Makalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (Pte s1)
-
Upload
ahmadjisaja -
Category
Documents
-
view
10.622 -
download
8
Transcript of Makalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (Pte s1)
Tugas Makalah
Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS)
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK IV
1. AHMAD 102504014
2. ACHMAD RIFAI 102504005
3. NURSI 102504022
4. RENRA RIANDA H . 102504034
5. MUKHLIS 092504015
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2012
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Kami Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat
pada waktunya. Makalah ini membahas tentang Prinsip kerja Generator AC.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang
kami hadapi bias teratasi dengan baik. Olehnya itu, kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha
Esa.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Makassar, Maret 2012
Punyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………… i
Daftar Isi ……………………………………………………………..... ii
Bab I Pendahuluan …………………………………………………..... 1
A. Latar Belakang ………………………………………...………. 1
B. Maksud dan Tujuan ……………………………………………. 2
C. Rumusan Masalah ……………………………...……………… 2
Bab II Pembahasan ………………………………………………….......3
A. Pembangkit Listrik Tenaga Surya……………………………….3
B. Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Surya………………......4
C. Perencanan Sistem Kebutuhan PLTS………… ………………..7
D. Prinsip Kerja Sistem PLTS…………….……………………......9
E. Menghitung Kebutuhan Sistem PLTS………………………….10
F. Pembagian Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya…………11
G. Kelebihan Pembangkit Listrik Tenaga Surya…………………..11
Kesimpulan …………………………………………………..………...13
Saran …………………………………………………………………...14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara tropis yang hanya mengalami dua musim, panas dan
hujan. Matahari akan bersinar sepanjang tahun, meskipun pada musim hujan
intensitasnya berkurang. Kondisi iklim ini menyebabkan matahari dapat menjadi
alternatif sumber energi masa depan di Indonesia. Selain matahari, Indonesia juga
mempunyai cadangan minyak dan gas bumi yang relatif banyak. Sebagian telah
dieksploitasi. Masalahnya minyak dan gas bumi adalah sumber energi yang tidak
terbaharui. Tanpa pemakaian yang bijaksana suatu saat sumber tersebut akan habis.
Selain itu, pembakaran minyak dan gas bumi menimbulkan polusi udara. Ketika isu
lingkungan makin keras disuarakan oleh kelompok ‘hijau’, sumber energi yang
ramah lingkungan dan terbarui menjadi aset berharga. Apalagi penggunaan energi
surya Indonesia saat ini masih kurang dari 5% total pemakaian energi nasional.
kondisi bumi kita kian lama kian mengenaskan karena tercemarnya lingkungan dari
efek rumah kaca (green house effect) yang menyebabkan global warming, hujan
asam, rusaknya lapisan ozon hingga hilangnya hutan tropis. Semua jenis polusi itu
rata-rata akibat dari penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, uranium,
plutonium, batu bara dan lainnya yang tiada hentinya. Padahal kita tahu bahwa bahan
bakar dari fosil tidak dapat diperbaharui, tidakb seperti bahan bakar non-fosil.
Dengan kondisi yang sudah sedemikian memprihatinkan, gerakan hemat energi
sudah merupakan keharusan di seluruh dunia. Salah satunya dengan hemat bahan
bakar dan menggunakan bahan bakar dari non-fosil yang dapat diperbaharui seperti
tenaga angin, tenaga air, energi panas bumi, tenaga matahari, dan lainnya. Duniapun
sudah mulai merubah tren produksi dan penggunaan bahan bakarnya, dari bahan
bakar fosil beralih ke bahan bakar non-fosil, terutama tenaga surya yang tidak
terbatas. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) akan lebih diminati karena
dapat digunakan untuk keperluan apa saja dan di mana saja : bangunan besar, pabrik,
perumahan, dan lainnya. Selain persediaannya tanpa batas, tenaga surya nyaris tanpa
dampak buruk terhadap lingkungan dibandingkan bahan bakar lainnya.Di negara-
negara industri maju seperti Jepang, Amerika Serikat, dan beberapa negara di Eropa
dengan bantuan subsidi dari pemerintah telah diluncurkan program-program untuk
memasyarakatkan listrik tenaga surya ini. Tidak itu saja di negara-negara sedang
berkembang seperti India, Mongol promosi pemakaian sumber energi yang dapat
diperbaharui ini terus dilakukan. Untuk lebih mengetahui apa itu pembangkit listrik
tenaga surya atau kami singkat dengan PLTS maka dalam tulisan ini akan dijelaskan
secara singkat komponen-komponen yang membentuk PLTS, sistem kelistrikan
tenaga surya.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dan Tujuan dari pembuatan Makalah ini adalah:
1). Mengetahui tentang Pembangkit Listrik Tenaga Surya
2). Mengetahui prinsip kerja dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya
C. Rumusan Masalah
Dalam makah ini kami membahas tentang Pembangkit Listrik Tenaga Surya secara
umum meliputi, Prinsip kerja sitem Pembangkit Listrik Tenaga Surya, Komponen
Pembangkit Listrik Tenaga Surya, Kelebihan Pembangkit Listrik Tenaga Surya,
Pembagian Sistem PLTS,
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Sebagian besar kebutuhan listrik di catu melalui jaringan distribusi listrik (PLN).
