Makalah penafsiran hasil ujian

16
Penafsiran Hasil Ujian 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI............................................................................................................................ 1 BAB I Pendahuluan......................................................................................................... 2 BAB II A. Pengertian penafsiran hasil ujian.......................................................... 3 B. Macam-macam Pendekatan Hasil Ujian............................................. 3 1). Penilaian Acuan Patokan (PAP)....................................................... 3 2). Penilaian Acuan Norma (PAN)......................................................... 6 BAB III A. Sesi Tanya Jawab.......................................................................................... 13 B. Kesimpulan...................................................................................................... 14 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 16

description

tugas-tugas masa kuliah dulu... semoga bermanfaat

Transcript of Makalah penafsiran hasil ujian

Page 1: Makalah penafsiran hasil ujian

Penafsiran Hasil Ujian

1

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................ 1

BAB I Pendahuluan......................................................................................................... 2

BAB II A. Pengertian penafsiran hasil ujian.......................................................... 3

B. Macam-macam Pendekatan Hasil Ujian............................................. 3

1). Penilaian Acuan Patokan (PAP)....................................................... 3

2). Penilaian Acuan Norma (PAN)......................................................... 6

BAB III A. Sesi Tanya Jawab.......................................................................................... 13

B. Kesimpulan...................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 16

Page 2: Makalah penafsiran hasil ujian

Penafsiran Hasil Ujian

2

BAB I

PENDAHULUAN

Untuk membantu para pendidik dalam memilih pendekatan penilaian yang cocok

untuk mata pelajarannya sehingga pengambilan keputusan seorang peserta didik

dinyatakan lulus atau tidak lulus benar-benar sesuai dengan prestasi yang dicapainya.

Maka setiap pendidik perlu mengetahui dasar-dasar standar penentapan nilai tersebut.

Pengambilan keputusan yang tepat oleh seorang pendidik di dalam menentukan tingkat

keberhasilan mahasiswa dalam mata kuliah tertentu akan menentukan indeks prestasi

mahasiswa tersebut dan ini akan berdampak terhadap peningkatan indeks prestasi

mahasiswa secara umum.

Dalam makalah ini akan dijelaskan secara singkat tentang jenis pendekatan, tujuan,

keuntungan dan kerugian dari dua metode pendekatan standar penilaian yang banyak

dianut.

Page 3: Makalah penafsiran hasil ujian

Penafsiran Hasil Ujian

3

BAB II

PENAFSIRAN HASIL UJIAN

A. Pengertian penafsiran hasil ujian

Penafsiran hasil ujian atau pemberian nilai adalah usaha pemberian arti kepada skor

resik dan taraf penguasaan kompetensi yang didapat dari suatu ujian. Sebagaimana telah

disinggung dalam bab 1 bahwa skor-skor dari hasil suatu ujian yang dilambangkan dengan

angka-angka belum memberikan arti apa-apa sebelum ditafsirkan atau diberi arti atau

dinilai. Pemberian arti dapat dilakukan dengan cara membandingkan skor yang diperoleh

sebagai hasil ujian itu dengan suatu bahan pembanding tertentu. Dalam hal ini ada dua

pendekatan yang ditempuh yaitu Penilaian Acuan Patokan(PAP) dan Penilaian Acuan

Norma(PAN).

B. Macam-macam Pendekatan Hasil Ujian

1). Penilaian Acuan Patokan(PAP)

PAP (Criterion Referenced Evaluation) mencoba menafsirkan hasil tes yang

diperoleh siswa dengan membandingkannya dengan pembanding yang berupa patokan

atau norma tertentu. Apabila dalam suatu ujian atau tes belajar akan diselenggarakan,

maka sebagian guru ada yang berpikir “untuk dinyatakan lulus atau berhasil, sampai

seberapa jauhkah sebaiknya seorang siswa itu harus, mencapai taraf penguasaan

kompetensi, setelah ia selesai mengikuti ujian nanti”. Dengan demikian, para guru harus

mengambil keputusan mengenai taraf penguasaan kompetensi yang akan dijadikan

patokan lulus atau tidak lulus. Setelah patokan ditetapkan, maka patokan tersebut menjadi

norma yang absolut artinya tidak boleh diubah. Karena patokan tersebut biasanya

dilambangkan dengan angka, maka akan timbul suatu masalah. Yaitu apakah angka-angka

yang terletak lebih dekat dengan angka yang menjadi patokan itu. Dengan timbulnya

masalah tersebut maka guru perlu membuat keputusan mangenai pedoman penilaian.

