Makalah PBL Blok 7

31
Organ-organ yang Berhubungan dengan Pneumothorax Elizabeth AnastasyaYoltuwu 102014175 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat – 11510 [email protected] Abstrak Paru berperan penting dalam sistem pernafasan manusia. Sistem pernafasan dimulai dari hidung, faring, laring, trachea, bronkus, bronkiolus, bronkiolus terminalis, bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, dan alveoli. Paru memiliki lapisan elastis tipis yang membatasi paru dengan dinding dada yang disebut sebagai pleura. Pleura dibagi menjadi dua jenis, yaitu pleura visceral dan pleura parietalis. Antara lapisan pleura memiliki suatu rongga bernama kavum intrapleura yang memiliki tekanan intrapleura (subatmosfir) yang memiliki peranan penting dalam proses keluar masuknya udara di paru-paru. Selain itu keseimbangan asam basa juga mempengaruhi proses pernafasan manusia. Kata Kunci: Paru, pleura, mekanisme pernafasan, keseimbangan asam basa

description

makalah kuliah blok7

Transcript of Makalah PBL Blok 7

Page 1: Makalah PBL Blok 7

Organ-organ yang Berhubungan dengan Pneumothorax

Elizabeth AnastasyaYoltuwu

102014175

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat – 11510

[email protected]

Abstrak

Paru berperan penting dalam sistem pernafasan manusia. Sistem pernafasan dimulai

dari hidung, faring, laring, trachea, bronkus, bronkiolus, bronkiolus terminalis, bronkiolus

respiratorius, duktus alveolaris, dan alveoli. Paru memiliki lapisan elastis tipis yang membatasi

paru dengan dinding dada yang disebut sebagai pleura. Pleura dibagi menjadi dua jenis, yaitu

pleura visceral dan pleura parietalis. Antara lapisan pleura memiliki suatu rongga bernama

kavum intrapleura yang memiliki tekanan intrapleura (subatmosfir) yang memiliki peranan

penting dalam proses keluar masuknya udara di paru-paru. Selain itu keseimbangan asam basa

juga mempengaruhi proses pernafasan manusia.

Kata Kunci: Paru, pleura, mekanisme pernafasan, keseimbangan asam basa

Abstract

Lung plays an important role in the human respiratory system. The respiratory system starts

from the nose, pharynx, larynx, trachea, bronchi, bronchioles, terminal bronchioles, respiratory

bronchioles, alveolar ducts and alveoli. Pulmonary have a thin elastic layer that limits the lung

and chest wall called pleural. Pleural is divided into two types, namely the visceral pleural and

parietal pleural. Between pleural layers, there is a cavity called pleural cavity which have

intrapleural pressure ( subatmospheric ) which has an important role in the process of the

Page 2: Makalah PBL Blok 7

passage of air in the lungs. In addition, the acid-base balance also affects the human respiratory

process.

Keywords : Lung , pleura , respiratory mechanisms , acid-base balance

Pendahuluan

Manusia melakukan segala aktivitas mendapatkan energi utama dari proses respirasi atau

pernapasan. Respirasi adalah suatu proses pertukaran gas oksigen (O2) dari udara oleh organisme

hidup yang digunakan untuk serangkaian metabolisme yang akan menghasilkan karbodioksida

(CO2) yang harus dikeluarkan, karena tidak dibutuhkan oleh tubuh. O2 yang setiap makhluk

hidup digunakan untuk pembakaran zat makanan di dalam sel-sel tubuh.

Sistem pernapasan meliputi organ-organ pernapasan dari hidung sampai paru-paru. Udara

melewati organ-organ pernapasan dan mengalami berbagai proses dari pelepasan oksigen ke

jaringan tubuh dan pelepasan karbondioksida ke udara. Semua proses yang terjadi juga

dipengaruhi oleh keadaan tubuh dan zat-zat yang terkandung dalam tubuh. Selain itu pernapasan

juga didukung oleh otot dan tulang pembentuk rongga dada.

Penjelasan mengenai paru-paru dan pleura, baik secara anatomi, histologi, fisiologi dan

biokimia akan dijabarkan melalui sebuah skenario, yaitu seorang laki-laki usia 80 tahun datang

ke UGD RS dengan keluhan nyeri dada sisi kanan sejak 2 hari yang lalu. Rasa sakit dirasakan

tiba-tiba, menetap, dan diperburuk oleh batuk dan inspirasi dalam. Dari pemeriksaan CT-scan

dada menunjukkan pneuomothorax sisi kanan dan terdapat trombus arteri pulmonalis sinistra.

Isi

Makroskopik Paru-Paru

1. Thorax (Dada)

Merupakan bagian superior batang badan antara leher dan perut. Mempunyai bentuk

kerucut yang terpacung horizontal. Di dalam thorax ini terkandung rongga thorax. Rongga

thorax memilki akses masuk ke dalam lewat pintu atas dan pintu bawah thorax. Rongga

Page 3: Makalah PBL Blok 7

thorax yang dibatasi oleh dinding thorax dan diaphragma ini terbagi menjadi tiga

kompartemen utama yakni cavum pleura (rongga pleura) kanan dan kiri yang masing-masing

mengelilingi sebuah paru dan mediastinum.1

Dinding thorax terdiri atas muskuloskeletal (rangka dan oto-otot) yakni di sebelah

dorsal dibentuk oleh deretan vertikal 12 buah vertebra thoracal dan discus intervertebrale

yang letak di antara masing-masing vertebra thoracal tersebut. Pada masing-masing sisi, di

sebelah lateral dibentuk dan dibatasi leh 12 iga dan tiga lapis otot tipis yang membentang

pada sela iga yang berdekatan. Di sebelah anterior dibatasi oleh sternum. Manubrium sterni

dan corpus sterni membentuk sudut yang dikenal sebagai angulus sterni.1

Diafragma merupakan jaringan musculofibrosa yang berbentuk dua belah kubah, di

antara rongga thorax dan rongga perut. Tempat lekat diafragma meliputi processus

xiphoideus, ujung-ujung sternal iga dan tulang rawan iga 7-12, dan processus transversus V

