Makalah Pendidikan Pancasila Novi
-
Upload
vicky-ren-dewe -
Category
Documents
-
view
61 -
download
8
Embed Size (px)
Transcript of Makalah Pendidikan Pancasila Novi

1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila adalah nilai-nilai kehidupan Indonesia sejak jaman nenek
moyang sampai dewasa ini. Berdasarkan hal tersebut terdapatlah perbedaan
antara masyarakat Indonesia dengan masyarakat lain. Nilai-nilai kehidupan
tersebut mewujudkan amal perbuatan dan pembawaan serta watek orang
Indonesia. Dengan kata lain masyarakat Indonesia mempunyai ciri sendiri,
yang merupakan kepribadiannya.
Dengan nilai-nilai pulanglah rakyat Indonesia melihat dan memecahkan
masalah kehidupan ini untuk mengarahkan dan mempedomani dalam
kegiatan kehidupannya bermasyarakat. Demikianlah mereka melaksanakan
kehidupan yang diyakini kebenaranya. Itulah pandangan hidupnya karena
keyakinan yang telah mendarah daging itulah maka pancasila dijadikan dasar
negara serta ideologi negara. Itulah kebulatan tekad rakyat Indonesia yang
ditetapkan pada Tanggal 18 agustus 1945 melalui panitia persiapan
kemerdekaan Indonesia. Kesepakatan bersama tersebut sipatnya luhur, tiada
boleh diganti ataupun diubah. Masyarakat pancasila pulalah yang hendak kita
wujudkan, artinya suatu masyarakat Indonesia modern berdasarkan nilai
luhur tersebut. Untuk mewujudkan masyarakat pancasila, diperlukan suatu
hukum yang berisi norma-norma, aturan-aturan atau ketentuan-ketentuan
yang harus dilaksanakan dan ditaati oleh setiap warga negara Indonesia.
Hukum yang dimaksud yaitu UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis
dinegara kita.
1.2 Identifikasi Masalah
Setelah kami tinjau, identifikasi masalah yang kami dapat dari
bahasan ini adalah sebagai berikut:
1.2.1 Pengertian Kedudukan;
1

2
1.2.2 Pengertian Pancasila;
1.2.3 Fungsi Pancasila;
1.2.4 Kedudukan Pancasila dalam UUD 1945.
1.3 Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah yang terpapar diatas diperoleh gambaran
dimensi permasalahan yang begitu luas. Namun kami menyadari adanya
keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kami memandang perlu
memberi batasan yang jelas dan terfokus. Selanjutnya masalah yang akan
menjadi obyek pembahasan ini selanjutnya adalah:
1.3.1 Kedudukan pancasila dalam Undang Undang 1945;
1.3.2 Fungsi Pancasila.
1.4 Rumusan Masalah
Adapun rumusan yang kami buat adalah sebagai berikut:
1.4.1 Seperti apa kedudukan Pancasila dalam UUD 1945?;
1.4.2 Apa Fungsi pancasila?.
1.5 Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai berikut:
1.5.1 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila;
1.5.2 Untuk menambah wawasan Penulis dan Pembaca.
1.6 Manfaat
Tentunya penulisan makalah ini sangat memiliki manfaat,
diantaranya:
1.6.1 Bagi Penulis, makalah ini merupakan nilai mata kuliah;
1.6.2 Bagi Dosen, makalah ini merupakan bahan pertimbangan dalam
penilaian;
1.6.3 Bagi Penulis dan Pembaca, makalah ini merupakan bahan
informasi tertulis.
2

