Makalah perkoperasian di indonesia
Transcript of Makalah perkoperasian di indonesia
i
PERKOPERASIAN DI INDONESIA
OLEH : RENALDI
FATHU RAHMAN
JUMRIADI
ASRIADI
IRMA SUSANTI
DWI SUCIATI
YP3 WAJO INTELEKTUAL MANDIRI (WIM)
ANGKATAN KE-VII
TAHUN AJARAN 2013/2014
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini. Isi dari makalah
ini di ambil dari beberapa sumber yang kemudian dirangkum dan di susun
sehingga berbentuk makalah.
Bersama ini kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
terlibat dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada dosen yang telah
memberikan kami tugas untuk penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini tentu jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan
makalah ini dan untuk pelajaran bagi kami semua dalam penyusunan makalah
selanjutnya. Semoga makalah ini nantinya dapat digunakan untuk menambah
wawasan dan pengetahuan.
Sengkang, 10 Mei 2014
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 2
C. Tujuan dan Manfaat...................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Koperasi ..................................................................... 3
B. Sejarah dan Perkembangan Koperasi di Indonesia....................... 5
C. Fungsi dan Peran Koperasi .......................................................... 9
D. Jenis–Jenis Koperasi .................................................................... 11
E. Faktor Pendukung dan Penghambat koperasi .............................. 15
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 19
B. Kritik dan Saran ........................................................................... 19
C. Daftar Pustaka .............................................................................. 20
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada kesan yang berkembang bahwa nilai-nilai dasar koperasi seperti
kekeluargaan, gotong-royong, demokrasi, dan kebersamaan yang melekat
pada diri koperasi nampaknya kurang dapat mengadopsi dengan cepat
setiap perubahan lingkungan strategis. Demikian pula halnya prinsip-
prinsip koperasi itu sendiri dinilai kurang dapat memotivasi investor untuk
mengembangkan bisnisnya dengan wahana koperasi. Misalnya, prinsip
demokrasi yang dianut koperasi yaitu satu orang satu suara (one man one
vote) nampaknya kurang diminati para pemilik modal yang secara umum
menginginkan jumlah suara dalam setiap pengambilan keputusan
ditentukan oleh jumlah modal yang diinvestasikannya. Padahal, untuk
memasuki pasar global dimana persaingan semakin keras baik yang
menyangkut persaingan kualitas produk, sumber daya manusia, persaingan
penguasaan pasar, distribusi, dan persaingan pelayanan terhadap para
pelanggan sangat membutuhkan modal yang besar.
Makalah ini mencoba menggali dan membedah teori koperasi ataupun
konsep dasar yang dikandung koperasi itu sendiri, kemudian dilanjutkan
perannya sebagai badan usaha. Dalam makalah ini juga disajikan berbagai
2
kasus yang nyata dijumpai di lapangan dengan menganalisis salah satu
badan usaha yang masuk kedalam ruang lingkup koperasi.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang penulis ambil untuk penyusunan
makalah ini yaitu :
1. Apakah yang di maksud dengan koperasi.
2. Bagaimanakah sejarah dan perkembangan koperasi di Indonesia.
C. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui definisi dari koperasi.
2. Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan koperasi di Indonesia.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Koperasi
a. Pengertian Koperasi Menurut Istilah
Koperasi berasal dari kata ”co” yang berarti bersama dan ”operation”
(operasi) artinya bekerja. Jadi pengertian koperasi adalah kerja sama.
Sedangkan pengertian umum, Koperasi adalah suatu kumpulan orang-
orang yang mempunyai tujuan sama, diikat dalam suatu organisasi yang
berasaskan kekeluargaan dengan maksud mensejahterakan anggota.
Secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang
secara sukarela mempersatukan diri untuk memperjuangkan peningkatan
kesejahteraan ekonomi mereka,melalui pembentukan sebuah perusahaan
yang dikelola secara demokratis. Terdapat dua unsur yang paling berkaitan
satu sama lain dalam koperasi setidak-tidaknya. Unsur pertama adalah
unsur ekonomi, sedangkan unsur kedua adalah unsur sosial. Sebagai suatu
bentuk perusahaan, koperasi berusaha memperjuangkan pemenuhan
kebutuhan ekonomi para anggotanya secara efisien. Sedangkan sebagai
perkumpulan orang, koperasi memiliki watak sosial.
