Makalah Pkl Editan

24
BAB I PENDAHULUAN A.LatarBelakang Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan sarana pembekalan bagi siswa SMK Farmasi Sentosa Dharma untuk memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian.Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan (PKL) diharapkan para siswa mampu menerapkan ilmu yang didapat di sekolah serta mengembangkan pengetahuan, kemampuan, serta keterampilan di bidang farmasi. Apotek “DMC” merupakan salah satu tempat diadakannya Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dapat membantu siswa mengenali cara memberikan pelayan prima kepada pembeli serta merealisasikan manajemen dan pemesanan obat. Serta praktek kerja industri ini diharapkan siswa – siswi dapat membuka cakrawala keilmuannya tentang dunia kesehatan yang nyata dan tentunya pengalaman yang diperoleh selama praktek kerja industry ini dapat digunakan sebagai bekal untuk masa depan kelak. 1

description

Makalah Pkl Editan

Transcript of Makalah Pkl Editan

BAB IPENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan sarana pembekalan bagi siswa SMK Farmasi Sentosa Dharma untuk memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian.Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan (PKL) diharapkan para siswa mampu menerapkan ilmu yang didapat di sekolah serta mengembangkan pengetahuan, kemampuan, serta keterampilan di bidang farmasi. Apotek DMC merupakan salah satu tempat diadakannya Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dapat membantu siswa mengenali cara memberikan pelayan prima kepada pembeli serta merealisasikan manajemen dan pemesanan obat.Serta praktek kerja industri ini diharapkan siswa siswi dapat membuka cakrawala keilmuannya tentang dunia kesehatan yang nyata dan tentunya pengalaman yang diperoleh selama praktek kerja industry ini dapat digunakan sebagai bekal untuk masa depan kelak.

B. Tujuan

1. Menerapkan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa dengan ketrampilan yang dimilikinya agar menghasilkan inovasi atau ide yang baru untuk memajukan dan mengembangkan hal dalam bidang kefarmasian.2. Membandingkan dan menerapkan pengetahuan akademis yang telah ditetapkan dengan maksud untuk memberikan kontribusi pengetahuan pada dunia kerja yang akan di hadapi secara jelas dan konsisten dengan komitmen yang tinggi.3. Mendapatkan pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja.4. Menerapkan dan mengembangkan antara teori yang didapat selama pendidikan dengan kenyataan yang ada dilapangan.5. Mengamati dan mempelajari kegiatan kefarmasian dan sistem manajemen pengelolaan perbekalan farmasi di Rumah Sakit.

C. Manfaat

1. Mampu memahami, memantapkan dan mengembangkan pelajaran yang didapat di sekolah dan penerapannya didunia usaha terutama farmasi.2. Dapat mengumpulkan informasi dan data, untuk kepentingan sekolah maupun siswa yang bersangkutan. 3. Sebagai bahan acuan untuk siswa selanjutnya.4. Dapat bertanggung jawab dan membiasakan disiplin diri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Apotek

Menurut Keputusan Menkes RI No.1332/Menkes/SK/X/2002 Apotek merupakan suatu tempat tertentu untuk melakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran obat kepada masyarakat.Definisi apotek menurut PP 51 Tahun 2009. Apotek merupakan suatu tempatatau terminal distribusi obat perbekalan farmasi yang dikelola oleh apoteker sesuai standar dan etika kefarmasian..

B. Tugas dan fungsi

Apotek memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut :1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkansumpah jabatan2. Sarana farmasi untuk melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran dan penyerahan obat atau bahan obat.3. Sarana penyaluran perbekalan farmasi Menurut PP 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian, Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apotker dalam menjalani pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Mnengah Farmasi/Asisten Apoteker.

C. Kewajiban tenaga teknis kefarmasianKewajiban Asisten Apoteker Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1332/MENKES/X?2002 adalah sebagai berikut:1. Melayani resep dokter sesuai dengan tanggung jawab dan standar profesinya yang dilandasi pada kepentingan masyarakat serta melayani penjualan obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter2. Memberi Informasi: Yang berkaitan dengan penggunaan/ pemakaian obat yang diserahkan kepada pasien3. Penggunaan obat secara tepat, aman dan rasional atas permintaan masyarakat4. Informasi yang diberikan harus benar, jelas dan mudah dimengerti serta cara penyampaiannya disesuaikan dengan kebutuhan, selektif, etika, bijaksana dan hati-hati. Informasi yang diberikan kepada pasien sekurang-kurangnya meliputi: cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, makanan/ minuman/ aktifitas yang hendaknya dihindari selama terapi dan informasi lain yang diperlukan5. Menghormati hak pasien dan menjaga kerahasian identitas serta data kesehatan pribadi pasien6. Melakukan pengelolaan apotek meliputi:a. Pembuatan, pengelolaan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, penyimpanan dan penyerahan obat dan bahan obatb. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan sediaan farmasi lainnyac. Pelayanan informasi mengenai sediaan farmasi.

