Makalah Plasenta Tali Pusat Amnion

32
TUGAS PLASENTA, TALI PUSAT, AMNION DOSEN PEMBIMBING: NUNIK NINGTIYASARI, S.Si.T Oleh: FITRI MASRUROH MARIA ULFA SAFITRI AYU

description

Makalah Plasenta Tali Pusat Amnion

Transcript of Makalah Plasenta Tali Pusat Amnion

Page 1: Makalah Plasenta Tali Pusat Amnion

TUGAS

PLASENTA, TALI PUSAT, AMNION

DOSEN PEMBIMBING:

NUNIK NINGTIYASARI, S.Si.T

Oleh:

FITRI MASRUROHMARIA ULFASAFITRI AYU

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANANUNIVERSITAS TULUNGAGUNG

2013

Page 2: Makalah Plasenta Tali Pusat Amnion

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, atas

petunjuk dan kekuatan-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Plasenta,

Tali Pusat dan Amnion, dengan lancar tanpa kendala yang berarti.

Tugas ini kami susun dengan tujuan memenuhi kebutuhan kami sebagai

mahasiswa untuk menambah pengetahuan kami tentang mata kuliah ini. Dengan

mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yang relevan, yang nantinya dapat

bermanfaat bagi semua untuk mengatasi kesulitan belajar dalam mempelajari mata

kuliah ini.

Dalam penyelesaian makalah ini tentunya banyak melibatkan berbagai

pihak. Untuk itu ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang

telah membantu terselesaikannya makalah ini.

Tentunya dalam penyusunan tugas ini kami belumlah cukup sempurna.

Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk menjadikan isi

makalah ini menjadi lebih baik dan menjadi tolak ukur bagi kami untuk menyusun

makalah yang sesuai dengan harapan kita semua yang bermanfaat untuk sekarang

dan masa depan. Semoga segala ikhtiyar kita diridhoi Allah SWT, Amin.

Tulungagung, Maret 2013

Penyusun

ii

Page 3: Makalah Plasenta Tali Pusat Amnion

DAFTAR ISI

Halaman Cover............................................................................................ i

Kata Pengantar............................................................................................. ii

Daftar Isi...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................... 1

B. Rumusan Masalah............................................................... 1

C. Tujuan Penulisan................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Plaseta................................................................................. 2

B. Tali Pusat............................................................................. 8

C. Amnion................................................................................ 13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................... 15

B. Saran.................................................................................... 15

Daftar Pustaka.............................................................................................. 16

iii

Page 4: Makalah Plasenta Tali Pusat Amnion

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peredaran darah janin berbeda dengan orang dewasa,hal ini

dikarenakan, pada janin organ vital untuk metabolisme masih belum

berfungsi. Organ tersebut adalah paru janin dan alat gastrointestinal yang

seluruhnya diganti oleh plasenta.Dalam sirkulasi darah janin ini diperlukan

beberapa faktor untuk berlansungnya sirkulasi darah pada janin diantaranya

adalah foramen ovale, duktus arteriosus bothalii, duktus venousus aranthii,

vena umbilikalis, arteri umbilikalis dan plasenta .

Namun setelah janin lahir sirkulasi darah janin akan berubaha pada

saat bayi lahir dan menangis,hal ini akan dapat meberikan perubahan pada

organ paru dimana paru-paru mulai berkembang dan aliran darah akan

berubah pada sirkulsi pada orang dewasa.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud plasenta dan penjelasannya?

2. Apakah yang dimaksud tali pusat dan penjelasannya?

3. Apakah yang dimaksud amnion dan penjelasannya?

C. Tujuan

1. Menjelaskan tentang plasenta

2. Menjelaskan tentang tali pusat

3. Menjelaskan tentang amnion

1

Page 5: Makalah Plasenta Tali Pusat Amnion

BAB II

PEMBAHASAN

A. PLASENTA

Plasenta adalah suatu barier (penghalang) terhadap bakteri dan virus,

akan tetapi tidak efektif dan dewasa ini diragukan sekali bakteri2 dan virus-

viruz tertentu di dalam darah ibu dapat melewati placenta dan menyebabkan

kelainan pada janin yang terkenal adalah pada penyakit rubela. Dan

pembuatan hormon-hormon, khususnya korionik gonadotropin,

korioniksomato-mammotropin (placental laktogen), estrogen dan progesteron.

