Makalah Pbl Blok Xxviii
-
Upload
yuwen-hulkyawar -
Category
Documents
-
view
265 -
download
0
Transcript of Makalah Pbl Blok Xxviii
7/24/2019 Makalah Pbl Blok Xxviii
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-xxviii 1/28
MAKALAH PBL BLOK XXVIII
Cor Pulmonale yang Diperberat Karena Pekerjaan
Cor Pulmonale yang Diperberat Karena Pekerjaan
1!1!"" #A1$
Ma%a&i&'a (akulta& Ke)okteran *ni+er&ita& Kri&ten Kri)a ,a-ana
.l/ 0eru&an Arjuna o/ "/ Kebon .eruk2 .akarta Barat2 0elp/ !134"56!"1
7kikikuk8u%uyyy7ya%oo/-om
Pen)a%uluanCor Pulmonale Chronicum (CPC) adalah perubahan struktur dan fungsi dari
ventrikel kanan jantung sebagai akibat dari gangguan paru kronis. Perubahan
yang terjadi berupa hipertro ventrikel kanan atau dilatasi atau keduanya
sebagai akibat dari adanya hipertensi pulmoner.1,
!ntuk dapat diklasikasikan sebagai CPC penyebab utama harus berasal
dari system pernafasan. "ua penyebab utama terjadinya perubahan vaskuler
adalah adanya kerusakan jaringan (misalnya penyakit, jejas hipoksia, bahankimia dan lain#lain), dan vasokonstriksi paru. $ipertensi pulmonal adalah
kelainan yang menghubungkan antara disfungsi paru dan jantung pada
penderita cor pulmonal. %egagalan jantung kanan yang dsebabkan oleh kelainan
primer pada jantung bagian kiri maupun kelainan kongenital jantung tidak dapat
disebut sebagai cor pulmonal.1,
!mumnya cor pulmonal memiliki onset yang yang kronik dan progresif
lambat. cor pulmonale biasanya disebabkan oleh C&P". Pada pasien dengan
C&P", eksaserbasi akut atau infeksi pulmonal dapat memicu terjadinya overload
ventrikel kanan.'
9pi)emiologi
nsidens yang tepat dari cor pulmonale tidak diketahui, karena seringkali
terjadi tanpa dapat dikenali secara klinis atau pada aktu autopsy. "iperkirakan
insidens cor pulmonale adalah *+#+ dari seluruh penyakit jantung berdasarkan
7/24/2019 Makalah Pbl Blok Xxviii
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-xxviii 2/28
hasil penyelidikan yang memakai kriteria ketebalan dinding ventrikel
postmortem.-
Pemba%a&an
Penyebab kecelakaan kerja
ecara umum, dua penyebab terjadinya kecelakaan kerja adalah penyebab dasar
(basic causes) dan penyebab langsung (immediate causes).
/. Penyebab dasar
1. 0aktor manusia atau pribadi, antara lain karena kurangnya kemampuan
sik, mental, dan psikologis kurang atau lemahnya pengetahuan dan
keterampilan (keahlian) stres dan motivasi yang tidak cukup atau salah.
. 0aktor kerja atau lingkungan, antara lain karena ketidakcukupan
kemampuan kepemimpinan dan2atau pengaasan, rekayasa
(engineering), pembelian atau pengadaan barang, peraatan
(maintenance), alat#alat, perlengkapan, dan barang#barang atau bahan#
bahan, standar#standar kerja, serta berbagai penyalahgunaan yang terjadi
di lingkungan kerja.
3. Penyebab langsung1. %ondisi berbahaya (kondisi yang tidak standar # unsafe condition), yaitu
tindakan yang akan menyebabkan kecelakaan misalnya peralatan
pengaman, pelindung, atau rintangan yang tidak memadai atau tidak
memenuhi syarat bahan dan peralatan yang rusak terlalu sesak alau
sempit sistem#sistem tanda peringatan yang kurang memadai bahaya#
bahaya kebakaran dan ledakan kerapian atau tata letak (housekceping)
yang buruk lingkungan berbahaya atau beracun (gas, debu. asap, uap,
dan lainnya) bising paparan radiasi serta ventilasi dan penerangan yang
kurang. 3anyak ditemui baha penyebab terciptanya kondisi yang tidak
aman ini karena kurang ergonomis seperti lantai yang licin, tangga rusak,
udara yang pengap, pencahayaan kurang, terlalu bising, dan lain#lain.
. 4indakan berbahaya (tindakan yang tidak standar # unsafe action), yaitu
tingkah laku, tindak#tanduk, atau perbuatan yang akan menyebabkan
kecelakaan misalnya mengoperasikan alat tanpa eenang gagal untuk
7/24/2019 Makalah Pbl Blok Xxviii
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-xxviii 3/28
memberi peringatan dan pengamanan bekerja dengan kecepatan yang
salah menyebabkan alat#alat keselamatan tidak berfungsi memindahkan
alat#alat keselamatan menggunakan alat yang rusak menggunakan alat
dengan cara yang salah serta kegagalan memakai alat pelindung atau
keselamatan diri secara benar.
"ari beberapa penelitian yang telah dilakukan, faktor manusia menempati posisi
yang sangat penting terhadap terjadinya kecelakaan kerja yaitu antara 56#57+.
Cor Pulmonale Chronicum (CPC) adalah perubahan struktur dan fungsi dari
ventrikel kanan jantung sebagai akibat dari gangguan paru kronis. Perubahan
yang terjadi berupa hipertro ventrikel kanan atau dilatasi atau keduanya
sebagai akibat dari adanya hipertensi pulmoner.
$ipertroi ventrikel adalah respon adaptif dari peningkatan tekanan dalam
jangka aktu lama. etiap sel otot berkembang membesar dan mengalami
perubahan morfologis yang khas agar dapat mencukupi peningkatan kekuatan
kontraksi yang diperlukan untuk menggerakkan darah melaan tahanan yang
lebih besar. '#7
"ilatasi ventrikel kanan atau hipertro dalam CPC adalah efek kompensasi
langsung dari vasokonstriksi pulmoner kronis dan hipertensi arteri pulmoner
yang menyebabkan peningkatan kerja dan beban ventrikel kanan. aat ventrikel
kanan tidak dapat mengkompensasi dilatasi dan hipertro yang terjadi, maka
terjadilah gagal jantung kanan. '#7
Menentukan diagnosis penyakit akibat kerja
"alam menetukan diagnosis penyakit akibat kerja atau bukan akibat kerja perlu
dilakukannya pendekatan klinis atau secara individual dengan melakukan tujuh
langkah menentukan penyakit akibat kerja yang disebut sebagai diagnosa
okupasi. 4ujuh langkah dalam menentukan diagnosis penyakit akibat kerja
tersebut, sebagai berikut
1. Diagnosis klinis
"iagnosis %linis dilakukan untuk mencari diagnosa pasien, seperti pada hal
sebelumnya akan dilakukan anamnesa dengan baik, pemeriksaan sik, serta
pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosa kerja.
