MAKALAH PELEDAKAN

28
MAKALAH PELEDAKAN Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “PELEDAKAN”. Makalah ini berisikan tentang informasi Sejarah Bahan Peledak atau yang lebih khususnya membahas penerapan Bahan-Bahan Peledakan. Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin. Garut 19 November 2012 Penyusun Bab 1 Pendahuluan Pengertian Bahan Peledak 1. Sejarah Bahan Peledak 2. Sifat Umum Bahan Peledak 3. Klasifikasi Bahan Peledak 3.1 Klasifikasi Berdasarkan Kekuatan Daya Ledak 3.2 Klasifikasi Berdasarkan Penggunaanya 4. Kegunaan Bahan peledak 4.1 Kegunaan Bahan Peledak Untuk Eksplorasi 4.2 Kegunaan Bahan Peledak Untuk Eksploitasi 5. Peralatan dan Perlengkapan dalam Peledakan 5.1 Peralatan Peledakan 5.2 Perlengkapan Peledakan 6. Cara melakukan Peledakan 6.1 Tahap Persiapan 6.2 Tahap Pelaksanaan 6.3 Pekerjaan Setelah Peledakan 7. Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan hidup (K3LH) dalam Peledakan 8. Kesimpulan

description

szfs

Transcript of MAKALAH PELEDAKAN

Page 1: MAKALAH PELEDAKAN

MAKALAH PELEDAKANKata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “PELEDAKAN”. Makalah ini berisikan tentang informasi Sejarah Bahan Peledak atau yang lebih khususnya membahas penerapan Bahan-Bahan Peledakan. Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin. Garut 19 November 2012 

Penyusun 

  

Bab 1 Pendahuluan Pengertian Bahan Peledak 1. Sejarah Bahan Peledak 2. Sifat Umum Bahan Peledak 3. Klasifikasi Bahan Peledak 3.1 Klasifikasi Berdasarkan Kekuatan Daya Ledak 3.2 Klasifikasi Berdasarkan Penggunaanya 4. Kegunaan Bahan peledak4.1 Kegunaan Bahan Peledak Untuk Eksplorasi4.2 Kegunaan Bahan Peledak Untuk Eksploitasi 5. Peralatan dan Perlengkapan dalam Peledakan5.1 Peralatan Peledakan5.2 Perlengkapan Peledakan 6. Cara melakukan Peledakan6.1 Tahap Persiapan6.2 Tahap Pelaksanaan6.3 Pekerjaan Setelah Peledakan 7. Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan hidup (K3LH) dalam Peledakan 8. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN Peledakan adalah merupakan kegiatan pemecahan suatu material (batuan) dengan menggunakan bahan peledak atau proses terjadinya ledakan. Suatu operasi peledakan batuan akan mencapai hasil optimal apabila perlengkapan dan peralatan yang dipakai sesuai dengan metode peledakan yang di terapkan . Dalam membicarakan perlengkapan dan peralatan peledakan perlu hendak nya terlebih dahulu dibedakan pengertian antara kedua hal tersebut. peralatan peledakan (Blasting equipment) adalah alat-alat yang dapat digunakan berulang kali, misalnya blasting machine, crimper dan sebagainya. Sedangkan perlengkapan peledakan hanya dipergunakan dalam satu kali proses peledakan atau tidak bisa digunakan berulang kali. Untuk setiap metode peledakan, perlengkapan dan peralatan yang diperlukan berbeda-beda. Oleh karena itu agar tidak terjadi kerancuan dalam pengertian, maka

Page 2: MAKALAH PELEDAKAN

dibuat sistematika berdasarkan tiap-tiap metode peledakan dalam arti bahwa perlengkapan dan peralatan akan dikelompokan berdasarkan metodenya. Pekerjaan peledakan adalah pekerjaan yang penuh bahaya. Oleh karena itu, harus dilakukan dengan penuh perhitungan dan hati hati agar tidak terjadi kegagalan atau bahkan kecelakaan. Untuk itu operator yang melakukan pekerjaan peledakan harus mengerti benar tentang cara kerja, sifat dan fungsi dari peralatan yang digunakan. Karena persiapan peledakan yang kurang baik akan menghasilkan bisa menyebabkan hasil yang tidak sempurna serta mengandung resiko bahaya terhadap keselamatan pekerja maupun peralatan. Dalam hal ini pemilihan metode peledakan, pemilihan serta penggunaan peralatan dan perlengkapan juga berpengaruh terhadap hasil yang dicapai. 

PENGERTIAN BAHAN PELEDAK Yang dimaksud dengan bahan peledak adalah : Zat yang berbentuk padat, cair, gas ataupun campurannya yang apabila terkena suatu aksi, berupa panas, benturan, tekanan, hentakan atau gesekan akan berupa secara fisik maupun kimiawi menjadi zat lain yang lebih stabil. Perubahan tersebut berlangsung dalam waktu yang singkat disertai dengan tekanan yang sangat tinggi. Pada bahan peledak industri perubahan secara kimiawi sebagian besar (hampir seluruhnya) berbentuk gas. 

 1. SEJARAH BAHAN PELEDAK Bahan peledak telah dikenal manusia sejak abad ke 13 oleh bangsa Cina jaman dinasti Sung,terutama sebagai mesiu atau serbuk hitam, yang dikenal dengan nama black powder. RogerBacon (1242) telah menulis formula dari black powder. Berthold Schwarz (1300) juga menulis tentang black powder sebagai senjata api. Tiga abad kemudian Kasper Weindl (1627), untuk pertama kalinya black powder digunakan pada operasi penambangan di Hungaria. Amerika ( 1675) membangun pabriknya di Massachusetts. Selanjutnya Inggris (1689) menggunakan bahan ini untuk penambangan timah. Begitu juga dengan Switzeland (1696) menggunakannya untuk konstruksi jalan.Sedangkan di Amerika (1705) digunakan untuk penambangan tembaga..Perang dunia I (1917) menghabiskan sebanyak kurang lebih 115.000 ton black powder,akhirnya pada tahun 1940 pemakaian black powder berkurang dan banyak pabrik tutup,selanjutnya bahan ini jarang digunakan dalam dunia pertambangan dan diganti bahan peledak lain yang lebih aman dan ekonomis, sementara untuk keperluan militer masih dipakai sebagai mesiu (proyektil peluru). Bahan peledak “black powder” terindikasi oleh pihak penyidik kepolisian sebagai bahan peledak lemah (low explosive) yang digunakan oleh pelaku terror bom untuk mengeksekusi hotel JW. Marriott dan Ritz Carlton beberapa waktu lalu.Apapun jenis dan bentuk bahan peledaknya yang jelas sifat utama bahan peledak adalah tetap berbahaya bagi keselamatan orang-orang yang berada disekitarnya dan efeknya dapat merusak dan membunuh, apabila ditangani oleh orang-orang yang mempunyai niat untuk suatu kejahatan. 2. SIFAT UMUM BAHAN PELEDAK a) KEKUATAN/STRENGTH 