Korionik tirotropin dan relaksin pun dapat diisolasi dari jaringan placenta.

Kemungkinan bahwa masih ada hormon-hormon lain dalam rangka fungsi

plasenta, khususnya dalam fungsi hormonal dalam kehamilan masih haruz

diselidiki lebih lanjut.

1. Struktur Plasenta

Placenta berbentuk bundar/hampir bundar : diameter 15-20cm &

tebal ±2,5cm, berat rata-rata 500gr. Umumnya placenta terbentuk lengkap

pada kehamilan < 16 mgg dengan ruang amnion telah mengisi seluruh

kavum uteri. Letak placenta umumnya di depan/di belakang dinding

uterus, agak ke atas kearah fundus uteri. Karena alasan fisiologis,

permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak

tempat untuk berimplementasi. Jika diteliti benar, maka placenta

sebenarnya berasal dari sebagian besar dari bagian janin, yaitu villi

koriales/jonjot chorion & sebagian kecil dari bagian ibu yang berasal dari

desidua basalis.

2. Letak Plasenta

Letak plasenta umumnya di depan atau di belkang dinding

uterus,agak ke atas arah fundus uteri.Hal ini ialah  fisologis karena

permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas,sehingga lebih banyak

tempat untuk berimplantasi.Bila di teliti benar,maka plasenta sebenrnya

berasal dari sebagian besar dari bagian janin,yaitu villi koriales yang

2

Page 6: Makalah Plasenta Tali Pusat Amnion

berasal dari korion dan sebagian kecil dari bagian ibu yang berasal dari

desidua basalis.

Darah ibu yang berada di ruang interviller berasal dari spiral

arteries yang berada di desidua basalis.Pada sistol darah disemprotkan

dengan tekanan 70-80 mmHg seperti air mancur kedalam ruamg interviller

sampai mencapai chorionic plate pangkal dari kotiledon-kotiledon janin.

Darah tersebut membasahi semua villi koriales dan kembali perlahan-lahan

dengan tekanan 8 mmHg ke vena-vena di desidua.

Di tempat-tempat tertentu ada implantasiplacenta terdapat vena-

vena yang lebar (sinus) untuk menampung darah kembali. Pada pinggir

placenta di beberapa tempat terdapat pula suatu ruang vena yang luas

untuk menampung darah yang berasal dari ruang interviller diatas. Ruang

ini disebut sinus marginalis.

3. Pembentukan plasenta

Pada hari 8-9, perkembangan trofoblas sangat cepat, dari selapis sel

tumbuh menjadi berlapis-lapis. Terbentuk rongga-rongga vakuola yang

banyak pada lapisan sinsitiotrofoblas (selanjutnya disebut sinsitium) yang

akhirnya saling berhubungan. Stadium ini disebut stadium berongga

(lacunar stage).

Pertumbuhan sinsitium ke dalam stroma endometrium makin

dalam kemudian terjadi perusakan endotel kapiler di sekitarnya, sehingga

rongga-rongga sinsitium (sistem lakuna) tersebut dialiri masuk oleh darah

ibu, membentuk sinusoid-sinusoid. Peristiwa ini menjadi awal

terbentuknya sistem sirkulasi uteroplasenta / sistem sirkulasi feto-maternal.

Sementara itu, di antara lapisan dalam sitotrofoblas dengan selapis

sel selaput Heuser, terbentuk sekelompok sel baru yang berasal dari

trofoblas dan membentuk jaringan penyambung yang lembut, yang disebut

mesoderm ekstraembrional. Bagian yang berbatasan dengan sitotrofoblas

disebut mesoderm ekstraembrional somatopleural, kemudian akan menjadi

selaput korion (chorionic plate).

