MAKALAH Perencanaan Dan Rekayasa Sosial

38
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setiap kegiatan organisasinya, baik perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen karyawan baru, program penjualan produk baru, maupun perencanaan anggarannya. Perencanaan (planning) merupakan proses dasar bagi organisasi untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu, perusahaan harus menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan prosesproses perencanaan. Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu kegiatan oranisasi, perusahaan maupun kegiatan di masyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi- fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan- keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutma dalam menghadapi lingkungan eksternal yangberubah dinamis. Dalam era

Transcript of MAKALAH Perencanaan Dan Rekayasa Sosial

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1  Latar Belakang

Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setiap

kegiatan organisasinya, baik perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen

karyawan baru, program penjualan produk baru, maupun perencanaan

anggarannya. Perencanaan (planning) merupakan proses dasar bagi organisasi

untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh

karena itu, perusahaan harus menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai

sebelum melakukan prosesproses perencanaan.

Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi,

sebab perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil

suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam jenis kegiatan baik

itu kegiatan oranisasi, perusahaan maupun kegiatan di masyarakat, dan

perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi

tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan

dalam perencanaan.

Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi

manajemen, terutma dalam menghadapi lingkungan eksternal yangberubah

dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan

prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat

(dugaan).

Pokok pembahasan pada makalah ini berfokus pada elemen-elemen

tertentu dari proses perencanaan dan proses yang sangat berhubungan dengan

pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Kemudian memperkenalkan

konsep perencanaan dan menyajikan sejumlah pendekatan untuk mengefektifkan

perencanaan dari berbagai jenis.

Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi,

membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana

aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua

fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian,

pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.

Masyarakat adalah makhluk sosial yang selalu mengalami dinamika

perubahan sosial. Perubahan sosial yang terjadi di kalangan masyarakat tersebut

adalah suatu keharusan, karena tidak mungkin bertahan dalam satu kondisi yang

bersifat statis dan cenderung tetap. Karena sudah menjadi sunatullah bahwa

kehidupan ini bersifat dinamis seperti putaran roda yang suatu saat berada di

bawah dan suatu saat berada di atas. Sehingga manusia yang menyandang sebagai

khalifatullah mempunyai kewajiban untuk merubah kondisi dirinya sendiri, baik

secara individual maupun dalam perspektif sosial.

Begitu banyak problem sosial yang terjadi di kalangan masyarakat dan

kompleksitas problem sosial tersebut terjadi di segala bidang kehidupan yakni

dalam bidang sosial, politik, pendidikan, agama dan lain sebagainya. Sehingga

diperlukan upaya untuk memecahkan masalah dan memperbaiki sistem sosial

yang mengarah kepada kehidupan masyarakat yang ideal. Hal ini harus diimbangi

dengan langkah konkret yang memiliki visi dan misi yang jelas. Sehingga rencana

untuk mengubah setting pola pikir masyarakat dapat berjalan berdasarkan tujuan.

Problem sosial yang terjadi disebabkan oleh kesalahan berfikir dan mitos-mitos

yang telah berkembang di masyarakat dan di sinilah diperlukannya suatu

rekayasa sosial untuk memecahkan masalah tersebut. Di samping itu diperlukan

agen-agen yang mampu memberikan solusi dalam pemecahan masalah sosial yang

berperan sebagai pembaharu dan penggerak dalam upaya rekayasa sosial yang

bersifat positif.

Dalam usaha sebagai aktor rekayasa sosial dibutuhkan konsep-konsep yang

menjadi dasar pergerakan perubahan sosial. Konsep tersebut dapat dibagi

berdasarkan waktu dan cakupan efek yang ditimbulkannya yakni dapat berupa

evolusi, revolusi, reformasi, dan metamorfosis sosial. Keempat konsep

tersebutlah yang menjadi dasar perubahan sosial. Namun hanya satu konsep yang

tepat dan rekayasa yang matanglah yang mampu mengubah Indonesia dan

mengubah pemikiran umat.

1.2   Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu:

1. Apa pengertian perencanaan?

2. Apa saja tipe-tipe perencanaan?

3. Hambatan apa saja yang ada dalam perencanaan dan bagaimana cara

mengatasinya?

4. Apa definisi dari rekayasa sosial?

5. Apa urgensi dari rekayasa sosial?

6. Bagaimana konsep-konsep rekayasa sosial?

7. Bagaimana membangun Indonesia dengan konsep rekayasa sosial?

8. Sebutkan peran gerakan mahasiswa dalam rekayasa sosial?

1.3   Tujuan

Sesuai dengan masalah yang dihadapi maka makalah ini bertujuan untuk :

1. mengetahui pengertian perencanaan.

2. mengetahui tipe tipe perencanaan.

3. mengetahui apa saja hambatan yang ada dalam perencanaan dan cara

mengatasinya.

4. Mengetahui definisi dari rekayasa sosial.

5. Mengetahui urgensi rekayasa sosial.

6. Mengetahui bagaimana konsep-konsep rekayasa sosial.

7. Mengetahui bagaimana membangun indonesia dengan konsep rekayasa

sosial.

8. Mengetahui gerakan mahasiswa dalam rekayasa sosial.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dan Pentingnya Perencanaan

2.1.1 Pengertian perencanaan

Masing-masing orang memberikan pemahaman yang berbeda sesuai dengan

bidang yang mereka kaji dan amati dalam perencanaan. Namun, dalam konteks ini

perencanaan diartikan sebagai suatu proses menetapkan tujuan dan sasaran,

menentukan pilihan-pilihan tindakan yang akan dilakukan dan mengkaji cara-cara

terbaik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dengan demikian, perencanaan mengandung beberapa arti antara lain:

Proses. Yaitu suatu konsep dasar yang menjelaskan bahwa kegiatan yang

dilakukan akan berjalan sesuai dengan tahap-tahap yang di tentukan.dalam

hal ini kegiatan dalam perencanaan dilakukan menurut proses yang

berlaku.

