Makalah Phobia

17
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar kita takut pada sesuatu : ular, tempat yang tinggi, angin kencang, dokter, sakit, luka, dan kematian merupakan rasa takut yang paling umum yang dilaporkan oleh orang- orang dewasa . Tampaknya terdapat suatu hubungan antara rasa takut yang umum dengan fobia , membuat perbedaan didiagnosis sebagai gangguan fobia apabila rasa takut tersebut tidak sangat menggangu kehidupan individu sehari-hari. Ganguan kecemasan merata, gangguan fobia mengandung ketakutan yang cukup spesifik. Seseorang yang bereaksi dengan ketakutan yang amat sangat pada suatu stimulus atau situasi yang menurut kebanyakan orang lain tidaklah sangat berbahaya, disebut orang yang mempunyai fobia. Orang tersebut menyadari bahwa ketakutannya itu tidak rasional tetapi ia tetap merasakan kecemasan (mulai dari serba salah yang amat tinggi sampai panik) yang hanya dapat diredakan dengan menghindari benda atau situasi yang menakutkan itu. Fobia sering terjadi pada masa anak-anak, karena disebabkan trauma pada masa anak-anak dan mempunya pengaruh terhadap perkembangannya. B. Tujuan Penulisan Secara umum tugas ini dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah Psikologi Abnormal, dan secara khusus tugas ini dibuat untuk:

description

hanya untuk berbagi

Transcript of Makalah Phobia

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangSebagian besar kita takut pada sesuatu : ular, tempat yang tinggi, angin kencang, dokter, sakit, luka, dan kematian merupakan rasa takut yang paling umum yang dilaporkan oleh orang-orang dewasa . Tampaknya terdapat suatu hubungan antara rasa takut yang umum dengan fobia , membuat perbedaan didiagnosis sebagai gangguan fobia apabila rasa takut tersebut tidak sangat menggangu kehidupan individu sehari-hari. Ganguan kecemasan merata, gangguan fobia mengandung ketakutan yang cukup spesifik. Seseorang yang bereaksi dengan ketakutan yang amat sangat pada suatu stimulus atau situasi yang menurut kebanyakan orang lain tidaklah sangat berbahaya, disebut orang yang mempunyai fobia. Orang tersebut menyadari bahwa ketakutannya itu tidak rasional tetapi ia tetap merasakan kecemasan (mulai dari serba salah yang amat tinggi sampai panik) yang hanya dapat diredakan dengan menghindari benda atau situasi yang menakutkan itu.Fobia sering terjadi pada masa anak-anak, karena disebabkan trauma pada masa anak-anak dan mempunya pengaruh terhadap perkembangannya.

B. Tujuan PenulisanSecara umum tugas ini dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah Psikologi Abnormal, dan secara khusus tugas ini dibuat untuk:1. Untuk menambah wawasan penulis2. Untuk memberikan wawasan kepada pembaca mengenai apa phobia itu sebenarnya.3. Sebagai tugas dalam mata kuliah perkembangan peserta didik

C. Rumusan MasalahDalam makalah ini penulis akan membahas tentang,1. Apa pengertian dari fobia tersebut?2. Apa sajakah bentuk dari fobia tersebut?3. Apa sajakah Jenis-jenis fobia tersebut4. Apa penyebab fobia tersebut?5. Bagaimana cara mengatasinya?6. Dan bagaimana pengaruh fobia terhadap perkembangan anak.

BAB IILANDASAN TEORIA.Pengertian FobiaMenurut Elida Prayitno (2009:13) mengatakan bahwa Fobia atau fobi adalah suatu ketakutan yang tidak masuk akal namun penderita dapat menjelaskan apa penyebab dan bagaimana cara mengatasi ketakutannya itu. Para penderita fobia neurosis tidak menyadari apa yang mendasari apa yang mendasari perasaan takutnya. Reaksi mereka terhadap ketakutan itu sangat hebat yang menyebabkan penderita merasa sengsara. Jika para penderita menyadari sebab-sebab yang mendasari dari ketakutan mereka itu, maka ketakutan mereka berkurang dan bahkan dapat hilang.Secara umum, phobia adalah rasa ketakutan kuat (berlebihan) terhadap suatu benda, situasi, atau kejadian, yang ditandai dengan keinginan untuk ngejauhin sesuatu yang ditakuti itu. Kalau sudah parah, penderitanya bisa terserang panik saat ngeliat hal yang dia takutin. Sesak nafas, deg-degan, keringat dingin, gemetaran, bahkan sampai tidak bisa menggerakkan badannya.Menurut Atkitson (2005: 253) mengatakanIstilah "phobia" berasal dari kata "phobi" yang artinya ketakutan atau kecemasan yang sifatnya tidak rasional; yang dirasakan dan dialami oleh sesorang. Phobia merupakan suatu gangguan yang ditandai oleh ketakutan yang menetap dan tidak rasional terhadap suatu obyek atau situasi tertentu.Ciri psikis adalah rasa cemas/ panik, tetapi tanpa dasar yang jelas, sedangkan ciri fisik misalnya : gemetar, jantung berdebar-debar, terkadang disertai nafas tersengal-sengal.

