makalah pengembangan pantai watu ulo

24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah. Usaha memperbesar pendapatan asli daerah, maka program pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan potensi pariwisata daerah diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi. Secara luas pariwisata dipandang sebagai kegiatan yang mempunyai multidimensi dari rangkaian suatu proses pembangunan. Pembangunan sektor pariwisata menyangkut aspek sosial budaya, ekonomi dan politik (Spillane, 1994 : 14). Hal tersebut sejalan dengan yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan yang menyatakan bahwa penyelenggaraan kepariwisataan ditujukan untuk meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperkenalkan dan mendaya gunakan obyek dan daya tarik wisata di Indonesia serta memupuk rasa cinta tanah air dan mempererat persahabatan antar bangsa. Perkembangan pariwisata juga mendorong dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Kegiatan pariwisata menciptakan permintaan, baik konsumsi maupun investasi yang pada gilirannya akan menimbulkan kegiatan produksi barang dan jasa. Selama berwisata, wisatawan akan melakukan belanja, sehingga 1 Geografi Pengembangan Wilayah

Transcript of makalah pengembangan pantai watu ulo

Page 1: makalah pengembangan pantai watu ulo

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai

salah satu sumber pendapatan asli daerah. Usaha memperbesar pendapatan asli daerah, maka

program pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan potensi pariwisata daerah

diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi. Secara luas

pariwisata dipandang sebagai kegiatan yang mempunyai multidimensi dari rangkaian suatu

proses pembangunan.

Pembangunan sektor pariwisata menyangkut aspek sosial budaya, ekonomi dan

politik (Spillane, 1994 : 14). Hal tersebut sejalan dengan yang tercantum dalam Undang-

Undang Nomor 10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan yang menyatakan bahwa

penyelenggaraan kepariwisataan ditujukan untuk meningkatkan pendapatan nasional dalam

rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, memperluas dan memeratakan

kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperkenalkan

dan mendaya gunakan obyek dan daya tarik wisata di Indonesia serta memupuk rasa cinta

tanah air dan mempererat persahabatan antar bangsa.

Perkembangan pariwisata juga mendorong dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Kegiatan pariwisata menciptakan permintaan, baik konsumsi maupun investasi yang pada

gilirannya akan menimbulkan kegiatan produksi barang dan jasa. Selama berwisata,

wisatawan akan melakukan belanja, sehingga secara langsung menimbulkan permintaan

(Tourism Final Demand) pasar barang dan jasa. Selanjutnya Final Demand wisatawan secara

tidak langsung menimbulkan permintaan akan barang modal dan bahan baku (Investment

Derived Demand) untuk berproduksi memenuhi permintaan wisatawan akan barang dan

jasa tersebut. Dalam usaha memenuhi permintaan wisatawan diperlukan investasi di bidang

transportasi dan komunikasi, perhotelan dan akomodasi lain, industri kerajinan dan industri

produk konsumen, industri jasa, rumah makan restoran dan lain-lain.

1Geografi Pengembangan Wilayah

Page 2: makalah pengembangan pantai watu ulo

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah cara untuk mengembangkan pendapatan ekonomi masyarakat pada

daerah wisata watu ulo?

2. Bagaimanakah cara untuk menarik wisatawan agar memilih tempat hiburan di daerah

wisata pantai watu ulo?

3. Bagaimana cara untuk mengetahui fungsi tata guna dan tata letak suatu wisata?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dalam pengembangan daerah pantai.

2. Untuk mengetahui proses promosi yang baik untuk suatu tempat wisata.

3. Untuk mengetahui fungsi tata guna dan tata letak suatu wisata.

4. Untuk mengetahui cara menjaga dan merawat tempat wisata daerah.

2Geografi Pengembangan Wilayah

Page 3: makalah pengembangan pantai watu ulo

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam mengkembangkan suatu wilayah diperlukannya beberapa teori-teori yang

dijadikan sebagai dasar atau acuan dalam pengembangan wilayahnya. Teori pengembangan

wilayah merupakan teori-teori yang menjelaskan bagaimana wilayah tersebut akan

berkembang, faktor-faktor yang membuat wilayah tersebut berkembang, dan bagaimana

proses perkembanganya. Berikut ini merupakan macam-macam teori menurut para ahli.

