum media.

Arcus aorta, kesinambungan daripada aorta ascendens bermula di posterior

ligamentum sternocostalis dextra II setinggi angulus sternalis. Ia membelok secara

superior, posterior, dan ke arah kiri dan akhirnya menuju ke inferior. Lengkung ini

berakhir pada aorta descendens setinggi ligamentum sternocostalis sinistra II.

Arcus aorta memberikan cabang kepada truncus brachiocephalicus, arteri carotis

communis senistra dan arteri subclavia sinistra.

Truncus brachiocephalica, cabang pertama dan terbesar daripada arcus aorta,

timbul sejajar dengan manubrium di mana ia terletak di bahagian anterior trachea

dan posterior terhadap vena brachiocephalica sinistra. Pembuluh ini bergerak

secara posterolateral untuk mencapai bahagian kanan trachea dan membahagi

menjadi arteri subclavia dextra dan arteri carotis communis dextra.

Arteri carotis communis sinistra, cabang kedua daripada arcus aorta berjalan

sedikit posterior daripada truncus brachiocephalicus. Ia berjalan menuju anterior

kepada arteri subclavia sinistra dan trachea lalu akhirnya menuju ke arah kiri. Ia

memasuki leher dengan melintasi posterior ligamentum sternocostalis sinistra.

Vena azygos menghasilkan saluran kolateral antara vena cava superior dan

vena cava inferior dan mengambil darah daripada dinding posterior thorax dan

abdomen. Ia menaik di mediastinum posterior, melintasi bahagian kanan thoracis

12

Page 13: makalah pleno

vertebralis VIII. Pembuluh balik ini mempunyai cabang yang dinamakan vena

hemiazygos dan vena hemiazygos assesorius.

Vena cava inferior terletak di bahagian bawah atrium dextra, menerima

darah yang miskin oksigen daripada bahagian inferior badan seperti tungkai

bawah dan abdomen.1,2

B.

Vaskularisasi Extremitas Superior

1. Bahu

Pembuluh nadi terbesar dan terpenting di daerah bahu adalah A.Axillaris,

yang merupakan lanjutan A. Subclavia mulai setinggi sisi lateralis Iga I sampai di

13

Gambar 4: Jantung.

Sumber: Netter F,2003

Page 14: makalah pleno

pinggir distalis M. Pectoralis Major. Pembuluh ini di sebelah ventralis di silang

oleh M. Pectoralis Minor dan dengan demikian otot ini membagi A.Axillaris

menjadi tiga bagian,1 yaitu:

a. Bagian pertama, antara sisi lateralis iga I sampai kranial M. Pectoralis Minor.

Bagian ini mempercabangkan A.Thoracalis Suprema.

b. Bagian kedua, di posterior M. Pectoralis Minor. Bagian ini mempercabangkan

A.Thoracoacromialis.

c. Bagian ketiga, antara batas distalis M. Pectoralis minor sampai batas distalis

M. Pectoralis Major. Bagian ini mempercabangkan A.Subscapularis yang

mempercabangkan A.Thoracodorsalis dan A.Circumflexa Scapulae, serta

A.Circumflexa Humeri Anterior et Posterior.

Pembuluh balik terpenting adalah V.Axilaris yang terbentuk oleh persatuaan

Vv.Brachialis. Vena ini berjalan ke arah proximal bersama-sama dengan

A.Axillaris, di sebelah medialis arteri tersebut. Pembuluh balik dangkal pada area

ini, yaitu:

a. V.Cephalica, mula-mula berjalan dalam sulcus bicipitalis lateralis, kemudian

meleweati sulcus deltodeopectoralis dan menembus fascia pectoralis

superficialis dan fascia clavipectoralis untuk bermuara ke V.Axillaris.

b. V.Basilica, biasanya bermuara ke dalam salah satu V.Brachialis, akan tetapi

kadang-kadang bermuara lebih proximalis ke dalam V.Axillaris.

2. Lengan atas

Lanjutan A.Axillaris mulai dari sisi kaudalis M.Pectoralis Major terkenal

sebagai A.Brachialis. Cabang-cabang A.Brachialis, yaitu:

14

Page 15: makalah pleno

a. Profunda Brachii, berjalan bersama dengan N.Radialis dalam Sulcus Nervi

Radialis dan mempercabangkan:

- A.Collateralis Media untuk M.Triceps Brachii.

- A.Nutricia Humeri untuk humerus dan berakhir sebagai A.Collateralis

radialis.

b. A.Collateralis Ulnaris Superior berjalan ke arah distalis bersama-sama dengan

N.Ulnaris.

c. A.Collateralis Ulnaris Inferior memberi darah kepada otot di sekitar

epicondylus ulnaris dan mengadakan hubungan dengan rote articulare cubiti.

Pembuluh balik lengan atas dapat digolongkan menjadi pembuluh balik

dangkal, yaitu V.Basilica dan V.Cephalica; dan pembuluh balik dalam Vv.

Brachiales yang kemudian bersatu menjadi V.Axillaris.

3. Siku dan lengan bawah

Vaskularisasi pada siku oleh cabang-cabang dari A.Bracjialis, yaitu:

a. A.Radialis yang dipercabangkan di lekuk siku, lalu menuju ke arah distalis

dalam sulcus antebrachii radialis. Cabangnya adalah A.Reccurens Radialis.

b. A.Reccurens Ulnaris mengikuti M.Pronator Teres ke arah proximalis dan

mengadakan anstomosis dengan A.Collateralis Brachii Ulnaris Superior et

Inferior.

c. A.Interossea Communis bercabang menjadi A.Interossea Dorsalis dan

A.Interossea Volaris.

d. A.Ulnaris berjalan ke arah ulnaris dan distalis di bawah M.Pronator Teres

setelah mana pembuluh ini terletak antara M.Flexor Digitorum Profundus

dan M.Flexor digitorum Sublimis. Kemudian pembuluh ini terletak antara

M.Flexor Digitorum Sublimis dan M.Flexor Carpi Ulnaris dan menuju ke

pergelangan tangan.

15

Page 16: makalah pleno

Pembuluh Balik yang terletak di jaringan subkutan, yakni pembuluh

dangkal, berasal dari rete venosum dorsale manus. Di fossa cubiti V.Mediana

antebrachii bercabang dua dan tiap cabang menyalurkan darahnya masing-masing

ke dalam V.Basillica dan ke dalam V.Cephalica.

4. Tangan

Pembuluh nadi pada area tangan terdiri atas A.Radialis dan A.Ulnaris di vola

manus membentukj dua lengkung yang dikenal sebagai arcus superficialis dan

arcus volaris profundus. Arcus Volaris Superficialis dibentuk oleh A.Radialis

ramus volaris superficialis dan A.Ulnaris. dari lengkung ini mempercabangkan

tiga A.Digitales Volares Communis, tiap A.Digitales Volares Communi

mempercabangkan dua A.Digitales Propriae. Sedangkan Arcus Volaris Profundus

dibentuk oleh A.Ulnaris Ramus Profundus dan A.Radialis. cabang-cabang dari

arcus ini adalah Aa.Metecarpae Volares.

Pembuluh balik pada umumnya mengikuti pembuluh nadi. Di dorsum manus

terdapat rete venosum dorsale manus yang menampung darah darah dari Vv.

Metacarpae dorsalis dan menyalurkan darahnya melewati V.Cephalica dan

V.Basilica.1

C. Vaskularisasi Extremitas Inferior

Extremitas inferior diperdarahi oleh A.Femoralis yang merupakan lanjutan

dari A.Iliaca Externa. Setelah melewati Canalis Adductorius, A.Femoralis

selanjutnya disebut A.Poplitea. Cabang-cabang A.Femoralis, yaitu:

a. Cabang Superficialis, yaitu A.Epigastrica Superficialis, A.Circumflexa Ilium

Superficialis, dan Aa.Pudendae Externa.

16

Page 17: makalah pleno

b. Cabang Profunda, yaitu A.Profunda Femoris, cabang-cabangnya terbesar yang

memberi darah pada sebagian besar tungkai atas, yaitu A.Circumflexa Femoris

Medialis, A.Circumflexa Femoris Lateralis, dan Aa. Perforantes; A. Genus

Suprema yang dipercabangkan dalam canalis adductorius, kemudian

menembus membran vastoadductoria bagian distal; A.Poplitea yang pada

ujung distal mempercabangkan A.Tibialis Anterior yang mempercabangkan

A.Reccurens Tibialis Anterior et Posterior, serta A.Malleolaris Medialis et

Lateralis Anterior. Sedangkan A.Tibialis Posterior mempercabangkan

A.Maleolaris Medialis Posterior, Ramus Calcaneus Medialis Posterior yang

mempercabangkan A.Plantaris Medialis et lateralis, dan A.Peronea.

