Makalah Pemicu 1
-
Upload
abubakar-adeni -
Category
Documents
-
view
389 -
download
38
Transcript of Makalah Pemicu 1
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu ISifat PVT
1
SIFAT PVT
Problem 1 : Joni
Pada problem 1, terdapat dua hal utama yang harus dijelaskan yaitu :
- Penjelasan sifat PVT cairan dengan diagram fasa (Gambar 1) dan aturan Fasa
Gibbs.
- Hubungan air dalam gelas tertutup dengan steam table dan bagaimana mencari
besaran-besaran termodinamika air dalam gelas tersebut serta harga besaran-
besaran tersebut.
Gambar 1. Diagram PVT
Solusi Problem 1:
A. Sifat PVT cairan
Sebelum dapat menjelaskan sifat PVT dengan diagram PVT dan aturan fasa Gibbs,
terlebih dahulu perlu diketahui hal-hal yang berkaitan dengan diagram PVT dan aturan fasa
Gibbs.
Fasa Zat
Fasa adalah bagian sistem dengan komposisi sifat kimia dan sifat fisika sama, yang
terpisah dari bagian sistem lain oleh suatu bidang batas. Sedangkan fasa zat adalah bentuk
keadaan sebuah zat dimana fasa yang tersedia di alam adalah cairan, padatan dan uap. Fasa
zat dapat berubah dengan modifikasi suhu, tekanan dan volumenya. Misalnya air dengan fasa
cair pada suhu kamar akan berubah menjadi fasa uap pada suhu 100oC dan akan berubah
menjadi fasa padat pada suhu 0oC.
Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu ISifat PVT
2
Kondisi Jenuh
Kondisi jenuh adalah keadaan dimana campuran uap dan cairan dapat muncul
bersamaan pada suhu dan tekanan tertentu. Suhu ketika penguapan (mendidih) terjadi pada
tekanan tertentu dikatakan sebagai suhu jenuh atau titik didih. Tekanan ketika penguapan
(mendidih) terjadi pada suhu tertentu dikatakan sebagai tekanan jenuh. Pada air dengan suhu
100oC, tekanan jenuhnya adalah 1 atm. Air pada tekanan 1 atm, suhu jenuhnya adalah 100oC.
Kesetimbangan Fasa
Kesetimbangan fasa adalah keadaan dimana suatu zat sudah tidak mengalami
perubahan terhadap waktu. Contoh kesetimbangan dua fasa adalah kesetimbangan cair – uap,
cair – padat dan padat – uap. Pada H2O terjadi kesetimbangan tiga fasa yaitu air, uap dan es
pada suhu 0,01oC dan tekanan 0,00610 bar.
Perubahan Fasa
Perubahan fasa suatu zat terjadi karena adanya perubahan suhu dan atau tekanan.
Perubahan fasa padat – cair terjadi pada proses peleburan dan pembekuan, perubahan fasa
padat – uap terjadi pada proses sublimasi dan deposisi, sedangkan perubahan fasa cair – uap
terjadi pada proses penguapan dan pengembunan. Untuk lebih memahami perubahan fasa,
dapat dijelaskan dengan contoh perubahan fasa pada air berikut :
State 1, disebut sebagai subcooled liquid. Pada kondisi ini, penambahan panas
menaikkan suhu tapi tidak menyebabkan terjadinya penguapan .
State 2, disebut sebagai cairan jenuh (saturated liquid). Pada kondisi ini, fasa cairan
berubah. Penambahan panas dapat menyebabkan penguapan.
State 3. Disebut sebagai campuran cairan-uap jenuh (saturated liquid – vapor
mixture). Pada kondisi ini, cairan dan gas berada pada kesetimbangan. Penambahan
panas tidak menaikkan suhu, tetapi meningkatkan jumlah penguapan.
Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu ISifat PVT
3
State 4, pada kondisi ini campuran menjadi uap dan disebut sebagai uap (saturated
vapor). Pada kondisi ini, jika suhu diturunkan atau panas dikurangi, akan terjadi
pengembunan.
State 5, disebut sebagai superheated vapor. Penambahan panas akan memperbesar
suhu dan volume.
Gambar 2. Perubahan Fasa.
Variabel Ekstensif dan Intensif
Variabel Ekstensif adalah variabel yang harganya bergantung pada jumlah material
atau ukuran sistem, contohnya volume dan energi dalam. Variabel intensif adalah variabel
yang harganya tidak tergantung pada jumlah material atau dimensi sistem, contohnya adalah
suhu, tekanan, dan komposisi
Aturan Fasa Gibbs
Gibbs menyatakan bahwa untuk dapat menentukan besaran – besaran intensif sistem
dengan lengkap, sejumlah besaran intensif perlu diketahui atau ditentukan harganya. Besaran
intensif pada Aturan Fasa Gibbs adalah suhu (T), tekanan (P), komposisi fasa cair dan
komposisi fasa uap. Banyaknya besaran intensif yang perlu ditetapkan adalah derajat
kebebasan sistem. Jika suatu sistem yang berada pada kesetimbangan terdiri atas p fasa dan c
komponen maka derajat kebebasan sistem ( f ) diberikan dengan persamaan berikut :
f = c – p + 2
Derajat kebebasan suatu sistem adalah bilangan terkecil yang menunjukkan jumlah
variabel bebas (suhu, tekanan, konsentrasi komponen – komponen) yang harus diketahui
untuk menggambarkan keadaan sistem. Untuk zat murni, hanya diperlukan dua variabel
untuk menyatakan keadaan, yaitu P dan T, atau P dan V, atau T dan V. Nilai derajat
kebebasan untuk senyawa murni diberikan pada Tabel 1.
Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu ISifat PVT
4
Tabel 1. Derajat Kebebasan Senyawa Murni
Jumlah fasa Derajat kebebasan Besaran intensif yang diketahui atau ditentukan
1 2 P dan T
2 1 P atau T
3 0 Tidak ada
Sifat PVT cairan
Tekanan, volume dan suhu dapat menentukan fasa dari suatu zat. Fasa suatu zat dapat
berupa cair, gas dan padat yang diperlihatkan pada diagram fasa atau diagram PVT. Untuk
menjelaskan sifat PVT, diambil contoh diagram PVT dari zat murni misalnya air. Diagram
PVT dapat digambarkan dengan diagram T-V, P-V, dan P-T seperti yang dijelaskan berikut :
a. Diagram T-V air
Gambar 3. Diagram T-V air
Pada Gambar 3, terlihat bahwa kenaikan tekanan akan menyebabkan garis yang
menghubungkan keadaan cair jenuh (saturated liquid) dengan uap jenuh (saturated vapor)
menjadi semakin pendek. Pada tekanan tertentu yaitu 22,09 Mpa, daerah campuran cair-uap
jenuh ditunjukkan oleh satu titik, yang disebut sebagai titik kritis. Pada titik ini, properti zat
disebut sebagai properti kritis (suhu kritis ((Tcr), tekanan kritis (Pcr) dan volume spesifik kritis
(vcr)). Untuk air , Tcr = 374,14 °C , Pcr = 22,09 Mpa ,dan vcr = 0,003155 m3/kg. Jika titik-titik
pada keadaan cair jenuh dihubungkan akan diperoleh garis cair jenuh dan jika titik-titik pada
Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu ISifat PVT
5
keadaan uap jenuh dihubungkan maka diperoleh garis uap jenuh. Pertemuan kedua garis ini
disebut titik kritis.
Gambar 4. Diagram T-V air dan Garis Jenuh (Saturated Line).
b. Diagram P-V
Gambar 5. Diagram P-V
Diagram P-V dapat menjelaskan daerah fasa padat, fasa padat-cair dan padat-uap
jenuh. Pada beberapa zat, seperti air dapat mengembang saat dibekukan dan zat lainnya selain
air menyusut jiaka dibekukan, sehngga terdapat dua macam diagram P-V.
Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu ISifat PVT
6
Gambar 6. Diagram P-V zat yang menyusut jia dibekukan (kiri) dan mengembang jika dibekukan (kanan)
Pada kondisi tertentu air dapat berada sebagai fase padat, cair dan gas sekaligus.
Kondisi ini disebut sebagai kesetimbangan cair-padat-gas dan digambarkan dalam triple line.
Pada diagaram P-T, kondisi ini ditunjukkan oleh titik (triple point).
c. Diagram P-T
Gambar 7. Diagram P-T Air
Pada diagram fasa, terdapat tiga daerah yaitu, padat, cair dan gas. Kurva A-C
merupakan batas cair-gas, dan disebut sebagai kurva penguapan. Kurva A-C tersebut berakhir
pada titik C, yaitu titik kritis. Kordinat pada titik ini adalah tekanan kritis Pc dan suhu kritis
Tc, yang merupakan suhu dan tekanan tertinggi dimana zat murni dapat berada pada
kesetimbangan cair-uap. Garis A-D, kurva sublimasi memisahkan daerah padat dan gas.
Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia
A
C
B
D
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu ISifat PVT
7
Garis A-B, memisahkan daerah padat dan cair. Ketiga kurva ini bertemu di triple point,
dimana semua fasa (cair, padat, gas) berada pada kesetimbangan.
Fasa dikatakan fasa cair jika dapat mengalami penguapan dengan adanya penurunan
tekanan pada suhu konstan. Hal ini berarti volume dari cairan akan bertambah jika tekanan
diturunkan. Fasa dikatakan gas jika dapat dikondensasikan dengan adanya penurunan suhu
pada tekanan konstan. Untuk padatan, volumenya tidak dipengaruhi oleh perubahan suhu dan
tekanan, karena zat padat memiliki gaya tarik-menarik yang kuat antar molekulnya sehingga
pada permukaan diagram untuk zat padat di atas sangat curam dibandingkan dengan zat cair
dan gas.
