Makalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi

14
ii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan (Archipelagic State) yang memiliki keaneka ragaman baik dilihat dari segi ras, agama, bahasa, suku bangsa dan adat istiadat, serta kondisi faktual ini disatu sisi merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa- bangsa lain yang tetap harus dipelihara. Keanekaragaman tersebut juga mengandung potensi konflik yang jika tidak dikelola dengan baik dapat mengancam keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa, seperti gerakan separatisme yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) akibat dari ketidakpuasan dan perbedaan kepentingan yang dapat mengakibatkan terjadinya disintegrasi bangsa. Ancaman disintegrasi bangsa dibeberapa bagian wilayah sudah berkembang sedemikian kuat. Bahkan mendapatkan dukungan kuat sebagian masyarakat, segelintir elite politik lokal maupun elite politik nasional dengan menggunakan beberapa issue global Issue tersebut meliputi issu demokratisasi, HAM, lingkungan hidup dan lemahnya penegakan hukum serta sistem keamanan wilayah perbatasan. Oleh sebab itu, pengaruh lingkungan global dan regional mampu menggeser dan merubah tata nilai dan tata laku sosial budaya masyarakat Indonesia yang pada akhirnya dapat membawa pengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan termasuk pertahanan keamanan. Untuk itu pembangunan dan pengamanan wilayah NKRI harus dilakukan melalui pendekatan beberapa aspek, terutama aspek demarkasi dan delimitasi garis batas negara, disamping itu melalui pendekatan pembangunan kesejahteraan, politik, hukum, dan keamanan. Pembangunan nasional yang diharapkan dapat menghasilkan kemajuan di berbagai bidang kehidupan masyarakat. Sehingga dapat dijadikan sebagai landasan yang kokoh dalam upaya mencapai masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri dalam suasana tentram dan sejahtera lahir dan batin, dalam tata kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang berlandaskan Pancasila, pada kenyataannya belum terwujud. Pancasila sebagai ideologi negara yang lahir dari ide-ide bangsa yang mengandung nilai-nilai hakiki semakin terkikis oleh ideologi asing. Inilah berbagai permasalahan yang kita hadapi dan menjadi tantangan kita bersama. Menghadapi situasi dan kondisi demikian kita harus memiliki satu visi. Baik para pemimpin pemerintahan, sipil maupun militer, juga para elite politik, tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh partai serta media massa. 1.2. Rumusan Masalah 1. Pencegahan dan Penanggulangan Ancaman Disintegrasi Bangsa! 2. Ancaman Disintegrasi Bangsa! 3. Antisipasi Disintegrasi Bangsa!

Transcript of Makalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi

Page 1: Makalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi

ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia sebagai negara kepulauan (Archipelagic State) yang memiliki keaneka ragaman

baik dilihat dari segi ras, agama, bahasa, suku bangsa dan adat istiadat, serta kondisi faktual

ini disatu sisi merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-

bangsa lain yang tetap harus dipelihara. Keanekaragaman tersebut juga mengandung potensi

konflik yang jika tidak dikelola dengan baik dapat mengancam keutuhan, persatuan dan

kesatuan bangsa, seperti gerakan separatisme yang ingin memisahkan diri dari Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) akibat dari ketidakpuasan dan perbedaan kepentingan

yang dapat mengakibatkan terjadinya disintegrasi bangsa.

Ancaman disintegrasi bangsa dibeberapa bagian wilayah sudah berkembang sedemikian kuat.

Bahkan mendapatkan dukungan kuat sebagian masyarakat, segelintir elite politik lokal

maupun elite politik nasional dengan menggunakan beberapa issue global Issue tersebut

meliputi issu demokratisasi, HAM, lingkungan hidup dan lemahnya penegakan hukum serta

sistem keamanan wilayah perbatasan. Oleh sebab itu, pengaruh lingkungan global dan

regional mampu menggeser dan merubah tata nilai dan tata laku sosial budaya masyarakat

Indonesia yang pada akhirnya dapat membawa pengaruh besar terhadap berbagai aspek

kehidupan termasuk pertahanan keamanan.