1. Teori Keynes

Teori ini dicetuskan oleh Keynes

Dalam aliran Keynes mengemukakan bahwa karena upah bergerak lamban, sistem

kapitalisme tidak akan secara otomatis menuju keseimbangan penggunaan tenaga secara

penuh (full employment equilibrium). Akibat yang ditimbulkan adalah justru sebaliknya,

equilibrium deemployment yang dapat diperbaiki melalui kebijakan fiskal atau moneter untuk

meningkatkan permintaaan agregat.

2. Teori Neoklasik

Salah satu teori pengembangan wilayah dan kota menyatakan bahwa salah satu

pertumbuhan ekonomi adalah satu proses yang gradual di mana pada satu saat kegiatan

manusia semuanya akan terakumulasi.

Dalam teori ini terdapat pernyataan sebagai berikut :

- Pemenuhan pekerjaan yang terus menerus tidak dapat diterapkan pada sistem multi-

regional dimana persoalan regional timbul disebabkan karena perbedaan-perbedaan

geografis dalam hal tingkat penggunaan sumber daya.

- Persaingan sempurna tidak dapat diberlakukan pada perekonomian regional dan

spasial.

- Tingkat pertumbuhan terdiri dari 3 sumber: akumulasi modal, penawaran tenaga kerja

dan kemajuan teknologi.

- Implikasi dari persaingan sempurna adalah modal dan tenaga kerja akan berpindah

apabila balas jasa faktor-faktor tersebut berbeda-beda.

- Modal akan bergerak dari daerah yang mempunyai tingkat biaya tinggi ke daerah

yang mempunyai tingkat biaya rendah, karena keadaan yang terakhir memberikan

suatu penghasilan yang lebih tinggi.

- Tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan akan pindah ke daerah lain yang mempunyai

lapangan kerja baru pendorong untuk pembangunan di daerah tersebut.

3Geografi Pengembangan Wilayah

Page 4: makalah pengembangan pantai watu ulo

- Dalam perkembangan ekonomi jangka panjang senantiasa akan muncul kekuatan

tandingan yang dapat menanggulangi ketidakseimbangan dan mengembalikan

penyimpangan kepada keseimbangan yang stabil sehingga tidak diperlukan intervensi

kebijakan secara aktif.

3. Teori “inter” dan “intra” wilayah oleh Mirdal (Era tahun 1950)

Dalam teori ini terdapat Pengertian ”backwash effects” dan ”spread effects”

Backwash effects contohnya adalah makin bertambahnya permintaan masyarakat suatu

wilayah kaya atas hasil-hasil dari masyarakat miskin berupa bahan makanan pokok seperti

beras yang sumbernya dari pertanian masyarakat wilayah miskin. Sementara Spread effects

contohnya adalah makin berkurangnya kualitas pertanian masyarakat miskin akibat dampak

negatif dari polusi yang disebabkan oleh masyarakat wilayah kaya.

4. Teori Trickle down Effect (Hirschman) EraTahun 1950

Trickle down effects adalah perkembangnan meluasnya pembagian pendapatan. Teori

“trickle down effects” dari pola pembangunan yang diterapkan di wilayah miskin di negara

berkembang dirasa tidak berhasil memecahkan masalah pengangguran, kemiskinan dan

pembagian pendapatan yang tidak merata, baik di dalam negara berkembang masing maupun

antara negara maju dengan negara berkembang.

4Geografi Pengembangan Wilayah

Page 5: makalah pengembangan pantai watu ulo

BAB III

PEMBAHASAN

Dampak pariwisata terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat lokal dikelompokan

oleh Cohen (1984) menjadi delapan kelompok besar, yaitu (1) dampak terhadap penerimaan

devisa, (2) dampak terhadap pendapatan masyarakat, (3) dampak terhadap kesempatan kerja,