Jika dihubungkan dengan aturan fasa Gibbs, senyawa murni pada daerah satu fasa, p
fasa dan c komponen masing – masing berharga satu dan dari Aturan Fasa Gibbs diketahui f
berharga dua. Derajat kebebasan dua berarti bahwa dua besaran intensif (T dan P) perlu
diketahui harganya agar besaran intensif lainnya seperti volum spesifik atau volum molar
dapat ditentukan.
Senyawa murni yang berada pada kurva kesetimbangan (padat – cair, padat – uap atau
cair – uap) memiliki derajat kebebasan satu yang artinya hanya satu peubah yang perlu
diketahui untuk dapat menentukan keadaan sistem. Misalnya pada tekanan 1 atm atau 1,013
bar air dan uap air yang berada pada kesetimbangan fasa hanya dapat ditemui pada suhu 100 oC.
Kesetimbangan dua fasa yang ditunjukkan oleh kurva – kurva kesetimbangan cair –
uap, cair – padat dan padat – uap bertemu di titik tripel (triple point). Pada titik tripel harga
derajat kebebasan adalah nol karena kesetimbangan fasa antara air, uap air dan es hanya
terjadi pada kondisi (suhu, tekanan dan densitas) tertentu.
B. Hubungan Air dalam Gelas Tertutup dengan Steam Table
Tabel uap (steam table) merupakan tabel yang memuat besaran-besaran tertertu dari
air yang dapat digunakan untuk mengetahui data PVT air. Besaran-besaran yang dimaksud
adalah volume spesifik (v),entalpi spesifik (h), dan entropi spesifik (s). Tabel uap sendiri
terbagi atas dua bagian, yaitu tabel uap jenuh (saturated steam) dan tabel uap lewat jenuh
(superheated steam).
Tabel kukus mendeskripsikan sifat-sifat termodinamika dalam keadaan saturated
maupun superheated yang pada kenyataannya suatu zat murni mengalami proses perubahan
fasa yang meliputi compressed Liquid atau subcooled, saturated liquid, saturated vapor,
iquid-vapor mixture, dan superheated.
Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu ISifat PVT
8
Menurut Gibbs, jika kita mengetahui satu besaran intensif pada keadaan jenuh, maka
besaran lainnya akan dapat ditentukan menggunakan tabel. Sebagai contoh, pada air dalam
gelas tertutup jika diketahui tekanannya adalah 0,1 Mpa, maka dengan menggunakan tabel
kukus dapat diketahui besaran-besaran lainnya seperti suhu, volume spesifik, entalpi, entropi.
Dalam hal ini, tabel kukus yang digunakan adalah tabel kukus saturated water-vapor karena
pada wadah tertutup, cairan akan mengalami penguapan sampai keadaaan wadah tersebut
jenuh sehingga di dalam gelas terjadi kesetimbangan antara cair-uap.
Penentuan besaran-besaran termodinamika dengan steam table
Pada kondisi fasa cair-uap jenuh, jika diketahui campuran air-uap tekanannya adalah
0,004 Mpa, dengan menggunakan steam table saturated vapor-liquid dapat diketahui
besaran lainnya dengan cara pembacaan tabel sebagai berikut:
Gambar 8. Tabel uap jenuh (Tekanan)
Berarti, pada tekanan tersebut, suhunya adalah 28,96 ºC. Jika kondisi fasnya adalah
cair jenuh maka volume spesifiknya =VL, entalpi = hL, entropi = SL dan jika kondisinya
adalah uap jenuh maka volume spesifiknya = Vv, entalpi = hv, entropi = Sv. Jika kondisinya
adalah campuran cair-uap jenuh, maka volume spesifik, entalpi dan emtropi dihitung
dengan cara berikut:
a. Volume spesifik liquid-vapor (VLV)= (1-x) VL + x VV ; dengan x =fraksi uap
Jika fraksi uapnya = 0,7 maka,
VLV = 0,3 VL + 0,7 VV
VLV = (0,3. 0,0010041) + (0,7. 34,792)
= 24,3547 m3/kg
b. Entalpi liquid-vapor (hLV) = (1-x) hL + x hV
= 0,3. 121,40 + 0,7 . 2553,7 = 1810,01 kJ/kg
c. Entropi liquid vapor (SLV) = 0,3 . 0,4224 + 0,7. 8,4735 = 6,05817 kJ/ (kg.K)
Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu ISifat PVT
9
Jika data yang diketahui adalah suhu, maka kita gunakan suhu sebagai acuan,
contohnya jika diketahui suhunya adalah 28 ºC maka dari tabel diketahui suhu tersebut ada
di antara 25 dan 30 ºC
Gambar 9. Tabel uap jenuh (Temperatur)
Maka perlu dilakukan interpolasi data untuk mengetahui besaran lainnya,
contohnya untuk menentukan tekanan pada suhu 28 ºC, digunakan interpolasi data
tekanan dan suhu yang terbaca di tabel.