Keuntungan bukanlah tujuan utama koperasi. Sebagaimana
dikemukakan oleh Bung Hatta (1954), yang lebih diutamakan dalam
koperasi adalah peningkatan kesejahteraan ekonomi para anggotanya.
Agar Koperasi tidak menyimpang dari tujuan itu, pembentukan dan
4
pengelolaan koperasi harus dilakukan secara demokratis. Pada saat
pembentukannya, koperasi harus dibentuk berdasarkan kesukarelaan dan
kemauan bersama dari para pendirinya dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasar atas azas kekeluargaan.
b. Pengertian Koperasi Menurut Undang – Undang
UU No. 25 Tahun 1992 (Perkoperasian Indonesia)
Koperasi adalah Badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau
badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
beradasarkan atas dasar asas kekeluargaan.
c. Pengertian Koperasi Menurut Para Ahli
Berikut ini pengertian koperasi menurut para ahli :
1. Dr. Fay ( 1980 )
Koperasi adalah suatu perserikatan dengan tujuan berusaha bersama
yang terdiri atas mereka yang lemah dan diusahakan selalu dengan
semangat tidak memikirkan diri sendiri sedemikian rupa, sehingga
masing-masing sanggup menjalankan kewajibannya sebagai anggota dan
mendapat imbalan sebanding dengan pemanfaatan mereka terhadap
organisasi.
5
2. R.M Margono Djojohadikoesoemo
Koperasi adalah perkumpulan manusia seorang-seorang yang dengan
sukanya sendiri hendak bekerja sama untuk memajukan ekonominya.
3. Prof. R.S. Soeriaatmadja
Koperasi adalah suatu badan usaha yang secara sukarela dimiliki dan
dikendalikan oleh anggota yang juga pelanggannya dan dioperasikan oleh
mereka dan untuk mereka atas dasar nir laba atau dasar biaya.
Dari definisi para ahli dapat disimpulkan bahwa Koperasi adalah
Asosiasi orang-orang yang bergabung dan melakukan usaha bersama atas
dasar prinsip-prinsip koperasi, sehingga mendapatkan manfaat yang lebih
besar dengan biaya rendah melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi
secara demokratis oleh anggotanya.
B. Sejarah dan Perkembangan koperasi di Indonesia.
Sejarah singkat gerakan koperasi bermula pada abad ke-20 yang pada
umumnya merupakan hasil dari usaha yang tidak spontan dan tidak dilakukan
oleh orang-orang yang sangat kaya. Koperasi tumbuh dari kalangan rakyat,
ketika penderitaan dalam lapangan ekonomi dan sosial yang ditimbulkan oleh
sistem kapitalisme semakin memuncak. Beberapa orang yang
penghidupannya sederhana dengan kemampuan ekonomi terbatas, terdorong
oleh penderitaan dan beban ekonomi yang sama, secara spontan
mempersatukan diri untuk menolong dirinya sendiri dan manusia sesamanya.
6
Dalam keadaan hidup demikian, pihak kolonial terus-menerus mengintimidasi
penduduk pribumi sehingga kondisi sebagian besar rakyat sangat
memprihatinkan. Di samping itu para rentenir, pengijon dan lintah darat turut
pula memperkeruh suasana. Mereka berlomba mencari keuntungan yang besar
dan para petani yang sedang menghadapi kesulitan hidup, sehingga tidak
jarang terpaksa melepaskan tanah miliknya sehubungan dengan
ketidakmampuan mereka mengembalikan hutang-hutangnya yang
membengkak akibat sistem bunga yang diterapkan pengijon.
