Makalah PBL Blok 21

download Makalah PBL Blok 21

of 21

description

blok 21

Transcript of Makalah PBL Blok 21

Diabetes Melitus Tipe 2Disusun oleh:Sunny102012325A3Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510 Telp : (021) [email protected]

Pendahuluan

Latar belakangDiabetes melitus (DM) merujuk kepada kelompok kelainan metabolik yang memiliki gejala klinis dasar yaitu hiperglikemik. Beberapa pembagian umum dari tipe-tipe DM dibedakan oleh interaksi penyebab kelainan genetik dan juga penyebab dari lingkungan. Penyebab-penyebab tersebut berkontribusi terhadap hiperglikemik pada DM, termasuk di dalamnya juga adalah penurunan sekresi insulin, penurunan penggunaan glukosa dan peningkatan produksi glukosa. Kelainan regulasi metabolik ini juga dapat menyebabkan berbagai kelainan pada beberapa organ dalam tubuh manusia. Contohnya kelainan ginjal, amputasi ekstremitas, dan kebutaan pada dewasa. Dapat juga DM menjadi predisposisi pada penyakit kardiovaskular.Dengan insiden yang terus meningkat hampir di seluruh dunia, DM mungkin akan menjadi penyakit dengan angka morbiditas dan mortalitas paling tinggi untuk kedepannya.1,2HipotesisPasien tersebut menderita diabetes melitus tipe 2.

Sasaran pembelajaran1. Mengetahui dan memahami maksud dari dilakukannya anamnesis.2. Mengetahui dan memahami tata cara pemerikasaan fisik pada Diabetes Melitus Tipe 2.3. Mengetahui pemeriksaan penunjang apa saja yang dapat dilakukan pada Diabetes Melitus Tipe 2.4. Mengetahui dan memahami diagnosis kerja Diabetes Melitus Tipe 2.5. Mengetahui dan memahami diagnosis banding antara Diabetes Melitus Tipe 2 dengan penyakit lain yang mempunyai gejala yang hampir sama.6. Mengetahui dan memahami etiologi Diabetes Melitus Tipe 2.7. Mengetahui dan memahami epidemiologi dari Diabetes Melitus Tipe 2.8. Mengetahui dan memahami patofisiologi dari Diabetes Melitus Tipe 2.9. Mengetahui dan memahami gejala-gelaja klinik dari Diabetes Melitus Tipe 2.10. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan medik dan non-medik dari Diabetes Melitus Tipe 2.11. Mengetahui dan memahami komplikasi apa saja yang dapat terjadi karena Diabetes Melitus Tipe 2.12. Mengetahui dan memahami pencegahan dari Diabetes Melitus Tipe 2.13. Mengetahui prognosis Diabetes Melitus Tipe 2.

Isi

Skenario 3Seorang laki-laki berusia 35 tahun berobat ke dokter untuk berkonsultasi karena ia merasa semakin lemas sejak 2 minggu yang lalu. Pasien memiliki riwayat diabetes sejak 5 tahun yang lalu dan minu, metformin dan glibenklamid secara teratur.

PembahasanAnamnesisAnamnesis adalah pengambilan data yang dilakukan oleh seorang dokter dengan cara melakukan serangkaian wawancara. Anamnesis dapat langsung dilakukan terhadap pasien (auto-anamnesis) atau terhadap keluarganya atau pengantarnya (alo-anamnesis). Anamnesis sendiri terdiri dari beberapa pertanyaan yang dapat mengarahkan kita untuk dapat mendiagnosa penyakit apa yang diderita oleh pasien. Dalam hal ini, Pertanyaan-pertanyaannya meliputi:

I. IdentitasMenanyakan nama, tempat dan tanggal lahir, usia, pekerjaan, alamat, ras, suku, agama dan jenis kelamin pemberi informasi (misalnya pasien atau keluarga).

II. Keluhan utamaAnamnesis keluhan utama merupakan bagian paling penting dari anamnesis dan pemeriksaan fisik. Anamnesis ini biasanya memberikan informasi penting untuk mencapai diagnosis banding dan memberikan wawasan vital mengenai gambaran keluhan yang menurut pasien paling penting.3 Dalam hal ini keluhan utama pasien pada skenario adalah pasien merasa semakin lemas sejak 2 minggu yang lalu.