Pembuluh balik pada extremitas inferior di jaringan subkutan di bagian

anterior dapat diketemukan V.Saphena Magna, yang pada Fossa Ovalis

menembus Fascia Cribosa dan bermuara ke dalam V.Femoralis. Selain pembuluh

ini, terdapat pula beberapa pembuluh balik lainnya yang membelok ke dalam pada

Fossa Ovalis, yakni V.Epigastrica Superficialis, V.Circumflexa Ilium

Superficialis, V.Pudendae Externa. Masing-masing pembuluh balik ini mengikuti

perjalanan pembuluh nadi yang sesuai dengan namanya. Biasanya tiap pembuluh

nadi diikuti oleh pembuluh balik, kecuali A.Profunda Femoris dan A.Femoralis.1

2.2 Struktur Mikroskopik Kardiovaskular

A. Mikroskopis Jantung

1. Dinding jantung

Dinding Jantung, terdiri dari:

a. Endokardium, terdiri atas selapis sel endotel gepeng, yang berada di atas

selapis tipis subendotel jaringan ikat longgar yang mengandung serat

17

Page 18: makalah pleno

elastin, kolagen, dan otot polos. Yang menghubungkan endokardium

dengan miokardium adalah selapis jaringan ikat yang disebut

sudendokardium yang mengandung vena, saraf, dan sistem penghantar

impuls jantung.

b. Miokardium, Tunika yang paling tebal dari jantung dan terdiri atas sel-sel

otot jantung yang tersusun dalam lapisan bilik-bilik jantung dalam bentuk

pilinan yang rumit.

c. Epikardium, dibentuk oleh epitel selapis gepeng (mesotel) yang ditopang

oleh selapis jaringan ikat.lapisan jaringan ikat longgar subepikardium

mengandung vena, saraf, dan ganglia saraf. Jaringan adiposa memenuhi

lapisan ini.3

2. Rangka jantung

Rangka jantung terdiri atas jaringan ikat padat dan merupakan bangunan

penyokong, tempat sebagian besar otot jantung dan katup jantung melekat.

Bagian utamanya adalah Septum membranaseum, Trigonum fibrosum, dan

Annulus fibrosus. Struktur-satruktur ini terdiri atas jaringan ikat padat, dengan

serat kolagen tebal yang tersusun dalam berbagai arah. Bagian tertentu

mengandung nodul rawan fibrosa.3

Annuli fibrosi merupakan dua pasang cincin jaringan ikat yang menjadi

tempat melekatnya sabut-sabut otot jantung dan katub. 1 pasang mengelilingi

aorta dan arteri pulmonalis dan 1 pasang mengelilingi lubang atrio-ventrikuler

yang kemudian akan bergabung dengan septum interventrikularis. Trigona

fibrosa merupakan jaringan ikat padat diantara 2 pasang annuli fibrosi. Septum

membranacea pula terdapat pada septum interventrikularis bagian atas,

strukturnya seperti aponeurosis yang terdiri atas sabut-sabut kolagen yang

saling sejajar.4

3. Sistem hantar rangsang

Jantung memiliki sistem khusus untuk membangkitkan stimulus ritmik

yang tersebar di seluruh miokardium. Sistem ini terdiri dari dua nodus yang

18

Page 19: makalah pleno

terletak di atrium, yaitu Nodus Sinoatrial (SA) dan nodus atrioventricularis

(AV), serta berkas atrioventricularis. Sel-sel dari sistem penghantar impuls

secara fungsional disatukan oleh taut celah.

Nodus SA merupakan massa sel otot jantung yang bermodifikasi., dan

berbentuk fusiform, serta lebih kecil dari sel otot atrium. Berkas

atriovenricularis berasal dari nodus atrioventricular dan bercabang kedua

ventricel. Berkas ini dibentuk oleh sel-sel yang serupa dengan nodus AV.

Akan tetapi, ke arah distal, sel-sel ini menjadi lebih besar dari sel otot jantung

biasa dan memiliki tampilan sendiri.

Serat yang disebut serat purkinje memiliki satu atau dua inti di pusat dan

sitoplasmanya kaya akan glikogen dan mitokondria. Serat purkinje

mampunyai kecepatan hantar rangsang lebih besar daripada serat otot jantung

biasa. Serat purkinje umumnya lebih besar daripada otot jantung biasa, banyak

sarkoplasma, jumlah miofibril sedikit dan terletak di tepi serat.3

B. Mikroskopis Pembuluh Darah

Secara umumnya, dinding pembuluh darah memiliki tiga lapisan yaitu :

a. Tunika intima

Intima terdiri atas satu lapis sel endotel, yang ditopang oleh lapisan

subendotel jaringan ikat longgar yang kadang-kadang mengandung sel otot

polos. Pada arteri, intima dipisahkan dari tunika media oleh lamina

elastika intena yaitu komponen terluar dari intima lamina ini terdiri atas

elastin, memiliki celah-celah yang memungkinkan terjadi difusi zat untuk

memberikan nutrisi ke sel-sel bagian dinding pembuluh. Karena tekanan

darah dan kontraksi pembuluh tidak terjadi pada saat kematian, tunika

intima arteri pada umumnya tampak berombak-ombak pada sedian

jaringan.

b. Tunika media

Tunika media terutama terdiri atas lapisan kosentris sel-sel otot polos yang

tersusun secara berpilin. Diantara sel-sel otot polos terdapat serat dan

19

Page 20: makalah pleno

lamela elastin, serat retikulin, proteoglikan, dan glikopotein dalam jumlah

bervariasi. Sel otot polos menjadi sumber sel dari matriks ekstrasel ini.

Pada arteri, tunika media memiliki lamina elastika eksterna yang lebih

tipis, yang memisahkannya dari tunika adventisia.

c. Tunika adventisia

Tunika adventisia terutama terdiri atas serat kolagen dan elastin. Kolagen

dalam adventisia berasal dari tipe 1. lapisan adventisia berangsur menyatu

dengan jaringan ikat organ tempat pembuluh darah berada.5

1. Arteri

Dalam

perjalanannya arteri bercabang-cabang dan ukurannya semakin kecil. Berdasarkan

ukurannya, komponen pembentuk dinding dan fungsi arteri dibedakan menjadi:

a. Arteri besar

20

Gambar 5: Lapisan pembuluh darah.

Sumber: Mescher AL,2010.

Page 21: makalah pleno

Arteri besar memiliki dinding dengan banyak lapis elastin berfenestra

(bertingkap) pada tunica medianya. Dindingnya tampak kuning dalam keadaan

segar akibat banyanya elastin. Pembuluh konduksi utama ini direnggangkan

selama jantung berkontraksi (sistol), dan penguncupan akibat kelenturan

dindingnya selama diastol berfungsi sebagai pompa tambahan untuk

mempertahankan aliran agar tetap meskipun jantung berhenti berdenyut

sesaat. Dindingnya sangat kuat, tetapi kalau dibandingkan dengan besarnya

relatif lebih tipis dari arteri sedang. Lapisan-lapisannya,yaitu:

- Tunica intima: terdiri atas endotel yang berbentuk polygonal, dengan

panjang 25-50 mm dan lebar 10-15 mm, sumbu panjangnya terorientasi

memanjang. Di bawah sel-sel endotel ini terdapat anyaman serabut-serabut

kolagen dengan sel-sel otot polos berbentuk kumparan. Lebih ke dalam,

terdapat banyak serabut-serabut elastis yang bercabang saling

berhubungan. Di antaranya terdapat beberapa serabut kolagen, fibroblas,

dan berkas-berkas kecil otot polos.

- Tunica media: terdiri atas banyak serabut elastin konsentris dengan

fenestra yang berselang-seling dengan lapis tipis terdiri atas sel-sel otot

polos terorientasi melingkar, dan serat-serat kolagen elastin dalam

proteoglikan matriks ekstrasel. Ketebalannya sekitar 2-5m. Karena

banyaknya elastin dalam arteri besar, maka otot polos relatif sedikit pada

tunica media.

- Tunica adventitia: merupakan lapisan yang relatif tipis dan terdiri atas

fibroblas, berkas memanjang serat kolagen, dan anyaman longgar serat

elastin halus. Dinding arteri besar terlalu tebal sehingga memiliki

microvaskulator sendiri yang disebut vasa vasorum, untuk mendapat

nutrisi dari lumen. Vasa vasorum tersebar di permukaan pembuluh

membentuk anyaman dalam tunica adventitia dari mana kapiler-kapiler

menerobos sampai ke dalam tunica media. Untuk lapisan dalam yang tidak

tercakup oleh kapiler tersebut, nutrisi diterima langsung secara difusi dari

21

Page 22: makalah pleno

lumen. Akibat kondisi-kondisi tersebut maka dinding arteri lebih mudah

mengalami degenerasi dibandingkan jaringan lain dalam tubuh.3

b. Arteri sedang

Arteri sedang ini merupakan arteri yang paling banyak dari sistem arteri.

Mencakup arteri branchial, arteri femoral, arteri radial, dan arteri poplitea dan

cabang-cabangnya. Ukuran cabangnya sampai sekecil 0,5 mm.4 Bersifat

kurang elastin dan lebih banyak otot polosnya. Lapisan-lapisannya,yaitu:

- Tunica intima: lebih tipis daripada arteri besar namun sama susunannya.

