Makalah PBL

39
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada proses pembelajaran di kelas hingga saat ini masih juga ditemukan pengajar yang memposisikan peserta didik sebagai objek belajar, bukan sebagai individu yang harus dikembangkan potensi yang dimilikinya. Hal ini dapat mematikan potensi peserta didik. Dan dalam keadaan tersebut peserta didik hanya mendengarkan pidato guru di depan kelas, sehingga mudah sekali peserta didik merasa bosan dengan materi yang diberikan. Akibatnya, peserta didik tidak paham dengan apa yang baru saja disampaikan oleh guru. Hal ini disebabkan karena proses belajar didalam kelas yang begitu-begitu saja, sehingga siswa merasa jenuh belajar. Oleh karena itu, sekarang banyak inovasi dalam pembelajaran yang dilakukan oleh sekolah-sekolah. Misalnya inovasi pembelajaran kuantum, kompetensi, kontekstual, dan problem based learning. Untuk mengatasi kejenuhan dalam proses belejar-mengajar dan meningkatkan kualitas diri siswa. Salah satu inovasi dalam pembelajaran yaitu problem based learning, problem based learning ini merupakan progam student center yang dimana siswa belajar tentang subjek dalam konteks yang beraneka ragam, dan masalah yang benar-benar terjadi (nyata). Tujuan dari problem based learning ini sendiri adalah untuk menolong perkembangan pengetahuan siswa secara fleksibel, efektif, dan terampil dalam memecahkan masalah.

description

Model pembelajarn problem based learning

Transcript of Makalah PBL

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada proses pembelajaran di kelas hingga saat ini masih juga ditemukan pengajar yang memposisikan peserta didik sebagai objek belajar, bukan sebagai individu yang harus dikembangkan potensi yang dimilikinya. Hal ini dapat mematikan potensi peserta didik. Dan dalam keadaan tersebut peserta didik hanya mendengarkan pidato guru di depan kelas, sehingga mudah sekali peserta didik merasa bosan dengan materi yang diberikan. Akibatnya, peserta didik tidak paham dengan apa yang baru saja disampaikan oleh guru. Hal ini disebabkan karena proses belajar didalam kelas yang begitu-begitu saja, sehingga siswa merasa jenuh belajar.Oleh karena itu, sekarang banyak inovasi dalam pembelajaran yang dilakukan oleh sekolah-sekolah. Misalnya inovasi pembelajaran kuantum, kompetensi, kontekstual, dan problem based learning. Untuk mengatasi kejenuhan dalam proses belejar-mengajar dan meningkatkan kualitas diri siswa.Salah satu inovasi dalam pembelajaran yaitu problem based learning, problem based learning ini merupakan progam student center yang dimana siswa belajar tentang subjek dalam konteks yang beraneka ragam, dan masalah yang benar-benar terjadi (nyata). Tujuan dari problem based learning ini sendiri adalah untuk menolong perkembangan pengetahuan siswa secara fleksibel, efektif, dan terampil dalam memecahkan masalah. Berdasarkan uraian diatas kami akan memaparkan hasil kajian pustaka mengenai Problem Based Learning yang kemudian dituangkan dalam bentuk makalah yang berjudul Pembelajaran Problem Based Learning.Pada model pembelajaran berbasis masalah berbeda dengan model pembelajaran yang lainnya, dalam model pembelajaran ini, peranan guru adalah menyodorkan berbagai masalah, memberikan pertanyaan, dan memfasilitasi investigasi dan dialog. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menetapkan topik masalah yang akan dibahas, walaupun sebenarnya guru telah menetapkan topik masalah apa yang harus dibahas. Hal yang paling utama adalah guru menyediakan perancah atau kerangka pendukung yang dapat meningkatkan kemampuan penyelidikan dan intelegensi peserta didik dalam berpikir. Proses pembelajaran diarahkan agar peserta didik mampu menyelesaikan masalah secara sistematis dan logis. Model pembelajaran ini dapat terjadi jika guru dapat menciptakan lingkungan kelas yang terbuka dan jujur, karena kelas itu sendiri merupakan tempat pertukaran ide-ide peserta didik dalam menanggapi berbagai masalah.Jika dilihat dari sudut pandang psikologi belajar, model pembelajaran ini berdasarkan pada psikologi kognitif yang berakar dari asumsi bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Melalui model pembelajaran ini peserta didik dapat berkembang secara utuh, artinya bukan hanya perkembangan kognitif, tetapi peserta didik juga akan berkembang dalam bidang affektif dan psikomotorik secara otomatis melalui masalah yang dihadapi.Model pembelajaran berbasis masalah mengambil psikologi kognitif sebagai dukungan teoritisnya. Fokus pembelajaran pada model ini menekankan pada apa yang peserta didik pikirkan selama mereka terlibat dalam proses pembelajaran, bukan pada apa yang mereka kerjakan dalam proses pembelajaran.Seperti halnya model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran berbasis masalah ini menemukan akar intelektualnya dalam karya John Dewey. Di dalam Democracy and Education (1916), Dewey mendiskripsikan pandangan tentang pendidikan dengan sekolah sebagai cermin masyarakat yang lebih besar dan kelas akan menjadi laboratorium untuk penyelidikan dan pengentasan masalah kehidupan nyata. Pedagogis Dewey mendorong guru untuk melibatkan peserta didik dalam berbagai proyek berorientasi masalah dan membantu mereka menyelidiki berbagai masalah sosial dan intelektual penting.Namun, pada kenyataannya, tidak semua guru memahami konsep PBL tersebut, baik disebabkan oleh kurangnya keinginan dan motivasi untuk meningkatkan kualitas keilmuan maupun karena kurangnya dukungan sistem untuk meningkatkan kualitas keilmuan tenaga pendidik. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu kiranya ada sebuah bahan kajian yang mendalam tentang apa dan bagaiamana Pembelajaran Berbasis Masalah ( Problem Based Learning) ini untuk selanjutnya diterapkan dalam sebuah proses pembelajaran, sehingga dapat memberi masukan, khususnya kepada para guru tentang Pembelajaran Berbasis Masalah ( Problem Based Learning ) ini merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang relevan dengan tuntunan abad ke 21 dan umumnya kepada para ahli dan praktisi pendidikan yang memusatkan perhatiannya pada pengembangan dan invovasi dalam sistem pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah yiatu:

