Makalah Pbl Blok 28

26
Tinjauan Pustaka Hand Arm Vibration Syndrome Gita Pupitasari 102011327 Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510 e-mail: [email protected] Pendahuluan Setiap hari manusia terlibat pada suatu kondisi lingkungan kerja yang berbeda-beda dimana perbedaan kondisi tersebut sangat mempengaruhi terhadap kemampuan manusia. Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik dan mencapai hasil yang optimal apabila lingkungan kerjanya mendukung. Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan sebagai lingkungan kerja yang baik apabila manusia bisa melaksanakan kegiatannya dengan optimal dengan sehat, aman dan selamat. Para pekerja yang tangganya terpajan alat-alat yang bergetar secara persiten berhubungan dengan gangguan fungsi dari tangan. Gangguan sirkulasi mikro perifer, Fenomena Raynaud akibat rasa dingin atau Vibration White Fingers dan gangguan neurologi pada sususnan saraf perifer yang dikenal sebagai Hand Arm Vibration Syndrome (HAVS). Diagnosis HAVS didasarkan atas riwayat terpajannya tangan atau lengan dengan 1

description

hand arms vibrations syndrome

Transcript of Makalah Pbl Blok 28

Tinjauan Pustaka

Hand Arm Vibration Syndrome Gita Pupitasari

102011327

Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510

e-mail: [email protected]

Pendahuluan Setiap hari manusia terlibat pada suatu kondisi lingkungan kerja yang berbeda-beda dimana perbedaan kondisi tersebut sangat mempengaruhi terhadap kemampuan manusia. Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik dan mencapai hasil yang optimal apabila lingkungan kerjanya mendukung. Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan sebagai lingkungan kerja yang baik apabila manusia bisa melaksanakan kegiatannya dengan optimal dengan sehat, aman dan selamat.

Para pekerja yang tangganya terpajan alat-alat yang bergetar secara persiten berhubungan dengan gangguan fungsi dari tangan. Gangguan sirkulasi mikro perifer, Fenomena Raynaud akibat rasa dingin atau Vibration White Fingers dan gangguan neurologi pada sususnan saraf perifer yang dikenal sebagai Hand Arm Vibration Syndrome (HAVS). Diagnosis HAVS didasarkan atas riwayat terpajannya tangan atau lengan dengan alat-alat yang bergetar, simtom sensorineural dan vaskular. Pengobatan yang dilakukan meliputi physiobanneotherapy, pemberian obat, bloking saraf, dan tindakan pembedahan jika diperlukan. Upaya paling utama untuk memperbaiki kesehatan akibat HAVS adalah melakukan pencegahan primer dan sekunder. Kasus Skenario 6

Seorang laki-laki berusia 42 tahun datang ke klinik dengan keluhan kedua tangannya kebas.Untuk dapat menegakan suatu penyakit akibat kerja perlu dilakukan pendekatan klinis penyakit akibat kerja, yang secara teori terdiri dari 7 langkah.

1. Diagnosis klinis Pada tahap ini dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang serta bila diperlukan pemeriksaan tempat kerja. a. Anamnesis Pada tahap anamnesis, kita tidak hanya menanyakan keluhan saja tetapi kita akan lebih menitik beratkan pada riwayat pekerjaannya. Riwayat penyakit : Tanyakan keluhan ? sejak kapan ? apakah keadaan membaik jika beristirahat ? RPS, RPD, RPK ? Riwayat pekerjaan : Sudah berapa lama bekerja ? bekerja sebagai apa ? Waktu bekerja dalam sehari ? Riwayat pekerjaan sebelumnya ? adakah pekerjaan sampingan ? Penggunaan alat pelindung diri yang digunakan ? Pekerja lain mengalami keluhan yang sama ? Hobi pasien apa ?

