Makalah Pengolahan Limbah "OPEN DUMPING"

24
MAKALAH PENGOLAHAN LIMBAH OPEN DUMPING Disusun oleh : Gita Hanipah 062110041 Muthia Septiani 062110048 Riska Amelia Candra 062110054 Vany Dwi Cahya 062110052 PROGRAM STUDI KIMIA

description

Menjelaskan metode pengelolaan limbah padat yang terdiri dari open dumping , controlled field dan sanitary field .

Transcript of Makalah Pengolahan Limbah "OPEN DUMPING"

Page 1: Makalah Pengolahan Limbah "OPEN DUMPING"

MAKALAH PENGOLAHAN LIMBAH

OPEN DUMPING

Disusun oleh :

Gita Hanipah 062110041

Muthia Septiani 062110048

Riska Amelia Candra 062110054

Vany Dwi Cahya 062110052

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR

2013

Page 2: Makalah Pengolahan Limbah "OPEN DUMPING"

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat-Nya, sehingga makalah pengolahan limbah ini selesai tepat

waktu. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah

membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Pengolahan limbah merupakan mata kuliah pilihan yang wajib diikuti oleh

mahasiswa Universitas Pakuan Bogor Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam program studi kimia semester VII (tujuh). Makalah pengolahan limbah disusun

untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah pengolahan limbah.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari

sempurna. Saran dan kritik yang membangun untuk penyusunan makalah di masa

datang sangat penyusun harapkan. Demikian penyusun berharap semoga makalah ini

dapat bermanfaat.

Bogor, Desember 2013

Penyusun

Page 3: Makalah Pengolahan Limbah "OPEN DUMPING"

BAB I

PENDAHULUAN

Pada dasarnya pola pembuangan sampah yang dilakukan dengan sistem tempat

pembuangan akhir (TPA) yang beroperasi saat ini sudah tidak relevan lagi dengan

pertambahan penduduk yang pesat, dan lahan kota yang semakin sempit. Pembuangan

yang dilakukan dengan pembuangan sampah terbuka dan di tempat terbuka juga berakibat

meningkatnya intensitas pencemaran. Selain itu yang paling dirugikan dan selama ini

tidak dirasakan oleh masyarakat adalah telah dikeluarkannya miliaran rupiah untuk

mengelola TPA (Tiwow, et. al., 2003).

Sistem open dumping adalah suatu sistem pengelolaan sampah tanpa

memperhatikan aspek kesehatan lingkungan dimana sampah dibiarkan terbuka dan

menumpuk pada suatu lokasi pembuangan akhir (Damanhuri, 1995). Sistem open

dumping merupakan sistem pembuangan sampah yang tertua dan paling sederhana

yang sering dipakai di Negara berkembang. Metode ini pada prinsipnya hanya

membuang sampah dan menumpuk begitu saja tanpa ada penutupan. Metode

penumpukan ini menimbulkan banyak masalah pencemaran diantaranya bau,

kotor,mencemari air, dan sumber penyakit karena dapat menjadi tempat

berkembangnya vektor penyakit seperti lalat dan tikus. Cara pembuangan yang umum

dilakukan di Indonesia dan dilakukan secara sederhana dimana sampah dihamparkan

di suatu tempat terbuka tanpa penutupan dan pengelolaan. Cara ini tidak dianjurkan

Karena memiliki dampak negative yang tinggi terhadap kesehatan lingkungan.

Peningkatan volume sampah menyebabkan kebutuhan lahan penimbunan

di TPA semakin meningkat. Cukup sulit memperoleh lahan yang luas dan

memenuhi syarat-syarat untuk TPA di kota, sehingga TPA terpaksa ditempatkan

di pinggiran kota atau bahkan di luar kota. Hal tersebut mengakibatkan jarak TPS

yang umumnya dekat dengan sumber timbunan terhadap TPA cukup jauh waktu

tempuhnya (time trip) dan biaya transportasi yang dibutuhkan lebih besar akibat

Page 4: Makalah Pengolahan Limbah "OPEN DUMPING"

jauhnya jarak tersebut (Wiranegara, 2002). Cara penyelesaian yang ideal dalam

penanganan sampah di perkotaan adalah dengan pengelolaan sampah terpadu.

Seperti yang tercantum dalam Undang-undang RI Nomor 18 tahun 2008

tentang Pengelolaan Sampah bahwa sampah telah menjadi permasalahan nasional

sehingga pengelolaannya perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari

hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat dan

aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat.

