Makalah pelabuhan

31
Makalah pelabuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pelabuhan dalam aktivitasnya mempunyai peran penting dan strategis untuk pertumbuhan industri dan perdagangan serta merupakan segmen usaha yang dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan nasional.Hal ini membawa konsekuensi terhadap pengelolaan segmen usaha pelabuhan tersebut agar pengoperasiannya dapat dilakukan secara efektif, efisien dan profesional sehingga pelayanan pelabuhan menjadi lancar, aman, dan cepat dengan biaya yang terjangkau. Pada dasarnya pelayanan yang diberikan oleh pelabuhan adalah pelayanan terhadap kapal dan pelayanan terhadap muatan ( barang dan penumpang ). Secara teoritis, sebagai bagian dari mata rantai transportasi laut, fungsi pelabuhan adalah tempat pertemuan ( interface ) dua moda angkutan atau lebih serta interface berbagai kepentingan yang saling terkait. Barang yang diangkut dengan kapal akan dibongkar dan dipindahkan ke moda lain seperti moda darat ( truk atau kereta api). Sebaliknya barang yang diangkut dengan truk atau kereta api ke pelabuhan bongkar akan dimuat lagi ke kapal. Oleh sebab itu berbagai kepentingan saling bertemu di pelabuhan seperti perbankan, perusahaan pelayaran, bea cukai, imigrasi, karantina, syahbandar dan pusat kegiatan lainnya. Atas dasar inilah dapat dikatakan bahwa pelabuhan sebagai salah satu infrastruktur transportasi,

description

Makalah pelabuhan

Transcript of Makalah pelabuhan

Page 1: Makalah pelabuhan

Makalah pelabuhan

BAB 1

PENDAHULUAN1.1.Latar Belakang

Pelabuhan dalam aktivitasnya mempunyai peran penting dan strategis untuk

pertumbuhan industri dan perdagangan serta merupakan segmen usaha yang dapat

memberikan kontribusi bagi pembangunan nasional.Hal ini membawa konsekuensi terhadap

pengelolaan segmen usaha pelabuhan tersebut agar pengoperasiannya dapat dilakukan secara

efektif, efisien dan profesional sehingga pelayanan pelabuhan menjadi lancar, aman, dan

cepat dengan biaya yang terjangkau. Pada dasarnya pelayanan yang diberikan oleh pelabuhan

adalah pelayanan terhadap kapal dan pelayanan terhadap muatan ( barang dan penumpang ).

Secara teoritis, sebagai bagian dari mata rantai transportasi laut, fungsi pelabuhan adalah

tempat pertemuan ( interface ) dua moda angkutan atau lebih serta interface berbagai

kepentingan yang saling terkait. Barang yang diangkut dengan kapal akan dibongkar dan

dipindahkan ke moda lain seperti moda darat ( truk atau kereta api). Sebaliknya barang yang

diangkut dengan truk atau kereta api ke pelabuhan bongkar akan dimuat lagi ke kapal. Oleh

sebab itu berbagai kepentingan saling bertemu di pelabuhan seperti perbankan, perusahaan

pelayaran, bea cukai, imigrasi, karantina, syahbandar dan pusat kegiatan lainnya. Atas dasar

inilah dapat dikatakan bahwa pelabuhan sebagai salah satu infrastruktur transportasi, dapat

membangkitkan kegiatan perekonomian suatu wilayah karena merupakan bagian dari mata

rantai dari sistem transportasi maupun logistik.

Namun jika kita melihat kenyatan yang ada, harus kita akui bahwa memang pelabuhan

– pelabuhan yang ada di Indonesia masih belum dikelola dengan baik. Sebagaimana yang kita

telah ketahui bersama, dua pertiga wilayah Indonesia berupa perairan. Ribuan pulau berjajar

dari Sabang sampai Merauke. Posisi negeri ini sangat strategis karena berada di persilangan

rute perdagangan dunia. Ironisnya, Indonesia tak mampu memanfaatkan peluang emas itu.

Sebagai negara kepulauan, peranan pelabuhan sangat vital dalam perekonomian

Indonesia. Kehadiran pelabuhan yang memadai berperan besar dalam menunjang mobilitas

barang dan manusia di negeri ini. Pelabuhan menjadi sarana paling penting untuk

menghubungkan antarpulau maupun antarnegara. Namun, ironisnya, kondisi pelabuhan di

Page 2: Makalah pelabuhan

Indonesia sangat memprihatinkan. Hampir semua pelabuhan yang ada di Indonesia saat ini

sudah ketinggalan zaman.

Dari 134 negara, menurut Global Competitiveness Report 2009-2010, daya saing

pelabuhan di Indonesia berada di peringkat ke-95, sedikit meningkat dari posisi 2008 yang

berada di urutan ke-104. Namun, posisi Indonesia itu kalah dari Singapura, Malaysia, dan

Thailand. Kelemahan pelabuhan di Indonesia terletak pada kualitas infrastruktur dan

suprastruktur.

Indonesia juga kalah dalam produktivitas bongkar muat, kondisi kongesti yang parah,

dan pengurusan dokumen kepabeanan yang lama. Global Competitiveness Report 2010-2011

menyebutkan, kualitas pelabuhan di Indonesia hanya bernilai 3,6, jauh di bawah Singapura

yang nilainya 6,8 dan Malaysia 5,6.

Para pengusaha pun sudah lama mengeluhkan buruknya fasilitas kepelabuhanan di

Indonesia. Untuk bersandar dan bongkar muat, sebuah kapal harus antre berhari-hari

menunggu giliran.

Seringkali, waktu tunggu untuk berlabuh jauh lebih lama ketimbang waktu untuk

berlayar. Melihat buruknya kondisi pelabuhan itu, tak heran bila investor enggan berinvestasi

di bidang perkapalan. Akibatnya, distribusi barang antarpulau pun tersendat.

Dampak lanjutannya, harga barang melonjak dan pembangunan ekonomi tersendat.

Ekonomi biaya tinggi pun terus menghantui negeri ini. Rasanya sulit untuk memahami

mengapa Indonesia bisa ’tenang’ menyaksikan kondisi pelabuhan yang ketinggalan zaman.

Banyak pihak terheran-heran Indonesia membiarkan inefisiensi ekonomi ini berlangsung

lama. Dalam 30 tahun terakhir, nyaris tidak ada proyek pembangunan infrastruktur

kepelabuhanan yang memadai dan signifikan. Padahal, Pelabuhan Tanjung Priok pernah

menjadi unggulan di kawasan Asia.

Akibat keterlambatan penanganan kargo, banyak kapal menghindari Tanjung Priok.

Untuk keperluan ekspor impor, kapal-kapal asing memilih untuk berlabuh di Singapura dan

Malaysia. Bank Dunia pun mencatat, system dan efisiensi pelabuhan di Indonesia sangat

buruk. Kondisi ini jelas memperburuk daya saing harga barang Indonesia. Akibatnya, potensi

devisa pun menguap ke negeri jiran.

Pemerintah harus mengambil langkah yang tepat untuk memperbaiki masalah yang

serius ini. Sebab dari tahun ke tahun belum ada perbaikan yang signifikan terhadap

pengelolaan pelabuhan.

Oleh karena itu, melalui makalah kami ini, kami ingin mengidentifikasi cara – cara

yang sekiranya, meskipun kurang signifikan, dapat membantu menyelesaikan masalah

Page 3: Makalah pelabuhan

pengelolaan pelabuhan ini. Kami yakin jika pelabuhan dapat dikelola dengan baik,

pemasukan devisa bagi Indonesia akan mengalami pertumbuhan kea rah yang lebih baik pula.

1.2.Rumusan Masalah

1.2.1        Identifikasi Masalah

Adapun maksud dari perumusan masalah yang hendak diteliti dan berdasarkan uraian

yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah diatas, maka penulis akan

mengindentifikasi permasalahan sebagai berikut :

a.       Pengelolaan pelabuhan secara umum.

b.      Kinerja pelabuhan di Indonesia .

c.       Strategi Peningkatan dan pengembangan kinerja pelabuhan di Indonesia.

1.2.2        Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah

apa saja langkah – langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan kinerja pengelolaan

pelabuhan di Indonesia agar lebih berdaya guna.

1.2.3        Pokok Masalah

a.       Bagaimana pengelolaan pelabuhan secara umum?

b.      Bagaimana kinerja pelabuhan di Indonesia?

c.       Bagaimana meningkatkan kinerja pelabuhan di Indonesia dan apa saja langkah –

langkahnya?

1.3      Tujuan Penulisan

a.       Untuk memberikan gambaran mengenai pengelolaan pelabuhan di Indonesia secara umum,

serta pencapaiannya.

b.      Untuk memberikan solusi bagi permasalahan pengelolaan pelabuhan di Indonesia. Dengan

tujuan untuk meningkatkan produktivitasnya.

1.4      Manfaat

a.       Bagi Penulis

Untuk menambah wawasan penulis mengenai pengelolaan pelabuhan yang ada di

Indonesia secara umum dan juga untuk meningkatkan awareness terhadap perkembangan

pelabuhan di Indonesia.

b.      Bagi Pembaca

Untuk menambah wawasan bagi para pembaca mengenai pengelolaan pelabuhan yang

ada di Indonesia serta mampu untuk menciptakan pemikiran yang kritis mengenai langkah –

langkah yang harus di ambil untuk meningkatkan kinerja pelabuhan di Indonesia.

Page 4: Makalah pelabuhan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Landasan Teori

Pelabuhan adalah

tempat yang terdiri dan daratan

dan perairan di sekitarnya

dengan batas-batas tertentu

sebagai tempat kegiatan

pemerintahan dan kegiatan

ekonomi yang dipergunakan

sebagai tempat kapal bersandar,

berlabuh, naik turun

penumpang dan/atau bongkar

muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang

pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.

Sedangkan yang dimaksudkan dengan kepelabuhan adalah meliputi segala sesuatu

yang berkaitan dengan kegiatan penyelenggaraan pelabuhan dan kegiatan lainnya dalam

melaksanakan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keama nan dan ketertiban arus

lalu lintas kapal, penumpang dan/atau barang, keselamatan berlayar, tempat perpindahan intra

dan/ atau antar moda serta mendorong perekonomian nasional dan daerah.

Adapun beberapa jenis pelabuhan meliputi;

Page 5: Makalah pelabuhan

         Pelabuhan Umum adalah pelabuhan yang diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan

masyarakat umum

         Pelabuhan khusus merupakan pelabuhan yang dibangun dan dijalankan guna menunjang

kegiatan yang bersifat khusus dan pada umumnya untuk kepentingan individu atau kelompok

tertentu

         Pelabuhan laut merupakan tempat yang digunakan untuk melakukan pelayanan angkutan laut

         Pelabuhan penyebrangan merupakan pelabuhan yang digunakan khusus untuk kegiatan

penyebrangan dari satu pelabuhan dengan pelabuhan yang lainnya yang mempunyai

keterkaitan

         Pelabuhan sungai dan danau merupakan pelabuhan yang melayani kebutuhan angkutan di

sebuah danau ataupun sungai

         Pelabuhan Daratan adalah suatu tempat tertentu di daratan dengan batas-batas yang jelas,

dilengkapi dengan fasilitas bongkar muat, lapangan penumpukan dan gudang serta prasarana

dan sarana angkutan barang dengan cara pengemasan khusus dan berfungsi sebagai

pelabuhan umum

Maksud dan tujuan tatanan pelabuhan nasional dimana Tatanan Kepelabuhanan

Nasional merupakan dasar dalam perencanaan pembangunan, pendayagunaan,

pengembangan dan pengoperasian pelabuhan di seluruh Indonesia, baik pelabuhan laut,

pelabuhan penyeberangan, pelabuhan sungai dan danau, pelabuhan daratan dan pelabuhah

khusus yang bertujuan:

         Terjalinnya suatu jaringan infrastruktur pelabuhan secara terpadu, selaras dan harmonis agar

bersaing dan tidak saling mengganggu yang bersifat dinamis

         Terjadinya efisiensi transportasi taut secara nasional;

         Terwujudnya penyediaan jasa kepelabuhanan sesuai dengan tingkat kebutuhan;

         Terwujudnya penyelenggaraan pelabuhan yang handal dan berkemampuan tinggi dalam

rangka menunjang pembangunan nasional dan daerah

selain itu, tatanan kepelabuhan nasional ini juga dituntut untuk memperhatikan;

a.       tata ruang wilayah;

b.      sistem transportasi nasional;

c.       pertumbuhan ekonomi;

d.      pola/jalur pelayanan angkutan taut nasional dan internasional;

e.       kelestarian tingkungan

f.       keselamatan pelayaran; dan

g.      standarisai nasional, kriteria dan norma.

Page 6: Makalah pelabuhan

Selain itu pebuhan juga melaksanakan tugas dan peranan sebagai berikut;

a.       pemerintahan;

1)      pelaksana fungsi keselamatan pelayaran;

2)      pelaksana fungsi Bea dan Cukai;

3)      pelaksana fungsi imigrasi;

4)      pelaksana fungsi karantina;

5)      pelaksana fungsi keamanan dan ketertiban;

b.      pengusahaan jasa kepelabuhanan:

1)      Usaha pokok yang meliputi pelayanan kapal, barang dan penumpang;

2)      usaha penunjang yang meliputi persewaan gudang, lahan dan lain-lain.

Pelabuhan terbagi menjadi beberapa jenis menurut hirarki dan fungsinya, yaitu ;

a.       Pelabuhan internasional hub merupakan pelabuhan utama primer;

b.      Pelabuhan internasional merupakan pelabuhan utama sekunder;

c.       Pelabuhan nasional merupakan pelabuhan utama tersier;

d.      Pelabuhan regional merupakan pelabuhan pengumpan primer;

e.       Pelabuhan lokal merupakan pelabuhan pengumpan sekunder.

Tiap jenis memiliki fungsi dan perannya sendiri – sendiri, yang kesemuanya itu dibagi

secara mengkhusus, yaitu ;

A.    Pelabuhan internasional hub yang merupakan pelabuhan utama primer :

a. berperan sebagai

pelabuhan

internasional hub yang

melayani angkutan alih

muat (transhipment)

peti kemas nasional

dan internasional

dengan skala

pelayanan transportasi laut dunia.

b. berperan sebagai pelabuhan induk yang melayani angkutan peti kemas nasional dan

internasional sebesar 2.500.000 TEU's/tahun atau angkutan lain yang setara.

c. berperan sebagai pelabuhan alih muat angkutan peti kemas nasional dan internasional dengan

pelayanan berkisar dan 3.000.000 - 3.500.000 TEU's/tahun atau angkutan lain yang setara.

d. berada dekat dengan jalur pelayaran internasional ± 500 mil.

e. kedalaman minimal pelabuhan : -12 m LWS.

Page 7: Makalah pelabuhan

f. memiliki dermaga peti kemas minimal panjang 350 m',4 crane dan lapangan penumpukan peti

kemas seluas 15 Ha.

g. jarak dengan pelabuhan internasional hub lainnya 500 - 1.000 mil.

B.     Pelabuhan intemasional yang

merupakan pelabuhan utama

sekunder :

a. berperan sebagai pusat distribusi

peti kemas nasional dan

pelayanan angkutan peti kemas

internasional.

b. berperan sebagai tempat alih

muat penumpang dan angkutan

peti kemas.

c. melayani angkutan peti kemas sebesan 1.500.000 TEU's/tahun atau angkutan lain yang setara.

d. berada dekat dengan jalur pelayaran internasional + 500 mil dan jalur pelayaran nasional ± 50

mil.

e. kedalaman minimal pelabuhan - 9 m LWS.

f. memiliki dermaga peti kemas minimal panjang 250 m',2 crane dan lapangan penumpukan

kontener seluas 10 Ha.

g. jarak dengan pelabuhan internasional lainnya 200 - 500 mil.

C.     Pelabuhan nasional yang merupakan pelabuhan utama tersier :

a. berperan sebagai pengumpan anqkutan peti

kemas nasional.

b. berperan sebagai tempat alih muat

penumpang dan barang umum nasional.

c. berperan melayani angkutan peti kemas

nasional di seluruh Indonesia.

d. berada dekat dengan jalur pelayaran nasional

+ 50 mil.

e. kedalaman minimal pelabuhan –9 m LWS.

Page 8: Makalah pelabuhan

f. memiliki dermaga multipurpose minimal panjang 150 m', mobile crane atau skipgear kapasitas

50 ton.

g. jarak dengan pelabuhan nasional lainnya 50 - 100 mil.

D.    Pelabuhan regional yang merupakan pelabuhan pengumpan primer :

a. berperan sebagai pengumpan pelabuhan

hub internasional, pelabuhan

internasional pelabuhan nasional.

b. berperan sebagai tempat alih muat

penumpang dan barang dari/ke

pelabuhan utarna dan pelabuhan

pengumpan.

c. berperan melayani angkutan taut antar

Kabupaten/Kota dalam propinsi.

d. berada dekat dengan jalur pelayaran

antar pulau ± 25 mil.

e. kedalaman minimal pelabuhan -4 m LWS.

f. memiliki dermaga minimal panjang 70 m.

g. jarak dengan pelabuhan regional lainnya 20 - 50 mil.

E.     Pelabuhan lokal yang merupakan pelabuhan pengumpan sekunder :

a. berperan sebagai pengumpan

pelabuhan hub internasional,

pelabuhan internasional, pelabuhan

nasional dan pelabuhan regional.

b. berperan sebagai tempat pelayanan p

enumpang di daerah terpencil,

terisolasi, perbatasan, daerah

perbatasan yang hanya didukung

oleh mode transportasi laut.

Page 9: Makalah pelabuhan

c. berperan sebagai tempat pelayanan moda transportasi laut untuk mendukung kehidupan

masyarakat dan berfungsi sebagai tempat multifungsi selain sebagai terminal untuk

penumpang juga untuk melayani bongkar muat kebutuhan hidup masyarakat disekitamya.

d. berada pada lokasi yang tidak dilalui jalur transportasi laut reguler kecuali keperintisan.

e. kedalaman minimal pelabuhan -1,5 m LWS.

f. memiliki fasilitas tambat.

g. jarak dengan pelabuhan lokal lainnya 5 - 20 mil.

Selain itu ada beberapa jenis pelabuhan khusus, yaitu :

1.      Pelabuhan khusus nasional/internasional.

2.      Pelabuhan khusus regional.

3.      Pelabuhan khusus lokal.

Ada beberapa ketentuan di dalam pengelolaannya, yaitu ;

(1) Pelabuhan khusus nasional/internasional :

a. bobot kapal yang dilayani 3000 DWT atau lebih.

b. panjang dermaga 70 M atau lebih, konstruksi beton/baja.

c. kedalaman di depan dermaga - 5 M LWS atau lebih.

d. menangani pelayanan barang-barang berbahaya dan Beracun (B3).

e. melayani kegiatan pelayanan lintas Propinsi dan Internasional.

(2) Pelabuhan khusus regional :

a. bobot kapal yang dilayani lebih clan 1000 DWT dan kurang dan 3000 DWT.

b. panjang dermaga kurang dari 70 M', konstruksi beton/baja.

c. kedalaman di depan dermaga kurang clan - 5 M LWS.

d. tidak menangani pelayanan barang-barang berbahaya dan beracun (B3).

e. melayani kegiatan pelayanan lintas Kabupaten/Kota dalam satu Propinsi.

(3) Pelabuhan khusus lokal :

a. bobot kapal kurang dari 1000 DWT.

b. panjang dermaga kurang clan 50 M' dengan konstruksi kayu.

c. kedalaman di depan dermaga kurang clan - 4 M LWS.

d. tidak menangani pelayanan barang berbahaya dan beracun (B3) dan melayani kegiatan

pelayanan lintas Kota dalam satu Kabupaten/Kota.

Ada beberapa fasilitas pokok dan penunjang yang wajib dimiliki oleh sebuah pelabuhan,

yaitu ;

a. perairan tempat labuh termasuk alur pelayaran

Page 10: Makalah pelabuhan

b. kolam pelabuhan

c. fasilitas sandar kapal

d. penimbangan muatan

e. terminal penumpang

f. akses penumpang dan barang ke dermaga

g. perkantoran untuk kegiatan perkantoran pemerintahan dan pelayanan jasa

h. fasilitas penyimpanan bahan bakar (Bunker)

i. instalasi air, listrik dan komunikasi

j. akses jalan dan atau rel kereta api

k. fasilitas pemadam kebakaran

l. tempat tunggu kendaran bermotor sebelum naik ke kapal.

Dan fasilitas penunjangnya adalah :

a. kawasan perkantoran untuk menunjang kelancaran pelayanan jasa kepelabuhanan

b. tempat penampungan limbah

c. fasilitas usaha yang menunjang kegiatan pelabuhan

d. area pengembangan pelabuhan.

Di samping itu, klasifikasi pelabuhan penyeberangan dibagi kedalam 3 (tiga) kelas, yaitu:

a. pelabuhan penyeberangan kelas I

b. pelabuhan penyeberangan kelas II

c. pelabuhan penyeberangan kelas III.

1. Penetapan pelabuhan penyeberangan kelas I :

a. volume angkutan:

1) penumpang > 2000 orang/hari;

2) kendaraan. > 500 unit/hari;

b. frekuensi > 12 trip/hari;

c. dermaga > 1000 GRT;

d. waktu operasi > 12jam/hari;

e. fasilitas pokok sekurang-kurangnya meliputi:

1) perairan tempat labuh termasuk alur pelayaran;

2) kolam pelabuhan;

3) fasilitas sandar kapal;

Page 11: Makalah pelabuhan

4) fasilitas penimbangan muatan;

5) terminal penumpang;

6) akses penumpang dan barang ke dermaga;

7) perkantoran untuk kegiatan perkantoran pemerintahan dan pelayanan jasa;

8) fasilitas penyimpanan bahan bakar (bunker);

9) instalasi air, listrik dan komunikasi;

10) akses jalan dan/atau rel kereta api;

11) fasilitas pemadam kebakaran;

12) tempat tunggu kendaraan bermotor sebelum naik ke kapal.

2. Penetapan pelabuhan penyeberangan kelas II :

a. volume angkutan:

1) penumpang : 1000 - 2000 orang/hari;

2) kendaraan : 250 - 500 unit/hari;

b. frekuensi 6 -12 trip/hari;

c. dermaga 500 - 1000 GRT;

d. waktu operasi 6 -12 jam/hari;

e. fasilitas pokok sekurang-kurangnya meliputi:

1) perairan tempat labuh termasuk alur pelayaran;

2) kolam pelabuhan;

3) fasilitas sandar kapal;

4) fasilitas penimbangan muatan,

5) terminal penumpang;

6) akses penumpang dan barang ke dermaga;

7) perkantoran untuk kegiatan perkantoran pemerintahan dan pelayanan jasa;

8) fasilitas penyimpanan bahan bakar (bunker).

3. Penetapan pelabuhan penyeberangan kelas III :

a. volume angkutan:

1) penumpang < 1000 orang/hari;

2) kendaraan < 250 unit/hari;

b. frekuensi < 6 trip/hari;

Page 12: Makalah pelabuhan

c. dermaga < 500 GRT;

d. waktu operasi < 6 jam/hari;

e. fasilitas pokok sekurang-kurangnya meliputi:

1) perairan tempat labuh termasuk alur pelayanan;

2) Kolam pelabuhan;

3) fasilitas sandar kapal;

4) fasilitas penimbangan muatan;

5) terminal penumpang,

6) akses penumpang dan barang ke dermaga;

7) perkantoran untuk kegiatan perkantoran pemerintahan dan pelayanan jasa.

Didalam pengelolaannya pelabuhan juga diklasifikasikannya kedalam pelabuhan daratan.

Pelabuhan daratan mempunyai peran sebagai terminal peti kemas untuk pengumpulan dan

distribusi barang di daratan yang di hubungkan dengan pelabuhan induknya melalui jalan

atau jalur kereta api.

Pelabuhan daratan menurut klasifikasinya, dikembangkan dengan memperhatikan:

a. kelas dari pelabuhan induknya;

b. jaringan jalan dan/atau jalur kereta api;

c. cakupan hinterland;

d. kegiatan lalu lintas yangada di dalam pelabuhan daratan;

e. frekuensi kegiatan angkutan dari pelabuhan daratan ke pelabuhan induknya atau

sebaliknya;

f. memiliki fasilitas:

1) bongkar muat;

2) lapangan penumpukan;

3) gudang;

4) prasarana dan sarana angkutan barang;

5) perlengkapan/peralatan untuk pengemasan; dan

6) kantor penyelenggara pelabuhan.

Pelabuhan daratan diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu :

1.      Pelabuhan Daratan Kelas I

a. volume angkutan barang/peti kemas > 20.000 TEU’s/tahun

b. luas terminal > 3 Ha

Page 13: Makalah pelabuhan

c. area penumpukan > 8.000 m2

d. kapasitas penumpukan > 1.000 TEU’s

e. gudang ekspor >450 m2

f. gudang impor > 450 m2

g. hangar mekanik > 350 m2

h. gedung perkantoran > 400 m2

i. area bongkar muat dan lalu lintas trailer/alat berat > 6.000 m2

j. panjang landasan pacu gantry crane > 250 m2

k. panjang jalan rel untuk bongkar muat.

2.      Pelabuhan Daratan Kelas II

a. volume angkutan barang/peti kemas < 12.000 TEU’s/tahun;

b. luas terminal < 2 Ha

c. area penumpukan : 5.000 – 8.000 m2

d. kapasitas penumpukan 750 – 1.000 TEU’s

e. gudang ekspor: 300 – 450 m2

f. gudang impor: 300 – 450 m2

g. hangar mekanik: 250 – 350 m2

h. gedung perkantoran: 250 – 400 m2

i. area bonkar muat dan lalu lintas trailer/alat berat > 6.000 m2

j. panjang landasan pacu gantry crane: 200 – 250 m2

k. panjang jalan rel untuk bongkar muat.

3.      Pelabuhan Daratan Kelas III

a. volume angkutan barang/peti kemas < 12.000 TEU’s/tahun;

b. luas terminal < 2 Ha

c. area penumpukan < 5.000 m2

d. kapasitas penumpukan < 750 TEU’s

e. gudang ekspor < 300 m2

f. gudang impor < 300 m2

g. hangar mekanik < 250 m2

h. gedung perkantoran < 250 m2

i. area bonkar muat dan lalu lintas trailer/alat berat < 3.000 m2

j. panjang landasan pacu gantry crane < 200 m2

Page 14: Makalah pelabuhan

k. panjang jalan rel untuk bongkar muat.

Dalam hal otoritas pengelolaannya, pelabuhan dikelola dengan beberapa jenis

pengelolaan sesuai dengan fungsi dan hirarkinya. Pelabuhan laut lokal yang diselenggarakan

oleh Pemerintah (unit Pelaksana Teknis/Satuan Kerja Pelabuhan), diserahkan kepada

Pemerintah Kabupaten/Kota di lokasi pelabuhan laut tersebut berada sebagai tugas

desentralisasi. Kemudian Pelabuhan laut regional yang diselengarakan oleh Pemerintah (Unit

Pelaksana Teknis/satuan Kerja Pelabuhan), dilimpahkan kepada Pemerintah Propinsi di

lokasi pelabuhan laut tersebut berada, sebagai tugas dekosentrasi. Untuk pelabuhan dengan

skala kecil seperti Pelabuhan sungai dan danau diselenggrakan oleh Kabupaten/Kota yang

pelaksanaanya dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Kabupaten/Kota atau Badan Usaha

Pelabuhan Daerah. Sedangkan untuk pelabuhan yang berfungsi sebagai Pelabuhan

penyeberangan diselenggarakan oleh Pemerintah yang pelaksanaannya diserahkan kepada

Badan Usaha Milik Negara atau oleh Kabupaten/Kota yang pelaksanaannya oleh Unit

Pelaksana Teknis kabupaten/Kota atau Badan Usaha Pelabuhan Daerah.

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam hal pengelolaan pelabuhan, yaitu ;

a. Pelabuhan harus terletak pada lokasi yang dapat menjamin keamanan dan keselamatan

pelayaran serta dapat dikembangkan dan dipelihara sesuai standar yang berlaku;

b. Pelabuhan harus mempertimbangkan kemudahan pencapaian bagi pengguna;

c. Pelabuhan harus mudah dikembangkan, untuk memenuhi peningkatan permintaan akan jasa

angkutan laut;

d. Pelabuhan harus menjamin pengoperasian dalam jangka waktu panjang;

e. Pelabuhan harus berwawasan lingkungan;

f. Pelabuhan harus terjangkau secara ekonomis bagi pengguna dan penyelenggara pelabuhan.

2.2 Kinerja Pengelolaan

Pelabuhan di Indonesia

Pengelolaan pelabuhan di

Indonesia bisa dikatakan

masih belum

mengembirakan, apalagi

membanggakan. Masih

banyak pengelelolaan yang

Page 15: Makalah pelabuhan

kurang professional dari para pengelola pelabuhan, yang dalam hal ini adalah pemerintah.

Masih banyak kekurangan yang bisa diidentifikasi oleh para stakeholders di bidang

pelabuhan ini.

Disamping kekurangan – kekurangan tersebut, ada beberapa masalah - masalah umum

yang kerap kali muncul dalam konteks pengelolaan pelabuhan. Masalah – masalah itu ialah

antara lain :

1.      Lamanya proses bongkar muat di pelabuhan – pelabuhan di Indonesia

2.      Lamanya pengurusan kepabeanan di Indonesia

3.      Fasilitas pelabuhan yang berkualitas buruk

4.      Lamanya waktu tunggu di pelabuhan – pelabuhan di Indonesia

5.      Kedalaman pelabuhan di Indonesia yang tidak memenuhi syarat

Faktanya masih banyak masalah yang dapat diidentifikasi dari pengelolaan pelabuhan.

Tetapi 5 masalah – masalah yang ada di atas merupakan masalah – masalah umum yang

sering terjadi dalam hal pengelolaan pelabuhan di Indonesia.

Para pengusaha selaku pihak yang paling sering memanfaatkan jasa pelabuhan ini pun

kerap kali mengeluh mengenai buruknya sarana dan prasarana dari pelabuhan – pelabuhan di

Indonesia. Salah satu contohnya ialah pada pelabuhan tanjung priok. Seperti yang telah

disebutkan sebelumnya, para pengusaha yang barang – barangnya di angkut melalui container

melalui pelabuhan tanjung priok kerap kali menghadapi lamanya proses bongkar muat di

pelabuhan ini. Akibat keterlambatan penanganan kargo, banyak kapal menghindari Tanjung

Priok. Untuk keperluan ekspor impor, kapal-kapal asing memilih untuk berlabuh di

Singapura dan Malaysia. Bank Dunia pun mencatat, system dan efisiensi pelabuhan di

Indonesia sangat buruk. Kondisi ini jelas memperburuk daya saing harga barang Indonesia.

Akibatnya, potensi devisa pun menguap ke Negara – Negara lain yang bertetanggga dengan

Indonesia.

Masalah lain yang kerap muncul dalam hal pengelolaan pelabuhan di Indonesia adalah

lamanya waktu kepngerusan kepabeanan di Indonesia. Hal ini menyebabkan rendahnya minat

para investor yang sebagian besar aktivitasnya berhubungan dengan pelabuhan untuk masuk

ke Indonesia. Mereka enggan untuk berurusan dengan birokrasi Indonesia yang sangat

berbelit – belit. Alas an lainnya ialah karena mereka sadar, dengan birokrasi yang semakin

berbelit – belit, hal itu akan mempengaruhi stabilitas dari produk mereka. Karena mereka

mau tidak mau mereka pasti akan memperhitungkan biaya – biaya birokrasi Indonesia

kedalam produk mereka, yang sudah pasti merupakan sebuah pemborosan dan tidak

menambah nilai apa – apa kepada produk yang mereka jual.

Page 16: Makalah pelabuhan

Selain itu masalah mengenai buruknya fasilitas – fasilitas yang tersedia di pelabuhan –

pelabuhan Indonesia juga merupakan permasalahan umum yang sampai sekarang belum ada

penyelesaiannya.

Fasilitas – fasilitas pelabuhan di Indonesia banyak yang sudah tua dan juga kurang

berfungsi dengan baik karena tidak di maintain dengan baik. Hal ini tentu saja sangat

mempengaruhi operasional dan citra pelabuhan di Indonesia.

Jika dibandingkan dengan Negara tetangga terdekat kita, Malaysia, Indonesia jauh

tertinggal dalam hal ketersediaan pelabuhan fasilitas pelabuhan yang memadai.

Salah fasilitas pelabuhan Indonesia yang kurang memadai adalah kedalaman pelabuhan

atau deep see port yang ada di Indonesia. Sebagian besar pelabuhan di Indonesia tidak bisa

menjaga tingkat kedalaman lautnya sampai 14 meter atau lebih sehingga tidak dapat

memenuhi kriteria deep sea port. Akibatnya, pelabuhan-pelabuhan di Indonesia hanya

menjadi pengumpan bagi pelabuhan milik beberapa negara tetangga.

Masalah – masalah diatas menyebabkan pengelolaan pelabuhan menjadi tidak efektif. Hal

ini berujung pada lamanya waktu tunggu bagi kapal – kapal untuk bersandar di pelabuhan –

pelabuhan yang ada di Indonesia.

Pemerintah saat ini dituntut untuk segera memperbaiki masalah ini. Karena pelabuhan

mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting dalam pergerakan dan pertumbuhan

perekonomian suatu negara.

2.3 Strategi Peningkatan Kinerja Pelabuhan di Indonesia

Untuk meningkatkan kinerja

dari pelabuhan, pemerintah

perlu untuk sesegera mungkin

mengambil langkah nyata dalam

hal penyelesaian masalah –

masalah yang dihadapi oleh

pelabuhan Indonesia.

Ada beberapa cara yang

dapat dijadikan sebagai

alternatif untuk menyelesaikan

permasalahan ini. Namun sebelumnya kita harus menentukan terlebih dahulu prioritas

pengembangan peabuhan yang ada sekarang ini. Dari semua masalah yang telah disebutkan

diatas, masalah yang paling penting untuk diselesaikan terlebih dahulu adalah perbaikan

Page 17: Makalah pelabuhan

fasilitas yang ada pada pelabuhan. Langkah pertama ialah merevitalisasi pelabuhan –

pelabuhan utama di Indonesia. Sedikitnya, pemerintah harus serius mengembangkan 10

pelabuhan utama seperti Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Mas, Tanjung Perak, Bitung,

Pontianak, Pangkalan Bun, Panjang, dan beberapa pelabuhan yang memiliki posisi strategis.

Dengan kedalaman kolam hanya sekitar 13,5 meter, Pelabuhan Tanjung Priok hanya mampu

disandari kapal-kapal kecil-menengah. Kapal-kapal itu umumnya merupakan kapal feeder

dari pelabuhan di Singapura, Malaysia, dan Hong Kong. Selama ini, 80-90% kegiatan ekspor-

impor Indonesia harus melalui pelabuhan di negara lain.

Dengan perbaikan fasilitas – fasilitas pada 10 pelabuhan utama tersebut, diharapkan

potensi ekonomi dari pelabuhan Indonesia tidak “menguap” ke Negara – Negara tetangga

lainnya.

Tentu hal ini perlu didukung dengan modal yang besar. Untuk mengembangkan

pelabuhan Tanjung Priok, sebagai pengelola, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II mengaku

membutuhkan investasi sekitar Rp 22 triliun. Dana sebesar itu dibutuhkan untuk

memperlebar terminal yang akan dilakukan dalam tiga tahap. Namun nilai investasi itu

terbilang kecil dibanding manfaat yang bakal diperoleh ke depan. Angka ini jauh lebih kecil

ketimbang defisit neraca pembayaran Indonesia dari sektor pelayaran yang mencapai US$ 13

miliar per tahun.

Dalam hal perbaikan fasilitas pelabuhan, dal hal ini kolam pelabuhan, para pengusaha

pelayaran mengusulkan kepada pemerintah agar memperdalam kolam pelabuhan di Indonesia

hingga 16 meter. Dengan demikian, pelabuhan ini mampu menampung kapal-kapal

bermuatan 6.000 TEUs. Dengan adanya perbaikan kolam pelabuhan tersebut, para pengusaha

yakin jika pengelola pelabuhan dapat meningkatkan produktivitas bongkar muat menjadi 20-

25 boks container per jam per crane.

Jika perbaikan (kolam pelabuhan) dapat dilaksankan merata setidaknya pada 10

pelabuhan utama di Indonesia, dapat dipastikan produktivitas pelabuhan Indonesia juga akan

meningkat.

Masalah lain yang perlu untuk ditangani secara serius adalah lamanya kepengurusan

kepabeanan di pelabuhan – pelabuhan di Indonesia.

Indonesia memang identik dengan birokrasinya yang berbelit – belit, yang membuka

peluang untuk praktek – praktek yang tidak etis seperti korupsi.

Hal – hal ini sungguh telah mengurangi nilai tambah bagi pelabuhan – pelabuhan di

Indonesia. Dengan adanya hal ini, para pengusaha (terutama investor asing) lebih memilih

untuk menjadikan pelabuhan di Indonesia sebagai tempat untuk kapal – kapal feeder mereka.

Page 18: Makalah pelabuhan

Mereka lebih memilih untuk menempatkan kapal utamanya di pelabuhan – pelabuhan di

negara – negara seperti Singapura dan Malysia karena kepengurusan administrasi disana jauh

lebih efisien dan efektif. Sudah saatnya Indonesia memanfaatkan potensi ekonomi yang

seharusnya menjadi miliknya tersebut.

Langkah yang perlu diambil untuk menyelesaikan permasalahan ini adalah dengan

merubah system administrasi pada pelabuhan di Indonesia. Pelabuhan – pelabuhan di

Indonesia memiliki kinerja yang lambat dari segi administrasi karena terlalu banyak berkas –

berkas dan juga birokrat yang harus dilewati sebelum sistem dijalankan.

Permasalahan ini dapat diatasi dengan melengkapi pelabuhan – pelabuhan di Indonesia

dengan sistem informasi yang memadai. Kemudian perlu dilakukan evaluasi terhadap

proporsionalitas dari managamen di pelabuhan. Jika kita ingin mempercepat jalannya suatu

sistem, salah satu caranya ialah menyederhanakan proses dari sitem tersebut tanpa

mengesampingkan esensinya. Oleh karena itu praktek – praktek birokratif harus segera

dihilangkan guna meningkatkan kinerja pelabuhan dari segi pengelolaan waktu. Tetapi hal

yang paling penting untuk diperhatikan adalah pengembangan sumber daya manusia di

pelabuhan – pelabuhan di Indonesia. Hal ini penting karena, jangan sampai perampingan

angkatan kerja pada pelabuhan justru menurunkan tingkat produktivitas dari pelabuhan itu

sendiri. Maka dari itu diperlukan tenaga – tenaga kerja yang terampil, dalam jumlah yang

pas, untuk melaksanakan fungsi dan tugas dari pengelolaan pelabuhan. Tentu saja

pengembangan keterampilan dalam hal penggunaan teknologi berbasis informasi dan juga

yang sifatnya teknikal merupakan prioritas. Karena hal inilah yang mampu mendorong

produktivitas.

Namun masalah pelabuhan di Indonesia adalah suatu hal yang kompleks. Diperlukan

kesungguhan dari tiap – tiap stakeholders yang ada untuk memperbaiki kinerja pelabuhan.

Selain itu diperlukan pengukuran yang presisi terhadap tiap strategi yang di terapkan. Agar

modal yang besar yang digunakan untuk membangun pelabuhan dapat

dipertanggungjawabkan nantinya.

Permerintah tentu saja memegang peran penting untuk hal ini. Pemerintah harus berperan

sebagai penyelia yang secara berkala memantau penerapan dari semua strategi yang telah

disepakati dan diterapkan. Karena pada umumnya meskipun telah dirumuskan dengan sangat

baik, tiap strategi yang ada menjadi kacau saat diimplementasikan. Hal ini tentu saja karena

kurangnya koordinasi. Diharapkan pemerintah dapat menjalankan peran ini dengan baik,

bukan malah semakin memperburuknya.

Page 19: Makalah pelabuhan

BAB III

PENUTUP

Page 20: Makalah pelabuhan

3.1  Kesimpulan

Pengelolaan pelabuhan merupakan suatu hal yang sangat kompleks. Meskipun

pemerintah telah dengan sangat baik menetapkan ketentuan pengelolaannya, masalah masih

tetap ada. Hal ini umumnya dikarenakan kurangnya modal untuk mengembangkan pelabuhan

yang ada. Sehingga menyebabkan kurang baiknya kepengurusan pelabuhan, seperti buruknya

fasilitas pelabuhan yang ada.

Prestasi pelabuhan di Indonesia juga tidak membanggakan. Kita masih kalah jauh jika

dibandingkan dengan negara – negara asia tenggara lainnya seperti Singapura dan Malaysia.

Oleh karena itu kita perlu untuk mengejar ketertinggalan kita ini.

Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah memperbaiki fasilitas dasar dari

pelabuhan, yang selama ini selalu dikeluhkan. Peran serta pemerintah sangat penting guna

memastikan bahwa hal ini berjalan sebagaimana mestinya.

Dengan adanya kesadaran mengenai hal ini, niscaya akan tercipta pola pengembangan

pelabuhan yang berkesinambungan, yang mampu untuk memperbaiki kinerja pelabuhan di

Indonesia. Namun sekali lagi kami tekankan, tahap perncanaan dan tahap pengawasan

merupakan factor yang sangat mempengaruhi terwujudnya hal ini.

Tidak realistis memang mengharapkan Indonesia mampu untuk bersaing dengan

Singapura atau Malysia dalam hal kualitas pelabuhan. Akan tetapi kita harus tetap optimis,

pelabuhan di Indonesia suatu saat nanti akan memilikiprestasi yang membanggakan.

3.2. Saran

Jadi pada dasarnya Indonesia telah memiliki jaringan perhubungan yang cukup baik

bila terurus dengan baik. Akan tetapi karena pertumbuhan penduduk, keterbatasan anggaran

untuk pengurusan, serta mobilitas satuan-satuan ekonomi yang lebih cepat, tepat, selamat,

maka sektor perhubungan masih dianggap sektor yang harus terus dibenahi karena

memegang peranan strategis bagi pertumbuhan ekonomi. Untuk itu pemerintah diharapkan

memberi prioritas penting pada sektor perhubungan khususnya perhubungan laut.

Daftar Pustaka

Page 21: Makalah pelabuhan

Berita Maritim. 2007. “Dukung Perdagangan – Perlu Revutalisasi Pelabuhan” dalam

http://www.beritamaritim.com, diakses 18 Maret 2011.

Humas Setda. Kabupaten Belitung. 2008. “Master Plan Pelabuhan Tanjung Padan” dalam

http://www.belitungkab.go.id, diakses 16 Maret 2011.

Investor Daily. 2011. “Ironi Pelabuhan di Negeri Kepulauan” dalam http://www.investor.co.id,

diakses 16 Maret 2011.

Kompas. 2008. “Transportasi Pelabuhan Indonesia” dalam http://www.pksplipb.or.id, diakses 17

Maret 2011.

Menteri Perhubungan. 2002. Tatanan Kepelabuhan Nasional – Keputusan Menteri Perhubungan

Nomor KM 53 TAHUN 2002.