Dari data skenario didaptkan : laki-laki 42 tahun bekerja sebagai pengantar obat selama 12 tahun, mengantar obat dengan mengendarai motor. Keluhan terjadi baru 3 bulan. Laki-laki ini pada saat mengendarai motor tidak memakai sarung tangan. Lamanya bekerja dalam sehari 8 jam. Memiliki pekerjaan sampingan, diabetus melitus tidak ada. Pemeriksaan graving score >6, dan pemeriksaan lab dalam batas normal.

b. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik dilakukan secara umum terlebih dahulu seperti pemeriksaan TTV, suhu, pernafasan, nadi. Namun kita juga perlu menitik beratkan pada pemeriksaan sistem organ yang diperkirakan terpengaruh akibat kerja. Pada kasus ini kita bisa melakukan pemeriksaan sensitifitas. 1 Nail Press Test

Grasping power

Tes provokasi dingin

c. Pemeriksaan penunjang 1 Faktor rheumatoid

Anti nuklear serum antibodi 2. Pajanan yang dialami

Pajanan yang dialami dalam kasus ini adalah laki-laki ini mengendarai motor semenjak bekerja sebagai kurir pengantar obat selama 12 tahun dan laki-lai ini mengendarai motor tanpa memakai sarung tangan. Sehingga dengan demikian getaran yang dihasilkan dari jalan kemudian ke kendaraan motor sehingga di distribusikan ke tangan lelaki ini, maka timbulah keluhan tangan laki-laki ini menjadi kebas sejak 3 bulan. Dan laki-laki ini bekerja dalam seharinya 8 jam per hari. 3. Hubungan pajanan dengan penyakit

Getaran atau vibrasi adalah faktor fisik yang ditimbulkan oleh subjek dengan gerakan. Vibrasi dapat terjadi lokal atau seluruh tubuh. Alat yang digunakan untuk mengukur frekuensi dan intensitas vibrasi di lingkungan kerja adalah vibration meter.1

Vibrasi mekanis dapat bersumber dari peralatan atau mesin-mesin produksi. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak kita sering terpapar vibrasi, terutama jika mengadakan perjalanan menggunakan alat transportasi seperti : bus, kapal,pesawat, mobil dan sepeda motor. Di lingkungan industri, banyak pula tenaga kerja yang terpapar vibrasi dalam melakukan aktivitasnya, biasanya mereka yang menggunakan hand tool, mesin-mesin besar atau kendaraan berat. 1

Ada 2 tipe vibrasi pada manusia yaitu : whole body vibration dan hand arm vibration. WBV ditransmisikan ke tubuh melalui permukaan penyangga (kaki, pantat dan punggung). Seseorang yang mengemudikan kendaraan terpapar WBV lewat bokong dan punggung. HAV ditransmisikan ke tangan dan lengan, vibrasi tersebut teutama dialami oleh operator peralatan tangan getar. 1a. Whole Body Vibration (WBV)

Terpapar terhadap WBV dapat menyebabkan kerusakan fisik permanen atau dapat terganggu sistem sarafnya. Terpapar setiap hari oleh WBV selama bertahun-tahun dapat menyebabkan kerusakan fisik serius, sebagai contoh Ischemic Lumbago yang mempengaruhi tulang belakang bagian bawah, selain itu sistem urologi dan sirkulasi juga terpengaruhi. Terpapar WBV dapat mengganggu sistem saraf pusat. Gejala dari gangguan ini tampak dalam bentuk kelelahan, insomnia dan sakit kepala. Banyak orang mengalami gejala gangguan saraf pusat selama atau setelah melakukan perjalan panjang dengan mobil atau kapal. Namun demikian gejala biasanya hilang setelah cukup beristirahat. Biasanya frekuensi getaran ini adalah sebesar 5-20 Hz. 2b. Hand Arm Vibration Syndorme (HAVS)

Terpapar setiap hari oleh HAV selama bertahun-tahun dapat menyebabkan kerusakan fisik permanen, yang pada umumnya dikenal sebagai White finger syndrome atau dapat merusakkan persendian dan otot jari atau lengan. White finger syndrome dalam tahap perkembangannya ditunjukkan oleh memutihnya jari-jari yang disebabkan oleh kerusakan arteri dan saraf-saraf jaringan lunak pada tangan. Gejala biasanya mempengaruhi satu jari pada mulanya tetapi juga akan mempengaruhi jari-jari lain bila keterpaparan HAV berlanjut. Dalam sebagian kasus-kasus berat gejala akan menyerang pada kedua tangan. Getaran setempat yaitu getaran yang merambat melalui tangan akibat pemakaian peralatan yang bergetar, frekuensinya biasanya antara 20-500 Hz. Frekuensi yang paling berbahaya adalah pada 128 Hz, karena tubuh manusia sangat peka pada frekuensi ini. 2