Umumnya dikatakan endotel menempel langsung pada membrana elastica

interna. Pada percabangan arteri coronaria terdapat penebalan tunica

intima yang disebut “musculo elastic cushion”. Dalam tunica intima

terdapat monosit yang dapat berubah menjadi fibroblas atau makrofag.

- Tunica media: membrana elastica interna tampak berkelok-kelok karena

kontraksinya otot-otot polos di tunica media sebelum pembuatan sediaan.

Terdiri atas lapisan otot polos yang tersusun konsentris. Di sebelah luar

terdapat membrana elastica eksterna yang lebih tipis dari membrana

elastica interna.

- Tunica adventitia: terkadang lebih tebal dari tunica media dan

mengandung fibroblas, berkas-berkas kolagen yang tersusun memanjang.5

c. Arteri kecil

Arteri kecil atau arteriol merupakan segmen sirkulasi yang secara fisiologis

penting karena merupakan unsure utama tahanan perifer terhadap aliran yang

mengatur tekanan darah. Mempunyai diameter antara 200 mm sampai 40 mm.

Lapisan-lapisannya,yaitu:

22

Page 23: makalah pleno

- Tunica intima: terdiri atas endotel utuh yang menempel langsung pada

membrana elastica interna dan lapis subendotel ysng sangat tipis terdiri

atas serat retikuler dan elastin.

- Tunica media: terdiri atas susunan sel-sel otot polos yang konsentris. Pada

arteriol yang besar kadang-kadang terdapat membrana elastica eksterna

tipis.

- Tunica adventitia: merupakan lapisan yang sangat tipis. Tersusun dari serat

kolagen dan sedikit fibroblas. Pada pembuluh daerah peralihan antara

arteriol dan kapiler disebut metarteriol, otot polos tidak membentuk lapis

utuh, namun sel-sel otot polos, yang melingkari tabung endotel seluruhnya,

terpisah satu dari lainnya.5

2. Vena

Setelah melalui anyaman kapiler, darah akan menuju jantung melalui vena.

Semakin mendekati jantung, pembuluhnya akan semakin membesar. Dinding vena

lebih tipis dan kurang elastis dari pada arteri yang didampinginya sehingga pada

sediaan selalu terdapat kolaps atau memipih. Berdasarkan ukurannya, vena dibagi

menjadi tiga macam, yaitu :

a. Vena besar

Golongan vena ini terdiri dari:

- Tunica Intima: seperti pembuluh darah lainnya, pada sebelah dalamnya

dilapisi oleh sel-sel endotel. Dalam tunica intima terdapat jaringan

pengikat dengan serabut-serabut elastis. Di bagian luar serabut-serabut

elastis tersebut membentuk anyaman.

- Tunica media: biasanya sangat tipis, kadang tidak ada sama sekali. Kalau

ada terdiri atas serabut-serabut otot polos sirkuler yang dipisahkan oleh

serabut kolagen yang memanjang.

- Tunica adventitia: merupakan jaringan utama dari dinding vena dan

tebalnya beberapa kali lipat dari tunica medianya. Terdiri atas berkas

serabut-serabut otot polos yang memanjang dengan anyaman serabut

23

Page 24: makalah pleno

elastis. Selain itu juga mengandung jaringan pengikat dengan serabut-

serabut kolagen dan elastis yang memanjang.3

b. Vena sedang

Pada umumnya vena ini berukuran 2 – 9 mm.

- Tunica intima: sangat tipis, kalau ada strukturnya sama dengan vena besar

Dengan tunica media dibatasi oleh anyaman serabut elastis.

- Tunica media: lebih tipis dibandingkan arteri yang didampinginya. Terdiri

atas serabut otot polos sirkuler yang dipisahkan oleh serabut kolagen yang

memanjang dan beberapa fibroblas.

- Tunica adventitia: lebih tebal dari tunica medianya dan merupakan

jaringan pengikat longgar dengan berkas-berkas serabut kolagen dan

anyaman serabut elastis. Kadang terdapat serabut otot polos yang

longitudinal pada perbatasan dengan tunica medianya.3

c. Venula

Beberapa kapiler yang bermuara dalam sebuah pembuluh dengan ukuran 15 –

20 mikron yang disebut venula. Venula juga berperan dalam pertukaran zat.

Lapisannya terdiri atas:

- Tunika Intima: terdiri dari selapis sel endotel dan lapisan subendotel yang

sangat tipis.

- Tunika Media: hanya mengandung perisit kontraktil.3

3. Kapiler

Lapisan yang terdapat pada kapiler hanya tunika intima. Diameter kapiler

adalah antara 8-12 um, lebih besar sedikit daripada eritrosit. Lumen kapiler hanya

dapat dilalui oleh 1 eritrosit saja. Kapiler darah mempunyai variasi struktural

untuk membenarkan tahap pertukaran metabolik yang berbeza antara darah dan

24

Page 25: makalah pleno

jaringan di sekeliling. Kapiler terdiri dari sel endotel yang di gulung menjadi

salur. Apabila dipotong secara melintang, dinding mereka dilihat terdiri daripada

satu hingga tiga bahagian sel. Permukaan luar dari sel ini biasanya berada di

lamina basalis, hasil endotel. Kapiler darah mampu dibahagikan menjadi tiga tipe;

a. Fenestrated capillaries, yang tidak mempunyai fenestrae di dinding mereka.

b. Kapilari Visceral, yang mempunyai dinding yang berlubang disebut fenestrae

yang ditutupi diaphragma yang lebih tipis daripada membran sel.

c. Discontinuous sinusoidal capillaries, kapiler darah yang berdiameter lebih

besar, bertujuan untuk menurunkan kelajuan darah, mempunyai fenestrae yang

tidak ditutupi diaphragma. Lamina basalis kelihatan tidak bersambung.4

2.3 Mekanisme Peredaran Darah

A. Sistem sirkulasi

Sistem kardiovaskular merupakan sistem transportasi dalam tubuh yang

berfungsi menghantarkan berbagai nutrisi, oksigen, air dan elektrolit menuju

jaringan tubuh dan membawa berbagai sisa metabolisme jaringan ke alat ekskresi.

Selanjutnya juga mengangkut panas sebagai hasil proses metabolisme sel ke

seluruh tubuh serta membawa berbagai hormon dari kelenjar endokrin ke organ

sasaran.

Sistem sirkulasi terdiri atas tiga komponen utama yaitu:

a. Jantung

yang berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah

agar timbul gradien dan darah dapat mengalir ke seluruh tubuh.

b. Pembuluh darah yang berfungsi sebagai saluran untuk mendistribusikan

darah dari jantung ke semua bagian tubuh dan mengembalikannya kembali

ke jantung.

25

Page 26: makalah pleno

c. Darah yang berfungsi sebagai medium transportasi dimana darah akan

membawa oksigen dan nutrisi.

Secara umum sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia dapat dibagi

menjadi dua bagian:

a. Sistem sirkulasi sistemik

Sirkulasi sistemik merupakan sirkulasi darah yang mengalir dari jantung

kiri keseluruh tubuh dan kembali ke jantung kanan. Sirkulasi ini

memompa darah ke berbagai organ, yaitu ginjal, otot, otak, dan semuanya.

Sirkulasi sistemik dimulai dari ventrikel kiri ke aorta lalu arteri besar,

arteri kecil, arteriol lalu ke seluruh tubuh lalu ke venule, vena kecil, vena

besar, vena cava inferior, vena cava superior akhirnya kembali ke atrium

kanan.

Jadi darah yang keluar dari ventrikel kiri tersebar sehingga masing-masing

bagian tubuh menerima darah segar. Darah arteri yang sama tidak

mengalir dari jaringan ke jaringan. Jaringan akan mengambil O2 dari darah

dan menggunakannya untuk melakukan proses metabolisme untuk

menghasilkan energi.

Dalam prosesnya, sel-sel jaringan akan membentuk CO2 sebagai produk

buangan atau produk sisa yang ditambahkan ke dalam darah. Darah yang

sekarang kekurangan O2 dan mengandung CO2 berlebih akan kembali ke

sisi kanan jantung. Selesailah satu siklus dan terus menerus berulang siklus

yang sama setiap saat. Kedua sisi jantung akan memompa darah dalam

jumlah yang sama. Volume darah yang beroksigen rendah yang dipompa

26

Page 27: makalah pleno

ke paru oleh sisi jantung kanan memiliki volume yang sama dengan darah

beroksigen tinggi yang dipompa ke jaringan oleh sisi kiri jantung.

b. Sistem sirkulasi pulmonal:

Secara umumnya, sirkulasi pulmonal adalah sirkulasi darah yang mengalir

dari jantung kanan ke paru-paru lalu kembali ke jantung kiri. Sirkulasi ini

dimulai dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis, arteri besar dan kecil,

kapiler lalu masuk ke paru, setelah dari paru keluar melalui vena kecil,

vena pulmonalis dan akhirnya kembali ke atrium kiri.

Sistem ini memiliki tekanan dan resistensi rendah, sedangkan sirkulasi

sistemik adalah sistem yang memiliki tekanan dan resistensi yang tinggi. 

Oleh karena itu, walaupun sisi kiri dan kanan jantung memompa darah

dalam jumlah yang sama, sisi kiri melakukan kerja yang lebih besar karena

ia memompa volume darah yang sama ke seluruh tubuh dengan resistensi

tinggi.

