makalah pbl blok 15

23
Dermatitis Kontak Iritan Akut Budi Hartono / 102013079 C4 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510 Telephone: (021) 5694-2061 (hunting), Fax: (021) 563-1731 Email: [email protected] Pendahuluan Kulit merupakan suatu organ pelindung tubuh yang penting, karena kulit yang dapat melindungi tubuh dari kondisi lingkungan luar. Berbagai reaksi dapat timbul apabila kulit terpapar sesuatu, namun kelainan kulit yang paling sering terjadi adalah dermatitis kontak. Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respons terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Tanda polimorfik tidak selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa (oligomorfik). Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis. 1,2 Dermatitis kontak dibagi menjadi dua, yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergik. Keduanya dapat bersifat akut maupun kronis. Dermatitis kontak iritan merupakan reaksi peradangan kulit nonimunologik, jadi kerusakan kulit terjadi langsung tanpa didahului proses sensitisasi. 1-3 Page 1

description

makalah pbl blok 15

Transcript of makalah pbl blok 15

Dermatitis Kontak Iritan AkutBudi Hartono / 102013079C4Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510Telephone: (021) 5694-2061 (hunting), Fax: (021) 563-1731Email: [email protected]

PendahuluanKulit merupakan suatu organ pelindung tubuh yang penting, karena kulit yang dapat melindungi tubuh dari kondisi lingkungan luar. Berbagai reaksi dapat timbul apabila kulit terpapar sesuatu, namun kelainan kulit yang paling sering terjadi adalah dermatitis kontak. Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respons terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Tanda polimorfik tidak selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa (oligomorfik). Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis.1,2Dermatitis kontak dibagi menjadi dua, yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergik. Keduanya dapat bersifat akut maupun kronis. Dermatitis kontak iritan merupakan reaksi peradangan kulit nonimunologik, jadi kerusakan kulit terjadi langsung tanpa didahului proses sensitisasi.1-3Gejala dermatitis kontak iritan mungkin termasuk terbakar, gatal, menyengat, nyeri dan rasa sakit, terutama pada awal perjalanan klinis, sementara pruritus merupakan gejala kardinal di dermatitis kontak alergi.4