Untuk itu pembangunan dan pengamanan wilayah NKRI harus dilakukan melalui pendekatan

beberapa aspek, terutama aspek demarkasi dan delimitasi garis batas negara, disamping itu

melalui pendekatan pembangunan kesejahteraan, politik, hukum, dan keamanan.

Pembangunan nasional yang diharapkan dapat menghasilkan kemajuan di berbagai bidang

kehidupan masyarakat. Sehingga dapat dijadikan sebagai landasan yang kokoh dalam upaya

mencapai masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri dalam suasana tentram dan sejahtera

lahir dan batin, dalam tata kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang berlandaskan

Pancasila, pada kenyataannya belum terwujud. Pancasila sebagai ideologi negara yang

lahir dari ide-ide bangsa yang mengandung nilai-nilai hakiki semakin terkikis oleh ideologi

asing. Inilah berbagai permasalahan yang kita hadapi dan menjadi tantangan kita bersama.

Menghadapi situasi dan kondisi demikian kita harus memiliki satu visi. Baik para pemimpin

pemerintahan, sipil maupun militer, juga para elite politik, tokoh masyarakat, tokoh agama

dan tokoh partai serta media massa.

1.2. Rumusan Masalah

1. Pencegahan dan Penanggulangan Ancaman Disintegrasi Bangsa!

2. Ancaman Disintegrasi Bangsa!

3. Antisipasi Disintegrasi Bangsa!

Page 2: Makalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi

ii

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Otonomi Daerah dan Disintegrasi Bangsa.

Ada dua jenis desentralisasi yaitu dekonsentrasi dan desentralisasi demokratik (Democratic

decentralization). Dekonsentrasi adalah suatu proses di mana departemen pusat menyerahkan

fungsi dan tugas khusus pada pejabat lapangan di daerah-daerah. Wewenang dan otoritas

anggaran dan administrasi tetap berada di pemerintah pusat. Otonomi pada periode Orde

Baru lebih banyak berbentuk dekonsentrasi, sedangkan pada pasca Orde Baru sekarang ini,

otonomi daerah dimaksudkan berbentuk desentralisasi demokratik.

Prinsip desentralisasi demokratik adalah, bahwa pemerintah lokal bertanggung jawab pada

warganya melalui pemilu yang teratur ataupun melalui mekanisme yang lain seperti pers

bebas dan masyarakat madani (civil society) yang matang. Dalam kerangka ini otonomi

daerah saat ini hanya mungkin berkembang dalam konteks tata pemerintahan nasional yang

baik (national democratic governence).

2.1.1. Otonomi daerah

Otonomi daerah dapat diartikan sebagai hak, wewenang, dan kewajiban yang diberikan

kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna

penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan

pelaksanaan pembangunan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan yang dimaksud dengan daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang

mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan

aspirasi masyarakat.

2.1.2. Disintegrasi

Disintegrasi secara harfiah difahami sebagai perpecahan suatu bangsa menjadi bagian-bagian

yang saling terpisah (Webster’s New Encyclopedic Dictionary 1994). Pengertian ini mengacu

pada kata kerja disintegrate, “to lose unity or intergrity by or as if by breaking into

parts”. Potensi disintegrasi bangsa Indonesia menurut data empiris relatif tinggi.

Bila dicermati adanya gerakan pemisahan diri sebenarnya sering tidak berangkat dari

idealisme untuk berdiri sendiri akibat dari ketidak puasan yang mendasar dari perlakuan

pemerintah terhadap wilayah atau kelompok minoritas seperti masalah otonomi daerah,

keadilan sosial, keseimbangan pembangunan, pemerataan dan hal-hal yang sejenis.