Konsumen yang membutuhkan harus berada di dekat jaringan listrik atau jika tidak,
maka perlu dibuatkan sambungan tersendiri.
Pembangkit Listrik Tenaga Surya di peruntukkan bagi keperluan di bawah
ini:
1. Mencatu Listrik Rumah Tangga bagi konsumen yang tinggal di wilayah dimana
jaringan listrik tidak tersedia: Pedesaan (terpencil), daerah terisolasi, pulau-
pulau terpencil dll.
2. Mencatu Listrik untuk peralatan yang ditempatkan di tempat-tempat terpencil
yang dapat bekerja secara otomatis tanpa operator: TV Repeater, Relay Station
dll.
3. Mencatu peralatan (baik di kota maupun di tempat terpencil) yang memerlukan
kualitas dan keandalan supply listrik yang tinggi, baik berfungsi sebagai
back up maupun sebagai tandem dari listrik jaringan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), adalah pembangkit yang memanfaatkan
sinar matahari sebagai sumber penghasil listrik. Alat utama untuk menangkap,
perubah dan penghasil listrik adalah Photovoltaic yang disebut secara umum Modul /
Panel Solar Cell. Dengan alat tersebut sinar matahari dirubah menjadi listrik melalui
proses aliran-aliran elektron negatif dan positif didalam cell modul tersebut karena
perbedaan elektron. Hasil dari aliran elektron-elektron akan menjadi listrik DC yang
dapat langsung dimanfatkan untuk mengisi battery / aki sesuai tegangan dan ampere
yang diperlukan.
Pembangkit listrik tenaga surya itu konsepnya sederhana. Yaitu mengubah cahaya
matahari menjadi energi listrik. Cahaya matahari merupakan salah satu bentuk enrgi
dari sumber daya alam. Sumber daya alam matahari ini sudah banyak digunakan untuk
memasok daya listrik di satelit komunikasi melalui sel surya. Sel surya ini dapat
menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang tidak terbatas langsung diambil dari
matahari, tanpa ada bagian yang berputar dan tidak memerlukan bahan bakar.
Sehingga sistem sel surya sering dikatakan bersih dan ramah lingkungan. Badingkan
dengan sebuah generator listrik, ada bagian yang berputar dan memerlukan bahan
bakar untuk dapat menghasilkan listrik. Suaranya bising. Selain itu gas buang yang
dihasilkan dapat menimbulkan efek gas rumah kaca (green house gas) yang
pengaruhnya dapat merusak ekosistem planet bumi kita.
B. Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Surya
1. Panel Surya :
Berfungsi merubah cahaya matahari menjadi listrik. Bentuk moduler dari panel
surya
memberikan kemudahan pemenuhan kebutuhan pemenuhan listrik untuk berbagai
skala kebutuhan.