Bagian yang berbatasan dengan selaput Heuser dan menutupi bakal

yolk sac disebut mesoderm ekstraembrional splanknopleural. Menjelang

3

Page 7: Makalah Plasenta Tali Pusat Amnion

akhir minggu kedua (hari 13-14), seluruh lingkaran blastokista telah

terbenam dalam uterus dan diliputi pertumbuhan trofoblas yang telah

dialiri darah ibu. Meski demikian, hanya sistem trofoblas di daerah dekat

embrioblas saja yang berkembang lebih aktif dibandingkan daerah lainnya.

Di dalam lapisan mesoderm ekstraembrional juga terbentuk celah-

celah yang makin lama makin besar dan bersatu, sehingga terjadilah

rongga yang memisahkan kandung kuning telur makin jauh dari

sitotrofoblas. Rongga ini disebut rongga selom ekstraembrional

(extraembryonal coelomic space) atau rongga korion (chorionic space)

Di sisi embrioblas (kutub embrional), tampak sel-sel kuboid

lapisan sitotrofoblas mengadakan invasi ke arah lapisan sinsitium,

membentuk sekelompok sel yang dikelilingi sinsitium disebut jonjot-jonjot

primer (primary stem villi). Jonjot ini memanjang sampai bertemu dengan

aliran darah ibu.

Pada awal minggu ketiga, mesoderm ekstraembrional

somatopleural yang terdapat di bawah jonjot-jonjot primer (bagian dari

selaput korion di daerah kutub embrional), ikut menginvasi ke dalam

jonjot sehingga membentuk jonjot sekunder (secondary stem villi) yang

terdiri dari inti mesoderm dilapisi selapis sel sitotrofoblas dan

sinsitiotrofoblas.

Menjelang akhir minggu ketiga, dengan karakteristik angiogenik

yang dimilikinya, mesoderm dalam jonjot tersebut berdiferensiasi menjadi

sel darah dan pembuluh kapiler, sehingga jonjot yang tadinya hanya

selular kemudian menjadi suatu jaringan vaskular (disebut jonjot tersier /

tertiary stem villi) (selanjutnya lihat bagian selaput janin).

Selom ekstraembrional / rongga korion makin lama makin luas,

sehingga jaringan embrional makin terpisah dari sitotrofoblas / selaput

korion, hanya dihubungkan oleh sedikit jaringan mesoderm yang

kemudian menjadi tangkai penghubung (connecting stalk). Mesoderm

connecting stalk yang juga memiliki kemampuan angiogenik, kemudian

akan berkembang menjadi pembuluh darah dan connecting stalk tersebut

akan menjadi TALI PUSAT.

4

Page 8: Makalah Plasenta Tali Pusat Amnion

Setelah infiltrasi pembuluh darah trofoblas ke dalam sirkulasi

uterus, seiring dengan perkembangan trofoblas menjadi plasenta dewasa,

terbentuklah komponen sirkulasi utero-plasenta. Melalui pembuluh darah

tali pusat, sirkulasi utero-plasenta dihubungkan dengan sirkulasi janin.

Meskipun demikian, darah ibu dan darah janin tetap tidak bercampur

menjadi satu (disebut sistem hemochorial), tetap terpisah oleh dinding

pembuluh darah janin dan lapisan korion.

Dengan demikian, komponen sirkulasi dari ibu (maternal)

berhubungan dengan komponen sirkulasi dari janin (fetal) melalui plasenta

dan tali pusat. Sistem tersebut dinamakan sirkulasi feto-maternal.

Plasenta “dewasa” / lengkap yang normal :

a. bentuk bundar / oval

b. diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm.

c. berat rata-rata 500-600 g

d. insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat di

tengah / sentralis, di samping / lateralis, atau di ujung tepi / marginalis.

e. di sisi ibu, tampak daerah2 yang agak menonjol (kotiledon) yang

diliputi selaput tipis desidua basalis.

f. di sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh korion)

menuju tali pusat. Korion diliputi oleh amnion.

g. sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 300 cc/menit (20 minggu)

meningkat sampai 600-700 cc/menit (aterm).

4. Hormon yang dihasilkan Plasenta

Hormon yang dihasilkan Plasenta antara lain :

a. Human chorionic gonadotropin (HCG),

b. Chorionic somatomammotropin (placental lactogen),

c. Estrogen,

d. Progesteron,

e. Tirotropin korionik dan relaksin,

f. Hormon-hormon lain.