Di Indonesia, ide-ide perkoperasian diperkenalkan pertama kali oleh Patih
di Purwokerto, Jawa Tengah, R. Aria Wiraatmadja yang pada tahun 1896
mendirikan sebuah Bank untuk Pegawai Negeri. Cita-cita semangat tersebut
selanjutnya diteruskan oleh De Wolffvan Westerrode.
Pada zaman Belanda pembentuk koperasi belum dapat terlaksana karena:
1. Belum ada instansi pemerintah ataupun badan non pemerintah yang
memberikan penerangan dan penyuluhan tentang koperasi.
2. Belum ada Undang-Undang yang mengatur kehidupan koperasi.
3. Pemerintah jajahan sendiri masih ragu-ragu menganjurkan koperasi karena
pertimbangan politik, khawatir koperasi itu akan digunakan oleh kaum
politik untuk tujuan yang membahayakan pemerintah jajahan itu.
Pada tahun 1908, Budi Utomo yang didirikan oleh Dr. Sutomo
memberikan peranan bagi gerakan koperasi untuk memperbaiki kehidupan
rakyat. Pada tahun 1915 dibuat peraturan Verordening op de Cooperatieve
7
Vereeniging. Dengan Undang-undang Koperasi tahun 1915, rakyat tidak
mungkin dapat mendirikan koperasi, karena:
1. Harus mendapat izin dari Gubernur Jenderal.
2. Harus dibuat dengan Akta Notaris dalam bahasa Belanda.
3. Membayar bea materai sebesar 50 gulden.
4. Hak tanah harus menurut Hukum Eropa.
5. Harus diumumkan di Javasche Courant, yang biayanya cukup tinggi.
Pada tahun 1927 Regeling Inlandschhe Cooperatieve. Isi UU Koperasi
tahun 1927 tersebut antara lain :
1) Akte pendirian tidak perlu Notariil, cukup didaftarkan pada Penasihat
Urusan Kredit Rakyat dan Koperasi, dan dapat ditulis dalam Bahasa
Daerah.
2) Bea materainya cukup 3 gulden.
3) Dapat memiliki hak tanah menurut Hukum Adat.
4) Hanya berlaku bagi Golongan Bumi Putera.
Pada tahun 1927 dibentuk Serikat Dagang Islam, yang bertujuan untuk
memperjuangkan kedudukan ekonomi pengusah-pengusaha pribumi.
Kemudian pada tahun 1929, berdiri Partai Nasional Indonesia yang
memperjuangkan penyebarluasan semangat koperasi. Namun, pada tahun
1933 keluar UU yang mirip UU no. 431 sehingga mematikan usaha koperasi
untuk yang kedua kalinya. Pada tahun 1942 Jepang menduduki Indonesia.
Jepang lalu mendirikan koperasi “KUMIAI”. Awalnya koperasi ini berjalan
8
mulus. Namun fungsinya berubah drastis dan menjadi alat Jepang untuk
mengeruk keuntungan dan menyengsarakan rakyat Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan
koperasi di Indonesia mengadakan Kongres Koperasi yang pertama di
Tasikmalaya. Hari ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Koperasi Indonesia.
Sebagai Bapak Koperasi Indonesia, Bung Hatta pernah berkata : “Bukan
Koperasi namanya manakala di dalamnya tidak ada pendidikan tentang
Koperasi”.
Kongres Koperasi I menghasilkan beberapa keputusan penting, antara lain :
1. Mendirikan sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia ( SOKRI )
2. Menetapkan gotong royong sebagai asas koperasi
3. Menetapkan pada tanggal 12 Juli sebagai hari Koperasi
Akibat tekanan dari berbagai pihak misalnya Agresi Belanda, keputusan
Kongres Koperasi I belum dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Namun, pada tanggal 12 Juli 1953, diadakanlah Kongres Koperasi II di
Bandung, yang antara lain mengambil putusan sebagai berikut :
1. Membentuk Dewan Koperasi Indonesia ( Dekopin ) sebagai pengganti
SOKRI
2. Menetapkan pendidikan koperasi sebagai salah satu mata pelajaran di
sekolah
3. Mengangkat Moh. Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia
4. Segera akan dibuat undang-undang koperasi yang baru
9
Hambatan-hambatan bagi pertumbuhan koperasi antara lain disebabkan
oleh hal-hal berikut :
1. Kesadaran masyarakat terhadap koperasi yang masih sangat rendah
2. Pengalaman masa lampau mengakibatkan masyarakat tetap merasa curiga
terhadap koperasi
3. Pengetahuan masyarakat mengenai koperasi masih sangat rendah
Untuk melaksanakan program perkoperasian pemerintah mengadakan
kebijakan antara lain :
a. Menggiatkan pembangunan organisasi perekonomian rakyat terutama
koperasi
b. Memperluas pendidikan dan penerangan koperasi
c. Memberikan kredit kepada kaum produsen, baik di lapangan industri
maupun pertanian yang bermodal kecil.