28−2530−25
= x−0,0031790,004247−0,003179
x = 0,003179 Mpa
Problem 2: Tini
Hanan bersama Tini berdiskusi mengenai materi termodinamika yang perlu
mereka pelajari sambil minum air dingin dengan es batu yang mengambang di permukaan
air. Tiba-tiba Hanan bertanya kepada Tini : Mengapa es mengapung di air? Pemikiran
Hanan berkembang lebih jauh dan bertanya lagi mengapa skaters bisa meluncur dengan
mudah melintasi es memakai sepatu ice-skating?
Jawab : Sebelum menjawab pertanyaan pada pemicu mengenai “mengapa es mengapung di
permukaan air” dan kaitannya dengan diagram P-V-T. Ada baiknya bila dibahas terlebih
dahulu teori singkat mengenai sifat P-V-T senyawa murni.
Sifat PVT Senyawa Murni
Sifat PVT suatu senyawa murni diperlukan untuk :
1. Menunjukkan fasa yang stabil pada kondisi tertentu
2. Mengkonversi data (laju) volum menjadi data (laju) massa atau sebaliknya.
3. Menghitung besaran-besaran termodinamika seperti entalpi dan entropi yang
digunakan dalam desain dan operasi berbagai peralatan teknik kimia.
Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu ISifat PVT
10
Untuk dapat menentukan data PVT, dapat dilakukan dengan melakukan pengukuran
PVT secara langsung dalam suatu percobaan, menggunakan tabel, diagram atau bank data,
atau melakukan perhitungan dengan persamaan keadaan.
Hubungan PVT dalam hal ini merupakan hubungan antara dua variabel independen
dan satu variabel dependen, dimana variabel independennya tergantung pada problem yang
ingin dicari solusinya. Penyajian hubungan PVT dalam suatu diagram biasanya terdiri dari
dua variabel berubah dan satu variabel tetap, misal dalam bentuk diagram PT, PV, atau VT.
Diagram PT/PV/PVT Senyawa Murni
Diagram PT untuk senyawa murni yang berkontraksi saat membeku
Dapat dilihat pada Gambar 10. (pada lampiran), yang menunjukkan diagram PT untuk
senyawa murni yang berkontraksi pada saat membeku. Untuk senyawa murni pada daerah 1
fasa, p dan c masing masing bernilai 1 dan dengan aturan fasa Gibbs, maka f = 2. Ini berarti 2
besaran intensif, yaitu dalam hal ini P dan T perlu diketahui harganya agar keadaan besaran
intensif lainnya seperti volum spesifik / molar dapat diketahui. Senyawa murni yang berada
pada kurva kesetimbangan ( padat – cair, padat – uap, cair – uap ) memiliki derajat kebebasan
1, artinya hanya 1 nilai yang perlu ditentukan untuk mengetahui keadaan sistem.
Kesetimbangan 2 fasa ditunjukkan oleh kurva-kurva kesetimbangan cair uap , cair padat dan
padat uap, yang bertemu di titik triple yang memiliki derajat kebebasan = 0. Derajat
kebebasannya = 0 karena kesetimbangan air, uap air dan es terjadi pada kondisi suhu, tekanan
dan densitas tertentu yang tidak lagi mempunyai kebebasan untuk menspesifikasi kondisi
sistem H2O. Kurva kesetimbangan cair uap dibatasi oleh titik triple yang berada pada P dan
T rendah serta titik kritis pada P dan T tinggi. Pada suhu dan tekanan > suhu dan tekanan
kritis, fluida berada pada daerah superkritikal yang penting pada proses ekstraksi
superkritikal (supercritical fluid extraction). P dan T kritis biasa dipakai sebagai parameter
untuk menentukan karakteristik suatu fluida murni. Pada P dan T di atas kritis, gas tidak
dapat dicairkan dengan tekanan berapapun. Perlu diketahui, diagram PT tidak memberikan
informasi volume, hanya menunjukkan batas antar fasa.
Diagram PV isotermal
Diagram PV pada Gambar 11a. (pada lampiran) menunjukkan bahwa cairan jenuh
berada pada kurva cairan jenuh, campuran cairan dan uap berada dalam kubah 2 fasa,
Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu ISifat PVT
11
sedangkan uap jenuh berada kurva uap jenuh. Kedua kurva bertemu di titik kritis dimana uap
dan cairan tidak dapat dibedakan lagi, yang membentuk kubah dua fasa.
Pada Gambar 11b. (pada lampiran) ditunjukkan 3 jenis kurva isotermal, yaitu suhu
subkritis (T1 dan T2), suhu kritis (Tc), dan suhu superkritis (T). Pada suhu subkritis, kurva
menghubungkan fasa cair dan fasa uap yang berada pada kesetimbangan, misalnya pada titik
D dan E melambangkan cairan jenuh dan uap jenuh. Kurva isotermal pada suhu ini terdiri
atas segmen dua fasa DE, kurva cairan dingin (subcooled liquid) untuk tekanan > tekanan uap
jenuh P (T2), dan kurva uap panas (superheated steam) untuk tekanan < P (T2). Dengan
sedikit gangguan pada sistem ini, kesetimbangan dapat berubah dengan cepat menuju kondisi
D atau E. Pada suhu kritis T, kurva isotermal menunjukkan fenomena titik belok tepat di titik
kritis (titik C), sedangkan pada suhu superkritis, kurva isotermal tidak menunjukkan adanya
fasa cair.
