MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

54
MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA SEJARAH PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL Diajukan sebagai Tugas Mandiri Mata Kuliah NTM Semester Genap Tahun Akademik 2014 / 2015 Angkatan XIII Disusun Oleh : Andri Irawan Sanjaya ( 2130 402 028 ) FAKULTAS MANAGEMENT PERHOTELAN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PARIWISATA INTERNASIONAL S T E I N JAKARTA

description

makalah pendidikan pancasila

Transcript of MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

Page 1: MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

SEJARAH PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL

Diajukan sebagai Tugas Mandiri Mata Kuliah NTM

Semester Genap Tahun Akademik 2014 / 2015

Angkatan XIII

Disusun Oleh :

Andri Irawan Sanjaya

( 2130 402 028 )

FAKULTAS MANAGEMENT PERHOTELAN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PARIWISATA

INTERNASIONAL

S T E I N

JAKARTA

Page 2: MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya

terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga Penulis dapat menyelesaikan

makalah mata kuliah “PENDIDIKAN PANCASILA”. Makalah ini merupakan salah satu

tugas di program studi Management Perhotelan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Pariwisata Internasional (STEIN). Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada Bapak H. Darmadi Abdul Karim, S.H., M.M. selaku dosen

pembimbing mata kuliah Pendidikan Pancasila dan kepada segenap pihak yang telah

memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Oleh karena itu agar kalangan intelektual terutama mahasiswa sebagai calon

pengganti pemimpin bangsa di masa mendatang memahami makna serta kedudukan

pancasila yang sebenarnya maka harus dilakukan suatu kajian yang bersifat ilmiah

Akhirnya Penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam

penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 28 Agustusi 2015

Penulis

Page 3: MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Landasan Pendidikan Pancasila ....................................................... 1

B. Tujuan Pendidikan Pancasila ........................................................... 3

C. Pembahasan Pancasila secara Ilmiah ............................................... 4

BAB II PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN

BANGSA INDONESIA ...................................................................... 12

A. Pengantar ......................................................................................... 12

B. Zaman Kutai .................................................................................... 12

C. Zaman Sriwijaya .............................................................................. 12

D. Zaman Kerajaan-Kerajaan Sebelum Majapahit ............................... 13

E. Kerajaan Majapahit ......................................................................... 13

F. Zaman Penjajahan ........................................................................... 13

G. Kebangkitan Nasional ...................................................................... 13

H. Zaman Penjajahan Jepang ............................................................... 14

I. Sidang BPUPKI Pertama ............................................................... 14

J. Sidang BPUPKI Kedua ................................................................... 15

K. Proklamasi Kemerdekaan dan PPKI ................................................ 16

L. Masa Setelah Proklamasi Kemerdekaan ......................................... 17

Page 4: MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

BAB III PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT ............................... 19

A. Pengertian Filsafat ........................................................................... 19

B. Rumusan Kesatuan Sila - sila Pancasila sebagai suatu system ........ 20

C. Kesatuan Sila - sila Pancasila Sebagai suatu Sistem Filsafat .......... 21

BAB IV PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK .................................... 23

A. Pengertian Etika ............................................................................... 23

B. Pengertian Nilai, Moral dan Norma ................................................. 23

C. Hubungan Nilai, Moral dan Norma ................................................. 25

D. Nilai - nilai Pancasila Sebagai Sumber Etika .................................. 25

BAB V PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL

A. Pengertian Asal Mula Pancasila ...................................................... 26

B. Kedudukan dan Fungsi Pancasila .................................................... 27

C. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Paham Ideologi Besar

lainnya di Dunia ............................................................................... 29

BAB VI PENUTUP ........................................................................................... 31

A. Kesimpulan ...................................................................................... 31

B. Saran - saran .................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA

Page 5: MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pancasila adalah dasar filsafat negara republik Indonesia yang secara resmi

disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam pembukaan

UUD 1945, diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II no. 7 bersama-

sama dengan batang tubuh UUD 1945.

A. Landasan Pendidikan Pancasila

1. Landasan historis

Bangsa Indonesia terbentuk melalui proses sejarah yang cukup panjang.

Setelah melalui suatu prosesyang cukup panjang dalam perjalanan sejarah bangsa

Indonesia menemukan jati dirinya, yang didalamnya tersimpul ciri khas, sifat dan

karakter yang berbeda dengan bangsa lain, yang oleh para pendiri negara kita

dirumuskan dalam suatu rumusan yang sederhana namun mendalam yang

meliputi lima prinsip (lima sila) yang kemudian diberi nama Pancasila.

Jadi secara historis bahwa nilai - nilai yang terkandung dalam setiap sila

Pancasila sebelum dirumuskan dan disahkan menjadi dasar negara Indonesia

secara objektif historis telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Oleh karena

itu berdasarkan fakta objektif secara historis kehidupan bangsa Indonesia tidak

dapat dipisahkan dengan nilai - nilai Pancasila.

