makalah PIRT

download makalah PIRT

of 18

Transcript of makalah PIRT

Tugas Pengendalian Mutu Hasil Perikanan Perkembangan Regulasi Mutu Produk Perikanan Serta Organisasi Yang Mengatur Dan Membuat Regulasi PIRT DepKes

DI SUSUN OLEH Kelompok 5

1. 2. 3. 4. 5.

Adelaide M.U Afzriansyah Siska Nurraeni Halisatul Hasanah Neni

: 4443090564 : 4443090417 : 4443090090 : 4443080 : 4443080

JURUSAN PERIKANAN/FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2011

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang sampai dengan saat ini masih memberikan kita kesehatan jasmani maupun rohani sehingga kita dapat merasakan nikmatnya iman dalam persaudaraan. Tak lupa shalawat serta salam kita haturkan ke junjungan alam nabi besar Muhammad SAW. karena dialah merupakan satu-satunya suri tauladan terbaik yang harus kita contoh sampai dengan zaman sekarang ini. Terima kasih saya ucapkan kepada dosen mata kuliah pengendalian mutu hasil perikanan yaitu Sakinah Hartyati S.Pi.,M.si dan Dini Surilayani S.Pi.,M,si yang telah memberikan tugasnya kepada kami. Alhamdulilah tugas laporan pengendalian mutu hasil perikanan ini dapat terselesaikan tepat waktu. Pada laporan ini, kami berusaha mengungkapkan perkembangan regulasi mutu produk perikanan serta organisasi yang mengatur dan membuat regulasi PIRT DepKes. Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik bentuk, isi dan penyusunannya, oleh karena keterbatasan kemampuan dan waktu serta keterbatasan literature. Dengan senang hati kami menerima saran dan kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini dan diharapkan dapat memberi manfaat bagi pembaca terutama mahasiswa/mahasiswi Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang, 10 Oktober 2011 Penyusun

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ......................................................................... i DAFTAR ISI ....................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1 1.1. Latar Belakang........................................................................ 1 1.2. Tujuan .................................................................................... 4 BAB II PEMBAHASAN ..................................................................... 5 2.1. Definisi PIRT ......................................................................... 5 2.2. Cara pendaftaran PIRT .......................................................... 6 2.3. Produk perikanan yang telah mendapat Sertifikat Depkes P-IRT......................................................... 13 BAB III PENUTUP ............................................................................ 16 3.1. Kesimpulan .......................................................................... 16 3.2. Saran .................................................................................... 16 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... iii LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Terciptanya perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab merupakan salah satu tujuan penting pengaturan, pembinaan, dan pengawasan di bidang pangan. Mencapai tertib pengaturan di bidang pangan adalah melalui pengaturan di bidang label dan iklan pangan, yang dalam prakteknya selama ini belum memperoleh pengaturan sebagaimana mestinya. Dalam hubungannya dengan masalah label dan iklan pangan maka masyarakat perlu memperoleh informasi yang benar, jelas dan lengkap baik mengenai kuantitas, isi, kualitas maupun hal-hal lain yang diperlukannya mengenai pangan yang beredar di pasaran. Informasi pada label pangan atau melalui iklan sangat diperlukan bagi masyarakat agar supaya masing-masing individu secara tepat dapat menentukan pilihan sebelum membeli dan atau mengkonsumsi pangan. Tanpa adanya informasi yang jelas maka kecurangan - kecurangan dapat terjadi. Dalam PP. RI. No.69 Tahun 1999 menimbang bahwa pada: a. Salah satu tujuan pengaturan, pembinaan, dan pengawasan pangan adalah terciptanya perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab. b. Bahwa label dan iklan pangan merupakan sarana dalam kegiatan perdagangan pangan yang memiliki arti penting, sehingga perlu diatur dan dikendalikan agar informasi mengenai pangan yang disampaikan kepada masyarakat adalah benar dan tidak menyesatkan. c. Bahwa masyarakat berhak untuk memperoleh informasi yang benar tidak menyesatkan mengenai pangan yang akan dikonsumsinya, khususnya yang disampaikan melalui label dan iklan pangan. d. Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut dan sebagai pelaksanaan undang-undang Nomor. 7 tahun 1996 tentang Pangan, dipandang perlu mengatur tentang label dan iklan pangan dengan Peraturan Pemerintah. Dalam peraturan pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Label pangan : Adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada

pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan, yang selanjutnya dalam Peraturan ini disebut Label. 2. Iklan pangan : Adalah setiap keterangan atau pernyataan mengenai pangan dalam bentuk gambar, tulisan, atau bentuk lain yang dilakukan dengan berbagai cara untuk pemasaran dan atau perdagangan pangan, yang selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah ini disebut iklan. 3. Kemasan pangan : Adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi dan atau membungkus pangan, baik yang bersentuhan langsung dengan pangan maupun tidak. Berdasarkan PP. No.69 Thn. 1999 mengatur Label dan Iklan Pangan tentang : a. Nama produk b. Daftar bahan yang digunakan c. Berat bersih atau isi bersih d. Nama dan alamat pihak yang memproduksi e. Tanggal, Bulan dan Tahun kadaluwarsa f. Nomor Sertifikat Produksi (P-IRT) Informasi yang harus dicantukan pada Label (PP. No.69 Thn. 1999) : a. Nama Makanan/nama produk/nama dagang b. Komposisi/ingredien c. Isi/netto d. Nama dan alamat pabrik e. Nomor pendaftaran (MD/SP) f. Kode Produksi Untuk Makanan Tertentu di Cantumkan : a. Tanggal Kedaluarsa b. Petunjuk atau cara penyimpanan c. Petunjuk atau cara penggunaan d. Nilai gizi e. Tulisan atau persyaratan khusus Persyaratan Umum Label a. Tulisan pada label harus menggunakan huruf latin atau arab.

b. Peringatan atau pernyataan harus menggunakan Bahasa Indonesia dan huruf latin. c. Peringatan dan pernyataan, keterangan dan penjelasan lainnya pada label harus ditulis jelas dan mudah dibaca. Nomor Pendaftaran Makanan 1. MD pada label DEPKES. RI. MD .. (12 Digit) a. Pengajuan permohonan kepada Dirjen POM b. Nilai investasi diatas 10 juta 2. SP pada label DEPKES. RI. No. SP xxx/13.xx/xx a. Mengikuti penyuluhan/pelatihan di Kandepkes setempat. b. Nilai investasi antara 0.5 s/d 10 Juta 1.2. Tujuan Adapun tujuan dari diadakannya sertifikat PIRT DepKes diantaranya adalah: a. b. Untuk mengetahui produk makanan dan minuman yang dibuat telah memenuhi standart keamanan pangan Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa dalam proses penanganan dan sistem standarisasi yang diterapkan untuk menjamin mutu produk perikanan c. d. Untuk mengetahui standarisasi mutu produk perikanan yang berkaitan erat dengan mutu produk dengan capaian kualitas minimal Unruk mengetahui tata cara pengajuan permohonan SPP-IRT

