Makalah pengukuran teknik

44
Sistem Pengukuran Teknik 1. Umum Pengukuran (measurement ) Pengukuran adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menentukan nilai suatu besaran dalam bentuk angka (kwantitatif). Jadi mengukur adalah suatu proses mengaitkan angka secara empirik dan obyektif pada sifat‐sifat obyek atau kejadian nyata sehingga angka yang diperoleh tersebut dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai obyekatau kejadian yang diukur. Instrumentasi (Instrumentation) Bidang ilmu dan teknologi yang mencakup perencanaan, pembuatan dan penggunaan instrument atau alat ukur besaran fisika atau sistem instrument untuk keperluan diteksi, penelitian, pengukuran, pengaturan serta pengolahan data. Metrologi (Metrology) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang berkaitan dengan kegiatan pengukuran. Metrologi mencakup tiga hal utama: a. Penetapan definisi satuan‐satuan ukuran yang diterima secara internasional; misal: meter, kilogram dsb. 1

Transcript of Makalah pengukuran teknik

Page 1: Makalah pengukuran teknik

Sistem Pengukuran Teknik

1. Umum

Pengukuran (measurement )

Pengukuran adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menentukan nilai

suatu besaran dalam bentuk angka (kwantitatif). Jadi mengukur adalah suatu proses

mengaitkan angka secara empirik dan obyektif pada sifat sifat obyek atau kejadian nyata‐

sehingga angka yang diperoleh tersebut dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai

obyekatau kejadian yang diukur.

Instrumentasi (Instrumentation)

Bidang ilmu dan teknologi yang mencakup perencanaan, pembuatan dan penggunaan

instrument atau alat ukur besaran fisika atau sistem instrument untuk keperluan diteksi,

penelitian, pengukuran, pengaturan serta pengolahan data.

Metrologi (Metrology)

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang berkaitan dengan kegiatan pengukuran.

Metrologi mencakup tiga hal utama:

a. Penetapan definisi satuan satuan ukuran yang diterima secara internasional; misal:‐

meter, kilogram dsb.

b. Perwujuan satuan satuan ukuran berdasarkan metode metode ilmiah, missal‐ ‐

perwujudan nilai meter menggunakan gelombang cahaya laser.

c. Penetapan rantai ketertelusuran dengan menentukan dan merekam nilai dan akurasi

suatu pengukuran dan menyebarluaskan pengetahuan tersebut, misalnya hubungan

(perbandingan) antara nilai ukur sebuah mikrometer ulir terhadap balok ukur sebagai

standar panjang dilaboratorium.

1

Page 2: Makalah pengukuran teknik

1.1 Satuan‐satuan dalam Pengukuran

Satuan ”Sistem Internasional” (Le Systeme Internationale d’Unites) – SI. Satuan

Dasar adalah satuan pengukuran sebuah besaran dasar pada sebuah system besaran

phisik. Definisi dan realisasi dari setiap satuan dasar dapat berubah dengan adanya

penelitian kemetrologian yang dapat menemukan kemungkinan dicapainya definisi dan

realisasi yang lebih akurat dari besaran phisik tersebut.

Contoh: Definisi ”meter”

Th. 1889 didasarkan pada prototipe internasional X meter dari bahan Platinum‐

Iredium yang sekarang disimpan di Perancis. Th. 1960, meter berubah menjadi standar

cahaya yang difinisinya sebagai panjang gelombang dari spektral Krypton 86 Th. 1983,

pada konggres CGPM 17, didefinisikan ulang bahwa satu meter adalah jarak tempuh

dari gelombang cahaya Helium Neon pada tabung vakum dengan kecepatan 1/ 299‐

792 458 second, yang direliarisasikan dalam panjang gelombang laser yang distabilkan

dengan iodine.

1.2 Satuan Dasar SI

Besaran Satuan Turunan Simbol

Panjang Meter M

Massa Kilogram Kg

Waktu Sekon S

Arus listrik Amper A

Suhu termodinamika Kelvin K

Jumlah zat mole Mol

Intensitas cahaya candela Cd

1.2.1Definisi Satuan Dasar SI

2

Page 3: Makalah pengukuran teknik

Meter : panjang lintasan yang ditempuh oleh cahaya dalam tabung vakum dalam

waktu 1/ 299 792 458 second.

Kilogram : massa prototipe kilogram internasional

Sekon: durasi dari 9 192 631 770 periode radiasi yang sesuai dengan transisi antara

dua tingkat sangat halus dari ground state sebuah atom cecium 133.

Ampere: arus tetap yang jika tidak dijaga dalam dua kawat konduktor yang lurus dan

paralel dengan panjang tak terhingga dan luas penampang dapat diabaikan serta

berjarak 1 meter satu sama lain , dalam ruang hampa akan menghasilkan gaya

sebesar 2 x 10 7 newton per meter panjang kawat.‐

Kelvin: 1/ 273,16 dari suhu termodinamis titik tripel air.

Mole : jumlah zat dari sebuah sistem yang mengandung intensitas sebanyak intensitas

yang ada dalam 0,012 kg atom karbon 12.‐

Candela: intensitas luminasi pada arah tertentu dari sejumlah sumber yang

memancarkan radiasi monocromatik dengan frequensi 540 x 10 12 herz dan‐

mempunya intensitas radian pada arah tersebut sebesar 1/638 watt per steradian.

1.2.2Satuan Turunan SI

Satuan Turunan adalah sebuah satuan pengukuran dari sebuah besaran

turunan dalam sebuah sistem besaran.

Satuan turunan SI yang dinyatakan dengan satuan SI

Besaran Turunan Satuan Turunan Simbol

Luas Meter persegi m2

Volume Meter kubik m3

Kecepatan Meter per sekon m s 1‐

Percepatan Meter per sekon kuadrat m s 2‐

Kecepatan sudut Radian per sekon rad s 1‐

Percepatan sudut Radian per sekon kuadrat rad s 2‐

Densitas Kilogram per meter kubik kg m 3‐

Intensitas medan listrik Amper per meter A m 1‐

3

Page 4: Makalah pengukuran teknik

Densitas arus listrik Amper per meter persegi A m 2‐

Momen gaya Newton meter N m

Kekuatan medan listrik Volt per meter V m 1‐

Permeabilitas Henry per meter H m 1‐

Permisivitas Farad per meter F m 1‐

Kapasitas panas spesifik Joule per kilogram kelvin J kg 1‐ K 1‐

Konsentrasi jumlah zat Mol per meter kubik mol m 3‐

luminasi Candela per meter persegi cd m 3‐

Contoh: Dari hubungan fisik antara besaran panjang yang diukur dalam satuan m, dan

besaran waktu yang diukur dalam satuan s, maka besaran kecepatan yang diukur

dalam satuan m/s dapat diturunkan. Satuan turunan dinyatakan dalam satuan dasar

dengan simbol matematis perkalian dan pembagian.

