Makalah Peranan Nabi Dan Rasul

28
Peranan Nabi dan rasul | 1 BAB I PENDAHULUAN A . LATAR BELAKANG Manusia muslim adalah mahluk yang berperan penting dalam memahami segala asfek yang berkaitan dengan agama islam, dan harus memahami unsur – unsur yang membangun agama islam itu sendiri sehingga bisa menjalani kehidupan yang di ridoi sang pencipta. Di tinjau dari keadaan umat muslim di eraglobalisasi ini sangatlah memprihatinkan, Keadaan yang semakin memburuk menantang ummat muslim untuk mampu menstabilkan kehidupan dunia dan ahirat, untuk itu kita sebagai umat muslim harus mampu membangun pemahaman –pemahaman yang haqiqi,sehingga kita tidak mudah terbawa arus yang menyesatkan. Untuk itu di harapkan bagi semua elemen – elemen muslim untuk mampu lebih konsisten dalam menegakkan dan menjalani semua ketentuan – ketentuan yang ada, yang sudah di garis kan dalam al- qura’an dan assunnah B. RUMUSAN MASALAH 1.Bagaimana peran Nabi dan Rasul dalam menentramkan kehidupan dunia yang berdampak ke aherat.?

Transcript of Makalah Peranan Nabi Dan Rasul

Page 1: Makalah Peranan Nabi Dan Rasul

P e r a n a n N a b i d a n r a s u l | 1

BAB I

PENDAHULUAN

A . LATAR BELAKANG

Manusia muslim adalah mahluk yang berperan penting dalam

memahami segala asfek yang berkaitan dengan agama islam, dan harus

memahami unsur – unsur yang membangun agama islam itu sendiri

sehingga bisa menjalani kehidupan yang di ridoi sang pencipta.

Di tinjau dari keadaan umat muslim di eraglobalisasi ini sangatlah

memprihatinkan, Keadaan yang semakin memburuk menantang ummat

muslim untuk mampu menstabilkan kehidupan dunia dan ahirat, untuk itu

kita sebagai umat muslim harus mampu membangun pemahaman –

pemahaman yang haqiqi,sehingga kita tidak mudah terbawa arus yang

menyesatkan.

Untuk itu di harapkan bagi semua elemen – elemen muslim untuk

mampu lebih konsisten dalam menegakkan dan menjalani semua

ketentuan – ketentuan yang ada, yang sudah di garis kan dalam al-

qura’an dan assunnah

B. RUMUSAN MASALAH

1.Bagaimana peran Nabi dan Rasul dalam menentramkan

kehidupan dunia yang berdampak ke aherat.?

2. apa tujuan Al-qur’an di turunkan bagi ummat muslim.?

3. Definisi qada dan qadar bagi manusia?

C. TUJUAN

Memahami peran Nabi dan Rasul dalam menentramkan dan

menstabilkan kehidupan dunia dengan ahirat,dan memahami fungsi –

fungsi Al –Qur’an bagi ummat muslim,serta memahami makna Qada dan

Qadar.

Page 2: Makalah Peranan Nabi Dan Rasul

P e r a n a n N a b i d a n r a s u l | 2

BAB II

PEMBAHASAN

PERAN NABI DAN RASUL,FUNGSI AL-QUR’AN, QADA DAN QADAR

A. PERAN NABI DAN RASUL

Tuhan, dalam mengutus para Nabi dan Rasul-Nya mengacuh pada

satu pandangan dunia universal yang agung, tujuan yang tinggi, dan

paedah yang beragam  untuk memekarkan benih ilmu dan amal manusia

sehingga mereka bermikraj bertemu dengan Tuhan, yakni maqam yang

paling tinggi bagi maujud mumkin. Sebagian dari tujuan dan paedah

kenabian di antaranya adalah:

1. Mengajarkan Ilmu dan  Makrifat

Al-Qur’an menyebutkan bahwa pengajaran dan tarbiyah merupakan

tujuan dari pengutusan para Nabi dan Rasul. serta menyampaikan tentang

keberadaan suatu pengetahuan dan hakikat yang tidak terjangkau oleh

intelek dan pikiran manusia dengan segala kemajuannya dalam

pengetahuan, ilmu, dan teknologi, tapi hakikat-hakikat tersebut hanya

dapat diketahui lewat jalan kenabian dan wahyu. Jika tidak ada Nabi dan

Rasul yang diutus Tuhan maka akal dan pikiran manusia yang paling

pertama sampai yang paling akhir tidak akan sanggup mengkonsepsi dan

mengetahui hakikat samudera tauhid.