Penetapan tujuan dan sasaran. Yaitu kegiatan merencanakan ke arah

mana organisasi dapat menetapkan tujuan nya secara khusus ataupun

umum,tujuan jangka panjang maupun tujuan jangka pendek.

Pemilihan tindakan. Yaitu organisasi harus mengoptimalkan pada

beberapa tindakan yang efektif ketimbang harus menggunakan semua

tindakan yang kadang kala tidak efektif

Mengakaji cara terbaik. Walaupun pilihan tindakan itu sudah dianggap

baik namun bisa saja tetap tidak efektif kalau dilakukan dengan cara

kurang baik.sebaliknya,sesuatu yang baik apabila dilakukan dengan cara

yang baik pula maka akan menghasilkan sesuatu yang efektif.

Tujuan. Hal ini menyangkut hasil akhir atau sasaran khusus yang

diinginkan oleh organisasi.keinginan itu bisa dinyatakan dalam suatu

standar-standar yang berlaku baik kualitatif maupun kuantitatif.

Jadi dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah tindakan integratif yang

mencoba untuk memaksimumkan efektifitas secara total dari organisasi sehingga

apa yang dibutuhkan tercapai. Dengan demikian perncanaan paling tidak harus

memiliki tiga aspek utama yaitu,

Menyangkut masa yang akan datang.

Harus menyangkut tindakan.

Memiliki serangkaian tindakan di masa yang akan datang yang akan

diambil oleh perencanaan.

2.1.2 Pentingnya Suatu Perencanaan

Perencanaan sangat penting dan perlu untuk setiap usaha mencapai tujuan.

Alasan ini didasarkan pada suatu pandangan bahwa kondisi masa depan tidaklah

pasti. Lingkungan yang berubah begitu cepat menuntut siapa pun baik

perseorangan maupun lembaga untuk selalu membuat rencana. Tanpa membuat

perencanaan, organisasi akan kehilangan arah dan sulit untuk mengantisipasi

ancaman perubahan lingkungan.

Banyak faktor yang mempengaruhi pentingnya pembuatan suatu

perencanaan antara lain; perubahan ekonomi, kemajuan teknologi, perubahan

iklim, perubahan selera konsumen, gejolak politik, dan sistem keamanaan yang

tidak terjamin memberikan banyak tantangan yang harus dihadapi walaupun

penuh dengan resiko.

Selain untuk lebih memantapkan arah bagi organisasi dalam mencapai tujuannya,

perencanaan juga memiliki peranan penting lainnya, seperti:

a)   Untuk mengkooordinasikan usaha-usaha

Didalam suatu organisasi pekerjaan-perkerjaan dilakukan individu dan kelompok

yang memiliki tujuan dan kepentingan yang berbeda-beda. Maka perlu dilakukan

koordinasi, agar tujuan dan kepentingan itu tidak keluar dari tujuan organisasi.

b)   Untuk mengatasi perubahan

Dengan adanya perencanaan yang matang maka perubahan-perubahan potensial

yang akan terjadi akan dapat diantisipasi secepat mungkin.

c)    Untuk pengembangan manajer

Manajer harus bertindak proaktif dan membuat hal-hal terjadi dan bukan

sebaliknya, bertindak rekatif dan membiarkan hal-hal terjadi. Tindakan

perencanaan akan mempertajam kemampuan manajer untuk berfikir ketika

mereka mempertimbangkan gagasan-gagasan abstrak dan kemungkinan-

kemungkinan yang akan terjadi.

d)   Untuk pengembangan standar kinerja

Keberhasilan yang dicapai pada masa lalu akan menjadi standar kinerja untuk

masa yang akan datang. Tanpa perencanaan, standar performa mungkin menjadi

tidak rasional dan subjektif.

2.2 Tipe-Tipe Perencanaan

Pengklasifikasian perencanaan telah banyak dilakukan oleh para ahli.

Apapun bentuk pengklasifikasian itu, perencanaan jelas saling terkait antara satu

jenis perencanaan lainya.beberapa tipe-tipe perencanaan yang dimaksud

Perencanaan berdasarkan jangkauan dibagi menjadi dua, yaitu:

Rencana strategic adalah rencana yang diterapakan pada organisasi secara

keseluruhan dan mnetapkan tujuan keseluruhan oraganisasi. Rencana

strategis dapat dipandang sebagai rencana secara umum yang

menggambarkan pengalokasian sumber daya, prioritas, dan langkah-

langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis.

Rencana operasional adalah rencana yang meliputi area operasional

tertentu dari sebuah organisasi.

Perencanaan berdasarkan kerangka waktu terbagi menjadi dua yaitu:

Rencana jangka panjang adalah rencna yang mempunyai jangka waktu

lebih dari 3 tahun.

Rencana jangka pendek adalah rencana yang berjangka waktu kurang dari

1 tahun.

Perencanaan berdasarkan spesifisitas terdari dari dua yaitu:

Rencana spesific adalah rencana yang didefinisikan secara jelas dan tidak

memberikan ruang bagi interpretasi.

Rencana fleksibel yang menentukan panduan umum, memberikan fokus

tetapi tidak membatasi manajer padaa tujuan spesifikasi atau serangkaian

tindakan

Perencanaan berdasarkan frekuensi penggunaan , dibagi menjadi dua yaitu:

Rencana sekali pakai adalah rencana satu kali yang secara spesific didisain

untuk memenuhi kebutuhan dalam situasi yang unik.

Rencana siaga adalah rencana berkelanjutan yang memberikan panduan

untuk aktivitas yang dilakukan

2.3 Hambatan dalam Penetapan Tujuan dan Perencanan dan Cara Mengatasinya

A. Hambatan dalam Penetapan Tujuan dan Perencanaan

Efektifitas penting bagi seorang manajer, seringkali dalam pengembangan

perencanaan yang efektif manajer mengalami hambatan – hambatan. Terdapat dua

hambatan utama dalam pengembangan rencana yang efektif, yaitu :

Penolakan dari dalam diri perncanaan terhadap penetapan tujuan dan

pembuatan rencana untuk mencapainya.