Mengapa es mengapaung di air?
Untuk menjawab pertanyaan pada pemicu “mengapa es mengapung di permukaan
air” mengacu pada diagram P-V-T, dapat dilihat pada kedua diagram P-V-T dibawah ini,
sebagaimana terlampir pada soal pemicu, bahwa Gambar 12. menggambarkan diagram P-V-T
senyawa yang mengembang ketika membeku, dan senyawa tersebut adalah air. Sedangkan
pada Gambar 13. menggambarkan diagram suatu senyawa yang menyusut ketika membeku
yang umumnya terjadi pada kebanyakan fluida. Untuk menyelesaikan soal pemicu “mengapa
es mengapung pada permukaan air” dapat dibantu dengan menggunakan diagram P-V-T
untuk senyawa murni (air) yang mengembang ketika membeku.
Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia
Gambar 12. Diagram P-V-T suatu senyawa yang menyusut ketika membeku
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu ISifat PVT
12
Secara umum, suatu fluida pada tekanan konstan volumenya akan menyusut jika
temperature diturunkan tetapi air mempunyai sifat yang unik,. yaitu jika dilihat pada diagram
P-V-T air (Gambar 12) dalam keadaan tekanan konstan dan temperatur terus menerus
diturunkan, maka volum air akan menyusut sampai temperatur tertentu, dibawah temperatur
tersebut volum air akan mengembang, sehingga air dalam bentuk padat akan lebih ringan
dibandingkan dalam bentuk cairnya, hal inilah yang menyebabkan es mengapung di
permukaan air.
Secara teoritis, pada umumnya volum zat padat akan menyusut jika suhu semakin
rendah, hal ini juga terjadi pada zat cair. Ketika suhu diturunkan, zat cair pada umumnya
akan kehilangan volumnya, ketika volumnya berkurang, kerapatan zat cair tersebut akan
meningkat, hal ini dikarenakan volum berbanding terbalik dengan kerapatan, dimana
ρ = mv
.
Peningkatan kerapatan mengakibatkan bagian zat cair yang memiliki suhu rendah
lebih berat daripada bentuk cairnya. Akan tetapi, terdapat suatu penyimpangan pada air,
dimana pada saat suhu air tersebut diturunkan, volum air tersebut akan menyusut, tetapi
penyusutan volum ini hanya berlaku sampai suhu 4° C (anomali air), dibawah suhu 4° C
dimana air akan semakin dingin dan kemudian membeku, volum air akan mengembang,
sehingga air padat (es) akan lebih ringan dari pada air dalam bentuk cair. Demikian pula
sebaliknya jika es mencair ,terdapat banyak ikatan hidrogen yang putus, molekul-molekul
terkemas lebih mampat dan rapatannya meningkat. Ketika es meleleh terjadi, berlangsung
lebih lanjut pelepasan molekul-molekul air yang saling berkaitan, dengan dipanasinya air
Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia
Gambar 13. diagram P-V-T senyawa yang mengembang ketika membeku
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu ISifat PVT
13
tersebut. Rapatan air mencapai maksimum pada suhu 4ºC. Di atas 4ºC molekul menghuni
ruangan yang lebih besar, karena rapatan air yang lebih besar dari pada es. Inilah alasan yang
menjelaskan mengapa es yang merupakan zat padat seharusnya tenggelam di air, tetapi
karena terdapat penyimpangan tersebut mengakibatkan es mengapung di air.
Mengapa skaters meluncur mudah melintasi es dengan sepatu ice skating?
Menjawab pertanyaan pemicu “mengapa skaters bisa meluncur dengan mudah
melintasi es memakai sepatu ice-skating” hal ini berkaitan dengan pengaruh tekanan pada
titik lebur zat. Karena selama meluncur pemain ice-skating itu mengubah lapisan es yang
dilaluinya menjadi air. Sebuah lapisan air yang tipis terbentuk di antara skate dan es. Lapisan
inilah yang mengurangi gaya gesekan dan membuat pemain ice-skating meluncur. Setelah ia
lewat, lapisan air itu kembali membeku.
Pemain ice-skating yang meluncur di atas lapisan es menumpukan berat tubuhnya
pada bilah tajam di sepatunya. Luas permukaan bilah itu kecil sehingga menghasilkan
tekanan yang besar. Akibat tekanan ini, lapisan es mencair. Setelah pemain meluncur ke
tempat lain, tekanan pada lapisan es berkurang sehingga air kembali membeku. Perubahan ini
terjadi karena es kurang rapat dibandingkan air (massa jenis es lebih kecil ketimbang air).