Di samping itu, jika akal argumentatif dengan sendirinya cukup

memahami seluruh hukum-hukum dan hikmah-hikmah alam gaib dan

syahadah maka Tuhan tidak akan menyatakan bahwa:

“Rasul-rasul itu adalah sebagai pembawa berita gembira dan pemberi

peringatan, agar tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah Allah

setelah rasul-rasul itu diutus. Dan Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana”.

Page 3: Makalah Peranan Nabi Dan Rasul

P e r a n a n N a b i d a n r a s u l | 3

Jika akal dan intelek, dengan sendirinya cukup untuk membimbing

manusia dan tidak butuh kepada wahyu dan kenabian, maka Tuhan pada

hari kiamat akan membawa para pendosa ke neraka dan berkata pada

mereka: Saya dengan memberikan akal kepadamu telah

menyempurnakan hujjah atasmu; sementara yang kita saksikan dengan

ayat di atas Dia berkata: Saya, untuk sempurnanya hujjah atasmu telah

mengutus para nabi dan rasul sehingga tidak seorangpun di antara kamu

dalam medan maad dapat membantah Tuhan atas perkara ini.

Pada hakikatnya, nabi dan rasul merupakan pemberian Tuhan yang

paling baik bagi umat manusia, sebab dengan diutusnya mereka di tengah

umat manusia, mereka menjalankan tugas membebaskan manusia dari

penjara dan kungkungan tabiat dan melakukan pekerjaan yang lebih

besar, lebih luas, dan lebih tinggi dari medan pekerjaan dan keterbatasan

akal partikular; terlebih apa yang diperoleh dan dicapai oleh akal dapat

ditimpa kesalahan, kekeliruan, dan perubahan, dan senantiasa hipotesa

baru akan menggantikan hipotesa lama. Berangkat dari sinilah Nasiruddin

Thusi seorang ilmuan dan filosof Islam berkeyakinan bahwa salah satu

dari faedah diutusnya nabi adalah menegaskan dan menguatkan persepsi

serta kognisi akal.

2. Menyempurnakan Akal dan Intelek                                       

Menyempurnakan rasionalitas dan intelektualitas masyarakat

adalah salah satu dari tujuan yang paling urgen dari tarbiyah dan

pengajaran para Nabi dan Rasul.

“Tuhan tidak mengutus seorang nabi dan tidak mengutus seorang rasul

melainkan untuk menyempurnakan akal dan intelek”

Page 4: Makalah Peranan Nabi Dan Rasul

P e r a n a n N a b i d a n r a s u l | 4

3. Menegakkan Keadilan  

Tegaknya keadilan di tengah-tengah masyarakat merupakan cita

ideal setiap insan yang mendambakan keselamatan dan kebahagiaan di

dunia. Karena itu salah satu tujuan penting dari bi’tsah adalah untuk

tegaknya keadilan dalam masyarakat manusia

“Sungguh, Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan bukti-

bukti yang nyata dan Kami turunkan bersama mereka Kitab dan Mizan

(keadilan) agar manusia dapat berlaku adil.

4. Menyelamatkan Manusia dari Kegelapan

Di antara tujuan bi’tsah kenabian lainnya adalah melepaskan dan

menganggkat manusia dari jurang kegelapan menuju lembah cahaya,

Tuhan berfirman:

“(Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu (Muhammad) agar

engkau mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya terang-

benderang dengan izin Tuhan, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang

Mahaperkasa, Maha Terpuji.