III. Riwayat penyakit sekarangSebagai dokter, kita harus menanyakan apa yang dirasakan oleh pasien saat ini. Tanyakan kepada pasien: Apakah banyak makan, minum dan banyak kencing? Menanyakan apakah pernah dirawat dengan penurunan kesadaran karena lupa makan setelah minum obat. Menanyakan apakah pernah dirawat dengan penurunan kesadaran karena diare berlebihan. Menanyakan apakah pernah dirawat dengan penurunan kesadaran karena sesuatu keadaan stres misalnya infeksi atau MCI. Menanyakan apakah adanya buram, katarak, buta, retinopati, glaucoma. Menanyakan apakah ada kesemutan, sakit maag dan impotensi. Menanyakan adanya bengkak pada kaki, urin yang berkurang dan lemas. Menanyakan adanya riwayat sakit jantung (nyeri dada kiri). Menanyakan adanya hipertensi. Menanyakan adanya luka yang sukar sembuh, jaringan parut pada kulit dan luka yang bau. Menanyakan apakah ada batuk >3 minggu.

IV. Riwayat penyakit dahulu dan riwayat obatSangat penting untuk mengetahui apakah sebelumnya pasien pernah mengalami keluhan yang sama dan apakah telah memperoleh pengobatan.3

V. Riwayat penyakit keluargaPenting untuk mencari penyakit yang pernah diderita oleh kerabat pasien karena terdapat kontribusi genetik yang kuat pada berbagai penyakit.3 Tanyakan apakah dari keluarga pasien, ada yang mengalami Diabetes Melitus atau tidak, karena diabetes merupakan salah satu penyakit yang bersifat keturunan.

VI. Riwayat penyakit sosialPenting untuk memahami latar belakang pasien, pengaruh penyakit yang mereka derita terhadap hidup dan keluarga mereka.Tanyakan mengenai pola hidup pasien terutama mengenai kebiasaan makan makanan yang manis.

Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik juga penting untuk mengarahkan evaluasi selanjutnya. Sebelumnya, kita juga harus melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital (TTV). Terdapat empat modus dasarnya, yaitu:1. Keadaan umum dan TTV dapat dilakukan secara selintas pandang dengan menilai keadaan fisik tiap bagian tubuh. Selain itu, perlu dinilai secara umum tentang keadaan pasien (compos mentis, apatis, somnolen, sopor, atau koma). Hasil: a. Keadaan umum baikb. Tekanan darah 120/80c. Nadi 88x/menit (N 75-120x/menit)d. Pernapasan 16x/menit (N 20-30x/menit)

2. Inspeksi yang membutuhkan penggunaan mata pemeriksa secara kritis, dimulai dengan pengamatan umum selama wawancara medik (anamnesis) dan merupakan modus utama pemeriksaan fisik. Hasil:a. Lipatan leher dan ketiak daerah hiperpigmentasi (+)

3. Palpasi yaitu meraba dan merasakan, dimana palpasi ringan digunakan untuk menilai kulit dan struktur permukaan, variasi dari suhu permukaan, kelembaban, serta kekeringan. Palpasi dilakukan di organ-organ visera, seperti pada abdomen.

4. Perkusi yaitu menggunakan suara untuk menentukan densitas dan isi struktur. Perkusi dilakukan dengan mengetuk permukaan tubuh dan menimbulkan getaran, mendengar, dan merasakan adanya perbedaan dalam penghantaran gelombang suara.

5. Auskultasi dilakukan dengan menggunakan stetoskop untuk menilai pergerakan gas, cairan, atau organ di dalam kompartemen tubuh.

6. Indeks Massa Tubuh (IMT) : 22,5 m/kg2

7. Gula darah Sewaktu: 252 mg/dL (Cut off : 200 mg/dL)

8. HbA1c 10% (Cut off : 6,5% )

9. Pemeriksaan HOMA-IR: 8 ( Cut off : 2,77)

Pemeriksaan PenunjangToleransi glukosa dapat ditaksir menggunakan glukosa darah puasa/fasting plasma glucose (FPG), TTGO atau hemoglobin A1C. FPG