5

Page 9: Makalah Plasenta Tali Pusat Amnion

5. Fungsi Placenta

Fungsi placenta ialah mengusahan janin tumbuh dengan baik.

Untuk pertumbuhan ini dibutuhkan adanya penyaluran zat asam, asam

amino, vitamin dan mineral dari ibu ke janin, dan pembuangan CO2 serta

sampah metabolisme janin ke peredaran darah ibu. Dapat dikemukakan

bahwa fungsi placenta adalah:

a. Sebagai alat yang memberi makanan pada janin (nutritif).

b. Sebagai alat yang mengeluarkan metabolisme (ekskresi).

c. Sebagai alat yang memberi zat asam, dan mengeluarkan zat CO2

(respirasi)

d. Endokrin : menghasilkan hormon-hormon : hCG, HPL,

estrogen,progesteron, dan sebagainya (cari / baca sendiri).

e. Imunologi : menyalurkan berbagai komponen antibodi ke janin

f. Farmakologi : menyalurkan obat-obatan yang mungkin diperlukan

janin, yang diberikan melalui ibu.

g. Proteksi : barrier terhadap infeksi bakteri dan virus, zat-zat toksik

(tetapi akhir2 ini diragukan, karena pada kenyataanya janin sangat

mudah terpapar infeksi / intoksikasi yang dialami ibunya).

Perlu dikemukakan bahwa plasenta dapat pula dilewati kuman-

kuman dan obat-obat tertentu. Penyaluran zat makanan dan zat lain dari

ibu ke janin dan sebaliknya harus melewati lapisan trofoblas placenta.

Cepatnya penyaluran zat-zat tersebut tergantung pada konsentrasinya

dikedua belah lapisan trofoblas, tebalnya lapisan trofoblas, besarnya

permukaan yang memisahkan dan jenis zat.

Janin sendiri hanya mempunyai kemampuan terbatas untuk

membentuk antibodi. Untungnya molekul antibodi tertentu dari ibu dapat

masuk ke janin, sehingga dapat melindungi janin secara pasif. Umpanya,

jika ibu dapat vaksinasi cacar (pariola), difteria, poliomielitis atau jika ibu

waktu hamil menderita sakit campak, dapat suntikan tetanus toksoid dan

sebagainya. Kekebalan yang diperoleh janin dapatberlangsung terus

hingga 6 bulan setelah dilahirkan.

6

Page 10: Makalah Plasenta Tali Pusat Amnion

6. Sirkulasi placenta

Darah ibu yg berada di ruang interviller berasal dari spiral arteries

yangn berada di desidua basalis. Pada sistosel darah disemprotkan dengan

tekanan 70-80mmhg seperti air mancur ke dalam ruang interviler sampai

mencapai chorionic plate, pangkal kotiledon-kotiledon janin. Darah

tersebut membasahi semua villi koriales & kembali perlahan-lahan dengan

tekanan 80mmhg ke vena-vena di desidua.

Di tempat-tempat tertentu ada implantasiplacenta terdapat vena-

vena yang lebar (sinus) untuk menampung darah kembali. Pada pinggir

placenta di beberapa tempat terdapat pula suatu rung vena yang luas untuk

menampung darah yang berasal dari ruang interviller diatas. Ruang ini

disebut sinus marginalis.

Darah ibu yang mengalir di seluruh placenta diperkirakan menaik

dari 300 ml tiap menit pada kehamilan 20 minggu sampai 600 ml tiap

menit pada kehamilan 40 minggu. Seluruh ruang interviller tanpa villi

koriales mempunyai volume lebih kurang 150-250 ml. Permukaan semua

villi koriales diperkirakan seluas lebih kurang 11 m2. Dengan demikian

pertukaran zat-zat makanan terjamin benar.