L 1 dan corpus vertebra lumbal atas; perlekatannya pada daerah lumbal ini berlangsung

melalui perantaraan ligg. Arcualtum mediale dan lateral serta crura diapramatica.1

2. Pleura (Selaput Dada)

Merupakan selaput serosa yang membentuk sebuah kantong tertutup yang terinvaginasi

oleh paru. Bagian pelura yang melekat pada permukaan paru dan fissura-fissura interlobularis

paru disebut pleura visceralis atau pleura pulmonalis. Pleura yang melapisi permukaan dalam

separuh dinding thorax, menutupi sebagian besar diaphragma dan struktur-struktur yang

menempati daerah tengah thorax disebut pleura parietalis.1

Pleura pulmonalis dan pleura parietalis saling berkesinambungan di sekitar struktur

hilus. Ruang potensial antara pleura parietalis dan pleura pulmonalis disebut rongga pleura.

Di antara kedua rongga pleura disebut mediastinum (ruang intrapleura). Pleura parietalis

dibedakan atas pleura costovertebralis (costalis), pleura diaphragmatica, pleura cervicalis

(cupula pleurae) dan pleura medistinalis. Pleura costalis berhubungan dengan iga dan selaiga-

selaiga. Pleura diphragmatica menutupi sebagian besar permukaan atas masing-masing belah

diapragma. Pleura cervicalis berada di atas apex pulmonis. Pleura mediastinalis adalah batas

lateral mediastinum.1

Page 4: Makalah PBL Blok 7

Paru-paru tidak mengisi cavum pleurae dengan sempurna. Ini menimbulkan

recessus/sinus di sepanjang lipatan pleura, di mana lapisan-lapisan pleura parietalis saling

berhadapan dan terpisah. Dikenal dua recessus yaitu recessus costomediastinalis dan recessus

costodiphragmaticus. Recessus costomediastinalis terdapat di sebelah anterior ( di dorsal

sternum dan tulang-tulang rawan iga); terdapat pada masing-masing sisi cavum pleurae, di

mana pleura costalis berhadapan dengan pleura mediastinalis. Recessus costomediastinalis

terbesar berada pada sisi medial cavum pleurae kiri yang menutupi jantung. Recessus

costodiaphragmaticus merupakan recessus terbesar dan secara klinik paling penting.

Recessus ini terdapat pada masing-masing cavum pleurae, dibatasi oleh pleura costalis dan

pleura diaphragmaticus, pada daerah antara margo inferior paru dan tepi inferior cavum

pleurae. Recessus ini paling dalam setelah ekspirasi paksaan dan menjadi paling dangkal

setelah inspirasi paksaan.1

3. Pulmo (Paru)

Terletak bebas di dalam cavum pleurae. Kedua paru saling terpisah oleh jantung dan

mediastinum lainnya, kecuali struktur-struktur yang melintasi hilus pulmonis. Paru berupa

spons, mengapung dalam air, sangat elastik dan berekspritasi bila diraba, karena ada udara di

dalam alveoli.1

Paru memiliki apex (puncak), basis, tiga tepi dan dua permukaan. Bentuk paru

menyerupai separuh kerucut. Normal paru kanan sedikit lebih besar daripada paru kiri,

karena mediastinum medius yang berisi jantung, menonjol ke arah kiri daripada ke arah

kanan.1

Apex berkontak dengan pleura cervicalis (cupula pleurae). Sebelah posterior apex

terdapat ganglion simpatis cervicothoracale. Basis paru berbentuk semilunar dan konkaf,

terbaring pada permukaan superior diaphragma, yang memisahkan paru kanan dari lobus

dexter hepatis dan paru kiri dari lobus sinister hepatis, fundus ventriculi/lambung dan limpa.

Di sebelah posterolateral, basis memiliki tepi yang tajam, yang diadaptasikan bagi recessus

costodiapragmaticus. Permukaan costalis tampak konveks, dipisahkan dari dinding thorax

(iga-iga dan selaiga-selaiga) oleh pleura costalis. Permukaan ini memperlihatkan alur-alur

yang sesuai dengan iga-iga yang menutupinya.1

Page 5: Makalah PBL Blok 7

Akar paru yang menghubungkan permukaan medial paru menuju jantung dan trachea

pada mediastinum, dibentuk oleh sekelompok strukur pipa pendek yang memasuki atau

meninggalkan hilus pulomonalis. Hilus pulmonis terletak setinggi vertebra thoracal 5-7. Pada

facies mediastinalis paru kanan, impressio cardiaca berbatasan dengan permukaan anteriora

auricula dextra, permukaan anterolateral atrium dextrum dan sebagian permukaan anterior

ventriculus dexter. Pada facies mediastinalis paru kiri, imperssio cardiaca berbatasan dengan

permukaan anterior dan kiri ventriculus sinister, auricula sinistrum, bagian anterior

infundibulum dan sebagian ventriculus dextrum. Alur yang naik di ventral hilus

mengakomodasikan trunkus pulmonalis.1

Tepi inferior paru tipis, memisahkan basis dari permukaan costal dan membentang ke

dalam recessus costodiaphragmaticus; ke arah medial tepi inferior ini memisahkan basis dari

permukaan mediastinal.1

Tepi posterior merupakan pembatas yang tumpul antara permukaan-permukaan costal

dan mediastinalis bagian vertebral (posterior); sedangkan tepi anterirornya tipis dan tajam,

bertumpang tindih dengan pericardium; memisahkan permukaan costal dari permukaan

mediastinalis bagian anterior.1

Paru kiri dibagi menjadi lobus-lobus superior dan inferior oleh fissura obliqua. Lobus

superior berada di sebelah anterosuperior terhadap fissura ini. Dekat ujung bawah tepi

anerior lobus superior ini terdapat incisura cardiaca, karena dari arah mediastinum medius

jantung berproyeksi ke dalam cavum pleurae kiri. Biasanya ujung bawah incisura cardiaca

lobus superior ini memiliki sebuah taju kecil, yakni lingula. Lobus inferior yang lebih besar

berada postero-inferior terhadap fissura obliqua tersebut.1

Paru kanan terbagi menjadi lobus superior, medius, dan inferior oleh dua fissura.