Organisasi perekonomian rakyat terutama koperasi sangat perlu diperbaiki.
Para pengusaha dan petani ekonomi lemah sering kali menjadi hisapan kaum
tengkulak dan lintah darat. Cara membantu mereka adalah mendirikan
koperasi di kalangan mereka. Dengan demikian pemerintah dapat
menyalurkan bantuan berupa kredit melalui koperasi tersebut. Untuk
menanamkan pengertian dan fungsi koperasi di kalangan masyarakat
diadakan penerangan dan pendidikan kader-kader koperasi.
C. Fungsi dan Peran Koperasi
Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 4 UU No. 25 Tahun 1992, fungsi
dan peran koperasi di Indonesia seperti berikut ini :
10
1. Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial.
Potensi dan kemampuan ekonomi para anggota koperasi pada
umumnya relatif kecil. Melalui koperasi, potensi dan kemampuan ekonomi
yang kecil itu dihimpun sebagai satu kesatuan, sehingga dapat membentuk
kekuatan yang lebih besar. Dengan demikian koperasi akan memiliki
peluang yang lebih besar dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan
sosial anggota koperasi pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
2. Turut serta secara aktif dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat.
Peningkatan kualitas kehidupan hanya bisa dicapai koperasi jika ia
dapat mengembangkan kemampuannya dalam membangun dan
meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota-anggotanya serta
masyarakat disekitarnya.
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional.
Koperasi adalah satu-satunya bentuk perusahaan yang dikelola secara
demokratis. Berdasarkan sifat seperti itu maka koperasi diharapkan dapat
memainkan peranannya dalam menggalang dan memperkokoh
perekonomian rakyat. Oleh karena itu koperasi harus berusaha sekuat
tenaga agar memiliki kinerja usaha yang tangguh dan efisien. Sebab hanya
11
dengan cara itulah koperasi dapat menjadikan perekonomian rakyat
sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional.
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional
yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi.
Sebagai salah satu pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian
Indonesia, koperasi mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan
perekonomian nasional bersama-sama dengan pelaku-pelaku ekonomi
lainnya. Dengan demikian koperasi harus mempunyai kesungguhan untuk
memiliki usaha yang sehat dan tangguh, sehingga dengan cara tersebut
koperasi dapat mengemban amanat dengan baik.
D. Jenis-jenis koperasi
1. Jenis koperasi berdasarkan fungsinya :
Koperasi Konsumsi,
Didirikan untuk memenuhi kebutuhan umum sehari-hari para
anggotanya. Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan pembeli atau
konsumen bagi koperasinya. Yang pasti barang kebutuhan yang dijual di
koperasi harus lebih murah dibandingkan di tempat lain, karena koperasi
bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya. Contoh-contoh koperasi
konsumen adalah kopkar/kopeg, Koperasi Pegawai Indosat (Kopindosat),
KPRI adalah Koperasi Keluarga Guru Jakarta (KKGJ).
12
Koperasi Produksi
Koperasi yang menghasilkan barang dan jasa, di sini anggota berperan
sebagai pemilik dan pekerja koperasi. Bidang usahanya adalah membantu
penyediaan bahan baku, penyediaan peralatan produksi, membantu
memproduksi jenis barang tertentu serta membantu menjual dan
memasarkannya hasil produksi tersebut. Misalnya Koperasi Produksi
Kerja, misalnya dapat berupa kajian rumah tangga, pertanian, dan
sebagainya. Anggota sebagai pekerja dan sekaligus pemilik. Koperasi
Produksi Pengusaha (Produsen), Contohnya koperasi produsen tahu dan
tempe (kopti), koperasi produksi kerajinan (koprinka).