1.2.3 Satuan Turunan SI yang nama dan simbolnya terdapat satuan turunan SI dengan

nama simbol khusus.

Besaran Turunan

Satuan

turunan SI

nama khusus

Simbol

khusus

Dalam

satuan

SI

Dalam Satuan

Dasar SI

Frequensi Herz Hz s 1‐

Gaya Newton N m.kg.s 2‐

Tekanan Pascal Pa N/m2 m 1‐ kg s‐2

Energi, kerja, jumlah panas Joule J N.m m2 kg s 2‐

Daya, fluk radian Watt W J/s m2 kg s 3‐

Muatan listrik Coulmb C s.A

Beda potensial listrik Volt V W/A m2 kg s 3A 1‐ ‐

Kapasitasi listrik Farad F C/V m2 kg 1‐ s 4‐ A2

Tahanan listrik Ohm Ω V/A m2 kg s 3‐ A 2‐

Daya hantar listrik Siemens S A/V m 2‐ kg 1‐ s3A2

Fluks magnet Webere Wb V.s m2 kg s‐2A‐1

Induktansi Henry T Wb/A m2 kg s 2‐ A 1‐

4

Page 5: Makalah pengukuran teknik

Fluk luminan lumen H Wb/A m2 kg s 2‐ A 2‐

Iluminasi lux lm Cd.sr m2 s 2‐ Cd = Cd

Aktifitas radio nuklida becquerel Bq s 1‐

Dosis, kerma, energi gray Gy J/kg m2 s 2‐

Setara dosis sievert Sv J/kg m2 s 2‐

Sudut bidang radian Rad m.m 1‐ = 1

Sudut ruang Steradian Sr m.m 1‐ = 1

1.2.4 Satuan dasar yang digunakan dalam besaran yang berbeda‐beda seperti pada Tabel

berikut:

Besaran Turunan Satuan Turunan SimbolDalam Satuan

Dasar SI

Viskositas dinamik pascal newton Pa.s m 1‐ kg.s 1‐

Momen gaya newton meter N.m m 2‐ kg.s 2‐

Tegangan permukaan newton per meter N/m kg.s 2‐

Kecpatan sudut radian per sekon Rad/s m.m 1‐ s 1‐ = s 1‐

Percepatan sudut radian per sekon kuadrat Rad/s2 m.m 1‐ s 2‐ = s 2‐

Densitas fluk panas watt per meter persegi W/m2 Kg.s 3‐

Kapasitan panas, entropi joule per kelvin J/K m 2‐ kg. s 2‐ .K 1‐

Kapasitas panas spesifik,

entopi spesifik

Joule per kilogram kelvin J(kh.K) m 2‐ . s 2‐ .K 1‐

Energi spesifik joule per kilogram J/kg m 2‐ . s 2‐

Konduktivitas termal watt per meter kelvin W(m.K) m.kg.s 3‐ .K 1‐

Densitas energi joule per meter kubik J/m3 m 1‐ .kg.s 2‐

Kekuatan medan listrik volt per meter V/m m.kg.s 3‐ .A 1‐

Densitas muatan listrik colomb per meter kubik C/m3 m 3‐ .s.A

Densitas fluks listrik coulom per meter persegi C/m2 m 2‐ .s.A

Permitivitas farad per meter F/m m 3‐ .kg 1 ‐ s4 A2

Permeabilitas henry per meter H/m m.kg.s 2‐ .A 2‐

Energi molar joule per mole J/mol m2.kg.s 2‐ .mol 1‐

5

Page 6: Makalah pengukuran teknik

Entropy molar, kapasitas

panas

joule per mole kelvin J/(mol/K) m2.kg.s 2‐ .K 1‐ mol 1‐

Paparan sinar X dan Y coulomb per kilogram C/kg kg 1‐ .s.A

gray per sekon Gy/s m2s 3‐

Intensitas radian watt per steradian W/sr m4.m 2‐ .kg.s 3‐ =

m 2‐ kg.s 3‐

radiansi watt perian meter pesegi

sterad

W/(m2‐

sr)

m2.m 2‐ .kg.s 3‐ =

kg s 3‐

Konsentrasi katalik katal per meter kubik Kat/m3 m 3‐ .s 1‐ .mol

1.2.5 Satuan‐satuan SI yang diterima untuk digunakan bersama dengan satuan SI, karena

banyak digunakan (Satuan Selain SI yang diterima)

Besaran Satuan Simbol Nilai dalam satuan SI

Waktu Menit

Jam

hari

min

h

d

1 min = 60 s

1 h = 60 min = 3600 s

1 d = 24 h

Sudut permukaan derajat

menit

sekon

nygrad

°

� �

gon

1° = ( π/180) rad

= (1/60 = (π/10800)1� )�

rad

= (1/60 =1 1 1 )

(π/648000)rad

1 gon = (π/2000) rad

Volume liter L,l 1 l = 1 dm3 = 10 3 m3‐

Massa ton metrik T 1 t = 103 kg

1.2.6 Satuan Satuan Selain Si Yang Digunakan Pada Bidang Bidang Tertentu‐ ‐

Besaran Satuan Simbol Nilai dalam satuan SI

Panjang Mil laut 1 mil laut = 1852 m

6

Page 7: Makalah pengukuran teknik

Kecepatan Knot 1 mil laut/jam = 1852/3600

m/s

Massa Karat 1 karat = 2 x 10 4‐ kg = 200 mg

Densitas linier Tex tek 1 tek = 10 6‐ kg/m = 1 mg/m

Kekuatan sistem optik Dioptri 1 dioptri = 1 m 1‐

Tekanan pada fluida

dalam tubuh manusia

Milimeter

merkuri

mmHg 1 mmHg = 133 322 Pa

Luas Are a 1 a = 100 m2

Luas Hektar ha 1 ha = 104 m2

Tekanan Bar bar 1 bar = 100 k Pa = 10 5 ‐ Pa

jarak Angtrom A 1 A = 0,1 nm = 10 10 ‐ m

penampang barn b 1 b = 10 28 ‐ m2

1.2.7 Prefiks atau Awalan Satuan SI

Faktor Nama Perfiks Simbol Faktor Nama Perfiks Simbol

101 deka da 10 1‐ desi d

102 hekto h 10 2‐ centi c

103 kilo k 10 3‐ milli m

106 mega M 10 6‐ micro μ

109 giga G 10 9‐ nano n

1012 tera T 10 12‐ pico p

1015 peta P 10 15‐ femto f

1018 exa E 10 18‐ atto a

1021 zetta Z 10 21‐ zepto z

1024 yolta Y 10 24‐ yocto y

1.3 Pengertian Metrologi dan Penerapannya

Ukuran suatu benda kerja baru dapat diketahui setelah benda tersebut diukur.