3
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pancasila
Secara arti kata Pancasila mengandung arti, panca yang berarti
lima “lima” dan sila yang berarti “dasar”. Dengan demikian pancasila
artinya lima dasar. Tetapi di sini pengertian pancasila berdasarkan sejarah
pancasila itu sendiri.
Apabila kita ingin benar-benar melaksanakan Undang-Undang
Dasar 1945 secara murni dan konsekuan, maka kita tidak saja harus
melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam pasal-pasal dari Batang Tubuh
(the body of the konstitutin) atau lebih dkenal isi dari UUD 1945 itu,
tetapti juga ketentuan-ketentuan pokok yang termaktub dalam pembukaan
UUD 1945. Oleh karena pembukaan UUD 1945 (walaupun tidak
tercantum dalam satu dokumen dengan Batang Tubuh UUD 1945, seperti
konstitusi (RIS) atau UUDS 1950 misalnya), adalah bagian mutlak yang
tidak dipisahkan dari Konstitusi Republuk Indonesia Tahun 1945;
pembukaan dan Batang Tubuh kedua-duanya telah ditetapkan oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 18 Agustua 1945.
Apabila kita berbicara tentang UUD 1945. maka yang dimaksud
ialah Konstitusi (UUD) yang disahkan oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia tersebut pada tanggal 18 Agustus 1945 yang
diumumkan dalam Berita Republik Indonesia Tahun 1946 No. 7 halaman
45-48, yang terdiri atas:
1. Pembukaan (Preambule) yang meliputi 4 alinea ;
2. Batang Tubuh atau isi UUd 1945, yang meliputi;
3. Penjelasan
3

4
Adapun Pembukaan UUD 1945 yang terdiri atas empat bagian itu
yang amat penting ialah bagian/alinea ke 4 yang berbunyi sebagai berikut:
“Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social,
maka dususunlah Kemerdekaan Indonesia itu dalam suatu Undang-
Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan
Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar
kepada: Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Dalam Penjelasan resmi dari pembukaan UUD 1945 disebutkan
bahwa dalam Pembukaan UUD 1945 tekandung empat pokok-pokok
pikiran sebagai berikut:
1. Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia berdasar atas Persatuan;
2. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia;
3. Negara Indonesia adalah Negara yang berkedaulatan rakyat dan
berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan;
4. Negara Indonesia berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
4

5
Khusus bagian/alinea ke -4 dari pembukaan UUD 1945 adalah
merupakan asas pokok Pembentukan pemerintah Negara Indonesia. Isi
bagian ke 4 dari Pembukaan UUD 1945 itu dibagi ke dalam 4 hal:
1. Tentang hal tujuan Negara iondonesia, tercantum dalam kalimat
“Kemudian daripada itu dan seluruh tumpah darah indonesia, yang;
a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia;
b. Memajukan kesejahteraan rakyat;
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa;
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
2. Tentang hal ketentuan diadakanya Undang-Undang Dasar tarcantum
dalam kalimat yang berbunyi: “maka disusunlah Kemerdekaan
Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia”;
3. Tentang hal bentuk Negara dalam kalimat: yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat;
4. Tentang hal Dasar Falsafah Negara Pancasila. Adapun Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 yang telah disahkan oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus
1945 itu sebagian besar bahan-bahanya berasal dari Naskah Rancangan
Pembukaan UUD yang disusun oleh Panitia Perumus (panitia kecil)
yang beranggotakan 9 orang yang diketua oleh Ir. Soekarno pada
tanggal 22 Juni 1945 di Jakarta.
Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, naskah politik
yang bersejarah itu dijadikan Rancangan Pembukaan UUD sebagai bahan
5