Page 6: MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

2

2. Landasan Kultural

Setiap bangsa di dunia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara senantiasa memiliki pandangan hidup. Berbeda dengan bangsa lain,

bangsa Indonesia berdasarkan pandangan hidupnya pada suatu asas kultural yang

dimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri.

Nilai - nilai yang terkandung dalam sila - sila Pancasila bukan hanya

merupakan suatu hasil konseptual seseorang saja melainkan merupakan suatu

hasil karya besar bangsa Indonesia sendiri, yang duangkat dari nilai - nilai

kultural yang melalui proses refleksi filosofis para pendiri negara seperti

Soekarno, M. Yamin, M. Hatta, Supomo, serta tokoh pendiri negara lainnya.

3. Landasan Yuridis

Landasan yuridis perkuliahan Pendidikan Pancasila di pendidikan tinggi

tertuang dalam UU no. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal

39 telah menetapkan bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang

pendidikan wajib memuat Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, dan

Pendidikan Kewarganegaraan.

4. Landasan filosofis

Secara filosofis, bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara adalah

sebagai bangsa yang berketuhanan dan berkemanusiaan, hal ini berdasarkan

kenyataan objektif bahwa manusia adalah makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Syarat

mutlak suatu negara adalah adanya persatuan yang terwujudkan sebagai rakyat

Page 7: MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

3

(merupakan unsure pokok negara), Sehingga secara filosofis negara berpersatuan

dan berkerakyatan. Konsekuensinya rakyat adalah merupakan dasar ontologis

demokrasi, karena rakyat merupakan asal mula kekuasaan negara.

5. Tujuan Pendidikan Pancasila

Pendidikan Pancasila bertujuan untuk menghasilkan peserta didik yang

beriaman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dengan sikap dan

perilaku:

- Memiliki kemampuan wntuk mengambil sikap yang bertanggungjawab sesuai

dengan hati nuraninya.

- Memiliki kemampuan tmtuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta

cara - cara pemacahannya.

- Mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan,

tekhnologi dan seni.

- Memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya

bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia.

B. Tujuan Pendidikan Pancasila

Tujuan pendidikan diartikan sebagai perankat tindakan intelektual penuh

tanggung jawab yang berorientasi pada kompetensi mahasiswa pada bidang

profesi masing-masing. Kompetensi lulusan pendidikan pancasila adalah

seperangkat tindakan intelektual. Penuh tangguang jawab sebagai seoarang warga

negara dalam memecahkan sebagai masalah dalam hidup bermasyarakat.

Page 8: MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

4

Berbangsa dan bernegara dengan menerapkan pemikiran yang berlandasankan

nilai-nilai pancasila.

C. Pembahasan Pancasila secara Ilmiah

Pembahasan Pancasila termasuk filsafat Pancasila, sebagai suatu kajian

ilmiah, harus memiliki syarat ilmiah seperti dikemukakan oleh I.R. Poedjowijatno

dalam bukunya "Tahu dan Pengetahuan" yang merinci syarat -syarat ilmiah

sebagai berikut:

1. Berobjek

Pembahasan Pancasila secara ilmiah harus memiliki objek, yang di

dalam filsafat ilmu pengetahuan dibedakan atas dua macam yaitu ”objek

forma” dan ”objek materia”.

"objek forma" Pancasila adalah suatu sudut pandang tertentu dalam

pembahasan pancasila, ^atau dari sudut pandang apa pancasila itu dibahas.

"objek materia" Pancasila adalah suatu objek yang merupakan sasaran

pembahasan dan pengkajian Pancasila tidak bersifat empiris maupun non

empiris.

2. Bermetode

Setiap pengetahuan ilmiah harus memiliki metode yaitu seperangkat

cara atau sistem pendekatan dalam rangka pembahasan Pancasila untuk

mendapatkan suatu kebenaran yang bersifat objektif. Metode dalam

pembahasan Pancasila sangat tergantung pada karakteristik objek fonna

Page 9: MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

5

maupun objek materia Pancasila. Salah satu metode dalam pembahasan

Pancasila adalah metode 'analitico symtetic' yaitu suatu perpaduan metode

analisis dan sintetis.

3. Bersistem

Suatu pengetahuan ilmiah harus merupakan suatu yang bulat dan utuh.

Bagian - bagian dari pengetahuan ilmiah itu harus merupakan suatu kesatuan

antara bagian - bagian itu saling berhubungan, baik hubungan interelasi

(saling berhubungan) maupun interdependensi (saling ketergantungan).

Pancasila itu sendiri merupakan suatu kesatuan dan keutuhan 'majemuk

tunggal' yaitu kelima sila itu baik rumusannya, inti dari isi dari sila - sila

Pancasila itu adalah merupakan suatu kesatuan dan kebulatan.

4. Bersifat Universal

Kebenaran suatu pengetahuan ilmiah harus bersifat universal, artinya

kebenarannya tidak terbatas oleh waktu, ruang, keadaan, situasi, kondisi,

maupun jumlah tertentu.