Page 3: Makalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi

ii

2.1.2.1. Faktor Penyebab Disintegrasi Bangsa

a. Geografi. Indonesia yang terletak pada posisi silang dunia merupakan letak yang

sangat strategis untuk kepentingan lalu lintas perekonomian dunia selain itu juga memiliki

berbagai permasalahan yang sangat rawan terhadap timbulnya disintegrasi bangsa. Dari

ribuan pulau yang dihubungkan oleh laut memiliki karakteristik yang berbeda-beda dengan

kondisi alamnya yang juga sangat berbeda-beda pula menyebabkan munculnya kerawanan

sosial yang disebabkan oleh perbedaan daerah misalnya daerah yang kaya akan sumber

kekayaan alamnya dengan daerah yang kering tidak memiliki kekayaan alam dimana sumber

kehidupan sehari-hari hanya disubsidi dari pemerintah dan daerah lain atau tergantung dari

daerah lain.

b. Demografi. Jumlah penduduk yang besar, penyebaran yang tidak merata, sempitnya

lahan pertanian, kualitas SDM yang rendah berkurangnya lapangan pekerjaan, telah

mengakibatkan semakin tingginya tingkat kemiskinankarena rendahnya tingkat pendapatan,

ditambah lagi mutu pendidikan yang masih rendah yang menyebabkan sulitnya kemampuan

bersaing dan mudah dipengaruhi oleh tokoh elit politik/intelektual untuk mendukung

kepentingan pribadi atau golongan.

c. Kekayaan Alam. Kekayaan alam Indonesia yang melimpah baik hayati maupun non

hayati akan tetap menjadi daya tarik tersendiri bagi negara Industri, walaupun belum secara

keseluruhan dapat digali dan di kembangkan secara optimal namun potensi ini perlu

didayagunakan dan dipelihara sebaik-baiknya untuk kepentingan pemberdayaan masyarakat

dalam peran sertanya secara berkeadilan guna mendukung kepentingan perekonomian

nasional.

d. Ideologi. Pancasila merupakan alat pemersatu bangsa Indonesia dalam penghayatan dan

pengamalannya masih belum sepenuhnya sesuai dengan nilai-nilai dasar Pancasila, bahkan

saat ini sering diperdebatkan. Ideologi pancasila cenderung tergugah dengan adanya

kelompok-kelompok tertentu yang mengedepankan faham liberal atau kebebasan tanpa batas,

demikian pula faham keagamaan yang bersifat ekstrim baik kiri maupun kanan.

e. Politik. Berbagai masalah politik yang masih harus dipecahkan bersama oleh bangsa

Indonesia saat ini seperti diberlakukannya Otonomi daerah, sistem multi partai, pemisahan

TNI dengan Polri serta penghapusan dwi fungsi BRI, sampai saat ini masih menjadi

permasalahan yang belum dapat diselesaikan secara tuntas karena berbagai masalah pokok

inilah yang paling rawan dengan konflik sosial berkepanjangan yang akhirnya dapat

menyebabkan timbulnya disintegrasi bangsa.

f. Ekonomi. Sistem perekonomian Indonesia yang masih mencari bentuk, yang dapat

pemberdayakan sebagian besar potensi sumber daya nasional, serta bentuk-bentuk kemitraan

dan kesejajaran yang diiringi dengan pemberantasan terhadap KKN. Hal ini dihadapkan

dengan krisis moneter yang berkepanjangan, rendahnya tingkat pendapatan masyarakat dan

meningkatnya tingkat pengangguran serta terbatasnya lahan mata pencaharian yang layak.

Page 4: Makalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi

ii

g. Sosial Budaya. Kemajemukan bangsa Indonesia memiliki tingkat kepekaan yang tinggi

dan dapat menimbulkan konflik etnis kultural. Arus globalisasi yang mengandung berbagai

nilai dan budaya dapat melahirkan sikap pro dan kontra warga masyarakat yang terjadi adalah

konflik tata nilai. Konflik tata nilai akan membesar bila masing-masing mempertahankan

tata nilainya sendiri tanpa memperhatikan yang lain.

h. Pertahanan dan Keamanan. Bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara yang terjadi

saat ini menjadi bersifat multi dimensional yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar

negeri, hal ini seiring dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,

informasi dan komunikasi. Serta sarana dan prasarana pendukung didalam pengamanan

bentuk ancaman yang bersifat multi dimensional yang bersumber dari permasalahan ideologi,

politik, ekonomi, sosial budaya.

2.1.2.2. Proses Terjadinya Disintegrasi Bangsa.

Disintegrasi bangsa dapat terjadi karena adanya konflik vertikal dan horizontal serta konflik

komunal sebagai akibat tuntutan demokrasi yang melampaui batas, sikap primodialisme

bernuansa SARA, konflik antara elite politik, lambatnya pemulihan ekonomi, lemahnya

penegakan hukum dan HAM serta kesiapan pelaksanaan Otonomi Daerah.

