Makalah perilaku terpuji

29
PERILAKU TERPUJI Disusun untuk memenuhi mata pelajaran Agama yang dibimbing oleh Bapak Julisman S.Pd Disusun Oleh Kelompok 2 Kelas IX IPA 3 Nama Anggota : 1. Ayu Marsela 2. Ayu Rahmawati 3. Azelika Vamisiaz 4. Bintan Lauda 5. Cheny Armadhini 6. Chika Ayu Paramita 7. Dwininta Alfathika KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL 1

description

MAKALAH AGAMA

Transcript of Makalah perilaku terpuji

Page 1: Makalah perilaku terpuji

PERILAKU TERPUJI

Disusun untuk memenuhi mata pelajaran Agama yang dibimbing oleh Bapak Julisman S.Pd

Disusun OlehKelompok 2 Kelas IX IPA 3

Nama Anggota :

1. Ayu Marsela2. Ayu Rahmawati3. Azelika Vamisiaz4. Bintan Lauda5. Cheny Armadhini6. Chika Ayu Paramita7. Dwininta Alfathika

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONALSEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5

KOTA BENGKULUTAHUN AJARAN 2012/2013

1

Page 2: Makalah perilaku terpuji

Kata Pengantar

Assalamu`alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan

makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran

Agama Islam dengan pokok bahasan Perilaku Terpuji.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami

hadapi, namun dengan semangat dan kerja keras dan dengan bantuan

semua pihak akhirnya penyusunan makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini berisi tentang pembahasan mengenai perilaku terpuji,

yaitu tobat dan raja’ (mengharap keridaan Allah).

Dalam kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih

kepada Pak Julisman, selaku Guru mata pelajaran Agama Islam yang telah

membantu mengarahkan dan memberi batasan penyusunan materi

makalah, serta terima kasih kepada teman- teman yang turut

memberikan informasinya, dan yang terakhir kami mengucapkan terima

kasih kepada keluarga kami yang telah mendukung kami dalam membuat

makalah ini.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari

sempurna, sehingga kritik dan sarannya yang membangun sangat kami

harapkan agar dapat berbuat lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami pada khususnya

dan dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya.

Bengkulu, September 2012

Penulis

2

Page 3: Makalah perilaku terpuji

Daftar Isi

Halaman Judul……………………………………………………………………………….i

Kata Pengantar…………………………………………………………………………….. ii

Daftar Isi……………………………………………………………………………............iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………… 1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………… 1

1.3 Tujuan………………………………………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Tobat ………………………………………………………………………. 3

2.2 Raja’(Mengharap Keridaan Allah)…………………………… 9

BAB III PENUTUP

3.3 Kesimpulan………………………………………………………………. 17

3.4 Saran……………………………………………………………………….. 17

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….. 18

3

Page 4: Makalah perilaku terpuji

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tahukah kamu bahwa manusia menjalani beberapa proses perjalanan

kehidupan. Perjalanan pertamanya adalah kelahiran, kedua adalah kematian,

berikutnya dibangkitkan untuk hidup kembali, dan kemudian sesudahnya adalah

perhitungan amal (hisab). Kelak ada manusia yang beruntung dan tempat

kembalinya adalah syurga, tetapi ada pula manusai yang merugi sehingga

tempatnya adalah neraka. Mereka yang beriman dan beramal shalehlah yang

mendapatkan jaminan kebahagiaan kehidupan diakhirat kelak.

Dalam menjalani kehidupan, seseorang tentu harus mempersiapkan

bekal untuk kemudian hari. Bekalnya adalah iman, ilmu dan amal shaleh.

Keimanan yang disertai amal shaleh akan membawa keselamatan dan

kesejahteraan, baik di dunia maupun diakhirat. Apalagi jika ditambah dengan

perilaku terpuji seperti berotbat, raja’ (menunjukkan sikap menghara keridhaan

Allah), optimis, dinamis, mampu berfikir kritis, dan mampu mengendalikan diri.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai

berikut :

1. Apa pengertian taubat?

2. Apa sajakah kriteria orang yang bertaubat?

3. Bagaimana cara bertaubat?

4. Apa sajakah syarat-syarat bertaubat?

5. Apa sajakah tingkatan taubat?

6. Apa sajakah hikmat bertaubat?

7. Apakah pengertian dari raja’?

4

Page 5: Makalah perilaku terpuji

8. Bagaimanakah cara menerapkan sikap raja’?

9. Apakah manfaat sifat raja’?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah agar kita mengetahui dan

memahami perilaku beberapa contoh dari sekian banyak perilaku terpuji, yaitu

tobat dan raja’. Selain itu agar kita tahu bagaimana cara menerapkannya,

hikmahnya, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

5

Page 6: Makalah perilaku terpuji

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Tobat

Hawa nafsu merupakan sesuatu yang melekat dalam diri setiap manusia.