5. Menyembah Tuhan dan Menjauhi Thagut

Juga yang menjadi tujuan inti dan pokok bi’tsah kenabian adalah

seruan dan ajakan kepada masyarakat untuk menyembah Tuhan Yang

Tunggal dan menjauhi Tagut beserta menifestasi-manifestasinya, di dalam

al-Qur’an kita membaca:

“Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang Rasul untuk setiap umat

(untuk menyerukan), “Sembahlah Allah, dan jauhilah Tagut”, kemudian di

antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang

tetap dalam kesesatan. Maka berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah

bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul).”

Page 5: Makalah Peranan Nabi Dan Rasul

P e r a n a n N a b i d a n r a s u l | 5

6. Menghakimi dan Memutuskan Perselisihan Masyarakat   

Menghakimi dan menghilangkan perselisihan di antara masyarakat,

juga menjadi salah satu dari tujuan diutusnya (bi’tsah) para nabi As,

firman Tuhan:

“Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi

(untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan dan Dia

menurunkan bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk

memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka

perselisihkan”

Ayat yang disebutkan di atas mengandung dua poin penting:

pertama, memberi kabar gembira dan peringatan, dimana keduanya ini

juga merupakan tujuan dari diutusnya para (bi’tsah) nabi-nabi,  sebab

motivasi dan ancaman adalah dua rukun signifikan dalam tarbiyah jiwa

dan penjamin bagi keselamatan mereka. Kedua, memutuskan perkara

secara benar berasaskan pengajaran kitab-kitab langit, khususnya kitab

al-Qur’an; sebab dalam menghakimi manusia harus berdasarkan undang-

undang yang sempurna, dan hanya kitab-kitab langit yang memiliki aturan

yang universal dan sempurna.

Juga dari ayat ini dapat diketahui bahwa terdapat dua tipe

pertentangan dan perselisihan dalam masyarakat manusia; pertama,

perselisihan sebelum hak  (kebenaran) jelas, tipe perselisihan ini adalah

natural dan tidak tercela dan memiliki kesiapan untuk sampai pada

kebenaran serta realitas, dan lainnya, perselisihan sesudah hak jelas,

dimana jenis perselisihan ini adalah setani dan tercela, dan menjadi

wasilah fitnah serta tersembunyinya kebenaran.

Page 6: Makalah Peranan Nabi Dan Rasul

P e r a n a n N a b i d a n r a s u l | 6

7. Mengajak kepada Kehidupan yang Lebih Baik dan Konstruktif         

Wahyu dan ajaran para nabi As adalah penjamin kehidupan yang

lebih baik bagi manusia, sebagaimana kita jumpai ungkapan ayat al-

Qur’an:

“Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rasul,

apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan (yang

lebih baik)  kepadamu”

8. Mengingatkan Nikmat-nikmat Tuhan

Allah Swt, dalam berbagai ayat al-Qur’an menyebutkan bahwa

salah satu dari misi kenabian mengingatkan manusia kepada nikmat-

nikmat Ilahi. Di antara ayat-ayat itu adalah:

“Ingatlah ketika Dia menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah setelah

kaum Nuh, dan Dia lebihkan kamu dalam kekuatan tubuh dan perawakan.

Maka ingatlah akan nikmat-nikmat Allah agar kamu beruntung.”

9. Membebaskan Manusia    

Hal yang terbaik dihadiahkan para nabi kepada umat manusia

adalah penyebaran kebebasan dan kemerdekaan, yakni kebebasan dari

sistem-sistem destruktif yang merusak jiwa-jiwa individual dan tatanan

sosial maknawi. Al-Qur’an mengungkapkan tentang pemberian kebebasan

dengan bahasanya:

“(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi (tidak bisa

baca tulis) yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil

yang ada pada mereka, yang menyuruh mereka berbuat yang makruf dan

mencegah dari yang mungkar, dan yang menghalalkan segala yang baik

bagi mereka dan mengharamkan segala yang buruk bagi mereka, dan

membebaskan beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada

Page 7: Makalah Peranan Nabi Dan Rasul

P e r a n a n N a b i d a n r a s u l | 7

mereka. Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya,

menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan

kepadanya, mereka itulah orang-orang beruntung.”