Dalam tahap awal white finger syndrome gejalanya adalah sensasi gatal, mati rasa dan hilangnya kontrol pada jari-jari yang dipengaruhi. Hilangnya rasa dan kontrol pada jari-jari dapat mengundang bahaya langsung dan seketika, apabila tenaga kerja mengoperasikan alat yang berbahaya seperti alat pemotong atau gergaji. Kerusakan sendi-sendi jari atau siku sering disebabkan oleh terpapar vibrasi yang dihasilkan alat seperti : asphalt hammers dan rock drill dalam jangka panjang. Kerusakan ini menyebabkan sakit di persendian dan otot-otot lengan serta disertai berkurangnya kontrol dan otot lengan. 2

Pada kasus ini, lebih menuju ke arah Hand Arm Vibration Syndrome (HAVS), dengan alasan laki-laki ini mengndarai motor, tanpa menggunakan sarung tangan. Maka pada kesempatan ini akan lebih di jelaskan lebih dalam mengenai Hand Arm Vibration Syndrome (HAVS).

1) Nilai ambang batas getaran pada lengan

Menurut Canadian Government Specification CDA/MS/NVSH 107 Vibration Limited Maintenance untuk mesin-mesin jenis elektrik motor yang kondisinya tidak baru, jika getaran yang ditimbulkan telah melampaui 130 dB atau 3,2 mm/detik (velocity) maka mesin tersebut perlu dilakukan pengecekan. Dan jika getaran yang ditimbulkan telah melampaui 135 dB atau 5,6 mm/detik (velocity) maka kondisi mesin harus diperbaharui. Saat ini di Indonesia dipakai nilai ambang batas getaran berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga kerja nomor KEP. 51/MEN/1999. 1Tabel 1. Nilai ambang batas getaran untuk pemajanan lengan dan tangan Jumlah waktu per hari kerja (sumber: Menteri Tenaga kerja nomor : KEP. 51/MEN/1999)

Catatan :

1 Gram = 9,81 m/det22) Efek getaran lengan tangan (hand arm vibration)

Efeknya lebih mudah di jelaskan dari pada menguraikan patofisiologinya. Efek ini disebut sebagai sindrom getaran lengan (HAVS) yang terdiri atas:2 Efek vaskuler -Pemucatan pada episodik buku jari ujung yang bertambah parah pada suhu dingin (fenomena Raynoud).

Efek Neurologik -buku jari ujung mengalami kesemutan dan baal

Efek bersifat progresif apabila ada pemanjanan terhadap alat bergetar berlanjut dan dapat menyebabkan dalam kasus yang parah, gangren. Alat-alat yang dipakai akan bergetar dan getaran tersebut disalurkan pada tangan, getaran-getaran dalam waktu singkat tidak berpengaruh pada tangan tetapi dalam jangka waktu cukup lama akan menimbulkan kelainan pada tangan berupa : 21. Angioneurosis jari-jari tangan

Fenomenon Raynaud (jari-jari putih) adalah syndrome akibat getaran yang paling sering di wilayah-wilayah dunia yang dingin. Gejala-gejala nonspesifik pertama adalah akroparestesia pada tangan dan perasaan kebal di jari-jari tangan pada waktu kerja atau sebentar sesudahnya. Pada stadium ini, selain gangguan kepekaan terhadap getaran, tidak ditemukan perubahan objektif lainnya. Pada fase berikutnya, diamati kepucatan paroksismal sporadik pada ujung-ujung jari tangan. Paroksisme disebabkan oleh spasme lokal arteriol dan kapiler, serta dicetuskan oleh paparan terhadap suhu dingin lokal atau umum. Biasannya terjadi pada musim dingin dan sepenuhnya pulih kembali 15-30 menit setelah tangan dihangatkan. Selama paroksisme, kepekaan nyeri taktil sangat berkurang. Fase ini menimbulkan kesulitan diagnostik yang besar, karena penyakit yang dilaporkan tidak selalu dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan di ruang konsultasi dokter. Observasi secara langsung suatu serangan di tempat kerja mempermudah diagnosanya.2,3