1. Apa pengertian strategi pembelajaran berbasis masalah ?2. Apa saja teori yang mendasari pembelajaran berbasis masalah?3. Apa ciri-ciri utama strategi pembelajaran berbasis masalah ?4. Apa saja tujuan strategi pembelajaran berbasis masalah ?5. Apa saja komponen-komponen pembelajaran berbasis masalah?6. Apa saja konsep dasar pembelajaran berbasis masalah?7. Bagaimanakah langkah-langkah serta sintaks (implementasi/pelaksanaan) dalam Pembelajaran Berbasis Masalah?8. Apa keunggulan dan kelemahan strategi pembelajaran berbasis masalah ?9. Bagaimana kriteria pemilihan bahan pelajaran untuk strategi pembelajaran berbasis masalah ?10. Bagaimana penilaian dan evaluasi pada strategi pembelajaran berbasis masalah ?11. Apa saja pembelajaran berbasis masalah dalam perencanaan kurikulum ? 12. Bagaimanakah Peran Guru dalam Pembelajaran Berbasis Masalah ini ( Problem Based Learning) ?

C. Tujuan

Setelah mempelajari makalah ini, pembaca diharapkan untuk mengetahui rumusan masalah diatas.1. Mengetahui pengertian strategi pembelajaran berbasis masalah 2. Mengetahui teori yang mendasari pembelajaran berbasis masalah3. Mengidentifikasi ciri-ciri utama strategi pembelajaran berbasis masalah 4. Memahami tujuan strategi pembelajaran berbasis masalah 5. Mengetahui komponen-komponen pembelajaran berbasis masalah6. Memahami konsep dasar pembelajaran berbasis masalah7. Bagaimanakah langkah-langkah serta sintaks (implementasi/pelaksanaan) dalam Pembelajaran Berbasis Masalah8. Mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan strategi pembelajaran berbasis masalah 9. Mengetahui kriteria pemilihan bahan pelajaran untuk strategi pembelajaran berbasis masalah 10. Mengetahui penilaian dan evaluasi pada strategi pembelajaran berbasis masalah 11. Memahami pembelajaran berbasis masalah dalam perencanaan kurikulum 12. Mengtahui peran guru dalam pembelajaran berbasis masalah ini ( Problem Based Learning)

Penyusunan makalah ini disusun selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajran, juga untuk menambah wawasan kita mengenai Pembelajaran Berbasis Masalah ini ( Problem Based Learning), dan diharapkan kita akan menjadi calon guru yang profesional.

D. Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu untuk dapat memahami dan mengerti apa yang tertuang dalam makalah ini yaitu tentang problem based learning.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

Problem Based Learning (PBL) pertama kali dikembangkan dan diimplementasikan pada sekolah kedokteran di McMaster University Kanada pada tahun 60-an. PBL sangat efektif untuk sekolah kedokteran dimana mahasiswa dihadapkan pada permasalahan kemudian dituntut untuk memecahkannya. Katerampilan untuk memecahkan masalah sangat dibutuhkan dalam profesi dokter karena pada kenyataannya para dokter selalu dihadapkan pada masalah pasiennya sehingga harus mampu menyelesaikannya. Walaupun pertama dikembangkan dalam pembelajaran di sekolah kedokteran tetapi pada perkembangan selanjutnya diterapkan dalan pembelajaran secara umum.Pembelajaran Berbasis Masalah yang berasal dari bahasa InggrisProblem-based Learningadalah suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan menyelesaikan suatu masalah, tetapi untuk menyelesaikan masalah itu peserta didik memerlukan pengetahuan baru untuk dapat menyelesaikannya.Menurut Barrow dalam Arend (2004: 392) dalam menyatakan bahwa PBL merupakan pembelajaran yang merupakan hasil dari suatu proses menginvestigasi, pemahaman dan memberikan solusi dari suatu masalah. Dengan demikian prinsip utama dari PBL adalah pemecahan masalah yang otentik. Masalah yang dibawa ke dalam kelas merupakan stimulus awal dan kerangka utama proses pembelajaran. Dalam PBL, siswa akan menimbulkan keterampilan memecahkan masalah secara efektif, yang nantinya berguna di kehidupan profesionalnya.Berangkat dari asumsi bahwa belajar merupakan proses konstruksi pengetahuan secara aktif dan dipengaruhi oleh faktor sosial. PBL menggunakan pendekatan student-center dimana siswa diberikan kebebasan untuk menentukan topik yang menarik baginya dan menentukan bagaimana akan mempelajarinya. Dalam PBL, guru hanya bertindak sebagai fasilitator, bukan sebagai sumber informasi. Guru sebagai fasilitator harus dapat membangun motivasi siswa secara intrinsik tertarik dengan materi, membagi siswa dalam kelompok kerja dan membantu siswa untuk menjadi pebelajar mandiri. Walaupun siswa diberi kebebasan untuk menentukan topik, namun guru harus tetap memberikan tema permasalahannya sehingga masalah yang diangkat relevan dengan kehidupan sehari-hari dan relevan dengan materi yang dibahas.