David A. Kolb dan kawan – kawan mengemukakan beberapa alasan mengapa

manajer ragu – raguatau seringkali gagal dalam menetapakan tujuan organisasi

a.)    Keengganan melepaskan tujuan alternatif

b.)    Ketakutan akan kegagalan

c.)    Minimnya pengetahuan tentang organisasi

d.)    Minimnya pengetahuan tentang lingkungan

e.)    Kurangnya percaya diri

Keengganan yang lazim dari para anggota organisasi untuk menerima

rencana karena perubahan yang akan ditimbulkan.

Terdapat tiga alasan mengapa anggota organisasi dapat menolak perubahan –

perubahan yang akan terjadi.

a.)    Ketidakpastian mengenai sebab dan akibat dari perubahan

b.)    Kengganan untuk melepaskan keuntungan yang ada

c.)    Kesadaran akan kelemahan dalam perubahan yang diusulkan

 

B. Mengatasi Hambatan dalam Penetapan Tujuan dan Perncanaan

1. Pemahaman Maksud Tujuan dan Rencana

Salah satu cara terbaik untuk memperlancar penetapan tujuan dan proses

perencanaan adalah dengan maksud dasarnya. Manajer seharusnya juga

mengetahui bahwa terdapat keterbatasan pada efektivitas penetapan tujuan dan

pembuatan rencana. Dan penetapan tujuan dan perencanaan yang efektif tidak

selalu memastikan keberhasilan, penyesuaian dan pengecualian diharapkan dari

waktu ke waktu.

2. Komunikasi dan Partisipasi

Meskipun mungkin dibuat pada tingkat tinggi, tujuan dan rencana tersebut

harus dikomunikasikan kepada pihak yang lain dalam organisasi. Setiap orang

yang terlibat dalam proses perencanaan seharusnya tahu landasan apa yang

mendasari strategi fungsional, dan bagaimana strategi-strategi tersebut

diintegrasikan dan dikoordinasikan. Orang-orang yang bertanggung jawab untuk

mencapai tujuan dan mengimplementasikan  rencana harus didengar pendapatnya

dalam mengembangkan strategi tersebut. Setiap orang hampir selalu memiliki

informasi yang berharga untuk disumbangkan / dan karena mereka yang akan

mengimplementasikan rencana / keterlibatan mereka sangat penting orang

biasanya lebih berkomitmen pada rencana yang pembentukannya mereka

bantu .bahkan ketika suatu organisasi agar bersifat sentralistis atau menggunakan

staf perencanaan, manajer dari berbagai tingkan dalam organisasi seharusnya

dilibatkan dalam proses perencanaan.

3. Konsistensi /revisi /dan pembaruan

Tujuan seharusnya konsisten baik secara horizontal maupun secara

vertikal .konsistensi horizotal berarti bahwa tujan  seharusnya konsisten diseluru

organisasi / dari satu departemen ke departemen lainnya. Konsistensi  vertikal 

berarti bahwa tujuan  seharusnya konsisten  dari atas hingga ke bawah   organisasi

: tujuan stategis, taktis, dan operasional harus selaras. Karena penetapan tujuan

dan perencanaan merupakan proses yang dinamis, tujuan dan perencanaan juga

harus direvisi dan diperbarui secara berkala. Banyak organisasi melihat perlunya

merevisi dan memperbarui dengan frekuensi yang semakin sering.

4. Sistem Penghargaan yang Efektif

Secara umum, orang seharusnya diberi penghargaan baik karena

menetapkan tujuan dan rencana yang efektif, maupun karena berhasil

mencapainya. Karena kegagalan terkadang berasal dari faktor-faktor di luar

pengendalian manajemen, orang seharusnya dipastikan bahwa kegagalan dalam

mencapai tujuan tidak akan selalu memiliki konsekuensi hukuman.

2.4 Pengertian Rekayasa Sosial

Kehidupan di dunia tidaklah bersifat statis dan tetap, tetapi bersifat dinamis

dan selalu berubah seperti halnya perubahan kedudukan roda saat berputar. Begitu

juga dengan kehidupan bermasyarakat yang senantiasa mengalami dinamika

perubahan sosial. Terdapat empat hal yang terkait dengan perubahan sosial itu

sendiri yaitu : perkembangan teknologi, konflik sosial, kebutuhan adaptasi dengan

sistem sosial dan pengaruh dari idealisme dan ideologi pada aktivitas sosial. Hal

ini tentunya akan mempengaruhi cara berfikir masyarakat dalam menyikapi

masalah sosial yang ada. Sehingga tidak dapat dipungkiri jika dari cara

penyikapan dengan pola pikir yang berbeda akan menimbulkan konsep solutif

yang berbeda pula. Ketika perubahan sosial itu tidak lagi terkendali dan harapan

(das Sollen) masyarakat tidak sesuai dengan kenyataan (das Sein), maka akan

menimbukan masalah sosial.

Rekayasa sosial merupakan sebuah proses yang direncanakan, dipetakan

pelaksanaannya guna mengadakan perubahan struktur dan kultur berbasis pada

sosial masyarakat. Rekaysaa sosial merupakan alat untuk mencapai sebuah tujuan,

merupakan campur tangan atau seni memanipulasi sebuah gerakan ilmiah dari visi

ideal tertentu yang ditujukan untuk mempengaruhi perubahan sosial, bisa berupa

kebaikan maupun keburukan dan juga bisa berupa kejujuran, bisa pula berupa

kebohongan.

2.5 Urgensi Rekayasa Sosial

Dalam dinamika perubahan sosial selalu ada perencanaan dan manipulasi

keadaan sosial. Sehingga akan mengakibatkan adanya perbedaan antara perubahan

individu maupun perubahan sosial. Dalam perubahan individu berlaku unplanned

social change (perubahan sosial yang tidak terencana). Hal ini terjadi karena

kemampuan respect feeling tiap individu berbeda-beda. Sedangkan perubahan

sosial adalah perubahan yang memiliki perencanaan tujuan dan strategi sehingga

disebut planned social change (perubahan sosial terencana). Seringkali disebut

juga dengan istilah social engineering atau social planning. Contoh dari planned

social change adalah pembangunan (development) yang berkisar pada bagaimana

mengubah satu masyarakat dengan mengubah sistem ekonominya yang biasanya

berpegang pada Ekonomi Klasik.