Koperasi Jasa
Koperasi Jasa memberikan jasa keuangan dalam bentuk pinjaman
kepada para anggotanya. Misalnya: simpan pinjam, asuransi, angkutan,
dan sebagainya. Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan pengguna
layanan jasa koperasi. Tentu bunga yang dipatok harus lebih rendah dari
tempat meminjam uang yang lain. Contoh koperasi jasa angkutan yang
anggotanya para pemilik angkutan, yaitu Koperasi Wahana Kalpika
(KWK), Kowanbisata, Kopaja (di Jakarta), Koperasi Angkutan Bekasi
(Koasi); koperasi perumahan yang memberi jasa sewa rumah; koperasi
pelistrikan yang memberi jasa aliran listrik kepada anggotanya; koperasi
asuransi yang memberi jasa jaminan kepada anggotanya yaitu asuransi
jiwa, pinjaman dan kebakaran.
13
Koperasi penjualan/pemasaran
Koperasi yang menyelenggarakan fungsi distribusi barang atau jasa
yang dihasilkan oleh anggotanya agar sampai di tangan konsumen. Di sini
anggota berperan sebagai pemilik dan pemasok barang atau jasa kepada
koperasinya.
2. Jenis koperasi berdasarkan tingkat dan luas daerah kerja
Koperasi Primer adalah koperasi yang yang minimal memiliki anggota
sebanyak 20 orang perseorangan. Contoh Koperasi Pasar Agung dan
Koperasi Pasar Kemiri
Koperasi Sekunder adalah koperasi yang terdiri dari gabungan badan-
badan koperasi serta memiliki cakupan daerah kerja yang luas
dibandingkan dengan koperasi primer. Contoh gabungan dari koperasi
Pasar Agung, Pasar Kemiri, dan koperasi pasar yang ada di kota Depok.
3. Koperasi Berdasarkan Jenis Usahanya
Koperasi Simpan Pinjam (KSP) adalah koperasi yang memiliki usaha
tunggal yaitu menampung simpanan anggota dan melayani peminjaman.
Anggota yang menabung (menyimpan) akan mendapatkan imbalan jasa
dan bagi peminjam dikenakan jasa. Besarnya jasa bagi penabung dan
peminjam ditentukan melalui rapat anggota. Dari sinilah, kegiatan usaha
koperasi dapat dikatakan “dari, oleh, dan untuk anggota.” Contoh Kospin
Jasa Pekalongan, KSP Kodanua, KSP Kowika Jaya, Jakarta dan KSP
Arta Prima di Ambarawa, Magelang.
14
Koperasi Serba Usaha (KSU) adalah koperasi yang bidang usahanya
bermacam-macam. Anggota KSU adalah orang-orang yang bertempat
tinggal diwilayah itu. Misalnya, unit usaha simpan pinjam, unit
pertokoan untuk melayani kebutuhan sehari-hari anggota juga
masyarakat, unit produksi, unit wartel. Contohnya KUD.
Koperasi Konsumsi adalah koperasi yang bidang usahanya
menyediakan kebutuhan sehari-hari anggota. Kebutuhan yang dimaksud
misalnya kebutuhan bahan makanan, pakaian, dan perabot rumah tangga.
Contoh kopkar dan koperasi pegawai (KPRI), serta KSU dan KUD.
Koperasi Produksi adalah koperasi yang bidang usahanya membuat
barang (memproduksi) dan menjual secara bersama-sama. Anggota
koperasi ini pada umumnya sudah memiliki usaha dan melalui koperasi
para anggota mendapatkan bantuan modal dan pemasaran. Contoh
Koperasi Pengrajin Susu Bandung Selatan (KPBS).