Pendekatan pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning/PBL) adalah konsep pembelajaran yang membantu guru menciptakan lingkungan pembelajaran yang dimulai dengan masalah yang penting dan relevan (bersangkut-paut) bagi peserta didik, dan memungkinkan peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang lebih realistik (nyata).Bern dan Erickson (2001:5) menegaskan bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan strategi pembelajaran siswa dalam memecahkan masalah dengan mengintegrasikan berbagai konsep dan keterampilan dari berbagai disiplin ilmu. Strategi ini meliputi mengumpulkan dan menyatukan informasi, mempresentasikan penemuan.Pembelajaran berbasis masalah melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran yang aktif, kolaboratif, berpusat kepada peserta didik, yang mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan belajar mandiri yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan dan karier, dalam lingkungan yang bertambah kompleks sekarang ini. Pembelajaran Berbasis Masalah dapat pula dimulai dengan melakukan kerja kelompok antar peserta didik. peserta didik menyelidiki sendiri, menemukan permasalahan, kemudian menyelesaikan masalahnya dibawah petunjuk fasilitator (guru).Pembelajaran berbasis masalah menyarankan kepada peserta didik untuk mencari atau menentukan sumber-sumber pengetahuan yang relevan. Pembelajaran berbasis masalah memberikan tantangan kepada peserta didik untuk belajar sendiri. Dalam hal ini, peserta didik lebih diajak untuk membentuk suatu pengetahuan dengan sedikit bimbingan atau arahan guru sementara pada pembelajaran tradisional, peserta didik lebih diperlakukan sebagai penerima pengetahuan yang diberikan secara terstruktur oleh seorang guru.Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada peserta didik. PBL adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga peserta didik dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki ketrampilan untuk memecahkan masalah.Untuk mencapai hasil pembelajaran secara optimal, pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah perlu dirancang dengan baik mulai dari penyiapan masalah yang yang sesuai dengan kurikulum yang akan dikembangkan di kelas, memunculkan masalah dari peserta didik, peralatan yang mungkin diperlukan, dan penilaian yang digunakan. Pengajar yang menerapkan pendekatan ini harus mengembangkan diri melalui pengalaman mengelola di kelasnya, melalui pendidikan pelatihan atau pendidikan formal yang berkelanjutan.Pada pembelajaranberbasisMasalah siswa dituntut untuk melakukan pemecahan-pemecahan masalah yang disajikan dengan cara menggali informasi sebanyak-banyaknya, kemudian dianalisis dan dicari solusi dari permasalahan yang ada.Dalam ruang lingkup PembelajaranBerbasisMasalah, siswa berperan sebagai seorang professional dalam menghadapi permasalahan yang muncul, meskipun dengan sudut pandang yang tidak jelas dan informasi yang minimal.Siswa tetap dituntut untuk menemukan solusi terbaik yang mungkin ada. PembelajaranBerbasisMasalah membuat perubahan dalam proses khususnya dalam segi peranan guru. Guru tidak hanya berdiri di depan kelas dan berperan sebagai pemandu siswa dalam menyelesaikan permasalahan dengan memberikan langkah-langkah penyelesaian yang sudah jadi melainkan guru berkeliling kelas memfasilitasi diskusi, memberikan pertanyaan, dan membantu siswa untuk menjadi lebih sadar akan proses pembelajaran.Oleh karena itu, pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berfikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantupeserta didikuntuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks.

B. LANDASAN TEORIPEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBL)

PBL mengikuti tiga aliran pikiran utama yangberkembang pada abad duapuluh yaitu sebagai berikut :a.Pemikiran John Dewey dan Kelas Demokratisnya (1916). MenurutDewey,sekolah seharusnya mencerminkan masyarakat yang lebih besar dan kelasmerupakan laboratorium untuk pemecahan masalah kehidupan yang nyata.Pendapat Dewey ini memberikan dasar filosofis dari PBL.b.Pemikiran Jean Piaget (1886-1980). MenurutPiaget, anak memiliki rasaingin tahu bawaan dan secara terus menerus berusaha memahami dunia disekitarnya. Rasa ingin tahu itu memotivasi anak untuk secara aktifmembangun tampilan dalam otak mereka tentang lingkungan yang merekahayati. Ketika tumbuh semakin dewasa dan memperoleh lebih banyak kemampuan bahasa dan memori, tampilan mental mereka tentang duniamenjadi lebih luas dan lebih abstrak. Pada semua tahap perkembangan, anakperlu memahami lingkungan mereka, memotivasi mereka untuk menyelidikidan membangun teori-teori yang menjelaskan lingkungan itu.c.Pemikiran Lev Vygotsky (1896-1934) dengan Konstruktivismenya, sertaJerome Bruner dengan Pembelajaran Penemuannya.Vygotskyberpandangan bahwa interaksi sosial dengan teman lain memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa.Brunermenyatakan pentingnya pembelajaran penemuan, yaitu modelpembelajaran yang menekankan perlunya membantu siswa memahamistruktur atau ide dari suatu disiplin ilmu, perlunya siswa aktif terlibat dalamproses pembelajaran dan yakin bahwa pembelajaran yang sebenarnya adalahyang terjadi melalui penemuan pribadi.