/. /namnesis
7/24/2019 Makalah Pbl Blok Xxviii
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-xxviii 4/28
alah satu cara untuk mendapatkan diagnosis yang baik adalah dengan
menganamnesis pasien secara terarah. elain untuk menegakkan diagnosis,
dokter juga dapat menjalin hubungan yang baik dengan pasien agar pasien
dapat merasa nyaman untuk diperiksa lebih jauh oleh dokter. 4erdapat beberapa
elemen yang baik bila ada di dalamnya, di antaranya adalah 8 %eluhan !tama ,
%eluhan penyerta, 9iayat Penyakit ekarang, 9iayat Penyakit dahulu, 9iayat
Penyakit %eluarga, 9iayat osial#ekonomi. Pada skenario ini pasien datang
dengan keluhan utama sesak nafas yang memberat sejak 7 hari yang lalu.,-,7
%or pulmonal dapat terjadi pada orang deasa dan pada anak#anak. !ntuk
orang deasa, kasus yang paling sering ditemukan adalah pada lansia karena
sering didapati dengan kebiasaan merokok dan terpapar polusi. $al ini di
dasarkan pada epidemiologi penyakit#penyakit yang menjadi penyebab kor
pulmonal, karena hipertensi pulmonal merupakan dampak dari beberepa
penyakit yang menyerang paru#paru. !ntuk kasus anak#anak, umumnya terjadi
kor pulmonal akibat obstruksi saluran napas atas seperti hipertro tonsil dan
adenoid. ,-,7
:enis pekerjaan yang dapat menjadi resiko terjadinya kor pulmonal adalah
para pekerja yang sering terpapar polusi udara dan kebiasaan merokok yang
tinggi. ;ingkungan tempat tinggal yang dapat menjadi resiko terjadinya kor
pulmonal adalah lingkungan yang dekat daerah perindustrian, dan kondisi rumahyang kurang memenuhi persyaratan rumah yang sehat. Contohnya ventilasi
rumah yang kurang baik,hal ini akan semakin memicu terjadinya penyakit#
penyakit paru dan berakibat terjadinya kor pulmonal. ,-,7
• %eluhan !tama
Pasien dengan kor pulmonal sering mengeluh sesak, nyeri dada,-,7
• %eluhan Penyerta yang mengikuti
Pada pasien kor pulmonal, biasanya akan diaali dengan tanda#tanda mudah
letih, sesak, nyeri dada, batuk yang tidak produktif. Perlu juga ditanyakan
mulai kapan keluhan itu muncul. /pa tindakan yang telah dilakukan untuk
menurunkan atau menghilangkan keluhan#keluhan tersebut. Penyebab
kelemahan sik setelah melakukan aktitas ringan sampai berat. eperti apa
kelemahan melakukan aktitas yang dirasakan, biasanya disertai sesak
nafas. /pakah kelemahan sik bersifat local atau keseluruhan system otot
rangka dan apakah disertai ketidakmampuan dalam melakukan pergerakan.
3agaimana nilai rentang kemampuan dalam melakukan aktitas sehari#hari.
%apan timbulnya keluhan kelemahan beraktitas, seberapa lamanya
7/24/2019 Makalah Pbl Blok Xxviii
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-xxviii 5/28
kelemahan beraktitas, apakah setiap aktu, saat istirahat ataupun saat
beraktitas,-,7
• esaknya seperti apa< 4erjadi saat perubahan posisi< /tau saat melakukan
aktitas berat< (9iayat penyakit sekarang)
•
9iayat penyakit dahulu%lien dengan kor pulmonal biasanya memilki riayat penyakit seperti
penyakit paru obstruktif kronik (PP&%), brosis paru, brosis pleura, dan
yang paling sering adalah klien dengan riayat hipertensi pulmonal. ,-,7
• /da keluarga juga yang mengalami penyakit serupa< (riayat penyakit
%eluarga)
• ;ingkungan rumah dekat dengan pabrik< /tau pekerjaan sehari#hari di pabrik
atau daerah dengan banyak perokok lingkungannya< /tau apakah pasien
4ersebut merokok< ejak berapa lama mulai merokok< (9iayat
osial=konomi)
3. Pemeriksaan 0isik
Pemeriksaan yang dilakukan setelah menganamnesis dan menanyakan
keluhan#keluhan pada pasien tersebut. Pemeriksaan yang dapat dilakukan yang
sudah ada hasilnya pada pasien ini adalah 8
%eadaan !mum 8 akit 3erat dengan kesadaran Compos >entis
4emuan pada pemeriksaan sik dapat mere?eksikan penyakit paru yang
mendasari, atau hipertensi pulmoner, hipertropi ventrikel de@tra dan gagal
jantung kanan. Pada inspeksi, ditemukan peningkatan diameter dinding dada,
usaha napas yang keras (sesak napas) dengan retraksi dinding dada, distensi
vena leher dengan gelombang a atau v prominen (prominent a or v aves), dan
sianosis dapat terlihat.
Pada auskultasi, ditemukan adanya heeAing dan ronkhi sebagai tanda dari
penyakit paru yang mendasarinya. /liran turbulen yang meleati recanalized
vessels pada hipertensi pulmoner tromboembolik kronik dapat terdengar sebagai
bruit sistolik pada paru. plitting suara jantung (splitting of the second heart
sound) dengan aksentusi komponen pulmoner (accentuation of the pulmonic
component ) dapat terdengar pada stadium2tahap aal. >urmur ejeksi sistolik
dengan sharp ejection click pada daerah arteri pulmoner dapat terdengar pada
penyakit yang sudah lanjut, dengan murmur regurgitasi pulmoner diastolic
(along with a diastolic pulmonary regurgitation murmur ). 4emuan lainnya dengan
7/24/2019 Makalah Pbl Blok Xxviii
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-xxviii 6/28
auskultasi system kardiovaskular adalah suara jantung dan ' dan murmur
sistolik dari regurgitasi tricuspid.,7
$ipertropi ventrikel de@tra dicirikan dengan left parasternal or subxiphoid
heave. $epatojugular re?u@ dan pulsatile liver adalah tanda#tanda dari gagal jantung kanan dengan kongesti vena sistemik. Pada perkusi, hipersonor paru
dapat menjadi tanda dari C&P" yang mendasari cor pulmonale asites dapat
terlihat pada penyakit yang berat. Pemeriksaan ekstremitas baah
mengungkapkan adanya pitting edema. =dema pada cor pulmonale
berhubungan kuat dengan hiperkapnia. ,7
C. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Pendekatan umum untuk mendiagnosis cor pulmonale dan untuk
menyelidiki etiologinya dimulai dengan tes laboratorium rutin, radiogra thoraks,
dan elektrokardiogra. =kokardiogra memberikan informasi yang penting
tentang penyakit dan etiologinya. !ji faal paru dapat menjadi penting untuk
mengkonrmasi penyakit paru yang mendasari. Bentilation2perfusion (B2) scan
atau chest C4 scan dapat dilakukan jika dari hasil anamnesis dan pemeriksaan
sik dicurigai adanya tromboemboli pulmoner sebagai penyebab atau jika padates#tes diagnostic lain tidak ditemukan etiologi lain. %ateterisasi jantung kanan
adalah tes yang paling akurat, namun invasif, untuk mengkonrmasi diagnosis
cor pulmonale dan memberikan informasi yang penting tentang penyakit yang
mendasarinya. $asil#hasil yang abnormal pada setiap tes tersebut membutuhkan
evaluasi diagnostik yang lebih lanjut ke arah yang lebih spesik.1#7
nvestigasi laboratories diarahkan untuk mencari etiologi dasar seperti
juga mengevaluasi komplikasi cor pulmonale. tudi laboratorium yang
dibutuhkan adalah sebagai berikut8 hematokrit untuk polisitemia (yang dapat
menjadi akibat dari penyakit paru dasar, tetapi dapat juga meningkatkan
tekanan arteri pulmonalis dengan meningkatkan viskositas), alpha1#antitrypsin
serum jika dicurigai adanya desiensi //4, dan kadar antibodi antinuklear untuk
collagen vascular disease seperti scleroderma. Hypercoagulability states dapat
dievaluasi dengan kadar serum protein dan C, antithrombin , factor B ;eyden,
anticardiolipin antibodies, dan homocysteine. 1#7
7/24/2019 Makalah Pbl Blok Xxviii
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-xxviii 7/28
/nalisis gas darah dapat menyediakan informasi yang penting tentang
tingkat oksigenasi dan tipe gangguan keseimbangan asam#basa. 1#7
Peningkatan level brain natriuretic peptide (3DP) saja tidak cukup untuk
menetapkan adanya cor pulmonale. 4etapi 3DP membantu untuk mendiagnosiscor pulmonale bersama dengan tes non#invasive lain dan dalam kondisi klinis
yang sesuai. Peningkatan level 3DP sebenarnya dapat suatu mekanisme natural
untuk mengkompensasi peningkatan hipertensi pulmoner dan gagal jantung
kanan dengan mencetuskan diuresis dan natriuresis, vasodilatasi pembuluh paru
dan sistemik, dan reduksi kadar endothelin dan aldosterone di sirkulasi. 1#7
Radiologi
tudi pencitraan dapat memperlihatkan bukti adanya penyakit
kardiopulmoner yang mendasari, hipertensi pulmoner, atau akibat dari proses,
proses tersebut, pembesaran ventrikek de@tra. 1#7
9ontgen thoraks
Pada pasien dengan cor pulmonale kronik, radiogra thoraks dapat
memperlihatkan pelebaran2pembesaran central pulmonary arteries
dengan oligemic peripheral lung elds. $ipertensi pulmoner dapat
dicurigai jika arteri pulmonalis descendens de@tra berdiameter lebih dari1* mm dan arteri pulmonalis sinistra berdiameter lebih dari 15 mm.