4. Koperasi berdasarkan keanggotaannya
Koperasi Unit Desa (KUD) adalah koperasi yang beranggotakan
masyarakat pedesaan. Koperasi ini melakukan kegiatan usaha ekonomi
pedesaan, terutama pertanian. Untuk itu, kegiatan yang dilakukan KUD
antara lain menyediakan pupuk, obat pemberantas hama tanaman, benih,
alat pertanian, dan memberi penyuluhan teknis pertanian. Contoh Puskud
Mina Lestari Jatim.
Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI), koperasi ini
beranggotakan para pegawai negeri. Sebelum KPRI, koperasi ini
15
bernama Koperasi Pegawai Negeri (KPN). KPRI bertujuan terutama
meningkatkan kesejateraan para pegawai negeri (anggota). KPRI dapat
didirikan di lingkup departemen atau instansi.
Koperasi Pasar (Koppas), Koperasi ini beranggotakan para pedagang
pasar. Pada umumnya pedagang di setiap pasar mendirikan koperasi
untuk melayani kebutuhan yang berkaitan dengan kegiatan para
pedagang. Misalnya modal dan penyediaan barang dagangan. Di tingkat
kabupaten atau provinsi terdapat Pusat Koperasi Pasar (Puskoppas) yang
bertujuan memberikan bimbingan kepada koperasi pasar yang ada di
wilayah binaannya.
Koperasi Sekolah, memiliki anggota dari warga sekolah, yaitu guru,
karyawan, dan siswa. Koperasi sekolah memiliki kegiatan usaha
menyediakan kebutuhan warga sekolah, seperti buku pelajaran, alat tulis,
makanan, dan lain-lain. Keberadaan koperasi sekolah bukan semata-mata
sebagai kegiatan ekonomi, melainkan sebagai media pendidikan bagi
siswa antara lain berorganisasi, kepemimpinan, tanggung jawab, dan
kejujuran.
E. Faktor pendukung dan penghambat koperasi di Indonesia
a. Faktor pendukung
Keberhasilan koperasi di dalam melaksanakan peranannya perlu
diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :
1. Kemampuan menciptakan posisi pasar dan pengawasan harga yang layak
dengan cara :
16
Bertindak bersama dalam menghadapi pasar melalui pemusatan
kekuatan bersaing dari anggota
Memperpendek jaringan pemasaran;
Memiliki manajer yang cukup terampil berpengetahuan luas dan
memiliki idealisme;
Mempunyai dan meningkatkan kemampuan koperasi sebagai satu unit
usaha dalam mengatur jumlah dan kualitas barang-barang yang
dipasarkan melalui kegiatan pergudangan, penelitian kualitas yang
cermat dan sebagainya.
2. Kemampuan koperasi untuk menghimpun dan menanamkan kembali
modal, dengan cara pemupukan pelbagai sumber keuangan dari sejumlah
besar anggota.
3. Penggunaan faktor-faktor produksi yang lebih ekonomis melalui
pembebanan biaya overhead yang lebih, dan mengusahakan peningkatan
kapasitas yang pada akhirnya dapat menghasilkan biaya per unit yang
relatif kecil.
4. Terciptanya keterampilan teknis di bidang produksi, pengolahan dan
pemasaran yang tidak mungkin dapat dicapai oleh para anggota secara
sendiri-sendiri.
5. Pembebasan resiko dari anggota-anggota kepada koperasi sebagai satu
unit usaha, yang selanjutnya hal tersebut kembali ditanggung secara
bersama di antara anggota-anggotanya.
17
6. Pengaruh dari koperasi terhadap anggota-anggotanya yang berkaitan
dengan perubahan sikap dan tingkah laku yang lebih sesuai dengan
perubahan tuntutan lingkungan di antaranya perubahan teknologi,
perubahan pasar dan dinamika masyarakat.
b. Faktor penghambat
1. Pembinaan hubungan antara alat perlengkapan koperasi, khususnya
antara pengurus dan manajer, yang masih perlu ditingkatkan. Hal ini
antara lain mengingat perlunya koordinasi yang mantab dan
pembagian tugas serta tanggung jawab yang jelas. Harus dihindarkan
apabila ada pengurus yang mengambil wewenang manajer
melaksanakan tugas operasional.