Perubahan-perubahan terjadi pula pada jonjot-jonjot selama

kehamilan berlangsung. Pada kehamilan 24 minggu lapisan sinsitium dari

villi tidak berubah, akan tetapi dari lapisan sititrofoblas sel-sel

berkurangdan hanya ditemukan sebagai kelompok sel-sel, stroma jonjot

menjadi lebih padat, mengandung fagosit-fagosit, dan pembuluh-pembuluh

darahnya menjadi lebih besar dan lebih mendekati lapisan trofoblas. Pada

kehamilan 36 minggu sebagian besar sel-selsitotrofoblas tak ada lagi, akan

tetapi antara sirkulasi ibu dan janin selalu ada lapisan trofoblas. Terjadi

klasifikasi pembuluh-pembuluh darah dalam jonjot dan pembentukan

fibrin di permukaan beberapa jonjot. Kedua hal terakhir ini mengakibatkan

pertukaran zat-zat makanan, zat asam, dan sebagainya antara ibu dan janin

mulai terganggu.

Deposit fibrin ini dapat terjadi sepanjang masa kehamilan

sedangkan banyaknya juga berbeda-beda. Jika banyak, maka deposit ini

7

Page 11: Makalah Plasenta Tali Pusat Amnion

dapat menutup villi dan villi itu kehilangan hubungan dengan darah ibu

lalu berdegenerasi. Dengan demikian, timbullah infark.

7. Tipe-Tipe Plasenta

a. Menurut Bentuknya

1) plasenta normal

2) plasenta membranasea (tipis)

3) plasenta suksenturiata (satu lobus terpisah)

4) plasenta spuria

5) plasenta bilobus (2 lobus)

6) plasenta trilobus ( 3 lobus)

b. Menurut Pelekatan dengan Dinding Rahim

1) plasenta adhesiva (melekat)

2) plasenta akreta (lebih melekat)

3) plasenta inkreta (sampai ke otot polos)

4) plasenta perkreta (sampai ke serosa)

B. TALI PUSAT

Tali pusat atau funiculus umbilicalis adalah saluran kehidupan bagi

janin selama dalam kandungan. Dikatakan saluran kehidupan karena saluran

inilah yang selama kehamilan menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin.

Tetapi begitu bayi lahir, saluran ini sudah tak diperlukan lagi sehingga harus

dipotong dan diikat atau dijepit.

Mesoderm connecting stalk yang juga memiliki kemampuan

angiogenik, kemudian akan berkembang menjadi pembuluh darah dan

connecting stalk tersebut akan menjadi tali pusat.

Pada tahap awal perkembangan, rongga perut masih terlalu kecil untuk

usus yang berkembang, sehingga sebagian usus terdesak ke dalam rongga

selom ekstraembrional pada tali pusat. Pada sekitar akhir bulan ketiga,

penonjolan lengkung usus (intestional loop) ini masuk kembali ke dalam

rongga abdomen janin yang telah membesar.

Kandung kuning telur (yolk-sac) dan tangkai kandung kuning telur

(ductus vitellinus) yang terletak dalam rongga korion, yang juga tercakup

8

Page 12: Makalah Plasenta Tali Pusat Amnion

dalam connecting stalk, juga tertutup bersamaan dengan proses semakin

bersatunya amnion dengan korion.

Setelah struktur lengkung usus, kandung kuning telur dan duktus

vitellinus menghilang, tali pusat akhirnya hanya mengandung pembuluh darah

umbilikal (2 arteri umbilikalis dan 1 vena umbilikalis) yang menghubungkan

sirkulasi janin dengan plasenta.

Pembuluh darah umbilikal ini diliputi oleh mukopolisakarida yang

disebut Wharton’s jelly.

1) Letak : Funiculus umbilicalis terbentang dari permukaan fetal plasenta

sampai daerah umbilicus fetus dan berlanjut sebagai kulit fetus pada

perbatasan tersebut. Funiculus umbicalis secara normal berinsersi di

bagian tengah plasenta.

2) Bentuk : Funiculus umbilicalis berbentuk seperti tali yang memanjang dari

tengah plasenta sampai ke umbilicus fetus dan mempunyai sekitar 40

puntiran spiral.