6
pokok dan utama bagi penyusunan/penetapan Pembukaan (Preambule)
UUD yang akan ditetapkan itu.
Naskah politik yang bersejarah yang disusun pada tanggal 22
Agustus 1945 itu, di kemudian hari oleh Mr. Muhamad Yamin dalam
pidatonya di depan siding Badan Penyelidik Persiapan Kemerdekaan
(BPPK) pada tanggal 11 Juni 1945 dinamakan “Piagam Jakarta” dan baru
beberapa tahun kemudian dimuat dalam bukunya yang berjudul
Prokalmasi dan Konstitusi pada tahun 1951. Dalam naskah politik yang di
sebut dengan Piagam Jakarta 22 Juni 1945 inilah untuk pertama kali dasar
falsafah Negara pancasila ini dicantumkan secara tertulis, setelah
diusulkan oleh Ir. Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945.
Adapun panitia perumus yang beranggotakan 9 orang yang telah
menyusun Piagam Jakarta itu adalah salah satu panitia kecil dari Badan Penyelidik
Persiapan Kemerdekaan (BPPK) yang dibentuk pada tanggal 29 April 1945. Di
atas telah dijelaskan tentang pentingnya Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Adapun besar arti pentingnya Pembukaan Undang-Undang Daar itu ialah karena
pada aline ke 4 itu tercantum ketentuan pokok yang bersifat fundamental, yaitu
dasar falsafah Negara Republik Indonesia yang dirumuskan dalam kata-kata
berikut: …. “maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam
suatu Undang-Undang Dasar Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan
Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada:
1. Ketuhanan Mang Maha Esa,
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab,
3. Persatuan Indonesia,
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan,
6

7
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Kelima dasar ini tercakup dalam satu nama/istilah yang amat penting bagi
kita bangsa Indonesia yaitu pancasila.
Istilah atau perkataan pancasila ini memang tidak tercantum dalam
Pembukaan maupun dalam Batang Tubuh UUD 1945. Di alinea ke 4 dari
Pembukaan UUD 1945 hanyalah disebutkan bahwa, Negara Republik
Indonesia berdasarkan kepada lima prinsip atau asas yang tersebut di atas,
tanpa menyebutkan pancasila. Bahwa kelima prinsip atau dasar tersebut
adalah pancasila, kita harus menafsirkan sejarah (maupun penafsiran
sistematika) yakni menghubungkanya dengan sejarah lahirnya pencasila itu
sendiri pada tanggal 1 Juni 1945, seperti yang telah diuraikan sebelumnya.
Berkenaan dengan perkataan pancasila, menurut Prof. Mr. Muhamad
Yamin (Pembahasan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia) “perkataan
Pancasila” yang kini telah menjadi istilah hukum, mula-mula ditempa dan
dipakai oleh Ir. Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945 untuk
menamai paduan sila yang lima. Perkataan itu diambil dari peradaban
Indonesia lama sebelum abad XIV.
Kata kembar itu keduanya berasal dari bahasa Sanskerta yaitu panca
dansila yang memiliki arti yang berbeda. Pancasila dengan huruf i biasanya
memiliki arti berbatu sendi yang lima (consisting of 5 rocks; aus fund Felsen
bestehend). Pancasila dengan huruf i yang panjang bermakna “5 peraturan
tingkah laku yang penting”.
Kata sila juga hidup dalam kata kesusilaan dan kadang-kadang juga
berarti etika. Dalam bahasa Indonesia kedua pengertian di atas dirasakan
sudah menjadi satu paduan antara sendi yang lima dengan lima tingkah laku
yang senonoh.
7