Page 5: Makalah Pengolahan Limbah "OPEN DUMPING"

BAB II

ISI

1. Sampah

A. Definisi sampah

Sampah adalah semua zat/benda yang sudah tidak terpakai lagi baik beasal dari

rumah tangga maupun sisa-sisa proses industri(Entjang,1997). Sampah menurut

Soekidjo (2007), sampah ialah suatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai

lagi oleh manusia atau benda-benda padat yang sudah tidak digunakan lagi dalam

suatu kegiatan manusia dan dibuang.

B. Sumber-sumber sampah

1) Sampah yang berasal dari pemukiman (Domestic Waste)

Sampah ini terdiri dari bahan-bahan padat sebagai hasil kegiatan rumah tangga

yang sudah dipakai dan dibuang seperti: sisa-sisa makanan baik yang sudah

dimasak atau yang belum, bekas pembungkus berupa

kertas,plastik,daun,pakaian-pakaian bekas, perabot rumah tangga,daun-daun

dari kebun atau taman.

2) Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum

Sampah ini berasal dari tempat-tempat umum, seperti: pasar, tempat-tempat

hiburan, terminal bus,stasiun kereta api dan sebagainya.

3) Sampah yang berasal dari perkantoran

Sampah yang berasal dari perkantoran, pendidikan, perdagangan ,departemen,

perusahaan, dan sebagainya. Umumnya sampah ini bersifat kering dan mudah

terbakar (rubbish)

4) Sampah yang berasal dari jalan raya

Sampah ini berasal dari pembersih jalan, yang umumnya terdiri dari kertas-

kertas,debu,batu-batuan,pasir, sobekan dan,daun-daunan, plastik dan

sebagainya.

Page 6: Makalah Pengolahan Limbah "OPEN DUMPING"

5) Sampah yang berasal dari industri

Sampah ini berasal dari kawasan industri, termasuk sampah yang berasal dari

pembangunan industri dan sampah yang berasal dari proses produksi, misalnya:

sampah-sampah pengepakan barang, logam, plastik, kayu, potongan tekstil,

kaleng dan sebagainya.

6) Sampah yang berasal dari pertanian/perkebunan

Sampah ini berasal dari perkebunan atau pertanian, misalnya:jerami,sisa sayur-

sayuran,batang padi,batang jagung, ranting kayu yang patah dan sebagainya.

7) Sampah yang berasal dari pertambangan

Sampah ini berasal dari daerah pertambangan atau sejenisnya tergantung dari

jenis usaha pertambangan itu sendri, misalnya: batu-batuan,tanah,pasir,sisa-sisa

pembakaran dan sebagainya

8) Sampah yang berasal dari perternakan dan perikanan

Sampah yang berasal dari perternakan dan perikanan ini berupa: kotoran-

kotoran ternak,sisa-sisa makanan,bangkai binatang,dan sebagainya.

Menurut perkiraan volume produksi sampah yang dihasilkan per orang untuk

daerah di Indonesia rata-rata sekitar 0,5 kg/kapita/hari dengan komposisi sampah

sebagai berikut(Sudrajat,2006):

a. Sampah Organik:75-95%

b. Kertas:6%

c. Kayu:3%

d. Plastic :2%

e. Gelas:1%

f. Lain-lain:4%

g. Kadar air:65-75%

Jumlah produksi sampah pada suatu daerah bergantung pada beberapa faktor

antara lain, sebagai berikut:

a. Jumlah,kepadatan serta aktivitas penduduknya

b. System pengumpulan dan pembuangan sampah yang digunakan

Page 7: Makalah Pengolahan Limbah "OPEN DUMPING"

c. Pengambilan bahan-bahan yang ada pada sampah untuk dipakai kembali

d. Geografi

e. Waktu

f. Sosial ekonomi

g. Musim/iklim

h. Kebiasaan masyarakat

i. Teknologi

j. Sumber sampah

2. Pengelolaan sampah

Untuk mengurangi dampak yang dapat ditimbulkan oleh sampah, maka

diperlukan suatu pengelolaan sampah yang cukup baik. Dalam ilmu kesehatan

lingkungan,pengelolaan sampah yang baik meliputi tiga hal pokok,yaitu

(Azrul,1990):

A. Penyimpanan sampah(refuse storage)

Yaitu tempat sampah sementara sebelum sampah itu dikumpulkan kemudian

diangkat dan dibuang. Dalam hal ini penyimpanan sampah sebaiknya disediakan

tempat sampah yang berbeda berdasarkan jenis sampah, misalnya pemisahan sampah

organik dan non-organik.

Adapun tempat sampah yang dipakai syaratnya adalah:

Konstruksinya kuat dan tidak bocor

Mempunyai tutup sehingga dapat mencegah bau yang ditimbulkan dan

menghindari lalat.