Seringkali hawa nafsu membawa seseorang cenderung ke arah keburukan

sehingga setiap orang harus mampu mengendalikannya. Hawa nafsu dapat

membawa kebaikan selama ia mampu diarahkan, tetapi akan menjerumuskan

pada kejahatan bila dibiarkan dan terus diikuti tanpa arah yang jelas.

Orang yang menurutkan hawa nafsunya sangat dimurkai Allah dan

disamakan dosa dan bahayanya dengan orang-orang yang menyembah berhala

dan memuja benda-benda yang ada di bumi. Nafsu mengandung ketertarikan

syahwat untuk mencari kelezatan jasmani dan rohani sehingga mudah menerima

godaan serta bujukan setan. Nafsu manusia ada 3 macam, yaitu sebagai berikut :

1. Nafsu amarah yaitu nafsu yang menyuruh kepada keburukan.

2. Nafsu lawamah yaitu nafsu yang suka mencela atau mengecam.

3. Nafsu mutma’innah yaitu nafsu yang tenang dan tentram.

Berikut ini merupakan beberapa perilaku yang dapat melatih diri kita agar

mampu bersikap mengendalikan diri :

1. Tidak suka mengolok-ngolok dan berburuk sangka terhadap orang lain

(QS Al-Hujurat: 11-12)

2. Tidak iri dan dengki (QS Muhammad;29 dan An-Nisa:32)

3. Tidak sombong (QS Luqman:18 dan Sad:74)

4. Tidak kikir dan pelit (QS Al-Furqon; 67 dan Al-Hadid:24)

5. Tidak tamak (QS Ali Imran:130)

6. Tidak memfitnah (QS Al-Baqarah:191-192)

7. Tidak melakukan kejahatan (QS Al-Bagarah:169 dan Al-Hajj:3)

8. Ikhlas (QS An-Nisa:125,146 dan Al-maidah:58)

9. Sabar (QS Al-Baqarah:153 dan Al-Anfal :46,66)

6

Page 7: Makalah perilaku terpuji

10. Suka berkorban (QS Al-Kausar:1-3 dan Al-Hajj:34-37)

11. Pandai bersyukur (QS Ibrahim:7 dan An-Nahl:14,78)

12. Mau bertobat dan mengadakan perbaikan (QS Al-Baqarah:60, Hud:3, dan

Ar-Ra’ad:27)

13. Mampu mengendalikan hawa nafsu (QS Jasiyah:23 dan Yusuf:53)

ب� ي�ح� اب�ين� و� إ�ن� الل�ه� ي�ح�ب� الت�و�

( ر�ين� ت�ط�ه" (222ال&م�

Artinya : “Sesungguhnya Allah itu menyukai orang-orang yang tobat kepada-Nya

dan dia menyukai orang-orang yang membersihkan diri.” (QS Al Baqarah : 222)

Kata tobat berasal dari bahasa Arab at-taubah, yang kerjanya adalah

ruju’, kembali. Menurut istilah tobat adalah kembali dari kemaksiatan kepada

ketaatan dengan niat sungguh-sungguh dan berjanji tidak akan pernah

mengulangi perbuatan maksiat tersebut.

Hukum bertobat adalah wajib bagi setiap Muslim atau Muslimah yang

sudah mukalafaf (baligh dan berakal). Tobat nasuha adalah tobat yang dilakukan

dengan sungguh-sungguh atau semurni-murninya. Tobat semacam inilah yang

dinilai paling tinggi. Dasar hukum bertobat kepada Allah termaktub

didalam kitab suci Al-Quran pada Q.S. An-Nisa:17-18, Q.S. Al-Baqarah : 222 , Q.S. At-

Thamrin :8, dan Q.S. An-Nur : 31.

Kesalahan atau kekhilafan yang dilakukan terhadap orang lain, diantaranya

seperti hal-hal berikut.