Stadium lebih lanjut dari penyakit ini ditandai dengan kepucatan paroksismal, tidak hanya pada ujung-ujung jari, tetapi menyebar pada hampir seluruh jari namun jarang mengenai ibu jari. Parokisme dapat diprovokasi oleh suhu yang sedikit dingin, bahkan dapat timbul gejala pada suhu lingkungan. Pada stadium yang lebih lanjut, angiospasme diganti oleh paresis dinding pembuluh darah kecil yang mengakibatkan akrosianosis. 2,3

Gejala-gejala yang menonjol adalah rasa kebal ditangan, gangguan kecepatan jari, dan gangguan sensitivitas. Juga dapat timbul perubahan-perubahan tonus lokal. 2,32. Gangguan tulang, sendi dan otot

Patologi osteoartikular sering kali terbatas pada tulang-tulang karpal (khususnya lunata dan navikularis), sendi radioulnaris dan sendi siku. Gejala subjektif biasanya ringan tetapi pada stadium yang lanjut gangguan fungsional dapat cukup berarti. Perubahan radiogram yang paling khas adalah atrosis sendi karpal, radioulnaris dan siku, serta pseudokista terutama pada tulang-tulang karpal, yang dapat pula memperlihatkan perubahan-perubahan atrofik lain seperti trabekula yang menebal dan menjadi jarang. Otot dan tendon disekitar sendi tersebut biasanya juga terlibat, gejala subyektif (nyeri) yang disebabkan kelainan ini sering mendahului perubahan radiogram yang jelas. 2,33. Neuropati

Kerusakan saraf yang disebabkan getaran meliputi persyarafan otonom perifer (pada angioneurosis). Beberapa ahli mengemukakan efek-efek pada syaraf perifer seperti ulnaris, medianus, radialis. Ahli lainya menganggap trauma saraf umumnya sekunder dari iskemik berulang (pada angioneurosis), atau suatu factor tambahan sering kali neuropati kompresif misalnya, perubahan osteoartikuler disekitar batang saraf tersebut. Terkenanya serat-serat sensoris menyebabkan parastesia atau berkurangnya kepekaan seratserat motorik, gangguan ketangkasan dan akhirnya atrofi. pengukuran kecepatan konduksi saraf adalah pemeriksaan terpilih. Suatu bentuk campuran menggabungkan gangguan otot, tendon, tulang, pembuluh darah dan saraf perifer. 2,3

Diagnosa awal berdasarkan riwayat gejala yang khas, seperti kesemutan dan gangguan rasa pada jari-jari yang terpajan getaran. Gejala ini menetap dan bertambah berat dalam waktu yang lama. Gejala berikutnya adalah jari memucat dengan adanya pajanan kronis. Untuk memastikan diagnosis dan menetapkan tingkat keparahan, diperlukan beberapa tes neurologist dan tes vaskuler. Cara menentukan derajat penyakit ditingkat internasional dengan menggunakan klasifikasi Stockholm. 2,3Tabel 2 . Klasifikasi sindrom getaran sistem Stockholm

StadiumDerajatDeskripsi

I. Gejala vaskuler

1RinganTerjadi pemucatan pada ujung- ujung jari

2SedangPemucatan pada ujung dan ruas jari tengah, pada satu jari atau lebih

3BeratTerjadi pemucatan pada semua ruas jari

4Sangat beratSeperti gambaran 3 dengan perubahan kulit (kulit trophic)