Proses pemikiran seperti dilukiskan di atas menggambarkan suatu pendekatan yang

menggunakan pendekatan semacam ini disebut Penilaian Acuan Patokan.

Page 4: Makalah penafsiran hasil ujian

Penafsiran Hasil Ujian

4

Dengan PAP ini, pada dasarnya penilaian dilakukan dengan membandingkan hasil

belajar siswa dengan suatu patokan yang telah ditetapakan terlebih dahulu sebelum ujian,

patokan ini bioasanya disebut “batas lulus” yang merupakan taraf penguasaan minimum.

Dalam PAP tidak diperlukan skala nilai tetapi yang diperlukan adalah persentasi

kompetensi yang dikuasai.

Hubungan antara derajat atau taraf kompetensi dengan nilai yang diberikan dapat

dilihat pada pedoman penilaian yang telah ditetapkan, misalnya seperti yang terlihat pada

tabel : 5 dihalaman berikut.

Contoh yang terdapat pada Bab V, seorang Mahasiswa yang bernama Amir mencapai

standar penguasaan kompetensi sebesar 49 %, maka dalam raportnya amir akan mendapat

nilai yang berbobot 49 dalam skala 1-10, atau Amir akan mendapat nilai 49 dalam skala 1-

100, dan jika digunakan abjad maka Amir akan mendapatkan nilai E. Dengan demikian

berarti Amir gagal atau tidak lulus. Namun apabila tingkat penguasaan kompetensinya

89%, maka Amir akan mendapat nilai yang berbobot 8,9 dalam skala 1-10, atau Amir

mendapat nilai 89 dalam skala 1-100 atau A dalam huruf. Berarti Amir lulus dengan sangat

memuaskan. Dan apabila tingkat penguasaan kompetensinya 52%, maka Amir akan

mendapat nilai yang berbobot 5,2 dalam skala 1-10 atau Amir akan mendapat nilai 52

dalam skala 100 atau dalam huruf, Ini artinya bahwa Amir lulus dengan syarat. Syarat

yang dimaksudkan ialah bahwa nilai mata pelajaran yang lain harus mengimbangi, artinya

harus mencapai nilai yang lebih tinggi dari C, agar nantinya ia akan tetap mencapai IP

komulatif yang berada dalam kedudukan “tidak gawat” dalam suatu program belajar yang

menggunakan SKS atau Sistem Kredit Semester. IP (Indeks Prestasi ) yang berarti nilai

rata-rata itu merupakan satuan nilai akhir yang menggambarkan suatu penyelesaian suatu

program belajar. Jadi dengan sendirinya ada IP semester (untuk suatu program satu

semester) dan IP komulatif/lengkap untuk stu program studi lengkap. IP ini dihitung dari

jumlah perkalian bobot nilai harga SKS dibagi jumlah harga SKS. Jika dirumuskan sebagai

berikut :

Keterangan

IP = Indeks Prestasi

Bn = Bobot Nilai

K = Harga Sks

IP = (Bn x K)

K

Page 5: Makalah penafsiran hasil ujian

Penafsiran Hasil Ujian

5

Pemakaian pedoman ini sangat mudah, karena tidak perlu menggunakan perhitungan

statistik.