Ilmu pengetahuan teknik tentang ukur mengukur secara luas dinamakan metrologi

(metrology), sebagaimana ditulis dalam bahasa inggris “ Metrology is science of

measurement” . Pembagian Utama dalam Metrologi

7

Page 8: Makalah pengukuran teknik

1. Metrologi Ilmiah (Scientific Metrology) : pengukuran yang berhubungan dengan

pengaturan dan pengembangan standar standar pengukuran dan‐

pemeliharaannya.

2. Metrologi Industri (Industrial Metrology): pengukuran yang bertujuan untuk

pengendalian mutu suatu produk di industri dengan memastikan bahwa sistem

pengukuran dan alat alat ukur berfungsi dengan akurasi yang memadai, baik‐

dalam proses produksi maupun pengujiannya.

3. Metrologi Legal (Legal Metrology): pengukuran yang berkaitan dengan transaksi

perdagangan, kesehatan, keselamatan dan kepentingan umum.

Metrologi Ilmiah dan Metrologi Industri merupakan bagian dari Metrologi Teknis.

Berdasarkan sifat besaran fisiknya , metrologi dapat dibagi menjadi beberapa kelompok

kerja, yaitu :

metrologi dimensi yang berkaitan dengan pengukuran panjang, sudut, profil

permukaan, geometrik dsb.

metrologi massa menangani besaran massa, gaya, tekanan dst

metrologi mekanik yang melibatkan kecepatan, momen, getaran dst

metrologi fisik yang berhubungan dengan msalah volemetri, viskositas, densitas,

aliran dst

metrologi listrik dengan besaran dasar arus listrik dan waktu dan turunannya

sebagai komponen utamanya.

metrologi suhu melibatkan pengukuran suhu dibawah suhu 0 0 C sd ribuan 0 C.

metrologi optik pengukuran yang berkaitan dengan photometri, radiometri dan

lain lain‐

Berdasarkan bidang aplikasinya, metrologi dapat dibedakan menjadi :

metrologi industri dengan fokus pengukuran untuk pengendalian mutu produk.

metrologi medik untuk ketepatan analisis penyakit, dalam pelayanan kesehatan.

metrologi astronomi untuk kepentingan penerbangan antariksa dan ilmu falak.

metrologi akustik untuk perancangan akustik gedung, analisis kebisingan dst.

8

Page 9: Makalah pengukuran teknik

Jadi perlu diketahui bahwa kegiatan pengukuran tersebut tergantung pada

tujuan pemakaian, suatu jenis alat ukur yang sama dapat dikelola berdasarkan

metrologi legal atau metrologi teknis. Didalam pembahasan selanjutnya akan banyak

berkaitan dengan kegiatan pegukuran di industri yaitu metrologi teknis, yang

penerapannya pada pengukuran besaran fisik sebagai metrologi industri.

1.3.1 Pengukuran (measurement)

Kegiatan mengukur dapat diartikan sebagai proses perbandingan suatu obyek

terhadap standar yang relevan dengan mengikuti peraturanperaturan terkait dengan

tujuan untuk dapat memberikan gambaran yang jelas tentang obyek ukurnya.

Dengan melakukan proses pengukuran dapat:

membuat gambaran melalui karakteristik suatu obyek atau prosesnya.

mengadakan komunikasi antar perancang, pelaksana pembuatan, penguji mutu

dan berbagai pihak yang terkait lainnya.

memperkirakan hal hal yang akan terjadi ‐

melakukan pengendalian agar sesuatu yang akan terjadi dapat sesuai dengan

harapan perancang.

Bidang bidang dan sub bidang dengan contoh standar pengukuran yang berkaitan‐ ‐

dapat dijelaskan seperti pada Tabel 1

Bidang Sub bidang‐ Standar pengukuran yang penting

Massa dan

besaran yang

Pengukuran Massa Standar massa eimbangan standar, mass

comparator

9

Page 10: Makalah pengukuran teknik

terkait

Gaya dan tekanan

Load cell, dead weight tester, force,

moment and torque converter; pressure

balance oil ang gas. Universal Testing

Machine.

Volume, densitas dan

viskositas

Aerometer gelas, glassware laboratory

um, vibration densitometer, viscometer

capiler gelas, viscometer rotasi, skala

viskometri

Kelistrikan dan

kemagnitan

Kelistrikan DC

Komparator arus kriogenis, efek

Josephson dan efek Quantum Hall,

acuan diode Zener, metode

potensiometris, jembatan (bridge)

komparator

Kelistrikan AC

Pengubah (converter) AC/DC, kapasitor

standar, kapasitor udara, induktansi

standar, kompensator, watt meter.

Kelistrikan frekuensi

tinggi

Pengubah termal, calorimeter, bolo

meter

Arus kuat dan tegangan

tinggi

Transformator pengukur arus dan

tegangan, sumber tegangan tinggi acuan

Panjang

Panjang gelombang dan

interferometri

Laser stabil, interfeometri, system laser

pengukuran, komparator interfrometri

Metrologi Dimensi

Balok ukur,skala mistar, step gauge,

setting ring, plug gauge, heih master,

dial indicator, micrometer, standar

kerataan optis, CMM, scan micrometer

Pengukuran sudut Autocolimator, rotary table, balok

sudut, polygon, precision level

10

Page 11: Makalah pengukuran teknik

BentukKelurusan, kerataan, kesejajaran,

kesikuan, kebundaran, cylinder square

Kekasaran Permukaan

Step height and groove standard,

standar kekasaran, roughness measu

ring machine

Waktu dan

Frekuensi

Pengukuran waktuStandar frekuensi atomic sesium, alat

ukur interval waktu

Frekuensi

Standar frekuensi atomic Cecium,

isolator kuarsa, laser, pencacah

elektronik dan sinthesiser, alat ukur

geodetic.

Termometri

Pengukuran suhu secara

Kontak

Temometer gas, titik tetap, ITS 90, ter

mometer tahanan platina, temokopel

Pengukuran suhu secara

non kontak

Black body suhu tinggi, radiometer

kriogenis, pyrometer,fotodiode Si

Kelembaban

Miirror dew point meter atau

hygrometer elektronik, dobel pressure,

temperature humidity generator

Radiasi Pengion

dan Radioaktive

Dosis terserap – produk

industry tingkat tinggi

Kalorimeter, high dose rate cavity ter

kalibrasi, dosimeter dikromat.