Pembesaran ventrikel de@tra berujung pada peningkatan diameter
transversal bayangan jantung ke kanan pada posisi P/ dan adanya rongga
udara retrosternal (lling of the retrosternal air space) pada posisi lateral.
4emuan#temuan ini kurang sensitive jika pada pasien terdapat kifoskoliosis
atau hiperin?asi paru. 1#7
=kokardiogra
=kokardiogra dua dimensi biasanya memperlihatkan tanda#tanda
overload tekanan ventrikel kanan. aat overload ini berkembang2berlanjut,
terjadi peningkatan ketebalan dinding ventrikel de@tra dengan gerakan
paradoksikal septum interventrikular selama sistol. Pada stadium lanjut,
terjadi dilatasi ventrikel kanan dan septum memperlihatkan abnormal
diastolic attening. Pada kasus yang ekstrim, septum dapat dengan nyata
mencembung ke ruang ventrikel sinistra selama diastole yang
mengakibatkan penurunan volume diastolic ventrikel sinistra dan
penurunan output ventrikel sinistra1#7
7/24/2019 Makalah Pbl Blok Xxviii
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-xxviii 8/28
=kokardiogra "oppler sekarang digunakan untuk memperkirakan tekanan
arteri pulmonalis, mengetahui insusiensi fungsi tricuspid yyang biasanya
muncul sebagai hipertensi pulmoner. =kokardiogra "oppler
dipertimbangkan sebagai teknik non#invasive yang paling dipercaya untuk
memperkirakan tekanan arteri pulmoner. =kasi ekokardiogra "oppler
terbatas oleh karena kemampuannya untuk mengidentikasi tricuspid
regurgitant jet secara adekuat, yang bisa lebih lanjut ditingkatkan dengan
menggunakan saline contrast .1#7
Bentilation2perfusion (B2) lung scanning, pulmonary angiography, dan
chest C4 scanning dapat diindikasikan untuk mendiagnosis tromboemboli
paru sebagai etiologi dasar dari cor pulmonale. 4es#tes ini dapat dilakukan
pada aal untuk penegakan diagnosis kerja jika terdapat bukti adanya
emboli pulmoner dari anamnesis dan pemeriksaan sik. 4es#tes ini dapat
dilakukan setelah tes lain jika tes#tes lain yang sebelumnya dilakukan
tidak membuktikan adanya etiologi lain yang mendasari. 4romboemboli
paru memiliki interval tanda#tanda klinis yang luas, dari emboli massif
dengan instabilitas hemodinamik akut sampai berat, sampai emboli perifer
kronik multiple yang dapat muncul dengan cor pulmonale. 1#7
!ltrafast, =CE#gated C4 scanning telah dievaluasi untuk studi fungsi
ventrikel de@tra. elain dapat memperkirakan ejeksi fraksi ventrikel de@tra
(9B=0), tes ini juga dapat memperkirakan RV wall mass. Penggunan tes ini
saat ini masih dalam batas eksperimental, tetapi dengan perbaikan lebih
lanjut, tes ini mungkin dapat digunakan untuk mengevaluasi progresivitas
cor pulmonale di masa yang akan datang. 1#7
>agnetic resonance imaging (>9) jantung adalah cara lain yang dapat
digunakan untuk mendapatkan informasi penting tentang ventrikel de@tra,
pendataran septum (septal attening) dan fungsi ventrikel. 1#7
9adionuclide ventriculography dapat menentukan right ventricular
ejection fraction (9B=0) secara non#invasive. 1#7
Lain-lain
• =lektrokardiogra 8 4erdapat tanda#tanda hipertro ventrikel kanan dan
pembesaran atrium kanan , P pulmonal, aksis 9 ke kanan atau Right
undle ranch lock (9333) , voltase rendah karena hiperin?asi ,
Eelombang yang dalam pada B*. =%E juga kadang menyerupai infark
miokard yaitu adanya gelombang pada , , aB0 namun jarang dalam
dan lebar seperti pada infark miokard inferior. 1#7
7/24/2019 Makalah Pbl Blok Xxviii
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-xxviii 9/28
• =chokardiogra 8 "imensi ruang ventrikel kanan membesar , tapi struktur
dan dimensi ventrikel kiri normal . Eambaran katup pulmonal dan
gelombang FaF hilang, menunjukkan hipertensi pulmonal . %adang#kadang
sulit terlihat katup pulmonal karena acoustic window sempit akibat
penyakit paru. 1#7
• %ateterisasi jantung 8 Peningkatan tekanan jantung kanan dan tahanan
pembuluh paru . tekanan atrium kiri dan tekananbaji kapiler paru normal,
menandakan baha hipertensi pulmonal berasal dari kapiler dan bukan
dari jantung kiri. 1#7
• pirometri 8 4es faal paru ini dapat menentukan penyebab dasar kelainan
paru. 1#7
• /nalisis Eas "arah 8 "itemukan saturasi oksigen menurun , tekanan C&
normal , kalau akibat hipoventilasi Co nya meningkat. 1#7
". "iagnosis %linis
%or Pulmonale %ronis
%or pulmonale disebut juga penyakit jantung pulmonal, terdiri atas
pembesaran ventrikel kanan (hipertro, dilatasi, atau keduanya). %or pulmonale
adalah penyakit sekunder akibat hipertensi pulmonalis yang disebabkan oleh
gangguan pada paru#paru atau dinding dada.-
%or pulmonale merupakan counterpart penyakit jantung hipertensif
sistemik yang terjadi pada jantung kanan . Pada dasarnya , hipertensi pulmonal
(yang disebabkan oleh kelainan pada struktur atau fungsi paru) menyebabkan
dilatasi atau hipertro ventrikel kanan. Pembesaran ventrikel kanan yang
disebabkan oleh penyakit jantung congenital atau kelainan ventrikel kiri harus
disingkirkan dahulu7
!or pulmonale kronik 8 4erjadi karena overload tekanan yang kronik padaventrikel kanan . =msema dapat menimbulkan kor pulmonale dan bersama kor
pulmonale menyebabkan gallop jantung kanan. %elemahan bunyinya dapat
mengaburkan bunyi , Bentrikel kanan yang dapat terdengar pada prekordial,
sehingga fossa supraklavikula dapat menjadi tempat yang paling baik untuk
mencarigallop jantung kanan . :ika tidak terdengar (silent) pada fossa kanan,
kadang#kadang sebelah kiri dapat memperlihatkan gallop , alaupun bunyi pada
sebelah kanan biasanya lebih tinggi. 7
7/24/2019 Makalah Pbl Blok Xxviii
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-xxviii 10/28
Hipertro ventrikel kanan (kerap kali G 1cm), dilatasi, atau keduanya
dapat ditemukan pada keadaan ini dilatasi ventrikel kanan dapat menyebabkan
regurgitasi tricuspid . :antung sebelah kiri pada dasarnya masih normal .
/terosklerosis dan penebalan dinding arteriol pulmonalis terjadi sekunder
karena peningkatan tekanan dalam jantung kanan.7
"iagnosis cor pulmonale terutama berdasarkan pada dua kriteria87
1. /danya penyakit pernapasan yang disertai hipertensi pulmonal, dan. 3ukti adanya hipertro ventrikel kanan.
