MAKALAH PENGANTAR BIOTEKNOLOGI DALAM PROTEKSI TANAMAN JAGUNG TRANSGENIK YANG MENGANDUNG GEN Bt

11
MAKALAH PENGANTAR BIOTEKNOLOGI DALAM PROTEKSI TANAMAN JAGUNG TRANSGENIK YANG MENGANDUNG GEN Bt Kelompok 1: Radhian Ardy Prabowo A34070012 Rita Kurnia Apindiati A34070035 Lutfi Afifah A34070039 Kurniatus Ziyadah A34070046 Yulius Dika Ciptadi A34070044 Dosen: Dr. Ir. Yayi Munara Kusuma, Msi Dr. Gede Suastika DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

description

MAKALAH PENGANTAR BIOTEKNOLOGI DALAM PROTEKSI TANAMAN JAGUNG TRANSGENIK YANG MENGANDUNG GEN Bt Kelompok 1 : Radhian Ardy PrabowoA34070012 Rita Kurnia Apindiati A340700 3 5 Lutfi Afifah A340700 39 Kurniatus Ziyadah A340700 46 Yulius Dika Ciptadi A340700 44 Dosen : - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of MAKALAH PENGANTAR BIOTEKNOLOGI DALAM PROTEKSI TANAMAN JAGUNG TRANSGENIK YANG MENGANDUNG GEN Bt

Page 1: MAKALAH PENGANTAR BIOTEKNOLOGI DALAM PROTEKSI TANAMAN  JAGUNG TRANSGENIK YANG MENGANDUNG GEN Bt

MAKALAHPENGANTAR BIOTEKNOLOGI DALAM PROTEKSI TANAMAN

JAGUNG TRANSGENIK YANG MENGANDUNG GEN Bt

Kelompok 1:Radhian Ardy Prabowo A34070012

Rita Kurnia Apindiati A34070035Lutfi Afifah A34070039

Kurniatus Ziyadah A34070046Yulius Dika Ciptadi A34070044

Dosen:Dr. Ir. Yayi Munara Kusuma, Msi

Dr. Gede Suastika

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMANFAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR2010

Page 2: MAKALAH PENGANTAR BIOTEKNOLOGI DALAM PROTEKSI TANAMAN  JAGUNG TRANSGENIK YANG MENGANDUNG GEN Bt

Tanaman jagung sudah lama diusahakan petani Indonesia dan merupakan tanaman pokok kedua setelah padi

Kebutuhan jagung dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan seiring berkembangnya industri pakan dan pangan

Kendala dalam budidaya jagung yang menyebabkan rendahnya produktivitas jagung antara lain adalah serangan hama dan penyakit.

Hama yang sering dijumpai menyerang pertanaman jagung adalah ulat penggerek batang jagung, kutu daun, ulat kenggerek tongkol, dan Thrips.

Dengan berkembangnya bioteknologi, perbaikan genetik jagung melalui rekayasa genetik akan menjadi andalan dalam pemecahan masalah perjagungan di masa mendatang.

Page 3: MAKALAH PENGANTAR BIOTEKNOLOGI DALAM PROTEKSI TANAMAN  JAGUNG TRANSGENIK YANG MENGANDUNG GEN Bt

TujuanMemaparkan penerapan bioteknologi dalam

pengendalian hama penggerek batang jagung untuk mendukung sistem perlindungan tanaman dengan adanya tanaman transgenik Jagung Bt dan pemanfaatannya serta untuk mengetahui dampak negatif dan positif Jagung Bt terhadap lingkungan.

Page 4: MAKALAH PENGANTAR BIOTEKNOLOGI DALAM PROTEKSI TANAMAN  JAGUNG TRANSGENIK YANG MENGANDUNG GEN Bt

(a) (b)

Gambar 1. Jagung Bt (a) dan Jagung non Bt (b)

Page 5: MAKALAH PENGANTAR BIOTEKNOLOGI DALAM PROTEKSI TANAMAN  JAGUNG TRANSGENIK YANG MENGANDUNG GEN Bt

Tanaman transgenik diperoleh dengan menyisipkan gen-gen tertentu baik berasal dari tanaman, hewan atau mikroorganisme ke dalam DNA tanaman

Bacillus thuringiensis (Bt) merupakan bakteri gram positif yang telah banyak digunakan dalam dunia pertanian sebagai pestisida hayati oleh petani yang aman selama tiga puluh tahunan.

B. thuringiensis menghasilkan protein kristal Bt, atau Crystal protein (Cry) yang merupakan protein endotoksin yang bersifat racun bagi serangga (insektisidal)

Page 6: MAKALAH PENGANTAR BIOTEKNOLOGI DALAM PROTEKSI TANAMAN  JAGUNG TRANSGENIK YANG MENGANDUNG GEN Bt

Gen Bt yang sudah banyak ditransformasikan ke dalam tanaman jagung adalah yang menghasilkan jenis Bt endotoksin dari gen Cry1Ab

Setelah dimakan oleh corn borer, Bt protein dipecah oleh suatu enzim pemecah dalam pencernaan yang bersifat alkalin dari larva serangga dan menghasilkan protein pendek yang mengikat dinding pencernaan

Produksi jagung Bt pada saat ini didominasi oleh Amerika, di mana areal pertanamannya pada tahun 2000 telah mencapai 92% dari total areal pertanaman jagung (Herman 2002)

Page 7: MAKALAH PENGANTAR BIOTEKNOLOGI DALAM PROTEKSI TANAMAN  JAGUNG TRANSGENIK YANG MENGANDUNG GEN Bt

dampak positif terhadap lingkungan karena dapat menekan penggunaan pestisida, ketahanan tanaman terhadap jamur toksin dari Fusarium penyebab busuk tongkol dibandingkan dengan jagung non-Bt yang mengalami kerusakan berat.