Gambar 1. Panel surya
komponen utama panel surya adalah modul yang merupakan unit rakitan beberapa
sel surya fotovoltaik. Untuk membuat modul fotovoltaik secara pabrikasi bisa
menggunakan teknologi kristal dan thin film. Modul fotovoltaik kristal dapat
dibuat dengan teknologi yang relatif sederhana, sedangkan untuk membuat sel
fotovoltaik diperlukan teknologi tinggi. Modul fotovoltaik tersusun dari beberapa
sel fotovoltaik yang dihubungkan secara seri dan paralel. Biaya yang dikeluarkan
untuk membuat modul sel surya yaitu sebesar 60ari biaya total. Jadi, jika modul sel
surya itu bias diproduksi di dalam negeri berarti akan bisa menghemat biaya
pembangunan PLTS. Untuk itulah, modul pembuatan sel surya di Indonesia tahap
pertama adalah membuat bingkai (frame), kemudian membuat laminasi dengan sel-
sel yang masih diimpor. Jika permintaan pasar banyak maka pembuatan sel
dilakukan di dalam negeri. Hal ini karena teknologi pembuatan sel surya dengan
bahan silikon single dan poly cristal secara teoritis sudah dikuasai. Dalam bidang
fotovoltaik yang digunakan pada PLTS, Indonesia ternyata telah melewati tahapan
penelitian dan pengembangan dan sekarang menuju tahapan pelaksanaan dan
instalasi untuk elektrifikasi untuk pedesaan. Teknologi ini cukup canggih dan
keuntungannya adalah harganya murah,bersih, mudah dipasang dan dioperasikan
dan mudah dirawat. Sedangkan kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan
energi surya fotovoltaik adalah investasi awal yang besar dan harga per kWh listrik
yang dibangkitkan relatif tinggi, karena memerlukan subsistem yang terdiri atas
baterai, unit pengatur dan inverter sesuai dengan kebutuhannya.
2. Controller regulator
Controller regulator adalah alat elektronik pada system Pembangkit Listrik Tenaga
Surya (PLTS). Berfungsi mengatur lalu lintas listrik dari modul surya ke
battery/accu (apabila battery/accu sdh penuh maka listrik dari modul surya tidak
akan dimasukkan ke battery/accu dan sebaliknya), dan dari battery/accu ke beban
(apabila listrik dalam battery/accu tinggal 20-30%, maka listrik ke beban otomatis
dimatikan.
Gambar 2. Controller regulator
3. Battrey ACCU
Berfungsi menyimpan arus listrik yang dihasilkan oleh Panel Surya (Solar Panel)
sebelum dimanfaatkan untuk menggerakkan beban. Beban dapat berupa lampu
penerangan atau peralatan elektronik dan peralatan lainnya yang membutuhkan
listrik
Gambar 3. Battrey ACCU
4. InverterAC
Berfungsi merubah arus DC dari battrey ACCU 12volt menjadi arus AC
bertegangan 220v,arus yang di hasilkan oleh INVERTER sangatlah setabil,
sehingga sudah tidak memerlukan alat setabilizer lagi,serta aman dan berprotexion
tinggi. Sangat flexible dalam penempatan Design Pembangkit Listrik Tenaga
Matahari Yang Praktis dan Flexible
Gambar 4. InverterAC
(a)Panel Surya
(b)Solar Charge Controller (d)
inverterBeban
(c)Baterai
C. Perencanaan Kebutuhan Sistem PLTS
Sistem PLTS terdiri dari beberapa blok meliputi: panel surya, solar charge controller,
baterai, dan inverter. Dibawah ini menunjukkan digram blok keseluruhan sistem.
Gambar 5. Blok Diagram Sistem PLTS
Berdasarkan gambar diatas, dapat dijelaskan fungsi masing-masing blok diagram
sebagai berikut: (a) panel Surya adalah komponen PLTS yang fungsinya merubah
cahaya matahari menjadi energi listrik, (b) solar charge controller adalah komponen
PLTS yang fungsinya mengatur pengisian arus ke baterai dan mengatur arus yang
diambil dari baterai ke beban, (c) baterai adalah komponen PLTS yang fungsinya
sebagai penyimpan tenaga listrik arus searah (DC) dari tenaga surya sebelum
dimanfaatkan untuk beban, dan (d) inverter adalah komponen PLTS yang fungsinya
mengkonversikan tegangan searah (DC) menjadi tegangan bolak balik (AC).