Fissura obliqua memisahkan lobus inferior dari lobus medius dan lobus superior. Pada tepi

psterior, fissura ini mulai setinggi vertebra thoracal 4 atau sedikit lebih rendah. Fissura

horizontal yang pendek memisahkan lobus superior dan lobus medius.

Setinggi discus intervertebrale T 4/5 trachea bercabang menjadi bronchus

primer/pricipalis dexter dan sinister. Bronchus principalis dexter lebih lebar, lebih pendek

dan lebih vertikal daripada yang kiri. Bronchus sekunder (lobaris) lobus superior kanan,

Page 6: Makalah PBL Blok 7

sebagai cabang pertama bronchus principalis, berada di sebelah posterosuperiorterhadap A.

Pulmonalis kanan.1

Bronchus lobus superior kanan berpangkal dari aspek laterla bronchus principalis dan

melintas ke arah superolateral untuk memasuki hilus. Bronchus lobus medius

mempercabangkan dua bronchus segmentorum. Bronchus lobus inferior kanan merupakan

lanjutan bronchus principalis di sebelah caudal pangkal bronchus lobus medius. Sedikit di

sebelah caudal terhadap pangkalnya, bronchus lobus inferior tersebut mempercabangkan lima

bronchus segmentorum. Bronchus principalis sinister bercabang menjadi bronchus-bronchus

sekunder (lobaris) lobus superior dan inferior.

Bronchus sekunder lobus superior kiri berasal dari aspek anterolateral bronchus

principalis sinister, melengkung ke lateral dan bercabang menjadi empat bronchus

segmentorum. Bronchus sekunder lobus inferior kiri turun posterolateral sejauh 1 cm dan

selanjutnya memberikan empat cabang bronchus segmentorum.1

Masing-masing bronchus segmentorum/tertier bercabang-cabang di dalam sebuah unit

jaringan paru yang disebut segmen bronchopulmonalis. Dengan demikian, sebuah segmen

bronchopulmonalis adalah daerah/unit jaringan paru terkecil yang terpisah, bebas secara

fungsional, dapat diisolasi dan diangkat tanpa melibatkan daerah/segmen jaringan paru

sekitar. Masing-masing bronchopulmonalis berbentuk sebuah kerucut/pyramid tak beraturan

dengan puncak pada pangkal bronchus segmentorum terebut (menghadap radix pulmonis)

dan basisnya terproyeksi ke arah perifer pada permukaan paru.

Selanjutnya, masing-masing bronchi segmentorum ini meberikan 20 sampai 25

generasi percabangan dan akhirnya menjadi bronchiolus terminalis. Masing-masing

bronchiolus terminalis mempercabangkan banyak generasi bronchiolus respirasi dan masing-

masing bronchiolus respirasi mempercabangkan 2-11 ductus alveolaris. Masing-masing

ductus alveolaris memberikan 5-6 saccus alveolaris. Alveolus paru merupakan unit dasar

pertukaran gas di dalam paru.1

Mikroskopik Paru-Paru

Page 7: Makalah PBL Blok 7

1. Bronkus

Trakea bercabang menjadi 2 bronkus primer yang memasuki paru di hilus.2 Bronkus

terdiri atas 2 yaitu bronkus ekstrapulmonal dan bronkus intrapulmonal. Bronkus

ekstrapulmonal sama dengan trakea tapi diameternya lebih kecil. Bronkus intrapulmonal

memiliki mukosa membentuk lipatan longitudinal. Dilapisi oleh epitel bertingkat torak

bersilia besel goblet dan membran basalisnya jelas. Pada lamina propianya terdapat jaringan

ikat jarang, serat elastis dan muskulus poros spiral, noduli limfatisi, dan kelenjar bronkialis

menjadi kelenjar campur. Bentuknya sferis dan tulang rawan tidak beraturan serta susunan

muskulus seperti spiral.2

2. Bronkiolus

Bronkiolus tidak memilki tulang rawan dan dilapisi oleh epitel selapis torak bersilia dan

ada yang bersel goblet dan tidak. Pada lamina propianya tipis, memiliki serat elastin, otot

polos relatif lebih banyak daripada jaringan ikat, dan tidak memilki kelenjar dan noduli

limfatisi. Terdapat dua bronkiolus yaitu bronkiolus terminalis dan bronkiolus respiratorius.3

Pada bronkiolus terminalis dilapisi oleh epitel selapis torak rendah dan di antara sel ini

terdapat sel clara yang memilki mikrovili dan bergranula kasar. Lamina propia sangat tipis

dan serat elastin serta tidak memilki kelenjar. Pada lapisannya luarnya tesusun atas serat

kolagen, serat elastin, pembuluh darah, limfe dan saraf.4

Bronkiolus respiratorius merupakan bagian atara konduksi dan bagian respirasi.

Dilapisi epitel torak rendah/ epitel selapis kubis. Di antara sel kubis terdapat sel clara,

berbentuk kubah, tak bersilisa, bagian puncak yang menonjol ke lumen, fungsinya diduga

iktu berperan terhadap pembentukan cairan bronkiolar yang mengandung protein,

glikoprotein, dan kolesterol. Lamina propianya tersusun dari serat kolagen, serat elastin, dan

otot polos terputus-putus.1

3. Duktus alveolaris

Duktus alveolaris berdinding tipis, sebagian besar terdiri dari alveoli dan dikelilingi

sakus alveolaris. Di mulut alveolus dilapisi epitel selapis gepeng (sel alveolar tipe I).