B.FUNGSI AL – QUR’AN

1.Pengertian Al-Qur’an

Para ulama berbeda pendapat tentang lafad Al-Qur’an tetapi

mereka sepakat bahwa lafad Al-Qur’an adalah isim (kata benda) bukan fi’il

(kata kerja) atau harf (huruf). Isim yang dimaksud dalam bahasa Arab

sama dengan keberadaan isim-isim lain, kadang berupa isim jamid atau

disebut isim musytaq.

Sebagian ulama berpendapat bahwa lafal Al-Qur’an adalah isim

musytaq, namun mereka masih tergolong ke dalam dua golongan.

Golongan pertama berpendapat, bahwa huruf nun adalah huruf asli

sehingga dengan demikian isim tersebut isim musytaq dari materi qa-ra-

na. Golongan yang berpendapat seperti itu, masih terbagi dua juga :

Golongan pertama diwakili antara lain oleh Al-Asyari yang

berpendapat bahwa lafad Al-Qur’an diambil dari kalimat “Qarana asy-

syaiu bis-sya’i aidzadhammamatuh ilaih”. Ada juga yang berpendapat

diambil dari kalimat “qarana baina baina al-bairani, idza jam’a bainahuma”.

Dari kalimat yang terakhir muncul sebutan Qirana terhadap pengumpulan

pelaksanaan ibadah haji dan umroh dengan hanya satu ihrom.

Golongan kedua diwakili antara lain oleh Al-Farra berpendapat

bahwa lafal Al-Qur’an musytaq dari kata qara’un, jamak dari qarinah,

karena ayat-ayat Al-Qur’an (lafalnya) banyak yang sama antara yang satu

dengan yang lain.

Page 8: Makalah Peranan Nabi Dan Rasul

P e r a n a n N a b i d a n r a s u l | 8

Golongan kedua berpendapat bahwa huruf alif dalam kataAl-Qur’an

adalah huruf asli. Pendapat ini juga terjadi pada dua golongan :

Golongan pertama diwakili oleh Ihyan yang berpendapat bahwa

lafal Al-Qur’an adalah bentuk masdar mahmuz mengikuti wazanal-gufron

dan ia merupakan musytaq dari kata qara’a yang mempunyai arti yang

sama dengan tala’.

Golongan kedua diwakili antara lain Az-Zujaj yang berpendapat

bahwa lafal Al-Qur’an diidentikan dengan wazan al-fu’lan yang merupakan

musytaq dari kata al-qar’u yangmempunyai arti al-jam’u.

Dari uraian tersebut berbagai pandangan tentang Al-Qur’an dilihat

dari sudut bahasa, penulis menganbil definisi dari pendapat pertama yang

mengatakan bahwa alif dalam kata Al-Qur’an adalah asli sebagaim,ana

diwakili oleh Al-Lihyan, hal ini agar definisi Al-Qur’an sama dengan definsi

telah disajikan pada bab pertama.

Dalam pengertian Al-Qur’an, para ulama mempunyai shigoh-shigoh

tertentu, ada yang panjang dan ada yang pendek. Sedangkan yang paling

mendekati dan sama menurut pengertian mereka tentang Al – definisi

Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan pada Nabi Muhammad SAW,

bagi yang membacanya merupakan suatu ibadah dan mendapat pahala.

2.Fungsi Al-Qur’an

Setelah Rasulullah wafat, yang tertinggal adalah Al-Qur’an yang

terjaga dari penyimpangan dan pemutarbalikan fakta agar dipakai sebagai

petunjuk dan pedoman dalam mengarungi dunia fana ini. Firman Allah

SWT :

“Katakanlah hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah (yang)

diutus kepada kalian semua, bahwa Allahlah yang mempunyai kerajaan

Page 9: Makalah Peranan Nabi Dan Rasul

P e r a n a n N a b i d a n r a s u l | 9

langit dan bumi, tidak ada Tuhan selain Dia yang menghidupkan dan yang

mematikan, maka berimanlah kalian kepada Allah dan rasulNya. Nabi

yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimatNya

(kitab-kitabNya) dan ikutilah Dia agar kalian mendapat petunjuk (QS Al-

Arof : 158)

Juga disebutkan FirmanyaNya :

“Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqon(Al-Qur’an) kepada

hambaNya, agar menjadi peringatan kepada seluruh alam” (QS Furqon

Sebagian nama–nama Al-Qur’an, baik secara langsung maupun

tidak langsung memperlihatkan fungsi Al-Qur’an. Dari sudut isi atau

substansinya, fungsi Al-Qur’an sebagai tersurat dalam nama-namanya

adalah sebagai berikut:

a.Al-Huda (petunjuk)

Dalam Al-Qur’an terdapat tiga kategori tentang posisi Al-Qur’an

sebagai petunjuk. Pertama, petunjuk bagi manusia secara umum.

