Makalah Piston

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Piston adalah bagian utama dalam mesin berupa sumbat geser yang terpasang didalam sebuah silinder mesin yang bekerja secara bolak-balik menjadi gerak angular/berputar yang digerakkan oleh adanya expand gas/pembakaran dan mengubah energy panas menjadi energy gerak. Piston pada mesin juga dikenal dengan istilah torak adalah bagian (parts) dari mesin pembakaran dalam yang berfungsi sebagai penekan udara masuk dan penerima tekanan hasil pembakaran pada ruang bakar. Piston terhubung ke poros engkol (crankshaft,) melalui setang piston (connecting rod). Material piston harus terbentuk dari material bahan yang baik, ringan, tahan terhadap panas temperatur dan tekanan tinggi. Sebagaimana diketahui, komponen-komponen engine bekerja dan parts-partsnya saling bergesekan. ada loss power yang terjadi akibat gesekan tersebut. Piston yang lebih ringan meminimalisir gesekan yang terjadi dan menyebabkan loss power semakin sedikit dan tentunya berimbas pada tingkat responsifitas perform engine itu sendiri. 1

description

tentang piston mobil dan motor

Transcript of Makalah Piston

Page 1: Makalah Piston

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Piston adalah bagian utama dalam mesin berupa sumbat geser yang

terpasang didalam sebuah silinder mesin yang bekerja secara bolak-balik menjadi

gerak angular/berputar yang digerakkan oleh adanya expand gas/pembakaran dan

mengubah energy panas menjadi energy gerak. Piston pada mesin juga dikenal

dengan istilah torak adalah bagian (parts) dari mesin pembakaran dalam yang

berfungsi sebagai penekan udara masuk dan penerima tekanan hasil pembakaran

pada ruang bakar. Piston terhubung ke poros engkol (crankshaft,) melalui setang

piston (connecting rod).

Material piston harus terbentuk dari material bahan yang baik, ringan,

tahan terhadap panas temperatur dan tekanan tinggi. Sebagaimana diketahui,

komponen-komponen engine bekerja dan parts-partsnya saling bergesekan. ada

loss power yang terjadi akibat gesekan tersebut. Piston yang lebih ringan

meminimalisir gesekan yang terjadi dan menyebabkan loss power semakin sedikit

dan tentunya berimbas pada tingkat responsifitas perform engine itu sendiri.

Konsekuensinya, piston yang lebih ringan membutuhkan material bahan

yang lebih memiliki ketahanan. sehingga walaupun dibuat lebih ringan (biasanya

dengan cara memperpendek tinggi piston) maka piston tidak cepat mengalami

keausan sebagaimana material standar piston umumnya. Umumnya material yang

dipilih adalah campuran aluminum (alluminum alloy). Piston merupakan salah

satu komponenen penting didalam sebuah silnder pembakaran,maka kepresisian

dimensi piston berpengaruh dalam proses pembakaran. Dari hasil pembakaran

didalam silinder mesin maka diperoleh hasil pembakaran untuk menggerakan

mesin. Oleh karena itu kualitas dimensi merupakan unsur utama yang harus

diperhatikan.untuk mendapatkan hasil yang baik dibutuhkan material dengan

1

Page 2: Makalah Piston

komposisi yang seimbang antara lain besi, alumunium,magnesium,dll serta

proses produksi yang mendukung.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa itu piston ?

2. Apa fungsi dari piston ?

3. Bagaimana bentuk dan apa saja bagian – bagian dari piston ?

4. Bagaimana proses pembuatan piston ?

5. Bagaimana cara kerja piston ?

6. Apa saja jenis-jenis piston ?

7. Apa yang dimaksud dengan proses oversize pada piston ?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui apa itu piston.

2. Mengetahui fungsi dari piston.

3. Mengetahui bentuk dan bagian dari piston.

4. Mengetahui bagaimana Proses pembuatan piston.

5. Mengetahui cara kerja piston pada mesin.

6. Mengetahui jenis-jenis piston.

7. Mengetahui proses dan pengaruh dari oversize pada piston.

2

Page 3: Makalah Piston

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Piston

Piston adalah sumbat geser yang terpasang di dalam sebuah silinder mesin

pembakaran dalam silinder hidraulik, pneumatik, dan silinder pompa.