Dengan demikian otot jantung di sisi kiri jauh lebih tebal daripada otot di

sisi kanan sehingga sisi kiri adalah pompa yang lebih kuat.Darah mengalir

melalui jantung dalam satu arah tetap yaitu dari vena ke atrium ke

ventrikel ke arteri. Adanya empat katup jantung satu arah memastikan

darah mengalir satu arah.6,7

27

Page 28: makalah pleno

B. Aktifitas Listrik Jantung

1. Persarafan Intrinsik Jantung

Persarafan intrinsik jantung diatur oleh sel otoritmik. Berbeda dengan sel

saraf dan sel otot rangka, yang membrannya tetap berada pada potensial istirahat

yang konstan, kecuali apabila sel dirangsang, sel-sel otoritmik jantung tidak

memiliki potensial istirahat. Sel-sel otoritmik ini memperlihatkan aktiitas pemacu,

yaitu membrane mereka secara perlahan mengalami depolarisasi, atau bergeser,

antara potensial-potensial aksi sampai ambang tercapai, pada saat membrane

mengalami potensial aksi.6

Sel-sel jantung yang mampu mengalami autoritmisitas ditemukan di lokasi-

lokasi berikut ini:

a. Nodus Sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat

lubang vena kava superior

28

Gambar 6: Sistem sirkulasi sistemik dan pulmonal.Sumber: http//doctorgrasshopper.files.wordpress.com

Page 29: makalah pleno

b. Nodus atrioventrikel (AV), sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus di

dasar atrium kanan dekat septum, tepat di atas pertautan atrium dan ventrikel.

c. Berkas His (Berkas Atrioventrikel), suatu jaras sel-sel khusus yang berasal

dari nodus AV dan masuk ke septum antarventrikel, tempat berkas tersebut

bercabang membentuk berkas kanan dan kiri yang berjalan ke bawah melalui

septum, melingkari ujung bilik ventrikel, dan kembali ke atrium di sepanjang

dinding luar.

d. Serat purkinje, serat-serat terminal halus yang berjalan dari berkas His dan

menyebar ke seluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon.8

2. Persarafan Ekstrinsik Jantung

Jantung juga dipersarafi oleh kedua divisi sistem saraf otonom, yang dapat

memodifikasi kecepatan (serta kekuatan) kontraksi, walaupun untuk memulai

kontraksi tidak memerlukan stimulasi saraf.

a. Efek Stimulasi Parasimpatis pada Jantung:

- Pengaruh sistem saraf parasimpatis pada nodus SA adalah untuk

menurunkan kecepatan denyut jantung.

- Pengaruh parasimpatis pada nodus AV menurunkan eksitabilitas nodus

tersebut, memperpanjang transmisi impuls ke ventrikel.

- Stimulasi parasimpatis pada sel-sel kontraktil atrium mempersingkat

potensial aksi.

Dengan demikian, jantung bekerja secara “lebih santai” di bawah pengaruh

parasimpatis-jantung berdenyut lebih lambat, waktu antara kontraksi atrium dan

ventrikel memanjang, dan kontraksi atrium melemah.8

b. Efek Stimulasi Simpatis pada Jantung

- Sebaliknya, sistem saraf simpatis, yang mengontrol kerja jantung pada

situasi-situasi darurat atau sewaktu berolahraga. Yaitu saat terjadi

peningkatan kebutuhan akan aliran darah, mempercepat denytu jantung

29

Page 30: makalah pleno

melalui efeknya pada jaringan pemacu. Efek utama stimulasi simpatis

pada nodus SA adalah meningkatkan kecepatan depolarisasi.

- Stimulasi simpatis pada nodus AV mengurangi perlambatan nodus AV

dengan meningkatkan kecepatan penghantaran, mungkin melalui

peningkatan arus masuk Ca2+ yang berjalan lambat.

- Demikian juga, stimulasi simpatis mempercepat penyebaran potensial

aksi di seluruh jalur penghantar khusus.

- Di sel-sel kontraktil atrium dan ventrikel, yang keduanya memiliki

banyak ujung saraf simpatis, stimulasi simpatis meningkatkan kekuatan

kontraktil, sehingga jantung berdenyut lebih kuat dan memmeras lebih

banyak darah keluar.

Dengan demikian, efek keseluruhan stimulasi simpatis pada jantung adalah

meningkatkan aktivitas jantung sebagai pompa dengan meningkatkan kecepatan

denyut jantung, menurunkan jeda antara kontraksi atrium dan ventrikel,

menurunkan waktu hantaran ke seluruh jantung, dan meningkatkan kekuatan

kontraksi.6

3. Kerja Jantung

Perbandingan Potensial Aksi Per Menit Jaringan Otoritmik

a. Nodus SA (pemacu normal) : 70-80

b. Nodus AV : 40-60

c. Berkas His dan serat-serat purkinje : 20-40

Sel-sel jantung yang memiliki kecepatan pembentukan potensial aksi

tertinggi terletak di nodus SA.sekali potensial aksi timbul di salah satu sel otot

jantung, potensial aksi tersebut akan menyebar ke seluruh miokardium melalui

gap junction dan sistem penghantar khusus. Oleh karena itu, nodus SA, yang

dalam keadaan normal memperlihatkan kecepatan otoritmisitas tertinggi, yaitu 70-

80 potensial aksi per menit, menjalankan bagian jantung sisanya dengan

kecepatan ini dan dikenal sebagai pemacu jantung. Jaringan otoritmik lain tidak

mampu menjalakan kecepatan mereka yang rendah, karena mereka sudah

diaktifkan oleh potensial aksi yang berasal dari nodus SA sebelum mereka

30

Page 31: makalah pleno

mencapai ambang dengan irama mereka yang lebih lambat. Jaringan otoritmik

bukan SA adalah pemacu laten, yang dapat mengambil alih, walaupun dengan

kecepatan yang lebih rendah, apabila pemacu normal tidak bekerja. Jika nodus

AV rusak, maka hantaran atrium dan ventrikel terhambat, atrium akan berdenyut

dengan kecepatan 70 kali/menit, dan jaringan ventrikel yang tidak dijalankan oleh

kecepatan nodus SA yang tinggi, berdenyut dengan kecepatan 30 kali/menit.

Fenomena ini disebut sebagai blok jantung total.

Kadang-kadang suatu bagian jantung, misalnya serat purkinje, menjadi

sangat tereksitasi dan mengalami depolarisasi lebih cepat daripada nodus SA.

Daerah yang mengalami eksitasi abnormal, yakni focus ektopik, mencetuskan

potensial aksi premature yang menyebar ke seluruh bagian jantung lainnya

sebelum nodus SA dapat menghasilkan potensial aksi. Impuls abnormal yang

kadang-kadang datang dari suatu focus ektopik menghasilkan denyut premature

atau suatu ekstrasistol. Jika focus ektopik terus menghasilkan potensial aksi

dengan kecepatan yang lebih tinggi, aktivitas pemacu bergeser dari nodus SA ke

focus ektopik. Kecepatan denyut jantung secara mendadak meningkat selama

beberapa waktu sampai focus ektopik kembali ke normal. Daerah yang sangat

teriritasi tersebut mungkin berkaitan dengan penyakit jantung organic, tetapi lebih

sering terjadi sebagai respons terhadap kecemasan, tidak dapat tidur, atau

kelebihan kafein, nikotin, atau konsumsi alkohol.6

4. Kegiatan Biolistrik dan Potensial Aksi Jantung

Kontraksi otot jantung untuk mendorong darah dicetuskan oleh potensial

aksi yang menyebar melalui membran sel otot. Jantung berkontraksi atau

berdenyut secara berirama akibat potensial aksi yang ditimbulkan sendiri, suatu

sifat yang dikenal dengan otoritmisitas. Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung

yaitu 99% sel otot jantung kontraktil yang melakukan kerja mekanis, yaitu

memompa. Sel – sel pekerja ini dalam keadaan normal tidak menghasilkan sendiri

potensial aksi. Sebaliknya, sebagian kecil sel sisanya adalah, sel otoritmik, tidak

31

Page 32: makalah pleno

berkontraksi tetapi mengkhususkan diri mencetuskan dan menghantarkan

potensial aksi yang bertanggungjawab untuk kontraksi sel – sel pekerja.

Kontraksi otot jantung dimulai dengan adanya aksi potensial pada sel

otoritmik. Penyebab pergeseran potensial membran ke ambang masih belum

diketahui. Secara umum diperkirakan bahwa hal itu terjadi karena penurunan

siklis fluks pasif K+ keluar yang langsung bersamaan dengan kebocoran lambat

Na+ ke dalam. Di sel–sel otoritmik jantung, antara potensial–potensial aksi

permeabilitas K+ tidak menetap seperti di sel saraf dan sel otot rangka.

Permeabilitas membrane terhadap K+ menurun antara potensial–potensial aksi,

karena saluran K+ diinaktifkan, yang mengurangi aliran keluar ion kalium positif

mengikuti penurunan gradien konsentrasi mereka.