Terdapat jaringan ikat elastin, serat kolagen, berotot polos ataupun tidak sebagai titik-titik

kecil. Terbuka ke atrium yaitu ruangan yang menghubungkan sakus alveolaris.4

Page 8: Makalah PBL Blok 7

4. Sakus alveolaris

Merupakan kantong yang dibentuk oleh beberapa alveoli. Terdapat serat elastin dan

serat retikulin yang melingkari muara sakus alveoli dan sudah tidak punya otot polos.4

5. Alveolus

Merupakan kantong kecil yang terdiri dari selapis sel seperti sarang tawon. Pada

alveolus terjadi pertukaran gas yaitu O2 dan CO2 antara udara dan darah. Di sekitar alveoli

terdapat serat elastin yang akan melebar pada saat inspirasi dan menciut pada saat ekspirasi

dan serat kolagen yang mencegah regangan yang berlebihan sehingga kapiler dan septum

intra-alveolaris tidak rusak.3

Alveolus dilapisi oleh epitel selapis gepeng. Pada dinding alveolus terdapat lubang-

lubang kecil berbentuk bulat/lonjong disebut poros/stigma alveolaris. Stigma ini penting

apabila terjadi sumbatan di salah satu cabang btonkus/bronkiolus karena udara dapat

mengalir dari alveolus satu ke alveolus lain.3

Sel-sel dinding alvelus terdiri atas 4 yaitu sel aveolar tipe I/ pneumosit tipe I, sel

alveolar tipe II/pneumosit tipe II, sel alveolar fagosit, dan sel kapiler endotel. Sel pneumosit

tipe I mempunyai inti yang gepeng, sitoplasma tipis mengelilingi seluruh dinding alveol dan

mempunyai membrana basalis yang memisahkan sel ini dengan sel endotel kapiler.3

Sel pneumosit tipe II mempunyai inti subis, sering menonjol ke lumen dan

sitoplasmanya mengandung multilameral bodies, zat ini dilepas ke permukaan sel, sebagai

surfaktan untuk menjaga agar permukaan alveoli tidak kolaps pada akhir ekspirasi (dengan

menurunkan tegangan permukaan).4

Sel alveolar fagosit disebut juga sel debu/dust cell dan memiliki inti bulat. Selain pada

dinding alveoli terdapat juga pada lumen alveolus. Berasal dari monosit darah. Sel ini

berkerja memfagosit debu mikroorganisme dan benda asing yang terdapat dalam alveoli yang

ikut saat inspirasi. Sel endotel kapiler melpisi kapiler darah dan mempunyai inti gepeng dan

kromatin inti halus.4

Page 9: Makalah PBL Blok 7

Pendarahan dan Persarafan Pleura

Pleura parietalis memperoleh darah dari Aa. intercostalis, A. pericardiphrenica dan A.

musculophrenica. Dua pembuluh darah terakhir ini berasal dari A. thoracica interna. Vena-

venanya bergabung dengan vena-vena sistemik pada dinding dada. Persarafannya berasal dari N.

phrenicus.1

Pleura viscerlis memperoleh darah dari pembuluh-pembuluh bronchialis.4 Pembuluh-

pembuluh limfatiknya bergabung dengan pembuluh getah bening paru. Persarafannya disuplai

oleh saraf-saraf otonom.1

Pleura visceralis mempunyai persarafan tidak sadar sama seperti paru-paru. Sedangkan

pleura parietalis mempunyai persarafan sadar (somatis) seperti dinding dada yang lain sehingga

dapat merasa nyeri.5

Pembuluh Darah dan Persarafan Pulmonal

Truncus pulmonalis mengembalikan darah yang kurang O2 dari ventrikel kanan jantung

menuju paru-paru. Bifurkasi truncus pulmonalis, menjadi Aa. pulmonalis dextra dan sinistra,

terjadi di sebelah kiri garis tengah, tepat di sebelah inferior terhadap discus intervertebrale T 4/5

dan di sebelah antero-inferior terhadap sisi kiri bifurcation tracheae. Di dalam paru pembuluh

nadi pulmonal ini becabang-cabang, menyertai bronchi segmental dan subsegmental dan

terutama letaknya di sebelah posterolateral terhadap bronchi.1

A. pulmonalis dextra

Pembuluh nadi ini lebih panjang daripada yang kiri, melintas horizontal menyebrangi

mediastinum dan memiliki posisi sebagai berikut:1

1. Di sebelah anterior dan sedikit inferior terhadap bifurcatio tracheae dan sebelah

anterior terhadap bronchus principalis dexter.

2. Di sebelah posterior terhadap aorta ascendens, V. cava superior dan V. pulmonalis

dextra atas.

Page 10: Makalah PBL Blok 7

Tepat sebelum mencapai hilus, A. pulmonalis dextra mempercabangkan sebuah cabang

superior yang menuju lobus superior. Cabang ini segera melintas di sebelah posterolateral

terhadap bronchus lobus superior. Nadi utama memasuki hilus pulmonis, di antara bronchus

lobus superior dan lanjutan bronchus principalis, yang akhirnya bercabang menjadi arteri-arteri

untuk lobus medius dan inferior.1 Arteri pulmonalis, yang mengembalikan darah tanpa oksigen

ke dalam paru-paru untuk diisi oksigen.4

A. pulmonalis sinistra

A. pulmonalis sinistra terletak di sebelah anterior terhadap aorta descenden dan

sebelah posterior terhadap V. pulmonalis superior kiri. Setelah menyilang bronchus

principalis sinister di sebelah anterior, arteri ini menempati bagian cranial hilus

pulmonalis dan bercabang menjadi arteri-arteri untuk lobus superior dan inferior.1

