Makalah Permasalahan Lingkungan Nasional Dan Global

download Makalah Permasalahan Lingkungan Nasional Dan Global

If you can't read please download the document

Transcript of Makalah Permasalahan Lingkungan Nasional Dan Global

10

2

BAB II

PEMBAHASAN

Pencemaran Udara

Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan udara, dan lingkungan sekitarnya. Ketika perbandingan gas-gas tersebut berubah dari keadaan normal dan mengganggu kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan berarti udara tersebut sudah tercemar (Sugiarti, 2009). Zat pencemar adalah penyebab keadaan tersebut. Menurut Wardhana (dalam Sugiarti, 2009: 52), di dunia dikenal zat pencemar udara utama yang berasal dari kegiatan manusia berupa gas buangan hasil pembakaran bahan bakar fosil dan industri. Perkiraan persentase zat pencemar udara utama di Indonesia khususnya transportasi dan industri yaitu :

Karbon monoksida (CO) 70,50%Oksida sulfur (SOx) 0,9%Nitrogen oksida (NOx) 8,9%Partikulat sebesar 1,33%Hidrokarbon (HC) 18,34%Gas rumah kaca (CH4, CO2 dan N2O), tersebar dalam nilai persentase sumber utama

Gas karbon monoksida (CO) sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, karena CO memiliki afinitas (daya ikat) terhadap haemoglobin (Hb) lebih tinggi daripada oksigen. Oleh sebab itu, bila CO masuk ke dalam peredaran darah maka Hb akan lebih banyak mengikat CO daripada mengikat oksigen, menghasilkan HbCO sehingga dapat menyebabkan keracunan bahkan kematian. Selain mengganggu kesehatan manusia, pencemaran udara juga menyebabkan permasalahan-permasalahan lingkungan, yaitu:

Pemanasan Global

Pemanasan global adalah meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan di Bumi. Berdasarkan data dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), para ilmuwan menyatakan dengan keyakinan 90% bahwa pemanasan global yang kita alami, khususnya dalam kurun waktu 50 tahun terakhir ini adalah akibat ulah manusia (Team SOS, 2011). Berikut adalah beberapa sumber yang menyebabkan pemanasan global akibat ulah atau aktivitas manusia:

Karbondioksida (CO2), manusia telah telah meningkatkan jumlah CO2 yang dilepas ke atmosfer ketika membakar bahan bakar fosil, limbah padat, dan kayu. Peningkatan jumlah CO2 di udara juga disebabkan oleh deforestrasiMetana (CH4), gas ini dilepaskan selama produksi dan transportasi batu bara, gas alam, dan minyak bumi Nitrogen oksida (NOx), gas ini terutama dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan pertanianKlorofluorokarbon (CFC), dihasilkan oleh penggunaan peralatan pendingin dan tabung penyemprot parfum

Adapun proses terjadinya pemanasan global yaitu diawali dari bumi yang menerima energi dalam bentuk radiasi gelombang pendek dari matahari. Ketika energi ini memasuki permukaan bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas dan menghangatkan bumi. Permukaan bumi akan menyerap panas tersebut dan memantulkannya kembali sekitar 45% sebagai radiasi inframerah gelombang panjang ke luar angkasa. Sebelum ke luar angkasa radiasi ini akan melewati lapisan atmosfer dimana dalam keadaan normal radiasi ini akan sedikit diserap dan kemudian langsung ke luar angkasa. Namun ketika gas-gas yang telah disebutkan diatas atau gas rumah kaca dan gas rumah kaca yang lain berada di lapisan atmosfer dalam jumlah yang banyak, itu akan mengganggu proses keluarnya radiasi dari bumi menuju ke luar angkasa. Bukannya dikeluarkan menuju ke luar angkasa justru radiasi ini dipantulkan kembali menuju bumi sehingga temperatur di bumi meningkat. Akumulasi dari semua itulah yang disebut pemanasan global (Rusbiantoro, 2008). Meningkatnya temperatur akan menyebabkan naiknya volume air laut, menimbulkan banjir di daerah pantai, dapat menenggelamkan pulau-pulau kecil, seringnya terjadi angin besar dimana-mana, dan lain-lain.