3) Ukuran : Pada saat aterm funiculus umbilicalis panjangnya 40-50 cm dan

diameternya 1-2 cm. Hal ini cukup untuk kelahiran bayi tanpa menarik

plasenta keluar dari rahim ibu. Tali pusat menjadi lebih panjang jika

jumlah air ketuban pada kehamilan trimester pertama dan kedua relatif

banyak, diserta dengan mobilitas bayi yang sering. Sebaliknya, jika

oligohidromnion dan janin kurang gerak (pada kelainan motorik janin),

maka umumnya tali pusat lebih pendek. Kerugian apabila tali pusat terlalu

panjang adalah dapat terjadi lilitan di sekitar leher atau tubuh janin atau

menjadi ikatan yang dapat menyebabkan oklusi pembuluh darah

khususnya pada saat persalinan.

1. Stuktur Tali Pusat

a. Amnion : Menutupi funiculus umbicalis dan merupakan lanjutan

amnion yang menutupi permukaan fetal plasenta. Pada ujung fetal

amnion melanjutkan diri dengan kulit yang menutupi abdomen. Baik

kulit maupun membran amnion berasal dari ektoderm.

b. Tiga pembuluh darah : Setelah struktur lengkung usus, yolk sack dan

duktus vitellinus menghilang, tali pusat akhirnya hanya mengandung

9

Page 13: Makalah Plasenta Tali Pusat Amnion

pembuluh darah umbilikal yang menghubungkan sirkulasi janin

dengan plasenta. Ketiga pembuluh darah itu saling berpilin di dalam

funiculus umbilicalis dan melanjutkan sebagai pembuluh darah kecil

pada vili korion plasenta. Kekuatan aliran darah (kurang lebih 400 ml/

menit) dalam tali pusat membantu mempertahankan tali pusat dalam

posisi relatif lurus dan mencegah terbelitnya tali pusat tersebut ketika

janin bergerak-gerak. Ketiga pembuluh darah tersebut yaitu :

1) Satu vena umbilicalis membawa oksigen dan memberi nutrien ke

sistem peredaran darah fetus dari darah maternal yang terletak di

dalam spatium choriodeciduale.

2) Dua arteri umbilicalis mengembalikan produk sisa (limbah) dari

fetus ke plasenta dimana produk sisa tersebut diasimilasi ke dalam

peredaran darah maternal untuk di ekskresikan.

c. Jeli Wharton : Merupakan zat yang berkonsistensi lengket yang

mengelilingi pembuluh darah pada funiculus umbilicalis. Jeli Warthon

merupakan subtansi seperti jeli, juga berasal dari mesoderm seperti

halnya pembuluh darah. Jeli ini melindungi pembuluh darah tersebut

terhadap kompresi, sehingga pemberian makanan yang kontinyu untuk

janin dapat di jamin. Selain itu juga dapat membantu mencegah

penekukan tali pusat. Jeli warthon ini akan mengembang jika terkena

udara. Jeli Warthon ini kadang-kadang terkumpul sebagai gempalan

kecil dan membentuk simpul palsu di dalam funiculus umbilicalis.

Jumlah jeli inilah yang menyebabkan funiculus umbilicalis menjadi

tebal atau tipis.

2. Fungsi Tali Pusat

Fungsi tali pusat yaitu :

a. Sebagai saluran yang menghubungkan antara plasenta dan bagian

tubuh janin sehingga janin mendapat asupan oksigen, makanan dan

antibodi dari ibu yang sebelumnya diterima terlebih dahulu oleh

plasenta melalui vena umbilicalis.

b. Saluran pertukaran bahan-bahan kumuh seperti urea dan gas karbon

dioksida yang akan meresap keluar melalui arteri umbilicalis.

10

Page 14: Makalah Plasenta Tali Pusat Amnion

3. Sirkulasi Tali Pusat

Fetus yang sedang membesar di dalam uterus ibu mempunyai dua

keperluan yang sangat penting dan harus dipenuhi, yaitu bekalan oksigen

dan nutrien serta penyingkiran bahan kumuh yang dihasilkan oleh sel-

selnya. Jika keperluan ini tidak dapat dipenuhi, fetus akan menghadapi

masalah dan mungkin maut. Struktur yang bertanggung jawab untuk

memenuhi keperluan fetus ialah plasenta. Plasenta yang terdiri daripada

tisu fetus dan tisu ibu terbentuk dengan lengkapnya pada ujung minggu

yang ke-16 kehamilan.