(4) dampak terhadap harga-harga, (5) dampak terhadap distribusi masyarakat atau

keuntungan, (6) dampak terhadap kepemilikan dan kontrol, (7) dampak terhadap

pembangunan pada umumnya dan (8) dampak terhadap pendapatan pemerintah. Majunya

industri pariwisata suatu daerah sangat bergantung kepada jumlah wisatawan yang datang,

karena itu harus ditunjang dengan peningkatan pemanfaatan Daerah Tujuan Wisata (DTW)

sehingga industri pariwisata akan berkembang dengan baik. Negara Indonesia yang memiliki

pemandangan alam yang indah sangat mendukung bagi berkembangnya sektor industri

pariwisata di Indonesia. Sebagai negara kepulauan, potensi Indonesia untuk mengembangkan

industri pariwisata sangatlah besar. Kabupaten Jember merupakan daerah yang giat

mengembangkan potensi wilayahnya untuk tujuan wisata dan menarik minat wisatawan

untuk berkunjung.

Obyek wisata yang dikembangkan berupa objek wisata budaya dan objek wisata alam.

Sebagian besar objek wisata yang berada di Kabupaten Jember adalah objek wisata alam,

baik objek wisata darat (agrowisata) maupun wisata bahari maupun pantai. Sedang objek

wisata budaya relatif belum banyak dikembangkan dan belum ditangani secara optimal, misal

seni-seni tradisional. Objek wisata pantai oleh sebagian belum dikembangkan secara

maksimal oleh Pemerintah Kabupaten Jember dianggap sebagai sektor usaha yang mampu

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan mampu mengembangkan peluang usaha

bagi masyarakat sehingga akan mampu mengurangi tingkat pengangguran. Dengan

mengunggulkan objek wisata, pemerintah Kabupaten Jember berharap akan mampu

meningkatkan lapangan kerja, kesempatan berusaha dan meningkatkan Pendapatan Asli

Daerah (PAD). Keseriusan penanganan sektor pariwisata maupun rencana pembangunan

tahunan pemerintah Kabupaten Jember. Obyek - obyek wisata ramai dikunjungi wisatawan

baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Adapun obyek wisata yang

sudah terkenal dan yang ramai dikunjungi adalah : pantai watu ulo, pantai pasir putih, pantai

payangan dan pantai cangakan.

5Geografi Pengembangan Wilayah

Page 6: makalah pengembangan pantai watu ulo

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Pariwisata

Pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain bersifat sementara dan

dilakukan secara perorangan atau kelompok sebagai usaha mencari keseimbangan atau

keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam kaitannya dengan dimensi

sosial, budaya, alam dan ilmu.

Pengertian Objek Wisata

Objek wisata adalah segala sesuatu yang dapat menarik wisatawan untuk menjadi

sasaran kunjungannya. Sehingga sesuatu dapat dikatakan sebagai objek wisata mempunyai

prasarat harus mempunyai daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian merupakan cerminan dari metode umum yang dipergunakan dalam

kegiatan penelitian. Pada penelitian ini peneliti menggunakan deskriptif kualitatif karena data

yang diambil data kualitatif yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan sumber

data dan pengamatan langsung di lokasi penelitian.

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah lokasi dimana peneliti mengambil permasalahan dari

kegiatan penelitian ini. Lokasi penelitian ini adalah objek wisata Pantai Watu ulo yang

merupakan wilayah administratif Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember.

Watu ulo berjarak kurang lebih 6 km dari Desa Sumberejo wilayah Kecamatan Ambulu

Kabupaten Jember.

Sumber Data

Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat

diperoleh. Sumber data dapat dikelompokkan menjadi 3p yaitu person berupa orang dan

place berupa tempat. Person adalah manusia sehingga sumber data ini dapat memberikan

jawaban atas pertanyaan peneliti baik secara lisan yang berupa wawancara maupun secara

tertulis yang berupa angket.

6Geografi Pengembangan Wilayah

Page 7: makalah pengembangan pantai watu ulo

Place merupakan sumber data yang menyajikan tampilan diam dan bergerak.

Tampilan diam misalnya mangan, kelengkapan alat, wujud benda dan sebagainya. Sedangkan

tampilan yang bergerak misalnya aktivitas, kinerja, laju kendaraan, irama nyanyian dan

sebagainya.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan cara peneliti mendapatkan data yang

diperlukan di dalam pelaksanaan penelitian dari sumber-sumber data penilaian. Pada

penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian sebagai berikut :

1. Observasi

2. Wawancara

3. Dokumentasi

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penyajian Data

a. Luas Wilayah

Luas wilayah obyek wisata pantai Watu ulo meliputi panjang 3,5 km, lebar 0,75 km.