/danya hipoksemia yang menetap, hiperkapnia, dan asidosis atau
pembesaran ventrikel kanan pada radiogram menunjukkan kemungkinan
penyakit paru yang mendasarinya. /danya emsema cenderung mengaburkangambaran diagnosis cor pulmonale. "ispnea timbul sebagai gejala emsema
dengan atau tanpa cor pulmonale. "ispnea yang memburuk dengan mendadak
atau kelelahan, pingsan pada aktu bekerja, rasa tidak enak angina pada
substernal mengisyaratkan keterlibatan jantung. 4anda#tanda sik hipertensi
pulmonale berupa kuat angkat sistolik pada area parasternal, mengerasnya
bunyi pulmonik kedua, dan bising akibat insusiensi katup trikuspidalis dan
pulmonalis. rama gallop (suara jantung ' dan -), distensi vena jugularis
dengan gelombang / yang menonjol, hepatomegali, dan edema perifer dapat
terlihat pada pasien dengan gagal ventrikel kanan. 7
=. =tiologi=tiologi kor pulmonal dibagi dalam - kelompok yaitu 8 7
Penyakit pembuluh darah paru
4ekanan darah pada arteri pulmonal oleh tumor mediastinum,
aneurisma, granuloma atau brosis. Penyakit neuromuscular dan dinding dada
Penyakit yang mengenai aliran udara paru, alveoli, termasuk PP&%,
penyakit paru lain adalah penyakit paru interstisial dan gangguan
pernapasan saat tidur.a. Penyakit parenkim paru7
- PP&% - %istik brosis- %ehilangan jaringan paru akibat trauma atau pembedahan- Pneumoconiasis stadium akhir- arcoidosis
b. Eangguan vaskuler paru7
- $ipertensi pulmonal primer- /nemia sel sabit
- kistosomiasis- &klusi vena pulmoner
7/24/2019 Makalah Pbl Blok Xxviii
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-xxviii 11/28
- 4romboemboli pulmoner kronisc. %elainan dinding dada dan neuromuskuler7
- kifoskoliosis- "uscular dystrophy - "yasthenia gravis-
Poliomyelitis- #ullain$arre syndrome
d. Eangguan control ventilasi7
- indrom sleep apnea
0. Patosiologi
Cor pulmonale biasanya terjadi karena peningkatan resistensi vascular
paru dan hipertensi pulmonal. $ipertensi pulmonal pada akhirnya meningkatkan
beban kerja ventrikel kanan, sehingga mengakibatkan hipertro dan kemudian
gagal jantung. 4itik kritis dari rangkaian kejadian ini terletak pada peningkatan
resistensi vascular paru pada arteri dan arteriola. "ua mekanisme dasar yang
mengakibatkan peningkatan rseistensi vascular paru adalah8
1. Basokonstriksi hipoksik pembuluh darah paru#paru, dan. &bstruksi dan2atau obliterasi jaringan vascular paru#paru
$ipertensi pulmoner didenisikan sebagai rata#rata tekanan arteri
pulmoner yang G 6 mm$g saat istirahant, atau '6 mm$g dengan latihan.
Peningkatan tekanan arteri pulmoner dan resistensi pembuluh darah pulmoner
dapat berkembang pada kelainan parenkim, jalan nafas atau pembuluh darah
pulmoner dan hasilnya adalah control yang abnormal dari ventilasi.
/da beberapa mekanisme penyebab terjadinya hipertensi pulmonal dan CPC
a. Basokonstriksi pulmonal8
Basokonstriksi pulmonal pada saat terjadinya hipoksia pada arteri kecil
dan arteriol merupakan mekanisme pertahanan diri yang muncul secara
akut untuk mempertahankan perfusi#ventilasi local. Basokonstriksi
pulmoner local muncul pada daerah yang mengalami hipoksia dan
menyebabkan penghentian aliran darah ke area hipoksik dan
mengarahkannya ke daerah yang mempunyai ventilasi yang adekuat,
sehingga meningkatkan fungsi perfusi#ventilasi dari paru secara
keseluruhan. >eskipun berguna namun pada vasokonstriksi kronis dapat
menyebabkan penyempitan arteri pulmoner. $ipoksia kronis menginduksi
HmuskularisasiI dari arteri pulmoner, dengan otot polos berproliferasi
secara longitudinal diantara tunika intima dari arteri pulmoner kecil.
7/24/2019 Makalah Pbl Blok Xxviii
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-xxviii 12/28COR PULMON
ehingga menyebabkan peningkatan resistensi vaskuler pulmoner dan
menyebabkan terjadinya hipertensi pulmoner.b. Perubahan anatomis dari vaskularisasi
&klusi atau penyempitan arteri pulmoner yang berukuran sedang sampai
besar adalah dasar dari terjadinya peningkatan resistensi vaskuler
pulmoner pada beberapa gangguan misalnya penekanan mediastinum
atau hilus oleh tumor metastatik atau brosis, arteritis nonspesik, tumor
paru primer, penyakit tromboemboli kronis dari pembuluh utama, dan
infeksi (tuberkulosis atau histoplasmosis)c. Peningkatan viskositas darah
d. diopatik atau hipertensi pulmonal primer
>ekanisme yang pertama tampaknya paling penting dalam pathogenesis
cor pulmonale. $ipoksemia, hiperkapnia, dan asidosis yang merupakan ciri khasdari C&P" bronchitis lanjut adalah contoh yang paling baik untuk menjelaskan
bagaimana kedua mekanisme itu terjadi. Hipoksia alveolar %jaringan& merupakan
rangsangan yang kuat terhadap vaskonstriksi pulmonal bukan hipoksemia. elain
itu, hipoksia alveolar kronik memudahkan terjadinya hiperto otot polos arteriol
paru, sehingga timbul respon yang lebih kuat terhadap hipoksia akut. /sidosis
hiperkapnia dan hipoksemia bekerja secara sinergetik dalam menimbulkan
vasokonstriksi. Biskositas (kekentalan) darah yang meningkatk akibat polisitemia
dan peningkatan curah jantung yang dirangsang oleh hipoksia kronik dan
hiperkapnia, juga ikut meningkatkan terkanan arteri paru.
>ekanisme kedua yang turut meningkatkan resistensi vascular dan
tekanan arteri paru adalah bentuk anatomisnya. =msema ditandai dengan
kerusakan bertahap struktur alveolar dengan pembentukan bula dan obliterasi
total kapiler#kapiler di sekitarnya. $ilangnya pembuluh darah secara permanen
menyebabkan berkurangnya jaringan vascular. elain itu, pada penyakit
obstruktif, pembiluh darah paru juga tertekan dari luar karena efek mekanik
volume paru yang besar. 4etapi, peranan obstruksi dan obliterasi anatomic
terjadap jaringan vascular diperkirakan tidak sepenting vasokonstriksi hipoksik
dalam pathogenesis cor pulmonale. %ira#kira dua pertiga sampai tiga perempat
dan jaringan vascular harus mengalami obstruksi atau rusak sebelum terjadi
peningkatan tekanan arteri paru yang bermakna. /sidosis respiratorik kronik
terjadi pada beberapa penyakit pernapasan dan penyakit obstruktif sebagai
akibat hipoventilasi alveolar umum atau akibat kelainan B2.