B. Pengumpulan sampah(refuse collection)

Merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan sampah dari tempat

penyimpanan sampah sebelum diangkut dan dibuang.

Syarat tempat pengumpulan sampah adalah:

- Dibangun diatas pemukiman setinggi kendaraan pengangkut sampah

Page 8: Makalah Pengolahan Limbah "OPEN DUMPING"

- Terdapat lubang ventilasi bertutup kawat kasa untuk mencegah masuknya lalat

- Tidak menjadi sarang lalat dan tikus

- Tempat tersebut mudah tercapai, baik oleh masyarakat pemakai ataupun oleh

kendaraan pengakut sampah

C. Pembuangan sampah(refuse disposal)

Pembuangan sampah merupakan proses terakhir dalam pengelolaan sampah

dimana kedalamannya termasuk pengangkutan sampah dan sekaligus pula

pemusnahan sampah. Pembuangan sampah dilakukan pada tempat pembuangan

akhir(TPA) yang biasanya ditempatkan di daerah tertentu sehingga tidak

mengganggu kesehatan manusia. Adapun syarat tempat pembuangan akhir sampah

adalah:

- TPA dibangun tidak dekat dengan sumber air bersih

- Tidak dibangun pada daerah yang sering terkena banjir

- Terletak jauh dari pemukiman penduduk

- Diupayakan jalan menuju TPA dibuat jalur sendiri

- TPA sebaiknya dialokasikan mengarah ke hilir, tetapi tidak terlalu dekat dengan

pantai untuk menghindari pencemaran perairan dimana jarak minimal ke pantai

adalah 10 km.

Pengelolaan sampah yang baik dan layak bukan saja dapat meningkatkan

kebersihan maupun estetika lingkungan, akan tetapi juga dapat meniadakan atau

menghambat berkembang biaknya vektor berbagai penyakit menular yang dapat

merugikan kesehatan masyarakat. Hal tersebut dikarenakan sampah dapat merugikan

kesehatan masyarakat. Hal tersebut dikarenakan sampah dapat sebagai sumber

makanan, sarang/tempat tinggal serta sebagai media yang baik untuk perkembangan

kehidupan makhluk seperti kehidupan serangga, tikus, lalat, nyamuk, dan kehidupan

organisme lainnya yang bertindak sebagai vektor penyakit.

Page 9: Makalah Pengolahan Limbah "OPEN DUMPING"

Penyakit yang dapat ditimbulkan oleh karena cara-cara penanganan sampah

yang tidak baik adalah penyakit disentri, thypus, diare, kolera dan berbagai penyakit

lain.

Metode pembuangan akhir, terbagi menjadi:

1) Metode Open dumping

2) Metode Controlled Landfill (Lahan Urug Terkendali)

3) Metode Sanitary Landfill

3. Metode Open dumping (Lahan Urug Terbuka)

Open dumping sistem adalah sistem pembuangan sampah terbuka di TPA

yang hanya dibiarkan menggunung tanpa ada upaya pengolahan lebih lanjut. Pada

tahap ini sampah dikumpulkan dan ditimbun bagitu saja dalam lubang yang dibuat

pada suatu lahan. Open dumping sangat potensial dalam mencemari lingkungan, baik

itu dari pencemaran air tanah oleh Leachate (air sampah yang dapat menyerap

kedalam tanah), lalat, bau serta binatang seperti tikus, kecoa, nyamuk dll. Selain

menimbulkan bau yang tidak sedap dan memicu munculnya banyak penyakit, gas

metana yang dihasilkan dari pembusukan sampah di TPA juga membantu perusakan

ozon 21 kali lipat dari pada gas karbon dioksida(CO2). Sistem pembuangan sampah

terbuka inilah yang masih banyak diterapkan di Indonesia, padahal open dumping

merupakan sistem yang sudah sangat tidak sesuai dengan perkembangan teknologi

seperti sekarang ini. Seiring bertambahnya volume sampah yang dihasilkan warga

setiap harinya, sistem ini semakin dirasakan sangat tidak efektif.

Page 10: Makalah Pengolahan Limbah "OPEN DUMPING"

Dampak bagi lingkungan

1. Lindi merupakan limbah cair yang berasal dari sampah basah atau sampah

organik yang terkena air hujan. Jika lindi tersebut tidak ditata dengan baik,

maka dapat menyebar ke dalam tanah dan masuk ke aquifer air tanah yang

dapat menyebabkan pencemaran air tanah

2. Penyumbatan badan air.

3. Cairan yang dihasilkan akibat proses penguraian (leachate) dapat mencemari

sumber air.