D. Standar pelayanan kefarmasian di Apotek

1. Pelayanan Obat Resep Dokter

Pelayanan resep sepenuhnya tanggung jawab APA. Apoteker tidak diizinkan untuk mengganti obat yang ditulis dalam resep dengan obat lain. Dalam hal pasien tidak mampu menebus obat yang ditulis dalam resep, apoteker wajib berkonsultasi dengan dokter untuk pemilihan obat yang lebih terjangkau.Pelayanan resep didahului proses skrining resep yang meliputi pemeriksaan kelengkapan resep, keabsahan dan tinjauan kerasionalan obat. Resep yang lengkap harus ada nama, alamat dan nomor ijin praktek dokter, tempat dan tanggal resep, tanda R/ pada bagian kiri untuk tiap penulisan resep, nama obat dan jumlahnya, kadang-kadang cara pembuatan atau keterangan lain (iter, prn, cito) yang dibutuhkan, aturan pakai, nama pasien, serta tanda tangan atau paraf dokter. Tinjauan kerasionalan obat meliputi pemeriksaan dosis, frekuensi pemberian, adanya medikasi rangkap, interaksiobat, karakteristik penderita atau kondisi penyakit yang menyebabkan pasien menjadi kontra indikasi dengan obat yang diberikan.

2. Pelayanan Obat Non Resep

Pelayanan Obat Non Resep merupakan pelayanan kepada pasien yang ingin melakukan pengobatan sendiri, dikenal dengan swamedikasi.Obat untuk swamedikasi meliputi obat-obat yang dapat digunakan tanpa resep yang meliputi :a) obat wajib apotek (OWA)b) obat bebas terbatas danc) obat bebas Obat wajib apotek terdiri dari Kelas terapi oral kontrasepsi, obat saluran cerna, obat mulut serta tenggorokan, obat saluran nafas, obat yang mempengaruhi sistem neuromuskular, anti parasit dan obat kulit topikal .

3. Komunikasi-Informasi-Edukasi

Berkomunikasi dengan tenaga kesehatan lain, termasuk kepada dokter. Termasuk memberi informasi tentang obat baru atau tentang produk obat yang sudah ditarik.Hendaknya aktif mencari masukan tentang keluhan pasien terhadap obat-obat yang dikonsumsi. (Apoteker mencatat reaksi atau keluhan pasien untuk dilaporkan ke dokter, dengan cara demikian ikut berpartisipasi dalam pelaporan efek samping obat ). Konseling pasien merupakan bagian dari KIE.Kriteria pasien yang memerlukan pelayanan konseling diantaranya penderita penyakit kronis seperti asma, diabetes, kardiovaskular, pasien lanjut usia, anak-anak, penderita yang sering mengalami reaksi alergi pada penggunaan obat dan penderita yang tidak patuh dalam meminum obat.Konseling hendaknya dilakukan di ruangan tersendiri yang dapat terhindar dari macam interupsi. Pelayanan konseling dapat dipermudah dengan menyediakan leaflet atau booklet yang isinya meliputi patofisiologi penyakit dan mekanisme kerja obat.

4. Pengelolaan Obat

Dalam bidang pengelolaan obat meliputi kemampuan merancang, membuat, melakukan pengelolaan obat di apotek yang efektif dan efesien.Penjabarannya adalah dengan melakukan seleksi, perencanaan, penganggaran, pengadaan, produksi, penyimpanan, pengamanan persediaan, perancangan dan melakukan dispensing serta evaluasi penggunaan obat dalam rangka pelayanan kepada pas.

E. Tata cara pemberian izin Apotek

Menurut Permenkes RI No. 922/Menkes/Per/X/1993

1.Permohonan ijin apotek diajukan oleh apoteker kapada Dinkes tk. I dengan tembusanpada Bupati/ Dinas Kesehatan Kabupaten.