Allah berfirman :

ر� ه� ان� ش� م�ض� ن�ز ل� ال�ذ ي ر�� يه أ آن� ف ر� ه�د�ى ال�ق�

ب�ي$ن�ات" ل لن�اس ن� و� د�ى) م ان ال�ه� ق� ر� ال�ف� م�ن� و� د� ف� ه ش�

ن�ك�م م

“Bulan ramadhan adalah bulan yang diturunkan-Nya Al-Qur’an

yang berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-

penjelasannya mengenai itu …” (QS Al-Baqoroh [2]: 185).

Page 10: Makalah Peranan Nabi Dan Rasul

P e r a n a n N a b i d a n r a s u l | 10

Kedua, Al-Qur’an adalah petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa.

Allah berfirman,

للمت5قين هدى فيه ريب ال الكتاب ذلك .

“Kitab Al-Qur’an ini tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi

mereka yang bertaqwa” (QS Al-Baqoroh [2]: 2).

Bahwa Al-Qur’an berfungsi sebagai petunjuk bagi orang-orang

yang bertaqwa dijelaskan pula dalam ayat lainnya, antara lain Surat Al-

Imron [3] ayat 138.

Ketiga, petunjuk bagi orang-orang yang beriman. Allah berfirman, :

“Katakanlah : ‘Al-Qur’an itu adalan petunjuk dan penawar bagi orang-

orang beriman…” (QS Fussila [41]: 44).

b.Al-Furqon (pemisah)

Dalam Al-Qur’an dikatakan bahwa ia adalah ugeran

yangmembedakan dan bahkan memisahkan antara yang hak dan yang

batil atau antara yang benar dengan yang salah. Allah berfirman:

“Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an yang

berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan

mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil) …

(QS Al-Baqaroh [2] : 185).

c.Al-Syifa (Obat)

Al-Qur’an dikatakan bahwa ia berfungsi sebagai obat bagi penyakit

yang ada di dalam dada (mungkin yang dimaksud disini adalah penyakit

psikologis).

Page 11: Makalah Peranan Nabi Dan Rasul

P e r a n a n N a b i d a n r a s u l | 11

Allah berfiman :

“Hai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari

Tuhanmu dan penyembuh dari p enyakit-penyakit (yang berada) dalam

dada…”(QS Yunus [10] : 57).

d.Al Mau’idzoh (nasehat)

Dalam Al-Qur’an dikatakan bahwa ia berfungsi sebagai nasehat

bagi orang-orang bertaqwa. Allah berfirman,

“Al-Qur’an ini adalah penerangan bagi seluruh manusia dan

petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang bertaqwa” (QS Ali-Imron [3]:

138)

Demikianlah fungsi Al-Qur’an yang diambil dari nama-namanya

yang difirman Allah dalam Al-Qur’an. Sedang fungsi Al-Qur’an dari

pengalaman dan penghayatan terhadap isinya bergantung pada kualitas

ketaqwaan invidu yang bersangkutan.

C. QADHA’ DAN QADHAR

A.PENGERTIAN

1. Pengertian qadha’ dan qhadar

 Pengertian Qadha dan Qadar Menurut bahasa  Qadha memiliki

beberapa pengertian yaitu: hukum, ketetapan,pemerintah, kehendak,

pemberitahuan, penciptaan. Menurut istilah Islam, yang dimaksud dengan

Page 12: Makalah Peranan Nabi Dan Rasul

P e r a n a n N a b i d a n r a s u l | 12

qadha adalah ketetapan Allah sejak zaman Azali sesuai dengan iradah-

Nya tentang segala sesuatu yang berkenan dengan makhluk. Sedangkan

Qadar arti qadar menurut bahasa adalah: kepastian, peraturan, ukuran.