Perubahan seperti ini tidak akan terjadi pada zat padat lainnya. Hal itu karena wujud cair
suatu zat padat umumnya memiliki massa jenis yang lebih kecil dibandingkan wujud
padatnya.
Problem 3 : Maulana
(a) Dua ribu kg air, mula-mula berisi cairan jenuh pada suhu 150oC. Lalu air
dipanaskan dalam tangki pejal untuk mencapai keadaan akhir di mana tekanan 2,5
Mpa. Tentukanlah suhu akhir dalam oC, volume tangki, dalam m3, dan buat
lintasan proses pada P-T dan P-V diagram.
(b) Gambaran lintasan proses dengan cara menuliskan angka (1-4) pada diagram P-V
dan P-T sesuai kondisi berikut.
1. Campuran terdiri dari atas air, air es, dan uap air berada pada kesetimbangan
fasa (1)
2. Campuran (1) dipanaskan pada tekanan tetap sampai es tidak lagi terlihat (2)
3. Campuran air dan uap air (2) dipanaskan sebagai campuran pada
kesetimbangan fasa sampai tekanan mencapai 10 bar (3), dan terakhir,
Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu ISifat PVT
14
4. Suhu campuran (3) diubah menjadi 200oC pada tekanan tetap (4)
(c) Bagaimana melengkapi tabel H2O di bawah ini :
T, oC P, kPa H, kJ/kg x Deskripsi Fase
200 0,7
140 1800
950 0,0
80 500
800 3162,2
*Teori untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini sudah ada di bagian Joni dan Tini.
Menjawab pertanyaan :
(a) Diketahui :
m air = 2000 kg
T1 = 150oC (cairan jenuh)
P2 = 2,5 Mpa
Ditanya :
1. Suhu akhir
2. Volume tangki
3. Lintasan proses pada P-T dan P-V diagram
Jawab :
Asumsikan volume akhir sama dengan volume awal
Kondisi 1. Air mula-mula pada keadaan cairan jenuh di T=150oC
- Dalam tabel uap (Gambar 14), P = 0,47610 Mpa dan v= 0,0010905 m3/kg pada
T=150oC saat kondisi cairan jenuh.
Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu ISifat PVT
15
Gambar 14. Properties of Saturated Water and Steam
Gambar 15. Diagram P-T kondisi 1
Gambar 16. Diagram P-V kondisi 1
Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu ISifat PVT
16
Kondisi 2. Air dipanaskan hingga P=2,5 Mpa
Gambar 17. Diagram P-T kondisi 1-2
Gambar 18. Diagram P-V kondisi 1-2
- Berdasarkan lintasan P-V dan P-T, cairan berada pada posisi subcooled (cair) di
P=2,5 Mpa dan v= 0,0010905 m3/kg.
Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu ISifat PVT
17
- Dalam tabel uap (Gambar 17), T=150,15oC pada P=2,5 Mpa dan v=0,0010905
saat kondisi subcooled (cair), didapatkan dari interpolasi antara v=0,0010784
m3/kg dengan v=0,0011261 m3/kg. (“Menunjukan tabel uap dan hitungan
interpolasinya”)
Gambar
17. Properties of Compressed Liquid Water
T=140o C+ 1,0905−1,07841,1261−1,0784
(180o C−140o C )=150,15o C
Menghitung volume tangki :
Vawal = Vakhir = vspesifik x mair = 0,0010905 m3/kg x 2000 kg = 2,181 m3
Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu ISifat PVT
18
Jadi, suhu akhir adalah 150,15oC dan volume tangki adalah 2,181 m3
(b) Gambaran lintasan proses dengan cara menuliskan angka (1-4) pada diagram P-V dan
P-T sesuai kondisi berikut.
Kondisi 1. Campuran terdiri atas air, air es dan uap air berada pada kesetimbangan fasa
Gambar 19. Diagram P-V dan P-T kondisi 1
Kondisi 2. Campuran (1) dipanaskan pada tekanan tetap sampai es tidak lagi terlihat (2)
Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu ISifat PVT
19
Gambar 20. Diagram P-V dan P-T kondisi 1-2
Kondisi 3. Campuran air dan uap air (2) dipanaskan sebagai campuran pada kesetimbangan
fasa sampai tekanan mencapai 10 bar = 1 MPa (3)
- Asumsi V tetap
- Pada tabel uap (Gambar 21), T=179,89 oC pada P=1 bar dalam keadaan jenuh.
Gambar 21. Properties of Saturated Water
Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu ISifat PVT
20
Gambar 22. Diagram P-V dan P-T pada kondisi 1-3
Kondisi 4. Suhu campuran (3) diubah menjadi 200oC pada tekanan tetap (4)
Gambar 23. Diagram P-V dan P-T pada kondisi 1-4
Berdasarkan diagram P-V dan P-T, maka kondisi akhir campuran adalah berada
pada fase uap (superheated).
*Dalam diagram P-V, sebenarnya pada kondisi 2 es belum menghilang, namun es mulai
menghilang pada saat kondisi 2-3.