Piston pada mesin juga dikenal dengan istilah torak / seher adalah bagian

(parts) dari mesin pembakaran dalam yang berfungsi sebagai penekan udara

masuk dan penerima tekanan hasil pembakaran pada ruang bakar. Piston

terhubung ke poros engkol (crankshaft,) melalui batang piston (connecting rod).

Material piston umumnya terbuat dari bahan yang ringan dan tahan tekanan, misal

aluminium yang sudah dicampur bahan tertentu (aluminium alloy). Dikarenakan

bahan tersebut maka piston memiliki muaian yang lebih besar dibandingkan

dengan rumahnya (cylinder blok). Hal tersebut harus diantisipasi dengan

clearence cylinder blok dan piston (selisih diameter piston dengan diameter

cylinder blok). Clearance ini bervariasi untuk masing2 piston. Banyak salah

pengertian di antara pada mekanik bahwa piston harus sesak atau pas dengan

cylinder blok. Hal ini mengakibatkan seringnya terjadi macet (jammed) pada saat

mesin panas (overheat). Seharusnya piston longgar terhadap cylinder blok.

Banyak orang mengira bentuk dari piston adalah bulat. Sesungguhnya bentuk

piston adalah oval dengan bagian terkecil terletak didaerah lubang pin piston.

Bagian atas dari piston (tempat ring piston) selalu lebih kecil dari bagian bawah

piston (bagian ekor). Pada saat dimasukan ke dalam cylinder blok (yang

berbentuk bulat sempurna), bentuk oval dari piston ini akan mengakibatkan

bagian yang lebih kecil terlihat lebih renggang.

2.2 Fungsi dari Piston

1. Menghisap, mengkopresi gas baru dan membuang gas bekas hasil pembakaran.

3

Page 4: Makalah Piston

2. Merubah tekanan hasil pembakaran menjadi gaya dorong pada setang piston/seher.

3. Mengatur pemasukan dan pembuangan gas pada motor 2 tak.

Piston mempunyai pembebanan tugas yang berat, antara lain :

1. Menerima tekanan dan temperatur gas pembuangan yang tinggi.

2. Menerima gaya percepatan yang tinggi.

3. Menerima gaya gesek dan gaya samping

Karena tugasnya yang berat, piston harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Kuat terhadap tekanan tinggi

2. Tahan terhadap temperatur tinggi.

3. Tahan terhadap gesekan dan mempunyai sifat luncur yang baik.

4. Mempunyai koefisien muai panas yang kecil

5. Mempunyai bobot yang ringan

2.3 Bentuk dan Bagian Piston

Bagian pada piston secara detail dibagi atas 3 bagian yaitu:

1.Kepala piston (piston crown)

Adalah bagian teratas dari piston yaan berfungsi sebagai penahan benturan akibat

proses pembakaran.

Kepala piston dibagi atas 2 bagian yaitu:

a. Head piston

Pada piston jenis diesel terdapat coakan untuk menampung oli yang berfungsi

sebagai pendingin.

b. All Ring Group atau ring piston

4

Page 5: Makalah Piston

Ring piston memiliki dua tipe, ring kompresi dan ring oli. Ring kompresi

berfungsi untuk pemampatan volume dalam silinder serta menghapus oli pada

dinding silinder. Kemampuan kompresi ring piston yang sudah menurun

mengakibatkan performa mesin menurun. Ring oli berfungsi untuk menampung

dan membawa oli serta melumasi parts dalam ruang silinder. Ring oli hanya ada

pada mesin empat tak karena pelumasan mesin dua tak menggunakan oli samping.

2.Badan Piston

Berfungsi sebagai bagian gesek antara piston dan liner atau dinding

silinder.Ukuran dan kepresisian badan piston sangat berpengaruh pada proses

pembakaran.

Pada badan piston juga terdapat lubang yang disebut pin hole yang memiliki

fungsi sebagai tempat pin yang menghubungkan setang piston dan poros engkol.

3.Kaki Piston / piston skirt

Yang berfungsi sebagai penyeimbang gerakan piston pada liner silinder.

Gambar 1 (Bagian dan bentuk piston )

5

Page 6: Makalah Piston

2.4 Proses Pembuatan Piston

Macam - macam bahan pembuatan Piston :

Bahan pembuatan piston adalah almunium karena sifatnya yang ringan. Tetapi

almunium murni terlalu lembek dan mempunyai pemuaian yang tinggi untuk di

jadikan piston. Maka dari itu piston di campur dengan beberapa logan lain agar

lebih kuat. Bahan yang biasanya menjadi bahan campuran almunium dalam

pembuatan piston, seperti berikut ;

1. Silikon, makin tinggi kadar silikon maka makin kecil pemuaian akibat panas

dan gesekan tetapi makin sulit dalam pembuatannya.