B.Bentuk-bentuk FobiaPhobia dapat dikelompokan secara garis besar dalam tiga bagian, yaitu :1. Phobia sederhana atau spesifik (Phobia terhadap suatu obyek/keadaan tertentu) seperti pada binatang, tempat tertutup, ketinggian, dan lain lain.2. Phobia sosial (Phobia terhadap pemaparan situasi sosial) seperti takut jadi pusat perhatian, orang seperti ini senang menghindari tempat-tempat ramai.3. Phobia kompleks (Phobia terhadap tempat atau situasi ramai dan terbuka misalnya di kendaraan umum/mall) orang seperti ini bisa saja takut keluar rumah.

C. Jenis-jenis Fobia Jenis- jenis fobia antara lain :

Takut Air Hydrophobia,Takut Agama Theologicophobia,Takut Alat Kelamin Kolpophobia,Takut Aliran Udara Aerophobia,Takut Alkohol Potophobia,Takut Amnesia Amnesiphobia,Takut Angin Ancraophobia,Takut Angka Arithmophobia,Takut Angka 13 - Triskaidekaphobia,Takut Angka 8 Octophobia,Takut Anjing Cynophobia,Takut Anus Rectophobia,Takut Api Arsonphobia,Takut Awan Nephophobia,Takut Badut Coulrophobia,Takut Bangunan Tinggi Batophobia,Takut Bapak Tiri Vitricophobia,Takut Batu Nisan Placophobia, ,Takut Bayangan Sciaphobia,Takut Bebas Eleutherophobia,Takut Berbicara Laliophobia,Takut Bercinta Malaxophobia,Takut Bercinta Sarmassophobia,Takut Berdosa Hamartophobia,Takut Berfikir Phronemophobia,Takut Berita Baik Euphobia,Takut Berjalan Stasibasiphobia,Takut Berjanji Enissophobia,Takut Bersenggama Coitophobia,Takut Bertanggung Jawab Hypegiaphobia,Takut Binatang Zoophobia.Takut Binatang Liar Agrizoophobia,Takut Binatang Melata Herpetophobia,Takut Boneka Pediophobia,Takut Boneka Bersuara Perut Automatonophobia, ,,Takut Cahaya Photophobia,Takut Cemburu Zelophobia,Takut Cermin Catoptrophobia,Takut Dagu Geniophobia,Takut Demam Febriphobia,Takut Demam Fibriophobia,Takut dengan Seks Erotophobia,Takut di Hipnotis Hynophobia,Takut Di pandang Opthalmophobia,Takut Diabaikan Athazagoraphobia,Takut Dibatasi Merinthophobia,Takut Dibenci Melophobia,Takut Dingin Cheimaphobia,Takut Dingin Psychrophobia,Takut Diracun Toxicophobia,Takut Dirampok Harpaxophobia,Takut Disentuh Haphephobia,Takut Disuntik Trypanophobia,Takut Ditatap Scopophobia,Takut Ditertawakan Catagelophobia,Takut Ditinggal Sendiri Eremophobia,Takut Gagal Atychiphobia,Takut Gagap Psellismophobia,Takut Gelap Achluophobia,Takut Hamil Tocophobia,Takut Hantu Bogyphobia,Takut Hukuman Poinephobia,Takut Jadi Gila Lysssophobia,Takut Jadi Homoseks Homophobia,Takut Jatuh Cinta Philophobia,Takut Jelek Cacophobia,Takut Jomblo Anuptaphobia,Takut Kalah Kakorrhaphiophobia,Takut Kecelakaan Dystychiphobia,Takut Kegelapan Myctophobia,Takut Keramaian Agoraphobia,Takut Kesakitan Agliophobia,Takut Ketinggian Altophobia,Takut Ular Ophidiophobia,