Tabel : 5

Pedoman Pemberian Nilai

Taraf penguasaan

kompetensi

Nilai Arti

Skala

0-10

Skala

0-4

Huruf

85 – 100 % 8,5 - 10 4 A Lulus dengan Baik sekali

70 – 84 % 7,0 – 8,4 3 B Lulus dengan baik

55 - 69 % 5,5 – 6,9 2 C Cukup

5,0 - 54 % 5,0 - 5,4 1 D Tidak Lulus/ Lulus dengan

Syarat

00 - 49 % 0,0 - 4,9 0 E Tidak Lulus

Penggunaan PAP

PAP pada umumnya digunakan untuk menguji tingkat penguasaan bahan

pelajaran.Pengujian tingkat penguasaan bahan biasanya dilaksanakan pada pengajaran

yang berorientasi pada tujuan dan strategi belajar tuntas. Oleh karena itu nilai seorang

siswa yang ditafsirkan dengan standar mutlak, sekaligus menunjukkan tingkat penguasaan

riilnya

terhadap bahan pelajaran dan juga merupakan standar pencapaian indicator sesuai

dengan standar ketuntasan belajar.

Agar nilai yang diperoleh siswa dapat berfungsi seperti yang diharapkan, yaitu

mencerminkan tingkat penguasaan siswa, maka alat tes yang dipergunakan harus dapat

diper-tanggungjawabkan, baik dari segi kelayakan, kesahihan, maupun keterpercayaannya.

Butir-butir tes yang disusun harus sesuai dengan tujuan dan deskripsi bahan pelajaran

yang diberikan.

Kelebihan PAP, yaitu :

Page 6: Makalah penafsiran hasil ujian

Penafsiran Hasil Ujian

6

1) Hasil PAP merupakan umpan balik yang dapat diguna-kan guru sebagai introspeksi

tentang program pembelajaran yang telah dilaksanakan.

2) Hasil PAP dapat membantu guru dalam pengambilan keputusan tentang perlu atau

tidaknya penyajian ulang topik/materi tertentu.

3) Hasil PAP dapat pula membantu guru merancang pelaksanaan program remidial.

2). Penilaian Acuan Norma (PAN)

Penilaian Acuan Norma (PAN) pada dasarnya penilaian yang berusaha

membandingkan angka hasil belajar (biji) dengan suatu pembanding yang membandingkan

angka hasil belajar muncul dalam kelompok peserta ujian/testi pada saat penilaian itu

berlangsung. Berbeda dengan PAP yang mengambil dengan pembanding dari patokan atau

kriteria (sebelum ujian/pelajaran dimulai) di luar kelompok testi. Yang dimaksud di luar

kelompok adalah bahwa patokan itu berada pada derajat/tingkat/taraf tertentu dari

penguasaan kompetensi sebagaimana dikehendaki oleh tujuan-tujuan pengajaran. Sudah

cukup bagi kita bahwa kompetensi-kompetensi yang dikehendaki dikuasai oleh siswa itu

terjabar dalam tujuan pengajaran, terutama dalam Tujuan Khusus Pengajaran (TKP).

Pendekatan dalam PAN dikatakan sebagai pendekatan “apa adanya”. Karena patokan

pembanding yang dianggap sebagai “batas lulus” itu, diambil dari apa yang ada atau dari

kenyataan yang ada dalam kelompok siswa itu sendiri pada saat penilaian berlangsung.

“Apa adanya” di situ nampaknya mengandung pengertian bahwa siswa dibiarkan belajar

apa adanya juga, tanpa ada pengarahan untuk menuju pencapaian tingkat penguasaan

kompetensi dengan pendekatan PAN siswa belajar apa adanya, dan dengan pendekatan

PAP siswa belajar terarah menuju tingkat penguasaan kompetensi tertentu.

Pada dasarnya “batas lulus” itu dikaitkan dengan data statistik yang diperoleh dari

penyebarab angka dengan data statistik yang diperolah dari penyebaran skor atau biji,

yaitu skor rata-rata atau mean yang diberi lambang x dan angka simpangan baku atau

Deviasi standar (Ds). Nilai akan diberikan berdasarkan penyimpangan skor terhadap mean.