C. Ciri-ciri PBL

Ciri-ciri utama pembelajaran berbasis masalah ada 3 yaitu:1)Strategipembelajaran berbasis masalahmerupakan rangkaian aktivitas pembelajaran artinya dalam pembelajaran ini tidak mengharapkan peserta didik hanya sekedar mendengarkan, mencatat kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui strategi pembelajaran berbasis masalah peserta didik aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan akhirnya menyimpulkannya.2)Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Strategi pembelajaran berbasis masalah menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah tidak mungkin ada proses pembelajaran.3)Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris, sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.

Ciri-ciri khusus dari PBL adalah sebagai berikut :a.Pengajuan pertanyaan atau masalah. Pertanyaan dan masalah yang diajukan pada awal kegiatan pembelajaran adalah yang secara sosial penting dan secara pribadi bermakna bagi siswa.b.Berfokus pada keterkaitan antar disiplin. Masalah yang diangkat hendaknya dipilih yang benar-benar nyata sehingga dalam pemecahannya siswa dapat meninjaunya dari banyak mata pelajaran.c.Penyelidikan autentik. Penyelidikan autentik, berarti siswa dituntut untuk menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis dan membuat ramalan, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan. Metode yang digunakan tergantung pada masalah yang dipelajari.d.Menghasilkan produk atau karya dan memamerkannya. Siswa dituntut untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak. Artefak yang dihasilkan antara lain dapat berupa transkrip debat, laporan, model fisik, video, program komputer. Siswa juga dituntut untuk menjelaskan bentuk penyelesaian masalah yang ditemukan. Penjelasan antara lain dapat dilakukan dengan presentasi, simulasi, peragaan.

D. Tujuan PBL

Pembelajaran berbasis masalah merupakanmodel pembelajaran yang bertujuan merangsang terjadinya proses berpikir tingkat tinggi dalam situasi yang berorientasi masalah.. Lebih lanjut dikemukakan PBL utamanya dikembangkan untuk membantu siswa sebagai berikut :

1. Mengembangkan keterampilan berfikir tingkat tinggi2. Belajar berbagai peran orang dewasaDengan melibatkan siswa dalam pengalaman nyata atau simulasi (pemodelan orang dewasa),membantu siswa untuk berkinerja dalam situasi kehidupan nyata dan belajar melakukan peran orang dewasa3. Menjadi pelajar yang otonom dan mandiriKemampuan untuk menjadi pembelajar yang otonom dan mandiri ini diharapkan dapat mendorong tumbuhnya kemampuan belajar secara autodidak dan kesadaran untuk belajar sepanjang hayat yang merupakan bekal penting bagi siswa dalam mengarungi kehidupan pribadi, sosial maupun dunia kerja selanjutnya.4. Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah5. Belajar peranan orang dewasa yang autentik.6. Menjadikan siswa berusaha berpikir kritis dan mampu mengembangkan kemampuan analisisnya serta menjadi pembelajar yang mandiri.7. Memberikan dorongan kepada peserta didik untuk tidak hanya sekedar berpikir sesuai yang bersifat konkret tetapi lebih dari itu berpikir terhadap ide-ide yang abstrak dan kompleks

E. Komponen-Komponen PBL

Komponen-komponen pembelajaran berbasisi masalah diantaranya adalah :

1)Permasalahan autentik. Model pembelajaran berbasis masalah mengorganisasikan masalah nyata yang penting secara sosial dan bermanfaat bagi peserta didik. Permasalahan yang dihadapi peserta didik dalam dunia nyata tidak dapat dijawab dengan jawaban yang sederhana.2)Fokus interdisipliner. Dimaksudkan agar peserta didik belajar berpikir struktural dan belajar menggunakan berbagai perspektif keilmuan.3)Pengamatan autentik. Hal ini dinaksudkan untuk menemukan solusi yang nyata. Peserta didik diwajibkan untuk menganalisis dan menetapkan masalahnya, mengembangkan hipotesis dan membuat prediksi, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melaksanakan eksperimen, membuat inferensi, dan menarik kesimpulan.4)Produk. Peserta didik dituntut untuk membuat produk hasil pengamatan. Produk bisa berupa kertas yang dideskripsikan dan didemonstrasikan kepada orang lain.5)Kolaborasi. Dapat mendorong penyelidikan dan dialog bersama untuk mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan sosial.

F. Konsep Dasar PBL

Model pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang menekankan padaproses penyelesaian masalah. Dalam implementasi model pembelajaran berbasis masalah, guru perlu memilih bahan pelajaran yang memiliki permasalahan yang dapat dipecahkan.Model pembelajaran berbasis masalah ini dapat diterapkan dalam kelas jika :1)Guru bertujuan agar peserta didik tidak hanya mengetahui dan hafal materi pelajaran saja, tetapi juga mengerti dan memahaminya.2)Guru mengiginkan agar peserta didik memecahkan masalah dan membuat kemampuan intelektual siswa bertambah.3)Guru menginginkan agar peserta didik dapat bertanggung jawab dalam belajarnya.4)Guru menginginkan agar peserta didik dapat menghubungkan antara teori yang dipelajari di dalam kelas dan kenyataan yang dihadapinya di luar kelas.5)Guru bermaksud mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menganalisis situasi, menerapkan pengetahuan, mengenal antara fakta dan pendapat, serta mengembangkan kemampuan dalam membuat tugas secara objektif.