D. Penyebab Fobia Menurut Bagby dan Shafer (19) dalam Elida Prayitno (2009:14) mengemukakan penyebab penderitaan fobia yaitu : Pengalaman yang menyakitkan atau menakutkan akan menimbulkan pengalaman traumatik. Pengalaman yang sangat menyakitkan atau menakutkan yang menimbulkan trauma itu, biasanya dialami pada masa kanak-kanak. Misalnya pengalaman traumatik yang berkaitan dengan hal-hal yang memalukan atau peristiwa yang terlarang. Oleh karena itu penderita menghindari pikiran atau ingatan berkenaan dengan peristiwa yang sangat memalukan itu dan tidak ingin diketahui oleh orang lain. Pikiran atau ingatan yang memlaukan itu disingkirkan oleh penderita dari kesadarannya dengan menekannya kealam bawah sadarnya, sehingga dia lupa. fobia muncul karena perasaan bersalah atau berdosa yang sangat tinggi. Situasi yang memalukan dicegah agar situasi itu tidak muncul dlam kesadaran. Namun ketakutan atau fobia tidak akan muncul jika penderita memiliki memiliki hubungan yang harmonis, bahagia, aman dan damai dengan orang tua semasa kanak-kanak dan setelah berkeluarga dan menikah. fobia terhadap objek tertentu dapat menyebabkan pobia terhadap objek lain. Dengan kata lain fobia dapat merembet kepada ketakutan kepada objek lainya. Selain itu salah satu penyebab fobia adalah Imajinasi yang berlebihan dapat juga menyebabkan phobia.Analisa yang pertama karena adanya faktor biologis di dalam tubuh, seperti meningkatnya aliran darah dan metabolisme di otak. Bisa juga karena ada sesuatu yang nggak normal di struktur otak. Tapi kebanyakan psikolog setuju, phobia lebih sering disebabkan oleh kejadian traumatis kayak yang dialami Rachel Green tadi. Kabarnya nih, beberapa hari setelah bom bali meledak para korbannya yang selamat, jadi phobia sama api dan suara keras. Kejadian traumatis, seperti inilah yang jadi penyebab phobia paling umum. Masih ada penyebab lainnya yang dianalisa oleh psikolog, yaitu phobia juga bisa terjadi karena budaya. Seperti di Jepang, Cina dan Korea, masyarakatnya takut banget sama angka 4 (tetraphobia) sedangkan di Italia takut sama angka 17 yang dianggapnya angka sial, Memang tidak rasional, tapi benar-benar terjadi.

E.Cara mengatasi Fobia Hypnotheraphy: Penderita phobia diberi sugesti-sugesti untuk menghilangkan phobia. Flooding: Exposure Treatment yang ekstrim. Si penderita phobia yang ngeri kepada anjing (cynophobia), dimasukkan ke dalam ruangan dengan beberapa ekor anjing jinak, sampai ia tidak ketakutan lagi. Desentisisasi Sistematis: Dilakukan exposure bersifat ringan. Si penderita phobia yang takut akan anjing disuruh rileks dan membayangkan berada ditempat cagar alam yang indah dimana si penderita didatangi oleh anjing-anjing lucu dan jinak. Abreaksi: Si penderita phobia yang takut pada anjing dibiasakan terlebih dahulu untuk melihat gambar atau film tentang anjing, bila sudah dapat tenang baru kemudian dilanjutkan dengan melihat objek yang sesungguhnya dari jauh dan semakin dekat perlahan-lahan. Bila tidak ada halangan maka dapat dilanjutkan dengan memegang anjing dan bila phobia-nya hilang mereka akan dapat bermain-main dengan anjing. Memang sih bila phobia yang dikarenakan pengalaman traumatis lebih sulit dihilangkan. Reframing: Penderita phobia disuruh membayangkan kembali menuju masa lampau dimana permulaannya si penderita mengalami phobia, ditempat itu dibentuk suatu manusia baru yang tidak takut lagi pada phobia-nya.Dengan hipnoterapi, Anda akan dibimbing untuk menemukan penyebab fobianya, kemudian dilakukan pembelajaran ulang atas peristiwa penyebab fobia tersebut. Dengan pemahaman yang baru mengenai peristiwa traumatis tersebut, maka fobia akan sembuh seketika dan tidak kambuh dalam waktu yang sangat lama atau bahkan selamanya.Banyak penderita fobia yang enggan pergi ke para ahli untuk mengikuti terapi karena takut harus bersinggungan dengan obyek yang ditakuti. Namun Anda perlu tahu bahwa dalam hipnoterapi Anda tidak akan diminta berhadapan dengan obyek yang Anda takuti kalau Anda masih merasa takut. Anda tidak akan "dipaksa" untuk melawan rasa takut.