Saat ini begitu banyak masalah sosial yang muncul di kalangan masyarakat,

yakni kemiskinan, kebodohan, KKN (korupsi kolusi dan nepotisme), kemerosotan

moral, keterbalakangan pendidikan, pertikaian atau konflik (conflict), dan lain

sebagainya. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu konsep rekayasa sosial untuk

memecahkan masalah tersebut dan biasanya efek bias yang ditimbulkan ditandai

dengan perubahan bentuk dan fungsionalisasi kelompok, lembaga atau tatanan

sosial.

Pada umumnya, masyarakat mengharapkan perubahan sosial yang

mengarah kepada kesejahteraan, kedamaian, kemajuan, dan keterbukaan dalam

pemecahan masalah. Sehingga diperlukan rekayasa sosial yang memiliki visi dan

misi yang jelas dengan diimbangi langkah-langkah strategis yang pasti. Rekayasa

sosial sangat diperlukan sebagai main control kepada pelaku sosial khususnya

masyarakat agar tidak masuk ke dalam aktivitas perubahan sosial yang salah.

2.6 Konsep-Konsep Rekayasa Sosial

Di dalam mekanisme perubahan sosial dibutuhkan konsep-konsep dasar

sebagai model perubahan sosial dalam upaya memecahkan masalah. Konsep

rekayasa sosial itu berupa planned social change (perubahan sosial terencana).

Karena semua rekayasa merupakan alat untuk mencapai sebuah misi. Dan

hubungan antara rekayasa sosial dan misi merupakan hubungan sebab-akibat yang

tidak dapat dipisahkan. Adanya tujuan akan menghasilkan suatu cara, dan

diperlukan suatu rekayasa, begitu juga dengan konsep rekayasa itu sendiri yang

melatarbelakangi adanya misi maupun tujuan. Ada 4 konsep rekayasa sosial

yang telah dikenal, yakni :

1.        Evolusi

a.       Lahirnya Darwinisme sosial

Pada tahun 1859 Charles Darwin (1809 – 1882) menerbitkan buku yang

berjudul On the Origin of Species, atau the Preservation of Favoured Races in the

Struggle for Life yang membahas proses evolusi organisme-organisme fisik. Ia

berpendapat bahwa manusia mengalami evolusi yang berawal dari jutaan tahun

yang lalu. Manusia juga mengalami evolusi dan memiliki kesamaan ciri dan

berkerabat dekat dengan kera. Konsep inilah yang mempengaruhi Darwinisme

Sosial yakni hasil pandangan Herbert Spencer. Herbert Spencer melihat ada

kesamaan dalam teori evolusi darwin sehingga terkadang manusia disebut

sebagai organisme yang mengalami perubahan fisik dari waktu ke waktu, begitu

juga dengan kondisi sosial masyarakat. Darwinisme Sosial menggambarkan

bahwa perubahan dalam masyarakat berlangsung secara evolusioner (lama) yang

dipengaruhi oleh kekuatan yang tidak dapat diubah oleh perilaku manusia dan

konflik antara kelompok-kelompok dalam masyarakat menyebabkan kemajuan

sosial sebagai kelompok superior outcompete yang rendah. Darwinisme Sosial

umumnya dipahami untuk menggunakan konsep perjuangan untuk eksistensi dan

survival of the fittest untuk membenarkan kebijakan sosial yang tidak membeda-

bedakan mereka mampu menghidupi diri sendiri dan orang-orang tidak mampu

menghidupi diri sendiri. Banyak seperti dilihat stres kompetisi antar individu

dalam laissez-faire kapitalisme , tetapi ideologi juga telah memotivasi gagasan

eugenika , rasisme ilmiah , imperialisme , fasisme , Nazisme . dan perjuangan

antara kelompok nasional atau ras.

Evolusi juga suatu penyesuaian mental karena tekanan yang tidak lagi

mentolerir kebiasaan-kebiasaan berfikir yang dibentuk pada masa lampau untuk

menyesuaikan dengan keadaan yang lain (Veblen, 1944). Evolusi sosial dengan

kata lain perubahan sosial yang berlangsung secara perlahan-lahan dan kumulatif

(evolusi bukannya revolusi ), dan perubahan sosial ditentukan dari dalam

(endogen bukan eksogen). Sebagai contoh evolusinisme di Inggris, yang

merupakan penerapan atas teori darwinisme. namun

Perubahan evolusi adalah perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam

proses lambat, dalam waktu yang cukup lama dan tanpa ada kehendak tertentu

dari masyarakat yang bersangkutan/tidak terencana. Perubahan-perubahan ini

berlangsung mengikuti kondisi perkembangan masyarakat, yaitu sejalan dengan

usaha-usaha masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Dengan kata lain, perubahan sosial terjadi karena dorongan dari usaha-usaha

masyarakat guna menyesuaikan diri terhadap kebutuhan-kebutuhan hidupnya

dengan perkembangan masyarakat pada waktu tertentu sesuai dengan

lingkungannya. Contoh, perubahan sosial dari masyarakat berburu menuju ke

masyarakat meramu. Dalam proses perubahan tersebut dibutuhkan waktu yang

cukup lama. Saat sekelompok masyarakat berpikir bahwa hewan buruan yang

dijadikan makanan banyak tersedia maka mereka berpikir untuk melakukan

perburuan dalam proses pemenuhan kebutuhan hidupnya. Sementara seiring

dengan waktu ketika jumlah hewan buruan terbatas mereka harus berpikir untuk

melakukan hal lain, misal dengan bercocok tanam. Ada proses perubahan yang

perlahan di sana yang kemudian membentuk sebuah situasi sosial yang baru.