8
Dari uraian di atas dapatlah kiranya kita menarik kesimpulan bahwa
pancasila sebagai istilah perkataan Sanskerta yang sudah dikenal di tanah air
kita sejak abad XIV. Sedangkan pancasila dalam bentuk formalnya sebagai
dasar Falsafah Negara Republik Indonesia baru diusulkan pada tanggal 1 Juni
1945.
2.2 Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
Manusia yang diciptakan oleh Tuhan yang Maha Kuasa,
dikodratkan hidup secara berkelompok. Kelompok manusia itu akan selalu
mengalami perubahan dan perkembangan. Perkembangan manusia dari
yang mengelompok itu sampai pada suatu keadaan dimana mereka itu
terjalin ikatan hubungan yang kuat dan serasi.
Ini adalah pertanda adanya kelompok manusia itu dengan cirri-ciri
kelompok tertentu, yang membedakan mereka dengan kelompok-kelompk
manusia lainya. Kelopmok ini membesar dan menjadi suku-suku bangsa.
Tiap suku bangsa dibedakan oleh perbedaan nilai-nilai dan moral yang
mereka patuhi bersama. Berdasarkan hal ini kita dapat menyebutkan adanya
kelompok suku bangsa Minangkabau, Batak, Jawa, Flores, Sunda, Madura, dan
lain sebagainya.
Semua suku itu adalah modal dasar terbentuknya kesadaran berbangsa dan
adanya bangsa Indonesia yang kita miliki adalah bagian dari bangsa itu sekarang
ini. Kelompok-kelompok manusia tersebut dikatakan suku bangsa, karena
mempunyai tujuan hidup. Tujuan hidup kelompok ini akan membedakan mereka
dengan kelompok suku bangsa lain di Nusantara ini. Jadi kita kenal dengan
pandangan hidup suku Jawa, Sunda, Batak, Flores, Madura, dan lain-lain
sebagainya.
Pandangan hidup merupakan wawasan atau cara pandang mereka untuk
memenuhi kehidupan di dunia dan bekal di hari akhir. Bangsa Indonesia yang
8

9
terdiri dari suku bangsa tersebut, meyakini adanya kehidupan di dunia dan hari
akhir. Berdasarkan hal tersebut kita menemukan persamaan pandangan hidup di
antara suku-suku bangsa di tanah air ini, ialah keyakinan mereka adanya dua
dunia kehidupan.
Inilah yang menyatukan pandangan hidup bangsa Indonesia, walaupun
mereka terdiri atas berbagai suku yang berbeda. Bangsa Indonesia yang terikat
oleh keyakinan Kepada Tuhan yang Maha Kuasa dan kuatnya tradisi sebagai
norma dan nilai kehidupan dalam masyarakat adalah tali persamaan pandangan
hidup antara berbagai suku bangsa di Nusantara ini. Pandangan hidup kita
berbangsa dan bernegara tersimpul dalam falsafah kita Pancasila.
Pancasila memeberikan pancaran dan arah untuk setiap orang
Indonesia tentang masa depan yang ditempuhnya. Inilah pandangan hidup
bangsa Indonesia sebagaimana tertuang dalam kelima Sila Pancasila.
2.3 Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Pancasila yang dikemukakan dalan sidang I BPPK pada tanggal 1
Juni 1945 adalah dikandung maksud untuk dijadikan dasar dari Negara
Indonesia Merdeka. Adapun dasar itu haruslah merupakan suatu falsafah
yang menyimpulkan kehidupan dan cita-cita bangsa dan Negara Indonesia
yang merdeka. Di atas dasar itulah akan didirikan gedung Republik
Indonesia sebagai perwujudan kemerdekaan politik yang menuju kepada
kemerdekaan ekonomi, sosial dan kebudayaan.
Landasan atau atau dasar itu haruslah kuat dan kokoh agar gedung
yang berdiri di atasnya akan tetap tegak sentosa untuk selama-lamanya.
Landasan itu harus pula tahan uji terhadap serangan-serangan baik dari
dalam maupun dari luar.
9