Mean merupakan patokan yang mantap untuk menentukan kedudukan biji yang

kedudukannya di sekitar mean, ia dianggap memiliki penguasaan kompetensi yang

diujikan dengan mutu rata-rata dalam kelompoknya. Angka/biji yang persis sama dengan

mean, disebut mempunyai penyimpangan 0 (nol), dan yang lebih besar disebut

Page 7: Makalah penafsiran hasil ujian

Penafsiran Hasil Ujian

7

penyimpangan positif, dan yantg lebih kecil disebut penyimpangan negatif. Dari berbagai

penyimpangan yang ada pada sekolompok biji itulah nantinya akan dicari penyimpangan

rata-ratanya yang disebut “penyimpangan/simbangan baku”. Di samping mean, simbangan

baku ini merupakan patokan yang paling bagus untuk menetukan kedudukan sutau biji

dalam kelompok tertentu. Demikianlah, mean dan simpangan baku, keduanya merupakan

patokan yang dipakai untuk menafsirkan/menilai hasil pengukuran dari sekelompok siswa

yang mengguanakan PAN. Nilai akhir diberikan berdasarkan penyimpangan skor terhadap

mean.

Dari uraian di atas tampak adanya langkah pokok dalam kegiatan pemberian nilai,

yaitu :

1. Langkah persiapan

2. Menentukan mean

3. Menetukan simpangan baku

4. Penilaian

Berikut ini adalah uraian langkah-langkah pokok kegiatan pemberian nilai di atas :

1. Langkah persiapan

Sebagai langkah persiapan perlu dilakukan penyusunan skor-skor hasil ujian dengan

urutan dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah. Misalnya dari hasil ujian bahasa

Arab sekelompok siswa yang terdiri dari 50 anak sebagai berikut :

AA = 25 CC = 34 EB = 33 GA = 35 IB = 46

AB = 33 CD = 29 EC = 42 GB = 27 IC = 54

AC = 35 CE = 44 ED = 35 GC = 27 ID = 21

AD = 37 CF = 36 EE = 36 GD = 33 IE = 26

AE = 56 CG = 22 EF = 41 GE = 46 IF = 36

BB = 27 DA = 51 FA = 20 HA = 11 KB = 35

BC = 40 DB = 29 FB = 25 HB = 35 KC = 24

BD = 33 DF = 21 FC = 38 HC = 34 KD = 21

BE = 39 DG = 28 FD = 47 HD = 36 KE = 27

BF = 28 DH = 29 FE = 32 HE = 16 KF = 35

Dari daftar skor-skor tersebut diatas maka dapat kita susun rankingnya sebagai berikut :

Page 8: Makalah penafsiran hasil ujian

Penafsiran Hasil Ujian

8

Tabel 6 :

Rangking hasil tes bahasa (50) testi

1. 56 11. 93 21. 35 31. 29 41. 25

2. 54 12. 38 22. 35 32. 29 42. 25

3. 51 13. 37 23. 35 33. 29 43. 24

4. 47 14. 36 24. 35 34. 28 44. 22

5. 46 15. 36 25. 34 35. 28 45. 21

6. 46 16. 36 26. 34 36. 27 46. 21

7. 44 17. 36 27. 33 37. 27 47. 21

8. 42 18. 35 28. 33 38. 27 48. 20

9. 41 19. 35 29. 33 39. 27 49. 16

10. 40 20. 35 30. 32 40. 26 50. 11

Skor-skor tersebut setelah dirangking kemudian disusun didistribusikan

frekuensinya. Ada dua cara yang dapat dilakukan, yaitu :

1. Apabila variabel yang dipakai tidak terlalu besar cukup dengan distribusi tunggal.

Misalnya hasil ujian 25 siswa didistribusikan seperti terlihat pada tabel berikut :

Tabel 7 :

Distribusi Frekuensi Tunggal

Biji/angka hasil ujian (x) Turus/tally Frek (f) fx

7 IIII 5 35

6 IIII IIII 10 60

5 IIII II 7 35

4 II 2 8

3 I 1 3

0 = 25 Fx = 141

Kedua, apabila variable yang dihadapi terlalu besar, maka dapat ditempuh dengan

cara menyusun tabel distribusi frekuensi berkelas. Tidak seperti dalam distribusi frekuensi

tunggal, dalam cara ini kita dapat memperhatikan beberapa hal, yaitu:

Page 9: Makalah penafsiran hasil ujian

Penafsiran Hasil Ujian

9

(a) Besarnya interval kelas,

(b) Banyaknya interval kelas,

(c) Titik permulaan kelas,

(d) Titik tengah interval kelas.