Dosis terserap – produk

medis

Kalorimeter, kamar ionisasi.

Perlindungan terhadap

radiasi

Kamar ionisasi, berkas/medan radiasi

acuan, pencacah proposional dan

lainnya, TEPC, spektroneter neutron

Bonner

Radioaktivitas Kamar ionisasi tipe sumur (well), sum

ber radioaktivitas bersertifikat,

11

Page 12: Makalah pengukuran teknik

spektroskopi gama dan alpha, ditektor 4

Gamma

Serat optis Bahan acuan – serat Au

Fotometi dan

Radiometri

Radiometri opti

Radiometer kriogenis,ditektor, sumber

acuan laser stabil, bahan acuan – serat

Au

FotometriDitektor cahaya tampak, fotodioda Si,

ditektor efisiensi kuantum

Kolorimetri Spektrofotometer

Aliran Aliran gas (volume)

Bell profer, meter gas rotary,meter gas

turbin, meter transfer dengan critical

nozzle

1.3.2 Metode Pengukuran

Pada umumnya metode pengukuran adalah membandingkan besaran yang

diukaur terhadap standarnya. Bagaimana proses membandingkan dilakukan,

diantarnaya harus diketahui:

konsep dasar tentang besaran yang dilakukan

dalil fisika tentang besaran tersebut

spesifikasi peralatan yang harus digunakan pengukuran

proses pengukuran yang dilakukan

urut urut an langkah yang harus dilakukan‐

kualifikasi operator

kondisi lingkungan

1.3.3 Terminologi dan metodologi pengukuran yang standarkan meliputi sbb:

a. Metode pengukuran fundamental

Pengukuran berdasarkan besaran besaran dasar (panjang, massa, waktu‐

dsb) yang dipakai untuk mendifinisikan besaran yang diukur. Misal pengukuran

12

Page 13: Makalah pengukuran teknik

gravitasi dengan cara bola jatuh, diukur massa benda yang jatuh, jarak yang

ditempuh dan waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut. Disini nilai

percepatan gravitasi langsung ditentukan dengan mengukur besaran dasar massa,

panjang dan waktu.

b. Metode pengukuran langsung

Metode pengukuran dimana nilai besaran langsung terbaca pada alat ukur

tanpa memerlukan pengukuran besaran besaran lain yang mempunyai hubungan‐

fungsional dengan besaran yang diukur. Contoh:

pengukuran panjang dengan memakai mistar.

pengukuran massa dengan neraca sama lengan

c. Metode pengukuran tidak langsung

Pengukuran yang diukur ditentukan dengan jalan mengukur besaran lain

yang mempunyai hubungan funsional dengan besaran yang diukur, Contoh:

pengukuran tekanan dengan mengukur tingginya kolom cairan didalam suatu

tabung

pengukuran suhu dengan mengukur tahanan listrik kawat platina (temometer

tahanan platina).

d. Metode perbandingan

Membandingkan besaran yang diukur dengan besaran sejenis yang telah diketahui

nilainya. Contoh:

mengukur tegangan dengan pontensio meter. Disini tegangan yang akan

diukur dibandingkan dengan tegangan sel standar

mengukur tahanan listrik dengan jembatan Wheatstone.

e. Metode subtitusi

Metode pengukuran dimana besaran yang diukur diganti oleh besaran yang

sejenis yang nilainya telah diketahui dan dipilih sedemikian rupa sehingga

menimbulkan efek yang sama terhadap penunjukkan alat ukur.

13

Page 14: Makalah pengukuran teknik

f. Metode deferensial

Metode dimana besaran yang diukur dibandingkan dengan besaran yang

sejenis yang telah diketahui yang nilainya hanya berbeda sedikit dengan yang

diukur adalah perbedaan itu. Contoh:

Pengukuran panjang dengan menggunakan komparator

Pengukuran distribusi suhu didalam ruangan yang suhunya hampir seragam

dengan memakai termokopel differinsial.

g. Metode nol

Metode pengukuran dimana nilai besaran yang diukur ditentukan dengan

menyetimbangkan, mengatur satu atau lebih besaran yang telah diketahui yang

dengan besaran ini mempunyai hubungan tertentu dan dalam keadaan setimbang

diketahui bentuknya. Contoh:

pengukuran impendansi dengan memakai rangkaian jembatan impendansi

pengukuran tegangan dengan memakai potensiometer.

1.3.4 Karakteristik alat ukur dan Proses Pengukuran

Proses pengukuran identik dengan proses produksi disuatu industri. Produk

proses pengukuran adalah berupa angka angka. Karakteristik yang menonjol dari‐

proses pengu kuran adalah pengukuran yang dilakukan berkalikali terhadap suatu

besaran yang konstan harganya menghasilkan yang tidak sama. Bagaimana

sempurnanya persyaratan metodenya dipenuhi selalu ada perbedaan pada hasilhasil

ukurnya. Angka mana yang dianggap benar ? Analisis statistik menyatakan bahwa nilai

yang benar akan didapat bila pengukuran dilakukan tak terhingga kali pada kondisi

yang sama Dan kita tidak akan punya waktu dan biaya untuk melakukan seperti

tersebut diatas. Karena itu harga yang benar tidak akan pernah diketahui,

kemungkinan hanya dapat angka pendekatan saja. yang berdasarkan harga rata rata‐

dari sejumlah pengamatnya. Akan tetapi harga rata rata saja tidak cukup, angka‐

tersebut harus disertai dengan keterangan yang menyatakan:

14

Page 15: Makalah pengukuran teknik

a. Rentang yang menyatakan berapa dekatnya nilai pendakatan tersebut terhadap

harga yang sebenarnya.

b. Jaminan atau tingkat keyakinan (Confidence Level) bahwa angka rata rata akan‐

diperoleh lagi jika kita melakukan beberapa kali terhadap besaran tersebut.

Contoh: Bila dari hasil penimbangan massa dituliskan sbb:

( 100 ± 2 ) kg pada “Confidence Level” = 95%

2. ALAT UKUR

2.1 Pengertian Alat Ukur (instrument)

Untuk melakukan kegiatan pengukuran, diperlukan suatu perangkat yang

dinamakan instrumen (alat ukur). Jadi instrumen adalah sesuatu yang digunakan

untuk membantu kerja indera untuk melakukan proses pengukuran. Misalnya pada

mobil, manometer (pressure gauge) pengukur tekanan udara dalam ban, termometer

( pengukur suhu mesin), speedometer (pengukur kecepatan) levelmeter (pengukur

bahan bakar pada tangki), pH meter (pengukur derajat keasaman dalam batere) dst.