2. Kebijaksanaan dan program kerja koperasi masih cenderung timbul
sebagai prakarsa pemerintah. Program-program yang diarahkan
untuk memenuhi kebutuhan anggota masih ada yang belum
sepenuhnya dipadukan dengan program-program yang timbul dari
prakarsa pemerintah. Keputusan koperasi yang mandiri masih belum
dapat berkembang.
3. Organisasi tingkat sekunder, seperti Pusat Koperasi dan Induk
koperasi, tampak belum sepenuhnya dapat memberikan pelayanan
kepada koperasi primer, khususnya meningkatkan kemampuan
dalam bidang organisasi, administrasi, dan manjemen.
4. Kerja sama koperasi dan lembaga non-koperasi telah ada yang
berlangsung atas landasan saling menguntungkan antara kedua belah
18
pihak. Tetapi, apabila kurang hati-hati dalam membinannya ada
kerjasama yang cenderung mengarah pada hilangnya kemandirian
koperasi.
5. Kemampuan pemupukan modal usaha yang bersumber dari anggota
dan hasil usaha koperasi, walaupun cukup memadai
perkembangannya namun ternyata masih sangat terbatas.
6. Dalam usaha memperoleh kredit dari bank, koperasi masih
menghadapi kesulitan untuk memenuhi persyaratanyang ditentukan.
Demikianlah, maka pemupukan modal koperasi walaupun cepat
perkembangannya hasilnya masih terbatas juga.
7. Keterpaduan gerak, pengertian, pembinaan, dan pengawasan
terhadap gerakan koperasi dari berbagai instansi masih perlu
ditingkatkan.
8. Masalah lain yang dihadapi dalam pelaksanaan pembinaan koperasi
pada tingkat perkembangan seperti sekarang ini adalah masih
kurangnya petugas pembina koperasi, baik dalam jumlah maupun
mutunya.
9. Masalah permodalan, penguasaan teknologi, akses informasi,
permasalahan pemasaran, dan perlindungan hukum.
10. Kurangnya dana sehingga fasilitas- fasilitas yang sudah ada tidak
dirawat, hal ini menyebabkan koperasi tertinggal karena kemajan
teknologi yang sangat cepat.
19
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Koperasi berasal dari kata ”co” yang berarti bersama dan ”operation”
(operasi) artinya bekerja. Jadi pengertian koperasi adalah kerja sama.
Sedangkan pengertian umum, Koperasi adalah suatu kumpulan orang-orang
yang mempunyai tujuan sama, diikat dalam suatu organisasi yang berasaskan
kekeluargaan dengan maksud mensejahterakan anggota.
Koperasi berpihak pada rakyat yang berekonomi menengah dan rendah.
Dalam koperasi nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya bersifat
universal dan merakyat maka tidaklah heran jika koperasi menjadi salah satu
badan usaha yang merakyat karena memang ada unsure kekeluargaan yang
melekat. Ekonomi kerakyatan yang dimanisfestasikan melalui koperasi
memiliki pijakan konstitusional yang kuat dan bergayut langsung dengan nadi
kehidupan rakyat kecil
B. KRITIK DAN SARAN
Demikianlah makalah ini kami susun sedemikian rupa walaupun masih
belum sempurna. Jika ada yang kurang di dalam karya tulis ini, kami mohon
masukan dari para pembaca agar dalam pembuatan karya tulis selanjutnya
bisa lebih baik lagi. Terima kasih...
20
C. DAFTAR PUSTAKA
http://ninasuryaninina.blogspot.com/2012/11/tugas-ekonomi-koperasi-
makalah.html
http://nty20.ngeblogs.com/2009/12/30/permasalahan-yang-dihadapi-koperasi-
saat-ini-dan-solusinya/
http://kuswan.wordpress.com/2010/11/17/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
koperasi/
http://siboykasaci.wordpress.com/2012/04/28/skripsi-koperasi/
21