Di dalam paru, pembuluh nadi pulmonal ini bercabang-cabang mengikuti

percabangan bronchus dan berakhir sebagai anyaman kapiler yang membentuk plexus

tepat di dinding dan septa alveoli serta saccus alveolaris. Mungkin terdapat “shunts”

arteriovenosa di dekat bronchiolus terminalis.1

Vena Pulmonalis

Vena pulmonalis, yang mengembalikan darah berisi oksigen dari paru-paru ke

jantung.4 Dari paru-paru, V. pulmonalis superior dan V. pulmonalis inferior masing-

masing paru membawa darah beroksigen menuju atrium cordi sinistrum. Dari kapiler-

kapiler pulmonal, darah balik berkumpul ke dalam cabang-cabang yang lebih besar tanpa

disertai cabang-cabang arteri pulmonalis dan bronchi. Cabang-cabang vena tersebut

berhubungan bebas (melintas antar segmen, melayani intersegmental, mengalirkan darah

ke dalam lebih dari satu vena) dan membentuk pembuluh balik yang lebih besar, yang

akhirnya menyertai arteri-arteri dan bronchi menuju hilus pulmonis. Jadi di bagian

perifer, sebuah segmen bronchopulmonalis tidak memiliki unit vaskuler yang lengkap.1

Page 11: Makalah PBL Blok 7

V. pulmonalis superior kanan terbentuk oleh penyatuan vena-vena dari lobus

superior dan lobus medius; sedangkan yang inferior kanan terbentuk oleh penyatuan

vena-vena lobus inferior. V. pulmonalis superior kiri terbentuk dari penyatuan vena-vena

lobus superior dan yang inferior dari penyatuan vena-vena lobus inferior.1

Persarafan Paru

Lewat plexus pulmonalis anterior dan posterior yang dibentuk oleh cabang-

cabang truncus symphaticus segmen T 1-3 atau 4 dan para simpatik N. vagus. Plexus-

plexus yang saling berhubungan ini terletak di sebelah anterior dan posterior terhadap

bifurcatio tracheae dan bronchus principalis. Plexus pulmonalis anterior jauh lebih kecil

daripada plexus posterior. Serabut-serabut saraf yang keluar dari plexus ini menyertai

pipa-pipa bronchus dan pembuluh darah, membawa serabut visceral eferen dan serabut

visceral aferen menuju/dari pleura visceralis dan struktur-struktur lain jaringan paru.

Bronchokonstriktor otot bronchus, vasodilator otot pembuluh darah dan sekresi kelenjar

bronchus dihantarkan oleh perangsangan serabut visceral eferen N. vagus; suplai simpatis

berupa inhibitor, membuat relaksasi otot polos bronchus, vasokonstriktor otot pembuluh

darah dan mengadakan pengurangan stimulasi parasimpatis (vagal).1

Rasa nyeri pada paru disebabkan oleh suplai oksigen yang berkurang pada

jaringan paru. Rasa nyeri ini dihantarkan lewat serabut-serabut yang menyertai serabut-

serabut simpatis.1

Sistem Perdarahan Pulmo (Paru)

Paru-paru mempunyai 2 sumber suplai darah, dari arteri bronkialis dan arteri pulmonalis.

Darah di atrium kanan mengair ke ventrikel kanan melalui katup AV lainnya, yang disebut katup

semilunaris (trikuspidalis). Darah keluar dari ventrikel kanan dan mengalir melewati katup

keempat, katup pulmonalis, ke dalam arteri pulmonais. Arteri pulmonais bercabang-cabang

menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri yang masing-masing mengalir ke paru kanan dan kiri.

Di paru arteri pulmonalis bercabang-cabang berkali-kali menjadi arteriol dan kemudian kapiler.

Page 12: Makalah PBL Blok 7

Setiap kapiler memberi perfusi kepada saluan pernapasan, melalui sebuah alveolus, semua

kapiler menyatu kembali untuk menjadi venula, dan venula menjadi vena. Vena-vena menyatu

untuk membentuk vena pulmonalis yang besar. Darah mengalir di dalam vena pulmonalis

kembali ke atrium kiri untuk menyelesaikan siklus aliran darah. Jantung, sirkulasi sistemik, dan

sirkulasi paru. Tekanan darah pulmoner sekitar 15 mmHg. Fungsi sirkulasi paru adalah

karbondioksida dikeluarkan dari darah dan oksigen diserap, melalui siklus darah yang kontinyu

mengelilingi sirkulasi sistemik dan paru, maka suplai oksigen dan pengeluaran zat-zat sisa dapat

berlangsung bagi semua sel. 6,7

Mekanisme Pernafasan

Paru-paru dan dinding dada merupakan struktur elastik. Normalnya ada tak lebih dari

lapisan tipis cairan diantara paru-paru dan dinding dada. Paru-paru mudah meluncur di atas

dinding dada, tetapi menahan gerakan meninggalkan dinding dada dalam cara yang sama seperti

dua potongan gelas basah yang meluncur satu atas yang lain, tetapi menahan pemisahan.

Tekanan dalam “ruang” diantara paru-paru dan dinding dada (tekanan intrapleura) berukuran

subatmosfir.6,8

Inspirasi merupakan proses aktif. Kontraksi otot inspirasi menyebabkan volume

intrathorax. Selama pernapasan tenang, tekanan intrapleura di saat mulainya inspirasi menurun

dan paru-paru ditarik ke dalam posisi lebih diperluas. Tekanan intrapleural yang menurun

membuat paru berkembang dan tekanan intrapulmonary yang menjadi negatif menyebabkan

udara mengalir ke paru-paru. Pada akhir ekspirasi, recoil paru-paru menarik dada kembali ke

posisi ekspirasi, tempat tekanan recoil paru-paru dan dinding dada seimbang. Tekanan

intrapleura menjadi lebih positif yang membuat paru mengempis dan tekanan intrapulmonary

menjadi positif yang menyebabkan udara mengalir keluar paru-paru. Ekspirasi selama

pernapasan tenang bersifat pasif dalam arti bahwa tak ada otot yang berkontraksi menurunkan

volume intrathorax. Tetapi ada sejumlah kontraksi otot inspirasi dalam bagian awal ekspirasi.