10
Sidang Badan Penyelidik Persiapan Kemerdekaan (BPPK) telah
menerima secara bulat pancasila itu sebagai dasar Negara Indonesia
merdeka. Dalam keputusan sidang PPKI kemudian pada tanggal 18
Agustus Pancasila tercantum secara resmi dalam pembukaan UUD RI.
UUD yang menjadi sumber ketatanegaraan harus mengandung unsur-
unsur pokok yang kuat yang menjadi landasan hidup bagi seluruh bangsa
dan Negara, agar peraturan dasar itu tahan uji sepanjang masa.
Peraturan-peraturan selanjutnya yang disusun untuk mengatasi dan
menyalurkan persoalan-persoalan yang timbul berhubung dengan
penyelenggaraan dan perkembangan Negara harus didasarkan atas dan
berpedoman pada UUD. Peraturan-peraturan yang bersumber pada UUD
itu disebut peraturan-peraturan organik, yang menjadi pelaksana dari
UUD.
Oleh karena pancasila tercantum dalam UUD 1945 dan bahkan menjiwai
seluruh isi peraturan dasar tersebut yang berfungsi sebagai dasar Negara
sebagaimana tercantum jelas dalam alinea ke IV pembukaan UUD 1945 tersebut,
maka semua peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia yang
dikeluarkan oleh Negara dan pemerintah RI haruslah pula sejiwa denga pancasila.
Isi dan tujuan dari peraturan perundang-undangan RI tidak boleh
menyimpang dari jiwa pancasila. Keputusan dalam sidang PPKI pada tanggal 18
Agustus 1945 menetapkan Undang-Undang Dasar bagi Negara Republik
Indeonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Undang-Undang Dasar tersebut ialah UUD 1945. Dalam pembukaan UDD
tersebut kita temukan dasar Negara “Pancasila”. Oleh karena itu, secara yuridis
pancasila sah menjadi Dasar Negara Republik Indonesia. Akibat hukum dari
disahkanya pancasila sebagai dasar Negara, maka seluruh kehidupan bernegara
dan bermasyarakat haruslah didasari oleh Pancasila. Landasan hukum Pancasila
10

11
sebagai dasar Negara dapat memebri akibat hukum dan filosofis; yakni kehidupan
bernegara bangsa ini haruslah berpedoman pada pancasila.
2.4 Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Ideologi berasal dari kata yunani yaitu iden yang berarti melihat, atau idea
yang berarti raut muka, perawakan, gagasan buah pikiran dan kata logi yang
berarti ajaran. Dengan demikian ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan
dan buah pikiran atau science des ideas (AL-Marsudi, 2001:57).
Puspowardoyo (1992 menyebutkan bahwa ideologi dapat dirumuskan
sebagai komplek pengetahuan dan nilai secara keseluruhan menjadi landasan
seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat raya dan bumi seisinya serta
menentukan sikap dasar untuk mengolahnya. Berdasarkan pemahaman yang
dihayatinya seseorang dapat menangkap apa yang dilihat benar dan tidak
benar, serta apa yang dinilai baik dan tidak baik.
Menurut pendapat Harol H. Titus. Definisi dari ideologi adalah:
Aterm used for any group of ideas concerning various political and
aconomic issues and social philosophies often applied to a systematic
scheme of ideas held by groups or classes, artinya suatu istilah yang
digunakan untuk sekelompok cita-cita mengenai bebagai macam masalah
politik ekonomi filsafat sosial yang sering dilaksanakan bagi suatu rencana
yang sistematis tentang suatu cita-cita yang dijalankan oleh kelompok atau
lapisan masyarakat. Bila kita terapkan rumusan ini pada Pancasila dengan
definisi-definisi filsafat dapat kita simpulkan, maka Pancasila itu ialah
usaha pemikiran manusia Indonesia untuk mencari kebenaran, kemudian
sampai mendekati atau menanggap sebagai suatu kesanggupan yang
digenggamnya seirama dengan ruang dan waktu.
Hasil pemikiran manusia yang sungguh-sungguh secara sistematis
radikal itu kemuduian dituangkan dalam suatu rumusan rangkaian kalimat
11

