Makalah Pengembangan Kurikulum

22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara-cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, yang mana didalamnya mencakup beberapa hal diantaranya adalah: perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri. Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang, seperti: politikus, pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur – unsur masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan. Makalah Pengembangan Kurikulum 1

Transcript of Makalah Pengembangan Kurikulum

Page 1: Makalah Pengembangan Kurikulum

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan

bahan pelajaran serta cara-cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Sedangkan Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, yang

mana didalamnya mencakup beberapa hal diantaranya adalah: perencanaan, penerapan dan

evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja

kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan

yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik.

Penerapan Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha

mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum

merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar

hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan, dan

hasil-hasil kurikulum itu sendiri. Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan

orang yang terkait langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan

banyak orang, seperti: politikus, pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur – unsur

masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan.

Selain harus memperhatikan unsur-unsur di atas, di dalam mengembangkan

sebuah kurikulum juga harus menganut beberapa prinsip dan melakukan pendekatan terlebih

dahulu, sehingga di dalam penerapannya sebuah kurikulum dapat mencapai sebuah tujuan

seperti yang di harapkan. Dan mengenai prinsip-prinsip dan pendekatan itu akan kami

jelaskan selengkapnya dalam bab pembahasan.

B. Masalah

Dalam makalah ini penulis akan membahas beberapa masalah yang berkaitan

dengan pengembangan dan prinsif kurikulum, serta komponen-komponen yang menunjang

terciptanya sebuah kurikulum yang sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan.

Beberapa masalah yang sering dialami oleh para pendidik di beberapa jenjang

pendidikan. Diantaranya, banyaknya bahan-bahan ajar yang tidak lagi sesuai dengan tuntutan

dunia pendidikan.

Makalah Pengembangan Kurikulum 1

Page 2: Makalah Pengembangan Kurikulum

Kemudian, kurikulum yang ada serta yang sudah dibakukan oleh pemerintah

melalui kemendiknas, sering kali tidak relevan dengan kondisi lingkungan sekolah, serta

kondisi psikologis peserta didik.

C. Rumusan Masalah

Dari beberapa masalah yang mengemuka di atas, penulis bisa merumuskan

Rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan pengembangan kurikulum ?

2. Apa yang dimaksud dengan komponen-komponen pengembangan kurikulum ?

3. Apa prinsip-prinsip pengembangan kurikulum

4. Apa yang dimaksud model dan organisasi kurikulum ?

D. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah terciptanya

sebuah gagasan yang ideal terkait pokok-pokok pengembangan kurikulum. selain itu, penulis

juga berharap, dari gagasan-gasan yang tertuang di dalam makalah ini menjadikan para

pendidik untuk menghasilkan formula kurikulum yang berbasis potensi lokal.

Agar, sebuah kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah dijalankan sejalan

tanpa harus melupakan potensi lingkungan sekolah sebagai modal pembelajan peserta didik

selama menempuh jenjang pendidikan.

Makalah Pengembangan Kurikulum 2

Page 3: Makalah Pengembangan Kurikulum

BAB II.

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum

Untuk mendapatkan rumusan tentang pengertian kurikulum, para ahli

mengemukakan pandangan yang beragam. Dalam pandangan klasik, lebih menekankan

kurikulum dipandang sebagai rencana pelajaran di suatu sekolah. Pelajaran-pelajaran dan

materi apa yang harus ditempuh di sekolah, itulah kurikulum. George A. Beauchamp (1986)

mengemukakan bahwa : “ A Curriculun is a written document which may contain many

ingredients, but basically it is a plan for the education of pupils during their enrollment in

given school”. Dalam pandangan modern, pengertian kurikulum lebih dianggap sebagai suatu

pengalaman atau sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan, seperti dikemukakan

oleh Caswel dan Campbell (1935) yang mengatakan bahwa kurikulum … to be composed of

all the experiences children have under the guidance of teachers. Dipertegas lagi oleh

pemikiran Ronald C. Doll (1974) yang mengatakan bahwa : “ …the curriculum has changed

from content of courses study and list of subject and courses to all experiences which are

offered to learners under the auspices or direction of school.