2.      Revolusi

a.   Definisi dan Karakteristik Revolusi

Kata revolusi muncul dalam pengertian yang umum pada abad ke-14 yang

berarti gerakan berputar yang diperkenalkan oleh Nicholas Copernicus untuk

menunjukkan gerakan berputar benda-benda langit. Namun seiring berjalannya

waktu revolusi diartikan sebagai terobosan historis yang membentuk masyarakat

baru dan sebagai bentuk dari perubahan sosial yang paling spektakuler yang

menyentuh seluruh aspek kehidupan berbangsa , perubahan yang beresiko dan

sporadis. Revolusi menutup satu zaman dan membuka zaman baru tanpa

menyisakan hal apapun seperti sebelumnya. Revolusi memang perubahan yang

cepat, tetapi tidak semua perubahan yang cepat disebut revolusi. Menurut

Sztompka (dalam Rakhmat, J.1999), setidaknya ada lima ciri dari revolusi yang

membedakannya dari perubahan sosial lainnya: (1) revolusi menghasilkan

perubahan dengan skala paling luas dan menyentuh seluruh dimensi kehidupan

masyarakat. (2) perubahan pada revolusi bersifat radikal, fundamental, dan

mengakar pada inti permasalahan. (3) perubahan terjadi dengan sangat cepat. (4)

revolusi menunjukkan perubahan yang paling nyata; karena itu paling dikenang.

(5) revolusi menimbulkan reaksi emosional dan intelektual yang besar dari

seluruh pihak.

Ada banyak contoh bangsa-bangsa besar lahir dari puing-puing revolusi,

sebagai contoh revolusi industri di Inggris (1750), revolusi perancis (1789),

revolusi komunis di rusia (1917), revolusi mexico (1919), revolusi islam di Iran

(1979), dan lain sebagainya. Revolusi yang terjadi pada bangsa-bangsa besar

tersebut menyisakan dampak yang sangat berpengaruh pada perubahan sosial

masyarakat dan pada saat yang sama ada ketakutan akan kedahsyatan revolusi.

Revolusi menjadi momok yang mengerikan, bersimbah darah, dan penuh dengan

adegan kekerasan dan di sisi lain revolusi menjadi harapan yang membimbing kita

pada status quo pada cahaya masa depan.

b.      Dampak Revolusi

Revolusi memberikan penawaran perubahan sosial yang menimbulkan

dampak pada segala aspek kehidupan sosial. Sebagai contoh, revolusi industri di

Inggris. Revolusi Industri merupakan periode antara tahun 1750-1850 di mana

terjadinya perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur,

pertambangan, transportasi, dan teknologi serta memiliki dampak yang mendalam

terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia. Dampak yang terjadi

memacu timbulnya revolusi sosial, munculnya gerakan sosialis, bergolaknya

imperialisme modern dan lain sebagainya. Sehingga dengan adanya perubahan

tersebut berdampak pada perubahan yang terjadi dalam skala dunia yaitu

pergolakkan penjajahan atas negara miskin dan berkembang semakin berkobar.

Penindasan di mana-mana, perusakan dan eksplorasi sumber daya semakin tak

beraturan. Pelecehan terhadap kaum lemah dan wanita semakin meningkat, dan

lain sebagainya. Hal inilah yang menjadikan teori revolusi dipandang sebagai

suatu konsep perubahan yang gagal karena revolusi bukan alternatif yang tepat

melainkan memacu timbulnya masalah dan konflik baru bagi kehidupan secara

global.

Pada abad ke-20, teori revolusi mulai tumbang dikarenakan begitu banyak

efek dan dampak yang ditimbulkan, tidak hanya berdampak pada masa pasca

revolusi tapi untuk waktu yang berkepanjangan. Adapun dampaknya adalah

sebagai berikut : (1) revolusi tidak menjanjikan kemajuan tetapi krisis, (2)

revolusi tidak menegakkan keadilan dan kemakmuran tetapi justru melahirkan

ketidakadilan, penindasan, kesengsraan yang berkepanjangan, (3) revolusi

menghilangkan seorang tiran dan menggantikannya dengan ribuan tiran..

3.      Reformasi.

Menurut KBBI reformasi didefinisikan sebagai perubahan secara drastis

untuk perbaikan (bidang sosial, politik, atau agama) dl suatu masyarakat atau

negara. Reformasi merupakan salah satu dari konsep rekayasa sosial yang

menghendaki sebuah perubahan yang signifikan untuk mengubah hal-hal yang

sudah tidak dipandang baik oleh masyarakat.Sebuah bentuk perubahan yang

sebenarnya parsial, namun sangat drastis sehingga memberikan efek pada situasi

yang lain secara utuh.

Reformasi sendiri pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1998 saat

penggulingan Soeharto. Merupkan sebuah ledakan kejenuhan atas

ketidaknyamanan terhadap situasi tertentu dalam masyarakat sehingga terjadi

formasi ulang dalam struktur pemerintahan di mana hegemoni orde baru sudah

tidak dapat dipercaya atas berbagai kasus KKN sehingga direformasi menjadi

sistem demokrasi yang lebih baik.

Dalam reformasi perubahan struktur orgnanisasi suatu masyarakat sangat

mencolok, karena obyek yang dituju adalah perubahan posisi yang misalnya

reformasi ’98 bertujuan untuk menggulingkan rezim Soeharto. Namun dampak

pasca reformasi pun belum dirasakan signifikan.

4.      Metamorfosis Sosial atau Sosial Morfosa

a.       Definisi Metamorfosa Sosial

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), metamorfosa berarti

perubahan bentuk atau susunan, berubah kedudukan (tingkat, martabat). Dalam

ilmu pengetahuan alam, metamorfosis merupakan proses perkembangan biologi

pada hewan yang melibatkan perubahan penampilan fisik dan/atau struktur setelah

kelahiran atau penetasan atau perubahan bentuk struktural biologis hewan untuk

mencapai tahap kedewasaan. Namun dalam aspek ilmu sosial, metamorfosis sosial

atau sosial Morfosa adalah sebuah gagasan perubahan sosial masyarakat kearah

yang lebih baik, di mana berhubungan erat dengan bentuk masyarakat, pola

masyarakat, kondisi masyarakat, sistem masyarakat dan peran masyarakat.