Bagan 1. Etiologi dan patofisiologi cor pulmonale (google.com)
7/24/2019 Makalah Pbl Blok Xxviii
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-xxviii 13/28
E. >anifestasi %linis
/alnya cor pulmonale bersifat asimtomatik, alaupun pasien mengalami
gejala yang signikan karena kelainan paru mendasar (misal dispnea,kelemahan saat aktitas). %emudian setelah tekanan ventrikel kanan meningkat,
7/24/2019 Makalah Pbl Blok Xxviii
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-xxviii 14/28
gejala sik baru terlihat (uara jantung dua yang mengeras, murmur trikuspid
dan insusiensi pulmonal). Pada tahap lanjut dapat terjadi irama galop saat
inspirasi, pelebaran vena jugularis, hepatomegali dan edema ekstremitas
baah. 3erdasarkan perjalanan penyakitnya, Cor Pulmonale dibagi menjadi 7
fase, yakni8,7
"ase# 1
Pada fase ini belum nampak gejala klinis yang jelas, selain ditemukannya gejala
aal penyakit paru obstruktif menahun (ppom), bronkitis kronis, tbc lama,
bronkiektasis dan sejenisnya. /namnesa pada pasien 76 tahunbiasanya
didapatkan adanya kebiasaan banyak merokok. ,7
"ase# $
Pada fase ini mulai ditemukan tanda#tanda berkurangnya ventilasi paru.
Eejalanya antara lain8 batuk lama berdahak (terutama bronkiektasis), sesak
napas 2 mengi, sesak napas ketika berjalan menanjak atau setelah banyak
bicara. edangkan sianosis masih belum nampak. Pemeriksaan sik ditemukan
kelainan berupa8 hipersonor, suara napas berkurang, ekspirasi memanjang,
ronchi basah dan kering, heeAing. ;etak diafragma rendah dan denyut
jantungm lebih redup. Pemeriksaan radiologi menunjukkan berkurangnya
bronchovascular pattern, letak diafragma rendah dan mendatar, posisi jantung
vertikal. ,7
"ase# %
Pada fase ini nampak gejala hipoksemia yang lebih jelas. "idapatkan pula
berkurangnya nafsu makan, berat badan berkurang, cepat lelah. Pemeriksaan
sik nampak sianotik, disertai sesak dan tanda#tanda emsema yang lebih
nyata. ,7
"ase# &
"itandai dengan hiperkapnia, gelisah, mudah tersinggung kadang somnolens.
Pada keadaan yang berat dapat terjadi koma dan kehilangan kesadaran. ,7
"ase# '
Pada fase ini nampak kelainan jantung, dan tekanan arteri pulmonal meningkat.
4anda#tanda peningkatan kerja ventrikel, namun fungsi ventrikel kanan masih
7/24/2019 Makalah Pbl Blok Xxviii
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-xxviii 15/28
dapat kompensasi. elanjutnya terjadi hipertro ventrikel kanan kemudian terjadi
gagal jantung kanan. Pemeriksaan sik nampak sianotik, bendungan vena
jugularis, hepatomegali, edema tungkai dan kadang ascites. ,7
$. Pajanan yang Dialami"alam ruang, tempat kerja, atau di perjalanan menuju 2 pulang dari tempat kerja
biasanya terdapat faktor Jfaktor yang menjadi penyebab penyakit akibat kerja
sebagai berikut8
1. 0aktor sis, seperti8*,5
a. uara yang dapat mengakibatkan tuli akibat kerja.
b. 9adiasi sinar rontgen atau sinar radioaktif, yang menyebabkan antara lain
penyakit susunan darah dan kelainan kulit. 9adiasi sinar inframerah dapat
mengakibatkan katarak (cataract) kepada lensa mata, sedangkan sinar
ultraviolet menjadi sebab konjungtivitis fotoelektrika (conjunctivitis
photoelectrica).
c. uhu yang terlalu tinggi menyebabkan heat stroke (pukulan panas), kejang
panas (heat cramps) atau hiperpireksia (hyperpyre@ia), sedangkan suhu
terlalu rendah antara lain menimbulkan frostbite.
d. 4ekanan udara tinggi menyebabkan kaison (caisson disease).
e. Penerangan lampu yang buruk dapat menyebabkan kelainan kepada
indera penglihatan atau kesilauan yang memudahkan terjadinya
kecelakaan.
. 0aktor kimiai, yaitu antara lain8 *,5
a. "ebu yang menyebabkan pneumokoniosis (pneumoconiosis), di antaranya
silikosis, asbestosis, dan lainnya. "ebu juga dapat menempel pada kornea
mata dan menyebabkan keratitis dan konjunctivitis. 9isiko infeksi pada
pajanan debu yang kotor cukup tinggi sehingga perlu penatalaksanaan
yang dini dan tepat.b. !ap yang di antaranya menyebabkan demam uap logam (metal fume
fever), dermatosis (penyakit kulit) akibat kerja, atau keracunan oleh Aat
toksis uap formaldehida.
c. Eas, misalnya keracunan oleh C&, $, dan lainnya.
d. ;arutan Aat kimia yang misalnya menyebabkan iritasi kepada kulit dan
mata.
e. /an atau kabut, misalnya racun serangga (insektisida), racun jamur dan
lainnya yang menimbulkan keracunan.
7/24/2019 Makalah Pbl Blok Xxviii
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-xxviii 16/28
f. 3eberapa pajanan bahan kimia yang dapat mengenai mata pada
kecelakaan kerja. Chemical sore eye pada dasarnya adalah
keratokonjungtivitis.
g. 0aktor biologis, misalnya bibit penyakit antraks atau brusella yang
menyebabkan penyakit akibat kerja pada pekerja penyamak kulit.
'. 0aktor siologis 2 ergonomis, yaitu antara lain kesalahan konstruksi mesin,
sikap badan yang tidak benar dalam melakukan pekerjaan dan lain J lain
yang kesemuannya menimbulkan kelelahan sik dan gangguan kesehatan
bahkan lambat laun dapat terjadi perubahan sik tubuh pekerja atau
kecacatan. *,5
-. 0aktor mental J psikologis yang terlihat misalnya pada hubungan kerja atau
hubungan industrial yang tidak baik, dengan akibat timbulnya misalnya
depresi atau penyakit psikosomatis. *,5
Pada kasus, pajanan selama perjalanan yang potensial membahayakan
(dengan gangguan kesehatan yang memungkinkan adalah iritasi kulit, gangguan
pernafasan, gangguan suhu seperti heat cramps dan heat stroke, lo back pain,
gangguan pendengaran, penurunan daya tahan tubuh, stress, dan lainnya,
hingga kecelakaan)8 *,5
1. 0isik8 cahaya matahari yang menyilaukan mata, panas, kebisingan kendaraan
dan lingkungan sekitar (pabrik atau pembuatan jalan), getaran pada motoratau pada kendaraan umum, radiasi dari sinar !B.
. %imia8 asap kendaraan yang terutama mengganggu saluran nafas dan mata
'. 3iologi8 bakteri, virus, jamur, parasit, gigitan serangga dan binatang.
-. =rgonomi8 posisi tubuh yang terusJmenerus membungkuk dan tangan yang
statis saat di motor akan membuat tubuh terasa lelah. 3egitu pula bila
menggunakan mobil atau kendaraan umum yang dapat diperberat dalam
keadaan macet.
7. Psikososial8 kepergian dengan kondisi macet akan membuat kondisi stress.
/palagi bila menggunakan motor dengan kondisi yang panas dan penuh
debu dan asap kendaraan. 3ila selama perjalanan tidak sendiri akan
membuat kondisi psikis lebih baik karena adanya teman mengobrol
membuat aktu selama perjalanan tidak terasa.
Pada saat bekerja sebagai cleaning service, pajanan yang mungkin terjadi8 *,5
1. 0isik8 suhu dingin dalam gedung ber/C
. %imia8 debu saat menyapu, cairan kimia untuk pembersih lantai, jendela, dan
perabotan.
7/24/2019 Makalah Pbl Blok Xxviii
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-xxviii 17/28
'. 3iologi8 bakteri dan virus yang mudah menyebar dalam ruangan ber/C,
jamur, parasit, gigitan serangga dan binatang ada dimanaJmana.
-. =rgonomis8 kegiatan yang terlalu banyak menggunakan kaki dan tangan
bersamaan (saat menyapu dan mengepel di ruangan dan naik turun tangga)
akan membuat tubuh cepat terasa lelah dan memunculkan penyakit sendi.