Untuk mengakomodasi perbedaan pandangan tersebut, Hamid Hasan (1988)

mengemukakan bahwa konsep kurikulum dapat ditinjau dalam empat dimensi, yaitu:

kurikulum sebagai suatu ide; yang dihasilkan melalui teori-teori dan penelitian, khususnya

dalam bidang kurikulum dan pendidikan.

Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, sebagai perwujudan dari kurikulum

sebagai suatu ide; yang didalamnya memuat tentang tujuan, bahan, kegiatan, alat-alat, dan

waktu. Kurikulum sebagai suatu kegiatan, yang merupakan pelaksanaan dari kurikulum

sebagai suatu rencana tertulis; dalam bentuk praktek pembelajaran. Kurikulum sebagai suatu

hasil yang merupakan konsekwensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan, dalam bentuk

ketercapaian tujuan kurikulum yakni tercapainya perubahan perilaku atau kemampuan

tertentu dari para peserta didik.

Sementara itu, Purwadi (2003) memilah pengertian kurikulum menjadi enam

bagian : (1) kurikulum sebagai ide; (2) kurikulum formal berupa dokumen yang dijadikan

sebagai pedoman dan panduan dalam melaksanakan kurikulum; (3) kurikulum menurut

persepsi pengajar; (4) kurikulum operasional yang dilaksanakan atau dioprasional kan oleh

pengajar di kelas; (5) kurikulum experience yakni kurikulum yang dialami oleh peserta didik;

dan (6) kurikulum yang diperoleh dari penerapan kurikulum.

Makalah Pengembangan Kurikulum 3

Page 4: Makalah Pengembangan Kurikulum

Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional sebagaimana dapat dilihat dalam Undang-

Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa: “Kurikulum

adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta

cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu”.

B. Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya

mencakup: perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah

awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil

tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik.

Penerapan Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha

mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum

merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar

hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan, dan

hasil-hasil kurikulum itu sendiri.

Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait

langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang, seperti

: politikus, pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur – unsur masyarakat lainnya yang

merasa berkepentingan dengan pendidikan.

Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum

pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu kurikulum.

Dalam pengembangan kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang

dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh karena

itu, dalam implementasi kurikulum di suatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi

penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di lembaga

pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang digunakan

dalam suatu pengembangan kurikulum.

Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengetengahkan prinsip-

prinsip pengembangan kurikulum yang dibagi ke dalam dua kelompok : (1) prinsip – prinsip

umum : relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektivitas; (2) prinsip-prinsip

khusus : prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi

pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip berkenaan

Makalah Pengembangan Kurikulum 4

Page 5: Makalah Pengembangan Kurikulum

dengan pemilihan media dan alat pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan

penilaian.

C. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum

Menurut Asep Herry Hernawan dkk (2002) mengemukakan lima prinsip dalam

pengembangan kurikulum, yaitu : Pertama, Prinsip relevansi; secara internal bahwa

kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan,

strategi, organisasi dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal bahwa komponen-komponen

tersebut memiliki relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi

epistomologis), tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi psikologis) serta tuntutan dan

kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis).

Kedua, Prinsip fleksibilitas; dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar

yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya,

memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat

dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta didik.

Ketiga, Prinsip kontinuitas; yakni adanya kesinambungandalam kurikulum, baik

secara vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan

kurikulum harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar

jenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.

Keempat, Prinsip efisiensi; yakni mengusahakan agar dalam pengembangan

kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara

optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai.

Kelima, Prinsip efektivitas; yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangan

kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun

kuantitas.

Terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, terdapat

sejumlah prinsip-prinsip yang harus dipenuhi, yaitu : Berpusat pada potensi, perkembangan,

kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan

berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan

kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut

pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan,

kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.

Makalah Pengembangan Kurikulum 5

Page 6: Makalah Pengembangan Kurikulum

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik

peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama,

suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi

substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara

terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat

antarsubstansi.

Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong

peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni.

Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulum dilakukan

dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi

pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,

dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi,

keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan

vokasional merupakan keniscayaan.

Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup keseluruhan

dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan

disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan,

pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum

mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal,

dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah

pengembangan manusia seutuhnya.

Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Kurikulum

dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk

membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan

kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka

Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pemenuhan prinsip-prinsip di atas itulah yang membedakan antara penerapan satu

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan kurikulum sebelumnya, yang justru tampaknya

sering kali terabaikan. Karena prinsip-prinsip itu boleh dikatakan sebagai ruh atau jiwanya

kurikulum

Makalah Pengembangan Kurikulum 6

Page 7: Makalah Pengembangan Kurikulum

Dalam mensikapi suatu perubahan kurikulum, banyak orang lebih terfokus hanya

pada pemenuhan struktur kurikulum sebagai jasad dari kurikulum . Padahal jauh lebih penting

adalah perubahan kutural (perilaku) guna memenuhi prinsip-prinsip khusus yang terkandung

dalam pengembangan kurikulum.

D. Komponen Kurikulum

Kurikulum memiliki lima komponen utama, yaitu : (1) tujuan; (2) isi/materi; (3)

metode atau strategi pencapain tujuan pembelajaran; (4) organisasi kurikulum dan (5)

evaluasi. Berikut penulis uraikan komponen kurikulum dalam pembahasan di bawah ini :

1. Tujuan

Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional dapat

dilihat secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, bahwa : ” Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam Permendiknas No. 22 Tahun

2007 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan

menengah dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut:

Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan

mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan

mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri

dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Tujuan pendidikan institusional tersebut kemudian dijabarkan lagi ke dalam

tujuan kurikuler; yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari setiap mata

pelajaran yang dikembangkan di setiap sekolah atau satuan pendidikan.

Tujuan pembelajaran merupakan tujuan pendidikan yang lebih operasional, yang

hendak dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran dari setiap mata pelajaran. Pada tingkat

Makalah Pengembangan Kurikulum 7

Page 8: Makalah Pengembangan Kurikulum

operasional ini, tujuan pendidikan dirumuskan lebih bersifat spesifik dan lebih

menggambarkan tentang “what will the student be able to do as result of the teaching that he

was unable to do before” (Rowntree dalam Nana Syaodih Sukmadinata, 1997).

Tujuan pendidikan tingkat operasional ini lebih menggambarkan perubahan

perilaku spesifik apa yang hendak dicapai peserta didik melalui proses pembelajaran. Merujuk

pada pemikiran Bloom, maka perubahan perilaku tersebut meliputi perubahan dalam aspek

kognitif, afektif dan psikomotor. Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran pada tingkat

operasional ini akan menentukan terhadap keberhasilan tujuan pendidikan pada tingkat

berikutnya. Terlepas dari rangkaian tujuan di atas bahwa perumusan tujuan kurikulum sangat

terkait erat dengan filsafat yang melandasinya.

Jika kurikulum yang dikembangkan menggunakan dasar filsafat klasik

(perenialisme, essensialisme, eksistensialisme) sebagai pijakan utamanya maka tujuan

kurikulum lebih banyak diarahkan pada pencapaian penguasaan materi dan cenderung

menekankan pada upaya pengembangan aspek intelektual atau aspek kognitif. Apabila

kurikulum yang dikembangkan menggunakan filsafat progresivisme sebagai pijakan

utamanya, maka tujuan pendidikan lebih diarahkan pada proses pengembangan dan

aktualisasi diri peserta didik dan lebih berorientasi pada upaya pengembangan aspek afektif.

Pengembangan kurikulum dengan menggunakan filsafat rekonsktruktivisme

sebagai dasar utamanya, maka tujuan pendidikan banyak diarahkan pada upaya pemecahan

masalah sosial yang krusial dan kemampuan bekerja sama. Sementara kurikulum yang

dikembangkan dengan menggunakan dasar filosofi teknologi pendidikan dan teori pendidikan

teknologis, maka tujuan pendidikan lebih diarahkan pada pencapaian kompetensi.