Karena influks pasif Na+ dalam jumlah kecil tidak berubah, bagian dalam

secara bertahap mengalami depolarisasi dan bergeser ke arah ambang.Setelah

ambang tercapai, terjadi fase naik dari potensial aksi sebagai respon terhadap

pengaktifan saluran Ca2+ dan influks Ca2+ kemudian; fase ini berbeda dari otot

rangka, dengan influks Na+ bukan Ca2+ yang mengubah potensial aksi ke arah

positif. Fase turun disebabkan seperti biasanya, oleh efluks K+ yang terjadi karena

terjadi peningkatan permeabilitas K+ akibat pengaktifan saluran K+.Setelah

potensial aksi usai, inaktivasi saluran – saluran K+ ini akan mengawali

depolarisasi berikutnya. Sel – sel jantung yang mampu mengalami otortmisitas

ditemukan pada nodus SA, nodus AV, berkas His dan serat purkinje. Kecepatan

normal pembentukan potensial aksi di jaringan otoritmik jantung jaringan

potensial aksi per menit:

a. Nodus SA ( pemicu normal) 70 – 80

b. Nodus AV 40 – 60

c. Berkas His dan serat – serat purkinje 20 – 40

Sebuah potensial aksi yang dimulai di nodus SA pertama kali akan

menyebar ke atrium melalui jalur antar atrium dan jalur antar nodus lalu ke nodus

32

Page 33: makalah pleno

AV. Karena konduksi nodus AV lambat maka terjadi perlambatan sekitar 0,1

detik sebelum eksitasi menyebar ke ventrikel. Dari nodus AV, potensial aksi akan

diteruskan ke berkas His sebelah kiri lalu kanan dan terakhir adalah ke sel

purkinje. Potensial aksi yang timbulkan di nodus SA akan menghasilkan

gelombang depolarisasi yang akan menyebar ke sel kontraktil melalui gap

junction.

Masa refrakter sel miokardium adalah 250m detik manakala masa kontraksi

otot jantung adaalah 300m detik. Otot jantung tidak dapat dirangsang sampai masa

relaksasi selesai. Jadi, pada otot jantung tidak dapat terjadi kontaksi sumasi

(tetani). Masa refrakter yang panjang ini adalah disebabkan oleh fase Plateu.6

C. Elektrokardiogram (EKG)

EKG ( elektrokardiogram) adalah rekaman sebagian kecil arus listrik yang

dihasilkan oleh otot jantung selama depolarisasi dan repolarisasi yang mencapai

permukaan tubuh dan dideteksi oleh elektroda pencatat. EKG adalah grafik yang

dibentuk oleh elektrokardiograf. Informasi yang dapat kita dapatkan dari rekaman

EKG adalah gangguan ritme jantung seperti aritmia, gangguan elektrolit,

abnormalitas konduksi, hipertrofi atrium dan ventrikel, deteksi penyakit bukan

jantung, pengaruh obat– obatan.

33

Gambar 7: Pergerakan impuls dan Potensial aksi otot jantung.

Sumber: Sherwood L,2001

Page 34: makalah pleno

Prinsip cara kerja EKG adalah melalui konduksi listrik oleh organ

pembangkit listrik yaitu jantung. Tubuh mengandung sejumlah besar air dan

elektrolit merupakan volume conductor yang menghantarkan listrik dalam 3

dimensi (hipotesis Einthoven) dan listrik ini boleh terditeksi pada kulit dengan

menggunakan alat EKG yang mempunyai galvanometer yang sangat peka.

Rekaman EKG ini dilakukan dengan menggunakan 2 elektroda perekam yang

ditempatkan dikulit dan dihubungkan dengan string. String akan bergetar bila ada

arus listrik.

Terdapat 12 sadapan elektroda yang terbagi menjadi enam

buah sadapan pada bidang vertikal serta enam lainnya pada bidang

horizontal. Sadapan pada bidang vertikal atau frontal:

a. Tiga buah bipolar standard leads atau sadapan Einthoven, yaitu Lead I, II, dan

III. Sadapan ini merekam perbedaan potensial dari dua elektroda yang

digambarkan sebagai sebuah segitiga sama sisi, segitiga Einthoven.

b. Tiga buah unipolar limb leads atau sadapan Wilson yang sering disebut juga

sadapan unipolar ekstrimitas, yaitu Lead aVR, aVL, dan aVF. Sadapan ini

merekam besar potensial listrik pada satu ekstrimitas, elektroda eksplorasi

diletakkan pada ekstrimitas yang akan diukur.

Sadapan pada bidang horizontal adalah enam buah unipolar chest leads atau

sering disebut juga sadapan unipolar prekordial, yaitu lead V1, V2, V3, V4, V5,

dan V6.

Sadapan Einthoven merekam perbedaan potensial dari 2 elektroda, yang

ditandai dengan angka romawi I, II dan III:

a. Sandapan I :  merekam beda potensial antara tangan kanan (RA)

yang  bermuatan negative (-) tangan kiri bermuatan positif (+)

b. Sandapan II :  merekam beda potensial antara tangan kanan (-) dengan

kaki   kiri (LF) yang bermuatan (+)

34

Page 35: makalah pleno

c. Sandapan III : merekam beda potensial antara tangan kiri

(LA) yang  bermuatan (-) dan kaki kiri (+)

Sadapan I, II, III membentuk segitiga sama sisi atau dikenal sebagai segitiga

einthoven Hukum Einthoven. Jumlah aljabar sadapan II adalah sama dengan

jumlah aljabar sadapan I+III (II=I+III)

Sadapan yang kedua adalah Augmented Extremity Lead.yang terdiri dari:

a. aVR : merekam potensial listrik pada tangan kanan (RA) yang bermuatan

(+),  dan  elektroda (-)  gabungan  tangan kiri dan kaki kiri membentuk

elektroda indifiren.

b. aVL : merekam potensial listrik pada tangan kiri (LA) yang bermuatan (+),

dan  muatan (-) gabungan  tangan kanan dan kaki kiri membentuk

elektroda  indifiren.

c. aVF : merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF) yang bermuatan (+) dan

elektroda (-) dari gabungan tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda

indifiren.  

Sadapan yang ketiga adalah Sadapan Prekordial Wilson (unipolar). Sadapan

ini terdiri dari V1, V2, V3, V4, V5, dan V6 yang ditempatkan secara   langsung di

dada:

a. Sadapan V1 ditempatkan di ruang intercostal IV di kanan sternum (sternal

kanan).

b. Sadapan V2 ditempatkan di ruang intercostal IV di kiri sternum (sternal kiri).

c. Sadapan V3 ditempatkan di antara sadapan V2 dan V4.

d. Sadapan V4 ditempatkan di ruang intercostal V di linea midklavikularis kiri

e. Sadapan V5 ditempatkan secara mendatar dengan V4 di linea axillaris kiri

anterior.

35

Page 36: makalah pleno

f. Sadapan V6 ditempatkan secara mendatar dengan V4 dan V5 di linea axillaris

kiri tengah.

Cara menempatkan elektroda :

a. Elektroda ekstremitas atas dipasang pada pergelangan tangan kanan dan

searah dengan telapak tangan

b. Elektroda ekstremitas bawah pada pergelangan kaki kanan dan kiri sebelah

dalam pemasangan pada pergelangan tidak mutlak, bisa diperlukan untuk

dapat dipasang sampai paha kiri atau kanan. Kabel yang dihubungkan :

- Merah : Lengan kanan (RA)

- Kuning : Lengan kiri (LA)

- Hijau : Tungkai kiri (LL)

- Hitam : Tungkai kanan (RL) : ground.

c. Elektrode dada (prekordial) terpasang.

d. Melakukan kalibrasi 10 mm dengan keadaan 25 mm/volt/detik.

e. Lakukan kalibrasi dengan menekan tombol start/run. Setelah kertas EKG

bergerak, tekan tombol kalibrasi untuk memeriksa apakah gelombang EKG

sesuai 10 mm/1MV, dengan memindahkan lead selektor buat perekaman EKG

berturut-turut : Lead  ekstremitas :I, II, III, aVR, aVL, aVF, Lead prekordial :

V1-V6.

36

Gambar 8: Sadapan elektroda.

Sumber: Institut Teknologi Telkom,2009

Page 37: makalah pleno

Gelombang EKG dinyatakan dengan abjad Einthoven yaitu P,Q,R,S,T dan

U. Jantung normal dengan irama sinus pada rekaman EKG terlihat tiap

denyut/siklus :

a. Dimulai dengan gelombang P

b. Diikuti kompleks QRS dan gelombang T

c. Kadang-kadang terdapat gelombang U dibelakang T

d. Gelombang P → Depolarisasi atrium

e. Komplek QRS → Depolarisasi ventrikel

f. Gelombang T → Repolarisasi ventrikel

Gambar 9: Elektrokardiogram.Sumber: http://www.virtualmedicalcentre.com/healthinvestigations.asp?sid=28

Gelombang P, terjadi akibat kontraksi otot atrium (depolarisasi atrium),

gelombang ini relatif kecil karena otot atrium yang relatif tipis. Kompleks QRS:

representasi dari depolarisasi ventrikel, diukur dari awal gelombang Q hingga

37

Page 38: makalah pleno

akhir gelombang S. Gelombang QRS, terjadi akibat kontraksi otot ventrikel yang

tebal sehingga gelombang QRS cukup tinggi. Gelombang Q merupakan depleksi

pertama kebawah. Selanjutnya depleksi ke atas adalah gelombang R. Depleksi ke

bawah setelah gelombang R disebut gelombang S. Gelombang T, terjadi akibat

kembalinya otot ventrikel ke keadaan listrik istirahat (repolarisasi). Interval QT:

merupakan waktu total dari depolarisasi ventrikel hingga repolarisasi ventrikel.,

diukur dari awal kompleks QRS sampai akhir gelombang T.