Anamnesis Anamnesis merupakan suatu bentuk wawancara antara dokter dan pasien dengan memperhatikan petunjuk-petunjuk verbal dan non verbal mengenai riwayat penyakit pasien. Riwayat pasien merupakan suatu komunikasi yang harus dijaga kerahasiaannya, yaitu segala hal yang diceritakan oleh penderita. Anamnesis atau medical history adalah informasi yang dikumpulkan oleh seorang dokter dengan cara melakukan wawancara dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan spesifik baik itu terhadap pasien itu sendiri (auto-anamnesis) maupun dari orang yang dianggap dapat memberikan keterangan yang berhubungan dengan keadaan pasien (allo-anamnesis/hetero-anamnesis). Berdasarkan anamnesis yang baik, seorang dokter biasanya akan menanyakan identitas dan keadaan pasien meliputi:51. Nama lengkap2. Jenis kelamin3. Umur4. Tempat tanggal lahir5. Alamat tempat tinggal6. Status perkawinan7. Pekerjaan8. Suku bangsa9. Agama10. Pendidikan Hal pertama yang ditanyakan kepada pasien adalah mengenai riwayat pribadi pasien. Riwayat pribadi adalah segala hal yang menyangkut pribadi pasien; mengenai peristiwa penting pasien dimulai dari keterangan kelahiran, serta sikap pasien terhadap keluarga dekat. Termasuk dalam riwayat pribadi adalah riwayat kelahiran, riwayat imunisasi, riwayat makan, riwayat pendidikan dan masalah keluarga.5Setelah mendapatkan data pribadi pasien, anamnesis selanjutnya adalah menanyakan keluhan utama pasien, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat keluarga dan riwayat sosial.5Keluhan utama adalah gangguan atau keluhan yang terpenting yang dirasakan penderita sehingga mendorong ia untuk datang berobat dan memerlukan pertolongan serta menjelaskan tentang lamanya keluhan tersebut. . Riwayat penyakit sekarang adalah penyakit yang bermula pada saat pertama kali penderita merasakan keluhan itu. Tentang sifat keluhan itu yang harus diketahui adalah:51. Tempat2. Kualitas penyakit3. Kuantitas penyakit4. Urutan waktu5. Situasi6. Faktor yang memperberat atau yang mengurangi7. Gejala-gejala yang berhubunganKeluhan pada penyakit kulit biasanya adalah gatal, pada gatal pertama perlu dilakukan identifikasi lokasi dari rasa gatal tersebut. Tanyakan pula sejak kapan dia merasakan perasaan gatal tersebut selain itu perlu ditanyakan apakah gatal tersebut hilang timbul atau gatal terus menerus? Jika hilang timbul kapan merasa paling tidak gatal dan kapan paling gatal? Atau misalnya saat melakukan apa pasien merasa lebih baik, misalnya pada saat mandi pasien merasa lebih baik. Karena pasien merupakan ibu rumah tangga yang pembantunya pulang perlu ditanyakan pula adakah kegiatan atau rutinatas yang berubah dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dari tidak pernah mencuci baju, setelah pembantu pulang menjadi setiap hari mencuci baju sendiri dan bisa juga kegiatan-kegiatan lain seperti mengepel, mencuci piring dan kegiatan-kegiatan rumah tangga lainnya yang biasanya dikerjakan oleh pembantu dan sekarang dikerjakan sendiri oleh pasien.6Yang kedua yaitu bercak, bila ada bercak tanyakan pula lokasinya dan apa warnanya. Selain itu tanyakan pula apakah bercak tersebut bersisik? Jika bercak tersebut berwarna putih tanyakan apakah ada rasa baal? Lalu bila bercak tersebut berwarna tanyakan apakah ada rasa gatal atau tidak enak pada bercak tersebut dan tanyakan pula ukuran bercak tersebut pad awalnya, membesar atau tidak, ada dimana saja pada awalnya, adakah pertambahan bercak ditempat lain. Dikarenakan pasien mengeluh gatal-gatal pada awalnya, tanyakan pula apakah gatal-gatalnya digaruk sehingga menimbulkan bercak kemerahan lalu tanyakan pula perasaan perih yang dirasakan dimana lokasinya dan apakah perasaan perih tersebut ada dari awal atau terjadi setelah digaruk oleh pasien. 6Pada kasus ini keluhan utama yang dirasakan pasien adalah gatal-gatal pada kedua tangannya sejak 2 minggu lalu disertai kemerahan dan rasa perih. Riwayat penyakit dahulu adalah riwayat penyakit yang pernah diderita di masa lampau yang mungkin berhubungan dengan penyakit yang dialaminya sekarang. Riwayat penyakit keluarga merupakan segala hal yang berhubungan dengan peranan herediter dan kontak antar anggota keluarga mengenai penyakit yang dialami pasien. Dalam hal ini faktor-faktor sosial keluarga turut mempengaruhi kesehatan penderita. Riwayat sosial mencakup keterangan mengenai pendidikan, pekerjaan dan segala aktivitas di luar pekerjaan, lingkungan tempat tinggal dan lingkungan pekerjaan, perkawinan, tanggungan keluarga, dan lain-lain. Perlu ditanyakan pula tentang kesulitan yang dihadapi pasien. Pada kasus ini harus ditanyakan pula apakah dahulu sebelum ada pembantu sudah sering melakukan pekerjaan rumah tangga, serta tanyakan pula tentang urutan kejadian dan apa saja yang pasien lakukan sebelum pasien merakan gatal-gatal disertai kemerahan dan nyeri pada tangannya. 6

Pemeriksaan Fisik Tujuan pemeriksaan fisik umum adalah untuk mengidentifikasi keadaan umum pasien saat pemeriksaan dengan penekanan pada tanda-tanda vital, keadaan sakit, gizi dan aktivitasnya baik dalam keadaan berbaring atau berjalan.5Setelah anamnesis selesai dilakukan, maka pemeriksaan fisik biasanya dimulai dengan pemeriksaan objektif yaitu tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, suhu dan tingkat kesadaran, serta pemeriksaan tanda-tanda vital dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.5Namun pada kasus ini cukup dengan pemeriksaan inspeksi dan palpasi saja.5Inspeksi dapat dibagi menjadi inspeksi umum dan inspeksi lokal. Pada inspeksi umum pemeriksa melihat perubahan yang terjadi secara umum, sehingga dapat diperoleh kesan keadaan umum pasien. Pada inspeksi lokal, dilihat perubahan-perubahan lokal sampai yang sekecil-kecilnya. Untuk bahan perbandingan perlu diperhatikan keadaan sisi lainnya.5Pemeriksaan dengan inspeksi dapat dibantu dengan menggunakan kaca pembesar. Pada pemeriksaan inspeksi, mutlak harus dilakukan di tempat yang terang. Anamnesis terarah biasanya ditanyakan pada penderita bersamaan dilakukan inspeksi untuk melengkapi data diagnostik. Misalnya penderita menderita kelainan di tangannya, perlu juga ditanyakan ada tidaknya kelainan di tempat lain. Dalam hal ini juga perlu dilakukan inspeksi seluruh tubuh penderita. Pada inspeksi, diperhatikan lokalisasi, warna, bentuk, ukuran, penyebaran, batas, dan efloresensi yang khusus.5