Instrument atau alat ukur terdiri dari banyak jenis yang dapat juga

dikelompokkan melalui disiplin kerja atau besaran fisiknya. diantaranya:

alat ukur dimensi: mistar, jangka sorong, mikrometer, bilah sudut, balok ukur,

profile proyector, universal measurung machine dst.

alat ukur massa : timbangan,comparator elektronik,weight set dst

alat ukur mekanik; tachometer, torquemeter, stroboscope dll

alat ukur fisik : gelas ukur, densitometer, visosimeter, flowmeter

alat ukur listrik: voltmeter, amperemeter, jembatan Wheatstone

alat ukur suhu: termometer gelas, PRT

alat ukur optik: luxmeter,fotometer, spectrometer dan lain lain‐

2.3.1 Istilah‐istilah pada alat ukur

Rentang Ukur (Range) besarnya daerah pengukuran mutlak suatu alat ukur.

Sebuah jangka sorong mempunyai range 0 sd 150 mm

15

Page 16: Makalah pengukuran teknik

Dayabaca (sering disebut resolusi/atau resolution) jarak ukur antara dua garis

skala yang berdampingan pada alat ukur analog, atau perbedaan penunjukkan

terbaca dengan jelas pada alat ukur digital.

Span: besarnya kapasitas ukur suatu alat ukur, misal mikrometer luar mempunyai

span ukur 25 mm, artinya rentang ukur 0 – 25, 25 – 50, 50 – 75 …………….dst.

Kepekaan (sensitivity) perbandingan antara perubahan besarnya keluaran dan

masukkan pada suatu alat ukur setelah kesetimbangan tercapai.

Kemampuan ulang (repeatibility) kesamaan penunjukkan suatu alat ukur jika

digunakan untuk mengukur obyek yang sama, ditempat yang sama, serta dalam

waktu yang hampir tidak ada berselisih antara pengukuranpengukuran tersebut.

2.2 Bagian‐bagian dari alat ukur

Secara garis besar suatu alat dibagi menjadi 3 komponen utama yaitu :

Sensor atau peraba

Pengubah /pengolah sinyal atau tranduser

Penunjuk atau indikator/ display dan pencatat atau rekorder

1. Sensor bagian alat ukur yang merasakan adanya sinyal yang harus diukur atau

bagian yang berhubungan langsung dengan benda ukurnya. Ada dua jenis sensor,

yaitu kontak dan non kontak. Sensor kontak banyak digunakan pada prinsip alat

ukur mekanik dan elektrik, sedang sensor non kontak pada prinsip optik dan

pneumatik. Contoh sensor pada mikrometer adalah kedua permukaan ukur yang

menjepit benda ukur, pada dial indikator terletak pada ujung tangkai batang

ukurnya.

2. Tranduser berfungsi untuk memperkuat/memperjelas dengan mengubah sinyal

sinyal yang diterima dari sensor dan mengirim hasil ke penunjuk atau

indikator/rekorder maupun kontroler. Kemungkinan pada tranduser sinyal

dirubah dengan besaran lain, misalnya system mekanik menjadi elektrik

kemudian diubah kembali menjadi sistem mekanik Jadi prinsip kerja dari alat ukur

16

Page 17: Makalah pengukuran teknik

tergantung dari pengubahnya, yang dapat dibedakan menjadi beberapa prinsip

kerja, yaitu :

sistem mekanik

sistem elektrik

sistem optic

sistem pneumatic

sistem gabungan diantara tersebut diatas, diantaranya:

sistem optomekanik

sistem optoelektronik

sistem mekatronik dst

Contoh tranduser pada mikometer berupa sistem ulir presisi, pada dial indikator

berupa sistem rodagigi yang dapat mengubah dari gerakan linier menjadi gerakan

berputar pada indikatornya.

3. Penunjuk atau indikator bertugas untuk menayangkan data ukur yang berupa

garis garis skala pada mikrometer atau jarum yang bergerak melingkar dengan‐

menunjuk skala ukur yang melingkar juga. Rekorder dapat mencatat data ukur

dalam bentuk numerik atau grafik, sedangkan kontroler berfungsi untuk

mengendalikan besarnya nilai obyek yang diukur sesuai dengan nilai ukur yang

dikehendaki. Tidak semua alat ukur dilengkapi dengan rekorder dan atau

kontroler, namun untuk alat alat ukur yang modern yang dilengkapi dengan‐

pembacaan digital sering dilengkapi dengan pengolah data secara statistik (SPC –

statistic process control). Komponen pengolah data ini sangat membantu

khususnya bagi mereka yang bekerja dibagian pengendalian mutu produk yang

dibuat secara massa (mass product). Setiap dimensi dilakukan pengukuran

beberapa kali, langsung data data tersebut dapat diolah, sehingga operator dapat‐

memperoleh informasi tentang harga rata rata, simpangan baku dan parameter‐

statistik lainnya termasuk penayangan histogram, diagram x R dsb. ‐

17

Page 18: Makalah pengukuran teknik

2.3 Pengambilan data pengukuran

Pengambilan data adalah bagian dari proses pengukuran yang menuntut

ketelitian atau kesaksamaan yang tinggi, karena kegiatan ini selalu dibayangi oleh

kemungkinan sulitnya pengulangan proses pengukuran jika data yang sudah diperoleh

mengalami kekeliruan. Kesulitan pengambilan data ulang antara lain disebabkan oleh

sudah berlalunya obyek pangukuran ke pos pengerjaan berikutnya, sehingga

menyulitkan pelacakan, dan berubahnya karakteristik elemen pengukuran terhadap

waktu, misalnya perubahan suhu atau perubahan karakteristik alat ukur yang akan

mengakibatkan berubahnya nilai ukur. Oleh karena itu, proses pengambilan data

sebaiknya dilakukan hanya pada satu kesempatan sampai tuntas dan tanpa

kekeliruan.

2.4 Elemen Pengambilan data

Dalam proses pengambilan data terdapat lima elemen yang terlibat yaitu:

1. Obyek ukur

2. Standar ukur

3. Alat Ukur

4. Operator pengukuran

5. Lingkungan

Proses pengukuran tidak dapat berlangsung dengan baik bila salah satu dari

keempat elemen yang pertama tidak ada. Faktor lingkungan selalu hadir pada setiap

situasi. Kelima elemen perlu dipahami agar kesalahan yang ditimbulkan oleh setiap

elemen dapat dipelajari. Proses pengukuran dilakukan si operator dengan

membandingkan benda ukur (obyek) dengan alat ukur (standar) yang sudah diketahui

18

Page 19: Makalah pengukuran teknik

nilai ukurnya (kalibrasi) dengan sarana ruang dan alat bantu ukur yang memenuhi

persyaratannya.