1. Tidak memuliakan anak yatim piatu, tidak menganjurkan dan memberi

makan orang miskin, memakan harta dengan mencampuradukkan yang

hak dengan yang bathil dan mencintai harta yang berlebihan (lihat QS Al

Fajr: 15-20)

7

Page 8: Makalah perilaku terpuji

2. Bakhil, merasa tidak cukup dan mendustakan pahala yang baik (lihat QS

Al Lail : 1-13)

3. Mengumpat, mencela, prasangka dan olok-olok (lihat QS Al humazah : 1,

dan Al Hujurat : 11-13)

4. Tidak melaksanakan rukun Islam, terutama mendirikan salat.

Ada beberapa kriteria orang yang bertaubat.

1. Orang yang bertaubat sesudah melakukan kesalahan. Orang ini diampuni

dosanya. “Selain orang-orang yang tobat sesudah berbuat kesalahan dan

mengadakan perbaikan, sesungguhnya Allah maha pengampun dan

maha penyayang.” (QS Ali Imran : 89)

2. Tobat seseorang ketika hampir mati atau sekarat. Tobat semacam ini

sudah tidak dapat diterima “Dan tidaklah tobat itu diterima Allah dari

orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang

ajal dan setelah kepada seorang diantara mereka, (barulah) ia

mengatakan : Sesungguhnya saya bertobat sekarang. Dan tidak pula

(diterima tobat) orang-orang yang mati sedang mereka dalam kekafiran.

Bagi orang-orang itu telah kami sediakan siksaan yang pedih.” (QS An

Nisa : 18

3. Tobat nasuha atau tobat yang sebenar-benarnya. Tobat nasuha adalah

tobat yang dilakukan dengan sungguh-sungguh atau semurni-murninya.

Tobat semacam inilah yang dinilai paling tinggi (lihat Al Qur’an aurah At

Tahrim : 8)

Tobat nasuha dapat dilakukan degan cara sebagai berikut.

1) Segera mohon ampun dan meminta tolong hanya kepada Allah (QS An

Nahl : 53)

2) Meminta perlindungan dari perbuatan setan atau iblisdan ari kejahatan

makhluk lainnya. (QS An Nas : 1-6, Al Falaq : 1-5, dan An Nahl : 98)

8

Page 9: Makalah perilaku terpuji

3) Bersegera berbuat baik atau mengadakan perbaikan, dengan sungguh-

sungguh, sesuai keadaan, tidak melampaui batas, dan hasilnya tidak

boleh diminta segera (QS Al A’raf : 35, Hud : 112, Al Isra’ : 17-19, Al

Anbiya : 90&37, Az Zumar : 39) serta sadar karena tidak semua keinginan

dapat dicapai. (QS An Najm : 24-25)

4) Menggunakan akal dengan sebaik-baiknya agar tak dimurkai Allah (QS

Yunus : 100) dan menggunakan pengetahuan tanpa mengikuti nafsu yang

buruk (QS Hud : 46 dan Ar Rum : 29) serta selalu membaca ayat-ayat alam

semesta Al Qur’an (QS Ali Imran : 190-191), mendengarkan perkataan lalu

memilih yang terbaik (QS Az Zumar : 18), dan bertanya kepada yang

berpengetahuan jika tidak tahu (QS An Nahl : 43)

5) Bersabar (QS Al Baqarah : 155-157) karena kalau tidak sabar orang

beriman dan bertakwa tidak akan mendapat pahala (QS Al Qasas : 30)

6) Melakukan salat untuk mencegah perbuatan keji dan munkar (QS Al

Ankabut : 45) dan bertebaran di muka bumi setelah selesai salat untuk

mencari karunia Allah dengan selalu mengingatnya agar beruntung (QS Al

Jumuah : 9-10)

7) Terus menerus berbuat baik agar terus menerus diberi hikmah (QS Yusuf :

22, Al Qasas : 4, Al Furqan : 69-71, At Taubah : 11 dan Al mukmin : 7)

Untuk bisa dinyatakan sebagai tobat nasuha, seseorang harus memenuhi tiga

syarat sebagai berikut :

1) Harus menghentikan perbuatan dosanya.

2) Harus menyesalai perbuatannya.

3) Niat bersungguh-sungguh tidak akan mengulangi perbuatan dosa itu lagi.

Dan mengganti dengan perbuatan yang baik, dan apabila ada hubungan

9

Page 10: Makalah perilaku terpuji

dengan hak-hak orang lain, maka ia harus meminta maaf dan

mengembalikan hak pada orang tersebut.