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Definisi PIRT Produk pangan yang dikonsumsi bagi masyarakat haruslah aman dari bahanbahan berbahaya, baik bahaya kimia, bahaya biologis, maupun bahaya fisik. Guna memberikan keamanan pangan bagi konsumen, maka diperlukan sistem pembinaan dan registrasi produk. P-IRT adalah Produksi Pangan Industri Rumah Tangga yang harus tercantum dalam produk olahan makanan yang diedarkan di masyarakat. Karena usaha ini dimulai dari rumah maka yang perlu dilakukan adalah mendaftarkan PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) ke Dinas Kesehatan di masing masing wilayah (kabupaten atau propinsi). Kalau kita membeli produk olahan yang telah di kemas, kita akan menemukan tulisanP-IRT, MD, ML, atau SP. Semua istilah tersebut merujuk pada pengertian nomor pendaftaran produk yang sudah tercatat di Departemen Kesehatan. P-IRT merupakan produk pangan yang dihasilkan skala industri rumah tangga sedangkan MD menunjukkan produk pangan dalam negeri, ini biasanya untuk produksi dengan modal besar. Kemudian ML untuk produk pangan luar negeri, sedangkan SP artinya Surat Penyuluhan. Sebelum ada istilah P-IRT, nomer pendaftaran yang di cantumkan adalah Dep. Kes. RI No. SP xx/xxx/x/95. Jadi sampai saat ini pencatuman nomer pendaftaran label makanan ada yang menggunakan P-IRT, ada pula yang masih tetap nomer lama dengan menggunakan SP. Dalam nomer P-IRT yang tercantum di setiap produk olahan makanan dan minum, tertulis sederatan angka yang di dalamnya menunjukkan lokasi tempat produksi dan jenis bahan utama yang diperlukan untuk menghasilkan produk makanan. Sangat perlu mengurus Keamanan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) merupakan hal yang sangat penting, mengingat PIRT dibuat dengan alat yang semi otomatis sehingga memungkinkan keamanan PIRT tidak terjamin. Pengawasan keamanan PIRT dilakukan oleh pemerintah untuk mendapatkan pangan yang aman untuk dikonsumsi dan untuk menjamin hak-hak konsumen.

2.2. Cara pendaftaran PIRT Khususnya bagi produsen, untuk mendapatkan Sertifikat Produk Pangan Industri Rumah Tangga (SPP IRT) beserta persyaratannya dapat dilihat sebagai berikut : a. Pengajuan Permohonan : Kepada Pemerintah Daerah Cq. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota. b. Persyaratan : Pemilik / Penanggung Jawab Memiliki SIUP / TDI dari Diperindag Memiliki Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan dari Dinkes & Kabupaten / Kota atau Minimal 1(satu) orang memiliki Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan (PKP). Bila tidak memiliki Sertifikat PKP, perusahaan menunjuk tenaga yang sesuai dengan tugasnya mengikuti Pelatihan Penyuluhan Keamanan Pangan. Syarat permohonan izin : a) Mengikuti Penyuluhan Keamanan Pangan b) Mengisi formulir permohonan izin PIRT c) Foto copy KTP, 1 lembar d) Pas foto 3 x 4, 3 lembar e) Menyertakan rancangan label Makanan / Minuman Sarana Produksi Sudah diperiksa oleh Dinas Kesehatan kabupaten / kota Laporan hasil pemeriksaan sarana PP IRT dengan hasil minimal Cukup. Pangan yang diproduksi tidak boleh berupa : Susu dan hasil olahannya Daging, ikan, unggas dan hasil olahannya yang memerlukan proses dan atau penyimpanan beku Pangan kaleng berasam rendah (PH> 4,5) Pangan bayi Minuman beralkohol Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Pangan lain yang wajib memenuhi persyaratan SNI Pangan lain yang ditetapkan oleh Badan POM.\ c. Prosedur perizinan : Mengajukan permohonan untuk mendapatkan Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga kepada Kepala Dinas Kesehatan . Akan dilakukan Pemeriksaan berkas (1 hari) Persetujuan Kadinkes (1 hari)