12
yang mengandung suatu pemikiran yang bermakna bulat dan utuh untuk
dijadikan dasar, asas, pedoman atau norma hidup dan kehidupan bersama
dalam rangka perumusan satu negara Indonesia merdeka, yang diberi nama
Pancasila.
Kemudian isi rumusan filsafat yang dinami Pancasila itu kemudian
diberi status atau kedudukan yang tegas dan jelas serta sistematis dan
memenuhi persyaratan sebagai suatu sistem filsafat. Termaktub dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke empat maka filsafat
Pancasila itu berfungsi sebagai Dasar Negara Republik Indonesia yang
diterima dan didukung oleh seluruh bangsa atau warga Negara Indonesia.
Demikian isi rumusan sila-sila dari Pancasila sebagai satu rangkaian
kesatuan yang bulat dan utuh merupakan dasar hukum, dasar moral, kaidah
fundamental bagi peri kehidupan bernegara dan masyarakat Indonesia dari pusat
sampai ke daerah-daerah Pancasila sebagai dasar Negara, maka mengamalkan dan
mengamankan Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai sifat imperatif dan
memaksa, artinya setiap warga Negara Indonesia harus tunduk dan taat
kepadanya. Siapa saja yang melangggar Pancasila sebagai dasar Negara, harus
ditindak menurut hukum yakni hukum yang berlaku di Indonesia.
Dengan kata lain pengamalan Pancasila sebagai dasar Negara disertai
sanksi-sanksi hukum. Sedangkan pengamalan Pancasila sebagai weltanschuung,
yaitu pelaksanaan Pancasila dalam hidup sehari-hari tidak disertai sanksi-sanksi
hukum tetapi mempunyai sifat mengikat, artinya setiap manusia Indonesia terikat
dengan cita-cita yang terkandung di dalamnya untuk mewujudkan dalam hidup
dan kehidupanya, sepanjang tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang
barlaku di Indonesia. Jadi, jelaslah bagi kita bahwa mengamalkan dan
mengamankan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia mempunyai
sifat imperatif memaksa.
12

13
Sedangkan pengamalan atau pelaksanaan Pancasila sebagai pandangan
hidup dalam hidup sehari-hari tidak disertai sanksi-sanksi hukum tetapi
mempunyai sifat mengikat. Pancasila sebagai filsafat bangsa dan Negara
dihubungkan fungsinya sebagai dasar Negara, yang merupakan landasan idiil
bangsa Indonesia dan Negara Republik Indonesia dapatlah disebut pula sebagai
ideologi nasional atau ideologi Negara.
Artinya pancasila merupakan satu ideologi yang dianut oleh
Negara atau pemerintah dan rakyat Indonesia secara keseluruhan, bukan
milik atau monopoli seseorang ataupun sesuatu golongan tertentu. Sebagai
filsafat atau dasar kerohanian Negara, yang meruapakn cita-cita bangsa,
Pancasila harus dilaksanakan atau diamalkan, yang mewujudkan
kenyataan dalam penyelenggaraan hidup kenegaraan kebangsaan dan
kemasyarakatan kita. Bila terjadi kesenjangan dalam kehidupan
kenegaraan dan kemasyarakatan, kita harus kembali kepada filsafat Negara
Republik Indonesia untuk mencari jalan keluarnya atau untuk meluruskan
kembali.
2.5 Pancasila Sebagai Sumber Moral bangsa
Penetapan Pancasila sebagai dasar Negara mengamanatkan bahwa
moral Pancasila juga sebagai moral Negara, artinya Negara tunduk pada
moral, Negara wajib mengamalkan moral Pancasila. Seluruh tindakan
kebijakan Negara harus sesuai dengan Pancasila. Seluruh perundang-
undangan harus mengacu pada pancasila. Nilai-nilai Pancasila menjadi
pembimbing dalam pembuatan policy. Sebagai moral Negara, Pancasila
mengandung kewajiban-kewajiban moral bagi Negara Indonesia, yaitu
antara lain:
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Negara menjamin kemerdekaan
tiap-tipa penduduk untuk memeluk dan beribadat sesuai dengan iman dan
agama masing-masing. Negara harus memberantas praktek-pratek
keagamaan yang tidak baik dan menggangggu kerukunan hidup
13