Syarat-Syarat Diterimanya Tobat

Tobat dianggap sah dan dapat menghapus dosa apabila telah memenuhi

syarat yang telah ditentukan. Apabila dosa itu terhadap Allah SWT, maka syarat

tobat, yaitu :

1. Menyesal terhadap perbuatan maksiat yang telah diperbuat (nadam)

2. Meninggalkan perbuatan maksiat itu.

3. Bertekad dan berjanji dengan sungguh-sungguh tidak akan lagi mengulangi

perbuatan maksiat itu.

4. Mengikuti dengan perbuatan baik. Karena perbuatan baik akan

menghapus keburukan

5. Taubat harus dilakukan seketika itu juga.

6. Harus dilakukan dalam keadaan tidak mempunyai tanggungan (hutang).

7. Taubat harus merupakan taubat nashuha.

8. Taubat harus disertai dengan pengakuan dan kesadaran.

Namun, apabila dosanya terhadap sesama manusia, maka syarat tobat

selain yang diatas tersebut ditambah dua syarat yaitu:

1. Meminta maaf terhadap orang yang telah dizalimi (dianiaya) atau

dirugikan.

2. Mengganti kerugian setimbang dengan kerugian yang dialaminya, yang

diakibatkan perbuatan zalim atau meminta kerelaannya.

Beberapa amalan yang dapat menghapus dosa :

1. Berwudhu.

2. Mengerjakan shalat fardhu dan shalat jumat

3. Bersujud dalam shalat.

4. Mengerjakan puasa ramadhan.

10

Page 11: Makalah perilaku terpuji

5. Mengerjakan shalat taraweh.

6. Mengerjakan haji dan umrah.

7. Membaca tasbih, tahmid dan takbir setelah shalat.

8. Bersabar dalam penderitaan.

9. Mendoakan orang tua.

10. Bersedekah.

Tingkatan Tobat

Imam Al-Gazali mengatakan bahwa tingkatan tobat kepada Allah SWT terdiri dari

4 macam , yaitu:

1. Orang yang bertobat sebenar-benarnya tobat dengan tidak mengulanginya

bahkan meningkatkan amal ibadahnya , dinamakan juga dengan dengan tobat

Nasuha atau dalam istilah disebut dengan nafsul mutmainah.

2. Orang yang bertobat, semua dosa besar tidak dilakukan kembali , namun dosa-

dosa yang kecil masih sering dilakukan dengan tidak sengaja ,sehingga ia cepat

sadar dan bertobat. Hal ini disebut dengan nafsul lawwamah.

3. Orang yang bertobat disertai dengan niat tidak akan mengulanginya ,namun ia

tidak berdaya melawan hawa nafsu untuk berbuat dosa itu, setelah berbuat dosa

ia segera bertobat . Hal ini disebut juga dengan nafsul mussawalah.

4. Orang yang bertobat , setelah itu melakukan perbuatan dosa dan tidak ada

penyesalan atas dosa yang dilakukannya, sehingga terus-menerus melakukan maksiat kepada

Allah SWT. Hal ini disebut dengan nafsul ammara.

Beberapa Hikmah taubat

1. Menyebabkan turunnya rahmat dari Allah swt.

2. Membebaskan diri dari kesalahan, melapangkan diri dari kesempitan dan

mengalirkan rizki

3. Membersihkan jiwa

4. Meningkatkan keimanan

11

Page 12: Makalah perilaku terpuji

5. Memberikan kekuatan

6. Menghindarkan diri dari azab Allah SWT.

12

Page 13: Makalah perilaku terpuji

2.2 Raja’ (Mengharap Keridaan Allah)

A. Pengertian Raja’

Kata raja’ berasal dari bahasa Arab yang artinya harapan.Arti raja’

menurut istilah ialah mengharap keridhoan Allah SWT dan rahmat-Nya. Rahmat

adalah segala karuni Allah SWT yang mendatangkan manfaat dan nikmat.

Raja termasuk akhlaqul karimah terhadap Allah SWT yang manfaatnya

dapat mempertebal iman dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Muslim dan

muslimat yang mengharapkan agar Allah melimpahkan kebahagiaan di dunia dan

di akhirat, berarti ia telah meyakini bahwa Allah Maha Pengasih dan Maha

Penyayang.