Besarnya tegangan–tegangan normal yang terdapat pada EKG bergantung

pada cara pemasangan elektroda-elektroda pada permukaan tubuh dan jarak

elektoda ke jantung. Bila salah satu elektroda dipasang langsung diatas jantung

dan elektroda yang lain ditempatkan pada permukaan tubuh lain, tegangan

kompleks QRS mungkin sebesar 3 sampai 4 millivolt. Tegangan ini pun masih

kecil bila dibandingkan dengan potensial aksi monofasik sebesar 110 millivolt

yang direkam langsung pada membran otot jantung. Bila EKG direkam dengan

memasang elektroda pada kedua lengan atau pada satu lengan dan satu tungkai,

tegangan kompleks QRS biasanya kurang lebih 1 milivolt, mulai dari puncak

gelombang R sampai kedasar gelombang S; besarnya tegangan gelombang T

antara 0,1 dan 0.3 volt dan tegangan gelombang P antara 0,2 dan 0,3 millivolt.7,9

D. Mekanisme Pompa Jantung

Jantung dapat bekerja secara efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan

tubuh. Kerja jantung dipengaruhi oleh faktor mekanik, persarafan dan suhu.

Regulasi jantung meliputi regulasi terhadap heart rate, stroke volume, cardiac

output dan blood pressure.

a. Regulasi Heart Rate: Heart rate dipengaruhi sistem saraf simpatis dan

parasimpatis. Sistem saraf simpatis dengan epinefrin dan norepnefrin sebagai

neurotrasmiternya menyebabkan peningkatan heart rate. Sedangkan sistem

saraf parasimpatis melalui nervus vagus menyebabkan perlambatan heart rate.

38

Page 39: makalah pleno

Heart rate juga dipengaruhi oleh kemoreseptor dan baroreseptor. Aktivitas

kemoreseptor bertujuan menjaga kecukupan sirkulasi serebral (otak).

b. Regulasi Stroke Volume: Volume sekuncup diatur dengan Mekanisme

(hukum) Starling.

c. Regulasi Cardiac Output: Determinan utama dari curah jantung adalah

kebutuhan oksigen jaringan dengan cara autoregulasi intrinsik yang mengubah

preload dan stroke volume dan autoregulasi ekstrinsik atas pengaruh hormon

epinefrin.

d. Regulasi Tekanan Darah: Tekanan darah dipengaruhi oleh kemoresptor,

tahanan perifer dan volume darah.7

Curah Jantung (Cardiac Output, CO) adalah volume darah yang dipompakan

oleh ventrikel per menit. Faktor yang mempengaruhi curah jantung ini adalah

kecepatan denyut jantung (denyut per menit) dan volume sekuncup (stroke

volume). Terdapat dua jenis kontrol yang mempengaruhi volume sekuncup, yaitu:

a. Kontrol Intrinsik yang berkaitan dengan aliran balik vena. Semakin banyak

darah yang kembali ke jantung, semakin banyak darah yang dipompa oleh

jantung, tetapi hubungan ini tidak sesederhana seperti yang dibayangkan,

karena jantung tidaj menyemprotkan semua darah yang dikandungnya.

Hubungan langsung antara volume diastolik akhir dan volume sekuncup

membentuk kontrol intrinsik atas volume sekuncup, yang mengacu pada

kemampuan inheren jantung untuk mengubah volume sekuncup. Hubungan

intrinsik antara volume diastolik akhir dan volume sekuncup ini dikenal

hukum Frank-Starling. Hukum ini menyatakan bahwa peningkatan aliran balik

vena meningkatkan volume sekuncup.

b. Kontrol Ekstrinsik yang berkaitan dengan tingkat stimulasi jantung. Stimulasi

simpatis dan epinefrin akan meningkatkan kontraktilitas yang akan mengacu

pada kekuatan kontraksi pada setiap volume diastolik akhir. Dengan kata lain,

39

Page 40: makalah pleno

jantung berkontraksi lebih kuat dan memeras lebih banyak darah yang

dikandungnya. Peningkatan kontraktilitas ini disebabkan oleh peningkatan

influks Ca2+ yang dicetuskan oleh norepinefrin dan epinefrin.

Ada tiga faktor yang mempengaruhi volume sekuncup, yaitu:

a. Preload: merupakan tingkat pengisian ventrikel, yaitu peningkatan volume

diastolik akhir yang disertai oleh peningkatan volume sekuncup. Preload

merupakan beban kerja yang di berikan ke jantung sebelum kontraksi

dimulai.

b. Kontraktilitas: pengaruh terhadap curah jantung melalui faktor yang tidak

berasal dari jantung sendiri (dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik).

c. Afterload: merupakan beban kerja yang ditimpahkan ke jantung setelah

kontraksi dimulai. Apabila tekanan darah arteri secara kronis meningkat

atau terjadi stenosis katup semilunaris, ventrikel harus menghasilkan

tekanan yang lebih tinggi untuk menyemprotkan darah.10

Pada saat jantung bekerja akan terdengar bunyi "lub" dan "dub". Bunyi

tersebut adalah bunyi I dan II. Bunyi I terdengar saat sistol dan II saat diastol.

Bunyi I timbul akibat penutupan katup mitral pada saat sistol ventrikel dan bunyi

II timbul akibat penutupan katup semilunar pada permulaan diastol ventrikel.

Selain bunyi I dan II, bisa juga terdengar bunyi jantung tambahan yaitu III dan IV.

III terdengar sesudah bunyi jantung II. Sebab darah yang masuk ventrikel dalam

jumlah besar dengan aliran darah yang deras. Ini adalah keadaan fisiologis waktu

kerja fisik. Bunyi jantung IV biasanya berlaku akibat faktor patologis, yaitu

terdengar sebelum bunyi jantung I pada kontraksi atrium. Ini disebabkan oleh

osilasi darah yang masuk ventrikel dari atrium dengan jumlah besar berlaku pada

pembesaran atrium.6,7

E. Faal Pembuluh Darah

40

Page 41: makalah pleno

Aliran darah berarti jumlah darah yang mengalir melalui suatu titik tertentu

di sirkulasi dalam satuan waktu. Aliran darah ini disebut curah jantung karena ini

merupakan jumlah darah yang dipompa dalam satuan waktu oleh jantung. Ada

dua jenis aliran darah, yaitu:

a. Aliran Darah Laminar

Bila darah mengalir dengan kecepatan tetap melalui pembuluh darah yang

panjang dan licin, darah mengalir dalam aliran streamline, dengan setiap

lapisan darah tetap bergerak sama dari dinding. Demikian pula, bagian sentral

dari darah berada di tengah pembuluh darah. Tipe aliran ini disebut aliran

laminar.

b. Aliran darah Turbulen

Aliran Turbulen berarti bahwa darah yang mengalir melintang di pembuluh

maupun sepanjang pembuluh, biasanya membentuk pusaran dalam darah yang

disebut aliran eddy. Bila terjadi aliran eddy, darah mengalir dengan tahan yang

jauh lebih besar daripada aliran laminar karena eddy menambah besar seluruh

gesekan aliran dalam pembuluh.10

Di dalam tubuh manusia, darah mengalir keseluruh bagian (organ-organ)

tubuh secara terus-menerus untuk menjamin suplai oksigen dan zat-zat nutrien

lainnya agar organ-organ tubuh tetap dapat berfungsi dengan baik. Aliran darah

keseluruh tubuh dapat berjalan berkat adanya pemompa utama yaitu jantung dan

sistem pembuluh darah sebagai alat pengalir atau distribusi.