Dari hasil penjabaran diatas dapatlah dianalisis penyebab-penyabab terjadinyadisintegrasi

bangsa dilihat dari berbagai aspek sebagai berikut :

a. Geografi. Letak Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dan kepulauan memiliki

karakteristik yang berbeda-beda. Daerah yang berpotensi untuk memisahkan diri adalah

daerah yang paling jauh dari ibu kota, atau daerah yang besar pengaruhnya dari negara

tetangga atau daerah perbatasan, daerah yang mempunyai pengaruh global yang besar, seperti

daerah wisata, atau daerah yang memiliki kakayaan alam yang berlimpah.

b. Demografi. Pengaruh (perlakuan) pemerintah pusat dan pemerataan atau penyebaran

penduduk yang tidak merata merupakan faktor dari terjadinya disintegrasi bangsa, selain

masih rendahnya tingkat pendidikan dan kemampuan SDM.

c. Kekayaan Alam. Kekayaan alam Indonesia yang sangat beragam dan berlimpah dan

penyebarannya yang tidak merata dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya disintegrasi

bangsa, karena hal ini meliputi hal-hal seperti pengelolaan, pembagian hasil, pembinaan

apabila terjadi kerusakan akibat dari pengelolaan.

d. Ideologi. Akhir-akhir ini agama sering dijadikan pokok masalah didalam terjadinya

konflik di negara ini, hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman terhadap agama yang

dianut dan agama lain. Apabila kondisi ini tidak ditangani dengan bijaksana pada akhirnya

dapat menimbulkan terjadinya kemungkinan disintegrasi bangsa, oleh sebab itu perlu adanya

penanganan khusus dari para tokoh agama mengenai pendalaman masalah agama dan

komunikasi antar pimpinan umat beragama secara berkesinambungan.

Page 5: Makalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi

ii

e. Politik. Masalah politik merupakan aspek yang paling mudah untuk menyulut berbagai

ketidak nyamanan atau ketidak tenangan dalam bermasyarakat dan sering mengakibatkan

konflik antar masyarakat yang berbeda faham apabila tidak ditangani dengan bijaksana

akan menyebabkan konflik sosial di dalam masyarakat. Selain itu ketidak sesuaian kebijakan-

kebijakan pemerintah pusat yang diberlakukan pada pemerintah daerah juga sering

menimbulkan perbedaan kepentingan yang akhirnya timbul konflik sosial karena dirasa ada

ketidak adilan didalam pengelolaan dan pembagian hasil atau hal-hal lain seperti perasaan

pemerintah daerah yang sudah mampu mandiri dan tidak lagi membutuhkan bantuan dari

pemerintah pusat, konflik antar partai, kabinet koalisi yang melemahkan ketahanan nasional

dan kondisi yang tidak pasti dan tidak adil akibat ketidak pastian hukum.

f. Ekonomi. Krisis ekonomi yang berkepanjangan semakin menyebabkan sebagian besar

penduduk hidup dalam taraf kemiskinan. Kesenjangan sosial masyarakat Indonesia yang

semakin lebar antara masyarakat kaya dengan masyarakat miskin dan adanya indikasi untuk

mendapatkan kekayaan dengan tidak wajar yaitu melalui KKN.

g. Sosial Budaya. Pluralitas kondisi sosial budaya bangsa Indonesia merupakan sumber

konflik apabila tidak ditangani dengan bijaksana. Tata nilai yang berlaku di daerah yang satu

tidak selalu sama dengan daerah yang lain. Konflik tata nilai yang sering terjadi saat ini yakni

konflik antara kelompok yang keras dan lebih modern dengan kelompok yang relatif

terbelakang.

2.1.2.3. Strategi Penanggulanggan

Strategi yang perlu digunakan dalam penanggulangan disintegrasi bangsa antara lain :

1. Menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air dan rasa

persaudaraan, agar tercipta kekuatan dan kebersamaan di kalangan rakyat Indonesia.

2. Menghilangkan kesempatan untuk berkembangnya primodialisme sempit pada setiap

kebijaksanaan dan kegiatan, agar tidak terjadi KKN.