Adapun menurut Islam qadar perwujudan atau kenyataan ketetapan Allah

terhadap semua makhluk dalam kadar dan berbentuk tertentu sesuai

dengan iradah-Nya.

Firman Allah :

ل�م� و� ض ر�� األ� و� او�ات م� الس� ل�ك� م� ل�ه� ال�ذ ي

ل�ك ال�م� ف ي ر يك: ش� ل�ه� ي�ك�ن ل�م� و� ل�د�ا و� ذ� ي�ت�خ

ا �د ير ت�ق� ه� د�ر� ق� ف� ء" ي� ش� ك�ل� ل�ق� و�خ�

Artinya: yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak

mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam

kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan

Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.

(QS .Al-Furqan ayat 2).

Untuk memperjelas pengertian qadha dan qadar, berikut ini

dikemkakan contoh. Saat ini Abdurofi melanjutkan pelajarannya di SMK.

Sebelum Abdurofi lahir, bahkan sejak zaman azali Allah telah

menetapkan, bahwa seorang anak bernama Abdurofi akan melanjutkan

pelajarannya di SMK. Ketetapan Allah di Zaman Azali disebut Qadha.

Kenyataan bahwa saat terjadinya disebut qadar atau takdir. Dengan kata

lain bahwa qadar adalah perwujudan dari qadha.

2. Hubungan antara Qadha dan Qadar

Pada uraian tentang pengertian qadha dan qadar dijelaskan bahwa

antara qadha dan qadar selalu berhubungan erat . Qadha adalah

Page 13: Makalah Peranan Nabi Dan Rasul

P e r a n a n N a b i d a n r a s u l | 13

ketentuan, hukum atau rencana Allah sejak zaman azali. Qadar adalah

kenyataan dari ketentuan atau hukum Allah. Jadi hubungan antara qadha

qadar ibarat rencana dan perbuatan.

Perbuatan Allah berupa qadar-Nya selalu sesuai dengan

ketentuan-Nya. Di dalam surat Al-Hijr ayat 21 Allah berfirman, yang

artinya sebagai berikut:

Artinya ” Dan tidak sesuatupun melainkan disisi kami-lah

khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran

yang tertentu.”

Orang kadang-kadang menggunakan istilah qadha dan qadar

dengan satu istilah, yaitu

Qadar atau takdir. Jika ada orang terkena musibah, lalu orang

tersebut mengatakan, ”sudah takdir”, maksudnya qadha dan qadar.

3.Kewajiban beriman kepada dan qadar

Diriwayatkan bahwa suatu hari Rasulullah SAW didatangi oleh

seorang laki-laki yang berpakaian serba putih , rambutnya sangat hitam.

Lelaki itu bertanya tentang Islam, Iman dan Ihsan. Tentang keimanan

Rasulullah menjawab yang artinya:

“Hendaklah engkau beriman kepada Allah, malaekat-malaekat-Nya, kitab-

kitab-Nya,rasul-rasulnya, hari akhir dan beriman pula kepada qadar(takdir)

yang baik ataupun yang buruk. Lelaki tersebut berkata” Tuan benar”. (H.R.

Muslim)

Lelaki itu adalah Malaekat Jibril yang sengaja datang untuk

memberikan pelajaran agama kepada umat Nabi Muhammad SAW.

Jawaban Rasulullah yang dibenarkan oleh Malaekat Jibril itu berisi rukun

iman. Salah satunya dari rukun iman itu adalah iman kepada qadha dan

Page 14: Makalah Peranan Nabi Dan Rasul

P e r a n a n N a b i d a n r a s u l | 14

qadar. Dengan demikian , bahwa mempercayai qadha dan qadar itu

merupakan hati kita. Kita harus yakin dengan sepenuh hati bahwa segala

sesuatu yang terjadi pada diri kita, baik yang menyenangkan maupun

yang tidak menyenangkan adalah atas kehendak Allah.