Secara anatomi pembuluh darah dibagi kepada aorta, arteri besar, arteri

sedang, arteri kecil,arteriola, kapiler,venula,vena kecil vena sedang, vena besar

dan vena cava. Fungsi arteria dalah mendistribusikan darah kaya oksigen

keseluruh jaringan tubuh dan fungsi vena adalah mengalirkan darah membawa

sisa metabolisme dan CO2 dari jaringan ke jantung. Dari aorta sampai kapiler

penampang total meningkat. Penampang total kapiler sama dengan 600-800x

41

Page 42: makalah pleno

penampang aorta dan dari kapiler ke vena cava, luas penampang kembali

menurun. Luas penampang total dipengaruhi oleh tekanan darah dan kecepatan

aliran darah

Faktor yang mempengaruhi pertukaran zat dikapiler adalah dinding

kapiler, arteriola dan venula. Rangkaian arteriola-kapiler-venula dikenal sebagai

mikrosirkulasi (terminal vascular bed). Perubahan tekanan hidrostatik kapiler,

tekanan onkotik plasma dan aliran darah limfe mempengaruhi proses filtrasi dan

absorpsi zat-zat melalui dinding kapiler. Aliran darah kapiler diaturoleh

mekanisme sentral (persarafan), neurohumoral dan mekanisme local dan

mekanisme pengaturan ini berbeda pada tiap jaringan contohnya pada daerah kulit

dan splancnicus diatur oleh saraf dominan atau persarafan sentral manakala

jantung serta otak diatur oleh pengaturan lokal.8

Pembuluh darah dibagi kepada 6 berdasarkan fungsi dan ukurannya yaitu:

a. Windkessel vessel

Merupakan pembuluh darah yang sangat besar misalnya aorta dan arteri

besar lainnya. Pembuluh ini berperan dalam recoil effect. Pembuluh ini

sangat elastis dan menyimpan energi potensial yang dirubah menjadi

energi kenetik.

b. Shunt vessel (anastomosa arteriovena)

Aliran darah yang tidak melalui pembuluh kapiler akan melewati shunt

ini dan tidak turut dalam pertukaran cairan dan zat-zat lain.

c. Resistence vessel

Merupakan arteri kecil yang distal dari arteriola dan sebagian kecil

kapiler. Ujung distal arteriol dikenal sebagai prekapiler dan mempunyai

tahanan terbesar. Resistence vessel terjadi karena dinding mempunyai

lapisan otot maka pembuluh ini boleh melakukan kontraksi atau

42

Page 43: makalah pleno

relaksasi. Pembuluh ini memiliki sistem pengaturan yang sangat efisien

dan diatur pula oleh sistem saraf otonom.

d. Sphincter vessel

Merupakan pembuluh darah pada ujung distal arteriola. Pembuluh ini

mampu berkontraksi relaksasi untuk menentukan jumlah kapiler yang

terbuka. Ini membolehkan penentuan luas permukaan tempat pertukaran

zat.

e. Exchange vessel

Merupakan pembuluh darah kapiler. Pembuluh terkecil, dindingnya

terdiri dari 1 lapisan sel. Disini terjadi pertukaran air dan zat-zat di

dalamnya antara darah (difusi, filtrasi,absorpsi) dengan cairan tubuh

lainnya (cairan interstitiil). Kapiler tidak kontraksil. Perubahan tekanan

dalam pembuluh mengubah diameter secara pasif.

f. Capacitance vessel

Pembuluh-pembuluh darah balik (vena dan venuli), dapat menampung

darah dalam jumlah banya (reservoir) karena mempunyai distensibilitas

besar.

Jenis tekanan darah dapat dibedakan seperti berikut:

a. Tekanan sistole: tekanan darah tertinggi selama 1 siklus jantung,

merupakan tekanan yang dialami  pembuluh darah saat jantung

berdenyut/memompakan darah keluar jantung. Pada orang dewasa

normal tekanan sistole berkisar 120 mm Hg

b. Tekanan diastole: tekanan darah terendah selama 1 siklus jantung,

suatu tekanan di dalam pembuluh darah saat jantung beristirahat. Pada

orang dewasa tekanan diastole berkisar 80 mm Hg

c. Tekanan nadi: selisih antara tekanan sistole dan diastole.7

Gelombang nadi (pulse wave):

43

Page 44: makalah pleno

Arteri (pembuluh nadi) berdinding lapisan elastin (Windkessel function)

membolehkan penjalaran gelombang nadi. Kecepatan gelombang nadi lebih cepat

daripada aliran darah dan bergantung pada distensibilitas pembuluh darah dan

ratio ketebalan dinding pembuluh dan radius. Makin tebal dan kaku atau makin

kecil radius pembuluh nadi, makin tinggi kecepatan gelombang nadi

(arteriosklerosis). Perekaman gelombang nadi dilakukan dengan menggunakan

sphygmogram. Rekaman gelombang nadi mempunyai puncak kedua dan diantara

puncak itu terdapat incisura yang dikenal sebagai Dicrotic Notch. Tiap sistol,

sejumlah darah dipompakan (stroke volume) kesusunan arteri. Ini mengakibatkan

pembuluh arteri mengembang membentuk gelombang dan dihantarkan keperifer

melalui dinding pembuluh. Kecepatan gelombang nadi dipengaruhi oleh elastisitas

dinding pembuluh darah. Jika terjadi pembuluh darah kaku (arteriosklerosis) maka

kecepatan gelombang akan meningkat.

Tekanan darah dan kecepatan aliran darah berbeda pada pembuluh darah

yang berbeda. Susunan arteri merupakan susunan dengan tekanan darah tinggi

manakala susunan vena merupakan susunan dengan tekanan darah rendah.

Diantara arteri dan vena terdapat arteriola dengan dinding yang kontraksil.

Kontriksi arteriola mengakibatkan tekanan darah arteri naik dan tekanan darah

vena turun manakala dilatasi arteriola mengakibatkan tekanan arteri turun dan

tekanan vena naik. Tekanan darah dari aorta sampai arteri terkecil turun lambat

dan teratur. Penurunan terbesar diarteriol. Tekanan darah terendah di kapiler.

Tekanan darah merupakan garis yang berosilasi antara tekanan tertinggi waktu

sistol dan tekanan terendah waktu diastol

Tekanan darah arteri sama dengan tekanan arus darah terhadap dinding

pembuluh arteri Pengukuran tekanan darah pada orang adalah dengan melakukan

pengukuran secara tidak langsung. Pengukuran tekanan darah pada orang (tidak

langsung) adalah sebagai berikut:

a. Prinsip memberi tekanan lawan terhadap arteri yang akan

diukur tekanannya .

44

Page 45: makalah pleno

b. Alat pengukur tekanan darah : spygmomanometer : manset

( balon karet), manometer Hg , pompa dan ventil pengatur tekanan)

c. Ditempat penekanan/distal dari tempat penekanan diperiksa

kejadian akibat penekanan

d. Tekanan lawan diberikan dengan memasang manset balon

karet dilengan atas

e. Balon berhubungan dengan pompa dan manometer

f. Memompa dengan meniup balon karet dan perhatikan

tekanan pada manometer

g. Ventil untuk menurunkan tekanan dalam manset secara

perlahan

Penetapan tekanan darah pada orang melalui dua kaedah yaitu cara

auskultasi (mendengarkan pakai stetoskop) dan cara palpasi (meraba nadi

radialis). Pompa manset sampai meraba nadi , sampai denyut nadi tidak teraba ,

kemudian ditambah 30 mmHg. Turunkan tekanan perlahan-lahan sambil meraba

nadi. Denyut pertama yang teraba adalah tekanan sistol. Tekanan diastol tidak

dapat ditetapkan dengan teliti.7

F. Pengaturan Kerja Jantung

Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom. Nervus vagus (saraf kranial

ke-10) memperlambat frekuensi jantung dan menyebabkan penurunan kekuatan

kontraksi melalui hantaran impuls ke nodus sinuatrial. Saraf simpatis

mempercepat frekuensi jantung dan memperkuat kontraksi. Persarafan ganda

terhadap jantung ini dikoordinasi oleh pusat jantung di medula oblongata otak.

Frekuensi denyut jantung juga dikendalikan secara refleks oleh dua kelompok

reseptor.

45

Page 46: makalah pleno

Reseptor tekanan (atau baroreseptor) adalah reseptor yang sensitif terhadap

perubahan tekanan darah. Reseptor ini ditemukan pada arteri karotis dan pada

lengkung aorta. Apabila tekanan darah meningkat, maka akan terjadi penurunan

rangsang simpatis dan peningkatan rangsang para simpatis, sehingga frekuensi

jantung melambat dan tekanan darah menurun. Ini adalah salah satu contoh

mekanisme homeostatik yang bekerja melalui umpan balik negatif.

Kemoreseptor adalah reseptor yang sensitif terhadap jumlah oksigen dan

karbondioksida di dalam darah. Kemoreseptor ditemukan di leher dekat arteri

karotis dan dekat aorta. Kemoreseptor ini sensitif terhadap kekurangan oksigen.

Impuls dihantarkan ke pusat jantung dan frekuensi jantung dipercepat untuk

meningkatkan suplai darah (dan tentunya suplai oksigen) ke jaringan.

Jantung mendapat persarafan dari cabang simpatis dan parasimpatis dari

susunan saraf otonom. Sistem simpatis menggiatkan kerja jantung sedangkan

sistem parasimpatis bersifat menghambat kerja jantung. Perangsangan simpatis

jantung mempunyai efek yaitu :

a. Mempercepat denyut jantung sehingga menyebabkan takikardia.

b. Daya kontraksi jantung menjadi lebih kuat terutama kontraksi miokardium

ventrikal

Setiap kerja jantung diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan melalui

pengendalian persarafan pada keadaan istirahat, pengaruh nervus vagus lebih

besar daripada nervus simpatikus. Waktu kerja, otot atau strestonus simpatis

meningkat dan tonus vagus menurun. Pengaturan oleh persarafan terjadi secara

reflex. Untuk terjadinya reflex diperlukan stimulus dan lengkung reflex sehingga

memungkinkan terjadinya jawaban dalam bentuk menggiatan atau menghambat

kerja jantung.