14
bermasyrakat. Negara wajib memberi peluang kepada tiap-tiap agama
untuk berdakwah, mendirikan tempat ibadah, ekonomi dan budaya.
2. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Negara memperlakukan
setiap orang sebagai manusia, menjamin dan menegakakan hak-hak dan
kewajiban asasi; Negara menjamin semua warga Negara secara adil
dengan membuat undng-undang dengan tepat dan melaksanakanya dengan
baik, Negara harus ikut bekerja sama dengan bangsa dan Negara lain demi
membangun dunia ke arah yang lebih baik.
3. Sila Persatuan Indonesia. Negara harus tetap menjunjung tinggi
asas Bhineka Tunggal Ika. Menolak paham primodialisme,
memperjuangkan kepentingan nasional. Bangga sebagai bangsa Indonesia,
menentang chauvinisme, kolonialisme, sebaliknya menjalin hubungan baik
antar bangsa.
4. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin OLeh Hikmat Kebijaksanaanm
Dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Mengakui dan menjunjung tinggi
kedaulatan rakyat, meningkatkan partisipasinya dalam proses
pembangunan, mendengarkan dan memeperjuangkan aspirasi rakyat.
Menghormati perbedaan pendapat, menjamin kebebasan berserikat dan
berkumpul
2.6 Pancasila Sebagai Paradigma Kehidupan Dalam Masyarakat
Berbangsa dan Bernegara.
Untuk melaksanakan Pancasila perlu usaha yang dilakukan secara
berencana dan terarah berdasarkan suatu pola. Tujuannya adalah agar
Pancasila sungguh-sungguh dihayati dan diamalkan oleh segenap warga
Negara, baik dalam kehidupan orang seorang maupun dalam kehidupan
kemasyarakatan.
Berdasarkan pola itu diharapkan lebih terarah usaha-usaha
14

15
Pembinaan manusia Indonesia agar menjadi insan pancasila
Pembangunan bangsa untuk mewujudkan masyarakat pancasila
Kedua hal tersebut di atas, tidaklah dapat dipisahkan satu sama
lain, melainkan saling mempengaruhi dan saling mendukung. Masalah
pembinaan insan Pancasila lebih banyak menyangkut bidang pendidikan.
Lewat kegiatan pendidikan diharapkan peserta didik menyerap nila-nilai
moral Pancasila. Penyerapan nilai-nilai moral Pancasila diarahkan berjalan
secara manusiawi dan alamiah tidak saja lewat pengalaman secara pribadi.
Nilai-nilai moral Pancasila tidak untuk sekadar dipahami melainkan untuk
dihayati, oleh karena itu penyerapan nilai-nilai- moral Pancasila bukan
lewat proses indoktrinasi.
Sasaran pelaksanaan Pancasila adalah perorangan, keluarga dan
masyarakat, baik di lingkunga tempat tinggal masing-masing maupun di
lingkungan tempat kerja. Langkah pertama adalah dengan perantaraan
pegawai Republik Indonesia, karena mereka adalah abdi Negara dan abdi
masyarakat yang pertama-tama harus menghayati dan mengamalkan
Pancasila. Langkah selanjutnya ialah menyebarluaskanya kepada seluruh
lapisan masyarakat dengan menggunakan berbagai jalur dan penciptaan
suasana yang menunjang. Adapun jalur yang digunakan adalah:
a) Jalur pendidikan.
Dalam melaksakan Pancasila, maka peranan pendidikan
sangat penting, baik pendidikan di sekolah (formal) maupun
pendidikan di luar sekolah (non formal) yang terletak did lam
keluarga, dan lingkungan masyarakat.
b) Jalur media massa.
Walaupaun pola pelaksanaan Pancasila melalui jalur medua
massa dapat pula digolongkan sebagai salah satu aspek jalur
15