Besarnya interval kelas sebaiknya, seperti yang dianjurkan oleh Guidford adalah 1, 2,

3, 4, 5, 10, dan 20. Sedang banyaknya interval kelas, Guidford menganjurkan 10-15. Untuk

menentukan titik permulaan, kebanyakan oreang lebih suka menggunakan skor terendah.

Titik tengah sebenarnya dapat diletakkan secara sembarang, tetapi biasanya diletakkan

pada interval yang mempunyai frekuensi tertinggi. Untuk menyusun distribusi frekuensi

dari data-data biji yang dicantum dalam daftar rangking pada tabel 6, kita buatkan kolom-

kolomnya yang terdiri : (a)Nomor, (b) Interval kelas skor, (c)Turus/tally, dan (d)Frekuensi.

Di sebelah kanan kolom frekuensi (f) sebaiknya disisakan untuk tiga kolom lagi yang akan

digunakan bagi perhitungan selanjutnya. Apabila pembuatan kolom-kolom ini selesai,

setelah intervalnya, kita mulai menulis interval kelas itu dari bawah dengan titik

permulaan skor terendah samapi dengan skor tertinggi. Setelah itu baru kita hitumng

frekuensi masing-masing kelas. Setelah jadi. Kita dapat melihat seperti tabel : 8 berikut ini

Tabel : 8

Distribusi Frekuensi

No. Interval Kelas Turus/Tally Frekuensi

1. 56-60 I 1

2. 51-55 II 2

3. 46-50 III 3

4. 41-45 IIII 3

5. 36-40 IIII III 8

6. 31-35 IIII IIII III 13

7. 26-30 IIII IIII 10

8. 21-25 IIII II 7

9. 16-20 II 2

10. 11-15 I 1

Page 10: Makalah penafsiran hasil ujian

Penafsiran Hasil Ujian

10

Bagian sebelah kolom (f) yang disisakan, kita bagi menjadi tiga kolom, masing-masing

berurutan untuk simpangan atau deviasi dugaan (d), hasil perkalian f dan d (fd), dan skor

akhir untuk hasil perkalian f dan d2 (fd 2). Setelah pengisian kolom-kolom itu terselesaikan

semua (lihat tabel berikut) data-data dalam tabel itu sudah siap digunakan untuk mencari

mean dan simpangan bakunya.

Tabel : 9

Distribusi dan perhitungan d, fd, dan fd2

No. Interval Kelas Turus/Tally Frekuensi Deviasi

(d)

Hasil f x d Hasil f x d2 (fd2)

1. 56 - 60 I 1 5 5 25

2. 51 - 55 II 2 4 8 32

3. 46 - 50 III 3 3 9 27

4. 41 - 45 IIII 3 2 6 12

5. 36 - 40 IIII III 8 1 8 8

6. 31 - 35 IIII IIII III 13 0 0 0

7. 26 - 30 IIII IIII 10 1 -10 10

8. 21 - 25 IIII II 7 2 -14 28

9. 16 - 20 II 2 3 -6 18

10. 11 - 15 I 1 4 -4 16

2. Menentukan Mean atau Rata-rata

Mencari mean dari data-data yang disusun dalam distribusi tunggal menggunakan

rumus sebagai berikut :

Keterangan :

n = jumlah populasi yang besarnya sama dengan besar jumlah frekuensi

misalnya kita akan mencari mean dari data-data yang termuat dalam tabel 7, maka dapat

dihitung sebagai berikut :

X = fX

n

X = fX = 141 = 5,64

n 25

Page 11: Makalah penafsiran hasil ujian

Penafsiran Hasil Ujian

11

Apabila mean itu dicari dari data-data yang berdistribusi berkelas, maka digunakan rumus

sebagai berikut :