3. Menumpas setiap gerakan separatis secara tegas dan tidak kenal kompromi.

4. Membentuk satuan sukarela yang terdiri dari unsur masyarakat, TNI dan Polri dalam

memerangi separatis.

2.1.2.4. Ancaman disintegrasi

Paham pelimpahan wewenang yang luas kepada daerah merupakan politik belah bambu yang

telah lama dipupuk sejak zaman penjajahan. Otonomi daerah telah mengkotak-kotakan

wilayah menjadi daerah basah dan daerah kering. Pengkavlingan ini semakin mencuatkan

ketimpangan pembangunan antara daerah kaya dan daerah miskin. Adanya potensi sumber

daya alam di suatu wilayah, juga rawan menimbulkan perebutan dalam menentukan batas

wilayah masing-masing. Konflik horizontal sangat mudah tersulut.

Page 6: Makalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi

ii

Di era Otonomi daerah tuntutan pemekaran wilayah juga semakin kencang dimana-mana.

Pemekaran ini telah menjadikan NKRI terkerat-kerat menjadi wilayah yang berkeping-

keping. Satu provinsi pecah menjadi dua-tiga provinsi, satu kabupaten pecah menjadi dua-

tiga kabupaten, dan seterusnya. Semakin berkeping-keping NKRI semakin mudah

separatisme dan perpecahan terjadi. Dari sinilah bahaya disintegrasi bangsa sangat mungkin

terjadi, bahkan peluangnya semakin besar karena melalui otonomi daerah campur tangan

asing semakin mudah menelusup hingga ke desa-desa. Melalui Otonomi daerah, bantuan-

bantuan keuangan bisa langsung menerobos ke kampung-kampung.

2.2 Pencegahan dan Penanggulangan Ancaman Disintegrasi Bangsa.

Permasalahan konflik yang terjadi saat ini antar partai, daerah, suku, agama dan lain-lainnya

ditenggarai sebagai akibat dari ketidak puasan atas kebijaksanaan pemerintah pusat, dimana

segala sumber dan tatanan hukum dinegara ini berpusat. Dari segala bentuk permasalahan

baik politik, agama, sosial, ekonomi maupun kemanusiaan, sebenarnya memiliki kesamaan

yakni dimulai dari ketidakadilan yang diterima oleh masyarakat Indonesia pada umumnya

sehingga menimbulkan ketidakpuasan terhadap pemerintah pusat, terutama bila kita meninjau

kembali kekeliruan pemerintah masa lalu dalam menerapkan dan mempraktekkan

kebijaksanaannya.

Konflik yang berkepanjangan dibeberapa daerah saat ini sesungguhnya berawal dari

kekeliruan dalam bidang politik, agama, ekonomi, sosial budaya, hukum dan hankam.

Kondisi tersebut lalu diramu dan dibumbui kekecewaan dan sakit hati beberapa tokoh daerah,

tokoh masyarakat, tokoh partai dan tokoh agama yang merasa disepelekan dan tidak didengar

aspirasi politiknya serta para eks tapol/Napol. Akumulasi dari kekecewaan tersebut

menimbulkan gerakan radikal dan gerakan separatisme yang sulit dipadamkan.

Dalam kecenderungan seperti itu, maka kewaspadaan dan kesiapsiagaan nasional dalam

menghadapi ancaman disintegrasi bangsa harus ditempatkan pada posisi yang tepat sesuai

dengan kepentingan nasional bangsa Indonesia. Oleh karena itu untuk mencegah ancaman

disintegrasi bangsa harus diciptakan keadaan stabilitas keamanan yang mantap dan dinamis

dalam rangka mendukung integrasi bangsa serta menegakkan peraturan hukum sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

a. Ancaman Disintegrasi Bangsa Pasca Reformasi.

reformasi berbagai bentuk kekerasan telah terjadi diberbagai tempat dalam bingkai NKRI.

Citra NKRI sebagai negara yang ramah dan penuh santun mulai luntur bahkan hilang ditelan

gelombang dan derasnya arus reformasi. Munculnya konflik yang berbasis sentimen

primordial dengan sebab-sebab yang tidak terduga telah memberikan wajah baru pada NKRI.