2. Isi / Materi Pembelajaran

Dalam menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar tidak lepas dari

filsafat dan teori pendidikan dikembangkan. Seperti telah dikemukakan di atas bahwa

pengembangan kurikulum yang didasari filsafat klasik (perenialisme, essensialisme,

eksistensialisme) penguasaan materi pembelajaran menjadi hal yang utama. Dalam hal

ini, materi pembelajaran disusun secara logis dan sistematis, dalam bentuk :

Teori; seperangkat konstruk atau konsep, definisi atau preposisi yang saling

berhubungan, yang menyajikan pendapat sistematik tentang gejala dengan

menspesifikasi hubungan – hubungan antara variabel-variabel dengan maksud

menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.

Konsep; suatu abstraksi yang dibentuk oleh organisasi dari kekhususan-

kekhususan, merupakan definisi singkat dari sekelompok fakta atau gejala.

Makalah Pengembangan Kurikulum 8

Page 9: Makalah Pengembangan Kurikulum

Generalisasi; kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus, bersumber

dari analisis, pendapat atau pembuktian dalam penelitian.

Prinsip; yaitu ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang

mengembangkan hubungan antara beberapa konsep.

Prosedur; yaitu seri langkah-langkah yang berurutan dalam materi pelajaran

yang harus dilakukan peserta didik.

Fakta; sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap penting, terdiri

dari terminologi, orang dan tempat serta kejadian.

Istilah, kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang diperkenalkan

dalam materi.

Contoh/ilustrasi, yaitu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan untuk

memperjelas suatu uraian atau pendapat.

Definisi:yaitu penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu hal/kata

dalam garis besarnya.

Preposisi, yaitu cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran

dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.

Materi pembelajaran yang didasarkan pada filsafat progresivisme lebih

memperhatikan tentang kebutuhan, minat, dan kehidupan peserta didik. Materi

pembelajaran yang didasarkan pada filsafat konstruktivisme, materi pembelajaran

dikemas sedemikian rupa dalam bentuk tema-tema dan topik-topik yang diangkat dari

masalah-masalah sosial yang krusial, misalnya tentang ekonomi, sosial bahkan tentang

alam. Materi pembelajaran yang berlandaskan pada teknologi pendidikan banyak

diambil dari disiplin ilmu, tetapi telah diramu sedemikian rupa dan diambil hal-hal yang

esensialnya saja untuk mendukung penguasaan suatu kompetensi.

Terlepas dari filsafat yang mendasari pengembangan materi, Nana Syaodih

Sukamadinata (1997) mengetengahkan tentang sekuens susunan materi pembelajaran,

yaitu :

Sekuens kronologis; susunan materi pembelajaran yang mengandung urutan

waktu.

Sekuens kausal; susunan materi pembelajaran yang mengandung hubungan

sebab-akibat.

Sekuens struktural; susunan materi pembelajaran yang mengandung struktur

materi.

Sekuens logis dan psikologis; sekuensi logis merupakan susunan materi

pembelajaran dimulai dari bagian menuju pada keseluruhan, dari yang

Makalah Pengembangan Kurikulum 9

Page 10: Makalah Pengembangan Kurikulum

sederhana menuju kepada yang kompleks. Sedangkan sekuens psikologis

sebaliknya dari keseluruhan menuju bagian-bagian, dan dari yang kompleks

menuju yang sederhana. Menurut sekuens logis materi pembelajaran disusun

dari nyata ke abstrak, dari benda ke teori, dari fungsi ke struktur, dari masalah

bagaimana ke masalah mengapa.

Sekuens spiral ; susunan materi pembelajaran yang dipusatkan pada topik atau

bahan tertentu yang populer dan sederhana, kemudian dikembangkan,

diperdalam dan diperluas dengan bahan yang lebih kompleks.