Kebalikan dari sifat raja’ ialah berputus harapan terhadap rida dan

rahmat Allah SWT. Orang yang berputus harapan terhadap Allah, berarti ia

berprasangka buruk kepada Allah SWT, yang hukumnya haram dan merupakan

ciri dari orang kafir.

Muslimin/Muslimat yang bersifat raja tentu dalam hidupnya akan

bersikap optimis, dinamis, berpikir kritis dan mengenal diri dalam mengharap

keridaan Allah SWT.

1. Perilaku Optimis

Setiap manusia akan selalu diuji keimanan dan kepribadiannya. Dengan

segala kekurangan dan kelebihan dirinya, manusia senantiasa menghadapi

peluang dan tantangan. Tidak jarang kegagalan dijumpai dalam usaha keras yang

telah dilakukan sepanjang hidupnya. Bila peluang dan kesempatan telah tersedia,

kemudian ditambah dengan modal, potensi, kekuatan atau kelebihan dirinya,

seringkali menimbulkan rasa optimis. Sebaliknya, apabila kemampuan yang

dimiliki kurang memadai, biasanya seorang mudah merasa pesimis.

Optimis adalah sikap seseorang yang selalu berpengharapan dalam segala

hal dan berserah diri kepada Allah SWT. Dengan sikap optimis, seseorang akan

bersemangat dalam menjalani kehidupan karena tersugesti dengan

keoptimisannya. Allah berfirman dalam surah Ali Imran ayat 139 :

13

Page 14: Makalah perilaku terpuji

Artinya : “Janganlah kamu bersifat lemah, dan janganlah pula kamu

bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika

kamu orang-orang yang beriman.” (QS Ali Imran : 139)

Sikap optimis merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap manusia,

karena dengan optimis, seorang muslim akan selalu berusah semaksimal

mungkin mencapai cita-citanya dengan penuh keikhlasan karena Allah tanpa

sedikitpun rasa takut dan khawatir akan mengalami kegagalan.

Hadits nabi Muhammad menyatakan yang artinya : “Dari abu hurairah ia

berkata, telah bersabda rasulullah SAW, mukmin yang kuat akan lebih baik dan

lebih disukai oleh Allah daripada mukmin yang lemah, tetapi di tiap-tiap (seorang

mukmin) itu ada kebaikan, beringinlah (optimis) kepada apa-apa yang memberi

manfaat.” (HR Bukhari).

Dari ayat dan hadits di atas, kita harus yakin, mantap dan tidak ragu-ragu

atau bimbang jika mempunyai keinginan kuat untuk melaksanakan segala cita-

cita yang sesuai dengan jalan-Nya. Allah tidak menyukai orang-orang yang

berputus asa atau lemah karena sikap demikian membuka pintu bujuk rayu

setan. Akan tetapi, optimis tanpa perhitungan dan pertimbangan yang tepat juga

merupakan sesuatu kekonyolan (tidak dibenarkan) yang dapat dibenci Allah.

Sikap pesimis merupakan halangan utama bagi seseorang untuk

menerima tantangan. Orang yang pesimis pasti akan merasa hidupnya selalu

penuh dengan kesulitan dan merasa tidak berdaya mengahadapi masa depan.

Sikap seperti ini sangat dibenci oleh Islam. Islam sangat mendorong sikap optimis

dan mengcam sikap pesimis.

Ada 6 hal yang dapat membangkitkan sikap optimis dalam kehidupan kita

yakni sebagai berikut:

1. Temukan hal-hal positif dari pengalaman masa lalu.

2. Tata kembali target yang ingin kita capai.

3. Pecah target yang besar menjadi target-target kecil yang dapat segera dilihat

keberhasilannya.

4. Bertawakal kepada Allah SWT setelah melakukan ihtiyar.

14

Page 15: Makalah perilaku terpuji

5. Langkah terakhir, kita perlu mengubah pandangan kita terhadap diri dan

kegagalan.

6. Yakinkan bahwa Allah SWT akan menolong dan memberi jalan keluar.

Optimisme sangat diperlukan dalam kehidupan kita sehari-hari guna mencapai

sebuah kesuksesan dalam hidup di dunia dan akhirat. Selain itu doa, ikhtiyar dan

tawakal harus senantiasa mengiringi karena hanya dengan kuasa-Nya apa yang

kita inginkan dapat terwujud. Maka, tumbuhkan selalu sikap optimisme dan

harapan sebagai energi hidup agar tetap menyala, bersemangat, tidak kenal

menyerah dan yang terpenting adalah yakinlah dengan pertolongan Allah SWT.