1. Ukuran7 Miliar : sebesar kepala jarum pentul. Lentikular: sebesar biji jagung. Numular: sebesar uang logam 5 rupiah atau 100 rupiah. Plakat: en plaque, lebih besar dari numular.2. Susunan kelainan/bentuk7 Liniar: seperti garis lurus. Sirsinar/anular: seperti lingkaran. Arsinar: berbentuk bulan sabit. Polisiklik: bentuk pinggiran yang sambung menyambung. Korimbiformis: susunan seperti induk ayam yang dikelilingi anak-anaknya.3. Bentuk lesi7 Teratur: misalnya bulat, lonjong, seperti ginjal dan sebagainya. Tidak teratur: tidak mempunyai bentuk yang teratur.4. Penyebaran dan lokalisasi7 Sirkumskrip: berbatas tegas. Difus: tidak berbatas tegas. Generalisata: tersebar pada sebagian besar tubuh. Regional: mengenai daerah tertentu badan. Universalis: mengenai seluruh atau hampir seluruh tubuh (90%-100%). Solitar: hanya satu lesi. Herpetiformis: vesikel berkelompok seperti pada herpes zooster. Konfuens: dua atau lebih lesi yang menjadi satu. Simetrik: mengenai kedua belah badan yang sama. Bilateral: mengenai kedua belah badan. Unilateral: mengenai sebelah badan.Setelah inspeksi, pemeriksaan dilanjutkan dengan palpasi, yaitu pemeriksaan dengan meraba, mempergunakan telapak tangan dan memanfaatkan alat peraba yang terdapat pada telapak dan jari tangan. Dengan palpasi kita dapat menentukan bentuk; besar; tepi; permukaan; konsistensi organ; adanya tanda-tanda radang akut atau tidak misalnya dolor, kalor, fungsiolesa (rubor dan tumor dapat pula dilihat), ada tidaknya indurasi, fluktuasi, dan pembesaran kelenjar regional maupun generalisata. Permukaan organ dinyatakan apakah rata atau berbenjol-benjol; konsistensi lunak, keras, kenyal, kistik atau berfluktuasi; sedangkan tepi organ dinyatakan dengan tumpul atau tajam.1,7Dalam kasus kelainan kulit, seorang dokter harus melihat bagaimana kelainan kulit yang ditemukan. Kelainan kulit bisa berupa ruam, ulkus, benjolan, dan sebagainya:7