BAB IIIPEMBAHASAN

A. Pengaruh Fobia terhadap Perkembangan AnakPerlu kita ketahui bahwa phobia sering disebabkan oleh faktor keturunan, lingkungan dan budaya. Perubahan-perubahan yang terjadi diberbagai bidang sering tidak seiring dengan laju perubahan yang terjadi di masyarakat, seperti dinamika dan mobilisasi sosial yang sangat cepat naiknya, antara lain pengaruh pembangunan dalam segala bidang dan pengaruh modernisasi, globalisasi, serta kemajuan dalam era informasi. Dalam kenyataannya perubahan-perubahan yang terjadi ini masih terlalu sedikit menjamah anak-anak sampai remaja. Seharusnya kualitas perubahan anak-anak melalui proses bertumbuh dan berkembangnya harus diperhatikan sejak dini khususnya ketika masih dalam periode pembentukan (formative period) tipe kepribadian dasar (basic personality type). Ini untuk memperoleh generasi penerus yang berkualitas.Berbagai ciri kepribadian/karakterologis perlu mendapat perhatian khusus bagaimana lingkungan hidup memungkinkan terjadinya proses pertumbuhan yang baik dan bagaimana lingkungan hidup dengan sumber rangsangannya memberikan yang terbaik bagi perkembangan anak, khususnya dalam keluarga. Berbagai hal yang berhubungan dengan tugas, kewajiban, peranan orang tua, meliputi tokoh ibu dan ayah terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, masih sering kabur, samar-samar. Sampai saat ini masih belum jelas mengenai ciri khusus pola asuh (rearing practice) yang ideal bagi anak. Seperti umur berapa seorang anak sebaiknya mulai diajarkan membaca, menulis, sesuai dengan kematangan secara umum dan tidak memaksakan. Tujuan mendidik, menumbuhkan dan memperkembangkan anak adalah agar ketika dewasa dapat menunjukan adanya gambaran dan kualitas kepribadian yang matang (mature, wel-integrated) dan produktif baik bagi dirinya, keluarga maupun seluruh masyarakat. Peranan dan tanggung jawab orang tua terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak adalah teramat penting.Lingkungan hidup meliputi rumah, sekolah dan lingkungan sosial, baik secara langsung maupun tak langsung mempengaruhi anak. Lingkungan merupakan sumber stimulasi yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak. Kita semua memahami bahwa sejak seorang anak dilahirkan, sejak saat itu ia peka terhadap berbagai rangsangan dari lingkungan hidupnya, baik dalam arti sempit dalam keluarga, maupun dalam arti luas dengan lingkungan alamnya, akan berpengaruh terhadap kehidupan psikis.Pada kenyataannya, seringkali dalam keluarga dan lingkungan sekolah, yang seharusnya mendidik dan memberikan pengaruh yang baik pada anak malah sebaliknya terjadi tindak kekerasan pada anak (child abuse) baik fisik maupun psikis yang dilakukan orang orangtua di keluarga atau guru di sekolah. Ini menjadi ancaman serius bagi anak-anak. Kondisi tersebut harus segera diakhiri, sebab perlakuan kasar pada anak berakibat anak juga akan bersikap kasar saat dewasa dan tidak bisa memecahkan persoalan lewat dialog.Saat ini memang belum ada studi khusus mengenai kekerasan pada anak di sekolah dan rumah tangga. Diperkirakan 50-60% orangtua melakukan child abuse dalam berbagai bentuk. Bentuk child abuse yang sering diterima anak, seperti dijewer, dipukul (deraan fisik) karena anaknya yang dinilai tidak berprestasi di sekolah, kata-kata kasar (bodoh, malas, kamu besok tidak bisa menjadi apa-apa) dan lain-lain. Ini sangat memprihatinkan.Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pola pendidikan prasekolah bagi anak. Ini sangat penting, karena pendidikan prasekolah merupakan ajang stimulasi sosial dan mental pada usia dini lewat bermain dan berkawan. Namun, yang terjadi di hampir semua tempat, anak-anak dijadikan robot-robot kecil yang harus menuruti kata pendidiknya atau guru.Pendidikan prasekolah (play group dan taman kanak-kanak) sering keliru memberikan kurikulum yang sesuai dengan usia anak. Pada umumnya lebih banyak memberi pelajaran membaca, menulis dan berhitung yang membuat anak-anak yang dipaksa belajar terlalu dini yang nanti berakibat anak menjadischool phobia.Pakar psikologi banyak mengatakan kurikulum pelajaran yang dikembangkan di Indonesia sering tidak berpihak kepada perkembangan perilaku kecerdasan anak. Kurikulum terlalu padat dan cenderung dijejalkan kepada anak yang seharusnya bisa dirangsang kreatifitasnya sesuai potensi unggul yang dimilikinya. Perlu dipahami anak memiliki batas-batas perkembangan kecerdasan, sehingga kalau dipaksakan menerima suatu pelajaran yang tidak sesuai kreatifitasnya, maka bisa menimbulkan dampak buruk bagi si anak. Akibatnya anak bisa stress dan tidak bahagia.Dunia anak adalah dunia bermain yang sangat indah baginya, oleh karena itu, dalam proses mendidik anak itu juga harus dilakukan secara bermain dengan santai dan akrab. Jangan mendidik anak-anak secara formal sebab itu bisa bertentangan perkembangan perilaku kecerdasan anak. Pada dasarnya semua anak itu adalah cerdas. Jika anak tidak pandai matematika tidak bisa dikatakan bodoh, tetapi ia cerdas di bidang lain seperti bermain musik karena memang potensi unggulnya di bidang itu. Dan ini bisa kita lihat mereka yang sukses itu adalah orang-orang yang cerdas di bidangnya masing-masing. Jadi sebenarnya anak itu bukan tidak cerdas, tetapi karena sistem pendidikan yang keliru kemudian berakibat pada school phobia pada anak-anak.B. Jenis-Jenis Fobia pada AnakJenis-jenis phobia yang lainnya diantaranya :1. Ablutophobia = takut mandi2. Anthrophobia = takut dengan bunga3. Arithmophobia = takut melihat angka4. Bibliophobia = takut membaca buku5. Bromidrosiphobia = pusing mencium bau badan6. Caligynephobia = tidak pede bertemu wanita cantik7. Catoptrophobia = takut melihat bayangan di cermin8. Chrometophobia = takut punya uang9. Chaetophobia = ngeri dengan rambut10. Chronomentrophobia = takut dengan jam11. Cibophobia = takut dengan makanan12. Geliophobia = seram mendengar tertawa13. Graphophobia = takut melihat tulisan14. heliophobia = takut matahari15. Lachanophobia = takut makan sayuran16. Melophobia = Takut mendengar musik17. Ommetaphobia = takut melihat mata18. apyrophobia = takut dengan kertas19. Peladophobia = takut melihat orang botak20. Pluviophobia = takut dengan hujan21. Pogonophobia = takut dengan jenggot22. Scolionophobia = takut pergi ke sekolah23. Soceraphobia - takut dengan mertua24. Triskadekaphobia = takut dengan angka 1325. Vestiphobia = tidak mau pakai baju