Tingkat Pengetahuan Ilmiah

Tingkat Pengetahuan Ilmiah dalam masalah ini bukan berarti tingkatan

dalam hal kebenarannya namun lebih menekankan pada karakteristik

pengetahuan masing-masing.

Page 10: MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

6

1. Pengetahuan Deskriptif

Pengetahuan Deskriptif merupakan suatu jenis pengetahuan yang

memberikan suatu keterangan, penjelasan secara objektif, tanpa adanya unsur

subjektivitas.

2. Pengetahuan Klausal

Pengetahuan Klausal merupakan suatu pengetahuan yang memberikan

jawaban tentang sebab akibat.

3. Pengetahuan Normatif

Tingkatan pengetahuan Normatif yaitu sebagai hasil dari pertanyaan

ilmiah 'kemana'.

Pengetahuan Normatif senantiasa berkaitan dengan suatu ukuran,

parameter serta norma - norma.

4. Pengetahuan Essensial

Pengetahuan Essensial adalah tingkatan pengetahuan untuk menjawab

suatu pertanyaan yang terdalam yaitu suatu pertanyaan tentang hakikat sesuatu,

dan hal ini dikaji dalam bidang ilmu filsafat.

Lingkup Pembahasan Pancasila Yuridis Kenegaraan

Tingkatan pengetahuan ilmiah dalam pembahasan Pancasila Yuridis

Kenegaraan adalah meliputi tingkatan pengetahuan deskriptif, kausal dan

normatif.

Page 11: MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

7

D. Beberapa Pengertian Pancasila

1. Pengertian Pancasila secara Etimologis

Secara Etimologis istilah 'Pancasila' berasal dari sansekerta dari India (Bahasa

Kasta Brahmana).

Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa sansekerta perkataan 'Pancasila'

memiliki dua macam arti secara leksikal yaitu : "Panca" artinya lima "Syila" vokal i

pendek artinya "batu sendi" alas atau "dasar" "Syiila" vokal i panjang artinya

"peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau yang senonoh".

2. Pengertian Pancasila secara Historis

a. Mr. Muhammad Yamin (29 Mei 1945)

Pidato Mr. Muh Yamin yang berisi lima dasar negara Indonesia Merdeka

yang diidam - idamkan sebagai berikut :

1. Peri Kebangsaan

2. Peri Kemanusiaan

3. Peri Ketuhanan

4. Peri Kerakyatan

5. Kesejahteraan Rakyat

Setelah berpidato beliau menyampaikan usul tertulis mengenai

rancangan UUD Republik Indonesia yang berisi lima asas dasar negara yang

rumusannya sebagai berikut,

Page 12: MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

8

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kebangsaan Persatuan Indonesia

3. Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

b. Ir. Soekarno (Uuni 1945)

Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno mengucapkan pidatonya di

hadapan sidang Badan Penyelidik.

Dalam pidato tersebut diajukan oleh Soekarno secara lisan usulan lima

asas sebagai dasar negara Indonesia yang rumusannya sebagai berikut;

1. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia

2. Internasionalisme atau Peri kemanusiaan

3. Mufakat atau Demokrasi

4. Kesejahteraan Sosial

5. Ketuhanan yang berkebudayaan

Selanjutnya beliau mengusulkan bahwa kelima sila tersebut dapat

diperas menjadi 'Tri sila' yang rumusannya sebagai berikut;

1. Sosio Nasional yaitu 'Nasionalisme dan Internasionalisme'

2. Sosio Demokrasi yaitu 'Demokrasi dengan kesejahteraan rakyat'

3. Ketuhanan Yang Maha Esa

Page 13: MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

9

Adapun 'Tri sila' tersebut masih diperas lagi menjadi 'Eka sila' (satu

sila) yang intinya gotong royong

c. Piagam Jakarta (22 Juni 1945)

Panitia sembilan setelah mengadakan sidang berhasil menyusun

sebuah naskah piagam yang dikenal 'Piagam Jakarta' yang di dalamnya memuat

Pancasila, sebagai tuah hasil pertama kali disepakati oleh siding. Yang

rumusannya adalah sebagai berikut:

1. Ketuhanan dengan kewajibanmenjalankan syari'at islam bagi pemeluk -

pemeluknya

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yan dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

3. Pengertian Pancasila secara Terminologis

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengadakan sidang pada

tanggal 18 Agustus 1945 telah berhasil mengesahkan UUD 1945. UUD 1945 tersebut

terdiri atas dua bagian yaitu Pembukaan UUD 1945 dan pasal -pasal UUD 1945

yang^berisi 37 pasal, 1 Aturan peralihan yang terdiri atas 4 pasal dan 1 Aturan

Tambahan terdiri atas 2 ayat.