2. Perilaku Dinamis

Dinamis dapat diartikan sebagai satu keadaan yang selalu bergerak, tidak

pernah diam, tidak statis. Seseorang yang dinamis adalah seseorang yang tidak

kenal putus asa dalam mencapai tujuannya, tidak mau tinggal diam dan selalu

tumbuh. Sikap dinamis ini memacu manusia pada kemajuan dan perkembangan.

Allah SWT berfirman :

Artinya : “Dan (Dia telah menetapkan) kuda, bagal dan keledai agar kamu

menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan apa

yang kamu tidak mengetahuinya.” (QS. An Nahl )

Melalui ayat tersebut, Allah telah mengisyaratkan kepada manusia untuk

berfikir, merenung dan menghasilkan inovasi-inovasi seperti menciptakan

teknologi mutakhir dan menjadikan teknologi itu sebagai perhiasan, kebanggaan

dan kemudahan bagi manusia. Perhatikan firman Allah SWT berikut ini.

Artinya : “(1)Demi masa. (2)Sesungguhnya manusia dalam kerugian.

(3)Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh dan saling berwasiat

dengan kebenaran, dan berwasiat dengan kesabaran.” (QS Al Asr : 1-3)

Di dalam ayat tersebut, Allah menyarankan kepada manusia untuk

mempergunakan waktunya dengan sebaik-baiknya. Meskipun waktu itu sangat

sempit, apabila dipergunakan dengan baik niscaya waktu yang sempit itu akan

menjadi waktu yang sangat berharga.

15

Page 16: Makalah perilaku terpuji

Salah satu memanfaatkan waktu adalah dengan terus berusaha atau

berkarya untuk mencapai tujuan, tak pernah putus asa dan selalu yakin dengan

kemampuan yang dimiliki. Manusia dinamis selalu berkarya tanpa mengenal

lelah dan tidak berputus asa dan selalu yakin dengan kemampuan yang dimiliki.

Manusia dinamis terus berkarya tanpa mengenal lelah dan tidak berputus asa.

Firman Allah SWT:

Artinya : “(Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi

kikir). Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat

kebaikan ia amat kikir. Kecuali orang-orang yang mengerjakan salat. Yang

mereka itu tetap mengerjakan salatnya. dan orang-orang yang di dalam

hartanya tersedia bagian tertentu. “ (QS Al Maarij :19-24)

Kesulitan yang dihadapi, bukan untuk ditakuti atau dihindari. Akan tetapi,

kita harus berusaha agar kesulitan itu menjadi sebuah tantangan dan peluang.

Kita harus terus bergerak dan berusaha untuk kreatif dan inovatif. Allah SWT

menyatakan :

“…Karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya

sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari satu

urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh kerjaan yang lain.” (QS Al

Insyirah : 5-7)

Dalam firman Allah SWT yang lain dinyatakan:

“Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu. Karena itu jangan sekali-kali engkau

tergolong orang yang ragu-ragu.” (QS Al Baqarah : 147)

Manusia yang baik adalah manusia yang berprestasi lebih baik dari hari

kemarin. Dan manusa yang buruk adalah manusia yang sama, bahkan lebih buruk

dari hari kemarin. Maka berusahalah untuk menjadi manusia yang senantiasa

berusaha ke arah kebaikan.

3. Berpikir Kritis

Allah SWT menciptakan manusia berbeda dengan makhluk yang lain.

Manusia memiliki akal (rasio) dan rasa sehingga dengan akal itu manusia mampu

berfikir dan membedakan antara yang baik dan yang buruk. Orang yang tidak

16

Page 17: Makalah perilaku terpuji

mau mempergunakan akalnya adalah orang yang di murkai oleh Allah. Allah SWT

memerintahkan agar setiap muslim senantiasa hati-hati, teliti dan kritis terlebih

dahulu sebelum mengambil suatu tindakan.

Semua masalah yang timbul dari dalam dan dari luar merupakan pemicu

seseorang agar senantiasa berfikir untuk dapat menyelesaikan masalahnya

tersebut. Berpikir kritis merupakan upaya pendalaman kesadaran serta

kecerdasan membandingkan dari beberapa masalah yang sedang atau akan

terjadi sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan dan gagasan yang dapoat

memecahkan masalah tersebut.

Banyak orang yang cenderung malas untuk memikirkan penyelesaian

masalah yang sedang mereka hadapi atau menghindar dari persoalan tersebut.