Metamorfosis sosial ini telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam

upaya menata kehidupan umat terdahulu yakni untuk memberantas kejahiliyahan

dan menegakkan syari’at islam. Rasulullah diutus untuk mengatur tata kehidupan

dan mengubah pola hidup masyarakat jahiliyah dengan menggunakan dua azaz

dalam upaya menegakkan syariat islam, yakni aqidah dan akhlak. Karena dua azaz

ini merupakan perkara pokok dalam membentuk karakter dan pengembangan diri

umat islam. Rasulullah telah berhasil mengubah kebiasaan dan kebudayaan umat

terdahulu dengan perencanaan yang matang dan konsep yang utuh dan sempurna.

Rasulullah tidak menggunakan konsep evolusi dengan darwinisme

sosialnya Herbert Spencer yang memakan waktu yang sangat lama dengan

perubahan yang mengakui bahwa perubahan itu terjadi karena kekuatan yang

tidak dapat diubah oleh perilaku manusia. Rasulullah juga tidak menggunakan

konsep revolusi yang memberikan solusi tapi menyisakan masalah di kemudian

hari, juga tidak menggunakan konsep reformasi yang hanya mengubah sebagian

dari bagian yang lain dari seluruh aspek kehidupan. Namun, Rasulullah

menggunakan konsep yang utuh dan mengubah seluruh aspek kehidupan manusia

dengan metode dakwahnya.

Konsep ini berlangsung perlahan namun pasti, membutuhkan waktu yang tidak

cepat namun juga tidak lambat, dan mencakup segala bidang kehidupan.

Morfosa sosial menawarkan perubahan di setiap aspek kehidupan secara

menyeluruh dan memperhitungkan efek secara matang. Konsep ini membutuhkan

biaya yang besar dan waktu yang relatif agak cepat. Sehingga perubahan sosial

yang terjadi tidak akan dipengaruhi oleh perjalanan sejarah sebelumnya.

2.7 Menjadikan Islam sebagai Gagasan untuk Membangun Indonesia

“Pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-

cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu”.

(QS. Al - ma’idah : 3).

Berdasarkan ayat di atas, telah jelas bahwasannya islamlah satu-satunya

agama yang diridhai oleh Allah SWT dan Allah telah meneyempurnakannya

dengan memberikan suatu mukjizat kepada Rasulullah SAW berupa Al-Qur’an

sebagai pedoman hidup manusia.

a.       Islam itu utuh

Islam adalah aqidah dan ibadah, negara dan kewarganegaraan, toleransi

dan kekuatan, moral dan material, peradaban dan perundang-undangan.

Sesungguhnya seorang dengan hukum islamnya dituntut untuk memperhatikan

semua persoalan umat, dari berbagai aspek kehidupan.

b.      Menjadikan islam sebagai landasan pemikiran umat

Islam meliputi seluruh kejadian yang ada di bumi, dengan Al-qur’an

islam berbicara, dengan sunnah islam bertindak, dengan ijtihad islam bertahan.

Islam mampu tegak di tengah badai peperangan pemikiran, islam mampu

melawan arus penyesatan umat lewat ghozwul fikr-nya dan mencegah injeksi

virus-virus kemusyrikan terhadap umat. Islam pantas dijadikan sebagai landasan,

karena ia bersifat syamil dan kamil. Syamil berarti menyeluruh sedangkan kamil

berarti sempurna.

Bermetamorfosis ala islam

Indonesia adalah negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia.

Indonesia adalah awal mula peradaban manusia tercipta, di sanalah tempat orang-

orang cerdas pertama kali bermukim, tempat di mana atlantis berada tersebar di

daerah Indonesia.

Indonesia merupakan tanah leluhur yang harus dipertahankan, dilindungi

dan dijaga, karena Indonesia adalah bangsa yang besar dengan budaya yang

beragam. Oleh karena hal itu pula Indonesia memiliki potensi dan peluang yang

besar untuk dimasuki oleh budaya dan pemikiran barat lewat arus globalisasinya.

Strategi dan rekayasa metamorfosis sosial

a.       Indonesia harus tahu siapa musuh islam dan musuh negaranya

1.    Syetan/ iblis (35:6/2:168-169/36:60-62)

“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka anggaplah ia

musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak

golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala”. (QS.

35:6).

2. Hawa nafsu (12:53/19:59)

“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu

itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh

Rabbku. Sesungguhnya Rabbku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS.

12:53)

3. Orang-orang kafir (4:101)

“Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu

menqasar shalat(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya

orang-orang kafir itu musuh yang nyata bagimu”. (QS. 4:101).

4. Orang yang menghalangi diinullah

“dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan

Allah itu bengkok. Mereka itu berada dalam kesesatan yang jauh”. (QS. 14:3).

5. Thaghut (28:8/2:257)

“Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari

kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir,

pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya

kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni nereka; mereka kekal

di dalamnya”. (QS. 2:257).

6. Orang munafiq (63:4)

“Dan apabila melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan

jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka seakan-akan

kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras

ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka

waspadalah terhadap mereka: semoga Allah membinasakan mereka.

Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)”. (QS. 63:4).

7. Ahlul kitab (5:82/2:120)

“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya

terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang

musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya

dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata:"Sesungguhnya

kami ini orang Nasrani". Yang demikian itu disebabkan karena diantara mereka

itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rabib-rabib, (juga) karena

sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri”. (QS. 5:82).

b.      Indonesia harus mengetahui tujuan dan visi musuh

Musuh islam adalah musuh yang nyata dan berbahaya, mereka mempunyai

misi yang satu dalam berbagai bentuk penyesatan. Konspirasi besar dan

perencanaan di balik misi agung yaitu penyembahan terhadap syaitan. Karena

syaitan/ iblis telah bersumpah untuk menyesatkan anak cucu adam sebagai bentuk

kakafirannya tehadap Allah dan menjadi teman setia dalam neraka jahanam.