7. Psikososial8 adanya tuntutan pekerjaan (harus bersih), stress lingkungan
pekerjaan yang kurang menguntungkan, kurangnya sosialisasi dengan
pekerja lainnya, dan mendapat teguran dari atasan akan membuat tubuh
lebih cepat terasa lelah.
4abel 1. Pajanan yang dialami
Urutan
(egiat
an
)a*aya Potensial +angguan
kese*atan
Resiko
kese*a
tan
kerja
0isik %imia 3iolo
gi
=rgono
mi
Psikoso
sial)eran
gkat ,
pulang
kerja
3ising
9adiasi
uhu
4ekanan
udara
Bibrasi
"ebu
/sap
Eas
!ap
3akt
eri
Birus
:amu
r
para
sit
Posisi
statis
monoto
n
Peradangan
pada mata,
kulit, telinga,
pernapasan,
ggn.muskulosk
eletal
%ecelak
aan lalu
lintas
aat
bekerj
a
Pencahay
aan
uhu
"ebu
Cairan
pember
sih
lantai,
sabun
3akt
eri
Birus
jamu
r
para
sit
Posisi
statis
4untuta
n
pekerja
an
(tingkat
kebersi
han
yang
tinggi)
Peradangan
pada mata,
kulit, telinga,
sal.pernafasan,
ggn.muskulosk
eletal
4erjatuh
,
tertimp
a
tangga
%. ubungan antara pajanan dengan penyakit
7/24/2019 Makalah Pbl Blok Xxviii
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-xxviii 18/28
a. Patosiologi penyakit
Penyakit#penyakit yang menyebabkan cor pulmonale adalah penyakit
yang secara primer menyerang pembuluh darah paru, seperti P= berulang, dan
penyakit yang menggangu aliran darah paru akibat penyakit pernapasan
obstruktif atau restriktif. C&P" terutama jenis bronchitis, merupakan penyebab
tersering cor pulmonale. Penyakit#penyakit pernapasan restriktif yang
menyebabkan cor pulmonale dapat berupa penyakit#penyakit intrinsic seperti
brosis paru difus, dan kelainan ekstrisnsik, seperti obesitas yang ekstrim,
kifoskoliosis, atau gangguan neuromuskluar berat yang melibatkan otot#otot
pernapasan.
Pada penderita PP&% derajat obstruksi saluran napas sangat menentukan
prognosis penyakit. Prognosis yang buruk ditentukan oleh dua indikator utama,
yaitu derajat obstruksi dan terdapatnya kor pulmonale. &bstruksi yang makin
berat memperburuk prognosis. $al ini akan diperberat bila terdapat hiperkapnia,
kapasitas difusi paru yang kurang dari 76+ nilai dugaan, nadi pada aktu
istirahat lebih dari 166 kali2menit dan cor pulmonal. PP&% disebabkan oleh
partikel berbahaya atau gas, paling sering dari merokok tembakau, yang memicu
respon in?amasi abnormal pada paru#paru. 9espon in?amasi di saluran udara
yang lebih besar dikenal sebagai bronkitis kronis, yang didiagnosa secara klinis
ketika orang secara teratur batuk dahak. "i alveoli, respon in?amasi
menyebabkan kerusakan jaringan paru#paru, proses yang dikenal sebagai
emphysema. %ursus alami C&P" ditandai dengan tiba#tiba orsenings sesekali
disebut gejala eksaserbasi akut, yang sebagian besar disebabkan oleh infeksi
atau polusi udara. 7
3agan . $ubungan pajanan dengan penyakit pasien (google.com)
7/24/2019 Makalah Pbl Blok Xxviii
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-xxviii 19/28
b. %ualitatif
• Cara2proses kerja 8 >embangun dan membongkar tenda,
memasak bakso
• ;ama bekerja 8 4n.> bangun jam ' subuh dan bekerja dari sampai
jam 5 malam.
• ;ingkungan kerja 8 4empat 4n.> berjualan terletak di pinggir jalan
menghadap
ke barat dan sering terpapar debu dan polusi.
c. %uantitatif
• inar matahari
inar matahari mengandung sinar !B. inar !B dari matahari dengan
panjang gelombang K6#'6 nm adalah penyebab kanker kulit
terutama bagi kulit yang kandungan pigmennya rendah.* Pada mata,
sinar tersebut dapat mengakibatkan konjungtivitas fotoelektrika,
seperti misalnya terjadi pada bintang lm yang disinari lampu#lampu
dengan pancaran intensitas yang sangat kuat sinar !B.
•
Polutana. >erokok"apat menyebabkan resiko utama untuk C&P" karena tembakau
kronis. "i /merika erikat, 56 sampai K6+ kasus PP&% disebabkan oleh
merokok. Paparan asap rokok diukur dalam paket#tahun, rata#rata jumlah
rokok yang dihisap paket harian dikalikan dengan jumlah tahun merokok.
4idak semua perokok akan mengembangkan PP&%, namun perokok terus
menerus memiliki setidaknya risiko 7+ setelah 7 tahun. %emungkinan
PP&% meningkat dengan bertambahnya usia dengan meningkatnya
paparan asap kumulatif. 7
7/24/2019 Makalah Pbl Blok Xxviii
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-xxviii 20/28
b. Polusi udara
tudi di banyak negara telah menemukan baha orang yang tinggal di
kota#kota besar memiliki tingkat yang lebih tinggi dari C&P" dibandingkan
dengan orang yang tinggal di daerah pedesaan. Perkotaan polusi udara
dapat menjadi faktor yang berkontribusi untuk PP&% karena dianggap
memperlambat pertumbuhan normal paru#paru meskipun penelitian jangka
panjang diperlukan untuk mengkonrmasi link belum dilakukan. "i banyak
negara berkembang polusi udara dalam ruangan dari asap api memasak
(sering menggunakan bahan bakar biomassa seperti kayu dan kotoran
hean) adalah penyebab umum dari PP&%, terutama pada anita.7
%arbon monoksida (C&)
Eas yang tidak berarna, tidak berbau dan bersifat racun. "ihasilkan
dari pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil, misalnya gas
buangan kendaraan bermotor.
Ditrogen dioksida (D&)
Eas yang paling beracun. "ihasilkan dari pembakaran batu bara di
pabrik, pembangkit energi listrik dan knalpot kendaraan bermotor.
$idrokarbon ($C)
!ap bensin yang tidak terbakar. "ihasilkan dari pembakaran bahan
bakar yang tidak sempurna.
4imbal (Pb)
;ogam berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan
pembakaran pada kendaraan bermotor. $asil pembakaran tersebut
menghasilkan timbal oksida yang berbentuk debu atau partikulat yang
dapat terhirup oleh manusia.
%arbon dioksida (C&)
Eas yang dihasilkan dari pembakaran sempurna bahan bakar
kendaraan bermotor dan pabrik serta gas hasil kebakaran hutan.
• 3ising
%ebisingan adalah bunyi atau suara yang keberadaannya tidak
dikehendaki (noise is unwanted sound) karena mengganggu dan timbul di
luar kemauan orang yang bersangkutan.
• Cuaca kerja
uhu tubuh manusia dipertahankan hampir menetap (homeotermis) oleh
suatu sistem pengatur suhu. uhu menetap ini adalah akibat
7/24/2019 Makalah Pbl Blok Xxviii
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-xxviii 21/28
keseimbangan antara panas yang dihasilkan dalam tubuh sebagai akibat
metabolisme dengan pertukaran panas antara tubuh dengan lingkungan
sekitar. Produksi panas dalam tubuh tergantung dari kegiatan sik tubuh,
makanan yang telah atau sedang dikonsumsi, pengaruh panas tubuh
sendiri.
0aktor#faktor yang menyebabkan pertukaran panas antara tubuh dengan
lingkungan sekitarnya adalah konduksi, konversi, radiasi, dan evaporasi.