Melihat ukuran areal tersebut obyek wisata pantai Watu ulo sebagian masuk wilayah Desa

Sumberejo, Kecamatan Ambulu.

b. Infrastruktur

Infrastruktur yang telah ada di obyek wisata Pantai Watu ulo sekarang masih sangat

sederhana antara lain berupa :

1) Transportasi

Jaringan transportasi menuju obyek wisata Pantai Watu ulo berupa jalan masuk lokasi

sepanjang 3,5 km dari jalan raya kota Jember – kecamatan Balung. Jalur lain menuju lokasi

melalui kota Jember yaitu dari Ambulu ke selatan dengan jarak 3,5 km. Jalan tersebut lebar 6

meter. Dengan kondisi jalan yang tergolong bagus. Sedangkan jalan dari desa sumberejo

menuju wisata pantai watu ulo sedikit terjal.

7Geografi Pengembangan Wilayah

Page 8: makalah pengembangan pantai watu ulo

2) Jaringan listrik

Jaringan listrik menuju pantai Watu ulo telah terpasang dengan menggunakan listrik

PLN yang menggunakan kabel udara. Dengan adanya jaringan ini seluruh kawasan pantai

Watu ulo telah mendapatkan penerangan listrik, kecuali pada jalur menuju pantai pasir putih

yang lokasinya disebelah pantai watu ulo.

3) Jaringan air bersih

Jaringan air bersih masih kurang diperhatikan oleh pemerintah maupun warga

setempat, dikarenakan air bersih yang kurang memadahi, wisatawan susah untuk mencari air

ketika sesudah mandi di laut ataupun untuk membersihkan diri.

4) Lapangan parkir

Arena parkir di lokasi wisata berukuran 50 kali 25 meter. Lapangan parkir ini kurang

luas untuk ukuran parkir wisatawan lokal.

c. Fasilitas Wisata

1) Arena bermain

Arena bermain berupa lapangan terbuka yang disediakan alat bermain seperti ayunan,

pengungkit dan sebagainya. Arena bermain ini dilindungi oleh pohon-pohon peneduh yang

berupa cemara laut dan payung-payung peneduh.

2) Pengamanan

Untuk pengamanan pantai tidak dibangun peer pemecah gelombang sehingga

kemungkinan pantai akan terabrasi. Selain pengamanan fisik obyek, selain itu juga pihak

pengelola tidak menempatkan petugas pengamanan sekaligus sebagai pemberi bantuan jika

terjadi kecelakaan ketika mandi di laut. Untuk itu diharapkan pengunjung akan merasa was-

was dan tidak nyaman dalam menikmati objek wisata.

3) Gardu pemandangan

Gardu ini dibangun untuk para wisatawan yang ingin menikmati indahnya

pemandangan laut saat matahari terbit atau terbenam serta menikmati semilirnya angin laut.

4) Fasilitas Umum

Fasilitas umum yang disediakan oleh pengelola objek wisata Pantai Watu ulo meliputi :

8Geografi Pengembangan Wilayah

Page 9: makalah pengembangan pantai watu ulo

a) Kamar mandi dan WC Umum

Kamar mandi dipergunakan oleh pengunjung untuk “bilas” setelah mereka mandi atau

bermain air laut. WC umum sangat penting untuk memenuhi hajat para pengunjung objek

wisata.

b) Mushola

Berwisata kadang melampaui batas sholat bagi umat muslim sehingga keberadaan

sarana ibadah berupa mushola sangat dipentingkan dalam suatu objek wisata.

c). Kunjungan Wisata

Objek Wisata Pantai Watu ulo banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal. Wisatawan

domestik dan mancanegara belum tertarik untuk mengunjungi objek tersebut. Menurut salah

seorang pengelola ketidaktertarikan tersebut mungkin karena kurangnya promosi dan belum

optimalnya pengelolaan objek wisata Pantai. Mereka lebih tertarik ke Pantai pasir putih

situbondo di yang secara alam memang lebih unik dan adanya acara ritual keagamaan.