Secara umum, pihak-pihak yang selalu bersinggungan dan berperan sebagai

media syaitan adalah gerakan freemason, illuminati dan zionis. Mereka secara

terang-terangan dan sembunyi-sembunyi untuk melawan dan mengahancurkan

islam. Mereka bergerak dalam segala aspek kehidupan sosial. Mereka telah

merancang propaganda besar dan telah mempersiapkannya sedemikian rupa. Oleh

karena Indonesia adalah negara dengan muslim terbanyak di dunia, maka

Indonesia sudah sepatutnya mawasdiri dan bertindak untuk berperang melawan

musuh-musuh umat islam. Karena jika hal ini dibiarkan begitu saja, maka negara

dengan mayoritas muslim ini, akan menjadi korban keganasan dan kekejaman

musuh.

c.       Indonesia harus merancang strategi yang matang

Bermetamorfosis harus dilakukan sedini mungkin, karena musuh islam telah

berlari dan terus menggencarkan usahanya untuk menaklukan dunia. Rasulullah

telah mengajarkan kepada umatnya bagaimana cara melawan musuh dan

memeranginya.

Umar bin Khattab pernah berkata, “Sesungguhnya pintu Islam akan hancur satu

per satu jika dalam Islam lahir generasi yang tidak mengenal apa itu jahiliyah

(kebodohan).

Strategi-strategi

1.      Ikhlas dan senantiasa bertawakkal kepada Allah SWT.

Belajar ilmu ikhlas bukanlah perkara mudah. Perlu pembiasaan dan latihan

untuk mewujudkan pribadi yang mukhlis. Sehingga usaha dan bertawakkal harus

disandarkan kepada Allah. Agar semua niat dan jalannya usaha mendapatkan

keberkahan. Sesuai firman Allah :

“Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman

dan bertawakkal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaannya (syaitan)

hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-

orang yang mempersekutukannya dengan Allah”. (QS. 16 Al-Nahl : 99 – 100).

2.      Menjadi pribadi pembelajar dan berilmu

“Sesungguhnya jiwa saya merasa senang dengan ilmu: dengannya jiwa saya

semakin kuat (Ibnu Taimiyah)

Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu

beberapa derajat. Oleh karena itu, orang yang berilmu dan beriman mampu

menepis virus-virus perusakan iman dan akhlak yang ditawarkan oleh musuh-

musuh islam. Dan Indonesia masih perlu berbenah diri dalam segi pendidikannya,

baik pendidikan formal maupun non formal. Sehingga perlu usaha yang lebih

untuk menjadikan generasi penerus sebagai laskar pemuda yang beriman dan

berilmu. Adapun strategi yang diperlukan adalah sebagai berikut :

1.      Cerdas dengan menata fikiran

2.      Cerdas dengan menata mental

3.      Cerdas dengan menata fisik

(Dalam budiyanto: 2010)

Langkah konkret :

a.       Membudayakan untuk membaca dan menulis

b.      Tradisi berfikir

c.       Tradisi berdiskusi

3.      Memohon perlindungan kepada Allah SWT

Senantiasa memohon perlindungan dari Allah SWT agar diberikan

keistiqomahan dalam menapaki jalan-Nya. Utsman bin ‘Ash pernah mengadu

kepada rasulullah saw terkait Setan yang selalu menghalanginya ketika sholat.

Rasulullah saw pun bersabda, “Itulah Setan yang bernama Khanzab; jika engkau

merasakannya, mohonlah perlindungan Allah daripadanya dan meludahlah ke

arah kirimu tiga kali”. Utsman pun berkata, “Aku lalu mengamalkannya, Allah

pun menghilangkannya dariku.” (HR. Muslim).

2.8 Peran Strategis Mahasiswa dalam Rekayasa Sosial

“Setiap kali saya menghadapi masalah – masalah besar, maka yang ku

panggil adalah anak muda” (Umar bin Khatab)

Dari pernyataan Umar r.a di atas telah jelas bahwasannya pemuda menjadi

alternatif pertama sebagai problem solving yang dipercaya dapat menyelesaikan

masalah. Begitu juga, ketika berbicara tentang rekayasa sosial atau perubahan

sosial, belum lengkap jika tidak membahas tentang pemuda, khususnya

mahasiswa. Jika menilik sejarah bangsa Indonesia yakni pada masa pergerakan

kemerdekaan (tahun 1908, 1928, dan 1945), penjungkalan orde lama, peristiwa

malari, aksi protes terhadap kebijakan NKK/BKK, lengsernya Soeharto, dan

sebagainya sudah cukup menjadi bukti bahwasannya mahasiswa merupakan agen

perubahan (agent of change). Dapat dilihat bahwa mahasiswa merupakan

kelompok pembaharu dan berperan aktif dalam proses perubahan sosial yang

terjadi di kalangan masyarakat.

Mahasiswa mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya perubahan

sosial, menurut Arbi Sanit ada dua peran pokok yang selalu tampil mewarnai

setiap aktivitas gerakan mahasiswa. Pertama, sebagai kekuatan korektif terhadap

penyimpangan yang terjadi. Kedua, sebagai penerus kesadaran masyarakat luas

akan problema yang terjadi sehingga ia senantiasa melahirkan berbagai alternatif

pemecahan masalah (problem solving).

Mahasiswa adalah kaum intelektual yang mampu memperjuangkan nilai-

nilai kebenaran dengan membangun konsep gerakan yang jelas. Peran mahasiswa

meliputi Agent of Change, Social Control dan Iron Stock. Melalui gerakan yang

diperjuangkan mahasiswa mampu merubah tatanan sosial dengan membangun

perubahan yang lebih baik karena gerakan mahasiswa tercermin dari transformasi

gerakan mahasiswa sebelumnya, lalu dengan rekayasa sosial mahasiswa yang

terkonsep saat ini gerakan mahasiswa mampu membuat model gerakan sesuai

zamannya karena mahasiswa adalah kaum intelektual muda yang mempunyai ide-

ide cerdas dan kreatifitas yang penuh inovasi secara matang.