G. Langkah-langkah Penerapan Model PBL

Ada beberapa pilihan dalam model ini, model-model tersebut diantaranya yaitu:

Model Pannen dkk.

Menurut Pannen dkk., (2001) proses pembelajaran PBL biasanya mengikuti tahapan-tahapannya seperti roda (gambar 1)

Gambar 1 Model The Problem Solving Wheel

Melukiskan tahapan utuh yang seyogyanya muncul dalam problem based learning. Namun dikarenakan berbagai kendala, maka tahapan yang dilakukan hanya mencakup empat tahap saja, yaitu: identifikasi masalah, mengumpulkan data, analisis data, dan menghasilkan pemecahan masalah. Model ArendTahapan pembelajaran model PBL yang biasa dilakukan adalah proses belajar model Arend (2004) yang disajikan seperti pada tabel 2.1 berikut:Langkah-langkahStrategi PembelajaranProblem Based LearningKegiatan yang dilakukan guru

1. Orientasi siswa pada masalah Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan dan memotivasi siswa yang terlibat dalam pemecahan masalah

Mengorganisir siswa dalam belajar Guru membagi siswa dalam kelompok Guru membantu siswa dalam mendefinisikan dan mengorganisir tugas-tugas belajar yang berhubungan dengan masalah.

3. Membimbing penyelidikan (inqury) individu maupun kelompok Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen dan penyelidikan untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, model dan membantu mereka membagi tugas dengan temannya.

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang digunakan

Menurut Tchudi dan Lafer (dalam Ward & Lee, 2002) ciri-ciri masalah yang baik sebagai berikut:1. Masalah tersebut cukup membingungkan dan menimbulkan keingintahuan serta menjadi alasan untuk belajar.2. Memicu untuk berpikir tentang berbagai hal baru dengan cara yang baru.3. Membantu para pebelajar menemukan tentang apa yang telah mereka ketahui dan belum ketahui.4. Memastikan bahwa para pebelajar dapat menjangkau di luar apa yang mereka ketahui.5. Menimbulkan rasa membutuhkan dan menginginkan terhadap keterampilan dan pengetahuan dalam diri pebelajar.6. Mengarahkan pemahaman tentang hubungan yang ada dalam prosedur masalah tersebut sehingga prosedur tersebut masuk akal.7. Secara alami mendorong ke arah penyelidikan (inquiry).8. Membangun kelompok pebelajar yang kompak9. Mendorong kepada kerja sama yang kompak berdasarkan kehendak dan keinginan untuk berhasil daripada hanya sekedar perilaku yang didikte yang dianjurkan demi kesopanan.

John Dewey

Seorang ahli pendidikan berkebangsaan Amerika memaparkan 6 langkah dalam pembelajaran berbasis masalah ini :1)Merumuskan masalah. Guru membimbing peserta didik untuk menentukan masalah yang akan dipecahkan dalam proses pembelajaran, walaupun sebenarnya guru telah menetapkan masalah tersebut.2)Menganalisis masalah. Langkah peserta didik meninjau masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang.3)Merumuskan hipotesis. Langkah peserta didik merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki.4)Mengumpulkan data. Langkah peserta didik mencari dan menggambarkan berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah.5)Pengujian hipotesis. Langkah peserta didik dalam merumuskan dan mengambil kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan6)Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah. Langkah peserta didik menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.

David Johnson & Johnson

memaparkan 5 langkah melalui kegiatan kelompok :

1)Mendefinisikan masalah. Merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang mengandung konflik hingga peserta didik jelas dengan masalah yang dikaji. Dalam hal ini guru meminta pendapat peserta didik tentang masalah yang sedang dikaji.2)Mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah.3)Merumuskan alternatif strategi. Menguji setiap tindakan yang telah dirumuskan melalui diskusi kelas.4)Menentukan & menerapkan strategi pilihan. Pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dilakukan.5)Melakukan evaluasi. Baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil.

Dari pernjabaran beberapa tokoh diatas dapat kita pahmai bahwa Secara umum langkah- langkah model pembelajaran ini adalah :

1)Menyadari Masalah. Dimulai dengan kesadaran akan masalah yang harus dipecahkan. Kemampuan yang harus dicapai peserta didik adalah peserta didik dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang dirasakan oleh manusia dan lingkungan sosial.2)Merumuskan Masalah. Rumusan masalah berhubungan dengan kejelasan dan kesamaan persepsi tentang masalah dan berkaitan dengan data-data yang harus dikumpulkan. Diharapkan peserta didik dapat menentukan prioritas masalah.3)Merumuskan Hipotesis. peserta didik diharapkan dapat menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin diselesaikan dan dapat menentukan berbagai kemungkinan penyelesaian masalah.4)Mengumpulkan Data. peserta didik didorong untuk mengumpulkan data yang relevan. Kemampuan yang diharapkan adalah peserta didik dapat mengumpulkan data dan memetakan serta menyajikan dalam berbagai tampilan sehingga sudah dipahami.5)Menguji Hipotesis. Peserta didik diharapkan memiliki kecakapan menelaah dan membahas untuk melihat hubungan dengan masalah yang diuji.6)Menetukan Pilihan Penyelesaian. Kecakapan memilih alternatif penyelesaian yang memungkinkan dapat dilakukan serta dapat memperhitungkan kemungkinan yang dapat terjadi sehubungan dengan alternatif yang dipilihnya.