Menunggu waktu pelaksanaan penyuluhan keamanan pangan yang dilaksanakan setiap 3 bulan sekali (1 hari s/d 3 bulan) Pemohon diwajibkan mengikuti penyuluhan keamanan pangan dan diperiksa sarana produksinya Mengikuti Acara Penyuluhan Keamanan Pangan (1 hari) Pemeriksaan sarana (1 hari s/d 14 hari) Pemohon membayar retribusi. Sertifikat Pangan Industri Rumah Tangga diserahkan (1 hari) Total waktu 6 hari s/d 3 bulan

d. Informasi Tentang Nomor Sertifikat PKP. Nomor Sertifikat terdiri dari 3 (tiga) kolom dan 9 (sembiIan) angka, sesuai contoh berikut : 123/4567/89 Angka ke- 1, 2, 3 pada kolom I, menunjukkan nomor urut tenaga Angka ke- 4, 5, 6, 7 pada kolom II, menunjukkan propinsi dan kabupaten / kota Angka ke- 8, 9 pada kolom III, menunjukkan tahun penerbitan sertifikat e. Sertifikat Produksi Pangan IRT (SPP IRT) Sertifikat diberikan untuk 1 (satu) jenis produk pangan Nomor Sertifikat PP IRT terdiri dari 12 angka (digit) yaitu: Angka ke- 1 menunjukkan kode jenis kemasan Angka ke- 2, 3 menunjukkan nomor urut jenis produk angka ke- 4,5,6.7 menunjukkan kode propinsi dan kabupaten/kota angka ke- 8, 9 menunjukkan nomor urut produk PP IRTyangtelah memperoleh SPP-IRT angka ke- 10,11,12 menunjukkan nomor urut PP-IRT di Kabupaten/kota yang bersangkutan Nomor Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT) dicantumkan pada label produk pangan IRT dengan cara penulisan seperti Tabel 1. Contoh : P IRT No. 20634710202 No 2 06 347 Keterangan jenis kemasan adalah plastik kelompok jenis pangan yaitu tepung dan hasif olahnya dan jenis produknya adalah biscuit kode propinsi, kabupaten/kota adalah propinsi DIY, kota

1 02 02

Yogyakarta nomor urut jenis pangan yang ke- 2 memperoleh nomor sertifikat produksi nomor urut perusahaan IRT di kabupaten / kota setempat (Yogyakarta)

f. Kode Propinsi, Kabupaten dan Kota Tabel 2. Kode Propinsi, Kabupaten dan Kota Kode 33 33.08 33.10 34 34.01 34.02 34.03 34.04 34.71 g. Wilayah Jawa Tengah Kabupaten Magelang Klaten DI Yogyakarta Kabupaten Kulon Progo Kabupaten Bantul Kabupaten Gunung Kidul Kabupaten Sleman Kota Yogyakarta.

Kode jenis pangan produk IRT Tabel 3. Kode jenis pangan produk PIRT Kode 01 02 Keterangan Daging dan hasil olahnya Abon daging, Baso daging, Dendeng babi, Dendeng sapi, Rambak kulit. Ikan dan hasil olahnya Abon ikan, Baso ikan, Cumi kering, Ikan asap, Ikan asin, Kerupuk ikan, Pasta, Ikan, Petis, Terasi, Udang 03 04 05 06 kering. Unggas dan hasil olahnya Abon ayam, Telur asin, Keripik cakar, Ayam bakar. Sayur dan hasil olahnya Acar Asinan sayur, Jamur asin/kering, Sayur asin / kering, sayur kering Kelapa dan hasil olahnya Kelapa parut kering, Olahan air kelapa / nata decoco, Pasta kelapa, Santan Tepung dan hasil olahnya Bihun, Biskuit, Dodol, Jenang, Kerupuk, Kue basah, Kue brem, Kue kering, Makaroni Mie kering, Mie basah, Tapioka, Tepung aren, Tepung beras / ketan, Tepung gandum, Tepung hunkwee, Tepung Kedele, Tepung