Pembangkit listrik tenaga surya sangat tergantung kepada sinar matahari,
maka diperlukan perencanaan yang baik. Perencanaan kebutuhan PLTS yst dihitung
dari sisi listrik yang dihasilkan panel surya atau dari sisi listrik yang akan dipakai oleh
beban. Perencanaan dari sisi panel surya akan menghasilkan listrik yang
penggunaannya pada sisi beban harus menyesuaikan listrik yang dihasilkan panel
surya, sedangkan perencanaan dari sisi beban penyesuaian terjadi pada panel surya
maksudnnya panel surya harus mampu menghasilkan listrik sesuai dengan beban yang
terpasang.
Perencanaan dari sisi beban langkah awalnya adalah menentukan jumlah daya yang
dibutuhkan dalam pemakaian sehari-hari (wattjam). Karena dengan menghitung
besarnya daya yang dibutuhkan, pihak perencana dapat mempersiapkan PLTS yang
ideal sesuai dengan kebutuhan beban. Setelah mendapat seluruh kebutuhan daya
listrik, selanjutnya perhitungan terhadap jumlah panel surya.
Kemudian adalah menentukan berapa banyak baterai yang digunakan. Untuk
mengetahui berapa daya yang mampu disimpan. Untuk mengetahui berapa banyak
baterai yang digunakan, harus ditentukan berapa daya yang dibutuhkan dalam
pemakaian sehari-hari dan berapa lama PLTS ini digunakan untuk mensuplai beban
tanpa penyinaran matahari. Dengan begitu dapat ditentukan berapa besar kapasitas dan
banyaknya baterai yang dibutuhkan oleh PLTS. Berikutnya pemilihan Solar Charge
Controller (SCC).
Beban pada sistem PLTS mengambil energi dari baterai melalui SCC. Jadi tegangan
kerja SCC harus sama dengan tegangan pada baterai dan SCC harus dapat dilalui arus
maksimal sesuai dengan beban maksimal yang terpasang. Selanjutnya pemilihan
inverter. Spesifikasi inverter harus sesuai dengan SCC yang digunakan. Berdasarkan
tegangan ystem dan perhitungan SCC, maka tegangan masuk (input) dari inverter 12
VDC. Tegangan keluaran dari inverter yang tersambung ke beban adalah 220 VAC.
Arus yang mengalir melewati inverter juga harus sesuai dengan arus yang melalui
SCC.
Perencanaan dari sisi panel surya langkah awalnya adalah menentukan kapasitas panel
surya yang akan dipasang, selanjutnya adalah menentukan beban yang akan dipasang
sesuai dengan kapasitas panel surya yang terpasang, kemudian adalah menentukan
berapa banyak baterai yang digunakan. Untuk mengetahui berapa daya yang mampu
disimpan. Untuk mengetahui berapa banyak baterai yang digunakan, harus ditentukan
berapa daya yang dibutuhkan dalam pemakaian sehari-hari dan berapa lama PLTS ini
digunakan untuk mensuplai beban tanpa penyinaran matahari. Dengan begitu dapat
ditentukan berapa besar kapasitas dan banyaknya baterai yang dibutuhkan oleh PLTS.
Berikutnya pemilihan Solar Charge Controller (SCC). Beban pada sistem PLTS
mengambil energi dari baterai melalui SCC. Jadi tegangan kerja SCC harus sama
dengan tegangan pada baterai dan SCC harus dapat dilalui arus maksimal sesuai
dengan beban maksimal yang terpasang. Selanjutnya pemilihan inverter. Spesifikasi
inverter harus sesuai dengan SCC yang digunakan. Berdasarkan tegangan ystem dan
perhitungan SCC, maka tegangan masuk (input) dari inverter 12 VDC. Tegangan
keluaran dari inverter yang tersambung ke beban adalah 220 VAC. Arus yang
mengalir melewati inverter juga harus sesuai dengan arus yang melalui SCC.