II. Gejala Sensorik

SN 0Tidak ada gejala

SN 1Rasa baal yang hilang timbul atau menetap dengan atau tanpa rasa nyeri

SN 2Seperti pada SN 1 disertai gangguan saraf sensorik

SN 3Seperti pada SN 2 dengan diskriminasi dan gangguan ketangkasan

4. Pajanan yang dialami

a. Patofisiologi

Sampai saat ini, etiologi HAVS belum dapat dijelaskan dengan memuaskan. Dulu, diduga rasa dingin yang hebat atau vibrasi di bagian tangan akan mengakibatkan spasme a. digitalis yang memperdarahi ujung saraf sinpatis jari-jari tanngan, sehingga menyebabkan pucatnya jari-jari tangan tersebut. Namun beberapa peneliti melaporkan bahwa pajanan vibrasi untuk jangka waktu yang lama pada lengan atau tangan tidak mengakibatkan terjadinya spasme pembuluh darah, melainkan menyebabakan penebalan lapisan intima (serosa) dan fibrosis periarterial yang akan mengakibatkan a. digitalis menyempit dan akhirnya tersumbat. 1

Gambaran histologi ini meyakinkan pengamatan secara klinis bahwa bertambah lamanya pajanan vibrasi bukan lagi dalam bentuk bertambah lamanya episode memucatnya ujung-ujung jari, tetapi sianosis pada jari-jari tersebut makin lama makin berat, sirkulasi daran dan suplai nutri makin bururk. yang pada akhirnya mengakibatkan terjadinya ulserai pada jari-jari tersebut. 1

Peneliti lain melaporkan bahwa pajanan vibrasi yang lama akan mengakibatkan neuropati karena terjadi kerusakan mekanoreseptor pada ujung-ujung saraf tepi, kehilangan pembukus mielin, dan kerusakan akson, terutama pada n.medianus dan n. ulnaris disekitar pergelangan tangan. HAVS dapat terjadi pada pekerja yang menggunakan alat bergetar. Getaran yang bersumber dari alat akan ditrasmisikan ke tangan dan lngan dari pekerja yang memegang alat tersebut. Bila digunaan secara terus menerus akan menyebabkan perubahan pada organ yang terkena. Efek getaran yang ditimbulkan tergantung dari bedar getaran, alam dan frekuensi. 4b. Epidemiologi

Studi epidemiologi menunjukkan pekerja yang tangannya terpajan dengan alat-alat yang bergetar dalam jangka waktu yang cukup lama berhubungan dengan gangguan fungsi tangan. Bahaya terhadap kesehatan yang sering dilaporkan adalah kelainan dari mikrosirkulasi perifer, cold-induced Raynaud phenomenon atau vibration white finger (VWF) dan kelainan neurologik pada sistem saraf perifer. Kedua efek terhadap kesehatan ini secara kolektif disebut hand-arm vibration syndrome (HAVS).5

Menurut Industrial Injuries Schemes (IIS) pada tahun 2003/004 terdapat 1015 kasus baru vibration white finger (VWF) (1010 pria dan 5 wanita). Jumlah ini sudah menurun dibandingkan tahun 2002/03 sebanyak 1775 (1765 pria dan 10 wanita). Medical Research Council (MRC) menemukan prevalensi VWF sebesar 288.000 penderita di Great Britain (255.00 pria dan 33.000 wanita) pada tahun 1997-1998. HAVS sudah dikenal sebagai penyakit akibat kerja (occupational disease) oleh International Labour Office (ILO) dan the European Commission. Lawson dan McGeoch mereview proses penilaian kesehatan para pekerja dan melaporkan bahwa > 100.000 mantan pekerja tambang batubara di Inggris menuntut kompensasi akibat HAVS. Laporan tentang beban akibat HAVS masih belum dapat dilaporkan secara tepat dan HVAS seringkali didiagnosis sebagai carpal tunnel syndrome (CTS). Oleh karena diagnosis HAVS sering terlambat ditegakkan dan penyakit tersebut sudah semakin parah, maka sangat penting melakukan pencegahan terhadap pekerja yang berisiko terhadap HAVS.5,6c. Faktor yang mempengaruhi kejaidan HAVS 1. Masa kerja