1. Obyek ukur

Obyek ukur adalah komponen sistem pengukuran yang harus dicari

karakteristik dimensionalnya, misal panjang, jarak, diameter, sudut, kekasaran

permukaan dst, agar hasil ukurnya memberikan nilai yang aktual, maka sebelum

proses pengukuran dilakukan, obyek ukur harus dibersihkan dahulu dari debu,

minyak atau bahan lain yang menutup atau mengganggu permukaan yang akan

diukur.

2. Standar Ukur

Standar ukur adalah komponen sistem pengukuran yang dijadikan acuan

fisik pada proses pengukuran. Bagi pengukuran dimensional standar satuan

ukuran adalah standar panjang dan turunannya. Dalam proses pengukuran yang

baik menuntut standar ukur yang mempunyai akurasi yang memadai dan mampu

telusur ke standar nasional/ internasional.

3. Alat Ukur

Alat ukur adalah komponen sistem pengukuran yang berfungsi sebagai

sarana pembanding antara obyek ukur dan standar ukur, agar nilai obyek ukur

dapat ditentukan secara kuantitatif dalam satuan standarnya. Ciri ciri dari alat‐

ukur yang baik adalah yang memiliki kemampuan ulang yang ketat, kepekaan

yang tinggi, histerisis yang kecil dan linieritas yang memadai.

4. Operator pengukur

Operator pengukur adalah orang yang menjalankan tugas pengukuran

dimensional baik secara keseluruhan maupun bagian demi bagian. Tugas ini

terdiri dari pos pekerjaan, diantaranya:

19

Page 20: Makalah pengukuran teknik

Pemeriksaan obyek ukur (dan gambar kerja)

Pemilihan alat alat ukur (dan standar ukur)‐

Persiapan pengukuran (penjamin kebersihan, penyusunan sistem ukur,

Pemeliharaan kondisi lingkungan dan lain lain).‐

Perhitungan analisis kesalahan pengukuran (dan pembuatan interprestasi

ketidakpastian pengukuran)

Penyajian hasil pengukuran (dalam bentuk laporan pengukuran).

Seorang operator hendaknya dibekali dengan pengetahuan:

Kemampuan membaca gambar kerja

Pengetahuan tentang sistem toleransi

Kemampuan menjalankan alat/mesin ukur

Pengetahuan tentang statistika pengukuran dan teori ketidakpastian

5. Lingkungan

Proses pengukuran dapat dilakukan dimana saja: diruang terbuka maupun

diruang ysng terkondisi. Pada ruang terkondisi khususnya pengukuran

dimensional tentunya akan menjamin hasil ukur lebih akurat,dengan persyaratan

yang dipersyaratkan bagi sebuah ruang untuk keperluan pengukuran/kalibrasi

dimensional adalah sbb:

Suhu 20 ±1 0 C

Kelembaban relatif ± 50 %

2.5 Proses Pengukuran

Sebelum pengukuran dilakukan , secara administratif perlu dipersiapkan

petunjuk pemakaian alat ukur, dan grafik untuk mencatat hasil pengambilan data,

serta gambar tata letak dari sistem pengukuran. Alat ukur yang akan digunakan perlu

dilakukan pemeriksaan, yaitu uji visual, fungsional dan unjuk kerja.

20

Page 21: Makalah pengukuran teknik

Uji visual dimaksudkan untuk melihat kelengkapan alat ukur, dan cacat yang

dapat dilihat mata.

Uji fungsional untuk memeriksa tanggapan yang terjadi sebagai akibat input yang

diberikan dengan mengubah posisi setiap tombol.

Apabila semua fungsinya dapat bekerja alat ukur tersebut dapat digunakan

dengan catatan terdapat hasil uji unjuk kerja secara tertulis, yang berupa laporan

kalibrasi atau sertifikat kalibrasi.

Dilihat dari jumlahnya pengambilan data dapat dilakukan satu sampai beberapa

kali dimaksudkan untuk menjamin nilai kebenaran hasil ukur, data data harus diambil‐

lebih dari dua kali pada setiap posisi. Oleh karena itu pengambilan data yang

dilakukan secara berulang, sehingga dapat memiliki peluang yang lebih baik untuk

mendekati harga yang sebenarnya. Di pihak lain, jumlah obyek pendataannya sendiri

dapat hanya satu atau beberapa buah. Dengan demikian dapat terjadi kombinasi :

obyek tunggal – pengambilan data satu kali

obyek tunggal – pengambilan data berulang

obyek majemuk homogen – pengambilan data satu kali

obyek majemuk homogen – pengambilan data berulang

Dalam kasus obyek majemuk homogen baik pengambilan data satu kali maupun

berulang, dapat diperoleh proporsi status obyek. Namun untuk hasil yang lebih

akurat, lebih baik dipilih pengambilan data yang berulang. Karena cara ini akan

mengurangi kemungkinan adanya status obyek yang meragukan khususnya bagi

obyek yang berada pada nilai batas.

3. KALIBRASI (CALIBRATION)

3.1 Definisi

Kalibrasi bagian dari Metrologi kegiatan untuk menentukan kebenaran

konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur. Atau Kalibrasi adalah

memastikan hubungan antara harga‐harga yang ditunjukkan oleh suatu alat ukur atau

21

Page 22: Makalah pengukuran teknik

sistem pengukuran, atau harga‐harga yang diabadikan pada suatu bahan ukur dengan

harga yang “sebenarnya” dari besaran yang diukur.

3.2 Kalibrasi di industry

Menjamin ketertelusuran peralatan ukur yang digunakan dalam pengukuran dan

pengujian suatu produk industri. Atau menjamin suatu hasil pengukuran, maka alat

ukur dan bahan ukur yang digunakan dalam proses pengukuran harus dikalibrasi.

3.3 Kalibrasi alat ukur

Kalibrasi adalah kegiatan untuk mengetahui kebenaran konvensional nilai

penunjukkan suatu alat ukur. Kalibrasi dilakukan dengan cara membandingkan alat

ukur yang diperiksa terhadap standar ukur yang relevan dan diketahui lebih tinggi nilai

ukurnya. Selanjutnya untuk mengetahui nilai ukur standar yang dipakai, standarnya

juga harus dikalibrasi terhadap standar yang lebih tinggi akurasinya. Dengan demikian

setiap alat ukur dapat ditelusuri (traceable) tingkat akurasinya sampai ke tingkat

standar nasional dan atau standar internasional.

Dari proses kalibrasi dapat menentukan nilai nilai yang berkaitan dengan kinerja‐

alat ukur atau bahan acuan. Hal ini dicapai dengan pembandingkan langsung terhadap

suatu standar ukur atau bahan acuan yang bersertifikat. Output dari kalibrasi adalah

sertifikat kalibrasi dan label atau stiker yang disematkan pada alat yang sudah

dikalibrasi.