Page 14: MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

10

Dalam bagian Pembukaan UUD 1945 yang terdiri atas empat alenia tersebut

tercantum rumusan Pancasila sebagai berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan / perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

a. Dalam Konstitusi RIS (Republik Indonesia Serikat)

Dalam Konstitusi RIS yang berlaku tanggal 29 Desember 1949 sampai

dengan 17 agustus 1950 tercantum rumusan Pancasila sebagai berikut:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Peri Kemanusiaan

3. Kebangsaan

4. Kerakyatan

5. Keadilan Sosial

b. Dalam Undang - undang Dasar Semetara 1950

Dalam UUDS 1950 yang berlaku mulai 17 Agustus 1950 sampai

tanggal 5 Juli 1959, terdapat pula rumusan Pancasila seperti rumusan yang

tercantum dalam konstitusi RIS.

Page 15: MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

11

c. Rumusan Pancasila di Kalangan masyarakat

Rumusannya beraneka ragam antara lain,

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Peri Kemanusiaan

3. Kebangsaan

4. Kedaulatan Rakyat

5. Keadilan Sosial

Page 16: MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

12

BAB II

PANCASILA DALAM KONTEKS

SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

A. Pengantar

Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia sebelum disahkan

pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI, nilai - nilainya telah ada pada bangsa

Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum bangsa Indonesia mendirikan negara,

yang berupa nilai - nilai adat istiadat, kebudayaan serta nilai - nilai religius.

B. Zaman Kutai

Indonesia memasuki zaman sejarah pada tahun 400 M, dengan

ditemukannya prasasti yang berupa 7 yupa (tiang batu).

C. Zaman Sriwijaya

Menurut Mr. Muh. Yamin bahwa berdirinya negara kebangsaan Indonesia

tidak dapat dipisahkan dengan kerajaan - kerajaan lama yang merupakan warisan

nenek moyang bangsa Indonesia. Negara kebangsaan Indonesia terbentuk melalui

3 tahap yaitu :

1. Zaman Sriwijaya dibawah wangsa Syailendra (400 - 1400) yang berincikan

kedaulatan.

2. Zaman Majapahit (1293 - 1525) yang berincikan keprabuan.

Page 17: MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

13

3. Zaman kebangsaan modern yaitu Negara Indonesia merdeka (sekarang negara

proklamasi 17 Agustus 1945).

D. Zaman Kerajaan — kerajaan sebelum Majapahit

Sebelum Kerajaan Majapahit muncul sebagai suatu kerajaan yang

memancangkan nilai - nilai nasionalisme, telah muncul kerajaan - kerajaan di Jawa

Tengah dan Jawa Timur secara silih berganti.

E. Kerajaan Majapahit

Pada than 1293 berdirilah kerajaan Majapahit yang mencapai zaman

keemasannya pada pemerintahan raja Hayam Wuruk dengan Mahapatih Gajah

Mada yang dibantu oleh Laksamana Nala dalam memimpin armada untuk

menguasai nusantara.

F. Zaman Penjajahan

Penghisapan mulai memuncak ketika belanda mulai menerapkan sistem

monopoli melalui tanam paksa (1830 - 1870) dengan memaksakan beban

kewajiban terhadap rakyat yang tidak berdosa.

G. Kebangkitan Nasional

Budi Utomo yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 inilah yang

merupakan pelopor pergerakan nasional, sehingga setelah itu muncullah

organisasi - organisasi pergerakan lainnya.

Page 18: MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

14

H. Zaman Penjajahan Jepang

Fasis jepang masuk ke Indonesia dengan propaganda "Jepang pemimpin

Asai, Jepang saudara tua bangsa Indonesia". Akan tetapi dalam perang melawan

Sekutu Barat nampaknya Jepang semakin terdesak.

Oleh karena agar mendapat dukungan dari bangsa Indonesia, maka Jepang

bersikap bermurah hati terhadap bangsa Indonesia, yaitu menjanjikan Indonesia

merdeka dikelak kemudian hari.

I. Sidang BPUPKI pertama

Sidang BPUPKI pertama dilaksanakan selama empat hari, berturut - turut

yang tampil untuk berpidato menyampaikan usulnya adalah sebagai berikut :

a. Mr. Muh. Yamin (29 Mei 1945)

Dalam pidatonya/mengusulkan rumusan dasar negara Indonesia

sebagai berikut : I. Peri Kebaiigsaan, II. Peri Kemanusiaan, III. Peri Ketuhanan,

IV. Peri Kerakyatan (A. Permusyawaratan, B. Perwakilan, C. Kebijaksanaan)

dan V. Kesejahteraan Rakyat (Keadilan Sosial).

b. Prof. Dr. Soepomo (31 Mei 1945)

Prof. Dr. Soepomo mengemukakan teori - teori negara sebagai berikut:

1. Teori Negara perorangan (Individualis)

2. Paham negara kelas atau Teori golongan

c. Ir. Soekarno (1 Juni 1945)

Beliau mengusulkan dasar negara yang terdiri atas lima prinsip yang

rumusannya sebagai berikut:

Page 19: MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

15

1. Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)

2. Internasionalisme (Peri Kemanusiaan)

3. Mufakat (Demokrasi)

4. Kesejahteraan Sosial

5. Ketuhanan Yang Maha Esa (Ketuhanan yang berkebudayaan)

J. Sidang BPUPKI kedua (10 - 16 Juli 1945)

Beberapa keputusan penting yang patut diketahui dalam rapat BPUPKI

kedua adalah sebagai berikut: Dalam rapat tanggal 10 Juli tentang bentuk negara.