Pada reflex sinus karotikus rangsangannya mengubah tekanan darah. Bila

tekanan darah meningkat maka kerja jantung akan dihambat oleh peningkatan

tonus prasimpatikus dan penurunan tonus simpatikus. Sebaliknya, bila tekanan

46

Page 47: makalah pleno

darah rendah maka akan terjadi penggiatan kerja jantung melalui peningkatan

tonus simpatikus dan penurunan tonus vagus. Pengaruh oksigen dan karbon

dioksida terhadap jantung sukar dinilai dari hasil percobaan. Karena zat ini secara

langsung atau melalui reflex juga mempengaruhi pembuluh darah dan kerja

jantung.7

2.4 Enzim Kardiovaskular

Enzim adalah protein yang dihasilkan oleh sel hidup yang mempengaruhi

reaksi kimia. Sebagian banyak enzim diproduksi dalam jumlah kecil dan berfungsi

di dalam sel.. Enzim yang berada dalam aliran darah sangat kecil, jadi jika ada

peningkatan kadar suatu enzim di darah, biasanya merupakan indikasi kematian

sel, kerusakan sel atau sebagai marker penyakit tertentu. Misal : CK, AST, LDH

adalah enzim-enzim yang berhubungan dengan fungsi dan penyakit jantung yang

terutama Infark Miokard

Dalam sistem kardiovaskular, dikenal dua macam enzim, yaitu:

a. Enzim Fungsional:

Enzim fungsional mengalami metabolisme di dalam hati sebelum

dihantarkan ke saluran darah. Kadar enzim fungsional ini lebih banyak

terdapat di dalam pembuluh darah daripada kadar di dalam jaringan.

Dengan ini dapat dilihat kelainan sekiranya enzim fungsional seperti

lipoprotein lipase, pseudocholineesterase, proenzim pembekuan darah

dan pemecahan pembekuan darah terdapat lebih sedikit di dalam

pembuluh darah.

Pseudocholineesterase digunakan untuk menukarkan acetylcholine

kepada choline dan acetic acid, satu reaksi yang diperlukan untuk

mengembalikan aktivasi jantung kepada fase istirahat. Lipoprotein

lipase pula digunakan untuk mengembalikan lemak yang tergumpal di

dalam darah kepada asam lemak untuk mengelakkan artherosclerosis.

47

Page 48: makalah pleno

b. Enzim Nonfungsional:

Enzim non-fungsional tidak terdapat di dalam darah tetapi berguna

ketika saat melakukan diagnosi dan prognosis suatu penyakit. Ini

kerana enzim ini tidak mempunyai substrat di dalam darah dan

kadarnya sangat sedikit berbanding di dalam jaringan. Sekiranya

terdapat kenaikan di dalam komposisi enzim di dalam darah

menunjukkan terdapat kerosakan di dalam jaringan tubuh badan.

Antara enzim non-fungsional yang mungkin terdapat di dalam darah

adalah sekresi apokrin, pancreatic amylase, alkaline phosphatase dan

lain-lain. Enzim ini cuma hadir di dalam pembuluh darah apabila

berlaku kematian sel dalam jumlah yang banyak pada jaringan. Selain

daripada itu, perlepasan enzim yang banyak juga dapat dilihat setelah

melakukan latihan fisik yang berat.7,11

- CK MB (creatinin kinase MB)

Enzim CK-MB dalam keadaan normal ditemukan di dalam otot

jantung dan dilepaskan ke dalam darah jika terjadi kerusakan jantung.

Peningkatan kadar enzim ini akan tampak dalam waktu 6 jam setelah

serangan jantung dan menetap selama 36-48 jam. Kadar enzim ini

biasanya diperiksa pada saat penderita masuk rumah sakit dan setiap 6-

8 jam selama 24 jam berikutnya. CPK (Creatine phosophokinase) juga

penting, karena memberikan energi yang dibutuhkan untuk gerakan

oleh hati. Ketika otot jantung rusak dalam kasus serangan jantung,

konsentrasi tinggi enzim jantung yang dilepaskan ke dalam aliran

darah.

- Troponin (cTn = cardiac specific Troponin)

Troponin adalah enzim jantung sangat penting, karena memainkan

peran sentral dalam cara kontrak otot jantung. Troponin kontrol

48

Page 49: makalah pleno

bagaimana otot jantung merespon sinyal yang diterima untuk

kontraksi, dan mengatur gaya yang kontraksi otot. 

- Lactic Dehydrogenase (LDH)

LDH yang paling sering diukur untuk memeriksa kerusakan jaringan.

LDH enzim dalam jaringan tubuh, terutama jantung, hati, ginjal, otot

rangka, otak, sel-sel darah, dan paru-paru.

- Mioglobin

Mioglobin (BM 16700, disingkat Mb) merupakan protein pengikat

oksigen yang relatif sederhana, ditemukan dalam konsentrasi yang

besar pada tulang dan otot jantung, membuat jaringan ini berwarna

merah yang berfungsi sebagai penyimpan oksigen dan sebagai

pembawa oksigen yang meningkatkan laju transport oksigen dalam sel

otot.12

BAB III

KESIMPULAN

Pengujian hipotesis yang dibuat dilakukan dengan analisa terhadap organ-

organ kardiovaskular secara makroskopik dan mikroskopik, sirkulasi jantung,

kelistrikan jantung, mekanisme pompa jantung, elektrokardiogram, faal pembuluh

darah, pengaturan curah jantung, pengaturan sistem kardiovaskular, dan enzim

jantung. Setelah melakukan hasil belajar mandiri, dapat dilihat bahawa proses

jantung amat kompleks untuk mengekalkan tubuh badan kita sentiasa dalam

keadaan yang normal. Sistem kardiovaskuler melibatkan kerja beberapa

komponen penting dalam tubuh kita yaitu sirkulasi, listrik, sistem pompa

pembuluh darah dan pengaturan kerja jantung. Kesemua komponen ini harus bisa

bekerja sama supaya terjadi kerja jantung yang teratur dan berlaku irama sinus.

Berdasarkan hasil pembelajaran yang dikaji, dapat disimpulkan bahwa hasil

hipotesis yang disepakati, yaitu perasaan lemas dan jantung berdebar kencang

49

Page 50: makalah pleno

disebabkan oleh gangguan sistem kardiovaskular. Gangguan yang terjadi pada

sistem kardiovaskular menyebabkan si ibu yang terdapat pada skenario tersebut

merasa lemas dan jantungnya berdegub sangat cepat. Berdasarkan hasil

pemeriksaan si ibu tersebut, didapati tekanan darahnya rendah. Hal ini disebabkan

oleh cardiac output nya yang menurun di mana strok volume darah juga menurun.

Untuk meningkatkan cardiac output tersebut, sistem tubuh telah melakukan

mekanisme kompensasi. Disebabkan mekanisme ini terlalu berpusat pada jantung,

jaringan darah ke perifer tidak cukup menyebabkan si ibu merasa lemas akibat

kekurangan oksigen. Hal ini seterusnya menyebabkan otak mengarah sistem

pernafasan supaya pernafasan berlangsung dengan lebih cepat untuk

membekalkan oksigen yang makin berkurang dan mengakibatkan kadar

pernafasan ibu tersebut naik yaitu sebanyak 32 kali per menit.

DAFTAR PUSTAKA

1. Winami W, Kindangen K, Listiawati E. Sistem kardiovaskular 1. Jakarta:

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana; 2010.

2. Keith LM, Arthur FD, Anne MRA. Clinically Oriented Anatomy. 6th ed.

Lippincott William & Wilkins: 2010.

3. Masuda H, Kalka C, Asahara T. Endothelial progenitor cells for

regeneration. Hum cell 2000;13:153.

4. Gunawijaya FA, Kartawiguna E. Penuntun Praktikum Kumpulan Foto

Mikroskopik Histologi; Penerbit Universitas Trisakti: 2009.

5. Junqueira LC, Caneiro J.Histologi dasar: teks dan atlas.10 th ed.Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC;2007.

6. Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2001.

7. Sherwood L. Human Physiology, From Cells To System. International

edition; 2007. pg 460-506.

50

Page 51: makalah pleno

8. Ganong WF. Fisiologi kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC; 2005.

9. Kurnia Y, Santoso M, Winami w, Sumadikarya I. Buku Panduan

Keterampilan Medik (Skill-Lab) Semester 2. Jakarta: Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Krida Wacana; 2010.

10. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta:

EGC; 2006.

11. Robert K.M, Daryl K.G, Victor W.R. Harper’s Illustrated Biochemistry,

27th ed. McGraw Hill ;2006.

12. Murray, Robert K, Daryl K.Granner,dkk. Otot dan Sitoskeleton.Anna

P.Bani dan Tiara M.N.Sikumbang. Biokimia Harper.Jakarta: EGC.2003;

683-690.

51