%onduksi adalah pertukaran panas antara tubuh dengan benda#benda
sekitar melalui mekanisme sentuhan atau kontak langsung. %onduksi
dapat menghilangkan panas dari tubuh, apabila benda#benda sekitar lebih
rendah suhunya. %onveksi ialah pertukaran panas dari badan dengan
lingkungan melalui kontak udara dengan tubuh. !dara adalah penghantar
panas yang kurang begitu baik, tetapi melalui kontak dengan tubuh dapat
terjadi pertukaran panas antara udara dengan tubuh. %onveksi tergantung
dari suhu udara dan kecepatan angin, konveksi memainkan besarnya
peran dalam pertukaran panas antara tubuh dengan lingkungan. etiap
benda termasuk tubuh manusia selalu memancarkan gelombang panas.
4ergantung dari suhu benda sekitar, tubuh menerima kehilangan panas
leat mekanisme radiasi panas. elain itu penting sekali manusia dapat
berkeringat yang dengan penguapan di permukaan kulit atau melalui
paru#paru dan rongga mulut, tubuh kehilangan panas untuk penguapan.
&. /umla* pajanan yang di alami
Pemakaian alat pelindung diri (/P") 8 tidak ada pemakaian /P".
4abel . Dilai ambang batas polutan udara (google.com)
4abel '. Dilai /mbang 3atas ;ogam !dara (google.com)
Polutan Udara Nilai mbang )atas
Ditrogen "ioksida (D&) 6,67' ppm sebagai konsentrasi aritmetik
rata#rata per tahun
4imbal (Pb) 1,7 Lg2m' sebagai konsentrasi rata#rata
per - bulan
%arbon >onoksida (C&) K ppm sebagai konsentrasi rata#rata per
5 jam dan
'7 ppm sebagai konsentrasi rata#rata
per 1 jam
7/24/2019 Makalah Pbl Blok Xxviii
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-xxviii 22/28
Logam Udara Nilai mbang )atas
ilika 6,67 mg2m' J 6.1 mg2m'
3atubara mg2m'
/sbes 6, mg2m' J mg2m'
3erillium 6,66 mg2m'
4imah (n) mg2m'
&ksida 3esi (0e) 7 mg2m'
3arium ulfat 16 mg2m'
Erat mg2m'
%aolin mg2m'
>ika mg2m'
3atu abun mg2m'
4abel -. 4ingkat kegiatan dan kalori yang dihasilkan (google.com)
4ingka
t
%egiatan 34!2:am
9ingan
4idur
"uduk 4enang
"uduk, dengan gerakan lengan ringan
misalnya mengetik
"uduk, dengan gerakan tangan dan kaki
ringan misalnya main piano atau menyetir
mobil
3erdiri, kerja ringan pada mesin atau
membongkar sesuatu dengan tangan
"uduk, dengan gerakan kuat tangan dan
kaki
3erdiri, kerja ringan pada mesin atau
membongkar barang, kadang#kadang jalan
76
-66
-76#776
776#*76
776#*76
*76#76
*76#56
7/24/2019 Makalah Pbl Blok Xxviii
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-xxviii 23/28
edan
g
3erdiri, kerja sedang pada mesin atau
membongkar barang dan kadang#kadang
jalan
3erjalan dengan mengangkat ataumendorong beban yang beratnya sedang
>engangkat, mendorong, dan menaikkan
benda berat secara terputus#putus misalnya
pekerjaan menyekop
76#
1666
1666#
1-66
1766#
666
3erat >engangkat, mendorong, dan menaikkan
benda berat terus#menerus
666#
-66
4abel 7. Maktu kerja dan istirahat menurut tingkat beban kerja
(google.com)
Pengaturan Maktu %erja per :am ndeks uhu 3asah dan 3ola (oC)
3eban %erja
Maktu %erja
(+)
Maktu
stirahat (+)
9ingan edang 3erat
7 7 '6,* 5,6 7,K
76 76 '1,- K,- ,K
7 7 ', '1,1 '6,6
'. Peran 0aktor indiiduPerananan factor individu dalam kasus ini 8
a. tatus kesehatan sik 8 tidak terdapat riayat alergi, kebiasaan
berolahraga tidak diketahui, riayat penyakit pada
keluarga, sukabegadang
b. tatus kesehatan mental 8 tidak diketahuic. $ygene peorangan 8 tidak diketahui
2. "aktor lain di luar pekerjaan• $obi atau kebiasaan 8 terdapat riayat merokok, tidak terdapat riayat
alkohol
• Pajanan di rumah, jalan, atau di tempat lain
• Pekerjaan sambilan 8 tidak ada.
7/24/2019 Makalah Pbl Blok Xxviii
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-xxviii 24/28
3. Diagnosis Okupasi
3erdasarkan anamnesis dan hasil pemeriksaan sik maupun penunjung
serta penjabaran tentang risiko paparan yang dapat terjadi pada 4n.> dapat
disimpulkan baha cor pulmonale pada pasien bukanlah penyakit akibat kerja
melainkan diperberat akibat pekerjaan."iagnosis &kupasi 8 cor pulmonale yang diperberat akibat pekerjaan
Penatalaksanaan
Non Medika mentosa$
4irah baring, diet rendah garam.
Preventif 3erhenti merokok, olah raga bertahap dan teratur, senam
pernapasan dalam jangka panjang.
Medika Mentosa
4erapi optimal cor pulmonal karena PP&% harus dimulai dengan terapi
optimal PP&% untuk mencegah atau memperlambat timbulnya hipertensi
pulmonal. 4erapi tambahan baru diberikan bila timbal tanda#tanda gagal jantung
kanan. 4ujuan pengobatan cor pulmonale pada PP&% ditinjau dari aspek jantung
sama dengan pengobatan cor pulmonale pada umumnya untuk (1)
mengoptimalkan esiensi pertukaran gas, () menurunkan hipertensi pulmonal,
(') meningkatkan kelangsungan hidup, dan (-) pengobatan penyakit dasar dan
komplikasinya.
Pengobatan cor pulmonale dari aspek jantung bertujuan untuk
menurunkan hipertensi pulmonal, pengobatan gagal jantung kanan dan
meningkatkan kelangsungan hidup. !ntuk tujuan tersebut, pengobatan yang
dapat dilaksanakan diaali dengan menghentikan kebiasaan merokok serta
tatalaksana lanjut sebagai berikut.
• "iuretik 8 4hiaAid (6#-6 mg2hari)
"iuretika diberikan bila ada gagal jantung kanan. Pemberian diuretika yang
berlebihan dapat menimbulkan alkalosis metabolik yang dapat memicu
peningkatan hiperkapnia. "i samping itu, dengan terapi diuretik dapat
terjadi kekurangan cairan yang mengakibatkan preload ventrikel de@tra dan
curah jantung menurun. Pemberian diuretic dilakukan dengan peraatan
yang lebih daripada biasanya karena resiko yang berhubungan dengan
alkalosis metabolic, hiperkapnia, hipovolemi yang berbahaya, peningkatan
hematokrit dan kekentalan darah. Eunakan dosis diuretic yang rendah.-
7/24/2019 Makalah Pbl Blok Xxviii
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-xxviii 25/28
&ksigen adalah satu#satunya terapi yang memperlihatkan peningkatan
kemampuan pasien PP&% hidup, yang aalnya di ketahui dari laporan hasil
studi di aal tahun 1K56. >ekanisme bagaimana terapi oksigen dapat
meningkatkan kelangsungan hidup belum diketahui. "itemukan dua
hipotesis, (1) terapi oksigen mengurangi vasokonstriksi dan menurunkan
resistensi vascular paru yang kemudian meningkatkan isi sekuncup
ventrikel de@tra, () terapi oksigen meningkatkan kadar oksigen arteri dan
meningkatkan hantaran oksigen ke jantung, otak dan organ vital lain.