Pada tanggal 11 Juli 1945 keputusan yang penting adalah tentang wilayah

negara baru.

Keputusan - keputusan lain adalah untuk membentuk panitia kecil.

K. Proklamasi Kemerdekaan dan Sidang PPKI

Sekembalinya dari Saigon pada tanggal 14 Agustus 1945 di kemayoran Ir.

Soekarno mengumumkan dimuka orang banyak bahwa bangsa Indonesia akan

merdeka sebelum jagung berbunga (secepat mungkin), dan ketnerdekaan itu

bukan merupakan hadiah dari Jepang, melainkan merupakan hasil perjuangan

bangsa Indonesia sendiri.

a. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945

Pada tanggal 17 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur 56 Jakarta, tepat

pada hari jum'at legi, jam 10 pagi Waktu Indonesia Barat (jam 11.30 waktu

Jepang), Bung Karno didampingi Bung Hatta membacakan naskah Proklamasi

dengan khidmat dan diawali denga pidato sebagai berikut:

Page 20: MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

16

PROKLAMASI

Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal -hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain - lain

diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat

- singkatnya.

Jakarta, 17 Agustus 1945

Atas nama Bangsa

Indonesia

Soekarno Hatta

b. Sidang PPKI

Sehari setelah proklamasi keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945, PPKI

mengadakan sidang yang pertama, untuk membahas beberapa perubahan yang

berkaitan dengan Piagam Jakarta terutama yang menyangkut perubahan sila

pertama Pancasila.

1. Sidang Pertama (18 Agustus 1945)

Mengesahkan Undang - undang Dasar 1945

2. Sidang Kedua (19 Agustus 1945) Pembagian daerah propinsi.

3. Sidang Ketiga (20 Agustus 1945) Pembahasan terhadap agenda tentang

"Badan Penolong Keluarga Korban Perang".

Page 21: MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

17

4. Sidang Keempat (22 Agustus 1945)

Membahas agenda tentang Komite Nasional

Partai Nasional Indonesia

L. Masa Setelah Proklamasi Kemerdekaan

Mengadung pengertian sebagai berikut:

a. Dari sudut ilmu hukum (secara yuridis)

Proklamasi merupakan saat tSidak berlakunya tertib hukum kolonial, dan saat

mulai berlakunya tertib hukum nasional.

b. Secara politis ideologis

Proklamasi mengandung arti bahwa bangsa Indonesia terbebas dari penjajahan

bangsa asing dan memiliki kedaulatan untuk menentukan nasib sendiri dalam

suatu negara Proklamasi Republik Indonesia.

Dekrit Presiden 5 Juli 1959

Yang isinya:

I. Membubarkan Konstituante

II. Menetapkan berlakunya kembali UUD 1945

Tidak berlakunya UUDS tahun 1950

III. Dibentuknya MPRS dan DP AS dalam waktu yang sesingkat - singkatnya.

Pengertian Dekrit

Dekrit adalah suatu putusan dariorgan tertinggi (kepala negara atau

Organ lain) yang merupakan penjelmaan kehendak yang sifatnya sepihak. Dekrit

Page 22: MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

18

dilakukan bilamana negara terancam oleh bahaya.

Masa Orde Baru

Yaitu suatu tatanan masyarakat dan pemerintahan yang menuntut

dilaksanakannya Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

Isi "Tritura" (Tiga tuntutan H&ti Nurani Rakyat)

1. Pembubaran PKI dan ormas - ormasnya

2. Pembersihan kabinet dari unsur - unsur G 30 S PKI

3. Penurunan harga

Page 23: MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

19

BAB III

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

A. Pengertian Filsafat

Secara etimologis istilah "filsafaf'berasal dari bahasa yunani "philein"

artinya "cinta" dan "sophos" artinya "hikmah" atau "kebijaksanaan". Jadi

mengandung makna cinta kebijaksanaan.

Keseluruhan arti filsafat yang meliputi berbagai masalah dapat dikelompokkanc

menjadi dua macam yaitu sebagai berikut:

Pertama Filsafat sebagai produk yang mencakup pngerian,

a. Filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep pemikiran - pemikiran dari

para filosof pada zaman dahulu yang lazimnya merupakan suatu aliran atau

sistem filsafat tertentu, misalnya rasionalisme, materialisme, pragmatisme,dll.

b. Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh manusia sebagai

hasil dan aktifitas berfilsafat. Jadi manusia mencari suatu kebenaran yang

timbul dari persoalan yang bersumber pada akal manusia.

Kedua:

Filsafat sebagai suatu proses, yang dalam hal ini filsafat diartikan dalam

bentuk suatu aktivitas berfilsafat dalam proses pemecahan suatu permasalahan

dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai dengan

objeknya.