Sekuens rangkaian ke belakang; dalam sekuens ini mengajar dimulai dengan

langkah akhir dan mundur kebelakang. Contoh pemecahan masalah yang

bersifat ilmiah, meliputi 5 langkah sebagai berikut : (a) pembatasan masalah;

(b) penyusunan hipotesis; (c) pengumpulan data; (d) pengujian hipotesis; dan

(e) interpretasi hasil tes.

Dalam mengajarnya, guru memulai dengan langkah (a) sampai (d), dan peserta

didik diminta untuk membuat interprestasi hasilnya (e). Pada kasempatan lain

guru menyajikan data tentang masalah lain dari langkah (a) sampai (c) dan

peserta didik diminta untuk mengadakan pengetesan hipotesis (d) dan

seterusnya.

Sekuens berdasarkan hierarki belajar; prosedur pembelajaran dimulai

menganalisis tujuan-tujuan yang ingin dicapai, kemudian dicari suatu hierarki

urutan materi pembelajaran untuk mencapai tujuan atau kompetensi tersebut.

Hierarki tersebut menggambarkan urutan perilaku apa yang mula-mula harus

dikuasai peserta didik, berturut-berturut sampai dengan perilaku terakhir.

3. Metode atau strategi pencapain tujuan

Metode dan teknik pembelajaran yang digunakan pada umumnya bersifat

penyajian (ekspositorik) secara massal, seperti ceramah atau seminar. Selain itu,

pembelajaran cenderung lebih bersifat tekstual. Strategi pembelajaran yang berorientasi

pada guru tersebut menurut kalangan progresivisme, yang seharusnya aktif dalam suatu

proses pembelajaran adalah peserta didik itu sendiri.

Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik mendapat dukungan dari

kalangan rekonstruktivisme yang menekankan pentingnya proses pembelajaran melalui

dinamika kelompok. Pembelajaran cenderung bersifat kontekstual, metode dan teknik

pembelajaran yang digunakan tidak lagi dalam bentuk penyajian dari guru tetapi lebih

bersifat individual, langsung, dan memanfaatkan proses dinamika kelompok

Makalah Pengembangan Kurikulum 10

Page 11: Makalah Pengembangan Kurikulum

(kooperatif), seperti : pembelajaran moduler, obeservasi, simulasi atau role playing,

diskusi, dan sejenisnya.

Organisasi Kurikulum

Setidaknya terdapat enam ragam pengorganisasian kurikulum, yaitu:

Mata pelajaran terpisah (isolated subject); kurikulum terdiri dari sejumlah mata

pelajaran yang terpisah-pisah, yang diajarkan sendiri-sendiri tanpa ada hubungan

dengan mata pelajaran lainnya. Masing-masing diberikan pada waktu tertentu

dan tidak mempertimbangkan minat, kebutuhan, dan kemampuan peserta didik,

semua materi diberikan sama

• Mata pelajaran berkorelasi; korelasi diadakan sebagai upaya untuk mengurangi

kelemahan-kelemahan sebagai akibat pemisahan mata pelajaran. Prosedur yang

ditempuh adalah menyampaikan pokok-pokok yang saling berkorelasi guna

memudahkan peserta didik memahami pelajaran tertentu.

• Bidang studi (broad field); yaitu organisasi kurikulum yang berupa

pengumpulan beberapa mata pelajaran yang sejenis serta memiliki ciri-ciri yang

sama dan dikorelasikan (difungsikan) dalam satu bidang pengajaran. Salah satu

mata pelajaran dapat dijadikan “core subject”, dan mata pelajaran lainnya

dikorelasikan dengan core tersebut.

• Program yang berpusat pada anak (child centered), yaitu program kurikulum

yang menitikberatkan pada kegiatan-kegiatan peserta didik, bukan pada mata

pelajaran.

• Inti Masalah (core program), yaitu suatu program yang berupa unit-unit

masalah, dimana masalah-masalah diambil dari suatu mata pelajaran tertentu,

dan mata pelajaran lainnya diberikan melalui kegiatan-kegiatan belajar dalam

upaya memecahkan masalahnya. Mata pelajaran-mata pelajaran yang menjadi

pisau analisisnya diberikan secara terintegrasi.