Menipisnya Lapisan Ozon

Ozon adalah gas yang terdiri dari molekul-molekul ozon. Satu molekul ozon mempunyai tiga atom oksigen. Oleh karena itu, ozon mempunyai rumus kimia 03 (Lazuardi, 2003: 100). Keberadaan ozon sendiri di alam terdapat di dua wilayah atmosfer, yaitu lapisan troposfer dan lapisan stratosfer. Di lapisan troposfer (sekitar 10 s/d 16 km dari permukaan bumi) kandungan ozonnya hanya 10%, sedangkan selebihnya berada di lapisan stratosfer (50 km dari puncak troposfer), yaitu mencapai 90%. Maka seringkali disebut lapisan ozon, karena memiliki kandungan 03 (ozon) yang paling banyak.

Pada lapisan statosfer terjadi pembentukan dan pemrombakan ozon, sinar ultraviolet (UV-B dan UV-C) dari pancaran sinar matahari diserap dan gas oksigen diuraikan. Molekul oksigen tersebut terurai menjadi dua buah atom oksigen, proses ini dikenal dengan nama photolysis. Kemudian kedua atom oksigen secara alami bertumbukan dengan molekul gas oksigen yang ada disekitarnya, dan terbentuklah ozon (Avicenna, t.t). Dua proses tersebut terjadi terus-menerus dan seimbang. Dengan demikian konsentrasi ozon tetap konstan. Namun, ketika zat pencemar udara, seperti CFC, Halon dan N2O mencapai lapisan ozon, proses perombakan ozon berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan proses pembentukannya kembali, sehingga konsentrasi ozon menurun (Lazuardi, 2003: 103). Itu artinya daya serap lapisan ozon terhadap sinar ultraviolet berkurang sehingga sebagian sinar utltraviolet dapat mencapai bumi. Ketika sinar ultraviolet terutama UV-B yang berbahaya bagi kehidupan di darat dan di laut (manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme) dalam jumlah banyak mencapai permukaan bumi maka akan berdampak negatif, contohnya menyebabkan kanker kulit, kerusakan mata, dan menurunkan kekebalan tubuh.

Hujan Asam

Secara alami, hujan mempunyai derajat keasaman pH 5,6. Apabila hujan mempunyai pH kurang dari 5,6 dapat dikategorikan sebagai hujan asam (Susanta, Gatut & Hari Sutjahjo, 2007). Zat pencemar utama penyebab terbentuknya hujan asam adalah nitrogen oksida (NOx) dan sulfur dioksida (SO2). Nitrogen oksida dihasilkan dari pembakaran bahan bakar pada suhu yang tinggi, kebakaran hutan, petir atau kilat dan lain-lain, sedangkan sulfur dioksida dihasilkan dari kegiatan pembangkit tenaga listrik yang berbahan bakar batu bara atau diesel dan pengolahan logam yang mengandung bijih sulfida. Kedua zat tersebut mudah larut dalam air, jadi ketika kedua zat tersebut terbawa ke atas oleh angin akan membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) bersama dengan uap air. Asam-asam ini kemudian bergabung dengan uap air lain membentuk awan. Awan yang mengandung asam ini akan berkumpul lagi dengan awan-awan lain hingga terjadi presipitasi. Presipitasi yang terjadi inilah yang disebut dengan hujan asam.

Adapun dampak dari hujan asam ini menurut Susanta, Gatut & Hari Sutjahjo (2007) antara lain: merusak properti, monumen/patung, bahan logam seperti mobil atau kompnen bangunan mobil, dapat mematikan berbagai jenis tanaman dan binatang, menghambat pertumbuhan tanaman pangan dan sayuran, menyebabkan penyakit pernapasan, serta pada ibu hamil akan menyebabkan bayi lahir prematur dan meninggal.