2.Kepala Dinkes tk I selambat-.lambatnya 6 hari kerja setelah menerima permohonan, wajib menugaskan stafnya/ bagian pemeriksaan untuk megadakan pemeriksaan terhadap kesiapan apotek untuk melaksanakan kegiatan3.Kepala Dinkes tk I selambat-lambatnya 6 hari kerja setelah penugasan dari kepala Diinkes tk. I wajib melaporkan hasil pemeriksaan kepada kakanwil.

4.Dalam hal pemeriksaan sebagaimana dimaksud ayat 2 dan 3 tidak dilaksanakan. Apotek pemohon dapat membuat surat tembusan kepada Dirjen dan Kepala Balai POM

5.Dalam jangka waktu 12 hari setelah diterima laporan hasil pemeriksaan dan pernyataan kesiapan, mengeluarkan surat ijin apotek.

6.Dalam hal hasil pemeriksaan Kepala Balai POM bila masih belum memenuhi syarat Dinkes tk.I dalam jangka 12 hari kerja mengeluarkan surat penundaan.

7.Terhadap surat penundaan, Apoteker diberi kesempatan untuk melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi selambat- lambatnya dalam jangka waktu 1 bulan sejak tanggal surat penundaan.

F. Perlengkapan ApotekPerlengkapan Apotek adalah semua peralatan yang di gunakan untuk melaksanakan pengelolaan obat di Apotek meliputi :1.Pembuatan, pengelolaan, peracikan, perubahan bentuk, penyimpanan, penyampuran, penyerahan obat dan bahan obat

2.Pengadaan, penyediaan, penyaluran, penjualan perbekalan farmasi

3.Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi.G. Penggolongan ObatGolongan obat adalah penggolongan yang dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan ketepatan penggunaan serta pengamanan distribusi yang terdiri dari obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek, obat keras, psikotropika dan narkotika yang diatur dalam Peraturan Mentri Kesehatan RI Nomor 949/Menkes/Per/VI/2000. Berdasarkan Peraturan tersebut, obat digolongkan dalam (5) golongan yaitu :1. Obat Bebas, adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter disebut obatOTC (Over The Counter), terdiri atas obat bebas dan obat bebas terbatas.2. Obat bebas terbatas, adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda peringatan.3. Obat Wajib Apotek (OWA), merupakan obat keras yang dapat diberikan oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) kepada pasien. Walaupun APA boleh memberikan obat keras, namun ada persayaratan yang harus dilakukan dalam penyerahan OWA

4. Obat KerasObat Keras yaitu obat berkhasiat keras yang untuk memperolehnya harus dengan resep dokter.5. Obat Psikotropika dan NarkotikaPsikotropika adalah Zat/obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya.Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu bagi mereka yang menggunakan dengan memasukkannya ke dalam tubuh manusia.

BAB IIIPEMBAHASANA. Sejarah Apotek DMCApotek Dander Medical Center atau biasa disingkat dengan DMC yang didirikan pada tanggal 4 desember 2014 yang beralamat di Jalan Raya Dander KM. 13 Bojonegoro, oleh Dr. Alvi Chomariyah yang merupakan dokter umum diklinik DMC yang terletak disamping apotek DMC . Apotek DMC mempunyai apoteker yang bernama Nurul Marifah S.Farm, Apt.

B. Motto Apotek DMC Pelayanan cepat Dosis Tepat Biaya Hemat Obat Berkhasiat Menjamin Kesembuan Anda.

C. Struktur Kepegawain Apotek DMCC. Pengelolahan Obat di Apotek

1. PerencananDi Apotek DMC perencanannya yaitu jika barang dilihat sudah habis maka tindakan selanjutnya yaitu mencatat dibuku defacta.Buku Defacta yaitu buku yang digunakan untuk mencatat barang atau obat yang harus dipesan untuk memenuhi kebutuhan ketersediaan barang atau obat.

2. Pengadaan Pengadaan merupakan kegiatan yang di laksanakan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pembeli. Pengadaan ini di lakukan setiap hari untuk meminimalisir keterlambatan datangnya barang dengan cara order ke PBF berdasarkan data pada buku habis (defecta) dengan mengirimkan Surat Pesanan (SP).3.Penerimaan Barang yang telah di kirim bersama dengan faktur akan di cocokkan dengan faktur tersebut. Apabila sesuai dengan yang telah di pesan, faktur akan di tanda tangani oleh AA, sedangkan jika barang tidak sesuai yang telah di pesan barang akan di kembalikan.