D. Prinsip Kerja Sitem PLTS
Menurut Anya P. Damastuti, dalam cahaya matahari terkandung ystem dalam
bentuk foton. Pada siang hari modul surya menerima cahaya matahari yang kemudian
diubah menjadi listrik melalui proses fotovoltaik. Ketika foton ini mengenai
permukaan sel surya, ysteme-elektronnya akan tereksitasi dan menimbulkan aliran
listrik. Prinsip ini di kenal sebagai prinsip photoelectric. Sel surya dapat tereksitasi
karena terbuat dari material semikonduktor; yang mengandung ystem ystem. Silikon
ini terdiri atas dua jenis lapisan sensi tif: lapisan ysteme (tipe-n) dan lapisan positif (ti
pe-p) Listrik yang dihasilkan oleh modul dapat langsung disalurkan ke beban ataupun
disimpan dalam baterai sebelum digunakan ke beban: lampu, radio, dll. Pada malam
hari, dimana modul surya tidak menghasilkan listrik, beban sepenuhnya dicatu oleh
battery. Demikian pula apabila hari mendung, dimana modul surya menghasilkan
listrik lebih rendah dibandingkan pada saat matahari benderang.
Secara skematis sistem PLTS digambarkan sebagai berikut :
Gambar 6. Skema Sistem PLTS
E. Menghitung Kebutuhan PLTS
Sebagian besar orang selalu menanyakan kapasitas PLTS dengan ukuran listrik PLN,
seperti 450W, 900 W dan seterusnya. Kapasitas terpasang tersebut dalam PLTS sering
disebut sebagai Wp (Watt Peak) yang menunjukkan kapasitas dari modul surya
pada saat matahari dalam kondisi terik/puncak. Kapasitas modul surya yang tersedia
sangat banyak: 10 Wp, 30 Wp, 40 Wp, 50 Wp, 65 Wp, 70 Wp, 80 Wp, 100 Wp, 125
Wp, 150 Wp, dan 160 Wp.
Untuk menghitung berapa PLTS yang dibutuhkan, dapat diikuti tahapan
sebagai berikut:
a. Modul surya akan menghasilkan listrik sesuai dengan tingkat radiasi matahari yang
diterimanya. Tingkat radiasi ini berbeda dari satu tempat ke lainnya,
dipengaruhi oleh letak lokasi dari khatulistiwa (latitude), ketinggian dari
permukaan laut (altitude), awan, tingkat polusi, kelembaban, dan suhu.
Namun demikian untuk memudahkan, di Indonesia dapat dipakai patokan 1
modul surya kapasitas 50Wp dapat menghasilkan listrik sebesar 150 Wh (Watt hour
atau Watt Jam) per hari.
b. Untuk menghitung berapa listrik yang akan diperlukan untuk
mengoperasikan peralatan elektronik (Wh), kalikan Watt (AC ataupun DC)
peralatan dengan lamanya (Jam) peralatan tersebut akan dipakai setiap hari
(kumulatif). Misal, jika 1 buah lampu 10 watt, ingin dinyalakan dalam satu hari
kumulatif selama 15 jam, maka akan dibutuhkan listrik sebanyak 10 Watt x 1
buah x 15 Jam = 150 Wh (Watt Jam-Watt Hour). Masukkan peralatan
lainnya dalam tabel berikut:
Jenis Peralatan Watt Jumlah Peralatan Jam Menyala per hari Wh (Watt Jam)
1. Lampu Teras 10 1 15 150
2. Lampu Kamar 6 3 5 90
3. Radio/Tape 15 2 2 30
……………… dst ……….
………. ………. ……….JUMLAH (Wh) 270
c. Maka akan dibutuhkan PLTS sebesar: 270 Wh ÷ 150 Wh = 1.8 buah,
dibulatkan menjadi 2 buah PLTS dengan modul surya @ 50 Wp.
F. Pembagian Sistem PLTS
Pembagian sistem PLTS Secara garis besar sistem kelistrikan tenaga surya dapat
dibagi menjadi :
a. Sistem Terintegrasi
Sistem ini dapat diterangkan secara visual, listrik yang dihasilkan oleh array
dirubah menjadi listrik AC melalui power conditioner, lalu dialirkan ke AC load.
AC load disini dapat berupa listrik yang diperlukan di perumahan atau kantor.
Yang menjadi ciri utama dari sistem ini adalah dihubungkannya AC load ke
jaringan distribusi listrik yang dimiliki oleh perusahaan listrik. Jadi apabila listrik
yang dihasilkan oleh solar panel cukup banyak -melebihi yang dibutuhkan oleh
AC load maka listrik tersebut dapat dialirkan ke jaringan distribusi yang ada.