2. Tembaga, lebih tahan terhadap karat dan kemampuan penyaluran panas lebih

baik.

3. Nikel, memiliki kekenyalan yang tinggi, tahan terhadap temperatur tinggi,

tingkat pemuaian rendah dan tahan terhadap karat.

Cara pembuatan piston ada dua, yaitu:

1. Penuangan yang diikuti pendinginan secara cepat, umumnya di gunakan pada

motor berbahan bakar bensin yang bentuk pistonnya rumit.

2. Pencetakan dengan cara tekan forged piston, memerlukan paduan khusus untuk

menghasilkan kekuatan dan daya tahan terhadap temperatur tinggi lebih baik.

Kelemahannya adalah bentuk piston sangat sederhana dengan tujuan mal cetak

dapat dikeluarkan lagi dari bagian dalam piston.

A. Definisi pengecoran Logam

Proses pengecoran logam pada dasarnya ialah penuangan logam cair

kedalam cetakan yang telah terlebih dahulu dibuat pola, hingga logam cair

tersebut membeku dan kemudian dipindahkan dari cetakan.

Jenis-jenis pengecoran logam yaitu:

6

Page 7: Makalah Piston

1. Sand Casting, yaitu jenis pengecoran dengan menggunakan cetakan pasir. Jenis

pengecoran ini paling banyak dipakai karena ongkos produksinya murah dan

dapat membuat benda coran yang berkapasitas berton–ton.

2. Centrifugal Casting, yaitu jenis pengecoran dimana cetakan diputar bersamaan

dengan penuangan logam cair kedalam cetakan. Yang bertujuan agar logam cair

tersebut terdorong oleh gaya sentrifugal akibat berputarnya cetakan. Contoh benda

coran yang biasanya menggunakan jenis pengecoran ini ialah pelek dan benda

coran lain yang berbentuk bulat atau silinder.

3. Die Casting, yaitu jenis pengecoran yang cetakannya terbuat dari logam.

Sehingga cetakannya dapat dipakai berulang-ulang. Biasanya logam yang dicor

ialah logam non ferrous.

4. Investment Casting, yaitu jenis pengecoran yang polanya terbuat dari lilin

(wax), dan cetakannya terbuat dari keramik. Contoh benda coran yang biasa

menggunakan jenis pengecoran ini ialah benda coran yang memiliki kepresisian

yang tinggi misalnya rotor turbin.

Ada beberapa macam pasir yang dipakai dalam pengecoran sand casting.

Tetapi ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar hasil cetakan tersebut

sempurna. Syarat bagi pasir cetak antara lain:

1. Mempunyai sifat mampu bentuk sehingga mudah dalam pembuatan cetakan

dengan kekuatan cocok. Cetakan yang dihasilkan harus kuat dan dapat menahan

temperatur logam cair yang tinggi sewaktu dituang kedalam cetakan.

2. Permeabilitas yang cocok. Agar udara yang terjebak didalam cetakan dapat

keluar melalui sela-sela butir pasir untuk mencegah terjadinya cacat coran seperti

gelembung gas, rongga penyusutan dan lain-lain.

3. Distribusi besar butir yang cocok.

4. Mampu dipakai lagi supaya ekonomis

5. Pasir harus murah.

7

Page 8: Makalah Piston

6. Tahan panas terhadap temperatur logam pada saat dituang ke cetakan. Pasir

cetak yang lazim digunakan didalam industri pengecoran adalah sebagai berikut:

1. Pasir Silika

Pasir silika didapat dengan cara menghancurkan batu silika, kemudian disaring

untuk mendapatkan ukuran butiran yang diinginkan.

2. Pasir Zirkon

Pasir Zirkon berasal dari pantai timur australia yang mempunyai daya yahan api

yang efektif untuk mencegah sinter.

3. Pasir Olivin

Pasir Olivin didapat dengan cara menghancurkan batu yang membentuk 2MgO,

SiO2 dan 2FeO.SiO2. Pasir olivin mempunyai daya hantar panas yang lebih besar

dibanding pasir silika.