Sebagai orang beriman, kita harus rela menerima segala ketentuan

Allah atas diri kita. Di dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman yang

artinya:

” Siapa yang tidak ridha dengan qadha-Ku dan qadar-Ku dan tidak

sabar terhadap bencana-Ku yang aku timpakan atasnya, maka hendaklah

mencari Tuhan selain Aku. (H.R.Tabrani)

Takdir Allah merupakan iradah (kehendak) Allah. Oleh sebab itu

takdir tidak selalu sesuai dengan keinginan kita. Tatkala takdir atas diri

kita sesuai dengan keinginan kita, hendaklah kita beresyukur karena hal

itu merupakan nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Ketika takdir yang

kita alami tidak menyenangkan atau merupakan musibah, maka

hendaklah kita terima dengan sabar dan ikhlas. Kita harus yakin, bahwa di

balik musibah itu ada hikmah yang terkadang kita belum mengetahuinya.

Allah Maha Mengetahui atas apa yang diperbuatnya.

4.Hubungan antara qadha dan qadar dengan ikhtiar

Iman kepada qadha dan qadar artinya percaya dan yakin dengan

sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menentukan tentang segala sesuatu

bagi makhluknya. Berkaitan dengan qadha dan qadar, Rasulullah SAW

bersabda yang artinya sebagai berikut yang artinya

”Sesungguhnya seseorang itu diciptakan dalam perut ibunya selama 40

hari dalam bentuk nuthfah, 40 hari menjadi segumpal darah, 40 hari

menjadi segumpal daging, kemudian Allah mengutus malaekat untuk

meniupkan ruh ke dalamnya dan menuliskan empat ketentuan, yaitu

Page 15: Makalah Peranan Nabi Dan Rasul

P e r a n a n N a b i d a n r a s u l | 15

tentang rezekinya, ajalnya, amal perbuatannya, dan (jalan hidupny)

sengsara atau bahagia.” (HR.Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin

Mas’ud).

Dari hadits di atas dapat kita ketahui bahwa nasib manusia telah

ditentukan Allah sejak sebelum ia dilahirkan. Walaupun setiap manusia

telah ditentukan nasibnya, tidak berarti bahwa manusia hanya tinggal

diam menunggu nasib tanpa berusaha dan ikhtiar. Manusia tetap

berkewajiban untuk berusaha, sebab keberhasilan tidak datang dengan

sendirinya.

Mengenai hubungan antara qadha dan qadar dengan ikhtiar ini,

para ulama berpendapat, bahwa takdir itu ada dua macam :

1.Takdir mua’llaq:

yaitu takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia. Contoh

seorang siswa bercita-cita ingin menjadi insinyur pertanian. Untuk

mencapai cita-citanya itu ia belajar dengan tekun. Akhirnya apa yang ia

cita-citakan menjadi kenyataan. Ia menjadi insinyur pertanian. Dalam hal

ini Allah berfirman:

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran,

di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.

Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga

mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila

Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada

yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka

selain Dia. ( Q.S Ar-Ra’d ayat 11)

Page 16: Makalah Peranan Nabi Dan Rasul

P e r a n a n N a b i d a n r a s u l | 16

2.Takdir mubram

yaitu takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat

diusahakan atau tidak dapat di tawar-tawar lagi oleh manusia. Contoh.

Ada orang yang dilahirkan dengan mata sipit , atau dilahirkan dengan kulit

hitam sedangkan ibu dan bapaknya kulit putih dan sebagainya.

B.HIKMAH BERIMAN KEPADA QADHA’ DAN QADHAR

Dengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang amat

berharga bagi kita dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan

diri untuk kehidupan akhirat. Hikmah tersebut antara lain:

1.Melatih diri untuk banyak bersyukur dan bersabar

Orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apabila mendapat

keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu

merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri. Sebaliknya apabila terkena

musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian

Firman Allah:

Artinya:”dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari

Allah( datangnya), dan bila ditimpa oleh kemudratan, maka hanya

kepada-Nya lah kamu meminta pertolongan. ”( QS. An-Nahl ayat

53).

2.Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa

Orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila

memperoleh keberhasilan, ia menganggap keberhasilan itu adalah

semata-mata karena hasil usahanya sendiri. Ia pun merasa dirinya hebat.