• Ecletic Program, yaitu suatu program yang mencari keseimbangan antara

organisasi kurikulum yang terpusat pada mata pelajaran dan peserta didik.

4. Evaluasi

Dalam pengertian terbatas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk

memeriksa tingkat ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan

melalui kurikulum yang bersangkutan. Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas,

evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara

keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria.

Makalah Pengembangan Kurikulum 11

Page 12: Makalah Pengembangan Kurikulum

Indikator kinerja yang dievaluasi tidak hanya terbatas pada efektivitas saja,

namun juga relevansi, efisiensi, kelaikan (feasibility) program. Evaluasi kurikulum

memegang peranan penting, baik untuk penentuan kebijakan pendidikan pada umumnya

maupun untuk pengambilan keputusan dalam kurikulum itu sendiri.

Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang

kebijakan pendidikan dan para pengembang kurikulum dalam memilih dan menetapkan

kebijakan pengembangan sistem pendidikan dan pengembangan model kurikulum yang

digunakan. Hasil – hasil evaluasi kurikulum juga dapat digunakan oleh guru-guru,

kepala sekolah dan para pelaksana pendidikan lainnya dalam memahami dan membantu

perkembangan peserta didik, memilih bahan pelajaran, memilih metode dan alat-alat

bantu pelajaran, cara penilaian serta fasilitas pendidikan lainnya. (disarikan dari Nana

Syaodih Sukmadinata, 1997) Selanjutnya, Nana Syaodih Sukmadinata (1997)

mengemukakan tiga pendekatan dalam evaluasi kurikulum, yaitu : (1) pendekatan

penelitian (analisis komparatif); (2) pendekatan obyektif; dan (3) pendekatan campuran

multivariasi.

Makalah Pengembangan Kurikulum 12

Page 13: Makalah Pengembangan Kurikulum

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya

mencakup: perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah

langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan

mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru

dan peserta didik. Penerapan Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi

kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional.

Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk

menentukan seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian program-

program yang telah direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri.

Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait

langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang,

seperti: politikus, pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur-unsur masyarakat

lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan.

Keragaman sosial, budaya, aspirasi politik, dan kemampuan ekonomi

memberikan tekanan yang sama, kalau tidak dapat dikatakan lebih kuat dibandingkan

perbedaan filosofi, visi, dan teori yang dianut para pengambil keputusan mengenai

kurikulum. Perbedaan filosofi, visi, dan teori para pengambil keputusan seringkali dapat

diselesaikan melalui jenjang otoritas yang dimiliki seseorang walaupun dilakukan dalam

suatu proses deliberasi yang paling demokratis sekali pun. Ketika perbedaan filosofi,

visi, dan teori itu terselesaikan maka proses pengembangan dokumen kurikulum dapat

dilakukan dengan mudah.

B. Kritik dan Saran

Tentuya makalah ini jauh dari kesempurnaan,banyak dipenuhi kesalahan

gagasan serta konsep yang masih bersifat ambigu. Oleh karenanya penulis

mengharapkan saran serta kritik guna kesempurnaan masakalah ini.

Makalah Pengembangan Kurikulum 13

Page 14: Makalah Pengembangan Kurikulum

DAFTAR PUSTAKA

1. Nana Syaodih Sukamadinata, (1997) Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta. Penerbit Rajawali Pers.

2. Ela Yulaelawati, (2004) Kurikulum dan Pembelajaran, Bandung Pakar Raya.3. E. Mulyasa, (2004) Implementasi Kurikulum. Bandung. Remaja Rosda Karya.4. http://fadlibae.wordpress.com/2010/03/24/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-

pengembangan-kurikulum/

5. Abdul Madjid, (2008) Perencanaan Pembelajaran, Bandung. Rosda Karya.

6. Depdiknas (2002) Kurikulum Berbasis Kompetensi,Jakarta: Pusat Kurikulum

Balitbang Depdiknas.

7. http://ilmiahmanajemen.blogspot.com/2008/10/strategi-pengembangan-

kurikulum.html.

Makalah Pengembangan Kurikulum 14