Mereka menganggap hal itu adalah cara yang paling efektif untuk membuat

mereka tenang. Akan tetapi, mereka sebenarnya merasa resah karena solusi dari

masalah tersebut belum mereka dapatkan.

Seseorang yang senantiasa menggunakan akal pikirannya sesuai dengan

tuntunan Allah diantaranya menunjukkan sikap sebagai berikut.

1. Mengingat Allah setiap saat.

2. Berpikir positif dan menyadari bahwa dibalik semua kejadian pasti memiliki

hikmah sehingga tidak ada yang sia-sia.

3. Meyakini bahwa Allah telah mengatur segala ciptaanya demi kesejahteraan

manusia.

4. Memilih yang terbaik berdasarkan hasil musyawarah.

5. Selalu mengambil hikmah dan pelajaran dalam setiap kejadian yang dialami.

6. Senang berbuat baik untuk sesama manusia.

7. Rajin melaksanakan salat.

8. Meyakini akan adanya kehidupan akhirat.

Beberapa ciri orang yang memiliki perilaku suka berpikir kritis antara lain sebagai

berikut :

1. Menanggapi atau memberikan komentar terhadap sesuatu dengan penuh

pertimbangan.

17

Page 18: Makalah perilaku terpuji

Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang

fasiq membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak

menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya

yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS Al Hujarat : 6)

2. Bersedia memperbaiki kesalahan atau kekeliruan.

3. Dapat menelaah atau menganalisa sesuatu yang datang kepadanya secara

sistematis.

4. Berani menyampaikan kebenaran meskipun berat dirasakan. Difirmankan di Al-

Qur’an sebagai berikut :

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah

dan katakanlah perkataan yang benar.” (QS Al Ahzab : 70)

Artinya : “kecuali orang yang beriman dan beramal sholeh dan nasehat

menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya

menetapi kesabaran.” (QS Al Asr : 3)

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-

orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan

adil. Berlaku adillah karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah

kepada Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

(QS Al Maidah : )

5. Bersikap cermat, jujur dan ikhlas karena Allah, baik dalam mengerjakan pekerjaan

yang bertalian dengan agama Allah maupun dengan urusan duniawi.

7. Adil dalam memberikan kesaksian tanpa melihat siapa orangnya walaupun akan

merugikan diri sendiri, sahabat dan kerabat.

8. Keadilan ditegakkan dalam segala hal karena keadilan menimbulkan ketentraman,

kemakmuran dan kebahagiaan. Ketidak adilan hanya akan menimbulkan hal

sebaliknya.

4. Mengendalikan Diri

Manusia diberi akal dan hawa nafsu oleh Allah SWT, dua hal inilah yang

membedakan manusia dengan makhluk lainnya sehingga manusia disebut

makhluk paling sempurna. Seringkali hawa nafsu membawa seseorang

18

Page 19: Makalah perilaku terpuji

cenderung ke arah keburukan sehingga setiap orang harus mampu

mengendalikannya. Hawa nafsu dapat membawa kebaikan selama ia mampu

diarahkan, tetapi akan menjerumuskan kepada kejahatan bila dibiarkan tanpa

arah yang jelas.

Artinya : “Maka pernahkah engkau melihat orang yang menjadikan hawa

nafsunya sebagai Tuhannya? Dan Allah membiarkannya sesaat berdasarkan

ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan

meletakkan tutupan atas penglihatannya. Maka siapakah yang akan

memberikan petunjuk setelah Allah (membuarkan sesat). Mengapa kamu tidak

mengambil pelajaran.” (QS Al Jasiyah : 23)

Banyak orang yang meninggalkan petunjuk yang baik dan menuruti

kemauan hawa nafsunya dan menjadikannya sabagai tuhan yang ditaati selain

Allah karena apa saja yang diinginkan oleh hawa nafsu tersebut dia akan segera

lakukan tanpa malu dan segan sehingga tidak takut untuk melakukan kejahatan

dan kezaliman. Nafsu mengandung ketertarikan sahwat untuk mencari kelezatan

jasamani dan rohani sehingga mudah menerima godaan dan bujukan setan.

Nafsu manusia ada tiga macam yaitu sebagai berikut.