BAB IVPENUTUP

A.Kesimpulan Secara umum, phobia adalah rasa ketakutan kuat (berlebihan) terhadap suatu benda, situasi, atau kejadian, yang ditandai dengan keinginan untuk ngejauhin sesuatu yang ditakuti itu. Kalau sudah parah, penderitanya bisa terserang panik saat ngeliat hal yang dia takutin. Sesak nafas, deg-degan, keringat dingin, gemetaran, bahkan sampai tidak bisa menggerakkan badannya. Dan fobia sering terjadi pada anak-anak.

B.Saran Hendaknya sebagai orang tua, guru, dan orang dewasa lainya kita bisa menandai fobia ini agar dapat diatasi secara cepat. Terutama bagi anak-anak orang para orang tua harus selalu tahu dengan gerak-gerik anak agar dapat memantau perkemabangan anaknya terhambat atau tidak. Selain itu hendaknya sering dilakukan penulisan makalah ini, karena dapat melatih kekratifan mahasiswa.

Daftar Pustaka

Atkiddson. 2005.Pengantar Psikologi.Jakarta; Erlangga.Davidson. 2006. Psikologi Abnormal. Jakarta; Gravindo.Elida Prayitno. 2009. Psikologi Abnormal.Padang; FIP UNPIsywara Mahendratto. 2007.Psikologi Abnormal. Bandung; PT. Cipta Karya.Jefrfrey. 2003. Psikologi Abnormal. Jakrata; Erlangga.http//www. 20 Mai 2008. Admin. Fobia.Org.psiAb.com.http//www. 15 April 2007. Cara mengatasi fobia. Org.blongspot.comhttp//www.13 Juni 2008. Pengaruh Fobia terhadap perkembangan anak.Andy.com