Masa kerja adalah waktu atau lamanya pekerja telah melakukan pekerjaan tersebut. Sehingga dapat diketahui lamanya paparan bagi perja akibat getaran lengan tanagn. Ketika masa kerja lebih lama dalam emnggunakan alat getar maka paparan yang samapi ke tubuh makin sering. Hal itu akan mempermudah pekerja terkena HAVS. Pekeja denga masa kerja > 4 tahun memiliki kerentana untuk gangguan kesehatan bila dibandingkan 1 bungkus perhari. 7

Pekerja yang merokok lebih rentan terkena HAVS daripada mereka yang tidak merokok. Hal ini disebabkan karena tembakau dapat mempengaruhi aliran darah. Dan pekerja yang terkena HAVS dengan merokok biasanya menderita lebih parah, itu sebabnya mereka yang bekerja dengan alat-alat bergetar dilarang merokok. 7

Beberapa penelitian membuktikan bahwa meningkatnya kelugan otot sangat erat hubungannya dengan lama dan singkatnya kebiasan merokok. Semakin sering dan tinggi frekuensi merokok, semain tinggi pula tingkat keluhan otot yang dirasakan. Terkaitnya dengan kondisi kesegaran tubuh seseorang kebiasann merokok akan dapat menurnkan kapasitas paru-paru, sehingga kemampuan untuk mengkonsumsi oksigen menurun dan sebagai akibatnya, tinfkat kesegaran tubuh juga menurun. Apabila orang yang bersankutan harus melakukan tugas yang menuntut pengerahan tenaga, maka akan mudah lelah karena kandungan oksigen dalam darah rendah, pembakaran karbihidrat terhambat dan terjadi penumpukan asam laktat dan akihrnya timbul rasa nyeri otot. 3,77. Diagnosis okupasi

Sesudah menerapkan keenam langkah kasus ini merupakan Hand Arm Vibration Syndrome (HAVS) PAK (penyakit akibat kerja). HAVS adalah gangguan kesehatan akbiat kerja karena penggunaan alat bantuaan genggam yang meninmbulkan vibrasi dalam jangka wajtu yang lama, oleh karena vibrasi peralatan di transmisikan ke tangan dan lengan maka dapat disebut juga vibration segmental. HAVS merupakan fenomena yang kompleks dan patofisiologinya masih belum banyak diketahui seara pasti, umumnya diduga karena kerusakan saraf tepi dan lapisan otot-otot halus pembuluh darah tangan. Sindrome ini ditandai dengan memucatnya ujung-ujung jari tangan yang disetai rasa kesemuatan, baal akibat penggunaan yang lama. 1

Diagnosis banding adalah Carpan Tunnel Syndnorme. Pada kejadian ini, terjadi kompresi n. Medianus di pergelangan tangan yang mengakibatkan timbulnya gangguan saraf tepi di jempol, telunjuk dan jari tengah serta jari manis, serta terdapat rasa nyeri di pergelangan tangan. 1,8

HAVS perlu dibedakan dengan CTS. Gejala yang ditimbulkan hampir sama adanya kesemutan dan baal. Bila pekerja telah bekerja selama bertahun-tahun dengan alat tanngan yang bergetar, maka perlu dipikirkan terlebih dahulu adanya HAVS sebelum menegakan diagnosis CTS. 1,8

CTS bisa dibedakan dengan HAVS bila seluruh faktor seperti anatomi, kondisi medis dan fisiologis, riwayat terpapar di tempat kerja dan keterlibatan nervus ulnaris perlu dievaluasi. Bisa saja HAVS dan CTS berada bersamaaan pada pasien tersebut. Diagnosis yang tepat sangat penting karena berkaitan dengan tindakan pembedahan yang tidak selalu bermanfaat jika pajanan terhadap getaran tangan dan lengan merupakan faktor yang berperan terhadap kelainan tersebut. 8Tabel 3. Perbedaan Hand Arm Vibration Syndorme dan Carpal Tunnel Syndrome. (sumber: occupational medicine edisi 3 St.Louis)Riwayat penyakit/ gejalaHAVSCTS