Dalam proses pengecoran logam ada beberapa bahan logam yang sering

digunakan untuk membuat benda kerja melalui proses pengecoran (casting). Dan

bahan pengecoran tersebut dikelompokkan menjadi lima kelompok yaitu :

1. Besi Cor

2. Baja Cor

3. Coran paduan tembaga

4. Coran paduan ringan

5. Coran paduan lainnya

B. Langkah Proses Pengecoran Piston

1. Design (Gambar)

8

Page 9: Makalah Piston

Langkah pertama dalam proses pengecoran logam adalah mendesign atau

menggambar, dimana proses menggambar tersebut menggunakan software

Autocad atau Catia. Untuk menggambar piston kopling kami menggunakan

software Autocad dengan gambar dan ukurannya.

2. Persiapan Bahan

Bahan-bahan yang akan digunakan dalam proses pembuatan produk Piston

melalui proses pengecoran logam diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Papan kayu yaitu papan yang digunakan sebagai dasar dari pola Piston

yang akan dibuat dengan luas ukuran 400×600 mm.

2. Kayu balok yaitu kayu yang digunakan untuk membuat pola Piston

dengan tebal 20 mm.

3. Dempul merupakan bahan yang digunakan untuk melapisi pola Piston

dan menutup rongga-rongga yang ada pada pola.

4. Isamu yaitu cat yang digunakan untuk melapisi pola Piston.

5. Methanol adalah campuran yang digunakan dalam proses isamu atau

pelapisan pola.

6. Lem yang digunakan sebagai perekat amtara pola Piston dengan papan

kayu.

7. Alumunium ADC 12 merupakan logam utama yang akan digunakan

sebagai bahan untuk membuat Piston.

3. Pembuatan Cetakan Pasir Co2

Jenis pengecoran logam yang digunakan untuk membuat handle kopling

dilakukan dengan menggunakan metode pengecoran cetakan pasir Co2 (Sand

Casting), Maka hal-hal yang perlu dipersiapkan antara lain ialah : Pasir Silika,

Water glass, air, Cup & Drag, gas Co2 dan Bahan Coating (Spirtus dan grafit).

9

Page 10: Makalah Piston

Langkah pertama yaitu menentukan berapa banyak pasir silika yang kita

butuhkan sesuai dengan cup & drag yang ada. Lalu kita campurkan waterglass ke

dalam pasir kemudian diaduk hingga rata. Waterglass yang dipakai sekitar 3-6%

berat pasir. Setelah pasir dan waterglass rata, kemudian dimasukan kedalam cup

& drag yang telah dimasukan terlebih dahulu pola coran dan pada saat pasir

dimasukan kedalam cup kita pasang cawan tuang yang langsung dilengkapi

dengan saluran turun dan memasang saluran penambah pada samping kiri dan

kanan dari pola coran. Setelah terisi penuh kita tembakan gas Co2 hingga pasir

mengeras. Kemudian pola bisa kita lepas dari cetakan dan selanjutnya pola

tersebut kita coating dengan bahan coating yaitu grafit yang dicampur dengan

spirtus dicampur menjadi satu didalam wadah, selanjutnya disemprotkan pada

pola yang terbentuk pada pasir cetak yang bertujuan agar logam cair tidak

menempel pada cetakan sehingga mempermudah dalam pembongkaran dan

pengambilan coran dari cetakan. Selain itu proses couting juga dilakukan terhadap

ladel dan tempat yang disiapkan sebagai wadah jika ada logam cair yang tersisa.

4. Proses Peleburan

Logam yang kita lebur adalah logam alumunium ADC 12 yang dimasukan

kedalam tungku yang kemudian dipanaskan menggunakan burner dengan bahan

bakarnya menggunakan solar. Alumunium saat ini ialah logam kedua terbanyak

setelah besi karbon (cast iron) yang dipakai untuk komponen mesin, contoh dalam

bidang otomotif. Selain itu juga dipakai pada alat-alat rumah tangga seperti panci

dll. Kelebihan dari alumunium ialah logam ini ringan, kuat, konduktor panas dan

listrik yang baik setelah emas dan tembaga. Titik cair dari alumunium murni +

6500C. Tetapi alumunium jika dipadukan oleh unsur paduan maka titik cairnya

akan bertambah. Unsur-unsur paduan yang biasanya dipakai sebagai paduan

aluminium adalah silikon, tembaga, magnesium, timah dan lain-lain.