H. Sintak PBL

Pembelajaran berbasis masalah terdiri dari 5 fase dan prilaku. Perilaku tersebut merupakan tindakan pola. Pola ini diciptakan agar hasil pembelajaran dengan pengembangan pembelajaran berbasis maslaha dapat diwujudkan. Sintak pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut contoh:

FASEPERILAKU GURU

Fase 1Memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada peserta didikGuru menyampaikan tujuan pembelajaran, mendeskripsikan berbagai kebutuhan logistic penting dan memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah.Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.

Fase 2Mengorganisasikan peserta untuk menelitiGuru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas-tugas belajar terkait atau berhubungan dengan permasalahannya.

Fase 3Membantu investigasi/penyelidikan mandiri atau kelompokGuru mendorong peserta didik untuk mendapatkan atau mengumpulkan informasi yang tepat, melaksanakan eksperimen dan mencari penjelasan seta solusi atau pemecahan masalah

Fase 4Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karyaGuru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang seuai/tepat seperti laopran, rekaman video, dan model-model serta membantu mereka untuk berbagi tugas kepada orang lain

Fase 5Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalahGuru membantu peserta didik melakukan refleksi atau evaluasi terhadap investigasinya atau penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

Pengimplementasian Metode PBL dalam PembelajaranPembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang mana suatu kegiatan berasal atau berubah lewat reaksi dari suatu situasi yang dihadapi, dengan keadaan bahwa karakteristik-karakteristik dari perubahan aktivitas tersebut tidak dapat dijelaskan dengan dasar kecendrungan-kecendrungan reaksi asli, kematangan, atau perubahan-perubahan sementara dari organisme.(Learning is the process by which an activity originates or is changed through reacting to an encountered situation, provided that the characteristics of the change in activity cannot be explained on the basis of native response tendencies, maturation, or temporary state of the organism) (Hilgard dan Bower,1996,hal 2, di Bonoma,1987).Ada beberapa cara menerapkan PBL dalam pembelajaran. Secara umum, penerapan model ini mulai dengan adanya masalah yang harus dipecahkan atau dicari pemecahannya oleh mahasiswa. Masalah tersebut dapat berasal dari mahasiswa atau mungkin juga diberikan oleh pengajar. Mahasiswa akan memusatkan pembelajaran di sekitar masalah tersebut, dengan arti lain, mahasiswa belajar teori dan metode ilmiah agar dapat memecahkan masalah yang menjadi pusat perhatiannya (I Wayan Dasna dan Sutrisno, 2007).Pemecahan masalah dalam PBL harus sesuai dengan langkah-langkah metode ilmiah. Dengan demikian mahasiswa belajar memecahkan masalah secara sistematis dan terencana. Oleh sebab itu, penggunaan PBL dapat memberikan pengalaman belajar melakukan kerja ilmiah yang sangat baik kepada mahasiswa.Langkah-langkah pemecahan masalah dalam pembelajaran PBL paling sedikit ada delapan tahapan (Pannen, 2001), yaitu:1.Mengidentifikasi masalah,2.Mengumpulkan data,3.Menganalisis data,4.Memecahkan masalah berdasarkan pada data yang ada dan analisisnya,5.Memilih cara untuk memecahkan masalah,6.Merencanakan penerapan pemecahan masalah,7.Melakukan uji coba terhadap rencana yang ditetapkan, dan8.Melakukan tindakan (action) untuk memecahkan masalah.Empat tahap yang pertama mutlak diperlukan untuk berbagai kategori tingkat berpikir, sedangkan empat tahap berikutnya harus dicapai bila pembelajaran dimaksudkan untuk mencapai keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills).Langkah mengidentifikasi masalah merupakan tahapan yang sangat penting dalam PBL. Pemilihan masalah yang tepat agar dapat memberikan pengalaman belajar yang mencirikan kerja ilmiah seringkali menjadi masalah bagi dosen dan siswa. Artinya, pemilihan masalah yang kurang luas, kurang relevan dengan konteks materi pembelajaran, atau suatu masalah yang sangat menyimpang dengan tingkat berpikir siswa dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran.Oleh sebab itu, sangat penting adanya pendampingan oleh dosen pada tahap ini. Walaupun dosen tidak melakukan intervensi terhadap masalah tetapi dapat memfokuskan masalah melalui pertanyaan-pertanyaan agar mahasiswa melakukan refleksi lebih dalam terhadap masalah yang dipilih. Dalam hal ini dosen harus berperan sebagai fasilitator agar pembelajaran tetap pada bingkai yang direncanakan. Suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam PBL adalah pertanyaan berbasis why bukan sekedar how.Setiap tahap dalam pemecahan masalah, keterampilan mahasiswa dalam tahap tersebut hendaknya tidak semata-mata keterampilan how, tetapi kemampuan menjelaskan permasalahan dan bagaimana permasalahan dapat terjadi. Namun yang harus dicapai pada akhir pembelajaran adalah kemampuannya untuk memahami permasalahan dan alasan timbulnya permasalahan tersebut serta kedudukan permasalahan tersebut dalam tatanan sistem yang sangat luas.