a. MakulaDaerah perubahan warna kulit yang berbatas jelas dengan kulit normal tanpa tonjolan atau lekukan kulit disekitarnya.b. PapulaLesi menonjol padat dengan diameter 0,5cm.d. TumorIstilah umum untuk benjolan yang berdasarkan pertumbuhan sel maupun jaringan.e. Plak Penonjolan di atas permukaan kulit, permukaannya rata dan berisi zat padat (biasanya infiltrat), diameternya 2cm atau lebih.f. IndurasiPapula atau plak berbentuk lingkaran atau memiliki puncak yang datar, berwarna merah pucat yang menghilang dalam beberapa jam.g. Pustula Penonjolan kulit berbatas tegas yang berisi eksudat purulen atau vesikel yang berisi nanah.h. Vesikula/bullaLesi menonjol berbatas tegas yang berisi cairan. Vesikula memiliki diameter 0,5 cm.i. UlkusLesi yang menunjukkan kerusakan epidermis dan dermis.j. Kista Rongga tertutup yang berisi cairan atau bahan semi-padat.Selain itu, perlu juga diperiksa apakah terdapat perubahan kulit sekunder yang memperberat atau merupakan akibat dari proses primer misalnya:5a. SkuamaLapisan deskuamasi dari stratum korneum.b. KrustaSerum, darah, atau eksudat purulen yang mengering.c. ErosiDaerah lekukan berbatas tegas akibat hilangnya epidermis, suatu kelainan kulit yang disebabkan kehilangan jaringan tidak melampaui stratum basal. d. LikenifikasiPenebalan kulit akibat sering digosok atau digaruk yang menyebabkan semakin jelasnya garis-garis kulit normal.e. Atrofi Atrofi epidermal disebabkan karena berkurangnya lapisan sel epidermal. Atrofi dermal terjadi akibat berkurangnya jaringan ikat dermal.f. ParutLesi yang terbentuk akibat kerusakan dermal.g. EkskoriasiEkskavasi superfisial epidermis akibat garukan. Bila garukan lebih dalam lagi sehingga tergores sampai ujung papil, maka akan terlihat darah yang keluar selain serum. Ekskoriasi merupakan kelainan kulit yang disebabkan oleh hilangnya jaringan sampai stratum papilare.h. FisuraCelah kulit berupa garis yang terasa nyeri.Pada pemeriksaan fisik juga perlu ditentukan apakah ada perluasan ataupun pola distribusi (simetris atau asimetris, daerah pajanan, tempat tekanan, lipatan kulit), serta bagaimana warna dan bentuk lesi (bulat, lonjong).7Pada pemeriksaan fisik ditemukan kulit tangan menjadi kering dan ditemukan kemerahan pada tangan.

Pemeriksaan penunjangTidak ada pemeriksaan spesifik untuk mediagnosis dermatitis kontakiritan. Ruam kulit biasanya sembuh setelah bahan iritan dihilangkan. Terdapatbeberapa tes yang dapat memberikan indikasi dari substansi yang berpotensi menyebabkan dermatitis kontak iritan. Tidak ada spesifik tes yang dapat memperlihatkan efekyang didapatkan dari setiap pasien jika terkena dengan bahan iritan. Dermatitiskontak iritan dalam beberapa kasus, biasanya merupakan hasil dari efekberbagai iritans.1. Patch TestPatch test digunakan untuk menentukan substansi yang menyebabkan kontak dermatitis dan digunakan untuk mendiagnosis DKA. Konsentrasiyang digunakan harus tepat. Jika terlalu sedikit, dapat memberikan hasi lnegatif palsu oleh karena tidak adanya reaksi. Dan jika terlalu tinggi dapat terinterpretasi sebagai alergi (positif palsu). Patch tes dilepas setelah 48jam, hasilnya dilihat dan reaksi positif dicatat. Untuk pemeriksaan lebih lanjut, dapat kembali dilakukan pemeriksaan pada 48 jam berikutnya. Jika hasilnya didapatkan ruam kulit yang membaik, maka dapat didiagnosis sebagai DKI, Pemeriksaan patch tes digunakan untuk pasien kronis,dengan dermatitis kontak yang rekuren. 12. Kultur BakteriKultur bakteri dapat dilakukan pada kasus-kasus komplikasi karena adanya infeksi sekunder oleh bakteri.13. Pemeriksaan KOHDapat dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui adanya mikologi pada infeksi jamur superfisial seperti infeksi candida, pemeriksaan ini bergantung dari tempat dan morfologi dari lesi. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil kerukan kulit lalu dilarut dengan KOH 10-20% lalu spora jamur akan terlihat dibawah mikroskop.14. Pemeriksaan Darah Rutin Eosinofil berperan dalam reaksi alergi, reaksi obat dan infeksi parasit. Nilai normal : 2-4 %.1

Working Diagnosis (Diagnosis Kerja)Dari hasil anamnesis, serta menyesuaikan dengan gejala-gejala, maka pasien diduga menderita dermatitis kontak iritan.