Alumunium cair sangat reaktif sekali terhadap gas hidrogen (H). gas hidrogen

dapat membuat gelembung udara terikat didalam alumunium cair yang

mengakibatkan porositas pada produk coran nantinya. Reaksi kimianya:

10

Page 11: Makalah Piston

Steam Alumunium Hidrogen Alumunium oxide

Untuk mencegah porositas pada logam alumunium maka dapat dilakukan

beberapa cara, antara lain dengan melindungi alumunium cair menggunakan gas

nitrogen (N2). Karena gas nitrogen mengikat hidrogen sebagai penyebab porositas

pada alumunium. Caranya yaitu dengan menyemburkan gas nitrogen diatas

alumunium cair hingga alumunium cair tersebut masuk kedalam cetakan. atau

dengan cara menggunakan flux . Yaitu flux ditaburkan pada permukaan

alumunium cair secara merata yang bertujuan agar gas hidrogen tidak dapat

masuk kedalam alumunium cair. Proses penaburan flux ini dilakukan ketika

alumunium tersebut dalam keadaan telah mencair.

Ada 4 macam flux yang dipakai dalam membuat produk alumunium menjadi

lebih baik dalam hal sifat-sifat fisik ataupun sifat mekaniknya, yaitu:

Covering fluxes

Digunakan untuk mencegah gas hidrogen masuk kedalam alumunium cair

Cleaning fluxes

Untuk menghilangkan kandungan padat nonmetalik dari alumunium cair

Degassing fluxes

Dimasukan kedalam alumunium cair untuk menghilangkan gas yang terjebak

dalam alumunium cair yang dapat menyebabkan porositas

Drossing-off fluxes

Digunakan untuk memperbaiki logam alumunium dari drosses.

5. Proses Tapping

Yaitu proses penuangan logam cair dari tungku ke dalam ladel yang dilakukan

setelah logam alumunium mencair dan telah ditaburi flux pada permukaan

alumunium agar gas hydrogen tidak dapat masuk ke dalam alumunium cair.

11

Page 12: Makalah Piston

Dalam proses penuangan logam cair dari tungku ke dalam ladel harus berhati-hati

dengan menempatkan ladel pada corong tungku supaya logam cair yang dituang

tidak terbuang keluar dari tungku.

6. Proses Pouring

Proses pouring adalah proses penuangan logam cair dari ladel ke dalam cetakan.

Dalam proses penuangan logam cair ke dalam cetakan ini tidak boleh terputus

sampai cetakan pasir tersebut benar-benar penuh oleh logam cair dan jika ada sisa,

logam cair tersebut dituang ke dalam wadah yang telah dipersiapkan dan sudah

dicouting. Setelah selesai penuangan, logam cair tersebut kita tunggu sampai

membeku dengan waktu ± 30 menit. Berikut adalah gambar proses pouring.

8. Pembongkaran Cetakan

Setelah logam cair membeku dalam cetakan, baut penyambung antara cup dan

drag kita buka, kemudian cup dan drag kita pisahkan, cup diangkat bersama coran

dan menyingkirkan pasir dari cup, drag dan coran dengan cara memukul pasir

tersebut menggunakan palu. Setelah terpisah, coran kita angkat kemudian cawan

turun, saluran turun, saluran masuk, saluran pengalir dan penambah dipisahkan

dari coran dan akhirnya sirip-sirip dipangkas serta permukaan coran dibersihkan.

Dalam proses pembongkaran ini dilakukan secara mekanis atau dengan tangan.

Pasir yang telah dpisahkan dikumpulkan dan cuci untuk memisahkan pasir dengan

waterglass sehingga pasir dapat digunakan kembali untuk membuat cetakan.

9. Pemeriksaan (Quality Control)

Proses pemeriksaan produk coran terdiri dari beberapa proses pemeriksaan yaitu :

1. Pemeriksaan rupa

- Pemeriksaan rupa/fisik

- Pemeriksaan dimensi (menggunakan jangka sorong, micrometer, jig pemeriksa

dan alat ukur lainnya)

12

Page 13: Makalah Piston

2. Pemeriksaan Cacat dalam

- Pemeriksaan ketukan

- Pemeriksaan penetrasi (dye-penetrant)

- Pemeriksaan magnafluks (magnetic-particle)

- Pemeriksaan supersonic (ultrasonic)

- Pemeriksaan radiografi (radiografi)