Keterangan :

X = mean

d = simpangan dugaan

Xo = mean dugaan yang biasanya terletak pada titik dengan interval yang f-nya terbesar

I = besar interval

n = jumlah populasi

dengan menggunakan rumus di atas maka mean dapat ditemukan sebagai berikut :

= 33 + 5 (20)

50

= 33 + 0,20

= 33,20

3. Menentukan simpangan Baku/ Deviasi Standard

Deviasi standard dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Atau dengan rumus berikut:

Apabila kita hendak mencari simpangan baku dari data-data pada tabel 9 maka

dengan menggunakan rumus-rumus tersebut di atas maka akan diperoleh angka sebagai

berikut :

Atau

= 5 x 1,88 = 5 x 1,88

= 9,38 = 9,38

X = Xo + i ( fd )

n

SD = i√∑ fx 1 2 (∑ f x 1 )2

n n

X = Xo + i ( fd )

n

Ds = i √∑ fd2 (fd)2

n n

Ds = i √∑ fd2 (fd)2

n n

SD = i√∑ fx 2 (∑ f x )2

n n

Page 12: Makalah penafsiran hasil ujian

Penafsiran Hasil Ujian

12

4. Penilaian

Penilaian atau pemberian nilai diartikan juga sebagai penafsiran atau pemberian

makna/arti. Sejauh proses yang sudah kita tempuh, kita masih belum memperoleh nilai,

tetapi masih terbatas pada skor atau sekelompok skor. Angka 56 yang diperoleh AE belum

memberikan arti apa-apa sebelum diberi makna/arti. Kegiatan pemberian arti terhadap

angka 56 ini tidak lain adalah merupakan usaha membandingkan angka 56 itu dengan

angka pembanding tertentu.

Nilai diberikan berdasarkan angka penyimpangan skor terhadap mean, misalnya

dengan menggunakan pedoman sebagai berikut :

Pedoman 1 :

Tabel : 10

Batas daerah dalam kurva Nilai %

Lebih dari + 1, 50 s A 6,68

Antara + 0,50 s dan + 1,50 S B 24,17

Antara - 0,50 s dan + 1,50 s C 38,30

Antara - 0,50 s dan - 0,50 s D 24,17

Kurang dari - 0,50 s E 6,68

Keterangan :

X = angka rata-rata

S = simpangan baku

penghitungan Skala 0 - 10

X + 2,25 s 10

X + 1,75 s 9

X + 1,25 s 8

X + 0,75 s 7

X + 0,25 s 6

X – 0,25 s 5

X – 0,75 s 4

X – 1,25 s 3

X – 1,75 s 2

X

X

X X

X

X X

X

Page 13: Makalah penafsiran hasil ujian

Penafsiran Hasil Ujian

13

X – 2,25 1

0

Page 14: Makalah penafsiran hasil ujian

Penafsiran Hasil Ujian

14

Hasil Diskusi

Page 15: Makalah penafsiran hasil ujian

Penafsiran Hasil Ujian

15

BAB III

KESIMPULAN

Pengukuran tingkat pencapaian belajar mahasiswa dan penentuan standar nilai

(grading) dilakukan dengan dua pendekatan yaitu pendekatan Penilaian Acuan Norma

(PAN) atau norm-referenced methods dan Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau criterion-

referenced methods, dimana keduanya memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing.

Untuk itu pendidik diharapkan mampu memilih standar penilaian apa yang akan

digunakan disesuaikan dengan tujuan dari ujian tersebut. Pemilihan pendekatan yang

kurang tepat bisa berdampak kurang baik bagi peserta didik, pendidik dan institusi

pendidikan.

Page 16: Makalah penafsiran hasil ujian

Penafsiran Hasil Ujian

16

DAFTAR PUSTAKA

Djalal, Fachruddin dkk,. 1991/1992. “Penilaian dalam pengajaran Bahasa Arab”.

Nurgiyastoro, Burhan,. 1998. “Evaluasi Pendidikan dan penerapannya dalam

pengajaran Bahasa Indonesia”.