Kontraksi ini menyebabkan kerja rem pada tenaga recoil dan melambatkan ekspirasi.9

Tempat Mendengarkan Suara Napas

Page 13: Makalah PBL Blok 7

Auskultasi merupakan pengkajian yang sangat bermakna mencakup mendengarkan suara

napas normal dan suara tambahan (abnormal). Suara napas normal dihasilkan dari getaran udara

ketika melalui jalan napas dari laring ke alveoli dan bersifat bersih. Biasanya terdengar tiga suara

pernapasan normal, yang terdiri dari:10

- Vesikuler: timbul karena berpusarnya udara di dalam alveolus dan merupakan bunyi

pernapasan normal. Bunyi ini bernada rendah, halus dan terdengar paling jelas di bagian

perifer paru-paru karena memang timbul di dekatnya. Karena disebabkan masuknya

udara ke dalam alveolus, bunyi ini terdengar pada waktu inspirasi. Inspirasi lebih panjang

dari ekspirasi.11 Sebagai contoh, dapat didengarkan pada basis paru-paru di bagian

posterior.10

- Bronkial: timbul karena turbulensi udara di dalam bronkus kartilaginosa. Bunyi ini lebih

kasar dan nadanya lebih tinggi dari daripada bunyi vesikuler. Bunyi pernapasan bronkial

hampir hilang seluruhnya ketika melintasi sekat alveolus. Akibatnya, biasa tidak dapat

didengar di bagian perifer paru-paru normal. Bunyi ini dapat mempunyai komponen

inspirasi dan ekspirasi. Dapat melakukan auskultasi pada daerah trakeal.11

- Bronkovesikuler: merupakan campuran kedua unsur ini. Suaranya terdengar nyaring

dengan intensitas sedang. Inspirasi sama panjang dengan ekspirasi.10 Bunyi ini dapat

didengarkan pada tempat-tempat dimana ada bronkiolus besar yang ditutupi oleh satu

lapisan tipis alveolus. Misalnya di daerah infraclavicular kanan di dekat sternum.11

Jenis suara napas tambahan (abnormal), yaitu sebagai berikut:10

- Wheezing: terdengar selama inspirasi dan ekspirasi dengan karakter suara nyaring,

musikal, suara terus menerus yang disebabkan aliran udara melalui jalan napas yang

menyempit.

- Rochi: terdengar selama fase inspirasi dan ekspirasi, karakter suara terdengar perlahan,

nyaring dan suara mengorok terus menerus. Berhubungan dengan sekresi kental dan

peningkatan produksi sputum.

- Pleural friction rub: terdengar saat inspirasi dan ekspirasi. Karakter suara kasar, berciut,

dan suara seperti gesekan akibat dari inflamasi pada daerah pleura. Sering kali pasien

mengalami nyeri saat bernapas dalam.

Page 14: Makalah PBL Blok 7

- Crackles, dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

Fine crackles: setiap fase lebih sering terdengar saat inspirasi. Karakter suara

meletup, terpatah-patah akibat udara melewati daerah yang lembab di alveoli atau

bronkiolus. Suara seperti rambut yang digesekkan.

Coarse crackles: lebih menonjol pada ekspirasi. Karakter suara lemah, kasar,

suara gesekkan terpotong akibat adanya cairan atau sekresi pada jalan napas yang

besar. Mungkin akan berubah ketika pasien batuk.

Pengaruhi Tekanan Intrapleura terhadap Mekanisme Pernapasan

Paru dilapisi oleh pleura parietalis yang menempel pada rongga dada dan pleura

visceralis yang menempel pada jaringan paru. Di antara pleura terdapat suatu ruangan yang

disebut cavum intrapleuralis. Rongga ini berisi cairan yang mengurangi friksi (pelumas) saat

gerakkan mengembang dan mengempisnya paru. Selain itu, pada rongga ini terdapat tekanan

intrapleura yang selalu lebih rendah dari udara atmosfer (756 mmHg). Pada saat inhalasi,

kontraksi diagfragma dan otot intercostalis juga akan meningkatkan volume rongga dada dan

juga volume rongga pleura. Karena volume naik maka tekanan intrapleura menurun menjadi 754

mmHg. Begitu juga sebaliknya, saat ekshalasi tekanan intrapleural kembali ke awal yaitu 756

mmHg. Tekanan intrapleura selain selalu lebih rendah dari udara atmosfer juga selalu lebih

rendah dari udara dalam pulmo. Hal inilah yang menyebabkan gaya hisap/tarik intrapleura lebih

tinggi sesaat dibandingkan tekanan udara atmosfer.6

Transport Oksigen (O2) dan Karbondioksida (CO2)

Transport Gas

Gas yang terlibat dalam sistem pernafasan ini terdiri dari dua yaitu oksigen (O2)

dan karbon dioksida (CO2). Transport O2 dan CO2 ini umumnya dilakukan oleh darah. O2

yang diangkut oleh darah kapiler di paru harus ditransport ke jaringan untuk digunakan

oleh sel tubuh. Sebaliknya, CO2 yang dihasilkan pada tingkat sel harus ditransport ke

paru untuk disingkirkan dari tubuh.6

Page 15: Makalah PBL Blok 7

Transport O2

Oksigen yang ada dalam darah wujud dalam dua bentuk yaitu terlarut secara

fisika dan terikat pada haemoglobin secara kimiawi.

1. O2 yang terlarut secara fisika:

- Sangat sedikit jumlah O2 yang larut dalam plasma darah (92% air) karena O2 tidak

dapat larut dengan baik di dalam cairan tubuh.

- Jumlah O2 yang terlarut adalah berbanding lurus dengan tekanan parsial O2 darah

(PO2). Semakin tinggi PO2, semakin tinggi jumlah O2 yang terlarut.

- Hanya 1.5% dari O2 dalam darah yang dilarut.6

2. O2 yang terikat pada Hemoglobin (Hb) secara kimiawi

- 98.5% dari O2 dalam darah yang tidak terlarut terikat dengan hemoglobin

- Komponen heme mengandung 4 atom zat besi (Fe) yang mampu mengikat 1

molekul O2 pada setiap atom Fe, maka tiap molekul Hb dapat mengikat 4 molekul

O2

- Hb mengikat O2 untuk membentuk oksihemoglobin (HbO2) yang berwarna merah

tua. Ikatan ini tidak kuat dan reversible.