kelapa, Tepung kentang, Tepung pisang, tepung sagu roti, Sohun, 07 08 09 10 Tahu, Wingko, Geplak. Minyak goreng, Minyak jagung, Minyak kacang, Minyak kedele, Minyak kelapa, Minyak bunga matahari, Minyak Zaitun J em dan jenisnya Jem / Selai, Jeli buah, Marmalad, Serikaya Gula, Madu, Kembang gula Gula aren, Gula kelapa, Gula pasir, Gula semur, Kembang guIa, Kembang gula kare , Madu, Sirop. Bumbu Aneka bumbu masak, bawang goreng, Cuka, Kecap asin / manis, Petis, Saos cabe, Saos ikan, Saos kacang, Saos 11 tomat, Tauco, Terasi Rempah rempah Bawang merah kering/pasta/bubuk, Cabe kering/pasta /bubuk, Cengkeh kering/pasta/bubuk, Jahe kering/pasta/bubuk, Jintan, Kayu manis, Kapulaga, Ketumbar, Kunyit kering/pasta/bubuk, Lada putih/hitam, Pala / bunga pala, 12 Wijen Minuman ringan, Jus Jus buah, Minuman beraroma, Minuman buah, Minuman gula asam, Minuman kacang kedelai/Sari kedele, Minuman kopi/campur, Minuman kunyit asam, Minuman lidah 13 14 buaya, Minuman rumput laut, Minuman sari madu, Minuman teh Buah dan hasil olahannya Asinan buah, Buah kering, Manisan buah, Kurma, Sari buah, Emping pisang. Biji-bijian dan umbi-umbian Beras, Jagung, Ketan, Keripik kentang, Keripik ketela, Keripik singkong, Keripik Sukun, Tape 15 ketan, Kacang, Emping mlinjo, Getuk. Es Es batu, Es jus, Es stik

h. Kode Jenis Kemasan Kaca P-IRT/MD Plastik P-IRT/MD Karton / kertas P-IRT/MD Tetrapak Harus MD Kaleng Harus MD Alumunium Foil P-IRT/MD Komposid Harus MD Ganda P-IRT/MD

Lain-lain P-IRT/MD i. Industri Rumah Tangga yang sebelumnya memiliki nomor SP untuk produk yang diproduksi, untuk sementara nomor tersebut masih berlaku Contoh : Dep. Kes. RI. SP. No. 382 / 12.03 / 2000 j. Pencabutan dan pembatalan SPP-IRT oleh Dinas kesehatan Kabupaten / Kota apabila : Pemilik atau penanggung jawab perusahaan melakukan pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku di bidang pangan Pemilik perusahaan tidak sesuai dengan nama yang tertera pada SPP-IRT Produk pangan terbukti merugikan atau membahayakan kesehatan atau jiwa. k. Perubahan dan penambahan jenis pangan apabila : Perubahan pemilik SPP-IRT dan penanggung jawab perusahaan harus dilaporkan pada Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota Penambahan SPP-IRT dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota berdasarkan Permohonan penambahan jenis produk pangan yang dihasilkan oleh IRT yang telah mengikuti penyuluhan Hasil pemeriksaan sarana produksi IRT oleh Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota minimal Cukup

Gambar 1. Sertifikat SPIRT

Keputusan badan POM RI nomor : H.K.00.05.5.1640 tanggal 30 april 2003. Tentang pedoman tata cara penyelenggaraan sertifikasi produk pangan industri rumah tangga (PIRT)

PEMOHON

DINAS KESEHATAN

PENYULUHAN KEAMANAN PANGAN

VERIFIKASI

INDUSTRI RUMAH TANGGA MEMENUHI SYARAT

SERTIFIKAT KEAMANAN PANGAN

SP-PIRT

Gambar 2. Skema alur pendaftaran PIRT 2.3. Produk perikanan yang telah mendapat Sertifikat Depkes P-IRT Produk perikanan yang telah mendaftarkan kepada PIRT diantaranya :