I. Keunggulan dan Kelemahan Model PBLSebagai suatu model pembelajaran, model pembelajaran berbasis masalah memiliki beberapa keunggulan, diantaranya :

1) Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.2) Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan peserta didik serta memberikan kepuasan untuk menentukan pengetahuan baru bagi peserta didik.3) Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik.4) Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik bagaimana mentrasfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.5) Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan6) Melalui pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai peserta didik.7) Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.8) Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.9) Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat peserta didik untuk secara terus menerus belajar.10) PBL dirancang utamanya untuk membantu pebelajar dalam membangun kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan intelektual mereka, dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyelesaikan dengan pengetahuan baru.11) Membuat mereka menjadi pebelajar yang mandiri dan bebas.12) Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran, dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa,13) Dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata,14) Membantu siswa mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan di samping itu, juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.15) Melalui problem based learning bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku.16) Dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran berbasis masalah harus dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang harus dipecahkan. Pada tahapan ini guru membimbing peserta didik pada kesadaran adanya kesenjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia atau lingkungan sosial. Kemampuan yang harus dicapai oleh peserta didik, pada tahapan ini adalah peserta didik dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang terjadi dari berbagai fenomena yang ada.

Disamping keunggulannya, model ini juga mempunyai kelemahan, yaitu :

1)Manakala peserta didik tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.2)Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.3)Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

J. Kriteria Pemilihan Bahan Pelajaran Untuk Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Bahan Pelajaran mengandung isu-isu konflik (conflict issue) bersumber dariberita,rekaman, video. Bahan yang dipilih bersifat familiar dengan siswa. Bahan yang dipilih yang berhubungan dengan orang banyak (universal) Bahan yang dipilih yang mendukung tujuan atau kompetensi yang dimiliki oleh siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Bahan yang dipilih sesuai dengan minat siswa sehingga siswa merasa perlu untuk mempelajarinya.

K. Penilaian Dan Evaluasi Pembelajaran Berbasis MasalahProsedur-prosedur penilaian harus disesuaikan dengan tujuan pengajaran yang ingin dicapai dan hal yang paling utama bagi guru adalah mendapatkan informasi penilaian yang reliabel dan valid.Prosedur evaluasi pada model pembelajaran berbasis masalah ini tidak hanya cukup dengan mengadakan tes tertulis saja, tetapi juga dilakukan dalam bentuk checklist, reating scales, dan performance. Untuk evaluasi dalam bentuk performance atau kemampuan ini dapat digunakan untuk mengukur potensi peserta didik untuk mengatasi masalah maupun untuk mengukur kerja kelompok. Evaluasi harus menghasilkan definisi tentang masalah baru, mendiagnosanya, dan mulai lagi proses penyelesaian baru.Seperti yang telah disebutkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Dalam pembelajaran berbasis masalah, perhatian pembelajaran tidak hanya pada perolehan pengetahuan deklaratif, tetapi juga perolehan pengetahuan prosedural. Oleh karena itu penilaian tidak cukup hanya dengan tes. Penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan model pembelajaran berbasis masalah adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh siswa sebagai hasil penyelidikan mereka. Penilaian proses dapat digunakan untuk menilai pekerjaan siswa tersebut, penilaian itu antara lain asesmen kenerja, asesmen autentik dan portofolio. Penilaian proses bertujuan agar guru dapat melihat bagaimana siswa merencanakan pemecahan masalah melihat bagaimana siswa menunjukkan pengetahuan dan keterampilan. Karena anyakan problema dalam kehidupan nyata bersifat dinamis sesuai perkembangan jaman dan konteks/lingkungannya, maka perlu dikembangkan model pembelajaran yang memungkinkan siswa secara aktif mengembangkan kemampuannya untuk belajar (Learning how to learn). Dengan kemampuan atau kecakapan tersebut diharapkan siswa akan mudah beradaptasi.L. Pembelajaran Berbasis Masalah Dalam Perencanaan KurikulumLangkah pertama dalam perencanaan kurikulum kaitannya dengan PBM adalah menentukan tujuan dalam memanfaatkan PBM dan tujuan program kurikulum, seperti yang disebutkan di atas mega level, makro level, dan mikro level. Seperti halnya proses pengembangan kurikulum, adanya standar dalam pengembangan, dimulai dengan menetukan tujuan sesuai kebutuhan, kemudian perlu mempersiapkan dokumen yang meliputi : 1) rasional pengunaan PBM ; 2) apa PBM dan apa yang diperlukan; 3) tujuan PBM dan hasil yang ingin dicapai. Struktur pembelajaran biasanya digambarkan dalam sebuah bentuk formulasi seperti berikut : 1. Menemukan masalah Analisa Masalah Penemuan dan Pelaporan Integrasi dan Evaluasi 1. Menemukan Masalah Inquiry Masalah Mengangkat Isu Belajar Penemujan dan Peer Teaching Menyajikan Solusi Review Menemukan Masalah Analisis Penelitian dan Kerja Lapangan Pelaporan dan Peer Teaching Menyajikan Temuan Refleksi dan EvaluasiM. Infrastruktur dan Sumber Daya Pengajar dalam Menerapkan Metode PBLSebelum melaksanakan kehiata belajar mengajar dengan metode PBL perlu dilakukan persiapan yang lebih intensif. Dalam kegiatan belajar mengajar dengan metode PBL ada tiga komponen yang akan bekerja yaitu (1) insitusi, (2) guru, dan (3) siswa. Ketiga komponen ini bekerja sesuai peran atau tugas masing-masing untuk mencapai pembelajaran dalam mata kuliah ber-PBL secara optimal.InstitusiInstitusi dalam hal ini adalah sekolah atau satuan pendidikan. Institusi ini akan mendukung pelaksanaan pembelajaran ber-PBLantara lain: (1) mempersiapkan sarana perkuliahan, perpustakaan, dan alat-alat laboratorium, (2) menjamin keterlaksanaan perkuliahan dengan mengganti kuliah yang tak terselenggara dan bila mana diperlukan membentuk tim guru mata pelajaran (3) menyediakan guru penganti apabila berhalangan, (4) mempersiapkan sarana jaringan komputer, dan (5) merekam kehadiran siswa dalam database sehingga informasinya dapat digunakan untuk evaluasi akhir sekolah atau yang sering kita kenal sebagai Penerimaan raportGuruGuru dalam PBM terus berpikir tentang beberapa hal, yaitu : 1. Bagaimana dapat merancang dan menggunakan permasalahan yang ada didunia nyata, sehingga siswa dapat menguasai hasil belajar ?1. Bagaimana bisa menjadi pelatih siswa dalam proses pemecahan masalah, pengarahan diri, dan belajar dengan teman sebaya ?1. Dan bagaimana siswa memandang diri mereka sendiri sebagai pemecahan masalah yang aktif ?Guru dalam PBM juga memusatkan perhatiannya pada : 1. Memfasilitasi proses PBM, mengubah cara berpikir, mengembangkan keterampilan inquiry, menggunakan pembelajaran kooperatif. 1. Melatih siswa tentang strategi pemecahan masalah, pemberian masalah, pemberian alasan yang mendalam, metakognisi, berpikir kritis, dan berpikir secara sistem dan 1. Menjadi prantara proses penguasaan informasi, meneliti lingkungan informasi, mengakses sumber informasi yang beragam, dan mengadakan koneksi.Hal-hal yang harus berperan dalam pembelajaran berbasis masalah yaitu :1. Menyiapkan Perangkat berpikir siswa 1. Menenekankan belajar kooperative 1. Memfasilitasi pembelajaran kelompok kecil dalam pembelajaran berbasis masalah Melaksanakan pembelajaran berbasis masalah