Tiga alasan penting, mengapa alat ukur perlu dikalibrasi

1. Memastikan bahwa penunjukan alat tersebut sesuai dengan hasil pengukuran lain

2. Menentukan akurasi penunjukan alat.

3. Mengetahui keandalan alat,yaitu alat ukur dapat dipercaya.

3.4. Manfaat kalibrasi

Dengan kalibrasi suatu alat ukur atau standar ukur, nilai ukurnya dapat

dipantau, sehingga tindakan yang tepat dapat segera diambil bila penyimpangan yang

terjadi sudah diluar batas toleransi yang diijinkan terhadap spesifikasi standarnya.

Penggunaan alat ukur yang masih baik berdasarkan hasil kalibrasi berguna:

22

Page 23: Makalah pengukuran teknik

untuk pengukuran yang baik langsung atau tidak langsung menyangkut

keselamatan.

hasil produk yang cacat atau menyimpang dapat dihindari/ditekan sekecil

mungkin

untuk menjamin bahwa hasil pengukuran yang dilakukan dapat tertelusur ke

standar nasional/internasional.

Untuk menarik manfaat tersebut diatas, semua jenis alat ukur semua besaran perlu

dikalibrasi.

3.5. Interval Kalibrasi dan Sertifikasi

Alat ukur yang dikelola berdasarkan metrologi legal, interval kalibrasi (tera)

ditetapkan secara periodik berdasarkan oleh peraturan perundang undangan (UUML)‐

yang berlaku di Direktorat Metrologi (Deperindag). Untuk alat ukur yang dikelola

berdasarkan metrologi teknis, interval kalibrasi tergantung pada tingkat akurasi, lokasi

penyimpanan dan frekuensi pemakaian. Kalibrasi harus lebih sering dilakukan untuk

alat ukur yang :

tingkat akurasinya lebih rendah

lokasi pemakaian/penyimpanan yang mengakibatkan kondisi alat ukur makin

cepat memburuk.

lebih tinggi frekuensi pemakaiannya.

Setelah proses kalibrasi selesai dilakukan, Sertifikat atau laporan kalibrsi diterbitkan.

3.6. Persiapan kalibrasi

Dalam suatu proses kalibrasi, terdapat enam unsur yang terlibat yaitu:

1. Obyek kalibrasi yang berupa alat ukur

2. Standar ukur

3. Sistem kalibrasi (kalibrator)

23

Page 24: Makalah pengukuran teknik

4. Standar documenter

5. Operator kalibrasi

6. Lingkungan yang terkondisi (ruang ukur)

3.7. Ketertelusuran (traceability)

Kemampuan telusur (traceability) sangat erat kaitannya dengan kegiatan

kalibrasi, yaitu sifat dari alat ukur dan bahan ukur yang dapat menghubungkan ke

standar yang lebih tinggi sampai ke standar nasional dan atau internasional yang

dapat diterima sebagai system pengukuran melalui suatu mata rantai tertentu. Secara

umum semua bahan ukur, alat ukur harus tertelusur ke standar yang lebih tinggi

akurasinya, standar standar yang dipakai sebagi acuan adalah sbb: ‐

Standar Kerja (Working Standard) – merupakan pembanding dari alat-alat ukur

industri berada di Lab.Kalibrasi industri industri‐

Standar Acuan (Reference Standard) – merupakan pembanding dari standar‐

standar kerja dan berada di Pusat pusat Kalibrasi yang terakreditasi (KAN)‐

Standar Nasional (National Standard) – merupakan pembanding dari pusat pusat‐

kalibrasi (JNK). Standar tersebut berada di Puslit KIM LIPI, Serpong.‐

Standar Internasional (International Standard) – merupakan pembanding dari

Institusi Metrologi Nasional (NMI) di masing masing negara yang dikordinasikan‐

secara regional yang berpusat di BIPM, International Intercomparation

3.8. Prosedur Acuan

Prosedur acuan dapat diartikan sebagai prosedur untuk melakukan pengujian,

pengukuran dan analisis yang ditelaah dengan teliti dan dikontrol dengan ketat.

Tujuannya adalah untuk mengkaji prosedur lain untuk pekerjaan yang serupa atau

untuk menentukan sifat sifat bahan acuan (termasuk obyek acuan) atau untuk‐

menentukan suatu nilai acuan. Ketidakpastian dalam hasil kerja suatu prosedur acuan

24

Page 25: Makalah pengukuran teknik

harus diperkirakan dengan memadai dan sesuai untuk penggunaan yang

dimaksudkan. Prosedur acuan dapat digunakan:

1. Memvalidasi pengukuran lain atau prosedur pengujian lain yang digunakan untuk

pekerjaan yang serupa, dan mementukan ketidakpasyiannya.

2. Menentukan nilai acuan sifat sifat dari suatu bahan yang dapat disusun dalam‐

buku panduan atau pangkalan data.atau nilai acuan yang terkandung dalam

bahan acuan atau obyek acuan.

3.9. Standardisasi (Standardisation)

Jaminan untuk kelancaran kerja bagi semua pihak dalam menyatukan

pengertian teknik antar negara yang mempunyai kepentingan bersama. Khususnya

sebagai dasar yang tepat bagi pembuatan komponen dengan sifat mampu tukar

(interchangability).

Dokument standar seperti ISO / IEC bertujuan :

1. Memudahkan perdagangan internasional

2. Memudahkan komunikasi teknis

3. Memberikan petunjuk petunjuk praktis pada persoalan khusus dalam bidang‐

teknologi bagi negara berkembang.

4. INSTRUMENTASI PROSES

4.1 Fungsi instrument

Mengurangi kesalahan manusia

Mempertinggi kualitas hasil

Menurunkan biaya produksi

Cepat dan efisien

25

Page 26: Makalah pengukuran teknik

4.2 Jenis instrument

a. Instrument Ukur

Untuk mengetahui harga (nilai) dari besaran fisik yang diukur dari suatu

proses sedang berjalan. Pengukuran bisa dilakukan secara langsung (panjang,

berat) atau melalui fisis lain seperti pengukuran temperatur dengan thermokopel,

air raksa. Alat ukur bisa berupa alat penunjuk (indicator) transmitter (untuk

disalurkan) atau rekorder (alat pencatat).

b. Instrument pengendali (kontrol)

Untuk mengatur suatu proses sehingga nilai sesuai dengan yang dikehendaki.

Pengendalian kontinyu – feedback control

Pengendalian berurutan – sequencial control

Untuk mengatur urutan dengan waktu tertentu suatu pelaksanaan pekerjaan

(proses) sesuai dengan yang diiginkan.