EtiologiPenyebab munculnya dermatitis jenis ini ialah bahan yang bersifat iritan, misalnya bahan pelarut, deterjen, minyak pelumas, asam, alkali, dan serbuk kayu. Kelainan kulit yang terjadi selain ditentukan oleh ukuran molekul, daya larut, dan konsentrasi bahan tersebut, juga dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor yang dimaksud yaitu; lama kontak, kekerapan (terus menerus atau berselang), adanya oklusi menyebabkan kulit lebih permeable, demikian pula gesekan dan trauma fisis. Suhu dan kelembaban lingkungan juga ikut berperan.1Faktor individu juga ikut berpengaruh pada DKI, misalnya perbedaan ketebalan kulit di berbagai tempat menyebabkan perbedaan permeabilitas; usia (anak di bawah 8 tahun dan usia lanjut lebih mudah teriritasi); ras (kulit hitam lebih tahan daripada kulit putih); jenis kelamin (insidens DKI lebih banyak pada wanita); penyakit kulit yang pernah atau sedang dialami (ambang rangsang terhadap bahan iritan menurun), misalnya dermatitis atopik.1

EpidemiologiDermatitis kontak iritan (DKI) dapat diderita oleh semua orang dari berbagai golongan umur, ras, dan jenis kelamin. Jumlah penderita DKI diperkirakan cukup banyak, terutama yang berhubungan dengan pekerjaan (DKI akibat kerja), namun angkanya secara tepat sulit diketahui. Hal ini disebabkan antara lain oleh banyak penderita dengan kelainan ringan tidak datang berobat, atau bahkan tidak mengeluh.1

PatogenesisKelainan kulit timbul akibat kerusakn sel yang disebabkan oleh bahan iritan melalui kerja kimiawi atau fisis. Bahan iritan merusak lapisan tanduk, denaturasi keratin, menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan mengubah daya ikat air kulit.1,8Kebanyakan bahan iritan (toksin) merusak membrane lemak (lipid membrane) keratinosit, tetapi sebagian dapat menembus membran sel dan merusak lisosom, mitokondria, atau komponen inti. Kerusakan membran mengaktifkan fosfolipase dan melepaskan asam arakidonat (AA), diasilgliserida (DAG), platelet activating factor (PAF), dan inositida (IP3). AA dirubah menjadi prostaglandin (PG) dan leukotriene (LT). PG dan LT menginduksi vasodilatasi, dan meningkatkan permeabilitas vascular sehingga mempermudah transudasi komplemen dan kinin. PG dan LT juga bertindak sebagai kemoatraktan kuat untuk limfosit dan neutrophil, serta mengaktifasi sel mass melepaskan histamine, LT dan PG lain, dan PAF, sehingga memperkuat perubahan vaskular.1DAG dan second messengers lain menstimulasi ekspresi gen dan sintesis protein, misalnya interleukin-1 (IL-1) dan granulocyte macrophage colony stimulatunf factor (GMCSF). IL-1 mengaktifkan sel T-penolong mengeluarkan IL-2 dan mengekspresikan reseptor IL-2, yang menimbulkan stimulasi autokrin dan proliferasi sel tersebut.1Keratinosit juga membuat molekul permukaan HLA-DR dan adesi intrasel-1 (ICAM-1). Pada kontak dengan iritan, keratinosit juga melepaskan TNF, suatu sitokin proinflamasi yang dapat mengaktifasi sel T, makrofag dan granulosit, menginduksi ekspresi molekul adesi sel dan pelepasan sitokin.1Rentetan kejadian tersebut menimbulkan gejala peradangan klasik di tempat terjadinya kontak di kulit berupa eritema, edema, panas, nyeri, bila iritan kuat. Bahan iritan lemah akan menimbulkan kelainan kulit setelah berulang kali kontak, dimulai dengan kerusakan stratum korneum oleh karena delipidasi yang menyebabkan desikasi dan kehilangan fungsi sawarnya, sehingga mempermudah kerusakan sel di bawahnya oleh iritan.1

Manifestasi Klinik / Gejala KlinisKelainan kulit yang terjadi sangat beragam, bergantung pada sifat iritan. Iritan kuat memberi gejala akut, sedang iritan lemah memberi gejala kronis. Selain itu juga banyak faktor yang mempengaruhi sebagaimana yang telah disebutkan, yaitu faktor individu (misalnya, ras, usia, lokasi, atopi, penyakit kulit lain), faktor lingkungan (misalnya, suhu dan kelembaban udara, oklusi).1Berdasarkan penyebab dan pengaruh faktor-faktor tersebut ada yang mengklasifikasi DKI menjadi sepuluh macam, yaitu: DKI akut, lambat akut (acute delayed ICD), reaksi iritan, kumulatif. Ada pula yang membaginya menjadi dua kategori yaitu kategori mayor terdiri atas DKI akut termasuk luka bakar kimiawi, dan DKI kumulatif. Kategori lain terdidi atas : DKI lambat akut, reaksi iritasi, DKI traumatic, DKI eritematosa, dan DKI subyektif.1