1

Produk beku dan bandeng tampah duri Sertifikat Depkes P-IRT No.2027371011253

Gambar 3. Produk beku dan bandeng tampah duri 2 Produk baso seafood No. P-IRT 2023525(01-04)624 Semua varian produk Bakso seafood telah mendapatkan ijin Departemen Kesehatan RI yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kab. Gresik. Produk Bakso SS dalam proses legalisasi sertifikat halal oleh LPPOM MUI JATIM. Produk Bakso seafood mendapatkan pembinaan secara intensif oleh instansi pemerintah terkait. Hak paten Logo Bakso seafood telah terdaftar dan mendapatkan legalitas dari Kementerian Hukum dan HAM RI. Harga jual bakso dan variannya sangat kompetitif sehingga terjangkau oleh daya beli masyarakat luas. Semua varian Bakso seafood tidak mengandung boraks, formalin atau bahan pengawet lainnya sehingga aman dikonsumsi. Bakso seafood tidak berbau amis dan mrnggunakan ikan kakap/udang. Masa simpan produk Bakso seafood dalam kondisi beku (frozen) dalam freezer (-18oC) selama 4 bulan.

Gambar 4. Baso Seafood 3. Produk rambak kulit ikan punti. Sertifikasi produk : P-IRT NO. 202357402150. Tanggal masuk 3 Maret 2011 Ikan punti (ikan fugu/fugu rubripes) adalah salah satu ikan yang memiliki rasa khas, yaitu lezat, gurih dan agak manis (serupa denga ikan salmon). Di jepang, harga satu porsi sushi ikan fugu mencapai 10.500 yen (sekitar Rp. 840.000,00) dan hanya restoran yang memiliki koki-koki bersertifikat yang mendapat ijin untuk mengolah ikan fugu menjadi sushi. Di Indonesia harga rambak kulit ikan punti yaitu Rp.12.500, 00

Gambar 5. Rambak kulit ikan punti 4. Produk abon ikan tuna. Sertifikasi produk : Din Kes P.IRT no. 202 350 701 323. Tanggal masuk 2 Maret 2011 Produsen Mina Rasa. Produk ini terbuat dari produk olahan ikan tuna segar dan terjamin kualitas produk.

Gambar 6. Abon ikan tuna

Gambar 6. abon ikan tuna

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Pada laopran mata kuliah pengendalian mutu hasil perikanan mengenai perkembangan regulasi mutu produk perikanan serta organisasi yang mengatur dan membuat regulasi PIRT DepKes. Dapat ditarik kesimpulan yang diantaranya adalah sebagai berikut : 1. P-IRT adalah Produksi Pangan Industri Rumah Tangga yang harus tercantum dalam produk olahan makanan yang diedarkan di masyarakat.

2. Cara mendaftarkan PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) yaitu ke Dinas Kesehatan di masing masing wilayah (kabupaten atau propinsi). 3. Produk perikanan yang telah mendaftarkan kepada PIRT diantaranya : Produk beku dan bandeng tampah duri, Produk baso seafood, Produk rambak kulit ikan punti, Produk abon ikan tuna dan lain-lain 3.2. Saran Sebaiknya prosedur mendaftarkan PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) agar lebih dipermudah dan waktu yang diperoleh untuk mendapatkan sertifikat PIRT DepKes lebih singkat dan untuk industri pengolahan hasil perikanan khususnya diharapkan mempunyai sertifikat PIRT DepKes

DAFTAR PUSTAKA Bahar, B., 2006. Panduan Praktis Memilih dan Menangani Produk Perikanan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Ichda Ch., M.P. 2011. Perijinan Pangan Bahan Ajar Pengendalian Mutu Pangan. Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. Soekarto, S.T., 1990. Dasar-Dasar Pengawasan dan Standarisasi Mutu Pangan. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi. Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

Direktorat

Jenderal

Pendidikan

Tinggi.

Pusat

Antar

Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor, Bogor. www.google.com. Evaluasi dan Registrasi, DITWAS Makanan & Minuman, DITHEN POM, DEPKES RI. Diakses pada 06 Oktober 2011 www.google.com. Mengurus Ijin PIRT dan Sertifikat Halal Industri Rumahan. Diakses pada 06 Oktober 2011