Page 3: MAKALAH PELEDAKAN

b) BERAT JENIS/DENSITY c) KEPEKAAN/SENSITIVITY d) CEPAT RAMBAT/VELOCITY OF DETONATION e) SIFAT GAS BERACUN/FUMES CHARACTER f) DAYA TAHAN TERHADAP AIR/WATER RESISTANCE g) KEBOLEHAN/PERMISSIBILITY h) STABILITAS KIMIA/CHEMICAL STABILITY i) KEMASAN/PACKAGING a) KEKUATAN/STRENGTH Adalah jumlah energi yang dilepaskan saat peledakan Cara pengukuran kekuatan : 1. Weight Strength, berdasarkan berat jenis bahan peledak 2. Volume Strength, berdasarkan volume bahan peledak b) BERAT JENIS/DENSITY Adalah berat per satuan volume. Density bisa dinyatakan dalam 3 (tiga) cara: 1. Berat per unit volume 2. Loading density (berat bahan peledak per unit panjang kolom isian, lb/ft) 3. Cartidge count, banyaknya cartridge atau batang bahan peledak dengan ukuran 1 ¼ x 8 in dalam peti seberat 22,5 kg c) KEPEKAAN/SENSITIVITY Adalah ukuran mudah atau tidaknya suatu reaksi peledakkan dari bahan peledak akan terjadi/mulai dan relatif mudah atau tidaknya reaksi peledakkan dirambatkan ke seluruh muatan Macam-macam sensitivity /kepekaan: 1. Sensitivity to shock / Kepekaan terhadap benturan 2. Sensitivity to friction / kepekaan terhadap gesekan 3. Sensitivity to heat / Kepekaan terhadap panas 4. Sensitivity to initiation / Kepekaan terhadap ledakan pendahuluan 5. Sensitivity to cap / Kepekaan terhadap gelombang ledakan lain yang jaraknya berjauhan. d) CEPAT RAMBAT/VELOCITY OF DETONATION Adalah kecepatan perambatan dari bahan peledak. Kecepatan perambatan peledakan dapat diukur dengan mempergunakan alat “micro timer” secara langsung dan dapat juga dengan cara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan sepotong sumbu ledak yang telah diketahui kecepatannya (metode ini dikenal sebagai metode “dauctriche”) e) SIFAT GAS BERACUN/FUMES CHARACTERISTIC Adalah sifat bahan peledak yang menggambarkan banyak sedikitnya gas beracun yang terjadi sesudah peledakan, seperti CO (Carbon Monoksida), NOx (Nitrogen Oksida). Fumes terbentuk apabila campuran bahan peledak tidak balance atau karena bahan peledaknya telah rusak. Fumes sangat membahayakan untuk pekerjaan di bawah tanah (underground mining). f) DAYA TAHAN TERHADAP AIR/WATER RESISTANCE Adalah kemampuan dari suatu bahan peledak untuk menahahan perembesan air. Ketahanan air suatu bahan peledak dinyatakan dalam jumlah jam lamanya suatu bahan peledak dicelupkan dalam air dan masih dapat diledakkan dengan baik. g) KEBOLEHAN/PERMISSIBILITY Adalah sifat bahan peledak yang menggambarkan dapat tidaknya bahan peledak tersebut dipakai untuk peledakan dalam tambang batubara, dimana pada umumnya banyak terdapat gas CH4 (gas methane) dan debu-debu batubara yang mudah terbakar. h) STABILITAS KIMIA/CHEMICAL STABILITY Adalah ukuran kestabilan bahan peledak dalam penyimpanan/ hadling. Makin stabil bahan peledak berarti tidak mudah mengurai, akibatnya makin aman. Pengukuran stabilitas kimia adalah dengan mencatat waktu yang diperlukan sebelum suatu bahan peledak mengurai pada suhu standard (80oC). i) KEMASAN/PACKAGING 

Page 4: MAKALAH PELEDAKAN

Adalah pembungkusan bahan peledak (pembungkusan dodolnya, bukan kotaknya) juga harus dianggap sebagai bagian dari bahan peledak dan diperhitungkan dalam campuran. Jenis pembungkus ini juga mempengaruhi terhadap gas-gas yang dihasilkan dalam peledakan. 3. KLASIFIKASI BAHAN PELEDAK Klasifikasi bahan peledak menurut Mike Smith (1988) yaitu : 

1. Bahan peledak kuat contohnya TNT, Dinamite, Gelatine2. Agen Peledakan contohnya ANFO, Slurries, Emulsi, Hybrid ANFO, Slurry mixtures3. Bahan peledak khusus contohnya Seismik, Trimming, Permisible, shaped Charges, Binary, LOX,

Liquid.4. Pengganti bahan peledak contohnya Compressed air/gas, Expansion agents, mechanical methods,

waterjets, jet piercingBerdasarkan kelasnya bahan peledak dapat digolongkan sebagai berikut: 1. Berdasarkan Pemakaiannya Bahan peledak militer, umumnya dipakai dalam operasi militer misal untuk peperangan, demolation, melukai, membunuh, (bom napalm, granat dsb.)Bahan peledak sipil/komersial yaitu bahan peledak dalam pemakaian industri pertambangan, konstruksi dll. 2. Berdasarkan Kecepatan rambatnya High Explosive (high action explosive) à DetonationLow Explosive (slow action explosive) à DeflagrationHigh explosive mempunyai karakteristik dengan :- Kecepatan peledakan (vod) yang tinggi > 4000 m/s- Tekanan impact tinggi, density tinggi dan sensitive thd cap- High compressibility sampai dengan 100 kbar.Low Explosive atau Blasting agent, umumnya berupa campuran antara “fuel” dengan oxidizer system, dimana tak satupun dapat diklasifikasikan sebagai bahan peledak, ciri khasnya yaitu:- – Perubahan kimia dibawah kecepatan suara (<4000m/s)- Low compressibility (<3500 bar) 3. Berdasarkan Komposisinya a. Bahan peledak senyawa tunggal, yaitu bahan peledak yang terdiri dari satu senyawa misal, PETN (Penta Erythritol Tetra Nitrat), TNT (Tri Nitro Toluena). b. Bahan peledak Campuran, yaitu bahan peledak yang terdiri dari berbagai senyawa tunggal seperti: Dynamit (Booster) Black powder, ANFO (Ammonium Nitrate Fuel Oil). 4. Berdasarkan KepekaannyaDibagi menjadi dua macam yaitu: · Initiating explosive, yaitu bahan peledak yang mudah meledak karena adanya api, panas benturan , gesekan dsb à misal: bahan-bahan isian detonator (PbN6, Hg(ONC)2 · Non Initiating explosive, yaitu bahan peledak yang sukar meledak yang akan meledak setelah terjadi peledakan sebelumnya à misal: ANFO, Dynamit dsb. 3.1 KLASIFIKASI BAHAN PELEDAK BERDASARKAN DAYA LEDAK High explosive adalah bahan peledak berkekuatan tinggi. High explosive adalah peledak berbahan kimia yang memiliki laju reaksi yang sangat tinggi serta menciptakan tekanan pembakaran yang sangat tinggi, tidak seperti bahan peledak rendah yang memiliki tingkat reaksi yang jauh lebih rendah. Bahan peledak tinggi lebih dikategorikan sebagai bahan peledak primer dan sekunder tinggi. Primer tinggi bahan peledak sangat sensitif, dapat diledakkan dengan mudah dan biasanya digunakan hanya pada detonator listrik. Sekunder-tinggi bahan peledak kurang sensitif, memerlukan kejutan gelombang energi tinggi untuk mencapai ledakan. Bahan peledak low explosive adalah bahan peledak berdaya ledak rendah yang mempunyai kecepatan detonasi (velocity of detonation) antara 400-800 meter per detik. Bandingkan dengan bahan peledak high explosive yang mempunyai kecepatan detonasi antara 1.000-8.500 meter per detik. Bahan peledak low explosive ini sering disebut propelan (pendorong). Sebab, jenis bahan peledak tersebut banyak digunakan sebagai propelan peluru dan roket. Jenis bahan peledak low

Page 5: MAKALAH PELEDAKAN

explosive yang dikenal adalah black powder (gun powder) dan smokeless powder. Bagi sebagian masyarakat Indonesia, black powder tersebut banyak digunakan sebagai pembuat petasan di kalangan masyarakat Pasuruan dan sekitarnya. Bahan peledak ini digunakan sebagai bahan pembuatan mercon banting serta bom ikan. Black powder adalah jenis bahan peledak tertua, yang ditemukan oleh bangsa China pada abad ke-9, sebagai bahan pembuatan petasan dan kembang api. Black powder saat ini banyak digunakan sebagai propelan peluru dan roket, roket signal, petasan, sumbu ledak, dan sumbu ledak tunggu. 

Kekuatan (strength) bahan peledak Kekuatan bahan peledak berkaitan dengan energi yang mampu dihasilkan oleh suatu bahan peledak. Pada hakekatnya kekuatan suatu bahan peledak tergantung pada campuran kimiawi yang mampu menghasilkan energi panas ketika terjadi inisiasi. Terdapat dua jenis sebutan kekuatan bahan peledak komersial yang  selalu dicantumkan pada spesifikasi bahan peledak oleh pabrik pembuatnya, yaitu kekuatan absolut dan relatif. Berikut ini diuraikan tentang kekuatan bahan peledak dan cara perhitungannya. (1) Kekuatan berat absolut (absolute weight strength atau AWS) n      Energi panas maksimum bahan peledak teoritis didasarkan pada campuran kimawinya n      Energi per unit berat bahan peledak dalam joules/gram n      AWSANFO adalah 373 kj/gr dengan campuran 94% ammonium nitrat dan 6% solar (2) Kekuatan berat relatif (relative weight strength atau RWS) n      Adalah kekuatan bahan peledak (dalam berat) dibanding dengan ANFO n      RWSHANDAK = (3) Kekuatan volume absolut (absolute bulk strength atau ABS) n      Energi per unit volume, dinyatakan dalam joules/cc n      ABSHANDAK = AWSHANDAK x densitas n      ABSANFO = 373 kj/gr x 0,85 gr/cc = 317 kj/cc (4) Kekuatan volume relatif (relative bulk strength atau RBS) n      Adalah kekuatan suatu bahan peledak curah (bulk) dibanding ANFO n      RBSHANDAK = 3.2 KLASIFIKASI BAHAN PELEDAK BERDASARKAN PENGGUNAANYA Berdasarkan kegunaannya, dibedakan menjadi 5 golongan, yaitu: a. Bahan peledak “Blasting”, yaitu bahan peledak yang digunakan untuk pertambangan b. Bahan peledak “Catridge”, digunakan sebagai pembentuk metal projectile yang berkemampuan tembus atau potongc. Bahan peledak “Propellant”, digunakan sebagai pembentuk gas pendorong dalam peluru senjata atau motor roket d. Bahan peledak “Fuse”, bahan peledak yang dipergunakan sebagai pembentuk panas, gas, warna dan sebagainya e. Bahan peledak “Pyrotechnic”, bahan peledak yang digunakan sebagai pemula suatu rangkaian proses peledakan Berdasarkan lingkungan penggunaan a. Bahan peledak militerb. Bahan peledak komersial 4. KEGUNAAN BAHAN PELEDAK Aplikasi Bahan Peledak Penggunaan utama bahan peledak telah dalam peperangan. Bahan peledak tinggi telah digunakan dalam bom, kerang peledak, torpedo, rudal dan hulu ledak. Bahan peledak Non detonating, misalnya, mesiu dan bubuk tanpa asap, telah digunakan secara luas sebagai propelan untuk peluru dan artileri. Penggunaan damai yang paling penting dari bahan peledak detonator adalah memecah batu di bidang pertambangan. Sebuah lubang yang dibor di batu dan diisi dengan salah satu dari berbagai bahan peledak tinggi, bahan peledak tinggi kemudian diledakkan, baik elektrik atau dengan kabel ledak tinggi khusus. Bahan peledak khusus, yang disebut bahan peledak diperbolehkan, harus

Page 6: MAKALAH PELEDAKAN

digunakan di tambang batubara. Ini bahan peledak menghasilkan api kecil atau tidak ada dan meledak pada suhu rendah untuk mencegah ledakan sekunder gas tambang (lihat lembab ) dan debu. Satu ledakan penting yang digunakan dalam pertambangan, yang disebut ANFO, adalah campuran amonium nitrat dan bahan bakar minyak. Penggunaannya telah merevolusi aspek-aspek tertentu dari tambang terbuka-pit dan bawah tanah karena biaya rendah dan relatif aman. Yang Banyak Penggunaan Bahan Peledak Banyak orang tahu bahwa bahan peledak yang digunakan dalam Pertambangan, Pembongkaran Bangunan, kembang api dan bahkan Konstruksi. Banyak akan terkejut untuk mengetahui tentang beberapa kegunaan yang tidak biasa dari bahan peledak. Tahukah Anda bahwa bahan peledak yang digunakan untuk mengukir Gunung Rushmore? Bahan peledak juga digunakan untuk mengendalikan Salju longsor dan digunakan di pedalaman untuk Pemeliharaan Trail. Bahan Peledak bahkan digunakan dalam Kedokteran untuk memecah-batu ginjal! Di Amerika Serikat, bahan peledak terutama digunakan dalam Pertambangan, Penggalian dan Konstruksi seperti yang ditunjukkan di bawah ini: Nationwide ledakan penggunaan:Coal Mining 67% Non-logam tambang dan pertambangan 14% Penambangan logam 10% Konstruksi 7% dan Miscellaneous 3% 4.1 KEGUNAAN BAHAN PELEDAK UNTUK EXSPLORASI Eksplorasi: penyelidikan lebih rinci dari penemuan dan penyelidikan umum atas endapan suatu bahan galian. Eksplorasi meliputi kegiatan mengetahui ukuran, bentuk, letak, jumlah cadangan dan mutu endapan bahan galian. Kegiatan eksplorasi meliputi penilaian geofisika, pemboran inti penggalian sumuran dan atau pembuatan parit-parit uji dan dapat pula meliputi pengambilan conto dalam jumlah besar (conto meruah). Eksplorasi umumnya dilaksanakan bertahap menurut pertimbangan hasil sebelumnya. Eksplorasi hanya dapat dilaksanakan atas dasar izin K.P. ekslorasi. Eksplorasi akhir: penyelidikan rinci atas daerah endapan batubara atau endapan bahan galian lainnya, sesuai hasil penyelidikan tahap sebelumnya. Eksplorasi akhir biasanya memakan biaya yang sangat tinggi untuk pemboran, percontoan, pemetaan, penggalian parit percontoan dan sebagainya. 

Commercial Explosives Indonesia dengan kekayaan sumber daya alam terutama hasil tambang, telah menjadikan negeri ini bak magnit begi para pelaku Industri Pertambangan Dunia. Kekayaan kandungan bumi Indonesia tidak ternilai harganya dan telah diakui masyarakat international. Sehingga tidak mengherankan kalau eksplorasi hasil pertambangan Indonesia justru banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan International maupun joint.

Bahan peledak (explosive matterial) sebagai bahan baku proses eksplorasi hasil tambang menjadi komponen primer dalam seluruh proses eksplorasi. Dimana dengan kekayaan dan melimpahnya hasil tambang, usaha penyediaan bahan peledak maupun usaha-usaha lain terkait dengannya sangatlah relevan dan begitu menjanjikan. Untuk mendapatkan data geologi lebih lanjut dalam usaha untuk mengetahui jumlah cadangan/ ketebalan perlapisan dan kualitas mutu bahan galian, maka diperlukan usaha pemboran inti, dan sumur uji (test pit).Tujuan utama pemboran inti adalah untuk mendapatkan contoh bahan galian secara vertikal yang berada di bawah permukaan tanah, disamping itu mengetahui ketebalannya. Teknik meletakan titik lokasi pemboran inti ini agar didapatkan kedalaman yang maksimal dilakukan dengan bantuan peta geologi dan peta topografi. Oleh sebab itu apabila di daerah tersebut belum atau tidak didapatkan peta topografi dengan skala yang memadai, maka perlu dibuat peta topografinya terlebih dahulu. Sedangkan alat untuk melakukan pemboran inti adalah Alat Bor Auger yang dioperasikan dengan manual (oleh tenaga manusia) dan Alat bor inti, yang dioperasikan dengan mesin. 

Page 7: MAKALAH PELEDAKAN

Sedangkan pembuatan sumur uji bertujuan untuk mendapatkan vasriasi data bahan galian secara vertikal yang berada di bawah permukaan. Tidak seperti pada pemboran inti, kedalaman perolehan data cukup dangkal, disamping pembuatannya dilakukan dengan tenaga manusia dengan peralatan sederhana. Antara lain sekop, linggis, gancu, pacul dan ember. Pembuatan sumur uji dilaksanakan terutama pada batuan yang lunak. 4.2 KEGUNAAN BAHAN PELEDAK UNTUK EXSPLOITASI 

EKSPLOITASIUmumnya, bahan galian industri terdapat di dekat permukaan tetapi juga ada yang terdapat dan terkumpul di bawah permukaan tanah yang relatif agak dalam. Selain itu bahan galian tersebut ada yang keras. Ada yang lunak bahkan setengah kompak. Karena terdesak keperluan bahkan ada galian yang berada di bawah air. Atas dasar cara kerjanya, bahan galian industri biasanya ditambang dengan cara: digali, disemprot dengan pompa bertekanan tinggi, dan disedot dengan pompa hisap.Berdasarkan tempat kegiatan pertambangan, maka eksploitasi juga dilakukan dengan cara Tambang Terbuka, Tambang Bawah Tanah, dan juga Peledakan. Tambang terbuka, semua kegiatan penambangan dilakukan di permukaan bumi. Pada kegiatan penambangan ini khususnya untuk bahan galian industri disebut sebagai kuari. Berdasarkan atas produk yang dihasilkan, letak dan bentuknya dibagi menjadi kuari tipe sisi bukit, dan kuari tipe lubang galian. Sedangkan tambang bawah tanah, dikenal dengan lubang tikus (atau geophering), yang diterapkan untuk endapan bahan galian industri atau urat bijih dengan bentuk dan ukuran tidak teratur serta tersebar tidak merata. Arah penambangan biasanya mengikuti arah bentuk endapan atau urat bijih yang ditambang. Beberapa contoh penambangan sistem lubang tikus antara lain terdapat pada tambang posphat di daerah Ciamis Jawa Barat. Dalam melaksanakan tambang terbuka dengan tahapan kerja yang dilakukan adalah: pengupasan tanah penutup (atau land clearing). Bagian tanah penutup yang subur setelah dikupas, dipindahkan ke tempat penimbunan. Kegunaan bahan peledak untuk eksplorasi yakni untuk dapat dilakukannya proses pemecahan suatu material (batuan) dengan menggunakan bahan peledak atau operasi peledakan batuan akan kegiatan pencarian dalam rangka penyelidikan dan penjajahan wilayah atau daerah yang diperkirakan mengandung mineral, cadangan bahan tambang atau berbagai hal yang menjadi target, dari mulai lapisan tanah luar (overburden) sampai lapisan tanah dalam dan nantinya menjadi daerah prospek atau wilayah yang memiliki cadangan yg memungkinkan dilakukan proses ekspoitasi 5. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN BAHAN PELEDAK Peralatan peledakan adalah perangkat pembantu peledakan yang nantinya dapat dipakai berulang kali dan Perlengkapan peledakan adalah bahan–bahan yang membantu peledakan yang habis dipakai. Pada pekerjaan tambang, tujuan penggunaan bahan peledak terutama untuk membongkar batuan/ bahan galian dari batuan induknya. Secara garis besar jenis bahan peledak dibedakan menjadi: Bahan peledak mekanis, bahan peledak kimia, dan bahan peledak nuklir. Itulah sekilas aktivitas "sederhana" dari industri keruk. Untuk melakukannya, pengusaha biasanya menanam investasi besar dan tidak main-main. Mereka bukan hanya mengorbankan uang, melainkan juga merusak "keaslian alam" yang menyimpan keanekaragaman hayati luar biasa. EB 

5.1 PERALATAN PELEDAKAN Peralatan peledakan adalah perangkat pembantu peledakan yang nantinya dapat dipakai berulang kali. Peralatan peledakan dapat dikelompokan menjadi : 1. Peralatan yang langsung berhubungan dengan teknik peledakan 

Page 8: MAKALAH PELEDAKAN

2.  Peralatan pendukung peledakan Peralatan yang berhubungan langsung dengan peledakan adalah ; Alat Pemicu ledak v  Pada peledakan listrik ( Blasting Machine) v  Pada peledakan nonel (shot gun / short fire) Alat Bantu ledak listrik v  Blasting Ohmmeter (BOM) v  Pengukur kebocoran arus listrik v  Multimeter peledakan v  Pengukur kekuatan blasting machine v  Pelacak kilat (lightning detector) Alat Bantu peledakan lain v  Kabel listrik utama (lead wire) atau sumbu nonel utama (lead in line) v  Cramper (penjepit sambungan sumbu api dengan detonator biasa ) v  Meteran (50 ml) dan tongkat bambu ( ± 7 m) diberi skala Alat pencampur dan pengisi Peralatan pendukung peledakan antara lain : a.       Alat pendukung utama, berhubungan dengan aspek keselamatan dan keamanan kerja, serta lingkungan, misalnya alat mengangkut dan alat pengaman b.      Alat pendukung tambahan terfokus pada penelitian peledakan yang tidak selalu dipakai pada peledakan rutin, misalnya alat pengukur kecepatan detonasi, pengukur getaran dan pengukur kebisingan 5.2 PERLENGKAPAN PELEDAKAN Perlengkapan peledakan adalah bahan–bahan yang membantu peledakan yang habis dipakai yaitu : 1.      Detonator 2.      Sumbu peledakan 1. Detonator adalah alat pemicu awal yang menimbulkan inisiasi dalam bentuk letupan (ledakan kecil) sebagai bentuk aksi yang memberikan efek kejut terhadap bahan peledak peka detonator atau primer. Terdapat dua jenis muatan bahan peledak dalam detonator yang masing-masing fungsinya berbeda, yaitu: 1.   Isian utama (primary charge) berupa bahan peledak kuat yang peka (sensitive), fungsinya untuk menerima efek panas dengan sangat cepat dan meledak sehingga menimbulkan gelombang kejut. 2.   Isian dasar (base charge) disebut juga isian sekunder adalah bahan peledak kuat dengan VoD tinggi, fungsinya adalah menerima gelombang kejut dan meledak dengan kekuatan besarnya tergantung pada berat isian dasar tersebut. Kekuatan ledak (strength) detonator ditentukan oleh jumlah isian dasarnya. Jenis-jenis detonator : 1.      Detonator biasa (plain detonator) 2.      Detonator listrik (electric detonator) 3.      Detonator nonel (nonel detonator) 4.      Detonator elektronik (electronic detonator) 

2. Sumbu Peledakan Yang dimaksud dengan sumbu peledakan disini adalah sumbu api dan sumbu ledak. Sumbu api adalah sumbu yang disambung ke detonator biasa pada peledakan dengan menggunakan detonator biasa. Dapat dikatakan bahwa sumbu api merupakan pasangan detonator biasa, karena detonator biasa tidak dapat digunakan tanpa sumbu. Fungsi sumbu api adalah untuk merambatkan api dengan kecepatan tetap pada detonator biasa. Sedangkan sumbu ledak adalah sumbu yng pada bagian intinya terdapat bahan peledak PETN. Fungsi sumbu ledak adalah untuk merangkai suatu sistem peledakan tanpa menggunakan detonator didalam lubang ledak. Sumbu ledak mempunyai sifat tidak sensitive terhadap gesekan, benturan, arus liar, dan listrik statis. 

6. CARA MELAKUKAN PELEDAKAN Cara melakukan peledakan 1. Peledakan bias (refraction shooting) merupakan Peledakan di dalam lubang atau sumur dangkal

Page 9: MAKALAH PELEDAKAN

untuk menimbulkan getaran guna penyelidikan geofisika cara seismik bias. 2. Peledakan bongkah (block holing) merupakan Peledakan sekunder untuk pengecilan ukuran bongkah batuan dengan cara membuat lobang tembak berdiameter kecil dan diisi sedikit bahan peledak 3. Peledakan di udara (air shooting) merupakan Cara menimbulkan energi seismik di permukaan bumi dengan meledakkan bahan peledak di udara 4. Peledakan lepas gilir (off-shift blasting) merupakan Peledakan yang dilakukan di luar jam gilir kerja 5. Peledakan lubang dalam (deep hole blasting) merupakan Cara peledakan jenjang kuari atau tambang terbuka dengan menggunakan lubang tembak yang dalam disesuaikan dengan tinggi jenjang 6. Peledakan parit (ditch blasting) merupakan Proses peledakan dalam pembuatan parit  7. Peledakan teredam (cushion blasting)merupakan Cara peledakan dengan membuat rongga udara antara bahan peledak dan sumbat ledak atau membuat lubang tembak yang lebih besar dari diameter dodol sehingga menghasilkan getaran yang relatif lembut 6.1 TAHAP PERSIAPAN Setelah mempelajari pengertian dan klasifikasi bahan peledak kita memasuki tahapan persiapan peledakan.Dalam pekerjaan peledakan perlu diperhatikan faktor – faktor efisiensi hasil produksi,keselamatan kerja dan lingkungan sekitar areal peledakan.untuk itu tahapan dalam persiapan peledakan merupakan aspek penting yang perlu difahami dan dipatuhi, yaitu : a. Pengamanan lapangan/areal kerja dan sekitarnya selama persiapan dan peledakannya. b. Persiapan peralatan peledakan, antara lain Blasting Mechine, Blasting Ohmmeter, Shotgun, Crimper, Tongkat Pendek/Panjang, lead wire, ANFO loader, Lighter. c. Persiapan perlengkapan peledakan, antara lain sumbu api/sumbu ledak, detonator biasa/listrik dan NONEL d. Mempersiapkan Primer ( priming ) e. Pengisian lubang ledak ( Loading ) f. Penyambungan rangkaian ( circuit ) g. Pemilihan dan penyiapan tempat/posisi pemegang blasting mechine. h. Pemeriksaan pasca peledakan dan pengamanan lokasi peledakan. 6.2 TAHAP PELAKSANAAN Tahap Pelaksanaan Peledakan Setelah semua persiapan peledakan dikerjakan, mulai dari pembuatan primer, pengisian bahan peledak, sampai penutupan kolom isian bahan peledak dan penyambungan rangkaian maka peledakan dapat dilakukan. I.      Pemeriksaan Setelah Peledakan Pemeriksaan setelah peledakan dilakukan setelah 15 menit atau setelah asap dari hasil peledakan hilang. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan oleh juru ledak dengan tujuan untuk mengetahui apakah dijumpai peledakan yang gagal (misfire), jika semua telah meledak dengan baik dan kawasan peledakan aman dari runtuhan batuan, maka akan diberi aba-aba lagi bahwa peledakan telah berakhir dan operasi penambangan dapat dilanjutkan kembali. 2    Volume Peledakan Volume peledakan batu andesit keseluruhan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

V = B1 x S x n x H x Sin α

Dimana : V   = Volume batuan yang diledakkan, (m3) B1 = Burden semu (m) ; S = Spacing (m) L    = Tinggi Jenjang (m) atau (H-J) x Sin α N   = Jumlah Lubang Ledak ; α = Kemiringan Lubang Ledak. Pemakaian Bahan Peledak Bahan peledak yang dipakai perusahaan saat ini adalah ANFO dari PT. Dahana, Tasikmalaya. Dengan perbandingan 94,5% berat AN (Amonium Nitrat) berbentuk butiran dan 5,5% FO (Foil Oil).

Page 10: MAKALAH PELEDAKAN

Sebagai primer digunakan powergel magnum 3151 dengan kekuatan 80% berbentuk dodol dengan ukuran berat 1 batang adalah 0,154 kg. Pemakaian bahan peledak untuk setiap kali peedakan adalah tidak sama, tergantung dari jumlah lubang ledak yang diledakkan. Pola Penyalaan Pola penyalaan yang diterapkan dilapangan CV. Gunung Batujajar saat ini adalah peledakan secara 5 atau 6 lubang ledak dalam satu row hingga lubang tembak yang diinginkan. Hal ini sangat berpengaruh sekali dengan keadaan lingkungan, dimana lokasi peledakan tidak berapa jauh dari pemukiman penduduk dan diakibatkan getaran terlalu tinggi apabila peledakan 7 lubang ledak keatas sekaligus. Dimana rumah penduduk berada di antara radius ±350 meter. Letak Primer Primer adalah suatu bahan peledak yang menerima penyalaan dari detonator atau sumbu ledak. Hasil peledakan ini selanjutnya disalurkan kebahan peledak. Dalam peledakan yang diterapkan di lapangan, primer ditempatkan pada bagian bawah ( bottom primming). Primer harus ditempatkan pada titik yang paling terkurung dan ditempatkan pada lapisan batuad yang lebih keras. Letak primer ini akan menentukan bagian jenjang yang akan ditekan dan dipindahkan. Dimana primer ini berfungsi untuk menerima penggalak dari detonator. Pembongkaran dan Pemuatan Hasil Peledakan Hasil dari peledakan berupa bongkahan-bongkahan yang masih bertumpuk di tempat atau lokasi peledakan akan dibongkar/gali oleh Backhoe dan selanjutnya akan di muatkan ke alat angkut. Untuk memenuhi target produksi, pekerjaan pemuatan batu andesit di lokasi penambangan untuk di angkut ketempat penyimpanan sementara (Stock Yard) digunakan Hydrolic Excavator atau (Backhoe) CAT 322. 

Pengangkutan Material Hasil Peledakan Pada proses pengangkutan hasil peledakan dari lokasi penambangan sampai ke Crushing Plant digunakan alat angkut berupa ”Dump Truck” dengan kapasitas 18.000 Kg/unit (10,7 M3). Sistem pengangkutan akan menggunakan sistem pulang pergi melalui satu jalan, setelah penumpahan muatan ditempat pengolahan alat angkut akan kembali pada jalan yang sama. 

6.3 PEKERJAAN SETELAH PELEDAKAN Sesudah peledakan, maka yang harus dilakukan adalah : - Tidak memperkenankan seorang pun memasuki tempat yang sudah diledakkan dalam jangka waktu 30 menit - Setelah melampaui batas waktu tersebut maka juru ledak harus terlebih dahulu memeriksa dan membuktikan bahwa daerah tersebut sudah bebas dari pengaruh gas-gas yang berbahaya, misfire dan batu-batu menggantung dari hasil peledakan, sebelum mengijinkan pekerja lain memasuki tempat kerja tersebut. - Pada lubang ledak yang misfire harus diberi tanda dengan menutup lubang ledak tersebut dengan sumbat/ tongkat kayu yang dapat dilihat dengan jelas dan tidak dibenarkan mengorek keluar material stemming lubang ledak tersebut.- Usaha untuk menangani lubang ledak yang misfire diusahakan mengeluarkan stemming dengan alat kompressor udara telanan tunggi atau memakai air, setelah keluar sebagian besar stemmingnya maka dipasang primer baru kemudian diledakkan. Semua usaha ini harus dibawah pengawasan terus-menerus dari ahli berdasarkan intruksi tertulis dari Kepala Teknik Tambang. 

7. KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA, DAN LINGKUNGAN HIDUP (K3LH) DALAM PELEDAKAN 

7.1 Keselamatan Kerja suatu usaha untuk mengurangi dan menghindari kecelakaan kerja atau cara untuk melaksanakan pekerjaan yang terhindar dari kecelakaan. Memberikan suasana kerja atau lingkungan yang aman sehingga dicapai hasil kerja yang menguntungkan dan bebas dari segala bahaya, baik terhadap manusia, mesin alat, material ataupun metode kerja pada saat dilakukannya operasi penambangan.

Page 11: MAKALAH PELEDAKAN

Tujuan dari keselamatan kerja adalah untuk mengadakan pencegahan agarkaryawan dalam melaksanakan pekerjaan tidak mendapat kecelakaan dan juga tidak terjadi kerusakan alat-alat yang digunakan. Bahan peledak adalah campuran senyawa kimia yang dapat bereaksi dengan kecepatan tinggi. Gas dan panas yang dihasilkan dari reaksi ini dapat menyebabkan tekanan yang sangat tinggi pula.Bahan peledak merupakan suatu sarana yang efektif sebagai alat penghancur bongkahan batuanpada industri penambangan. Adapun bahan peledak yang umum digunakan pada penghancuran batuankeras yaitu ANFO “Ammonium Nitrate-Fuel Oil” Bahan peledak ANFO “Ammonium Nitrate-Fuel Oil” merupakan bahan peledak yang tergolongmemiliki kecepatan perambatan yang reaksinya sangat tinggi “High Explosive”. Sehingga dalamoperasi peledakan batuan yang keras diperlukan penanganan yang khusus mengenai bahan peledak tersebut, diantaranya hal yang perlu diperhatikan yaitu penyimpanan bahan peledak, pengangkutanbahan peledak, dan operasi peledakan.Kata Kunci : Bahan Peledak, Detonator. 7.2 Kecelakaan Kerja § Kejadian yang tidak terduga (tidak ada unsur kesengajaan) dan tidak diharapkan karena mengakbatkan kerugian, baik material maupun penderitaan bagi yang mengalaminya . § Sabotase atau kriminal merupakan tindaka diluar lingkup kecelakaan yang sebenarnya 7.3 Lingkungan Hidup lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar. industri pertambangan dalam banyak kasus memiliki posisi dominan dalam pembangunan sosio-ekonomi negara maju dan berkembang. Sektor industri ini berdampak sangat signifikan dalam arti positif maupun negatif. Tanpa menafikan dampak positifnya, dampak negatif dalam ranah sosial, lingkungan. Kegiatan penambangan apabila dilakukan di kawasan hutan dapat merusak ekosistem hutan. Apabila tidak dikelola dengan baik, penambangan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan secara keseluruhan dalam bentuk pencemaran air, tanah dan udara. Pencemaran lingkungan adalah suatu keadaan yang terjadi karena perubahan kondisi tata lingkungan (tanah, udara dan air) yang tidak menguntungkan (merusak dan merugikan kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan) yang disebabkan oleh kehadiran benda-benda asing (seperti sampah, limbah industri, minyak, logam berbahaya, dsb.) sebagai akibat perbuatan manusia, sehingga mengakibatkan lingkungan tersebut tidak berfungsi seperti semula. 

8. KESIMPULAN Bahan peledak adalah Zat yang berbentuk padat, cair, gas ataupun campurannya yang apabila terkena suatu aksi, berupa panas, benturan, tekanan, hentakan atau gesekan akan berupa secara fisik maupun kimiawi menjadi zat lain yang lebih stabil. Memberikan suasana kerja atau lingkungan yang aman sehingga dicapai hasil kerja yang menguntungkan dan bebas dari segala bahaya, baik terhadap manusia, mesin alat, material ataupun metode kerja pada saat dilakukannya operasi penambangan. bilamana peledakan itu dilakukan maka keselamatan dan lingkungan pun perlu di perhatikan sebagai bagian utama dari melakukan suatu peledakan.

Page 12: MAKALAH PELEDAKAN

Alat-Alat PembongkaranJune 4, 2014 Muizt N Ahmad Leave a comment

Pembongkaran (loosening, breaking) adalah serangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk membebaskan batuan atau endapan bijih dari batuan induknya yang massive.

Alat-alat pembongkaran :

Untuk melakukan pembongkaran tersebut diperlukan alat-alat yang tepat dan sesuai. Pemilihan alat-alat tersebut tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut  :

1)   Teknis; misalnya :

2)   Jenis, kekerasan serta lokasi batuan untuk batu pualam bentuk dan ukuran yang diingini oleh konsumen.

3)   Harga atau nilai bantuan.

4)   Ekonomis; misalnya : harga dari alat-alat pembongkaran.

Beberapa alat-alat yang digunakan untuk pembongkaran batuan atau bijih yang lunak adalah sebagai berikut :

a)     EXCAVATOR

b)     MONITOR (Giant)

c)      DREDGE (Kapal Keruk) :

“Suction bridge”

“Multi bucket dredge”

sedangkan alat-alat yang dipakai untuk pembongkaran batuan atau endapan bijih yang keras adalah :

1. KABEL PEMOTONG

Untuk bahan yang keras dan hasil bongkarannya diaharapkan mempunyai ukuran atau dimensi yang teratur, misalnya untuk batu-batu hias (marmer, granit, labradorit dan lain-lain) cara pembongkarannya dapat digergaji dengan memakai “helicoidal cable” dibantu bahan abrasi (pasir kwarsa).

Page 13: MAKALAH PELEDAKAN

ALAT-ALAT BOR DAN PELEDAKAN

Pembongkaran dapat pula dilakukan dengan membuat lobang bor, lalu sesudah diisi dengan bahan peledak, diledakkan.

Ada dua cara pemboran dan peledak yang dapat dilakukan :

(a)  Bila menginginkan hasil ledakannya memiliki dimensi yang teratur, maka perlu dilakukan “pre split blasting” atau “smooth blasting”

(b)  Bila hasil ledakannya tidak perlu mempunyai dimensi yang tertur, maka pemboran atau peledakan dapat dilakukan tanpa cara-cara khusus.

Alat – Alat  Bor :

Dibagi dua golongan besar yaitu :

“Manualy driven” “Machine Driven” :

o “percussive drill”o ”rotary drill”o ”rotary percussive drill”

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan alat bor adalah :

1.Harga alat bor

2.Kedalaman lubang bor yang diinginkan.

3.Formasi batuan yang akan dibor.

4.Macam keterangan yang ingin diperoleh.

5.Kecepatan pemboran yang diinginkan.

6.cara pengangkutan yang dapat diperoleh.

7.Ongkos pemborang yang tersedia.

Tujuan pemboran :

1.Untuk “propecting”.

2.Untuk eksplorasi : “sampling”.

3.Untuk pembuatan lubang-lubang tembak.

Page 14: MAKALAH PELEDAKAN

4.Untuk eksploitasi : minyak, pengambilan sulphur di salt dome.

5.Untuk drainnage dan ventilasi.

6.Untuk pengisian pasir (sand filling) dan pemadaman kebakaran di bawah tanah (fire fighting)

7.Untuk membuat lubang sumuran/”shaft” yang besar.

1. Manualy Driven adalah alat bor manual yang terdiri dari 2 (dua) jenis sbb :

“Auger Drill”

“Bangka Bor” : Termasuk alat bor yang sederhana, dipakai pada tambang-tambang timah untuk prospekting maupun eksplorasi. Untuk prospekting, jarak lubang bor lebih jauh 100 – 500 m, sedangkan untuk eksplorasi jarak tersebut lebih pendek 25 – 50 m. Alat bor ini untuk daerah yang lunak dan daerah yang sulit dimasuki. Kecepatan pemboran tergantung dari materialnya, rata-rata 3 m/jam.

Lubang bor ditinggalkan bila :

1) Mencapai bed block

2) Terkena boulder / akar-akar besar.

3) Bila sudah tidak mampu lagi mengadakan pemboran (terlalu dalam) 25 m, walaupun teotitis 50 m.

Kecepatan pemboran tergantung pada :

1. Beban2. Frekwensi penumbukan3. Sifat batuan4. Pengalaman operator

Pengambilan cutting dapat dengan boiler atau water/mud flush.

Macam-macam bit :

– “Hollow chisel bit”

– “Reen forced chisel bit”

Tujuan “Mud flush” :

1. mengangkat “cutting”2. pendinginan alat bor

Page 15: MAKALAH PELEDAKAN

3. membantu melepaskan “cutting” yang ada didasar lubang bor

4. mengimbangi tekanan air dari “ground water”5. membantu menguatkan dinding lubang bor yang “permeable”

Tujuan Casing :

1. mencegah lubang bor runtuh kedalam2. mencegah larinya water/mud flush kelapisan yang “permeable”

3. mencegah masuknya “ground water” kedalam lubang bor4. mencegah terjadinya “dillution”/”salting”

2. “Machine (power driven)

2.1. “percusive drill” : -“churn drill”

– “hammer drill”

2.2. “rotary drill” : Macam-macam “rotary drill” :

2.2.1. “Hydroulic rotary drill” : mata bor “tricone (roller) bit”

2.2.2. “Diamond rotary drill “ : mata bor “diamond bit”

2.2.3. “Chilled shot drill”           : mata bor “shot bit”

2.2.4. “Turbo drill”

2.2.5. “Jet pierce drill”

–  pada “hydrolic rotary drill”, “diamond drill” dan “chilled shot drill” dapat dihasilkan “cutting” dan “core” sedangkan pada “turbo drill” dan “jet pierce drill” tidak dapat.

–  Pada “turbo drill” tidak terdapat “kelly” dan “rotary table”, “mud flush” dipakai untuk memutar baling-baling  dan pada turbinnya hanya “bit” yang berputar.

Keuntungannya  :  – tenaga yang dipakai sedikit

– dapat memutar turbin

– kemungkinan patahnya “drill hole” sedikit

Kekurangannya   :

–  Tidak dapat dipasang “core barrel” didepan turbin.

Page 16: MAKALAH PELEDAKAN

–  Pada “jet pierce drill” yang umumnya digunakan untuk membuat lubang-lubang tembak, mempunyai prinsip kerja sebagai berikut :

Suatu cara konvensional yaitu dengan memanaskan suatu batuan kemudian disiram dengan air, maka batuan tersebut akan retak-retak.

Pada ujung alat bor dipasang “burner” dan dalam waktu yang bersamaan disemprotkan uap aiar maka batuan akan retak-retak.

Yang disebut “spaling” temperaturnya kurang lebih 4000oF.

–    Beberapa cara-cara pemboran yang barau antara lain dengan sinar laser, getaran electronic dan tenaga atom.

“Jack Hammer” :

Penggolongan jack hammer berdasarkan arah pemborannya :

1. “Drifter Jack Hammer” : arah pemboran horizontol, berat 50 – 100 kg;

penyangganya Jack leg.

2. “Stopers Jack Hammer” : arah pemboran keatas, beratnya 30 – 50 kg;

pegangannya telescoping tube.

3. “Sinkers Jack Hammer” : arah pemboran kebawah, beratnya 12,5 – 40

kg.

Nama penyangganya yang umum : “mounting device”

 

BAHAN PELEDAK

Bahan peledak dikenal sejak abad 13. penggunaan bahan peledak pertama kali pada abad ke 17 yaitu pada tahun 1689. penggunaan bahan peledak tersebut yaitu “black powder” pada pertambangan timah di carnwall, England.

Pada tahun 1802 Elenthre Irence du Pont du nemours mulai membuat “black powder” di Wilmington; Delaware dengan kompisisi 75% seltpeter, 15% Charedel dan 10% Sulphur, yang harganya lebih murah.

Tahun 1846 seorang dari Swedia telah menemukan bahan peledak ini dikembangkan oleh Alfred Nobel dengan penemuan “Blasting Cap” yaitu kapsul dari timah yang diisi dengan mercury

Page 17: MAKALAH PELEDAKAN

fulminate. Tahun 1866 Alfred Nobel menemukan bahan peledak yang disebut “dynamite” dengan mencampurkan 75% Nitrogliserin dengan 25% bahan penyerap sugar  dan magnesium carbonate.

Tahun 1875 Alfred Nobel menemukan “gelatine dynamite” dengan mencampurkan Nitrogliserin dengan collotion cotton.

Tahun 1876 H. Julius Smith dari Amerika menemukan “Electric Balsting Cap” lengkap dengan “Blasting Machine” nya.

Akhirnya baru pada tahun 1902 “Electric Blasting Cup” mulai diproduksi dan dijual kepada umum oleh perusahaan “Electric Exploder Company” di Pompton Lakies New Jersey US

TUJUAN PELEDAKAN

Tujuan peledakan adalah unmtuk menghancurkan batuan yang semula berdimensi besar menjadi berdimensi kecil sehingga  mudah pengangkutannya.

Pada dasarnya bahan peledak (explosive) mempunyai campuran tiga bahan :

1.Zat kimia yang mudah bereaksi yang fungsinya sebagai “explosive base”:

N.G (Nitroglyserin) C3H5(NO3)3

T.N.T (tri nitro tuluena) C6H2CH3(NO2)3

Nitocellulose (gun cotton) (C6H7(NO3)3O2)X

Nitrostrach (C6H7(NO3)3O2)X

Dinitrotoluene C7N2O4H6

Ethylene glycoldinitrate C2H4(NO3)2

Fulminate (campuran HNO3 + alchohol), biasanya dicampur dengan metal Pb/Hg/Cu/Ag dipakai sebagaio detonator (pemulai peledakan)

1. Oksidator yang fungsinya memberikan O2, KCLO3, NaCLO3, NaNO3, NH4NO3

2. Zat penyerap/tambahan :

Serbuk kayu, serbuk gandum, serbuk batu bara, serbuk belerang, chalk (CaCO3), oksidasi zeng dan kieselguhr (SiO2)

Berdasarkan cara/karakteristik peledakan, bahan peledak dibagi menjadi dua golongan :

1. “LOW EXPLOSIVE”2. “HIGH EXPLOSIVE”

 

1. “LOW EXPLOSIVE”

ciri-ciri peledakannya:

Page 18: MAKALAH PELEDAKAN

1. Reaksi peledakannya relatif lambat2. Tidak seluruh bahan yang ada berubah dari phase padat menjadi phase gas3. Hanya menghasilkan proses pembakaran  yang cepat (deflagaration) tidak menhasilkan

getaran gelombang (shock wafe)

Contoh : “black powder” yang dibagi bagi atas “black blasting powder” yang berbentuk butir-butir dan “pellet powder”

1. “HIGH EXPLOSEIVE”

Ciri-ciri peledakannya :

1. reaksi peledakannya relatif lebih cepat dari pada “low explosive”2. semua bahan peledak menjadi fase gas3. menghasilkan proses propagasi mengelombangbiakkan dari pada gelombang getaran

melalui bahan peledak yang diikuti dengan reaksi kimia yang menyediakan energi untuk kelanjutan propagasi secara stabil.

“Blasting agent” : bahan peledak yeng merupakan suatu campuran kimiawi atau komposisi kimia dari bahan-bahan yang tidak mengandung nitro gliserin dan hanya dapat diledakkan oleh “high strength explosive primer”. Sifat-sifatnya yang menguntungkan inilah lebih aman dalam faktor “handaling” (pengangkutan), karena tidak mengandung nitrigliserin, tidak membuat rasa pusing dengan baunya, dapat di “packed” dalam suatu tabung metal sehingga tahan terhadap air dan lebih murah.

“Blasting agent “(NH4NO3) + fuel oil (solar)———ANFO

94%                                                          6%

“Permissible explosive” : bahan peledak yang khusus dipakai untuk tambang bawah tanah misalnya tambang batubara. Tidak menghasilkan gas-gas beracun, mengandung 60 – 80 % amonium nitrate dan 7 – 15 % nitrogliserin. Bila memakai bahan peledak biasa maka : peledakan tidak terkontrol dan banyak menghasilkan gas beracun atau gas yang mudah meledak.

Syarat-syarat untuk “permissible explosive” :

1. Api peledaknya kecil dan peledakan berlangsung singkat.2. Temperatur peledak relatif rendah3. Tidak menghasilkan gas-gas beracun

pada umumnya bahan peledak dibungkus seperti dodol dengan ukuran panjang 20 cm, diameter 4 – 5 cm dan berat 250 gram.

A. “Blasting accesories” :

Page 19: MAKALAH PELEDAKAN

1. Sumbu (fuse) : “safety fuse” dan “detonation fuse”

Safety fuse

1. kecepatan perambatan tidak terlalu tinggi (2 – 3 m/dtk) (90 dtk/yard – 120 dtk/yard)2. sumbu dinyalakan dengan api.3. Umumnya terdiri dari “low explosive” yang dibungkus dengan bahan-bahan yang tahan

terhadap air.

Detonation Fuse

1. kecepatan perambatannya tinggi 5000 – 7000 m/dtk2. sumbu diledakkan dengan detonator.

Detonator (penggalak)

2. detonator biasa : disebut juga “blasting cup”, ”booster”, “primer”.3. Detonator listrik : disebut juga “electric blasting cup”, “electric squib” Detonator biasa

diledakkan dengan “safety fuse”4. “Blasting machine” (exploder) adalah Suatu alat untuk menghasilkan tegangan tertentu

POLA-POLA PEMBORAN (DRILLING PATTERN)

–  Untuk tambang terbuka : “paralel” dan “staggered”

– Untuk tambang bawah tanah :

1. Burn out

2. V cut

3. Draw out

4. Pyramid cut

Konsep peledakan :

Menurut teori lama :

Bahan peledak meledak maka timbul reaksi kimia yang menghasilkan temperatur dan tekanan yang tinggi didalam ruangan yang terbatas (lubang bor) maka batuan akan pecah.

Menurut teori baru :

Setelah detonator meledak maka bahan peledak akan meledak dan akan menghasilkan temperatur yang tinggi, juga timbul gas yang menekan tempat dan bahan peledak sehingga

Page 20: MAKALAH PELEDAKAN

batuan akan pecah karena adanya gelombang getaran yang dipantulkan. Dalam hal ini semua batuan mengalami “tensile stresv”.

Cara-cara peledakan :

1. “Simultaneous blasting” : adalah peledakan secara bersama-sama sekaligus.2. “Delayed blasting” : adalah peledakan yang dilakukan secara berurutan beberapa detik.

Pada detonator terdapat “delay detonator” dan “milli second delay detonator”.

Beberapa keuntungan pemakaian “milli second delay detonator” :

1. perbaikan dalam fragmentasi2. mengurangi getaran3. pelemparan hasil peledakan lebih terkontrol.4. Ongkos peledakan murah.

“Primary balsting” adalah peledakan yang dilakukan pertama kali dilakukan biasanya berupa batuan yang masih berukuran besar, sehingga perlu dilakukan peledakan lagi, maka peledakan tersebut dinamakan “secondary balasting”.

“secondary blasting” ada beberapa macam :

1. “block holing”2. “mud capping”3. “snake holing”

OXYGEN BALANCE

Tujuan dari peledakan didalam atau pada suatu tambang ialah untuk membentuk “zero oxygen balance” yaitu unsur-unsur hydrogen, nitrogen, oksigen dan karbon didalam bahan peledak harus dibuat sebanding sedemikian rupa sehingga gas-gas yang terjadi pada waktu peledakan, semua unsur-unsur hydrogen bereaksi membentuk H2O, unsur-unsur N dibebaskan sebagai molekul-molekul N2, unsur-unsur Cbereaksi membentuk CO2.

Bila jumlah O2 tidak cukup disebut “negative oxygen balance”, terbentuk gas CO.

Bila jumlah O2 berlebihan, maka disebut “positive oxygen balance’ tendensinya membentuk gas NO2

Oxygen balance =

Rumus tersebut dapat dikoreksi menjadi :

OB———-

Page 21: MAKALAH PELEDAKAN

Dimana :      Oo = jumlah oksigen yang terdapat pada bahan peledak tersebut.

Co = jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengikat C.

Ho = jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengikat H.

NaO = jumlah oksigen yeng diperlukan untuk mengikat Na.

CaO = jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengikat Ca.