1. DKI AkutLuka bakar oleh bahan kimia juga termasuk dermatitis kontak iritan akut. Penyebab DKI akut adalah iritasi kuat, misalnya larutan asam sulfat dan asam hidroklorid atau basa kuat, misalnya natrium dan kalium hidroksida, biasanya terjadi karena kecelakaan, dan reaksi segera timbul. Intensitas reaksi sebanding dengan konsentrasi dan lamanya kontak dengan iritan, terbatas pada pada tempat kontak. Kulit terasa perih, panas, rasa terbakar, kelainan yang terlihat berupa eritema, edema, bula, mungkin juga nekrosis. Pinggir kelainan kulit berbatas tegas, dan pada umumnya asimetris.1

2. DKI Akut LambatGambaran klinis dan gejala sama dengan DKI akut, tetapi baru muncul 8 sampai 24 jam atau lebih setelah kontak. Bahan iritan yang dapat menyebabkan DKI akut lambat, misalnya podofilin, antralin, tretinoin, etilen oksida, benzalkonium klorida, asam hidrofluorat. Contohnya ialah dermatitis yang disebabkan oleh bulu serangga yang terbang pada malam hari (dermatitis venenata); penderita baru merasa pedih esok harinya, pada awalnya terlihat eritema dan sore harinya sudah menjadi vesikel atau bahkan nekrosis.1

3. DKI KumulatifJenis dermatitis kontak ini paling sering terjadi; nama lain ialah DKI kronis. Penyebabnya ialah kontak berulang-ulang dengan iritan lemah (faktor fisis, misalnya gesekan, trauma mikro, kelembaban rendah, panas atau dingin; juga bahan, misalnya deterjen, sabun, pelarut, tanah, bahkan juga air). DKI kumulatif mungkin terjadi karena kerjasama berbagai faktor. Bisa jadi suatu bahan secara sendiri tidak cukup kuat menyebabkan dermatitis iritan, tetapi baru mampu bila bergabung dengan faktor lain. Kelainan baru nyata setelah kontak berminggu-minggu atau bulan, bahkan bisa bertahun-tahun kemudian, sehingga waktu dan rentetan kontak merupakan faktor penting.1Gejala klasik berupa kulit kering, eritema, skuama, lambat laun kulit tebal (hyperkeratosis) dan likenifikasi, difus. Bila kontak terus berlangsung akhirnya kulit dapat retak seperti luka iris (fisur), misalnya pada kulit tumit tukang cuci yang mengalami kontak terus menerus dengan deterjen. Keluhan penderita umumnya rasa gatal atau nyeri karena kulit retak (fisur). Ada kalanya kelainan hanya berupa kulit kering atau skuama tanpa eritema, sehingga diabaikan oleh penderita. Setelah dirasakan mengganggu, baru mendapat perhatian.1

DKI kumulatif sering berhubungan dengan pekerjaan, oleh karena itu lebih banyak ditemukan di tangan dibandingkan dengan di bagian lain tubuh. Contoh pekerjaan yang beresiko tinggi untuk DKI kumulatif yaitu: tukang cuci, kuli bangunan, montir di bengkel, juru masak, tukang kebun, penata rambut.1

Differential Diagnosis (Diagnosis Banding) Dermatitis kontak allergen Gejala ICD mungkin termasuk terbakar, gatal, menyengat, nyeri dan rasa sakit, terutama pada awal perjalanan klinis, sementara pruritus merupakan gejala kardinal di ACD.Bila dibandingkan dengan dermatitis kontak iritan, jumlah penderita dermatitis kontak allergen (DKA) lebih sedikit, karena hanya mengenai orang yang keadaan kulitnya sangat peka (hipersensitif). Diramalkan jumlah DKA bertambah seiring bertambahnya produk yang memakai bahan kimia yang beredar bebas di masyarakat.1Penyebab DKA adalah bahan kimia sederhana dengan berat molekul umumnya renda (