3. Pemeriksaan material

- Pemngujian kekerasan (menggunakan metode Rockwell, Brinell, Vickers)

- Pengujian tarik

- Pengujian analisa kimia (spektrometri, EDS)

- Pengujian struktur mikro dan struktur makro

Setelah benda coran dibersihkan kemudian dilakukan pemeriksaan pada coran

tersebut apakah pada benda coran terdapat cacat, jika terdapat cacat yang

memungkinkan tidak bisa diperbaiki melalui proses finishing atau proses

pemesinan maka benda kerja coran tersebut dilebur kembali. Dari 6 benda coran

yang dibuat hanya satu benda coran yang diambil karena benda coran ini yang

memenuhi kriteria bahwa benda coran tersebut baik dan selanjutnya dilakukan

proses pemesinan (machining process) untuk mendapatkan hasil produk yang

lebih baik.

10. Produk Finishing

Setelah proses pemeriksaan selesai dan dipilih benda coran dengan hasil yang

baik, selanjutnya benda kerja tersebut dilakukan proses pemesinan menggunakan

mesin milling dan mesin gerinda.

13

Page 14: Makalah Piston

C. Komposisi Material

Dalam pembuatan sebuah piston terdapat komposisi bahan-bahan untuk

mendapatkan kualitas terbaik antara lain sebagai berikut :

-Nitrogen : 1.5%

-Magnesium : 3.15 %

-Fosfor :3.85 % Diproses pada Suhu 600-900 C/ 1 –

1.5 jam

-Alumunium :90.0 %

-Lain-lain :1.50 %

Per 100 Kg

2.5 Cara kerja piston

Cara kerja piston yaitu mengubah energy gerak menjadi energy mekanik pada

proses pembakaran pada ruang bakar. Piston yang terhubung ke poros engkol

(crankshaft,) melalui setang piston menggerakkan piston naik turun sehingga

proses pembakaran terjadi.

Gambar 2 ( Cara kerja piston)

14

Page 15: Makalah Piston

2.6 Jenis – jenis piston

Jenis piston dibagi menjadi 3 yaitu:

1.Piston Motorcycle

Piston motorcycle yaitu piston yang digunakan pada mesin motor.

Yang membedakan dari jenis piston lain adalah ukurannya yang paling kekecil

dari jenis piston lain.

Piston motorcycle dibagi menjadi 2 yaitu:

a.Piston motorcycle High Silicon adalah piston yang dipakai untuk motor 2 tak.

b.Piston Non High Silicon adalah piston yang dipakai untuk motor 4 tak.

2.Piston Diesel

Piston Diesel adalah jenis piston yang digunakan pada silinder mesin

mobil,truk,bus dan traktor.

Pada jenis piston jenis ini dibagian kepala piston terdapat coakan sebagai

penampung oli sebagai pendingin saat proses pembakaran terjadi yang berguna

untuk mengurangi efek kompresi karena benturan pada kepala piston.

15

Page 16: Makalah Piston

Gambar 3 Piston Diesel Tipe HO7CE untuk Truk Hino

3.Piston Gasoline

Piston Gasoline adalah piston semi diesel yang bahan bakunya terdapat

campuran silicon kualitas tinggi.

Piston jenis ini digunakan untuk mobil,seperti Daihatsu Carry,Honda Jaz,Toyota

Avansa dll.

2. 7 Mengetahui proses dan pengaruh oversize pada piston.

Proses oversize piston banyak dilakukan pada motor yang telah melewati

batas toleransi ukuran antara piston dan dinding silinder.

Proses oversize adalah penggantian dengan diameter yang lebih besar dari ukuran

sebelumnya. Dengan terjadinya oversize piston terjadi kenaikan volume langkah,

tapi tekanan dalam ruang bakar menurun, perbandingan kompresi meningkat,

sedangkan untuk daya dan torsi yang dihasilkan relatif sama dengan ukuran motor

standard.

Fungsi utama dari piston ialah menerima dan memindahkan tenaga yang

diperoleh dari pembakaran dan diteruskan ke poros dengan melalui batang piston.

Akibat dari pemakaian mesin motor dalam jangka waktu yang lama,akan terjadi

kerenggangan celah (clearance) antara piston dan dinding piston. Jikacelah

tersebut telah melebihi batas maksimum yang diizinkan, maka celah tersebutharus

dikembalikan ke kondisi standard. Artinya diameter silinder diperbesar,

makaukuran piston juga diperbesar.