Pencemaran Air

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan, dan air tanah akibat aktivitas manusia (Wikipedia). Menurut Saktiyono (2004), sumber-sumber pencemaran tersebut terutama berasal dari limbah industri, limbah pertanian, dan limbah rumah tangga. Limbah industri (limbah pabrik) mengandung logam berat antara lain raksa, timbal, dan kanadium. Logam berat tersebut merupakan zat pencemar yang berbahaya bagi manusia jika terkonsumsi. Limbah pertanian, limbah ini berasal dari penggunaan pupuk buatan serta penggunaan insektisida yang berlebihan dan digunakan secara terus-menerus. Dan yang terakhir adalah limbah rumah tangga, contoh dari limbah rumah tangga, yaitu sampah baik yang organik maupun anorganik dan air buangan yang mengandung detergen. Berdasarkan tempat terjadinya, pencemaran air dikelompokan menjadi sebagai berikut.

Pencemaran Air Tanah

Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah permukaan tanah (Wikipedia). Di beberapa wilayah di Indonesia, air tanah masih menjadi sumber air utama. Air tanah yang masih alami tanpa gangguan manusia, kualitasnya belum tentu bagus. Terlebih lagi yang sudah tercemar oleh aktivitas manusia, kualitasnya akan semakin menurun. Menurut Freeze dan Cherry (dalam Kodoatei, Robert J. dan Roestam Sjarief, 2010), beberapa sumber pencemaran yang menyebabkan menurunnya kualitas air tanah antara lain:

Sampah dari TPA4. Pembuanagn limbah cair pada sumur dalamTumpahan minyak5. Pembuangan limbah ke tanahKegiatan pertanian6. Pembuangan limbah radioaktif

Ketika sumber-sumber pencemaran tersebut terserap oleh tanah, tanah menjadi tercemar dan akibatnya air tanah juga terkontaminasi, sehingga mutu air tanah berkurang bahkan dapat membahayakan. Adapun dampak yang lebih spesifik, yaitu berkurangnya air bersih untuk dikonsumsi, menaikkan populasi mikroorganisme yang bersifat patogen, dan terganggunya kesehatan karena air yang dikonsumsi sudah tercemar.

Pencemaran Air Sungai

Pencemaran air sungai adalah keadaan dimana sungai mengandung bahan yang menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak di harapkan, baik yang bersifat fisik, kimiawi, maupun biologis sehingga air sungai tersebut kualitasnya menurun dan berkurang nilai gunanya dan dapat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup di sekitarnya (Alhada, 2012). Menurut Lutfi (2009), secara garis besar bahan yang menyebabkan timbulnya perubahan tersebut dapat dikelompokkan menjadi:

Bahan pencemar organik, baik yang dapat mengalami penguraian maupun yang tidak dapat mengalami penguraian. Bahan yang dapat mengalami penguraian oleh mikroorganisme, contohnya kotoran hewan dan manusia, tumbuh-tumbuhan dan hewan yang mati, dan sampah rumah tangga. Dalam prosesnya, enguraian sampahsampah tersebut memerlukan banyak oksigen, sehingga apabila sampah-sampah tersebut terdapat di sungai, maka sungai akan kekurangan oksigen, ikan-ikan dan organisme sungai akan mati kekurangan oksigen. Selain itu proses penguraian sampah yang mengandung protein (hewani/nabati) akan menghasilkan gas H2S yang berbau busuk, sehingga air tidak layak untuk diminum atau untuk mandi. Sedangkan bahan yang tidak dapat mengalami penguraian, contohnya pestisida, herbisida, plastik, deterjen, serat sintetis, limbah industri dan limbah minyak. Bahan pencemar ini tidak dapat dimusnahkan oleh mikroorganisme, sehingga akan menggunung dimana-mana dan dapat mengganggu kehidupan dan kesejahteraan makhluk hidup.Bahan pencemar anorganik, misalnya logam-logam berat seperti merkuri (Hg), kadmium (Cd), timah hitam (Pb), tembaga (Cu) dan garam-garam anorganik. Bahan pencemar tersebut bila terkonsumsi oleh manusia akan tertimbun dalam organ-organ tubuh seperti ginjal, hati, limpa, dan saluran pencernaan lainnya sehingga akan mengganggu fungsi organ tubuh tersebut.Bahan pencemar berupa sedimen/endapan seperti tanah dan lumpur akibat erosi pada tepi sungai atau partikulat-partikulat padat/lahar yang disemburkan oleh gunung berapi yang meletus, menyebabkan air menjadi keruh, sinar matahari yang masuk berkurang, dan air kurang mampu mengasimilasi sampah.Bahan pencemar berupa radioaktif, dapat menyebabkan penyakit kanker serta merusak sel dan jaringan tubuh. Bahan pencemar ini berasal dari limbah PLTN dan dari percobaan-percobaan nuklir lainnya.Bahan pencemar berupa panas, berasal dari limbah pembangkit tenaga listrik atau limbah industri yang menggunakan air sebagai pendingin. Bahan pencemar panas ini menyebabkan suhu air meningkat tidak sesuai untuk kehidupan akuatik (organisme, ikan, dan tanaman dalam air). Tanaman, ikan dan organisme yang mati ini akan terurai menjadi senyawa-senyawa organik. Untuk proses penguraian senyawa organik ini memerlukan oksigen, sehingga terjadi penurunan kadar oksigen dalam air.

Pencemaran Air Laut

Pencemaran air laut biasanya disebut dengan pencemaran laut, yaitu masuk atau dimasukannya mahluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam laut oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas air laut menurun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air laut menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Siswanto, 2003). Tumpahan dari minyak lah yang menjadi sumber utama pencemaran tersebut. Komponen minyak yang tidak larut dalam air dan mempunyai massa jenis yang lebih kecil dari air akan mengapung dan menyebabkan air laut berwarna hitam. Lapisan minyak tersebut akan menghalangi sinar matahari masuk ke laut, bukan hanya itu tetapi lapisan ini juga menghalangi pertukaran gas dari atmosfer sehingga mengurangi kelarutan oksigen. Keadaan tersebut akan menyebabkan berkurangnya jumlah biota laut. Namun, masih ada beberapa faktor yang menyebabkan pencemaran air laut, antara lain:

Logam berat, seperti merkuri (Hg), timbal (Pb), arsenik (As), kadmium (Cd), kromium (Cr), seng (Zn), dan nikel (Ni) yang berasal dari masukan air yang terkontaminasi oleh limbah buangan industri dan pertambanganSampah, sekitar 80% sampah di lautan adalah plastik. Banyak hewan yang hidup pada atau di laut mengonsumsi plastik karena tak jarang plastik yang terdapat di laut akan tampak seperti makanan bagi hewan laut. Plastik tidak dapat dicerna dan akan terus berada pada organ pencernaan hewan ini, sehingga menyumbat saluran pencernaan dan menyebabkan kematian melalui kelaparan atau infeksi. Selain berpengaruh terhadap kesehatan biota laut, adanya sampah dilaut juga berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Penyakit yang paling sederhana seperti gatal-gatal pada kulit setelah bersentuhan dengan air laut (Hanifa, t.t).Pestisida, ketika pestisida masuk ke dalam ekosistem laut, mereka segera diserap ke dalam jaring makanan di laut. Dalam jaring makanan, pestisida ini dapat menyebabkan mutasi serta penyakit yang dapat berbahaya bagi hewan laut dam seluruh penyusun rantai makanan termasuk manusia.Peningkatan keasaman, disebabkan oleh hujan asam dan perubahan iklim. Peningkatan keasaman laut ini dapat mempengaruhi kemampuan hewan bercangkang untuk membentuk cankang atau rangka. Namun, terumbu karang adalah yang paling rentan, karena terumbu karang dapat rusak ketika pH laut menjadi asam. Kebisingan, sumber dari kebisingan ini antara lain lalu lintas kapal, survei seismik eksplorasi minyak, dan frekuensi sonar angkatan laut Kebisingan ini dapat saja menghasilkan frekuensi atau intensitas yang dapat berbentrokan atau bahkan menghalangi suara/bunyi biologi yang penting, yang menjadikan tidak terdeteksi oleh mamalia laut. Padahal seperti diketahui bahwa suara-suara biologi ini penting seperti untuk mencari mangsa, navigasi, komunikasi antara ibu dan anak, untuk manarik perhatian, atau melemahkan mangsa.

Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami, sehingga mengakibatkan daya dukung tanah berkurang (Wikipedia). Berikut adalah beberapa faktor penyebab pencemaran tanah:

Pembuangan bahan sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme, seperti plastik, kaleng, dan kaca sehingga menyebabkan oksigen tidak bisa meresap ke tanah Penggunaan pestisida secara berlebihan, hal ini menyebabkan tanah disekitar tanaman terkontaminasi pestisida. Akibatnya mahluk-mahluk kecil yang bukan hama ikut terbasmi, padahal sebagian dari mahluk-mahluk kecil tersebuat membuat tanah menjadi suburPenggunaan pupuk anorganik dalam jangka panjang akan berdampak pada hilangnya humus dari tanah, tanah menjadi padat dan keras, dan kurang sesuai untuk tumbuhnya tanaman pertanianKebocoran limbah sanitasiAsap dari pembakaran bahan bakar minyak, asap ini dapat dibersihkan secara alami oleh hujan namun sebagai akibatnya hujan yang telah tercampur polutan tersebut diserap oleh tanah

Hutan

Hutan merupakan kumpulan pepohonan yang tumbuh rapat beserta tumbuh-tumbuhan memanjat dengan bunga yang beraneka warna yang berperan sangat penting bagi kehidupan di bumi ini (Arief, 2001). Peran tersebut seperti telah kita ketahui, antara lain sebagai penampung karbon dioksida (carbon dioxide sink), penyuplai oksigen, habitat hewan, dan modulator arus hidrologika serta pelestari tanah. Namun, dewasa ini hutan tidak bisa melakukan perannya tersebut secara maksimal karena ulah manusia. Salah satu ulah manusia yang menyebabkan hal tersebut adalah pembalakan liar (illegal logging).

Pembalakan liar (illegal logging) adalah kegiatan penebangan, pengangkutan dan pembelian atau penjualan kayu yang tidak sah atau tidak memiliki izin dari otoritas setempat (Wikipedia). Pembalakan liar ini terjadi karena meningkatnya permintaan akan kayu, kertas, dan produk-produk turunan lainnya atau karena penebangan untuk membuka lahan bau perkebunan kelapa sawit.

Di Indonesia sendiri, pembalakan liar berada pada tingkat yang sangat mengkhawatirkan, bahkan Indonesia dinobatkan sebagai pelaku pengundulan hutan terbesar di dunia, di mana sebagian besar kerusakannya terjadi di hutan dataran rendah dan gambut di Sumatera dan Kalimantan - satu-satunya habitat di dunia di mana harimau, orang utan, gajah, dan badak hidup dalam habitat yang sama- (Bachelord, 2014). Dampak dari pembalakan liar tersebut sudah mulai dirasakan oleh Indonesia baik secara langsung maupun secara tidak langsung, diantaranya:

Longsor dan banjir di berbagai wilayahPemanasan globalBerkurangnya pohon yang menghasilkan oksigen untuk bernapasMenurunnya produktivitas lahan Berkurangnya atau hilangnya keanekaragaman hayati