Terpapar vibrasiYaTidak

Gerakan berulangTidakYa

Jari baalYaYa

Kesemutan n. MedianusYaYa

Kesemutan n. UlnarisYaYa

Gangguan tidurJarangSering

Kejang ototSeringJarang

Rasa nyeri pada lenganSeringJarang

Kekeuatan memegang kurangYaJarang

Fenomena RaynaudYaTidak

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan penderita HAVS perlu dilakukan secara menyeluruh dengan melibatkan berbagai ahli yang terkait meliputi physiobalneotherapi (terapi olahraga, olah raga di dalam kolam dan fisioterapi. Pemberian obat seperti vasodilator, stabilisasi ototnomik, calsium chanel blokers, pentoxyhylline untuk memperbaiki fleksibilitas sel darah merah. Terapi bloking saraf dan terapi bedah untuk paralisa atau paresis nervus ulnaris dan edukasi bagi pasien. Sekalipun telah dilakukan menyeluruh terapi tersebut di atas, efek pemulihan membutuhkan waktu yang lama. 9Pencegahan 1. Primer Dilakukan penyuluhan Pendidikan bagi pekerja yang akan menggunakan alat-alat tangan bergetar perlu diberikan pelatihan tentang hazard getaran dan mereka perlu diajarkan bagaimana meminimalisasikan efek getaran tersebut. Pekerja perlu diberitahukan gejala-gejala awal HAVS sehingga mereka dengan segera mencari pengobatan agarterhindar dari gejala yang semakin parah. 102. Sekunder a. Pengendalian secara teknis 10 Menggunakan peralatan kerja yang rendah intensitas getarannya (dilengkapi dengan damping atau peredam) Menambah atau menyisipkan damping di antara tangan dan alat, misalnya membalut pegangan alat dengan karet. Memelihara atau mearwat peralatan dengan baik. Dengan mengganti bagian-bagian yang aus atau memberikan pelumas. b. Pengendalian secara administratifPengaturan jadwal kerja atau pergantian shif kerja untukmengurangi pemaparn getaran pada pekerja. Perlu ditentukan lamanya terpapar getaran dan perlu adanya waktu istirahat untuk menghindari waktu yang terus menerus terpapar getaran. Pekerja yang menggunakan alat bergetar terus menerus perlu mengambil waktu istirahat 10 menit tiap jam selama penggunaan alat bergetar tersebut. 10c. Subtitution Penggantian metode kerja, misalnya dengan automasi atau mekanisasi kerja. Dan penggantian alat yang sudah tua, yang memiliki vibrasi tinggi dengan alat-alat yang tingkat getarannya rendah. 10d. Maintenance Melakukan pemeriksaan secara berkala tentang vibrasi yang terdapat padaperalatan atau mesin dengan alat ukur getaran untuk mengetahui tingkat vibrasi mesin. Alat-alat perlu diperiksa secara berkala untuk menjaga efek getaran tetap minimum. Alat-alat yang tumpul akan menimbulkan getaran lebih kuat dibandingkan alat-alat yang tetap dijaga ketajamannya. 10e. Alat Pelindung Diri (APD)

Dalam memilih APD yang sesuai harus diperhatiakn tipevibrasinya, untuk getaran menyeluruh sebaiknya menggunakan APD full Body protection yang terbuat dari bahan karet atau kulit, selain itu pakain pelindung ini harus juga biasmenjaga pekerja tetap hangat dan kering untuk mencegah terjadinya pengembangan Vibration White Finger.Sedangkan untuk getaran setempat atau hand-arm vibrationsebaiknya menggunakan sarung tangan yang terbuat dari bahan karet atau kulit. Pekerja yang bekerja dengan alat-alat tangan yang bergetar perlu memakai sarung tangan hangat dengan multi lapisan dan sebaiknya memakai sarung tangan anti getaran bila memungkinkan. 10