Proses pembesaran diameter silinder piston ini dikenal dengan istilah

oversize. Oversize adalah suatu cara yang dilakukan untuk memperbesar diameter

liner silinder piston mulai dari oversize 25 (0,25 mm) sampai oversize 100 (naik

1mm) kemudian mengganti ukuran piston dengan ukuran yang lebih besar sesuai

16

Page 17: Makalah Piston

dengan besar silinder yang telah di oversize yang mengakibatkan tarikan mesin

kurang bertenaga menjadi kembali bertenaga. Pengaruh dari oversize piston ini

akan berdampak terhadap kinerja motor.

Untuk angka oversize biasanya terdiri dari beberapa tingkatan. Satu

tingkat yaitu 25 dan angka tersebut terdapat di piston yg sudah dioversize.

biasanya maksimal sampaioversize 100, tergantung dari keparahan kerusakan di

blok mesin tempat lubang piston tetapi jika sudah sampai oversize 100 tarikan

mesin tetap kurang bertenaga, maka solusinya yaitu overboss, yaitu dengan cara

memakai piston standard 0 tetapi blok mesin masih harus di tambah.

17

Page 18: Makalah Piston

BAB

PENUTUP

KESIMPULAN

Piston adalah sumbat geser yang terpasang di dalam sebuah silinder mesin

pembakaran dalam silinder hidrolik,pneumatik dan silinder pompa.

Piston pada mesin juga dikenal dengan istilah torak adalah bagian (parts)

dari mesin pembakaran dalam yang berfungsi sebagai penekan udara masuk dan

penerima tekanan hasil pembakaran pada ruang bakar. Piston terhubung ke poros

engkol (crankshaft,) melalui setang piston (connecting rod). Material piston

umumnya terbuat dari bahan yang ringan dan tahan tekanan, misal aluminium

yang sudah dicampur bahan tertentu (aluminium alloy).

Piston merupakan salah satu komponenen penting didalam sebuah silnder

pembakaran,maka kepresisian dimensi piston berpengaruh dalam proses

pembakaran. Dari hasil pembakaran didalam silinder mesin maka diperoleh hasil

pembakaran untuk menggerakan mesin. Oleh karena itu kualitas dimensi

merupakan unsur utama yang harus diperhatikan.untuk mendapatkan hasil yang

baik dibutuhkan material dengan komposisi yang seimbang antara lain besi,

alumunium,magnesium,dll serta proses produksi yang mendukung.

Intinya piston haruslah terbentuk dari material bahan yang baik, ringan,

tahan terhadap panas temperatur dan tekanan tinggi. Kenapa piston yang ringan

adalah piston yang lebih baik? sebagaimana diketahui, komponen-komponen

engine bekerja dan parts-partsnya saling bergesekan. ada loss power yang terjadi

akibat gesekan tersebut. Piston yang lebih ringan meminimalisir gesekan yang

terjadi dan menyebabkan loss power semakin sedikit dan tentunya berimbas pada

tingkat responsifitas perform engine itu sendiri.

18

Page 19: Makalah Piston

Konsekuensinya, piston yang lebih ringan membutuhkan material bahan

yang lebih memiliki ketahanan. sehingga walaupun dibuat lebih ringan (biasanya

dengan cara memperpendek tinggi piston) maka piston tidak cepat mengalami

keausan sebagaimana material standar piston umumnya. Umumnya material yang

dipilih adalah campuran aluminum (alluminum alloy), tapi tahukah apa beda

material bahan piston ringan dan piston standar?

Hyper eutectic alloy adalah campuran aluminum yang memiliki komposisi

silicon dengan rentang range lebih dari 12 % . Piston standar umumnya

menggunakan material Hypoeutectic alloy, campuran aluminum yang memiliki

komposisi silicon dengan rentang dibawah 10 %. atau menggunakan material

eutectic alloy, yang berkomposisi silicon antara 10-12 %.

Hypereutectic alloy memiliki titik yield strength (batas kemampuan

maksimum material untuk mengalami pertambahan panjang alias melar sebelum

material tsb mengalami fracture/ patah) yang lebih besar sehingga lebih tahan

terhadap tekanan. serta memiliki ketahanan terhadap temperature yang lebih

tinggi sehingga walau dibuat lebih ringan ketahanannya tetap lebih tinggi daripada

piston standar bermaterial lainnya.

19