1. Nafsu amarah yaitu nafsu yang menyuruh kepada keburukan.

2. Nafsu lawanah yaitu nafsu yang suka mencela atau mengecam.

3. Nafsu mutmainnah ayitu nafsu yang tenang dan tentram.

Apabila nafsu manusia mengikuti sahwatnya, inilah yang disebut nafsu

amarah. Apabila nafsu itu telah melakukan hal yang buruk , hadirlah nafsu

lawamah yang mencela dan mencaci perbuatan buruk yang dilakukannya karena

mengikuti nafsu sahwatnya. Apabila nafsu itu telah menyesalatas perbuatan

jahat yang dilakukannya, perasaan itu timbul dari nafsu mutmainah . Didalam

surat Al Baqarah : 169 Allah berfirman

Artinya :“Sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan

keji. Dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.”(QS Al

Baqarah : 169

19

Page 20: Makalah perilaku terpuji

Allah berfirman dalam surat lainnya:

Artinya : “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan) karena

sesungguhnya itu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat

oleh tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku maha pengampun lagi maha penyayang.”

(QS Yusuf : 53)

Hadis nabi Muhammad SAW menyatakan yang artinya : “Orang yang kuat

bukanlah orang yang jagoan dalam gulat, namun orang yang kuat adalah orang

yang mampu menahan dirinya ketika marah.” (HR Muttafqun Alaih)

Berikut ini adalah beberapa perilaku yang dapat melatih diri kita agar

mampu bersikap mengendalikan diri.

1. Tidak suka mengolok-olok dan berburuk sangka kepada orang lain.

2. Tidak iri dan dengki.

3. Tidak sombong.

4. Tidak kikir dan pelit.

6. Tidak memfitnah.

7. Tidak melakukan kejahatan.

11. Pandai bersyukur.

12. Mau bertobat dan mengadakan perbaikan.

13. Mampu mengendalikan hawa nafsu.

Raja’ (harapan) adalah ketergantungan hati terhadap sesuatu yang

dicintai yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Sebagaimana khauf (rasa

takut) berhubungan dengan sesuatu yang akan terjadi di masa yang akan datang.

Berangan-angan terhadap sesuatu yang mustahil di sebut dengan

Tamanni. Tamani berdampak menjadikan sifat malas berusaha, tidak mau

berjerih payah dan sungguh-sungguh. Sedang raja adalah kebaikannya yakni

berharap disertai dengan usaha sungguh-sungguh.

Manfaat raja’ adalah dapat mempertebal iman dan mendekatkan diri kepada Allah swt, karena raja’ merupakan percaya atas sifat kedermawanan Allah swt.

20

Page 21: Makalah perilaku terpuji

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjabaran makalah ini, maka dapat disimpulkan bahwa ada

dua perilaku terpuji yang dibahas di kelas XI semester 1, yaitu tobat dan raja’.

Tobat adalah kembali dari kemaksiatan kepada ketaatan dengan niat

sungguh-sungguh dan berjanji tidak akan pernah mengulangi perbuatan

maksiat tersebut. Tobat memiliki syarat, criteria, cara, tingkatan, dan hikmah

tersendiri. Sedangkan raja’ adalah mengharap keridhoan Allah SWT dan

rahmat-Nya. Perbuatan raja’ meliputi optimis, dinamis, berpikir kritis, dan

mengendalikan diri. Raja’ juga memiliki manfaat, yaitu mempertebal iman dan

mendekatkan diri kepada Allah SWT.

3.2 Saran

Kita perlu mengamalkan perilaku tobat dan raja’ dalam kehidupan sehari-

hari. Kita perlu mengamalkan perilaku tobat karena tanpa sepengetahuan

kita, kita sering berbuat salah kepada orang lain, baik disengaja maupun tidak

disengaja. Untuk itulah kita perlu memohon ampun kepada-Nya, yang Maha

Menerima Tobat. Kita perlu mengamalkan perilaku raja; agar kita tidak mudah

menyerah ketika bertemu dengan masalah, agar kita optimis ketika banyak

rintangan yang menghadang, agar kita dinamis, berpikir kritis terhadap suatu

persoalan, dan agar kita dapat mengendalikan diri kita.

21

Page 22: Makalah perilaku terpuji

DAFTAR PUSTAKA

1. Anwar, Junaidi. 2007. Pendidikan Agama Islam 2. Jakarta : PT Ghalia

Indonesia.

2. www.muslimah.or.id

3. http://saef-jaza.blogspot.com/2009/05/akhlak-terpuji.html

4. cacawitarsa.blogspot.com

5. agama.kompasiana.com

22