Gambar 1.1 Letak janin dalam kandungan ibu

Pada plasenta banyak terdapat unjuran seperti “Jari” atau vilus

tumbuh dari membran yang menyelimuti fetus dan menembusi dinding

uterus, yaitu endometrium. Endometrium pada uterus adalah kaya dengan

aliran darah ibu. Di dalarn vilus terdapat jaringan kapilari darah fetus.

Darah yang kaya dengan oksigen dan nutrien ini dibawa melalui vena

umbilicalis yang terdapat di dalam tali pusat ke fetus. Sebaliknya, darah

yang sampai ke vilus dari fetus melalui arteri umbilicalis dalam tali pusat

mengandungi bahan kumuh seperti karbon dioksida dan urea. Bahan

kumuh ini akan meresap merentas membran dan memasuki darah ibu yang

terdapat di sekeliling vilus. Pertukaran oksigen, nutrien, dan bahan kumuh

lazimnya berlaku melalui proses resapan. Dengan cara ini, keperluan bayi

dapat dipenuhi.

11

Page 15: Makalah Plasenta Tali Pusat Amnion

Walaupun darah ibu dan darah fetus dalam vilus adalah begitu

rapat, tetapi kedua-dua darah tidak bercampur kerana dipisahkan oleh

suatu membran. Oksigen, air, glukosa, asid amino, lipid, garam mineral,

vitamin, hormon, dan antibodi dari darah ibu perlu menembus membran

ini dan memasuki kapilari darah fetus yang terdapat dalam vilus. Selain

oksigen dan nutrien, antibodi dari darah ibu juga meresap ke dalarn darah

fetus melalui plasenta. Antibodi ini melindungi fetus dan bayi yang

dilahirkan daripada jangkitan penyakit.

Gambar 1.2 Sirkulasi pada tali pusat pada janin

4. Kelainan Letak Tali Pusat

Tali pusat secara normal berinsersi di bagian sentral ke dalam

permukaan fetal plasenta. Namun, ada beberapa yang memiliki kelainan

letak seperti :

a. Insersi tali pusat Battledore ® Pada kasus ini tali pusat terhubung ke

palin pinggir plasenta seperti bentuk bet tenis meja. Kondisi ini tidak

bermasalah kecuali sambungannya rapuh.

b. Insersi tali pusat Velamentous ® Tali pusat berinsersi ke dalam

membran agak jauh dari pinggir plasenta. Pembuluh darah umbilikus

melewati membran mulai dari tali pusat ke plasenta. Bila letak plasenta

normal, tidak berbahaya untuk janin, tetapi tali pusat dapat terputus

bila dilakukan tarikan pada penanganan aktif di kala tiga persalinan.

12

Page 16: Makalah Plasenta Tali Pusat Amnion

Tali pusat terdapat antara pusat janin dan permukaan foetal

placenta.  Warnanya dari luar putih & bukan merupakan tali yang lurus

tetapi yang berpilin. Panjangnya ±55cm (30 – 100cm) & diameter 1-

1,5cm. Pembuluh-pembuluh darahnya biasanya lebih panjang dari tali

pusatnya sendiri sehingga pembuluh berkelok-kelok. Kadang-kadang

menimbulkan tonolan pada permukaan tali pusat & diber nama simpul

palsu. Insersi/letak tali pusat ke placenta :

1) Tengah : insertio sentralis

2) Sedikit ke samping: insertio paracentralis

3) Samping : insertio lateralis

4) Pinggir : insertio marginalis

5) Di luar placenta/di selaput janin : insertio velamentosa

Tali pusat diliputi oleh amnion, yanng sangat erat  melekat. Tali

pusat mengandung 2 arteri umbilikalis & 1 vena umbilikalis, selebihnya

terisi oleh zat seperti agar – agar yang disebut sele wharton (wharton’s

jelly). wharton’s jelly mengandung banyak air, maka setelah bayi lahir, tali

pusat mudah menjadi kering dan lekas terlepas dari pusar bayi. Tali pusat

juga mengandung sisa-sisa dari kandung kuning telur & allantois yang

hanya dilihat dengan microscop.

C. AMNION

Amnion membentuk dinding ruang amnion. Ruangan yang dilapisi

oleh selaput janin (amnion dan korion) berisi air ketuban (liquor amnii).