( Wawancara, 21 Februari 2015).

Jumlah wisata pengunjung rata-rata 300 - 500 orang setiap bulannya. Kunjungan

wisata banyak dilakukan pada hari Minggu atau libur. Kunjungan wisata banyak dilakukan

pada pagi hari atau sore hari, Sehingga petugas pada pukul 05.00 harus sudah siap di pintu

gerbang dan tutup selepas matahari tenggelam. (Wawancara, 21 Februari 2015).

Pada bulan Romadhon pengunjung datang sejak selepas Subuh sehingga banyak

pengunjung yang tidak sempat ditarik retribusi. Pada bulan ini setiap harinya pengunjung bisa

mencapai ribuan orang, terutama anak-anak.

e). Masyarakat Pelaku Wisata

Masyarakat Desa Sumberejo yang sebagian besar merupakan masyarakat nelayan

memang sangat sulit untuk merubah pola hidupnya menjadi masyarakat pelaku wisata. Hal

ini disebabkan pada masyarakat nelayan yang biasa dengan lingkungan yang kumuh sangat

sulit untuk menjaga kebersihan dan keindahan lingkungannya, ditambah perilaku masyarakat

nelayan yang kasar dan berpendidikan rendah. Dalam hal menyambut adanya kepariwisataan

masyarakat Desa Sumberejo dan sekitarnya memang tampak belum siap. Masyarakat

memang sangat sulit untuk mengubah pola tingkah laku mereka dalam menerima wisatawan.

9Geografi Pengembangan Wilayah

Page 10: makalah pengembangan pantai watu ulo

Kesiapan masyarakat sekitar juga belum tampak dalam memanfaatkan kesempatan

adanya program kepariwisataan ini. Kesempatan masih banyak yang diambil oleh orang luar.

Jenis-jenis kesempatan misalnya sebagai penyedia sarana wisata, penjual makanan khas laut

seperti ikan bakar, bakso ikan dan sebagainya.

f. Aset Obyek Wisata Pantai Watu ulo

Guna pengembangan Objek Wisata Pantai Watu ulo, asset yang dimiliki objek wisata

tersebut sangat penting diperhatikan. Asset ini meliputi asset bergerak dan asset tidak

bergerak. Titik berat pengembangan objek Wisata Pantai Watu ulo adalah pengembangan

objek wisata alam sehingga asset berupa alam sangat dibutuhkan. Sedangkan asset bergerak

dikembangkan sebagai penunjang atau sebagai penambah daya tarik bagi kehadiran para

wisatawan. Asset ini juga dapat dimanfaatkan oleh pelaku wisata yang lain. Secara umum

asset-aset yang dimiliki oleh Objek Wisata Pantai Watu ulo adalah :

1) Tanah

Tanah milik Taman Wisata Pantai Watu ulo seluas lebih kurang 25 ha dengan status

tanah milik negara yang sampai saat ini belum bersertifikat (Sumber : Dinas Pariwisata

Kabupaten Jember). Tanah ini sebagian masih dikelola oleh rakyat untuk pertanian dan

perdagangan dan dalam taraf pembebasan

2) Pantai

Taman wisata Pantai Watu ulo memiliki panjang pantai 3,5 km. Pantai dan segala

penunjangnya ini merupakan keindahan alam yang akan dijual kepada para wisatawan, baik

lokal, domestik maupun asing.

3) Pendaratan Kapal

Pendaratan kapal nelayan dan tempat pelelangan ikan (TPI) di Pelabuhan juga dapat

dijual kepada para wisatawan yang ingin membeli secara langsung sebagai oleh-oleh.

4) Budaya

10Geografi Pengembangan Wilayah

Page 11: makalah pengembangan pantai watu ulo

Budaya masyarakat Pegon (Lomba sapi hias) merupakan penampilan budaya dan

suguhan yang menarik untuk disuguhkan kepada para wisatawan. Budaya Lomban ini

dilaksanakan masyarakat pada Hari Raya Idul Fitri.