Pemakaian oksigen secara kontinu selama 1 jam (Dational nstitute of
$ealth, /merika) 17 jam (3ritish >edical 9esearch Council) dan - jam
(D$) meningkatkan kelangsungan hidup dibandingkan dengan pasien
tanda terapi oksigen. ndikasi terapi oksigen (di rumah) adalah8
(a) Pa& N 77 mm$g atau a& N 55+,(b) Pa& 77 J 7K mm$g disertai salah satu dari8
1. edema disebabkan gagal jantung kanan,. p#pulmonal pada =%E, dan'. eritrosit hematokrit G 7*+
"igitalis hanya digunakan pada pasien kor pulmonal bila disertai gagal
jantung kiri . "igitalis tidak terbukti meningkatkan fungsi vventrikel kanan
pada pasien kor pulmonale dengan fungsi ventrikel kiri normal, hanya pada
pasien kor pulmonal dengan fungsi ventrikel kiri yang menurunkan digoksin
bisa meningkatkan fungsi ventrikel kanan. "i samping itu pengobatan
dengan digitalis menunjukkan peningkatan terjadinya komplikasi aritmia.
Basodilator (nitrat, hidralaAin, antagonis kalsium, agonis alfa adrenergic,
inhibitor /C= dan prostaglandin) 3elum direkomendasikan untuk
pemakaian secara rutin. /da - respons untuk pedoman pemakaian
vasodilator ini, yaitu 8 (a) 9esistensi vascular paru minimal 6+ (b) curah
jantung meningkat atau tidak berubah, (c) tekanan arteri pulmoner
menurun atau tidak berubah, (d) tekanan darah sistemik tidak berubah
secara signikan. etelah itu, harus dievaluasi setelah - atau 7 bulan untuk
menilai apakah keuntungan hemodinamik di atas masih menetap atau
tidak. Pemakaian sildenal untuk melebarkan pembuluh darah paru pada
hipertensi pulmoner primer, sedang ditunggu hasil penelitian untuk cor
pulmonal lengkap.
/ntikoagulan diberikan atas dasar kemungkinan terjadinya tromboemboli
akibat pembesaran dan disfungsi ventrikel kanan dan adanya faktor
imobilisasi pada pasien. "i samping terapi di atas, pasien cor pulmonale
dengan dasar PP&% harus mendapat terapi standar untuk PP&%, komplikasi
dan penyakit penyerta.
7/24/2019 Makalah Pbl Blok Xxviii
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-xxviii 26/28
• 0lebotomi pada pasien kor pulmonal dengan hematokrit yang tinggi , untuk
menurunkan hematokrit sampai dengan 7K+ merupakan terapi tambahan
pada pasien kor pulmonale dengan gagal jantung kanan akut.
4erapi penyakit paru
a. 3ronkodilator/minolin8 >enghilangkan spasme saluran pernafasan 3eta adrenergik
selektif (4erbutalin atau albutamol ). 3erkhasiat vasodilator pulmoner,
sehingga diharapkan dapat menambah aliran darah paru. "osis obat diatas
dapat dilihat di buku 0armakoterapi.
b. >ukolitik O ekspektoran>ukolitik berguna untuk mencairkan dahak dengan memecah ikatan
rantai kimianya, sedangkan ekspektoran untuk mengeluarkan dahak dariparu.
c. /nti 3iotik (/3) bila ada infeksiPemberian antibiotika diperlukan karena biasanya kelainan parenkim paru
disebabkan oleh mikro#organisme, diantaranya8 $emophylus in?uenAae
dan Pneumococcus. "apat pula disebabkan oleh taphylococcus dan
bakteri Eram negatif seperti8 %lebsiella. dealnya, pemberian antibiotika
disesuaikan dengan hasil kultur dahak. ambil menunggu hasil kultur, bisa
diberikan antibiotika spectrum luas dalam hari pertama. $emophylus
in?uenAae, peka terhadap ampisilin, sefalospurin, kotrimoksaAol.
Pneumococcus, peka terhadap golongan penisilin. taphylococcus, peka
terhadap metisilin, kloksasilin, ?ukoksasilin, dan eritromisin. %lebsiella,
peka terhadap gentamisin, streptomisin dan polimiksin.
d. & dosis rendah (1# ;2menit)Peningkatan PaC& ( tekanan karbondiosida arterial ) dan asidosis pada
penderita PP&> disebabkan tidak sempurnanya pengeluaran C&
sehingga menimbulkan hipoksemia. $al ini dapat diatasi dengan
pemberian oksigen 6#'6 + melalui masker venturi. "apat pula diberikanoksigen secara intermitten dengan kadar '6#76 + secara lambat 1#' liter
permenit.
e. %oreksi asidosis
'engelolaan Hipoksemia
Pemberian /ntibiotika, diuretik, mukolitik dan obat bronkodilator sebagai
tindakan dasar penyakit paru obstruktif menahun.
1. Pada hipoksemia berat, perlu diberikan oksigenasi terkontrol dan menjaga
agar tidak terjadi C& narkosis.
7/24/2019 Makalah Pbl Blok Xxviii
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-xxviii 27/28
. timulan pernafasan ( seperti doksapram ) perlu diberikan pada penderita
yang mengalami C& narkosis.
'. 3ila semua usaha di atas gagal, maka dilakukan pernafasan buatan
dengan intubasi endotrakeal atau bila perlu trakeotomi dan pemasangan
ventilator mekanik.
Pen5ega*an
>enghindari perilaku yang mengarah pada penyakit paru#paru kronis (terutama
merokok) dapat mencegah perkembangan akhir cor pulmonale. =valuasi
seksama murmur jantung anak dapat mencegah cor pulmonale yang disebabkan
oleh cacat jantung tertentu.
Prognosis
angat bervariasi , tergantung penjalanan alami penyakit paru yang
mendasarinya dan ketaatan pasien berobat . Penyakit bronkopulmonal
simtomatik angka kematian rata#rata 7 tahun sekitar -6#76+ . :uga obstruksi
vascular paru kronik dengan hipertro ventrikel kanan mempunyai prognosis
yang buruk . 3iasanya pasien hipertensi pulmonal dengan obstruksi vascular
kronik hanya bertahan hidup #' tahun sejak timbulnya gejala.
(omplikasi
%omplikasi yang sangat sulit pada kor pulmonale adalah /scites yang harus
menambahkan dosis spironolakton menyebabkan kemungkinan terjadinya efek
samping diuretic yang lebih besar. elain ascites, bisa juga edema,
hepatomegali, gagal jantung kiri dan kanan, efusi pleura dan thromboemboli.
Da0tar Pustaka
7/24/2019 Makalah Pbl Blok Xxviii
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-xxviii 28/28
1. sselbacher, 3raunald, Milson, martin, 0auci, %asper. $arrison Prinsip#prinsip lmupenyakit dalam . :akarta 8 penerbit buku kedokteran =EC 667 ed.1' (1) 8h.6*.
. 3rashers Balentina ;. /plikasi klinis patosiologi pemeriksaan dan manajemen. :akarta 8 penerbit buku kedokteran =EC 66'8 ed.'8 h.7.
'. Calverley P.>./ , >acnee M, Pride D.3, 9ennard .. Chronic obstructive pulmonary
disease . !. /merica 8 C9C Press 66' 8 nd
ed .p. 5.-. >itchell, %umar, /bbas, 0austo. 3uku aku "asar Patologis Penyakit . :akarta 8
Penerbit 3uku %edokteran =EC ed.8 (1) h.'-1#.7. udoyo /ru M, etiyohadi 3ambang, /li idrus, imadibrata >arcellus %, etiati
iti.3uku ajar ilmu penyakit dalam. :akarta 8 nterna Publishing 66K 8 1 h. 15-#-.
*. 9idley :ohn. 4anggung jaab manajemen dalam khtisar %esehatan dan%eselamatan %erja, =d.'. :akarta8 =rlangga, 66. h. 11'#5
. &kti 0P. %eselamatan dan %esehatan %erja. :akarta8 0%> !niversitas ndonesia665
5. $arrington :>, /nton CM. %esehatan kerja buku saku8 %ecelakaan kerja. =d.'.
:akarta8 =EC, 66'.h.'-#1