(c) Melengkapi tabel H2O :
No. T, oC P, kPa H, kJ/kg x Deskripsi Fase
1 200 0,7
2 140 1800
3 950 0,0
4 80 500
Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu ISifat PVT
21
5 800 3162,2
Tabel No. 1
Diketahui : P = 200 kPa = 0,2 MPa
x = 0,7
Ditanya : T; h; fase?
Jawab :
Dalam tabel uap (Gambar 24), T=120,21oC pada P=0,2 Mpa dalam keadaan jenuh.
Gambar 24. Tabel Uap Keadaan Jenuh (Tekanan)
h=hL+x ( hV −hL)=504,68+0,7 (2706,2−504,68 )=2045,744 kJ /kg
Jadi, fase dalam keadaan fase Cair-Uap karena 0<x<1
Tabel No. 2
Diketahui : T=140oC
h=1800 kJ/kg
Ditanya : P; x; fase?
Jawab :
Dalam tabel uap (Gambar 25) , P=0,36150 Mpa=361,50 kPa pada T=140oC dalam keadaan
jenuh.
Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu ISifat PVT
22
Gambar 25. Tabel Uap Keadaan Jenuh (Temperatur)
h=hL+x ( hV −hL)
x=h−hL
hV −hL
= 1800−589,202733,4−589,20
=0,56
Jadi, fase dalam keadaan fase Cair-Uap karena 0<x<1
Tabel No.3
Diketahui : P = 950 kPa = 0,95 MPa
x = 0,0
Ditanya : T; h; fase?
Jawab :
- Dalam tabel uap (Gambar 26), T=177,625oC (interpolasi) pada P=0,95 Mpa dalam
keadaan jenuh.
- x=0,0 artinya keadaan fase cair jenuh dan h = hL=752,7 kJ/kg (interpolasi)
Gambar 26. Tabel Uap Keadaan Jenuh (Tekanan)
Tabel No. 4
Diketahui : P = 500 kPa = 0,50 MPa
Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu ISifat PVT
23
T = 80oC
Ditanya : h; x; fase?
Jawab :
Bisa dilakukan 2 cara :
a. Dalam tabel uap (Gambar 27), P=0,047415 Mpa pada T=80oC saat keadaan jenuh
b. Dalam tabel uap (Gambar 28), T=151,84oC pada P=0,50 Mpa saat keadaan jenuh
Gambar 27. Tabel Uap Keadaan Jenuh (Temperatur)
Gambar 28. Tabel Uap Keadaan Jenuh (Tekanan)
Berikut adalah diagram P-V untuk kedua kondisi :
Gambar 29. Diagram P-V untuk kondisi (a) dan (b)
Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu ISifat PVT
24
Jadi, berdasarkan diagram P-V, keadaan akhir adalah fase cair (subcooled) dan tidak
mempunyai fraksi uap. Dalam program (Gambar 30), harga h= 335,276 kJ/kg.
Tabel No. 5
Diketahui : P = 800 kPa = 0,80 MPa
h = 3162,2 kJ/kg
Ditanya : T; x; fase?
Jawab :
Dalam tabel uap (Gambar 31), T=170,41oC pada P=0,80 Mpa saat kondisi jenuh
Gambar 31. Tabel Uap Keadaan Jenuh (Tekanan)
Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia
Gambar 30. Program Physprop4
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu ISifat PVT
25
Harga h melebihi hV=2768,3 kJ/kg, maka keadaannya adalah fase uap (superheated). Jadi,
dalam tabel uap harga T nya adalah 350oC pada saat kondisi tersebut dalam tabel uap
superheated (Gambar 31).
Gambar 32. Superheated Steam Table
Jadi, tabel sudah terlengkapi dengan baik
No. T, oC P, kPa H, kJ/kg x Deskripsi Fase
1 120,21 200 2045,744 0,7 Uap-Cair
2 140 361,50 1800 0,56 Uap-Cair
3 177,625 950 752,7 0,0 Cair Jenuh
4 80 500 355,276 - Cair (Subcooled)
5 350 800 3162,2 - Uap (Superheated)
Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu ISifat PVT
26
Problem 5 : Maulana
(d) Senyawa manakah yang mengikuti prinsip keadaan bersamaan 2 parameter dan
prinsip keadaan bersamaan 3 parameter. Jelaskan alasannya dengan menggunakan kurva
ln (Pr) vs Tr !
Jawab :
Semua fluida jika diperbandingkan pada Tr dan Pr yang sama akan memiliki factor
kompresibilitas yang hampir sama, dan semua penyimpangan dari perilaku gas ideal juga
hamper sama.
T r=TT c
Pr=PPc
Hal tersebut benar untuk fluida sederhana seperti Argon (Ar), Kripton (Kr), dan Xenon (Xe),
tetapi untuk fluida yang lebih kompleks, ada penyimpangan sistematik, sehingga Pitzer dkk
mengusulkan adanya parameter ke tiga, yaitu factor asentrik, ω.