5) Hutan Pantai

Hutan Pantai sangat diperlukan untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Sayangnya

pada Kawasan wisata ini tidak mengembangkan hutan pantai berupa hutan bakau dan cemara

laut. Padahal pengembangan hutan ini juga untuk mencegah abrasi air laut.

6) Pedagang

Objek wisata Pantai Watu ulo memberikan peluang kerja bagi sebagian masyarakat

Kabupaten Jember dari sektor perdagangan. Perdagangan dilokasi wisata dapat dibedakan

menjadi :

a) Pedagang Tetap

Pedagang tetap yaitu pedagang yang membuka kios dan warung di lokasi wisata.

Pedagang tetap meliputi penjual makanan khas dan cendera mata serta kebutuhan lain

wisatawan. Jumlah pedagang tetap di lokasi wisata Pantai Watu ulo berkisar 25 orang, yang

sebagian besar merupakan masyarakat sekitar lokasi., yang datang untuk berjualan di lokasi

wisata antara pagi sampai petang (kira-kira pukul 18.00).

b) Pedagang Tidak Tetap

Pedagang tidak tetap pada lokasi wisata yaitu pedagang kaki lima dan pedagang

asongan. Pedagang ini ada yang menggelar dagangannya setiap hari dan ada yang datang

hanya pada waktu ramai pengunjung. Hal ini disebabkan karena pada waktu sepi jumlah

pedagang dan pengunjung berimbang sehingga tidak efisien untuk berdagang. Sehingga

jumlah pedagang kali lima dan asongan sulit untuk didata secara pasti.

Pedagang kaki lima lebih banyak menjajakan makanan dan mainan anak-anak

ketimbang yang lain. Sedang pedagang asongan lebih banyak menjajakan makanan dan

minuman ringan, dan kebutuhan lain wisatawan seperti tisue dan sebagainya. Keberadaan

pedagang asongan dan kaki lima ini belum terorganisir sehingga mereka belum ada ikatan

yang mengatur kebersamaan mereka.

7) Seafood

11Geografi Pengembangan Wilayah

Page 12: makalah pengembangan pantai watu ulo

Makanan khas laut yang disediakan oleh warung makan dan restoran memang masih

perlu dikembangkan. Makanan ini berupa ikan bakar/goreng, cumi, kepiting, bakso

kakap/tengiri dan sebagainya. Tetapi warung ini tidak dikelola oleh masyarakat sekitar saja

tetapi oleh penduduk yang berasal dari daerah lain.

g. Personalia

Dinas Pariwisata Pemerintah Kabupaten Jember menempatkan 2 orang pengelola

Objek wisata yang berfungsi menarik retribusi masuk bagi para pengunjung.

Analisa Data

a. Kontribusi Kunjungan Wisata Pantai Watu ulo terhadap PAD Biaya masuk per orang

sebesar Rp. 2.500,00, rata-rata pengunjung wisata per hari sekitar 100 pengunjung,

kunjungan wisata Pantai pada hari libur bisa 150 sampai 200 pengunjung. Dari data yang

ada maka kontribusi terhadap PAD yang berasal dari pengunjung di Pantai Watu ulo bisa

dihitung sebagai berikut :

- Kunjungan wisatawan pada hari biasa per hari : 100 x Rp. 2.500,00 = Rp. 250.00,00.

- Kunjungan wisata pada hari minggu atau hari libur : 175 x Rp. 2.500,00 = Rp. 437.500,00.

- Kunjungan wisata per bulan pada hari biasa : 26 x 100 x Rp. 2.500 = Rp. 6.500.000,00.

- Kunjungan wisata per bulan pada hari Minggu atau hari libur : 4 x 175 x Rp. 2.500 = Rp.

1.750.000,00

- Kunjungan wisata per tahun pada hari biasa : 312 x Rp. 250.000,00 = Rp. 78.000.000,00.

- Kunjungan wisata per tahun pada hari minggu atau hari libur : 48 x Rp. 437.500,00 = Rp.

21.000.000,00.

- Dari hasil perhitungan pendapatan kunjungan wisata per tahun Rp. 78.000.000,00 + Rp.