4.3 Perkembangan Instrument Pengendali (Kontrol)

1. Kontrol Analog

Lokal control

Central kontrol (Kontrol Room)

Satu alat untuk satu pengendali

Butuh alat banyak

Personil banyak

Informasi terbatas.

2. Supervisori Kontrol

Kontrol analog masih digunakan sebagai kontrol utama

Komputer sebagai supervisi dan melakukan akuisisi data (mengambil,

menyiapan, dan menampilkan data)

26

Page 27: Makalah pengukuran teknik

Informasi lebih cepat, akurat dan variatif

Monitoring dapat diterapkan

3. Direct Digital Control (DDC)

Pengukuran dan pengendalian proses dilakukan langsung oleh komputer.

Bisa menanganni banyak loop pengendalian, 1000 loop 2000 loop.‐

Resiko tinggi, semua tergantung kepada alat.

Untuk keamanan pakai back up (redundant komputer)

Sistem stabil tidak ada driff untuk nialai parameter dan set point

Masalah rumit dapat diaplikasikan.

4. DDC terpusat

Komputer terlalu sibuk

Instalasi komplek, banyak saluran kabel

Resiko masih tinggi

Untuk lop banyak, real time menjadi lambat

5. Distributed Control System (DCS)

Mempertahankan keunggulan dan menghilangkan kelemahan system kontrol

terpusat. Mudah dikembangkan (exspand) karena moduler Capability lebih baik

Waktu proses lebih cepat Instalasi cost rendah, wiring sedikit, diganti system

komunikasi Maitein ability bagus, jenis modul sedikit, suku cadang terdiri dari :

Local Control Unit (LCU) atau Field Control Unit (FCU)

Master Control – berfungsi sebagai supervisi.

6. Jenis Lain.

Telemetri – Mengukur Jarak jauh

Telecontrol Mengontrol jarak jauh.‐

SCADA – Supervisory Control and Data Accuisision – RTU – Master.

5. PENGUJIAN

27

Page 28: Makalah pengukuran teknik

Pengujian adalah suatu kegiatan untuk menentukan sifat‐sifat suatu produk, proses

atau jasa, menurut suatu prosedur, metodologi atau persyaratan tertentu.

Pengujian suatu produk peralatan bertujuan untuk mengetahui kondisi peralatan

tersebut cukup baik dan sesuai dengan spesifikasi peralatan yang diminta oleh konsumen

pada saat dikirim oleh produsen pada saat dikirim oleh produsen/kontraktor. Pengujian

biasanya dilakukan pada awal penggunaan peralatan tersebut

Secara umum pengujian suatu produk dapat dibagi menjadi 3 jenis pengujian, yaitu:

Pengujian keandalan (Reliability Test)

Pengujian keamanan (Safety Test)

Pengujian Fungsi ( Fungtion Test)

Pengujian keandalan adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui unjuk kerja

dari sebuah peralatan dalam waktu yang lama. Pengujian keamanan adalah pengujian yang

dilakukan untuk mengetahui bahwa sebuah peralatan cukup aman digunakan bagi

penggunanya dan juga aman bagi peralatan itu sendiri pada tempat dia digunakan.

5.1 Pengujian Fungsi

Pengujian fungsi adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kerja/fungsi

dari sebuah peralatan sesuai dengan spesifikasinya. Menurut jenis/item uji, pengujian

secara garis besar dibagi menjadi 3 bagian besar:

1. Efek lingkungan ( Enviromental effect)

Pengujian yang dilakukan pada sebuah peralatan dengan

mengkondisikan/mensimulasikan kondisi ruang uji seperti kondisi dimana

peralatan tersebut akan digunakan. Bagian uji efek lingkungan ini antara lain:

Efek temperature

Efek kelembaban

28

Page 29: Makalah pengukuran teknik

Efek tekanan

2. Efek dinamik (Dynamic effect)

Pengujian yang dilakukan pada sebuah peralatan dengan mensimulasikan

kondisi dinamik yang akan dirasakan oleh peralatan tersebut pada saat/atau

sebelum peralatan tersebut digunakan. . Bagian dari uji dinamik antara lain:

Efek getaran (vibrasi)

Efek jatuhan

Efek denyut (shock)

Efek bump

3. Efek kelistrikan (Electricity Effect)

Pengujian yang dilakukan pada sebuah peralatan dengan mensimulasikan

kondisi efek kelistrikan yang dirasakan oleh peralatan tersebut pada saat

digunakan. Bagian dari uji efek kelistrikan antara lain:

Arus denyut

Variabel voltage

On Off‐

Kebocoran arus (Current Leakage)

Efek elektro magnit (Electromagnetic Compatibility)

5.2 Kriteria Alat Uji

Persyaratan alat uji dan alat Bantu uji:

Handal: Alat uji harus dapat dioperasikan dalam waktu yang cukup lama secara

terus menerus tanpa mengalami gangguan dan penurunan kemampuan. Apabila

peralatan uji dikendalikan dengan menggunakan sistem kontrol, maka alat uji

29

Page 30: Makalah pengukuran teknik

tersebut harus mempunyai karakteristik yang baik walaupun dioperasikan dalam

waktu yang cukup lama.

Akurat: penujukkan alat uji harus tepat dan mempunyai kesalahan pembacaan

yang relatif kecil. Akurasi peralatan uji mutlak diperlukan untuk pengukuran point

to point ( melakukan peralatan pada titik titik ukur tertentu) maupun untuk‐

pengukuran terkontrol dan siklus tertentu dengan slope yang dipersyaratkan

(melakukan pengukuran secara kontinyu yang biasanya berupa grafik dengan

karakteristik tertentu). Pembenaran penunjukkan hasil ukur alat uji dapat

diketahuidengan melihat hasil kalibrasi alat uji tersebut. Besarnya kesalahan hasil

ukur alat uji akan menentukan klasifikasi dari alat uji.

Mampu Telusur: Semua peralatan ukur dan uji yan mempengaruhi ketelitian atau

keabsahan pengujian harus dikalibrasi dan/atau dilakukan verifikasi dan keabsahan

peralatan harus didesain dan dilaksanakan sebagai mana mestinya sehingga

menjamin pengukuran yang dilakukan oleh laboratorium kalibrasi yang dapat

ditelusuri ke standar nasional. Atau mengikuti progran uji banding antara

laboratorium atau program uji profesiensi yang sesuai. Standar pembanding

pengukuran yang memiliki laboratorium harus dipakai untuk kalibrasi saja, kecuali

jika dapat dibuktikan bahwa standar pembanding pengukuran wajib dikalibrasi

ulang dan dilakukan oleh instansi yang berwewenang.

30