Cairan amnion diproduksi oleh sel-sel dinding amnion. Cairan amnion

berwarna putih keruh, berbau amis, dan terasa manis. Reaksinya agak alkalis

sampai netral dengan berat jenis 1,008. Volume cairan amnion mencapai

1000-1500 cc (99% air dan 1% glukosa, protein, garam mineral) pada akhir

kehamilan. Cairan amnion terus bersirkulasi dan 1/3 volumenya tiap jam

mengalir, sehingga urin ibu hamil meningkat.

Pertumbuhan janin menyebabkan ruangan amnion semakin membesar,

amnion dan korion menjadi lisut, tali penghubung bersama dengan yolk sac

13

Page 17: Makalah Plasenta Tali Pusat Amnion

membentuk tali pusat. Bila tidak ada cairan amnion yang memadai selama

hamil, janin akan mengalami hipoplasia paru bahkan kematian.

Kandungan cairan amnion antara lain: prolaktin, Alpha-feto protein,

lesitin-sphingomielin, sitokin, Interleukin-1-beta, prostaglandin dan Platelet-

activing factor (PAF).

Fungsi amnion antara lain:

1. Melindungi janin dari trauma atau benturan dengan benda di luar uterus

2. Sebagai pembersih/pelicin jalan lahir

3. Menahan tekanan uterus

4. Menstabilkan suhu tubuh janin agar tetap hangat

5. Memungkinkan janin bergerak bebas

6. Tempat perkembangan muskuloskeletal

7. Menjaga perkembangan dan pertumbuhan normal dari paru-paru dan

traktus gastro intestinal

Cairan amnion dapat diketahui dengan menggunakan kertas lakmus,

secara makroskopis (berbau amis, terdapat lanugo, verniks caseosa dan

mekonium), secara mikroskopis (terdapat lanugo dan rambut) dan secara

laboratorium (kadar ureum rendah bila dibandingkan dengan air kemih).

14

Page 18: Makalah Plasenta Tali Pusat Amnion

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Plasenta adalah suatu barier (penghalang) terhadap bakteri dan virus,

akan tetapi tidak efektif dan dewasa ini diragukan sekali bakteri2 dan virus-

viruz tertentu di dalam darah ibu dapat melewati placenta dan menyebabkan

kelainan pada janin yang terkenal adalah pada penyakit rubela. Dan

pembuatan hormon-hormon, khususnya korionik gonadotropin,

korioniksomato-mammotropin (placental laktogen), estrogen dan progesteron.

Korionik tirotropin dan relaksin pun dapat diisolasi dari jaringan placenta.

Kemungkinan bahwa masih ada hormon-hormon lain dalam rangka fungsi

plasenta, khususnya dalam fungsi hormonal dalam kehamilan masih haruz

diselidiki lebih lanjut.

Tali pusat atau funiculus umbilicalis adalah saluran kehidupan bagi

janin selama dalam kandungan. Dikatakan saluran kehidupan karena saluran

inilah yang selama kehamilan menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin.

Tetapi begitu bayi lahir, saluran ini sudah tak diperlukan lagi sehingga harus

dipotong dan diikat atau dijepit.

Amnion membentuk dinding ruang amnion. Ruangan yang dilapisi

oleh selaput janin (amnion dan korion) berisi air ketuban (liquor amnii).

Cairan amnion diproduksi oleh sel-sel dinding amnion. Cairan amnion

berwarna putih keruh, berbau amis, dan terasa manis.

B. Saran

Sebagai mahasiswa calon tenaga kebidanan, kita dituntut untuk

memahami tentang materi kebidanan khususnya tentang tali pusat, plasenta

dan amnion, sehingga mahasiswa benar-benar bisa memahami materi tersebut.

15

Page 19: Makalah Plasenta Tali Pusat Amnion

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba I.BG.2007.Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Fadlie. 2011. Proses Sirkulasi darah Janin. Pontianak : http://www.fadlie.web.id/?p=2294 Dibuka Tanggal 22/02/2013 Pukul: 2:07 PM

Prawirohardjo, Sarwono.2005. Ilmu Kebidanan.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Varney, Helen dkk.2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC

16