Sebaliknya apabila listrik yang dihasilkan solar panel sedikit –kurang dari
kebutuhan ac load maka kekurangan itu dapat diambil dari listrik yang dihasilkan
perusahaan listrik. Hal ini di banyak negara-negara industri maju secara peraturan
telah memungkinkan.
b. Sistem Independensi
Selain sistem terintegrasi yang diterangkan diatas terdapat pula sistem
independensi yang merupakan sistem yang selama ini banyak dipakai. Contoh
dari sistem yang dihubungkan dengan dc load adalah pembangkit listrik untuk
peralatan komunikasi. Misalnya peralatan komunikasi yang dipasang
dipegunungan. Sedangkan yang dihubungakan dengan AC load adalah system
pembangkit listrik untuk pulau-pulau yang terpencil.Dalam sistem ini, battery
memainkan peranan yang sangat vital. Bila ada kelebihan listrik yang dihasilkan,
misalnya pada siang hari, listrik ini disimpan di battery. Dan pada malam hari
listrik yang disimpan ini dialirkan ke load.
G. Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
a. Kelebihan Energi Surya
Tersedia bebas dan dapat diperoleh secara gratis di alam.
Persediaan energi surya hampir tak terbatas, yang bersumber dari matahari
(surya).
Tanpa polusi dan emisi gas rumah kaca sehingga dapat mengurangi
pemanasan global.
Dapat dibangun di daerah terpencil karena tidak memerlukan transmisi energi
maupun transportasi sumber energi.
b. Kekurangan Energi Surya
Secara umum membutuhkan investasi awal yang besar (mahal).
Untuk mencapai efisiensi rata-rata yang tinggi, pada umumnya tipe sel surya
memerlukan permukaan areal yang luas. Oleh karenanya anda seringkali
menjumpai panel-panel fotovoltaik berbentuk persegi empat yang menyerupai
lembaran papan kayu lapis.
Efisiensi sel surya sangat dipengaruhi oleh polusi udara dan kondisi cuaca.
Sel surya hanya mampu membangkitkan energi sepanjang siang hari saja.
Pembuatan sel surya masih mahal.
Karena berbagai kekurangan tersebut, kemampuan sel surya dalam menghasilkan
tenaga listrik belum dapat mencapai efisiensi tertinggi. Tambahan pula sel-sel surya
tersebut jika belum dapat diproduksi sendiri maka harus diadakan dengan cara
impor. Maka pemanfaatannya menjadi lebih mahal dibandingkan dengan
pemanfaatan energi fosil (minyak, gas dan batubara). Saat ini biaya energi surya
diperkirakan mencapai dua kali lipat biaya energi fosil.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembangkit listrik tenaga surya itu konsepnya sederhana. Yaitu mengubah
cahaya matahari menjadi energi listrik. Cahaya matahari merupakan salah satu
bentuk energi dari sumber daya alam. Sumber daya alam matahari ini sudah
banyak digunakan untuk memasok daya listrik di satelit komunikasi melalui sel
surya. Sel surya ini dapat menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang tidak
terbatas langsung diambil dari matahari, tanpa ada bagian yang berputar dan
tidak memerlukan bahan bakar. Sehingga sistem sel surya sering dikatakan
bersih dan ramah lingkungan.
B. Saran
1. Agar dalam pembuatan makalah yang selanjutnya, mohon sebaiknya waktu
penyelesaiannya diperpanjang agar dapat memperoleh makalah dengan hasil yang
lebih baik.
2. Agar semua pihak kiranya dapat membantu kami dengan lebih baik lagi dalam
pembuatan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://punyahamdy.blogspot.com/2010/01/pemanfaatan-pembangkit-listrik-
tenaga.html
http://levinhalim308.wordpress.com/artikel-keprofesian-2/
http://blogodril.com/energi/energi-surya-keuntungan-kerugian-dan-potensi-nya-
di-indonesia- 6
http://rhazio.wordpress.com/2007/09/12/pembangkit-listrik-tenaga-surya/
http://levinhalim308.wordpress.com/artikel-keprofesian-2/