Konflik yang muncul tidak berada dalam ruang hampa. Namun berada diatas timbunan

dibawah karpet tebal ”kesatuan” dan ”persatuan” yang menghimpit ke Bhinekaan pada jaman

Page 7: Makalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi

ii

Orde Baru. Reformasi telah membuka semua saluran yang dimampatkan dengan pendekatan

keamanan, membuat beragam kepentingan yang lama terpendam mencuat keatas permukaan.

Gambarannya semakin jelas, khususnya pasca reformasi ketika relasi-relasi kekuasaan yang

semula mapan menjadi tergoyahkan dan batas-batas identitas kembali digugat. Dalam situasi

seperti ini konflik menjadi suatu keniscayaan, berbagai konflik seperti ”hal biasa” misalnya

dalam Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) dan pemekaran wilayah yang dalam banyak hal

tampaknya lebih didasari kepentingan politik daripada ketimbang kesejahteraan rakyat.

Karakteristik konflik tak bisa diisolasi satu dengan yang lainnya. Konflik yang menggunakan

sentimen agama dan etnis bisa saja hanya bungkus untuk menutupi kepentingan lain yang

bersifat pragmatis dan kepentingan jangka pendek. Terkadang inti persoalannya terkait

dengan isu-isu politik dan marjinalisasi masyarakat adat akibat kebijakan pemerintah. Seperti

yang dikatakan Presiden Soekarno bahwa karakter bangsa harus terus-menerus dibangun

melalui pemimpin-peminpin yang memahami peta sosio-kultural-ekologis setiap wilayahnya

dan masyarakatnya. Hal inipun harus tercermin dalam berbagai produk per undang-undangan

yang menentukan hajat hidup warga negara. Kondisi NKRI yang terdiri dari ribuan

kebudayaan dan tersebar diribuan pulau dengan perbedaan yang ekstreem, isu yang paling

rentan adalah yang terkait dengan masalah etnis dan agama.

b. Keaneka ragaman masyarakat Indonesia.

Pandangan bahwa pruralitas, suku, agama, ras dan antar golongan sebagi penyebab konflik

atau kekerasan massal, tidak dapat diterima begitu saja. Pendapat ini benar mungkin untuk

sebuah kasus, tapi belum tentu benar untuk kasus yang lain. Segala macam peristiwa dan

gejolak sosial budaya termasuk konflik dan kekerasan massal pada dasarnya tidaklah lahir

begitu saja, akan tetapi ada kondisi-kondisi struktural dan kultural tertentu dalam masyarakat

yang beraneka ragam, tetapi bukan tanpa batas dan merupakan hasil dari suatu proses sejarah

yang bersifat khusus.

c. Konflik-konflik Pacsa Reformasi.

Secara sadar kita harus mengakui bahwa pasca reformasi telah terjadi ancaman disintegrasi

bangsa yang mencakup lima wilayah.

1. Kekerasan memisahkan diri di Timor-Timor setelah jajak pendapat tahun 1999 yang

pada akhirnya lepas dari NKRI, di Aceh sebelum perundingan Helsinki dan beberapa

kasus di Papua.

2. Kekerasan komunal berskala besar, baik antar agama, intra agama, dan antar etnis

yang terjadi Kalimatan Barat, Maluku, Sulawesi Tengah, dan Kalimatan Tengah.

3. Kekerasan yang terjadi dalam skala kota dan berlansung beberapa hari seperti

peristiwa Mei 1998, huru-hara anti Cina di Tasikmalaya, Banjarmasin, Situbondo dan

Makassar.

4. Kekerasan sosial akibat main hakim sendiri seperti pertikaian antar desa dan

pembunuhan dukun santet di Jawa Timur 1998.

Page 8: Makalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi

ii

5. Kekerasan yang terkait dengan terorisme seperti yang terjadi di Bali dan Jakarta.

Berdasarkan data GERRY VAN KLINKEN (2007) kekerasan komunal yang berskala

besar ataupun lokal memakan korban paling besar 90 %, dari jumlah itu 57 %

meninggal akibat issu agama, 30 % akibat etnis, 13 % akibat kekerasan rasial. Semua

kejadian tersebut tentu akan berdampak terhadap pecahnya persatuan dan kesatuan

bangsa apabila penanggannya tidak dilaksanakan dengan cepat, tepat dan tuntas.

d. Stabilitas Keamanan yang mantap dan dinamis.