Page 17: Makalah Peranan Nabi Dan Rasul

P e r a n a n N a b i d a n r a s u l | 17

Apabila ia mengalami kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan berputus

asa , karena ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah

ketentuan Allah.

Firman Allah SWT:

“Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan

saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.

Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum

yang kafir. (QS.Yusuf ayat 87)

Sabda Rasulullah: yang artinya” Tidak akan masuk sorga orang yang

didalam hatinya ada sebiji sawi dari sifat kesombongan.”( HR. Muslim)

3.Memupuk sifat optimis dan giat bekerja

Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua

orang tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan

itu tidak datang begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu,

orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa optimis dan giat

bekerja untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu.

Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan

bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah

(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik,

kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)

bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang

berbuat kerusakan. (QS Al- Qashas ayat 77)

Page 18: Makalah Peranan Nabi Dan Rasul

P e r a n a n N a b i d a n r a s u l | 18

4.Menenangkan jiwa

Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senangtiasa

mengalami ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa

senang dengan apa yang ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung

atau berhasil, ia bersyukur. Jika terkena musibah atau gagal, ia bersabar

dan berusaha lagi.

Artinya : Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati

yang tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah kedalam jamaah

hamba-hamba-Ku, dan masuklah kedalam sorga-Ku.( QS. Al-Fajr

ayat 27-30)

Page 19: Makalah Peranan Nabi Dan Rasul

P e r a n a n N a b i d a n r a s u l | 19

BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN

a. Peran Nabi dan Rasul

Ialah untuk memekarkan benih ilmu dan amal manusia sehingga

mereka bermikraj bertemu dengan Tuhan, yakni maqam yang paling

tinggi bagi maujud mumkin. Sebagian dari tujuan dan paedah

kenabian di antaranya adalah:

Mengajarkan Ilmu dan  Makrifat

Menyempurnakan Akal dan Intelek

Menegakkan Keadilan  

Menyelamatkan Manusia dari Kegelapan

Menyembah Tuhan dan Menjauhi Thagut

Menghakimi dan Memutuskan Perselisihan Masyarakat   

Membebaskan Manusia    

Mengingatkan Nikmat-nikmat Tuhan

Mengajak kepada Kehidupan yang Lebih Baik dan Konstruktif

b. Fungsi Al – Qur’an

Al- qur’an merupakan wahyu yang di turunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat jibril yang memiliki fugsi sbb:

Al-Huda (petunjuk)

b.Al-Furqon (pemisah)

Page 20: Makalah Peranan Nabi Dan Rasul

P e r a n a n N a b i d a n r a s u l | 20

c.Al-Syifa (Obat)

d.Al Mau’idzoh (nasehat)

c. fungsi Qdha’ dan Qadhar

Qadha menurut bahasa: hukum, ketetapan,pemerintah,

kehendak, pemberitahuan, penciptaan.

Qadar menurut bahasa adalah: kepastian, peraturan, ukuran.

Yangmemiliki fungsi all:

Melatih diri untuk banyak bersyukur dan bersabar

Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa

Memupuk sifat optimis dan giat bekerja

Menenangkan jiwa

2. SARAN

Kembali kepada kodrat kita bahwasanya tidak ada yang

sempurna,kesempurnaan hanyalah milik tuhan semesta alam.

Dan kami menyadari bahwa makalah yang telah berhasil kami

susun ini sangatlah jauh dari kesempurnaan.

Untuk itu kiritikan dan masukkan semua elemen yang berkaitan

dengan makalah ini kami nantikan demi kebaikan kita bersama dan demi

kalancaran harapan bersama.

Page 21: Makalah Peranan Nabi Dan Rasul

P e r a n a n N a b i d a n r a s u l | 21

DAFTAR PUSTAKA

http://isyraq.wordpress.com/2008/01/26/tugas-dan-fungsi-seorang-

nabi/Rasul

http://ridwan202.wordpress.com/2009/03/06/fungsi-al-qur

%E2%80%99an-dan-pentingnya-membaca-al-qur%E2%80%99an/

http://hbis.wordpress.com/2007/12/10/iman-kepada-qadha-dan-

qadar/