SisswaPeran siswa secara umum dalam kegitan belajar negajar ber-PBLadalah mempersiapkan diri untuk belajar dan bekerja secara kelompok serta berperan aktif dalam kuliah. Peran serta mahasiswa yang dimaksud adalah seperti menghadiri dan mengikuti keseluruhan perkuliahan dan tidak diperkenankan mendrop mata kuliah disaat mata kuliah tersebut sedang berjalan

BAB IIIPENUTUP

A.KesimpulanPembelajaran Berbasis Masalah yang berasal dari bahasa InggrisProblem-based Learningadalah suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan menyelesaikan suatu masalah, tetapi untuk menyelesaikan masalah itu peserta didik memerlukan pengetahuan baru untuk dapat menyelesaikannya. Pembelajaran berbasis masalah (Problem-based learning), selanjutnya disingkat PBL, merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. PBL adalah suatu model pembelajaran vang, nielibatknn siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki ketrampilan untuk memecahkan masalahCiri-ciri utama strategi pembelajaran berbasis masalah antara lainstrategipembelajaran berbasis masalahmerupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah.Tujuan yang ingin dicapai pleh SPBM adalah kemampuan siswa untuk berpikir kritis, analistus dan logis untuk menemukan alternatif pemecahan masalah melalui eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah.Komponen-komponen pembelajaran berbasisi masalah dikemukakan oleh Arends, diantaranya adalah Permasalahan autentik, Fokus interdisipliner, Pengamatan autentik, Produk, Kolaborasi.John Dewey seorang ahli pendidikan berkebangsaan Amerika memaparkan 6 langkah dalam pembelajaran berbasis masalah ini : merumuskan masalah, menganalisis masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, pengujian hipotesis, merumuskan rekomendasi pemecahan masalah.Pembelajaran berbasis masalah terdiri dari 5 fase dan prilaku. Perilaku tersebut merupakan tindakan pola.

Strategi pembelajaran berbasis masalah memiliki keunggulan, salah satunya pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran. Sedangkan salah satu kekurangannya yaitu keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.

B.Saran1)Bagi Mahasiswa Pendidikan FisikaDiharapkan makalah ini menjadi referensi bacaan untuk menambah pengetahuan mengenai problem Based Learning.2)Bagi masyarakatDiharapkan makalah ini dapat memberikan informasi baru sebagai sarana pendukung untuk memperluas wawasan khususnya dibidangmetodik khusus, khususnya tentang problem Based Learning.

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Iqbal. Model Pembelajaran Berbasis Masalah. http://iqbalpgrismg.blogspot.com. 28 April 2015 Pukul 13.00 WITA Sunartombs. 2009. Pengertian Cooperative Learning. http://sunartombs.wordpress.com/2009/03/20/pengertian-cooperative-learning/.

28 April 2015 Pukul 13.00 WITA Buanatiwi. Kelebihan Dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Masalah. http://buanatiwi.wordpress.com.30 April 2015 Pukul 15.00 WITA