Adapun cabang - cabang filsafat yang pokok adalah sebagai berikut:

Page 24: MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

20

1. Metafisika, yang membahas tentang hal - hal yang bereksistensi dibalik fisis,

yang meliputi bidang ontologi, kosmologi, dan antropologi.

2. Epistemologi, yang berkaitan dengan persoalan hakikat pengetahuan.

3. Metodologi, yang berkaitan dengan persoalan hakikat metode ilmu

pengetahuan.

4. Logika, yang berkaitan dengan persoalan filsafat berfikir, yaitu rumus -rumus

dan dalil - dalil berfikir yang benar.

5. Etika, yang berkaitan dengan moralitas, tingkah laku manusia.

6. Estetika, yang berkaitan dengan persoalan hakikat keindahan.

B. Rumusan Kesatuan Sila - sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem

Sistem adalah suatu kesatuan bagian - bagian yang saling berhubungan,

saling bekerjasama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan

suatu kesatuan yang utuh. Sistem memiliki ciri - ciri sebagai berikut:

1. Suatu kesatuan bagian - bagian.

2. Bagian - bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri - sendiri.

3. Saling berhubungan dan saling ketergantungan.

4. Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu (tujuan

sistem).

5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (shore and voice. 1974).

Pancasila yang terdiri atas bagian - bagian yaitu Sila - sila Pancasila setiap sila

pada hakikatnya merupakan suatu asas sendiri, fungsi sendiri - sendiri namun

secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang sistematis.

Page 25: MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

21

C. Kesatuan Sila - sila Pancasila Sebagai Suatu sistem Filsafat

Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat memiliki dasar :

1. Dasar antropologis Sila - sila Pancasila

Dasar antologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang memiliki

hakikat mutlak monopluralis, oleh karena itu hakikat dasar ini juga disebut sebagai

dasar antropologis. Manusia pendukung pokok sila - sila Pancasila secara

ontologis memiliki hal - hal mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat, raga dan

jiwa j asmani dan rokhani.

Sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, serta

kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai

makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

2. Dasar epistemologis Sila - sila Pancasila

Suatu ideologi maka Pancasila memiliki tiga unsur pokok agar dapat

menarik loyalitas dari pendukungnya yaitu : 1. Logos yaitu rasionalitas atau

penalarannya, 2. Pathos yaitu penghayatan, dan 3. Ethos yaitu kesusilaanya

(Wibisono, 1963:3).

Terdapat tiga persoalan yang mendasar dalam epistemology yaitu :

Sumber pengetahuan manusia

Teori kebenaran pengetahuan manusia

Watak pengetahuan manusia

Page 26: MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

22

3. Dasar Aksiologis Sila - sila Pancasila

Sila - sila sebagai sistem filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar aksiologisnya

sehingga nilai yang terkandung didalamnya juga merupakan satu kesatuan.

Max Ssheler menggolongkan nilai menurut tinggi rendahnya yaitu :

1. Nilai - nilai kenikmatan yaitu nilai yang berkaitan dengan indra manusia.

2. Nilai - nilai kehidupan yaitu nilai - nilai yang penting bagi kehidupan manusia.

3. Nilai - nilai kejiwaan dalam tingkatan ini terdapat nilai - nilai kejiwaan (geistige

werte) yang sama sekali tidak tergantung dari keadaan jasmani ataupun

lingkungan.

Menurut Notonagoro nilai dibedakan menjadi tiga antara lain :

1. Nilai material yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia.

2. Nilai vital yaitu segala ssuatu yang berguna bagi manusia unntuk mengadakan

suatu aktifitas atau kegiatan.

3. Nilai - nilai kerokhanian yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rokhani manusia.

Page 27: MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

23

BAB IV

PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK

A. Pengertian Etika

Etika merupakan kelompok filsafat praktis dan dibagi menjadi dua

kelompok yaitu Etika umum dan Etika khusus. Etika merupakan suatu pemikiran

kritis dan mendasar tentang ajaran - ajaran dan pandangan - pandangan moral.

Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita

mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita harus mengambil sikap

yang bertanggungjawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral (Suseno, 1987).

Etika umum mempertanyakan prinsip - prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan

manusia, sedangkan Etika khusus membahas prinsip - prinsip itu dalam

hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan manusia (Suseno, 1987), etika

khusus dibagi menjadi etika individual dan etika sosial.

B. Pengertian, Nilai, Norma, dan Moral.

1. Pengertian Nilai

Di dalam Dictionary of sosciology and Related Sciences dikemukakan

bahwa nilai adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda

untuk meuaskan manusia. Jadi nilai itu pada hakikatnya adalah sifat atau

kualitas yang melekat pada suatu objek, bukan objekk itu sendiri.

2. Hierarki Nilai

Page 28: MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

24

Max Scleler mengemukakan menurut tinggi rendahnya, nilai - nilai

dapat dikelompokkan dalam 4 tingkatan yaitu :

1. Nilai kenikmatan : dalam tingkatan ini terdapat deretan nilai - nilai yang

mengenakkan dan tidak mengenakkan yang menyebabkan orang senang

atau menderita tidak enak.

2. Nilai kehidupan : dalam tingkat ini terdapatlah nilai - nilai yang penting

bagi kehidupan.

3. Nilai kejiwaan : dalam tingkat ini terdapat nilai - nilai kejiwaan yang sama

sekali tidak tergantung dari keadaan jasmani maupun lingkungan.

4. Nilai kerokhanian : dalam tingkat ini terdapatlah modalitas nilai dari yang

suci dan tak suci.

Walter G. Everet menggolongkan nilai — nilai manusiawi kedalam

delapan kelompok yaitu:

1. Nilai - nilai ekonomis

2. Nilai - nilai kejasmanian

3. Nilai - nilai hiburan

4. Nilai-nilai sosial

5. Nilai nilai watak

6. Nilai nilai estetis

7. Nilai - nilai intelektual

8. Nilai nilai keagamaan

Page 29: MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

25

Dalam kaitannya dengan deviasi atau penjabarannya nilai

dikelompokkan menjadi tiga yaitu :

Nilai dasar

Nilai instrumental

Nilai praktis

C. Hubungan Nilai, Norma dan Moral

Agar nilai menjadi lebih berguna dalam menuntun sikap dan tingkah laku

manusia, maka perlu dikongkritkan lagi serta diformulasikan menjadi lebih

objektif sehingga memudahkan manusia untuk menjabarkannya dalam tingkah

laku secara kongkrit, wujud yang lebih kongkrit dari nilai tersebut adalah

merupakan suatu norma.

D. Nilai - nilai Pancasila sebagai Sum her Etika Politik

Negara Indonesia yang berdasarkan sila I, bukanlah negara "teokrasi"

yang mendasarkan kekuasaan negara dan penyelenggara negara dalam legitimasi

religius, melainkan religitimasi hukum serta legitimasi demokrasi. Walaupun

dalam negara Indonesia tidak mendasarkan pada legitimasi religius, namun secara

moralitas kehidupan negara harus sesuai dengan nilai - nilai yang berasal dari

Tuhan terutama hukum serta moral dalam kehidupan negara. Selain nilai I dan II

juga merupakan nilai - nilai moralitas dalam kehidupan negara.

Page 30: MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

26

BAB V

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL

A. Pengertian asal mula pancasila

Pancasila secara ilmiah harus ditinjau berdasarkan proses kualitas, maka

secara kualitas asal mula pancasila dibedakan menjadi dua macam yaitu :

1. Asal mula yang langsung

Asal mula yang langsung tetang pancasila adalah asal mula yang

langsung terjadinya pancasila sebagai dasar Negara yaitu asal mula yang

menjelang dan sesudah proklamasi yang menurut Noto Negoro adalah sebagai

berikut:

Asal mula bahan (Kkausa Materialis)

Asal mula bentuk (Kausa Formalis)

Asal mula karya (Kausa Effisien)

Asal mula tujuan (Kausa Finalis)

2. Asal mula yang tidak langsung

Asal mula yang tidak langsung pancasila adalah asal mula sebelum

proklamasi kemerdekaan yang terdapat kepribadian serta dalam pandangan

hidup sehari - hari bangsa Indonesia, yang bilamana dirinci sebagai berikut:

Unsur - unsur pancasila sebelum secara langsung dirumuskan menjadi

dasar filsafat negara, nilai - nilainya yaitu ketuhanan, kemanusiaan,

Page 31: MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

27

persatuan, kerakyatan dan keadilan yang telah ada dan tercemin dalam

kehidupan sehari - hari bangsa Indonesia sebelum membentuk negara.

Nilai-nilai tersebut berupa adat istiadat, nilai kebudayaan serta nilai religius

yang menjadi pedoman dalam memecahkan problema kehidupan sehari-

hari bangsa Indonesia.

Dengan demikian dapat disimpulkan asal mula tidak langsung pada

hakikatnya adalah bangsa Indonesia itu sendiri.

3. Bangsa Indonesia ber - pancasila dalam "Tri prakara"

Bangsa Indonesia ber - pancasila dalam tiga asas atau "Tri prakara"

rinciannya adalah sebagai berikut:

Pancasila Asas kebudayaan

Pancasila Asas religius

Pancasila Asas kenegaraan

B. Kedudukan dan Fungsi Pancasila

1. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa

Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dalam

perjuangan untuk mencapai kehidupan yang lebih sempurna, senantiasa

memerlukan nilai-nilai yang luhur. Nilai-nilai luhur adalah merupakn suatu

tolok ukr kebaikkan yang berkenaan dengan hal-hal yang bersifat mendasar

dan abadi dalam hidup manusia, seperti cita-cita yang hendak dicapainya

dalam hidup manusia.

Page 32: MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

28

Pandangan hidup berfungsi sebagai kerangka acuan baik untuk menata

kehidupan diri pribadi maupun dalam interaksi antar manusia dalam

masyarakat serta alam sekitarnya.

2. Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia

Kedudukan pancasila sebagai dasar negara dapat dirinci sebagai berikut:

a) Pancasila sebagai dasar negara adalah merupakan sumber dari segala

sumber hukum (sumber tertib hukum) Indonesia

b) Meliputi suasana kebatinan (Geistlichenhintergrund) dari UUD 1945

c) Mewujudkan cita - cita hukum bagi hukum dasar negara

d) Mengandung norma yang mengharuskan UUD mengandung isi yang

mewajibkan pemerintah dan lain - lain penyelenggara negara

e) Merupakan sumber semangat bagi UUD 1945

3. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia

a. Pengertian Ideologi

Ideologi berasal dari kata "idea" yang berarti gagasan, konsep, pengertian

dasar, cita - cita dan "logos" berarti ilmu. Kata idea berasal dari bahasa yunani

"eidos" yang berarti bentuk, disamping itu ada kata idein yang artinya

'melihat', maka secara harafiah, ideologi berarti ilmu pengertian-pengertian

dasar. Pengertian ideologi secara umum dapat dikatakan sebagai kumpulan

gagasan - gagasan, ide - ide, keyakinan-keyakinan, kepercayaan-kepercayaan,

Page 33: MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

29

yang menyeluruh dan sistematis yan menyangkut : Bidang politik, sosial,

kebudayaan dan keagamaan.

b. Ideologi terbuka dan ideologi tertutup

Ideologi terbuka merupakan suatu sistem pemikiran terbuka yang

memiliki khas bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar,

sedangkan ideologi tertutup merupakan suatu sistem pemikiran tertutup yang

berciri khas merupakan cita-cita suatu kelompok yang mendasari suatu

program untuk mengubah dan memperbaharui masyarakat.

C. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Paham Ideologi Besar lainnya di

Dunia

1. Paham negara persatuan

Bangsa Indonesia mendirikan Negara Indonesia dipergunakan aliran

pengerian"Negara persatuan" yaitu Negara yang mengatasi segala paham

golongan dan paham perseorangan. Jadi Negara persatuan bukanlah Negara

yang berdasar individualisme sebagai mana diterapkan di Negara liberal diman

Negara hanya merupakan suatu ikatan individu saja. Penjelmaan persatuan

bangsa dan wilayah Negara RI disimpulkan dalam PP. No. 66 tahun 1951, 17

Oktober dan diundangkan tanggal 28 November 1951 dan termuat dalam

lembaran Negara No. II / tahun 1951 yaitu dengan lambing Negara burung

garuda pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.

Page 34: MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

30

2. Paham Negara Kebangsaan

a. Hakikat Bangsa

Deklarasi bangsa Indonesia sebagai suatu pernyataan hak kodrat

manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Maka dalam

pembukaan UUD 1945 dinyatakan bahwa '.... Kemerdekaan adalah hak

segala bangsa'. Pernyataan tersebut merupakan pernyataan universal hak

kodrat manusia sebagai bangsa, dan merealisasikannya sebagai makhluk

individu dan makhluk sosial.

b. Teori kebangsaan

Teori - teori besar kebangsaan yang merupakan bahan komparasi

bagi para pendiri bangsa Indonesia untuk mewujudkan suatu bangsa yang

memiliki sifat dan karakter tersendiri sebagai berikut:

- Teori Hans Kohn

- Teori kebangsaan Ernest Renan

- Teori Gepolitik oleh Frederich Retzel

- Negara Kebangsaan Pancasila

Page 35: MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

31

BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian yang disusun dalam makalah ini maka penulis

menyampaikan bahwa pendidikan pancasila sangat dibutuhkan dalam berbagai

kalangan untuk mewujudkan suatu bangsa dan negara yang mampu

mengembangkan pancasila sebagai landasan utama dalam kehidupan berbangsa

dan beraegara pada khususnya. Oleh karena itu dengan penyusunan makalah ini

semoga dapat berguna bagi para pembaca sebagai acuan proses pembelajaran

dalam menjawab segala tantangan yang ada.

B. SARAN-SARAN

1. Untuk pemerintah

- Hendaknya pemerintah dapat mewujudkan keadilan bagi rakyatnya

sebagaimana tercantum dalam pancasila sila ke - 5.

- Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

- Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan.

2. Untuk rakyat

- Hendaknya dapat mengamalkan sila - sila pancasila dalam keseharian.

- Menjadikan pancasila sebagai pedoman hidup.

Page 36: MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

32

DAFTAR PUSTAKA

Kaelan, 2004. Pendidikan Pancasila. Edisi Reformasi, 2004 Paradigma, Yogyakarta

Syahar, H.Syaidus, 1975, Pancasila Sebagai Paham Kemasyarakatan Dan

Kenegaraan Indonesia, Alumni, Bandung.

Noor Ms Bakry, 1997, Pancasila Yuridis Kenegaraan, Yogyakarta.

Aris, Muhammad. 2011. Pendidikan Pancasila, Tarakan, Fungsi dan kedudukan

pancasila Page 12