Dalam rangka menjaga keutuhan bangsa dan negara kondisi stabilitas keamanan yang mantap

dan dinamis diseluruh wilayah tanah air merupakan syarat mutlak. Artinya setiap gangguan

dan ancaman yang datang disebagian wilayah NKRI pada hakekatnya ancaman bagi seluruh

wilayah NKRI. Menciptakan keamanan merupakan tanggung jawab semua pihak (Warga

Negara) dengan pihak aparat keamanan (TNI dan POLRI) sesuai dengan ketentuan hukum

yang berlaku

e. Stabilitas Keamanan yang mendukung Integrasi Bangsa.

Mencermati masalah keamanan dibeberapa daerah yang cukup serius dan segera harus

diselesaikan melalui langkah-langkah yang komprehensif. Guna mendorong kembalinya

semangatnya persatuan bangsa dan kesatuan wilayah yang telah dimiliki dan guna mencegah

disintegrasi bangsa tidak ada alternatif lain mengembalikan kondisi aman yang didambakan

oleh seluruh masyarakat dan bangsa Indonesia. Stabilitas keamanan di daerah konflik yang

cenderung mengarah kepada disintegrasi bangsa harus terus diciptakan dengan pendekatan

komprehensif baik dari aspek ekonomi, sosial budaya, politik maupun dari pendekatan

hukum dengan dibantu aparat hukum yang terus melakukan tindakan konkrit dan koordinatif

serta tetap mengedepankan semangat kebersamaan dalam menciptakan keutuhan bangsa dan

negara.

f. Menegakkan Peraturan Hukum yang berlaku.

Melihat, memperhatikan dan mencermati kondisi keamanan diberbagai daerah yang rawan

konflik saat ini serta kondisi bangsa supaya tidak terjadi ancaman disintegrasi bangsa

pemerintah pusat, instansi maupun daerah dalam hal ini pihak keamanan/aparat keamanan

harus menegakkan aturan hukum dan perundang-undangan yang berlaku serta melakukan

tindakan persuasif dan pendekatan keamanan secara bertahap dan disesuaikan dengan

kondisi daerah masing-masing. Guna mendorong kembali semangat persatuan, kesatuan

wilayah dan bela negara sebaiknya pemerintah mencari terobosan lain untuk

mensosialisasikan Pancasila agar dapat dihayati dan diamalkan dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara.

Namun yang paling penting adalah bagaimana contoh dan ketauladan dari semua

penyelenggara negara, tokoh formal maupun informal terhadap rakyatnya dalam berpikir,

bersikap dan bertindak yang pada berdasarkan Pancasila sebagai ideologi, pandangan hidup

serta dasar negara.

Page 9: Makalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi

ii

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Otonomi daerah di Indonesia saat ini masih berada pada periode transisi menuju

desentralisasi demokratik. Dalam kaitan ini sejumlah pakar mengingatkan bahwa otonomi

yang berhasil adalah yang dapat meningkatkan efisiensi dan respon sektor publik serta dapat

mengakomodasi potensi meledaknya kekuatan-kekuatan politik. Sebaliknya otonomi yang

gagal adalah yang mengancam stabilitas politik dan ekonomi serta mengacaukan pelaksanaan

pelayanan umum.

Belum siapnya aparatur baik di tingkat pusat maupun di daerah, mengakibatkan munculnya

sentimen kedaerahan (primordialisme) yang berlebihan, dan buruknya koordinasi antara

aparat pusat dan daerah. Oleh karena itu, jika sejumlah persoalan di atas tidak bisa

dituntaskan secepatnya, maka upaya mengantisipasi potensi disintegrasi bangsa tampaknya

masih menjadi tanda tanya besar. Selain itu, lambatnya menyelesaikan sejumlah kendala ini

juga akan menghambat pelaksanaan kebijakan ini yang akan menambah lebarnya

kesenjangan dan ketidakadilan. Mendorong daerah untuk lebih aktif dalam melakukan