16
pendidikan dalam arti luas, namun peranan media massa
sedemikian pentingnya sehingga perlu mendapat penonjolanya
sebagai jalur tersendiri. Dalam hubunganya dengan ini, ditekankan
pula pentingnya media tradisional seperti pewayangan serta
bentuk-bnetuk seni rakyat lainya, di samping media modern seperti
pers, radio dan televisi. Dalam menggunakan komunikasi modern
ini perlu dijaga agar terhindar dari siaran yang tidak
menguntungkan bagi pelaksanaan pancasila.
c) Jalur organisai sosial politik, organisasi sosial kemasyarakatan,
dan prangkat sosial.
Sesuai dengan tekad untuk menjunjung tinggi demokrasi
dan menegakan kehidupan konstitusional, maka kiranya semua
anggota maupun kader-kader politik, serta organisasi
kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, lembaga
keagamaan, lembaga kebudayaan, dan dunia usaha, hendaklah
berusaha sekuat tenaga ikut serta dalam melaksanakna Pancasila,
sehingga Pancasila itu lestari di Republik indionesia.
16

17
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila adalah dasar Negara Republik Indonesia, ideologi
Negara Indonesia, sekaligus menjadi pandangan hidup bangsa. Pancasila
juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan negara Republik
Indonesia. Maka manusia Indonesia menjadikan pengamalan Pancasila
sebagai perjuangan utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan
kehidupan kenegaraan. Oleh karena itu pengalamannya harus dimulai dari
setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara negara yang secara
meluas akan berkembang menjadi pengalaman Pancasila oleh setiap
lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik dipusat maupun di
daerah.
Di dalam Pancasila terkandung nilai-nilai luhur, ajaran-ajaran
moral yang kesemuanya itu meruapakan peljelmaan dari seluruh jiwa
17

18
manusia Indonesia. Menyadari bahwa untuk kelestarian nilai-nilai
pancasila itu perlu diusahakan secara nyata dan terus-menerus
pengahayatan dan pengamalan nila-nilai luhur yang terkandung di
dalamnya, oleh sebab itu setiap warga Negara Indonesia, penyelenggara
Negara, serta lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan baik di
pusat maupun di daerah harus sama-sama mengamalkan nilai-nilai
Pancasila demi kelestarianya.
Oleh karena itu sebagai upaya nyata demi kelestarian nilai-nilai
luhur pancasila, perlu ditanamkan dan atau perlu ada pemahaman kepada
generasi penerus bangsa, salah satunya lewat pendidikan pancasila di
sekolah dasar.
B. Saran-Saran
Dari uraian-uraian di atas penulis dapat menyarankan:
1. Pancasila sebagai Dasar Negara, sebagai ideologi Negara, serta pandangan
hidup bangsa, memiliki nilai-nilai luhur yang merupakan penjelmaan dari
seluruh jiwa manusia Indonesia. Maka dari itu kita harus menjungjung
tinggi dan mengamalkan sila-sila dari Pancasila tersebut dengan setulus
hati dan penuh rasa tanggung jawab.
2. Pancasila yang memiliki nilai-nilai luhur, agar diamalkan oleh setiap
warga Negara Indonesia, penyelenggara Negara, serta lembaga kenegaraan
dan lembaga kemasyarakatan baik di pusat maupun di daerah demi
kelestarianya.
18

19
DAFTAR PUSTAKA
Kansil C.S.T, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, Jakarta: PT pradnya paramita
Pangeran Alhaj S.T.S dan Surya Partia Usman, 1995. Materi Pokok Pendekatan Pancasila. Jakarta; Universitas Terbuka Depdikbud.
Setiady Elly M, Panduan Kuliah Pendidikan Pancasila, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Srijanto Djarot, Waspodo Eling,dkk. 1994. Tata Negara Sekolah Menengah Umum. Surakarta: PT. Pabelan.
Tanpa Nama.Tanpa Tahun. Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. Sekretariat Negara Republik Indonesia Tap MPR No. II/MPR/1987.
UU Nomor 32 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasioanal
Darji Darmodiharjo dan Shidarta, 1995. Pokok-pokok filsafat hukum, cet. ke-6, Jakarta:Gramedia Pustaka utama.
19

20
20