Sebelum bekerja, tangan perlu dihangatkan untuk menjaga aliran darah tetap lancar. Ini terutama penting bila udara dingin. Idealnya agar tetap hangat ketika digunakan, maka sarung tangan perlu ditaruh di lemari penghangat atau dekat radiator. Usahakan untuk tidak menyentuh benda-benda dingin. Pekerja yang menggunakan alat-alat bergetar sebaiknya tidak boleh membiarkan tangannya menjadi dingin. Bila tangan pekerja tersebut menjadi basah atau dingin, dia harus mengeringkannya dan memakai sarung tangan yang kering dan hangat sebelum terpapar getaran. Pekerja yang terpapar udara dingin perlu memakai baju yang tetap bisa menghangatkan tubuh karena temperatur tubuh yang rendah dapat membuat pekerja lebih rentan terhadap HAVS.103. Tersier Penyediaan pemeriksaan kesehatan pada semua pekerja sangatpenting, hal ini dilakuakan untuk mengetahui kemungkinan adanya faktor kesehatanpekerja yang mengakibatkan seorang pekerja mengalami resiko vibrasi. Pekerja yang ditempatkan pada pekerjaan yang berisiko tinggi terkena HAVS perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan pra kerja dan perlu diperiksa oleh dokter yang memahami diagnosis dan penanganan terhadap HAVS. Pekerja yang memiliki riwayat sirkulasi darah yang abnormal dan terutama pekerja dengan Raynauds Syndrome tidak boleh bekerja dengan alat-alat tangan yang bergetar. Demikian pula pekerja yang pernah mendapat gejala HAVS yang sedang ataupun berat sama sekali tidak boleh bersentuhan dengan apapun alat yang bergetar. 10Kesimpulan Upaya paling utama untuk memperbaki kesehatan akibat HAVS adalah melakukan pencegahan primer dan sekunder. Tingkat pemajanan getaran dari alat-alat yang digunakan pekerja harus serendah mungkin. Perlu dibuat petunjuk tentang HAVS, yang mencakup cara-cara pencegahan dan gangguan yang terjadi, serta melakukan surveilens kesehatan (sebelum diterima sebagai pekerja, pemeriksaan kesehatan secara teratur, uji skrining dan investigasi diagnostik). Bila tidak dapat dilakukan pencegahan dan tidak ada strategi untuk mengatasi gangguan yang terjadi maka dapat dipastikan makin banyak pekerja yang akan mengalami HAVS.

Daftar Pustaka 1. Harrianto R. Kesehatan kerja buku ajar. Jakarta: EGC ; 2009.h.16-244. 2. Sumamur PK. Higiene perusahaan dan kesehatan kerja. Edisi 2. Jakarta: Sagung seto; 2013.h. 195-8. 3. Youakim S. Hand Arm Vibration Syndrome (HAVS). BCMJ. 2009; 51(1).4. Stoyneva Z, Lyapina M, Tzvetkov D et al. Current pathophysiological views on vibration-induced Raynauds phenomenon. Cardiovas Res. 2003;57:615-624.

5. ILO. Recommnedation concerning the list of occupational diseases and the recording and notification of occupational accident and diseases. ILO List 2002; 194: 1-12.

6. Lawson IJ, McGeoch KL. A medical assessment process for a large volume medico-legal compensation claims for hand-arm vibration syndrome. Occup Med 2003; 53: 302-8.

7. Palmer, K.T. et al. 2003. Smoking and Musculoskeletal Disorders: Findings From a British National Survey, Ann Rheum Dis 2003; 62:33-36.

8. Pelmear PL, Taylor W. Carpal tunnel syndrome and hand-arm vibration syndrome. A diagnostic enigma. Arch Neruol 1994; 51: 416-20.9. Piligian G, Herbert R, Hearns M, Dropkin J, Landsbergis P, Cherniack M. Evaluation and management of chronic work-related musculosceletal disorders of the distal upper extremity. Am J Ind Med 2000; 37: 75-93.

10. The Physical Agent Data Sheet (PADS). Hand-arm vibration. labor standards and safety division. Di unduh dari : Alaska Department of Labor and Workforce Development, 18 Oktober 2014 22.47 WIB.Diagnosis klinis

Pajanan yang dialami

Hubungan antara pajanan dan

penyakit

Jumlah pajanan cukup

Peranan faktor individu

Faktor lain di luar pekerjaan

Penyakit akibat kerja

Bukan penyakit akibat kerja

1