21.000.000,00 = Rp. 99.000.000,00

Dilihat dari pemasukan yang hanya sekitar Rp. 99.000.000,00, kontribusi dari

kunjungan wisata pantai Watu ulo terhadap PAD masih sangat rendah. Oleh karena itu

pemerintah harus segera mengadakan pembangunan dan pengembangan di berbagai sektor,

agar daerah wisata Pantai Watu ulo lebih mempunyai daya tarik, sehingga mampu

menghadirkan pengunjung lebih banyak, dengan demikian akan berpengaruh langsung

terhadap pendapatan asli daerah.

12Geografi Pengembangan Wilayah

Page 13: makalah pengembangan pantai watu ulo

b. Penilaian Indikator

Penilaian kesiapan sangat diperlukan dalam merencanakan suatu upaya pengembangan.

Dalam pengembangan pariwisata selalu mengkaitkan indikator yang satu dengan yang lain

yang mempunyai hubungan keterkaitan. Yang selanjutnya sebagai dasar strategi

pengembangan yang sesuai.

1) Kebijakan Pemerintah

Rencana Strategis Pembangunan Kabupaten Jember menonjolkan tiga sektor sebagai

prioritas utama pembangunan Kabupaten Jember, yaitu ketiga prioritas tersebut adalah

pertanian, perikanan dan pariwisata. Berdasar prioritas utama pembangunan tersebut sektor

pariwisata termasuk menjadi prioritas utama. Hal ini merupakan kunci utama pengembangan

objek wisata di Kabupaten termasuk Pantai.

2) Status Tanah

Secara yuridis formal Taman wisata Pantai Watu ulo belum memiliki tanah, walaupun

secara de facto telah memilikinya. Karena tanah milik Taman Wisata Pantai Watu ulo seluas

lebih kurang 28 ha dengan status tanah milik negara yang sampai saat ini belum bersertifikat

3) Akomodasi

Akomodasi yang ada di Taman wisata Pantai Watu ulo masih belum ada sehingga

belum layak ditampilkan untuk wisatawan domestik dan manca negara.

4) Transportasi

Transportasi dengan kendaraan umum dapat menjangkau sampai Ambulu yang

berjarak 3,5 km dari lokasi wisata dan jalan rata yang berjarak 2,5 km dari lokasi wisata.

5) Pemandangan alam

Sebagaimana wisata pantai pada umumnya keindahan alam Pantai Watu ulo memang

indah terutama saat matahari terbit dan tenggelam. Pada saat matahari terbit di ufuk timur

dengan pantai kota Jember merupakan pemandangan alam yang sangat mengesankan. Ombak

pantai di kejauhan menambah indahnya pemandangan tersebut.

6) Wisata Bahari

13Geografi Pengembangan Wilayah

Page 14: makalah pengembangan pantai watu ulo

Wisata bahari berupa mancing di laut digemari oleh pecinta olahraga mancing. Areal

pemancingan sampai ke perbatasan sebelah timur yaitu pesisir papuma.

7) Atraksi Budaya

Pegon merupakan kegiatan lomba menghias sapi tradisional yang dilaksanakan

setahun sekali, dalam rangka memeriahkan Hari Raya Idul Fitri. Penampilan budaya ini

banyak menyedot pengunjung yang setiap harinya mencapai puluhan ribu orang. Atraksi ini

berlangsung lebih kurang dua hari.

8) Promosi dan Publikasi

Promosi dan publikasi Taman Wisata Pantai Watu ulo masih sangat kurang. Kegiatan

publikasi baru melalui peta wisata Kabupaten Jember yang dipampangkan di jalan raya dan

petunjuk arah seadanya.

9) Perdagangan

Para pedagang baik pedagang tetap maupun tidak tetap banyak yang berasal dari

masyarakat luar. Belum banyak masyarakat sekitar lokasi yang memanfaatkan kehadiran

lokasi wisata untuk sektor perdagangan. Hal ini disebabkan karena para nelayan biasanya

kurang siap untuk mengembangkan usaha baru, sehingga kehadiran objek wisata yang

berpeluang untuk mengembangkan usaha belum dapat dimanfaatkan dengan baik.