- Hb yang tidak terikat O2 disebut reduced hemoglobin atau deoksihemoglobin

(HHb)

- Hb tersaturasi penuh bila seluruh Hb tubuh berikatan secara maksimal dengan O2.

- Kejenuhan Hb dengan O2 mencapai 75% apabila 3 dari 4 atom Fe berikatan

dengan O2.6

Kejenuhan oksigen = (kandungan oksigen / kapasitas oksigen) x 100. Faktor

penting dalam penentuan persen saturasi HbO2 adalah PO2 darah. Pada kurva disosiasi

O2Hb grafik memperlihatkan persentase kejenuhan hemoglobin pada garis vertikal dan

tekana parsial oksigen pada garis horizontal. Kurva berbentuk S (sigmoid) karena

kapasitas pengisian oksigen pada hemoglobin (afinitas pengikatan oksigen) bertambah

jika kejenuhan bertambah. Demikian pula, jika pelepasan oksigennya (pelepasan oksigen

terikat) meningkat, kejenuhan oksigen darah pun meningkat. Hemoglobin dikatakan 97%

jenuh pada PO2 100 mmHg, seperti yang terjadi pada udara alveolar.6

Page 16: Makalah PBL Blok 7

Antara PO2 60 hingga 100 mmHg, kurva mendatar atau plateau. Peningkatan atau

penurunan PO2 darah hampir tidak mempengaruhi kejenuhan HbO2. Sebaliknya, pada

PO2 0 hingga 60 mmHg terlihat lereng kurva menjadi tajam, perubahan kecil pada PO2

memberi dampak yang cukup besar terhadap kemampuan Hb untuk mengikat O2.6

Jika PO2 turun sampai di bawah 50 mmHg, seperti yang terjadi dalam jaringan

tubuh, perubahan PO2 ini walaupun sangat sedikit dapat mengakibatkan perubahan yang

besar pada kejenuhan hemoglobin dan volume oksigen yang dilepas. Afinitas Hb

terhadap O2 dipengaruhi beberapa faktor yang dapat menggesar kurva disosiasi yaitu

CO2, pH, temperatur dan konsentrasi 2,3-difosfogliserat (2,3-DPG). 6

Peningkatan PCO2 menggeser kurva ke kanan. PCO2 darah meningkat pada

kapiler sistemik karena CO2berdifusi menuruni gradiennya dari sel ke dalam

darah.Adanya CO2 tambahan ini dalam darah menurunkan afinitas Hb terhadap O2, maka

Hb mendisosiasikan lebih banyak O2 pada jaringan. Peningkatan keasaman (penurunan

pH darah dan peningkatan ion hidrogen) melemahkan ikatan antara oksigen dan

hemoglobin sehingga menggeserkan kurva ke kanan. Oleh karena CO2 menghasilkan

asam karbonik (H2CO3), maka darah menjadi semakin asam pada kapiler sistemik karena

mengambil CO2 dari jaringan tubuh. 6

Penurunan afinitas Hb terhadap O2 akibat daripada peningkatan keasaman

(pengurangan pH) membantu dalam pelepasan O2 di jaringan pada PO2 yang tertentu.6

Peningkatan temperatur juga akan menggeserkan kurva O2-Hb ke kanan sehingga

mengakibatkan lebih banyak pelepasan O2 pada PO2 yang tertentu.Otot yang berolahraga

atau sel yang bermetabolisme aktif menghasilkan panas. Peningkatan temperatur lokal

meningkatkan pelepasan O2 dari Hb untuk digunakan oleh sel-sel yang aktif.2,3-DPG

bisa berikatan dengan Hb dan menurunkan afinitasnya terhadap O2 sebagaimana CO2 dan

H+. Peningkatan konsentrasi 2,3-DPG menggeserkan kurva ke kanan dan disebabkan itu

meningkatkan pelepasan O2saat darah mengalir melalui jaringan. 6

Konsentrasi 2,3-DPG meningkat saat kadar O2 menurun secara kronik seperti

pada mereka yang anemia atau yang tinggal di altitud yang tinggi. Peningkatan 2,3-DPG

menolong dalam pembebasan O2 dari Hb sekali gus mempertahankan tersedianya O2 pada

Page 17: Makalah PBL Blok 7

jaringan walaupun suplai O2 pada arteri menurun secara kronik.2,3-DPG ada dalam

eritrosit di sepanjang system sirkulasi. Oleh itu, ia menurunkan kemampuan pengikatan

O2 pada paru dan ini merupakan dampak negative dari peningkatan metabolit

ini.Hemoglobin janin (hemoglobin F) memiliki afinitas yang besar terhadap oksigen

dibandingkan hemoglobin dewasa (hemoglobin A), inilah perubahan akibat kerja 2,3-

DPG terhadap hemoglobin F.6

Transport CO2

Sewaktu darah arteri mengalir melalui kapiler jaringan, CO2 berdifusi menuruni

gradient konsentrasi dari jaringan ke dalam darah. Karbon dioksida ditranspor dalam

darah melalui beberapa bentuk pengangkutan:12

1. Terlarut secara fisika

- Jumlah CO2 yang terlarut dalam darah bergantung pada PCO2.

- CO2 lebih mudah larut dalam plasma berbanding O2, oleh itu lebih banyak CO2

yang terlarut ke dalam plasma darah.

- Namun begitu, hanya 10% total karbon dioksida yang ditransport melalui cara ini.

2. Berikatan dengan hemoglobin

- 30% daripada total CO2 berikatan dengan Hb untuk membentuk karbamino

hemoglobin (HbCO2).

- CO2 mengikat bagian globin pada haemoglobin, berbeda dengan oksigen yang

berikatan dengan bahagian heme.

- Reduced hemoglobin mempunyai afinitas yang lebih besar terhadap CO2 daripada

oksihaemoglobin.

- Oleh itu, pembebasan oksigen daripada hemoglobin pada jaringan membantu

dalam pengambilan karbon dioksida oleh haemoglobin. Proses ini dikenali

sebagai efek Haldane.