4. Penyimpanan Penyimpanan adalah kegiatan pengamanan dengan cara menempatkan obat-obatan yang di terima pada tempat yang di nilai aman karena sesudah barang datang obat tidak semuanya langsung di jual. Di Apotek DMC penyimpanan obat di sesuaikan untuk jenisnya, untuk sebagian besar persediaan obat seperti tablet, kapsul, obat suntik, dan lain-lain di simpan di ruang penyimpanan biasa. Untuk obat yang memerlukan pendinginan seperti supositoria di simpan di almari es dan untuk narkotik dan psikotropika di simpan di almari khusus narkotik dan psikotropika agar tidak di salah gunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. 5.Pendistribusian sistem pendistribusian yang di gunakan oleh Apotek DMC adalah FIFO (First In First Out) di mana barang yang datang terlebih dahulu akan di ditribusikan kepada pasien terlebih dahulu dan sistem FEFO (First Expired First Out) di mana barang yang mendekati ED akan di keluarkan terlebih dahulu. Sistem ini sudah lama di gunakan oleh Apotek DMC untuk meminimalisir penumpukan barang sehingga hanya ada kemungkinan kecil barang yag kadaluwarsa6.Pelaporan Setiap penjualan obat akan dicatat pada masing masing buku yang telah disedikan . misalnya obat bebas akan langsung dicatat dibuku HV yang setiap harinya akan di total jumlahnya. Untuk narkotika dan psikotropika akan di catat pada buku register narkotika dan psikotropika yang akan di laporkan setiap bulannya kepada dinas kesehatan kabupaten atau kota.

7.Penyusunan obatDi Apotek DMC obat disusun kurang lebih sesuai dengan khasiatnya, hal ini tentunya bertujuan untuk mempermudah pencarian obat. Selain penyusunan berdasarkan khasiatnya disusun berdasarkan penggolongan , misalnya obat yang kurang lebih dijual ditoko ada dietalase depan.8.Pelayanan 1. Pelayanan obat bebasPelayanan obat bebas / obat yang dapat diserahkan tanpa resep dokter dilakukan disertai dengan KIE yang dilakukan oleh AA mengenai cara pemakaian obat bebas telah terjual dicatat dalam buku penjualan.2. Pelayanan Alat Kesehatan Apotek DMC juga menyedikan berbagai alat kesehatan seperti underpad, sepet, infus set, kasa, kapas dll.3. Pelayanan informasi lainnyaPelayanan yang dimaksut mengenai khasiat, keamanan , mutu obat serta pembekalan farmasiBAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah kami melakukan PKL di apotek DMC kami dapat mengambil Bkesimpulanbahwa:

1.Kami mendapat gambaran dengan dunia kerja yang sesungguhnya.

2.Kami dapat mengaplikasikan secara langsung ilmu teori yang diberidisekolah dengan praktek langsung ditempat PKL.

3.Kami dapat melihat bahkan ikut serta dalam berbagai kegiatan di Apotek.

4.Kami dapat mengenal tugas dan Fungsi AAsecara lebih nyata

5.Kami dapat mengenal labih banyak jenis dan sediaan obat.

B. Kritik dan saranKritik dan saran yang dapat penulis berikan kapada Apotek DMC meliputi :

1. Apotek DMC hendaknya terus menjaga eksistensinya sebagai salah satu Apotek yang terbaik di Bojonegoro.2. Hendaknya persedian obat obatan terus dilengkapi supaya apotek tidak menolak resep yang datang dan menghindari kekecewaan pasien yang datang.3. Hendaknya penataan obat di Apotek DMC lebih dirapikan lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1962, Undang undang Apotek tahun 1965,jakartaAnonim,2011, www.id,wikipedia,org/wiki/apotek.comUndang undang RI No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan K3S SMKF , 2009, Buku undang undang Kesehatan jilid 1 , jakarta

DAFTAR LAMPIRAN

1. CONTOH RESEP DI APOTEK DMC

2. CONTOH FAKTUR DI APOTIK DMC

3. CONTOH ETIKET DI APOTIK DMC

4 . CONTOH SURAT PESANAN DI APOTEK DMC

19