Dalam posisi sosial, letak mahasiswa berada ditengah-tengah sehingga

mudah diterima di semua kalangan.Untuk kalangan bawah yaitu rakyat,

mahasiswa menjadi harapan dan tumpuan rakyat dalam menyampaikan aspirasi,

untuk kalangan atas yaitu pemerintah, mahasiswa menjadi oposisi gerakan dan

mengontrol kebijakan pemerintah. Gerakan mahasiswa sampai saat ini adalah

sebagai motor perubahan dalam segala bidang. Perjuangan mahasiswa dalam arti

yang sebenarnya adalah tulus ikhlas tanpa pamrih serta mampu mempertahankan

sikap idealisme dalam mengusung setiap agenda perubahan.

Sebenarnya di dalam jiwa mahasiswa itu sendiri terdapat setidaknya empat

peran(elemen) mahasiswa yang menjadi tanggungjawab sosial sebagai intelektual

muda.

Pertama, peran moral. Gerakan mahasiswa sejatinya adalah mengemban

amanah yang penuh dengan keteladanan dalam membangun gerakan moral.

Kedua, peran sosial. Hati nurani mahasiswa haruslah selalu menumbuhkan

kepekaan sosial dalam menyikapi keadaan di lingkungan sekelilingnya. Ketiga,

peran akademik/intelektual. Mahasi swa harus mampu menyeimbangkan antara

organisasi dan akademik, sehingga diperlukan menejemen yang baik untuk

mengatur semua aktivitas sesuai dengan porsinya. Keempat, peran politik. Politik

adalah seni mengatur strategi sehingga politik yang dimainkan mahasiswa adalah

politik nilai, politik yang mengedepankan gerakan moral. Di sini posisi

mahasiswa adalah independen dan tetap mengedepankan idealisme

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi

manajemen, terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah

dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan

prosedur yang rasional dan sistematis. Dalam perencanaan terdiri dari macam-

macam perencanaan, yaitu Perencanaan berdasarkan jangkauan, Perencanaan

berdasarkan kerangka waktu, Perencanaan berdasarkan spesifisitas, Perencanaan

berdasarkan frekuensi penggunaan. Suatu perencanaan juga terdapat berbagai

hambatan dalam penetapan tujuan. Hambatan tersebut antara lain tujuan yang

tidak tepat, sistem penghargaan yang tidak tepat, penolakan terhadap perubahan

dan keterbatasan.

2. Rekayasa sosial merupakan sebuah proses yang direncanakan, dipetakan pelaksanaannya guna mengadakan perubahan struktur dan kultur berbasis pada sosial masyarakat.

3. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial yakni sebagai berikut : (1) Ideas merupakan pandangan hidup (way of life),(2) great individuals (tokoh-tokoh besar), dan (3) Social Movement (gerakan sosial);

4. Sumber-sumber perubahan juga bisa disebabkan oleh; (1) Kemiskinan (poverty), (2) Kejahatan (crimes) yang biasanya berjenjang dari blue collar crimes sampai white collar crimes, dan (3) Pertikaian atau konflik (conflict)

5. Di dalam mekanisme perubahan sosial dibutuhkan konsep-konsep dasar sebagai model perubahan sosial dalam upaya memecahkan masalah. Adapun konsep rekayasa sosial sebagai berikut : evolusi, revolusi, reformasi, dan metamorfosis.

6. Mahasiswa mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya perubahan sosial yakni sebagai kekuatan korektif terhadap penyimpangan yang terjadi, sebagai alternatif pemecahan masalah (problem solving), sebagai Agent of Change, Social Control dan Iron Stock.

7. Metamorfosis sosial sangat diperlukan untuk mengubah Indonesia. Konsep ini telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam berdakwah kepada umat jahiliyah terdahulu untuk mengubah akhlak dan menegakkan aqidah mereka.

3.2 Saran

Sebaiknya dalam mengambil keputusan dan tindakan dalam berbagai

bentuk organisasi menggunakan proses dasar manajemen berupa perencanaan.

Dalam sebuah prencanaan perlu memperhatikan sifat rencana yang baik untuk

mencapai hasil yang diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

Al Buthy, Muhammad SR (1999), Sirah Nabawiyah, Jakarta : Robbani Press

Amirullah, Rindyah Hanafi, Pengantar Manajemen. Graha Ilmu, Yogyakarta,

2002.

Al-Qur’an dan terjemahnya, Departemen Agama RI, Jakarta, 1995Budiyanto, Dwi. (2010). Prophetic Learning. Yogyakarta: pro-u media.Badudu,,JS (1994) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Karya

PustakaDrucker Peter F. Pengantar Manajemen. Jaya Pirusa, Jakarta, 1982

Gibson, Donnelly, Ivancevich, manajemen edisi kesembilan, Airlangga, Jakarta,

1997.

Griffin, Manajemen. Airlangga, Jakarta, 2004.

http://ilmuwanmuda25.blogspot.com/2012/01/peranan-gerakan-sosial-mahasiswa.html

http://sosbud.kompasiana.com/2011/12/15/mahasiswa-dan-rekayasa-sosial/

http://riaucrisiscentre.blogspot.com/2008/07/rekayasa-sosial-adalah-langkah-awal.html

http://pemuda-fighter.blogspot.com/2011/10/sosial-morfosa-perubahan-sosial-menuju.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Perubahan_sosialhttp://granadamediatama.wordpress.com/the-golden-age/kaki-tangan-

dajjal-mencengkeram-indonesia/L.Laeyendercker. (1991). Tata, Perubahan, Dan Ketimpangan. Jakarta:

PT.Gramedia Pustaka Utama.

L. Daft Richard, Manajemen. Edisi enam, Salemba empat, Jakarta, 2006.

Rakhmat, J. (1999). Rekayasa Sosial. Bandung: Rosda.