10) Kesiapan masyarakat

Pada dasarnya masyarakat Desa Sumberejo dan sekitarnya belum siap menerima

kehadiran objek wisata. Dibuktikan dengan hasil pengamatan berupa belum adanya

partisipasi masyarakat dalam penataan lingkungan dan mengambil kesempatan berusaha di

lokasi wisata serta hasil wawancara antara lain sebagai berikut : “Kalau di sini diubah

menjadi tempat wisata lalu bagaimana nasib saya sebagai penggarap di sini“ (Wawancara

dengan Sulastri, Petani, 21 Februari 2015). “Wong kerja saya sebagai penggereb (pembuat

ikan asin) kok diminta bersih ya sangat sulit. Yang plesiran ya silakan, saya yang bekerja ya

bekerja” (Wawancara dengan Aan, pengusaha pembuat ikan pindang, 21 Februari 2015).

11) Lokasi

14Geografi Pengembangan Wilayah

Page 15: makalah pengembangan pantai watu ulo

Dilihat dari aspek lokasi Taman Wisata Pantai Watu ulo hanya berjarak 3,5 km dari

Ambulu. Jarak tersebut memakan waktu tempuh 10 menit menggunakan kendaraan bermotor.

Berdasar aspek keterjangkauan jarak 3,5 km dengan waktu tempuh 10 menit, jalan beraspal,

dan berlobang serta topografi landai masih dapat digolongkan mudah dijangkau.

BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasar data, analisis data dan pembahasan data penelitian ini dapat ditarik

kesimpulan yang merupakan bagian akhir dari makalah yang berjudul “kajian pengembangan

obyek wisata pantai watu ulo desa sumberejo, kecamatan ambulu, kabupaten jember” sebagai

berikut :

1. Lokasi Objek Wisata Pantai Watu ulo mempunyai konsep keterjangkauan yang tinggi

karena hanya berjarak 3,5 km dari Kota Ambulu dan memiliki jaringan jalan yang bagus.

2. Kondisi lokasi Wisata masih mengandalkan pada keindahan alam, belum banyak sentuhan

manusia.

3. Pengunjung ramai pada hari Minggu dan Libur, bulan ramai pada bulan Ramadhon.

Pengunjung ramai waktu pagi dan sore untuk menikmati keindahan matahari terbit dan

terbenam.

4. Para pedagang belum ada organisasi dan perlu ditertibkan lokasi perdagangannya.

5. Masyarakat belum siap menerima kehadiran lokasi wisata dan wisatawan.

6. Taman Wisata Pantai Watu ulo masih perlu adanya pengembangan. Pengembangan ini

meliputi (1) tata guna lahan, (2) infra struktur, (3) fasilitas umum, (4) akomodasi, (5)

restoran, (6) fasilitas rekreasi, (7) budaya, (8) masyarakat pelaku wisata, (9) manajemen (10)

pedagang.

DAFTAR PUSTAKA

15Geografi Pengembangan Wilayah

Page 16: makalah pengembangan pantai watu ulo

Hadari Nawari, 1990. Metode Penelitian Bidang Sosial. (online),

(http://muhsholeh.blogspot/2012/09/konsep-pengembangan-wilayah.html). diakses tanggal

25 Februari 2015.

Hari Karyono, 1997. Kepariwisataan Indonesia. Jakarta. Penerbit : PT. Gramedia

Widiasarana.

Spillane J. James, 1987. Geografi Pariwisata, (online)

(http://1janumuhammad.wordpress.com/2013/01/20/geografi ekonomi dan pariwisata.) diakses

tanggal 25 Februari 2015.

Sari, P.N.K. 2012. Definisi Geografi pariwisata (Online),

(http://vitanakumala.blogspot.com/2012/09/definisi-geografi-tumbuhan-dan-hewan.html),

Diakses tanggal 25 Februari 2015.

Sutrisno Hadi, 1988. Metodologi Research. Yogyakarta. Penerbit : Fakultas Psikologi UGM.

Wahab Saleh, 1989. Manajemen Pariwisata. Jakarta. Penerbit : Pradnya Paramita.

LAMPIRAN

16Geografi Pengembangan Wilayah

Batu yang mempunyai kemiripan dengan ular

Pertokoan di pinggiran pantai, dibangun dari bambu dan terpal

Tempat parkir yang kurang memadahi