Untuk melihat apakah jagung Bt aman atau tidak, telah dilakukan analisis bioinformatik secara menyeluruh. Berdasarkan hasil analisis mikotoksin, jagung Bt mempunyai kandungan fumonisin 1,5 ppm, sedangkan jagung non-Bt mempunyai kadar yang lebih tinggi, mencapai 14,5 ppm (Fuller 1999).

Page 8: MAKALAH PENGANTAR BIOTEKNOLOGI DALAM PROTEKSI TANAMAN  JAGUNG TRANSGENIK YANG MENGANDUNG GEN Bt

Analisis terhadap protein Cry2Ab2 menunjukan tidak ada kemiripan struktur primer, sekunder dan tertier dengan protein lain yang diketahui bersifat alergen, ataupun toksik terhadap manusia dan hewan tidak menunjukkan adanya potensi dapat menimbulkan alergi.

Pengujian menggunakan jagung Bt selain pada mencit juga tidak berpengaruh terhadap serangga berguna seperti laba-laba, Coccinellid, Chtysopid, Nabid, dan aman terhadap burung puyuh Northern Bobwhite (McLean and MacKenzie 2001).

Page 9: MAKALAH PENGANTAR BIOTEKNOLOGI DALAM PROTEKSI TANAMAN  JAGUNG TRANSGENIK YANG MENGANDUNG GEN Bt

 Jagung Bt merupakan tanaman transgenik yang mempunyai ketahanan terhadap hama, di mana sifat ketahanan tersebut diperoleh dari bakteri Bacillus thuringiensis.

satu jagung transgenik yaitu jagung PRG MON 89034 mengandung dua gen interes yaitu: Gen cry1A.105 yang memproduksi protein Cry1A.105. Gen kedua adalah gen cry2Ab2 yang memproduksi protein Cry2Ab2

Setelah dimakan oleh corn borer, Bt protein dipecah oleh suatu enzim pemecah dalam pencernaan yang bersifat alkalin dari larva serangga dan menghasilkan protein pendek yang mengikat dinding pencernaan

Pengikatan dapat menyebabkan kerusakan membran sel sehingga larva berhenti beraktivitas.

Page 10: MAKALAH PENGANTAR BIOTEKNOLOGI DALAM PROTEKSI TANAMAN  JAGUNG TRANSGENIK YANG MENGANDUNG GEN Bt

[Anonim]. 2010. Bioteknologi. http://id.wikipedia.org/wiki/Bioteknologi [14 Desember 2010]  Agbios GM Data Base. 2007. Budidaya jagung. http://www.agbios.com/dbase.php [14 Desember

2010]  Fuller, G. 1999. Safety assessment of genetically modified corn: a case study. Regional Symposium on

Genetically Modified Foods: Benefits and Awareness. Bangkok, March 17-18, 1999.  Held, G.A., L.A. Bulla, E. Jr. Ferrari, J. Hoch, and A.I. Aronson. 1982. Cloning and localization of the

lepidopteran protoxin gene of Bacillus thuringiensis subsp. kurstaki. Proc. Natl. Acad. Sci. 79:60-65.  Herman, M. 1997. Insect resistant via genetic engineering. In: A. Darussamin, I.P. Kompiang, and S.

Moeljopawiro (Eds.). Proceedings Second Conference on Agricultural Biotechnology. Jakarta, 13-15 June 1995. Current Status of Agricultural Biotechtology in Indonesia, Research and Development and Priorities, Agency for Agricultural Research and Development, Ministry of Agriculture: 217-226.  

Herman, M. 2002. Perakitan tanaman tahan serangga hama melalui teknik rekayasa genetik. Buletin AgroBio 5(1): 1-13. 

MacIntosh, S.C., T.B. Stone, S.R. Sims, P. Hunst, J.T. Greenplate, P.G. Marrone, F.J. Perlak, D.A. Fischhoff, and R.L. Fuchs. 1990. Specificity and efficacy of purified Bacillus thuringiensis proteins against agronomically important species. J. Insects Path. 56:95-105. 

Maryam dan Romsyah. 2007. Produksi Antibodi Monoklonal Menggunakan Konjugat Fumonisin B1-Ovalbumin Sebagai Antigen Untuk Deteksi Fumonisin Secara Imunoasai. http://iirc.ipb.ac.id/jspui/handle/123456789/40843 [14 Desember 2010] 

McLean, M.A. and D.J. MacKenzie. 2001. Principles and practice of environmental safety assessment of transgenic plants. Materials presented for Food Safety and Environmetal Assesment Workshop. Bogor, April 10-12, 2001. 

Syngenta Seeds Comunication. 2003. Kernels of gold: the fact of Bt corn. Syngenta Seeds AG, Basel, Switzerland.

Page 11: MAKALAH PENGANTAR BIOTEKNOLOGI DALAM PROTEKSI TANAMAN  JAGUNG TRANSGENIK YANG MENGANDUNG GEN Bt

^_^