3. Sebagai bikarbonat

- Merupakan transport CO2 yang paling penting

- Baki total CO2 (60%) diangkut sebagai ion bikarbonat (HCO3-) melalui reaksi:

Page 18: Makalah PBL Blok 7

CO2 + H2O ↔ H2CO3 ↔ H+ + HCO3-

- Reaksi ini terjadi dengan lambat di dalam plasma tetapi mampu maju dengan

cepat di dalam sel darah merah dengan kehadiran enzim eritrosit, carbonic

anhydrase, di mana ia mengkatalisasi reaksi tersebut.

- Selain itu, kerana kehadiran enzim ini, air dan CO2 mampu menghasilkan ion

bikarbonat dan ion hidrogen tanpa melalui tahap asam karbonat.

- Karena konsentrasi ion bikarbonat lebih tinggi di dalam darah berbanding di luar,

ion ini akan berdifusi keluar ke plasma darah.

- Karena penghantaran tersebut, darah bercaj positif. Untuk menetralkan sel darah

merah, ion klorida (Cl-) berdifusi masuk ke dalam sel darah merah. Keadaan ini

dikenali sebagai chloride shift.6,12

Keseimbangan Asam Basa

Sistem pernapasan juga berfungsi dalam pengaturan kesetimbangan asam basa tubuh

berada dalam kondisi normal. pH dalam darah berkisar dari 7,35 hingga 7,45. Kondisi pH

dibawah 7,35 dapat mengakibatkan asidosis sedangkan apabila pH meningkat diatas 7,45 dapat

mengakibatkan alkalosis. Perubahan ini dapat berdampak fatal pada kondisi fisiologis manusia.

Untuk menjaga kesetimbangan asam basa terdapat sistem buffer dalam tubuh manusia. Sistem

buffer ini membantu dalam mempertahankan supaya pH tubuh tidak terlalu asam dan tidak

terlalu basa. Terdapat 3 macam buffer yaitu buffer asam karbonat-bikarbonat, buffer protein, dan

buffer fosfat.6

Sistem buffer asam karbonat-bikarbonat merupakan sistem buffer yang paling umum dan

penting dalam plasma darah, walaupun di eritrosit juga ada tetapi dalam kadar yang sedikit,

karena dapat diatur oleh ginjal dan paru. Sistem buffer protein merupakan buffer yang paling

banyak terdapat dalam darah. Buffer protein mempengaruhi cairan ekstrasel karena H2CO3 dan

HCO3- berdifusi ke dalam darah. Hemoglobin adalah buffer protein aktif yang mengikat

karbondioksida. Karbon dioksida yang berdifusi memasuki sel darah merah akan membentuk

asam karbonat yang kemudian pecah menjadi ion hidrogen dan ion bikarbonat yang diperlukan

untuk buffer dalam plasma. Sedangkan sistem buffer fosfat adalah buffer yang terdapat pada

ginjal yang dapat mengembalikan pH ke batas normal dengan meningkatkan atau mengurangi

Page 19: Makalah PBL Blok 7

jumlah ion bikarbonat dalam cairan ekstrasel. Buffer fosfat terdiri atas HPO4- yang akan

mengikat ion Hidrogen berlebih menjadi H2PO4.13,14

Punksi Pleura

Punksi pleura adalah tindakan mengaspirasi cairan pleural atau udara, dilakukan

untuk menghilangkan tekanan, nyeri atau dispnea. Tujuan dilakukannya punksi pleura adalah

sebagai terapi yang untuk menghilangkan akumulasi cairan atau udara pleural yang

menyebabkan kompresi paru dan kegawatan pernafasan; sebagai tindakan pemeriksaan

diagnostik dimana pemeriksaan cairan pleural terhadap berat jenis, glukosa, protein, pH,

pemeriksaan kultur atau sensitivitas, serta pemeriksaan sitologi. Punksi pleura dilakukan antara

linea aksilaris anterior dan posterior, pada sela iga ke-8.

Kesimpulan

Manusia bernapas untuk mengambil oksigen (O2) dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh

dan untuk mentranspor karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan sel-sel tubuh kembali ke

atmosfer. Sistem pernapasan sendiri terdiri dari hidung, faring, laring, trachea, bronkus,

bronkiolus, bronkiolus terminalis, bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, dan

alveoli. Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan

udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga

dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya apabila tekanan dalam rongga dada

lebih besar maka udara akan keluar. Proses inspirasi dan ekspirasi. Tekanan

subatmosferik rongga pelura hilang mengakibatkan paru kolaps dan dinding dada lebih

mengembang. Adanya udara dalam ruang intrapleura yang menyebabkan pasien

menderita pneumothorax.

Daftar Pustaka

Page 20: Makalah PBL Blok 7

1. Gunardi S. Anatomi sistem pernafasan. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran

Indonesia; 2007.h.54-78.

2. Janquiera LC, Carneioro J. Histologi dasar. Edisi 10. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC; 2007.

3. Bloom, Fawcet. Buku ajar histologi. Edisi 12. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;

2003.

4. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama;

2009.h.264.

5. Wibowo DS. Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Grasindo; 2008.h.75-6.

6. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke system edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2011.h.468-500.

7. Amindariati S. Sistem respirasi anatomi histologi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas

Airlangga; 2009.

8. Slonane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2005.h.266-74.

9. Eroschenko VP. Di fiore’s atlas of histology with functional correlations. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC; 2006.p.231-5.

10. Somantri I. Keperawatan medikal bedah asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan

sistem pernapasan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika; 2007.h.25-6.

11. Burnside JW, McGlynn TJ. Diagnosis fisik. Edisi 17. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC; 1995.h.199-200.

12. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit EGC; 2008; 669-708.

13. Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiology. 11th ed. California: Elsevier Saunders;

2006. p.471, 482-6.

14. Anderson PD. Human anatomy and physiology coloring book. Ontario: Jones and Bartlett

Publisher; 2008.p.53-4.