Melihat keadaan tersebut, The Nature Conservancy (TNC) dan World Wide Fund of Nature (WWF) menurut Ferdinandus, Agung dkk (2004) membentuk aliasni untuk mempromosikan sertifikasi dan memerangi pembalakan liar. Aliansi ini merupakan kegiatan berjangka waktu tiga tahun yang bertujuan untuk:

Memperkuat sinyal-sinyal pasar untuk memperluas sertifikasi dan memerangi pembalakan liarMeningkatkan pasokan produk kayu Indonesia yang bersertifikatMenunjukan solusi praktis untuk mencapai sertifikasi dan membedakan pasokan legal dan illegalMengurangi pembiayaan dan investasi dalam perusahaan yang terlibat dalam kegiatan pembalakan liar dan pembalkaan yang destruktif di IndonesiaBerbagi pelajaran yang dipelajari dari proyek ini

Limbah Padat

Limbah padat atau lebih dikenal sebagai sampah adalah hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, maupun bubur yang berasal dari sisa proses pengolahan (Rahayu, 2009). Sampah ini berwujud padat dan bersifat kering serta tidak dapat berpindah kecuali ada yang memindahkannya, contohnya sisa makanan, sayuran, potongan kayu, sobekan kertas, plastik, dan logam. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik (Wikipedia).

Sampah Organik

Sampah organik adalah sampah yang berasal dari mahluk hidup, seperti dedaunan, kotoran manusia, sisa sayuran, dan lain-lain. Jika dikelola dengan baik sampah organik ini bisa menghasilkan produk dengan nilai guna yang tinggi. Berikut beberapa contoh sampah organik dan produknya.

Sisa makanan dan daun, kedua sampah ini bisa menjadi bahan utama pembuatan komposKotoran hewan, terutama kotoran sapi bisa dijadikan sebagai biogas alamSampah kayu, sampah ini merupakan sumber energi yang terbarukan sehingga pemanfaatannya bisa beraneka ragamSampah Anorganik

Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non-hayati (bukan berasal dari mahluk hidup), baik berupa produk sinterik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang (Wikipedia). Sampah ini sulit terurai secara biologis sehingga penghancurannya membutuhkan waktu yang sangat lama, contohnya plastik dan logam.

Jika kedua jenis sampah tersebut tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak negatif, seperti dapat menyumbat aliran air, penurunan kualitas udara, penurunan kualitas air, dan kerusakan permukaan tanah.

Energi Terbarukan

Energi terbarukan adalah energi yang pada umumnya merupakan sumber daya nonfosil yang dapat diperbaharui dan apabila dikelola dengan baik maka sumber dayanya tidak akan habis. Sumber dari energi terbarukan adalah sumber energi ramah lingkungan yang tidak mencemari lingkungan. Sehingga energi terbarukan seakan menjadi solusi untuk masalah-masalah lingkungan yang telah disebutkan di atas, khusunya pencemaran udara, pencemaran air, dan pencemaran tanah. Dimana ketiga pencemaran tersebut rata-rata disebabkan oleh polutan atau zat pencemar yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil. Sumber energi terbarukan tersebut menurut Wikipeda adalah energi panas bumi, energi surya, tenaga angin, tenaga air, dan biomassa.

Namun, energi terbarukan ini juga memiliki kelemahan atau kekurangan, misalnya turbin angin bisa berbahaya untuk burung yang terbang, sedangkan bendungan air pembangkit listrik dapat menciptakan penghalang bagi migrasi ikan - masalah serius di bagian barat laut pasifik yang telah mengurangi populasi ikan salmon. Pembakaran biomassa dan biofuel juga menyebabkan polusi udara yang sama dengan membakar bahan bakar fosil, meskipun karbon yang dilepaskan ke atmosfer ini dapat diserap kembali jika organisme penghasil biomassa tersebut secara terus menerus dibudidayakan (Wikipedia).