4. Lahan yang luas akan tertutup oleh sampah dan tidak dapat digunakan untuk

tujuan lain.

5. Gas yang dihasilkan dalam proses penguraian akan terperangkap di dalam

tumpukan sampah dapat menimbulkan ledakan jika mencapai kadar dan

tekanan tertentu.

6. Sungai dan pipa air minum mungkin teracuni karena bereaksi dengan zat-zat

atau polutan sampah.

Dampak bagi manusia

1. Lindi mengandung zat-zat berbahaya bagi tubuh seperti adanya kandungan

Hg, H2S, tergantung jenis sampah yang dibuang di TPA tersebut.

2. Merupakan sumber dan tempat perkembangbiakan organisme penyebar

penyakit.

Tabel Perbandingan Skema Lahan Urug (Damanhuri, 2004)

Skema Lahan Urug Kelebihan KekuranganOpen Dumping Teknis pelaksanaan

mudah. Personil lapangan relatif

sedikit. Biaya operasi dan

perawatan yang relatif rendah.

Terjadi pencemaran udara oleh gas, bau dan debu.

Pencemaran air tanah oleh air lindi.

Resiko kebakaran cukup besar

Mendorong tumbuhnya sarang vektor penyakit (tikus, lalat, nyamuk).

Mengurangi estetika

Page 11: Makalah Pengolahan Limbah "OPEN DUMPING"

lingkungan. Lahan tidak dapat digunakan

kembali.Controlled landfill Dampak negatif  terhadap

lingkungan dapat diperkecil.

Lahan dapat digunakan kembali setelah dipakai.

Estetika lingkungan cukup baik.

Operasi lapangan relatif lebih sulit.

Biaya operasi dan perawatan cukup besar.

Memerlukan personalia lapangan yang cukup terlatih.

Sanitary Landfill Timbulan gas metan dan air lindi terkontrol dengan baik sehingga tidak mencemari

Timbulan gas metan dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi.

Setelah selesai pemakaiannya, area lahan urug dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti areal parkir, lapangan golf, dan kebutuhan lain.

Aplikasi sistem pelapisan dasar (liner) yang rumit.

Aplikasi tanah penutup harian yang mahal.

Aplikasi sistem lapisan penutup  akhir.

Biaya aplikasi pipa penyalur gas metan dan instalasi pengkonversian gas metan menjadi sumber energi.

Biaya aplikasi pipa-pipa pengumpul dan penyalur air lindi (leachate) dan intalasi pengolah air lindi.

4. Metode Conctrolled landfill

Sistem pengolahan sampah controlled landfill ini merupakan kombinasi

antara sistem open dumping dan sistem sanitary landfill, tetapi dalam metode

controlled landfill penerapannya lebih mendekati sanitary landfill

(Mogopiyaibonews,2008). Controlled landfill atau lahan urug terkendali

diperkenalkan oleh Departemen Pekerjaan Umum pada awal tahun 1990-an

merupakan perbaikan atau peningkatan dari cara open dumping tetapi belum sebaik

sanitary landfill. Pada skema ini pelapis dasar berupa lapisan geomembran. Aplikasi

tanah penutup harian dilakukan setiap 5-7 hari. Setelah masa lahan abis, dilakukan

penutupan akhir(Sari,2009).

Page 12: Makalah Pengolahan Limbah "OPEN DUMPING"

Pengawasan sampah dari aspek kesehatan lingkungan dilakukan untuk

memantau dampak pembuangan sampah terhadap kemerosotan mutu lingkungan

pemukiman yang mungkin terjadi dan dapat menimbulkan gangguan atau bahaya

terhadap kesehatan masyarakat,antara lain:

Pencemaran lingkungan oleh adanya sampah

Meningkatnya tingkat kepadatan vektior penyakit dan binatang penggu yang

berkembang biak disampah

5. Metode Sanitary landfill

Sanitary landfill adalah metode yang lebih modern dibandingkan dengan

metode open dumping. Sampah dikumpulkan dan ditimbun dilahan yang sebelumnya

telah dilapisi oleh plastik kemudian ditambahkan tanah lempung lalu sampah

dimasukan kemudian dipadatkan dan yang terakhir adalah pada permukaan atas

sampah ditaburi tanah tiap harinya.  Dengan menggunakan sistem ini, leachate (air

lindi atau air limbah sampah) yang dihasilkan dapat tertangani dengan baik dengan

menggunakan mikroorganisme dalam proses pengolahannya sehingga tidak

mencemari lingkungan. Selain itu, gas metana yang dihasilkan juga dapat diolah

sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar yang pastinya bernilai

ekonomis. Pada metode ini ada beberapa kelebihannya yaitu sampah tidak merembes

ketanah karena sudah diberi alas palstik dan lapisan tanah yang diberikan tiap hari itu

dapat mencegah menyebarkanya gas metan ke udara.