Factor asentrik merupakan ukuran non-sphrericity (acentricity) dari suatu molekul, dan
didefinisikan sebagai :
pada T r=0,7, dengan :
Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu ISifat PVT
27
Nilai ω dapat ditentukan untuk jenis fluida apapun melalui {T r ,P r }, pengukuran untuk uap
melalui T r=0,7, dan untuk fase cair ditabulasikan ke tabel-tabel termodinamika yang
bersangkutan.
(e) Air (H2O) berada pada suhu 100oC dan tekanan 800 mmHg. Apakah pada kondisi ini
air dapat dianggap bersifat gas ideal?
Jawab :
Berdasarkan tabel B.1 pada appendix B buku Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics karangan J.M.Smith, didapatkan bahwa nilai tekanan kritis dan suhu kritis
untuk air adalah :
Pcr=220,55 ¿̄ 165426,56 mmHg
Pr=P
Pcr
Pr=800
165426,56
Pr=0,004836
T cr=647,1 K=373,95℃
Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu ISifat PVT
28
T r=T
T cr
T r=100
373,95
T r=0.2674
Setelah nilai Pr dan nilai Tr diketahui, langkah selanjutnya adalah mencari nilai factor
kompresibilitas (Z) melalui grafik (terlampir). Karena nilai Pr yang sangat kecil (mendekati
0), sehingga akan menghasilkan nilai Z yang mendekati 1 sehingga dapat disimpulkan bahwa
zat tersebut ideal.
(f) Tentukan keadaan uap air pada 600oF dan 0,51431 ft3/lbm, apakah mengikuti keadaan
ideal, jika diketahui rumus vk = vaktual
R T cr /Pcr
Jawab :
Untuk mengetahui keadaan uap air pada suhu 600oF dan volume spesifik 0,51431 ft3/lbm,
maka kita harus melihat steam table atau tabel uap.
Dapat dilihat bahwa pada suhu 600oF, nilai volume spesifik liquid (Vv) adalah 0.02363
ft3/lbm, sedangkan volume spesifik uap (Vv) adalah 0.2675 ft3/lbm. Nilai volume spesifik
yang diketahui berada di atas kedua nilai volume spesifik pada suhu 600oF, sehingga dapat
disimpulkan bahwa uap berada dalam keadaan superheated. Langkah selanjutnya yang harus
kita lakukan adalah melihat tabel superheated pada steam table.
Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu ISifat PVT
29
Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa pada suhu 600oF, volume spesifik 0,51431 ft3/lbm
terjadi pada tekanan 1000 psia.
Berdasarkan tabel B.1 pada appendix B buku Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics karangan J.M.Smith, didapatkan bahwa nilai tekanan kritis dan suhu kritis
untuk air adalah :
Pcr=220,55 ¿̄ 3198,807 psia
Pr=P
Pcr
Pr=1000
3198,807
Pr=0,3126
T cr=647,1 K=705,11℉=1164.78 R
T r=T
T cr
T r=600
705,11
T r=0,851
vr=vaktual
R Tcr / Pcr
Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu ISifat PVT
30
vr=(0,51431
ft3
lbm )(3200 psia )
(0,5956 psia. ft3/ lbm. R ) (1164.8 R )
vr=2.372
Setelah didapatkan nilai Pr, Tr, dan Vr, maka nilai kompresibilitas (z) dapat diperoleh dengan
melihat grafik kompresibitas tergeneralisasi (terlampir). Dengan melihat grafik tersebut,
didapatkanlah nilai z sebesar 0,80. Karena nilai z ≠ 1,00 , maka pada keadaan tersebut, zat
tidak ideal.
Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu ISifat PVT
31
DAFTAR PUSTAKA
ASME Steam Tables Compact Edition, Properties of Saturated and Superheated Steam in U.S.
Customary and SI Units from the International Standard for Indsutrial Use.
Cengel, Y.A., Boles, M.A. 2002. Thermodynamics anEngineering Approach.
Fourth Ed. Mc. Graw-Hill
M. Fogiel. 1992. The Essentials of Physical Chemistry II. Nex Jersey : Research and
Education Association.
Mulia, Kamarza, dan Wulan, Praswati PDK. Diktat Kuliah Termodinamika. Program Studi
Teknik Kimia, Universitas Indonesia.
Ness, Van. (2004). Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics.The Mcgraw-Hill
Chemical Engineering Series.
Smith, J.M., et al. Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics. Singapore:
McGraw Hill Companies Inc. 1996.
Smith, J.M., Van Ness, H.C., and Abbott, M.M. 1996. Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics. Singapore: McGraw-Hill.
Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu ISifat PVT
32
LAMPIRAN
Gambar 10 :
Diagram PT untuk senyawa murni yang berkontraksi saat membeku
Gambar 11 :
Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu ISifat PVT
33
(a) (b)
Gambar 12 : Grafik Kompresibilitas Tergeneralisasi untuk Pr ≤ 1,0
Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia