Makalah Pbl Perilaku Sehat
-
Upload
anonymous-qwse0yvwf -
Category
Documents
-
view
146 -
download
3
description
Transcript of Makalah Pbl Perilaku Sehat
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sehat adalah sesuatu yang menjadi keinginan setiap manusia. Namun datangnya
penyakit merupakan sesuatu yang tidak bisa ditolak. Membuat pengaharapan agar
perilaku seseorang dapat mencerminkan perilaku sehat sehingga dapat mencegah dan
melindungi seseorang dari penyakit. Perilaku sehat sendiri bukan merupakan sesuatu
yang dapat dipelajari secara mutlak. Dikarenakan banyak faktor yang dapat
mempengaruhi perilaku sehat seseorang baik itu dari luar maupun dari dalam. Perilaku
sehat juga sebagai sebuah hal yang harus dimiliki dan dijalani oleh masyarakat luas.
Namun patut disesalkan apabila masalah perilaku sehat ini masih belum mendapatkan
sebuah perhatian yang baik oleh masyarakat di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri data
terakhir mengenai kesehatan di Indonesia menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) 2004 menyatakan bahwa 33% kesehatan di Indonesia masih buruk. Lebih dari
sepertiga dari jumlah penduduk menjadi perokok aktif sejak usia 15 tahun. Begitu pula
dalam budaya mengonsumsi makanan sehat dan bergizi maupun olah raga bagi kaum
muda di Indonesia masih sangat rendah.1 Begitu juga masalah HIV/AIDS,menurut data
statistik yang diluncurkan oleh WHO pada akhir tahun 2008 2,7 juta orang termasuk
dewasa dan anak-anak dibawah umur 15 tahun terinfeksi HIV.Dan sebagian besar infeksi
terjadi akibat seks bebas dan penyalah gunaan narkotik.2 Hal-hal diatas sebagai sebuah
contoh akibat tidak adanya perilaku sehat di dalam kehidupan masyarakat.Masyarakat
cenderung untuk mengeneralisasikan konsep perilaku sehat.Tanpa didasari oleh sebuah
pemahaman yang baik akan apa konsep perilaku sehat sebenarnya dan bagaimana
menerapkan perilaku sehat itu.
1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk membahas dan meningkatkan
pengetahuan tentang perilaku hidup sehat. Melalui pembuatan makalah ini penulis
mengharapkan pembaca dapat mengetahui definisi perilaku sehat,faktor-faktor penentu
perilaku hidup seseorang,dan cara meningkatkan perilaku sehat seseorang. Diharapkan
setelah membaca makalah ini pembaca dapat lebih mengetahui dan mau berperilaku
sesuai dengan perilaku sehat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Perilaku adalah respon individu terhadap stimulasi,baik yang berasal dari luar
maupun dari dalam dirinya3. Respons ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan : berpikir,
berpendapat, bersikap) maupun aktif (melakukan tindakan).Perilaku aktif dapatlah
dilihat, sedangkan perilaku pasif tidaklah tampak, seperti misalnya pengetahuan,
persepsi, atau motivasi. Menurut Bloom, perilaku dibedakan menjadi perilaku kognitif
(yang menyangkut kesadaran atau pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor
(tindakan/gerakan). Ahli-ahli lain menyebutnya dengan istilah pengetahuan, sikap, dan
tindakan, atau disingkat KAP (knowledge, attitude, practice)4. Perilaku itu sendiri
bukanlah merupakan sesuatu yang mutlak melainkan sesuatu yang terus berkembang dan
dapat dipelajari agar dapat membangun perilaku individu menjadi lebih baik lagi.
Perilaku adalah faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi
kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat.Error: Reference source not found Dari
segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup)
yang bersangkutan. Semua makhluk hidup mulai dari tumbuhan, hewan, dan manusia
berperilaku, karena punya aktivitas masing-masing. Perilaku (manusia) adalah semua
tindakan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak
dapat diamati oleh pihak luar.
Dari segi psikologis, perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap
stimulus. Teori ini diungkapkan oleh Skinner. Skinner membedakan respons menjadi dua
jenis, yaitu: 5
Respondent respons atau reflexive
merupakan tanggapan yang ditimbulkan oleh rangsangan stimulus tertentu.
Stimulus semacam ini disebut eliviting stimulation, yang menimbulkan respons
atau tanggapan yang relatif tetap. Respons ini juga termasuk respons emosi atau
perilaku emosional. Jenis respons ini keberadaanya sangat terbatas dan
kemungkinan untuk dimodifikasi sangat kecil.
Operant response atau instrumental response
merupakan respons atau tanggapan yang timbul dan berkembang, kemudian
diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Sebagian besar perilaku manusia
adalah operant response. Oleh karena itu, untuk membentuk jenis respons atau
perilaku perlu diciptakan suatu kondisi yang disebut operant conditioning, yaitu
dengan menggunakan urutan-urutan komponen penguat berupa hadiah atau
reward.
Secara umum, perilaku dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: Error: Reference source not
found
Perilaku ideal (ideal behavior)
Ialah tindakan yang bisa diamati yang menurut para ahli perlu dilakukan oleh
individu atau masyarakat untuk mengurangi atau membantu memecahkan
masalah.
Perilaku yang sekarang (current behavior)
Ialah perilaku yang dilaksanakan saat ini.
Perilaku yang diharapkan (expected/feasible behavior)
Ialah perilaku yang diharapkan bisa dilaksanakan oleh sasaran.
Perilaku juga merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi. Seiring
dengan tidak disadari bahwa interaksi itu sangat kompleks sehingga kadang- kadang kita
tidak sempat memikirkan penyebab seseorang menerapkan perilaku tertentu. Karena
itu amat penting untuk dapat menelaah alasan dibalik perilaku individu, selama ia
mampu mengubah perilaku tersebut.
PERILAKU SEHAT
2.2 Definisi sehat
sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi
juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial
dan spiritual. Menurut WHO Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan
yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit
atau kelemahan. Definisi WHO tentang sehat mempunyui karakteristik berikut yang
dapat meningkatkan.
konsep sehat yang positif :6
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial
dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan
yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan
jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Dalam pengertian yang paling luas sehat
merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spiritual dan
penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam mempertahankan
kesehatannya.
Perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatannyaError: Reference source not found.Cara yang digunkan
sangat beragam bisa dengan menjaga kebersihan diri,melakukan olah raga untuk menjaga
kebugaran tubuh,maupun dengan makan makanan yang bergizi.perilaku sehat ini terkait
akan tindakan dan kebiasaan yang dilakukan individu dalam menjaga kesehatan.
Dengan demikian, perilaku kesehatan dapat dirumuskan sebagai segala bentuk
pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya yang menyangkut
pengetahuan , sikap dan tindakannya yang berkaitan dengan kesehatan. Sedangkan
menurut Lyanda Juall Carpentio7, perilaku sehat adalah kondisi ketika individu dengan
kondisi kesehatan yang stabil berupaya aktif mencari cara untuk mengubah kebiasaan
pribadi yang sehat dan/atau lingkungan guna beralih ke tingkat kesehatan yang lebih
tinggi. Konsep akan perilaku sehat pertama kalinya dicetuskan oleh Becker.Setelah
sebelumnya Becker menggunakan konsep perilaku milik Bloom yang terdiri dari
pengetahuan,sikap dan praktik menjadi pengetahuan kesehatan,sikap pada kesehatan dan
praktik kesehatan.8 Pengetahuan kesehatan sendiri meliputi pengetahuan yang dimiliki
oleh seseorang tentang dunia kesehatan.Seperti pengetahuan tentang berbagai macam
penyakit,cara menjaga kesehatan, dan pelayanan kesehatan. Becker menguraikan perilaku
kesehatan menjadi tiga domain, yakni pengetahuan kesehatan (health knowledge),
sikap terhadap kesehatan (health attitude) dan praktek kesehatan (health practice). Hal
ini berguna untuk mengukur seberapa besar tingkat perilaku kesehatan individu yang
menjadi unit analisis penelitian. Becker mengklasifikasikan perilaku kesehatan menjadi
tiga dimensi :
1 Pengetahuan Kesehatan Pengetahuan tentang kesehatan mencakup apa yang
diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan, seperti
pengetahuan tentang penyakit menular, pengetahuan tentang faktor-faktor yang
terkait. dan atau mempengaruhi kesehatan, pengetahuan tentang fasilitas
pelayanan kesehatan, dan pengetahuan untuk menghindari kecelakaan.
2 Sikap terhadap kesehatan Sikap terhadap kesehatan adalah pendapat atau
penilaian seseorang terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan
kesehatan, seperti sikap terhadap penyakit menular dan tidak menular, sikap
terhadap faktor-faktor yang terkait dan atau mempengaruhi kesehatan, sikap
tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan sikap untuk menghindari kecelakaan.
3 Praktek kesehatan Praktek kesehatan untuk hidup sehat adalah semua kegiatan
atau aktivitas orang dalam rangka memelihara kesehatan, seperti tindakan
terhadap penyakit menular dan tidak menular, tindakan terhadap faktor-faktor
yang terkait dan atau mempengaruhi kesehatan, tindakan tentang fasilitas
pelayanan kesehatan, dan tindakan untuk menghindari kecelakaan.
Sikap pada kesehatan adalah mengenai penyataan evaluatif terhadap subjek,objek dan
peristiwa (dalam hal ini mengenai pengetahuan kesehatan yang sudah diterimanya ) serta
mencerminkan kondisi emosional yang dialami saat itu.9 Sikap ini juga yang akan
menentukan apakah praktik kesehatan akan dilakukan atau tidak.Agar ketiga hal ini dapat
menjadi perilaku sehat maka disetiap poin harus berjalan dengan baik.Karena perilaku
sehat itu nantinya terefleksi oleh praktik kesehatan yang telah dilakukan.Dalam
menjalankan perilaku sehat itu perlu dilakukan sebuah upaya seperti promosi
kesehatan.Dalam promosi kesehatan diperlukan dua hal yaitu pengetahuan dan
kemampuan sosial.10’Error: Reference source not found
Sedangkan menurut Solita Sarwono, perilaku sakit adalah segala bentuk tindakan yang
dilakukan oleh individu yang sedang sakit agar memperoleh kesembuhanError:
Reference source not found’Error: Reference source not found . Sedangkan Cals dan
Cobb mengemukakan perilaku kesehatan sebagai: “perilaku untuk mencegah penyakit
pada tahap belum menunjukkan gejala (asymptomatic stage)”.
Menurut Mechanic, seorang ahli sosiologi dan psikologi sosial, perilaku sakit
adalah reaksi optimal dari individu jika dia terkena suatu penyakit. Dan reaksi ini
sangatlah ditentukan oleh sistem sosialnya. Perilaku sakit erat hubungannya dengan
konsep diri, penghayatan situasi yang dihadapi, pengaruh petugas kesehatan, serta
pengaruh birokrasi. Teori ini disebut teori respons bertahan. Ada dua faktor utama yang
menentukan perilaku sakit : persepsi atau definisi individu tentang suatu situasi/penyakit,
serta kemampuan individu untuk melawan serangan penyakit tersebut. Perilaku sakit dan
perilaku sehat adalah subyektif sifatnya. Penilaian individu terhadap status kesehatannya
ini merupakan salah satu faktor yang menentukan perilakunya, yaitu perilaku sehat jika
dia menganggap dirinya sehat, dan perilaku sakit jika merasa dirinya sakit.Error:
Reference source not found
Perilaku terhadap sakit dan penyakit sendiri dapat diklasifikasikan menurut tingkat
pencegahannya menjadi tiga bentuk perilaku,yaitu:
Perilaku peningkatan dan pemeliharaan kesehatan(health promotion behavior)Error:
Reference source not found
Perilaku seseorang untuk memelihara dan meningkatkan daya than tubuh
terhadap masalah kesehatan.Bentuknya dapat dengan makan makanan
bergizi,melakukan senam pagi,melakukan meditasi serta dengan sarapan sebelum
memulai aktivitas.
Perilaku pencegahan penyakit(health prevention behavior)Error: Reference source not found
Segala tindakan yang dilakukan agar seseorang terhindar dari
penyakit.Bentuknya dapat dengan melakukan imunisasi maupun melakukan
penyuluhan tentang bahaya seks bebas.
Perilaku pencarian pengobatan(health seeking behavior)Error: Reference source not found
Perilaku ini menyangkut segala tindakan yang dilakukan seseorang saat
menderita penyakit atau kecelakaan,mulai dengan cara mengobati sendiri maupun
sampai mencari bantuan ahli. Bentuknya dapat dengan membeli obat dari took
obat maupun pergi berobat ke pelayanan kesehatan maupun ke pelayaanan
tradisional.
Perilaku pemulihan kesehatan(health rehabilitation behavior)Error: Reference source not found
Perilaku yang mengusahakan agar sakit atau cacat yang diderita tidak
menjadi hambatan sehingga individu yang menderita dapat berfungsi optimal
secara fisik,mental dan sosial. Bentuknya bisa berupa diet pada penderita diabetes
mellitus.
Perilaku sehat terkait dengan:
pemeliharaan kesehatan
pemulihan kesehatan
peningkatan kesehatan
2.3 Lima Perilaku Sehat
1. Pencegahan
Pencegahan adalah segala tindakan yang secara medis direkomendasikan, dilakukan
secara sukarela oleh seseorang yang percaya dirinya sehat dan bermaksud untuk
mencegah penyakit atau ketidakmampuan atau untuk mendeteksi penyakit yang tidak
tampak nyata (asimptomatik).
Pencegahan terhadap penyakit ada 2 macam, yaitu secara medis dan non-medis.
Secara medis, pencegahan bisa dilakukan dengan imunisasi atau makan makanan
bergizi yang mengandung kebutuhan tubuh. Secara non-medis, bisa dilakukan
dengan makan teratur, tidak merokok, taat berlalu lintas, dan lain-lain.
Pencegahan juga dibagi menjadi primer dan sekunder. Pencegahan primer bersifat
mengurangi atau menghilangkan faktor resiko, misalnya dengan tidak merokok.
Sementara pencegahan sekunder dilakukan dengan deteksi dini dari suatu kondisi
dan meminimalkan dampak yang mungkin terjadi, misalnya dengan melakukan
medical check up.
Sedangkan, menurut Level dan Clark , dalam kesehatan masyarakat ada lima tingkat
pencegahan penyakit, yaitu:
Peningkatan kesehatan
Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu
Menegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat
Pembatasan kecacatan
Pemulihan kesehatan
Peningkatan kesehatan dan perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-
penyakit tertentu adalah usaha-usaha yang dilakukan sebelum sakit (pre patogenesis),
dan disebut dengan pencegahan primer.
Penegakan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat, pembatasan
kecacatan dan pemulihan kesehatan adalah usaha-usaha yang dilakukan pada waktu
sakit (patogenesis). Penegakan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan
tepat disebut pencegahan sekunder. Sedangkan pembatasan kecacatan dan pemulihan
kesehatan disebut pencegahan tersier.11
2. Perlindungan
Perlindungan adalah tindakan yang dilakukan seseorang untuk melindungi,
meningkatkan dan menjaga kesehatan. Tindakan ini dapat merupakan tindakan medis
atau non medis. Contohnya adalah dengan berdoa, minum pencahar, minum vitamin,
dan lain-lain.
3. Perilaku sebelum sakit
Perilaku sebelum sakit adalah tindakan yang dilakukan oleh orang yang tidak yakin
akan kondisi kesehatnnya. Individu dibingungkan oleh sensasi badannya atau
perasaannya yang merasa sakit. Individu kemudian ingin memperjelas arti
kondisinya dan kemudian menentukan apakah mereka sehat atau tidak. Individu juga
bertanya dalam hati apa yang akan dilakukan kalau mereka ternyata benar sakit.
Individu juga mencari pertolongan. Contohnya adalah datang ke dokter, cek darah,
dan lain-lain.
4. Perilaku saat sakit
Perilaku saat sakit adalah tindakan yang dilakukan oleh orang yang sakit, baik yang
dilakukan oleh orang lain atau dirinya sendiri. Contohnya adalah kontrol ke dokter,
tirah baring, dan lain-lain.
5. Kondisi sosial
Kondisi sosial adalah tindakan yang dilakukan oleh lingkungan sosial agar kesehatan
tetap terjamin. Contohnya adalah penyuluhan kesehatan, kompetensi profesional
dokter, dan lain-lain.
Dari kelima perilaku sehat yang telah dijelaskan sebelumnya.Kelima perilaku sehat
tersebut sebagai sebuah perilaku ideal yang harus dilakukan oleh tiap-tiap orang agar
melakukan perilaku sehat.
2.4 Hal-hal yang Menentukan Perubahan Perilaku Sehat Individu
Perilaku sehat seseorang dalam perkembangannya bisa berubah baik untuk
menjadi yang lebih baik atau kembali ke perilaku lama. Banyak cara untuk merubah
perilaku sehat seseorang :
Learning atau pembelajaran adalah perubahan yang relative permanen dalam
perilaku yang berdasarkan pengalaman12.Terkadang perubahan perilaku dapat terjadi
karena ada konsekuensinya,yaitu dengan: Reinforcement,Extinction,Punishment.
Reinforcement adalah kunci dari pembelajaran.Reinforcement itu sendiri mengacu
pada setiap kejadian yang dapat meningkatkan munculnya respon yang samaError:
Reference source not found.Sebagai contoh jika kita mau mendidik seekor anjing agar
mau melakukan suatu trik maka kita berikan makanan setiap anjing tersebut
duduk,kepuasan yang di dapat anjing akan membuat dia melakukan tindakan tersebut
lagi.Begitu pula dengan adanya hal ini perilaku sehat seseorang dapat dipengaruhi dan
dapat diperbaiki.Reinforcement sendiri di bagi menjadi dua jenis yaitu Positive
Reinforcement dan Negative Reinforcement.Error: Reference source not foundPositive
Reinforcement sendiri dapat muncul jika kita berada dalam situasi yang menyenangkan
dan individu idam-idamkan sehingga memunculkan respon.Sedangkan Negative
Reinforcement akan muncul jika individu memberikan respon untuk menghilangkan
situasi yang negative sebagai contoh jika kita sakit kepala kita meminum aspirin untuk
menghilangkan sakit kepala tersebutError: Reference source not found.Terkadang dalam
berpeliraku Positive Reinforcement dan Negative Reinforcement dapat
digabungkan.Sebagai contoh saat sedang merasa lapar individu memakan makanan
karena ingin merasakan makananan yang bercitra rasa enak(Positive Reinforcement) tapi
disisi lain juga untuk menghilangkan rasa lapar(Negative Reinforcement),
Extinction atau peniadaan adalah suatu kondisi jika sesuatu Reinforcement
dikurangkan atau dilemahkan maka dapat mengurangi kondisi yang lampauError:
Reference source not found.Proses ini memakan waktu karena apabila individu telah bisa
menghilangkan perilaku lamanya ada kemungkinan perilaku lamanya tersebut dapat
kembali lagi.Kembalinya kondisi lama ini setelah sempat mengalami
peniadaan,dinamakan spontaneous recovery.Error: Reference source not found
Punishment atau hukuman,keefektifan hukuman sangat bergantung pada waktu
yang tepat saat individu menerima atau memberikan hukuman.Saat yang tepat adalah
pada saat individu sedang melakukan respon yang salah tanpa menunggu berakhirnya
respon tersebutError: Reference source not found.Apabila hukuman menunggu respon
yang salah berakhir akan membuat individu yang salah menjadi bingung akan
kesalahannya.
Tiga konsekuensi dasar dalam pembelajaran merubah perilaku dapat dibedakan
yaitu Reinforcement yang menguatkan respon,Extincion yang menghilangkan respon,dan
Punishment yang menekan responError: Reference source not found.Selain dengan
mengunakan konsekuensi perilaku dapat dirubah dengan berberapa rangsangan,seperti
rangsangan fisik,rasangan rational, rangsangan emosional, keterampilan,jaringan
perorangan,struktur social,cost,dan perilaku yang bersaingError: Reference source not
found.Dilihat dari asal rangsangan dapat diketahui perubahan perilaku seorang individu
ditentukan dari rangsangan yang berasal baik dari luar maupun yang berasal dari dalam.
Pembelajaran bisa dilakukan karena mengobservasi perilaku orang lain
(modeling). Konsekuensi yang diterima model, mempengaruhi perilaku observer.
Contohnya remaja yang melihat individu merokok dengan nikmat/mendapat perhatian
sosial akan terdorong untuk merokok juga, namun sebaliknya, jika perokok mendapatkan
hukuman misalnya dihindari teman-temannya di sekolah maka dorongan merokoknya
akan tidak ada. Individu juga cenderung meniru perilaku individu lain yang setara dengan
dirinya, yaitu berdasarkan jenis kelamin, umur, dan ras, atau dengan orang yang lebih
tinggi statusnya, misalnya orang yang menarik fisiknya, bintang film, dan atlit. Perilaku
yang terbangun kukuh disebut kebiasaan (habit).
Kebiasaan berlangsung otomatis dan di luar kesadaran. Perilaku yang menjadi
kebiasaan sulit diubah. Antecedent adalah stimulus internal/eksternal yang mendahului
dan menjadikan situasi untuk terjadinya perilaku. Contohnya adalah seseorang harus
berdoa sebelum tidur.
1. Faktor sosial, kepribadian, dan emosional
Dukungan sosial (keluarga, teman) mendorong perilaku sehat.
Faktor kepribadian yang berhubungan adalah rasa kehati-hatian.
Faktor emosi yang berhubungan dengan stres dapat mendorong melakukan
perilaku tidak sehat seperti merokok.
2. Persepsi dan kognitif
Persepsi merupakan proses diterimanya rangsang melalui pancaindra, yang
didahului oleh perhatian sehingga individu sadar tentang sesuatu yang ada di
dalam maupun di luar dirinya. Melalui persepsi dapat diketahui perubahan
perilaku seseorang. Setiap individu kadang-kadang memiliki persepsi yang
berbeda walaupun mengamati objek yang sama.13 Persepsi tentang sakit, jika
berat kebanyakan akan mencari pertolongan.
Pengetahuan tentang kesehatan mempengaruhi perilaku sehat.
Pengetahuan yang salah (miskonsepsi) membahayakan karena tidak didasari
bukti ilmiah.
2.5 Perubahan perilaku
Proses perubahan perilaku dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor dari luar maupun dari
dalam perilaku individu. Di samping sistem susunan syaraf yang mengontrol reaksi
individu terhadap segala rangsangan, aspek-aspek di dalam diri individu yang juga sangat
berpengaruh dalam pembentukan dan perubahan perilaku ialah persepsi, motivasi, dan
emosi. Persepsi adalah pengamatan yang merupakan kombinasi dari penglihatan,
pendengaran, penciuman serta pengalaman masa lalu. Suatu obyek yang sama dapat
dipersepsikan secara berbeda oleh beberapa orang. Motivasi adalah dorongan bertindak
untuk memuaskan suatu kebutuhan. Dorongan ini diwujudkan dalam bentuk
tindakan/perilaku. Motivasi yang rendah biasanya menghasilkan tindakan yang juga
kurang kuat. Selain itu, perilaku dipengaruhi pula oleh emosi atau perasaan individu.
Emosi ini berkaitan dengan kepribadian individu.Error: Reference source not found
Beberapa rangsangan dapat menyebabkan orang merubah perilaku mereka:Error:
Reference source not found
Rangsangan fisik
Rangsangan yang bersumber pada keadaan seseorang pada suatu saat, dan juga
rasa takut terhadap keadaan yang tidak enak di masa datang dan pengalaman
buruk di masa lampau
Rangsangan rational
Rangsangan bersumber dari pengetahuan dan alasan-alasan yang dimiliki oleh
yang bersangkutan (yang bersangkutan melihat bukti-bukti nyata)
rangsangan emosional
Rangsangan bersumber dari rasa takut, cinta, atau dari harapan-harapan yang
dimiliki yang bersangkutan
keterampilan
Rangsangan bersumber pada kemampuan seseorang untuk mengadopsi dan
melanjutkan perilaku yang baru
Jaringan perorangan dan keluarga
Rangsangan bersumber dari pengaruh keluarga dan kelompok sejenis
Struktur sosial
Rangsangan bersumber dari dampak faktor-faktor sosial, ekonomi, hukum dan
teknologi terhadap kehidupan sehari-hari seseorang
Cost
– cost ekonomis, misalnya : biaya, waktu, dan lain-lain sumber daya
1http://www.litbang.depkes.go.id/~surkesnas2/download/surkesnas04.pdf 2http://www.who.int/hiv/data/2009_global_summary.gif
3 Manra,I.B.Strategi Penyuluhan Kesehatan. Jakarta:Departemen Kesehatan RI.1997
4Solita Sarwono. Sosiologi Kesehatan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press; 1993
6 Albarracín, Dolores, Blair T. Johnson, & Mark P. Zanna. The Handbook of Attitude. Routledge, 2005.
7Lyanda Juall Carpentio. Diagnosis Keperawatan : Aplikasi pada Praktik Klinis. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 20098McClelland,David C. Human Motivation. CUP Archive, 1987; 349Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi Buku 1, 2007, Jakarta: Salemba Empat
– cost sosial, misalnya : malu, bingung, dan sebagainya
Perilaku yang bersaing
Perilaku yang harus dilaksanakan pula oleh yang bersangkutan pada waktu
bersamaan
Urutan pembentukan perilaku baru khususnya pada orang dewasa diawali oleh kognitif.
Individu terlebih dahulu mengetahui stimulus untuk menimbulkan pengetahuan,
selanjutnya timbul afektif dalam bentuk sikap terhadap objek yang diketahuinya. Pada
akhirnya, setelah objek diketahui dan disadari sepenuhnya, timbul respons berupa
tindakan (psikomotor). Adapun pendapat dari beberapa tokoh atau lembaga kesehatan
memberikan beberapa teori akan pembentukan perilaku seseorang, yaitu:
1. Teori Lawrence Green (1980)
Ia menyatakan bahwa perilaku seseorang ditentukan oeh tiga faktor, yaitu:
Faktor predisposisi yaitu Faktor yang mempermudah terjadinya perilaku
seseorang, seperti pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, kebiasaan, nilai –
nilai, norma sosial, budaya, dan faktor sosio – demografi.
Faktor pendorong yaitu faktor yang memungkinkan terjadinya perilaku. Hal ini
berupa lingkungan fisik, sarana kesehatan dan fasilitas kesehatan.
Faktor penguat yaitu faktor yang memeperkuat perilaku termasuk sikap dan
perilaku tugas, kelompok referensi dan tokoh masyarakat.
2. Teori WHO (1988)
Hasil analisis tim WHO menunjukan bahwa terdapat empat penyebab orang berperilaku,
antara lain sebagai berikut.
Pemikiran dan perasaan, meliputi pengetahuan (sebagai hasil pengalaman),
persepsi, kepercayaan, sikap, dan nilai.
Orang penting sebagai referensi. Hal ini berarti perilaku seseorang banyak
dipengaruhi oleh orang – orang yang dianggap penting. Orang – orang yang
dianggap penting ini sering disebut kelompok referensi. Seseorang cenderung
melakukan atau mencontoh perilaku orang lain yang penting untuknya. Kelompok
referensi terdiri atas orang tua, dosen/guru, tokoh agama, tokoh masyarakat,
kepala adat, dan kepala desa.
Sumber daya. Sumber daya yang mencakup fasilitas (uang, tenaga kerja,
pelayanan, dan keterampilan) bisa mempengaruhi perilaku seseorang. Pengaruh
sumber daya dapat bersifat positif dan negatif.
Kebudayaan. Berupa perilaku normal, kebiasaan, nilai – nilai, dan penggunaan
sumber – sumber di dalam suatu masyarakat akan menghasilkan pola hidup
tertentu. Kebudayaan selalu berubah, baik cepat atau lambat mengikuti peradaban
umat manusia.
Perilaku juga merupakan kegiatan yang dapat diamati secara langsung maupun
menggunakan alat. Indikator pengukuran perubahan perilaku, khususnya perilaku
kesehatan dapat dilakukan melalui domain perilaku itu sendiri yaitu pengetahuan
(knowledge), sikap (attitude), dan tindakan (practice). Hal ini berarti bahwa perubahan
perilaku kesehatan yang terjadi dapat diamati dari pengetahuan, sikap, dan tindakan
seseorang terhadap:
1. sakit dan penyakit (health promotion behavior), health prevention behavior, health
seeking behavior, dan health rehabilitation behavior
2. sistem pelayanan kesehatan
3. makanan (nutrition behavior)
4. lingkungan kesehatan (environmental behavior)
Secara teori, perubahan perilaku yang terjadi secara berurutan mengikuti tahap-tahap
domain di atas (knowledge-attitude-practice), tetapi beberapa penelitian menunjukkan
bahwa perubahan tersebut tidak selalu berurutan. Seseorang mampu berperilaku positif
tidak selalu didasarkan pada pengetahuan dan sikap yang positif.Error: Reference source
not found
Perubahan perilaku memiliki bentuk yang sangat bervariasi. Menurut WHO, perubahan
perilaku dikelompokkan ke dalam tiga bentuk, yaitu:Error: Reference source not found
1. perubahan alamiah
Sebagian perubahan perilaku manusia disebabkan oleh kejadian alamiah. Jika dalam
masyarakat sekitar, terjadi perubahan lingkungan fisik, sosial, budaya atau ekonomi,
anggota masyarakat di dalamnya akan mengalami perubahan.
Misalnya Bu Ani apabila sakit kepala (pusing) membuat ramuan daun-daunan yang ada
di kebunnya lalu meminumnya. Tetapi karena intensifikasi kebunnya maka daun-daunan
untuk obat tersebut terbabat habis diganti dengan tanam-tanaman untuk bahan makann.
Maka dengan tidak berpikir panjang lebar lagi Bu Ani berganti minum jamu cap jago
yang dapat dibeli di warung.
2. perubahan terencana
Perubahan perilaku ini terjadi karena memang direncanakan sendiri oleh subjek.
Misalnya Pak Anwar adalah perokok berat. Tetapi karena pada suatu saat ia terserang
batuk-batuk yang sangat mengganggu maka ia memutuskan untuk mengurangi merokok
sedikit demi sedikit dan akhirnya ia berhenti merokok sama sekali.
3. kesediaan untuk berubah
Setiap orang dalam suatu masyarakat mempunyai kesediaan untuk berubah yang berbeda-
beda meskipun kondisinya sama. Hal ini bergantung pada cepat lambatnya penerimaan
inovasi atau perubahan. Apabila terjadi suatu inovasi atau program-program
pembangunan didalam masyarakat maka yang sering terjadi adalah sebagai orang sangat
cepat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut (berubah perilakunya). Tetapi
sebagian orang lagi sangat lambat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut. Hal
ini disebabkan karena pada setiap orang mempunyai kesediaan untuk berubah (readiness
of change) yang berbeda-beda, meskipun kondisinya sama. Seperti program KB di
indonesia, ada yang mau bersedia mengikuti program tersebut dan ada juga yang tidak /
belum bersedia mengikuti.
Menurut KelmanError: Reference source not found’Error: Reference source not found ,
perubahan sikap dan perilaku individu dimulai dengan kepatuhan, identifikasi, dan baru
menjadi internalisasi.
keterpaksaan (kepatuhan/compliance)
Mulanya, individu mematuhi anjuran tanpa kerelaan untuk melakukan tindakan
tersebut dan seringkali ingin menghindari hukuman atau sanksi jika tidak patuh,
atau memperoleh imbalan yang dijanjikan jika mematuhi anjuran tersebut.
Perubahan perilaku dalam tahap ini bersifat sementara. Tindakan ini dilakukan
selama terdapat pengawasan dan sanksi. Pengaruh tekanan kelompok sangat
besar. Individu terpaksa mengalah dan mengikuti mayoritas kelompok, mesti
sebenarnya ia tidak menyetujuinya.
keinginan untuk meniru (identification)
Dalam proses ini, individu meniru tindakan tokoh tanpa memahami sepernuhnya
arti dan manfaat tindakan tersebut. Kepatuhan ini timbul karena merasa tertarik
atau mengagumi tokoh tersebut. Namun cara ini belum begitu efektif, karena jika
ditinggalkan tokoh panutannya, individu merasa tidak perlu lagi melanjutkan
perilakunya. Hal ini terjadi karena individu belum menyelaraskan perilakunya
dengan nilai-nilai lain dalam hidupnya.
menghayati manfaatnya (internalization)
Perilaku mengalami internalisasi jika individu menganggap perilaku baru itu
positif dan diselaraskan dengan nilai-nilai hidupnya. Internalisasi dapat dicapai
jika individu memahami arti dan manfaat perilaku bagi kehidupannya. Hal ini
memerlukan kesediaan individu atau masyarakat untuk mengubah sistem nilai dan
kepercayaannya agar sesuai dengan nilai yang baru.Error: Reference source not
found
Tidak semua orang dalam sekejap menerapkan perilaku sehat begitu mendengar bahwa
perilaku sehat itu bermanfaat bagi kehidupan manusia .Walaupun ada beberapa individu
yang dapat merubah perilakunya secara spontan tanpa adanya masalah dalam proses
tersebut. Namun tidak jarang juga hampir semua orang merasakan kesulitan dalam
menerapkan perilaku hidup sehat. Maka dari itu pengkasifikasian tingkatan perubahan
perilaku sangat diperlukan akan memudahkan dalam menentukan di tahap mana upaya
perubahan perilaku sedang berlangsung. Perubahan perilaku sendiri di bagi menjadi lima
tingkatan,yaitu prekontemplasi,kontemplasi,persiapan,tindakan dan pemeliharaan :
1. Prekontemplasi dikenal sebagai kondisi dimana individu tersebut belum
mempunyai niat untuk merubah perilaku walaupun ia telah memperoleh sebuah
pengetahuan yang cukup mengenai perilaku sehat.
2. Kontemplasi adalah kondisi dimana sadar adanya masalah dan secara serius
mengubah perilakunya menjadi sehat.Akan tetapi walaupun sepenuhnya sadar dan
adanya niat,individu tersebut belum siap untuk berkomitmen dalam perubahan
perilaku.
3. Persiapan yang dilakukan karena individu sudah siap berubah dan ingin mengejar
tujuan (perilaku sehat).Di tahap ini individu sudah pernah melakukan upaya
namun masih gagal.
4. Tindakan adalah tahapan dimana individu sudah melakukan hidup
sehat,sekurang-kurangnya enam bulan sejak mulai berusaha melakukan hidup
sehat
5. Pemeliharaan sebagai tahap terakhir dan sebagai sebuah fase yang sulit karena
disini individu ditekankan untuk mempertahankan perilaku sehat yang telah
dilakukan. Diperlukan tinjauan secara berkala serta proses pemeliharaan
dilaksanakan dalam jangka waktu yang lama.
Selain itu hal yang penting dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan
perubahan perilaku. Karena perubahan perilaku merupakan tujuan pendidikan atau
penyuluhan kesehatan sebagai penunjang program-program kesehatan yang lainnya.
Banyak teori tentang perubahan perilaku ini, antara lain akan diuraikan dibawah.
1. Teori Stimulus-Organisme-Respons (SOR)
Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung
kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme. Artinya
kualitas dari sumber komunikasi (sources) misalnya kredibilitas, kepemimpinan, gaya
berbicara sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok atau
masyarakat.
2. Teori Festinger (dissonance Theory)
Perilaku seseorang pada saat tertentu karena adanya keseimbangan antara sebab/alasan
dan akibat/keputusan yang diambil (conssonance). Apabila terjadi stimulus dari luar yang
lebih kuat, maka dalam diri orang tersebut akan terjadi ketidak seimbangan (dissonance).
Kalau akhirnya stimulus tersebut direspons positif (menerima dan melakukannya) maka
berarti terjadi perilaku baru dan hasilnya kembali terjadi keseimbangan lagi
(conssonance).
3. Teori fungsi
Perubahan perilaku terjadi karena adanya kebutuhan. Oleh sebab itu stimulus atau
objek perilaku harus sesuai dengan kebutuhan orang (subjek). Ada beberapa
prinsip teori fungsi:
Perilaku merupakan fungsi instrumental (memenuhi kebutuhan subjek).
Perilaku merupakan pertahanan diri dalam menghadapi lingkungan (bila
hujan,panas).
Perilaku sebagai penerima objek dan pemberi arti objek (respons terhadap gejala
sosial).
Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dalam menjawab situasi (marah,
senang).
Perilaku sehat ini sebagai salah satu sebuah tindakan yang mampu meningkatkan kualitas
kehidupan sebuah individu.Perlunya sebuah pemahaman yang lebih di dalam perilaku
sehat ini sangat diperlukan seperti mengetahui bahwa perilaku sehat akan berhasil apabila
di berikan operant response sebagai stimulannya.Selain itu pengertian pada tiap tingkatan
akan sangat membantu dalam mennsukseskan perilaku sehat.
2.6 Unsur-unsur perilaku kesehatan :
Perilaku terhadap sakit dan penyakit: Merupakan respons internal dan eksternal
seseorang dalam menanggapi rasa sakit dan penyakit baik dalam bentuk respons
tertutup(sikap, pengetahuan) maupun dalam bentuk respons terbuka(tindakan
nyata)Error: Reference source not found.
Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan: Merupakan respons individu
terhadap sistem pelayanan kesehatan modern dan atau tradisional,meliputi
respons terhadap fasilitas pelayanan,cara pelayanan kesehatan,perilaku terhadap
petugas,dan respons terhadap pemberian obat-obatan.
Perilaku terhadap makanan: Perilaku ini meliputi pengetahuan,sikap,dan praktik
terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung di
dalamnya(gizi,vitamin)dan pengolahan makananError: Reference source not
found.
Perilaku terhadap lingkungan kesehatan: Merupakan upaya seseorang merespons
lingkungannya sebagai determinan agar tidak mempengaruhi kesehatannyaError:
Reference source not found.
2.7 Pembelajaran perilaku sehat
Ada beberapa cara untuk mempelajari perilaku sehat yang meliputi pembentukan dan
perubahan perilaku sehat dari seorang individu :
1. Adopsi
Suatu cara pembentukan dan perubahan sikap melalui kegiatan yang berulang dan
terus-menerus (habit) sehingga lama kelamaan secara bertahap akan diserap oleh
individu
2. Diferensiasi
Terbentuk dan berubahnya sikap atau perilaku karena individu telah memilki
pengetahuan, pengalaman, inteligensi dan bertambahnya umur. Hal yang dulunya
dipandang sejenis sekarang mempunyai sudut pandang yang berbeda.
3. Integrasi
Sikap atau perilaku yang terbentuk secara bertahap. Diawali dari pengetahuan dan
pengalaman terhadap objek tertentu.
4. Trauma
Pembentukan dan perubahan sikap terjadi melalui kejadian yang tiba-tiba dan
sehingga menimbulkan kesan yang mendalam. Contoh : Individu yang terkena
diare akut karena memakan rujak di pinggir jalan dengan sembarangan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perilaku adalah respon individu terhadap stimulasi, yang berasal dari luar maupun
dari dalam dirinya. Perilaku adalah faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat. Itulah sebabnya
dibutuhkan perilaku sehat pada tiap individu agar bisa memelihara kesehatan. Perilaku
sehat adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang
berhubungan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan
minuman serta lingkungan, dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit, perawatan keberihan diri, penjagaan
kebugaran melalui olah raga dan makanan bergizi. Perilaku sehat ini diperlihatkan oleh
individu-individu yang merasa dirinya sehat meskipun secara medis belum tentu betul-
betul sehat, dan berupaya aktif mencari cara untuk mengubah kebiasaan pribadi yang
sehat dan/atau lingkungan guna beralih ke tingkat kesehatan yang lebih tinggi. Perilaku
sehat meliputi pencegahan dan perlindungan terhadap penyakit, perilaku sebelum sakit,
perilaku saat sakit, dan kondisi sosial. Perilaku sehat ditentukan oleh pembelajaran, faktor
sosial, kepribadian dan emosional, serta persepsi dan kognitif. Ada 5 tingkatan perubahan
perilaku, yang disebut dengan Transtheoretical stages of change model, terdiri dari
prekontemplasi, kontemplasi, persiapan, tindakan, dan pemeliharaan. Semakin tinggi
tingkatannya, semakin tinggi pula kesiapan individu, dan semakin permanen perubahan
perilaku yang dialaminya. Perilaku sehat juga merupakan sesuatu yang bisa di pelajari
dan bisa dikembangkan. Namun perubahan menuju perilaku sehat merupakan suatu
proses yang memakan waktu panjang, terkadang individu yang telah berhasil merubah
perilakunya menjadi perilaku yang lebih sehat mengulangi perilaku lamanya sehingga
dibutuhkan motivasi yang tinggi dalam merubah perilaku lama menjadi perilaku baru
yang lebih sehat. faktor-faktor perubahan tersebut bisa berasal dari luar dan dari dalam
namun pemeliharaannya harus benar-benar disertai dengan keinginan dari dalam diri
sendiri agar perilaku yang telah berubah menjadi lebih sehat dapat bertahan selamanya
dan tidak bersifat sementara.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku sehat sangat dibutuhkan
oleh semua orang karena perilaku sehat merupakan kondisi ketika individu dengan
kondisi kesehatan yang stabil berupaya aktif mencari cara untuk mengubah kebiasaan
pribadi yang sehat dan lingkungan guna beralih ke tingkat kesehatan yang lebih tinggi.
Pola hidup sehat pada dasarnya adalah kehidupan dengan olahraga, istirahat, dan minum
air putih yang memadai dan cukup. Pola hidup sehat juga kehidupan menghindarkan diri
dari bahan-bahan adiktif, seperti rokok bahkan ketergantungan pada kopi. Termasuk
penghindaran diri dari vetsin atau monosodium glutamate, bahan-bahan pengawet dan
pewarna makanan yang tidak alami. Pola hidup sehat juga kesediaan untuk membatasi
makanan agar tidak berlebihan, apalagi gula dan kolestrol. Pola hidup sehat juga
kehidupan yang memetingkan untuk bersegera tidur di mlam hari, serta bangun dini hari.
Norma pola hidup sehat seperti tadi lah yang dapat menuntun kita menuju perilaku sehat
secara alami dan hidup sehat yang sebenar-benarnya.
5 Heri D. J. Maulana. Promosi Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009
11 Nasrul Effendy. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Edisi 2. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1998.12 Coon,Dennis. Introduction to Psychology: Gateways to Mind and Behavior with
Concept Maps and Reviews. Wadsworth Publishing.2001.
13 Sunaryo. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004
10Gullota,Thomas P,Bloom,Martin.Encyclopedia of PrimaryPrevention and Health
Promotion.Plenum Publisher. 2003