Sanitary landfill juga merupakan lahan urug yang telah memperhatikan aspek

sanitari lingkungan. Sampah diletakkan pada lokasi cekung, kemudian sampah

dihamparkan hingga lalu dipadatkan untuk kemudian dilapisi dengan tanah penutup

harian setiap akhir operasi dan dipadatkan kembali setebal 10%-15% dari ketebalan

lapisan sampah untuk mencegah berkembangnya vektor penyakit,penyebaran debu,

dan sampah ringan yang dapat mencemari lingkungan sekitarnya. Lalu pada bagian

atas timbunan tanah penutup harian tersebut dapat dihamparkan lagi sampah yang

kemudian ditimbun lagi dengan tanah penutup harian. Kemudian demikian seterusnya

hingga terbentuk lapisan-lapisan sampah dan tanah. Bagian dasar konstruksi sanitary

Page 13: Makalah Pengolahan Limbah "OPEN DUMPING"

landfill dibuat lapisan kedap air, yang dilengkapi dengan pipa pengumpul dan

penyalur air lindi yang terbentuk dari proses penguraian sampah organik. Terdapat

juga penyalur gas untuk mengolah gas metan yang dihasilkan dari proses degradasi

limbah organik. Metode ini merupakan cara yang ideal namun memerlukan biaya

investasi dan operasional yang tinggi(Rahmasari,2009).

Gambar 2. Sanitary landfill

Perbedaan pengolahan sampah dengan sistem Controlled landfill dan sanitary

landfill terletak pada intensitas penimbunan sampahnya dengan tanah. Jika pada

sanitary landfill penimbunan sampah dengan tanah setiap hari, penimbunan sampah

dengan tanah dilakukan hanya ketika telah mencapai periode tertentu pada sistem

controlled landfill. Masih minimnya anggaran yang tersedia menjadikan conctrolled

landfill sebagai pilihan sementara yang diambil oleh beberapa kota atau kabupaten di

Indonesia saat ini. Namun begitu, langkah ini tentunya jauh lebih efektif

menanggulangi masalah yang diakibatkan oleh timbunan sampah yang menumpuk di

TPA dengan sistem open dumping seperti dulu.

Page 14: Makalah Pengolahan Limbah "OPEN DUMPING"

BAB III

SIMPULAN

Sampah yang dihasilkan oleh manusia sangat banyak sekali sehingga bila

tidak ditangani dengan serius akan menimbulkan banyak masalah. Ada 2 metode

yang digunakan untuk menangani smapah yaitu.

1. Open dumping yaitu metode penimbunan terbuka dan sering disebut metode kuno.

Pada tahap ini sampah dikumpulkan dan ditimbun bagitu saja dalam lubang yang

dibuat pada suatu lahan, bisanya di TPA. (Open dumping sangat potensial dalam

mencemari lingkungan, baik itu dari pencemaran air tanah oleh Leachate (air

sampah yang dapat menyerap kedalam tanah), lalat, bau serta binatang seperti

tikus, kecoa, nyamuk dll.)

2. Sanitary landfill adalah metode yang lebih modern dibandingkan dengan metode

open dumping. Sampah dikumpulkan dan ditimbun dilahan yang sebelumnya telah

dilapisi oleh plastik kemudian ditambahkan tanah lempung lalu sampah dimasukan

kemudian dipadatkan dan yang terakhir adalalah pada permukaan atas sampah

ditaburi tanah tiap harinya. (Pada metode ini ada beberapa kelebihannya yaitu

sampah tidak merembes ke tanah karena sudah diberi alas plastik dan lapisan tanah

yang diberikan tiap hari itu dapat mencegah menyebarkanya gas metan ke udara.)

Page 15: Makalah Pengolahan Limbah "OPEN DUMPING"

DAFTAR PUSTAKA

Puti Srikomala.2008.Pengaruh Sistem Open dumping Di Lokasi Pembuangan Akhir

(Lpa) Terhadap Kandungan Logam Berat Pada Air Tanah Dangkal Di Sekitarnya.

Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Andalas

http://www.antaranews.com/berita/361662/karawang-tinggalkan-pengolahan-sampah-open- dumping ( Selasa, 03 Desember 2013 ; 12:15 WIB)

http://rahmasari.wordpress.com/2009/03/07/metode-pembuangan-akhir-sampah/ ( Selasa, 03 Desember 2013 ; 12:35 WIB)