kegiatan operasional UU ini merupakan langkah penting,

Selain itu Pertarungan elit politik yang diimplementasikan kepada penggalangan massa yang

dapat menciptakan konflik horizontal maupun vertical harus dapat diantisipasi. Serta

kepemimpinan dari elit politik nasional hingga kepemimpinan daerah sangat menentukan

meredamnya konflik pada skala dini. Namun pada skala kejadian diperlukan profesionalisme

aparat kemanan secara terpadu. Penyelesaian konflik akibat peranan otonomi daerah yang

menguatkan faktor perbedaan, disarankan kepemimpinan daerah harus mampu meredam dan

memberlakukan reward and punishment dari strata pimpinan diatasnya.

3.2. Saran

Untuk mendukung terciptanya keberhasilan suatu kebijakan dan strategi pertahanan serta

upaya-upaya apa yang akan ditempuh, maka disarankan beberapa langkah sebagai berikut :

1. Pemerintah perlu mengadakan kajian secara akademik dan terus menerus agar didapatkan

suatu rumusan bahwa nasionalisme yang berbasis multi kultural dapat dijadikan ajaran

untuk mengelola setiap perbedaan agar muncul pengakuan secara sadar/tanpa paksaan

dari setiap warga negara atas kemejemukan dengan segala perbedaannya.

2. Setiap pemimpin dari tingkat desa sampai dengan tingkat tertinggi , dalam membuat

aturan atau kebijakan haruslah dapat memenuhi keterwakilan semua elemen masyarakat

sebagai warga negara.

Page 10: Makalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi

ii

DAFTAR PUSTAKA

1. Amirul Isnaini, Mayor Jenderal TNI, Mencegah Keinginan Beberapa Daerah Untuk

Memisahkan Diri Tegak Utuhnya NKRI, Jakarta, Lemhannas 2001.

2. Budi Utomo, Pembangunan Wilayah Perbatasan Indonesia dalam Perspektif

Keamanan Manusia,diakses tanggal 28 September 2008

3. http://budiutomo79.blogspot.com/2007/09/pembangunan-wilayah-perbatasan.html

4. Departemen Pertahanan RI, Buku Putih Pertahanan Negara, Jakarta, 2008

Page 11: Makalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi

ii

KATA PENGANTAR

Bissmillahirahmanirahim

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatu

Rasa syukur patut kami panjatkan kehadirat ALLAH S.W.T yang telah mengijinkan dan

memberi nikmat kemudahan kepada kami dalam menyusun dan menulis makalah

“ANCAMAN TERHADAP KESELAMATAN BANGSA DAN NEGARA SERTA

PENANGGULANGANNYA”

Hal yang paling mendasar yang mendorong kami menyusun makalah ini adalah tugas dari

mata kuliah PKN untuk mencapai nilai yang memenuhi syarat perkuliahan.

Pada kesempatan ini kami semua mengucapkan banyak terimakasih yang tak terhingga atas

bimbingan dosen dan semua pihak sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik

Andai ada kekurangan dalam makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Raha, Desember 2013

penulis

Page 12: Makalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................ ............................................ ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1

a. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1

b. Rumusan Masalah................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 2

2.1 Otonomi daerah dan Disintegrasi ............................................................3

2.2 Pencegahan Dan Penanggulangan Ancaman Disintegrasi Bangsa.......... 6

BAB III PENUTUP................................................................................................ 9

a. Kesimpulan ............................................................................................. 9

b. Saran – saran .......................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA................................................. ............................................ 10

Page 13: Makalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi

ii

TUGAS : PKN

MAKALAH

ANCAMAN TERHADAP KESELAMATAN BANGSA

DAN NEGARA SERTA PENANGGULANGANNYA

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK : IV

1. SITTI MAYANSARI

2. SINAR HASRI

3. SALMIAWATI

4. SITI AISA

5. SITTI KHAIRATIN

6. SITI FATIMA

7. SITTI SARI ANDI

8. SITTI ALMAFINDRA

9. WA IDA

10. WA LIATI

11. WA ODE WAHYUNI

AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA

KABUPATEN MUNA

Page 14: Makalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi

ii

2013