makalah panci evaporasi.docx
-
Upload
fathurrahman -
Category
Documents
-
view
600 -
download
23
Transcript of makalah panci evaporasi.docx
TUGAS KULIAH
REKAYASA IRIGASI I
Dosen
M. Azhari Noor, M.Eng
Oleh:
Faisal Akbar Majidi H1A110061 Deka Rahmatullah H1A110063 Arini Novia Sari H1A110069 Arya Rizki Darmawan H1A110084 Dimas H1A109
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL
BANJARBARU
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup
tumbuhan. Tanah menyusun 70%-80% dari berat tumbuhan ketika tanaman masih
hidup. Air juga berfungsi sebagai meadia transportasi unsur hara dan terlibat dalam
reaksi biokimia dalam sel tumbuhan .
Air diperoleh dari banyak cara. Dibidang pertanian, air diperoleh dari hujan
atau irigasi. Sebagian air juga berasal dari bawah tanah yang bergerak ke atas secara
lambat sebagai pengganti kehilangan air pada tanaman. Oleh karena itu, cara terbaik
untuk memperoleh air secara terus menerus ialah melalui irigasi.
Proses kehilangan air pada tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor
utama yang mempengaruhiadalah jenis tanaman, kondisi tanah (dalam hal ini
kelengasan tanah), dan cuaca dimana tanaman itu berada.
Air dapat hilang dalam evapotranspirasi. Evapotranspirasi adalah proses
kehilangan air menuju atmosfer dari tanah dan tumbuhan.Evapotranspirasi terjadi
pada siang hari ketika keberadaan matahari menyebabkan air dari tanah dan pada
tumbuhan menguap.
Evapotransiprasi dalam bidang pertanian dapat disebut sebagaiET. ET
merupakan kebutuhan air pada tanaman. Kebutuhan air pada tanaman dapat
didefinisikan sebagai jumlah air yang diperlukan untuk memenuhi kehilangan air
melalui evapotranspirasi (ET)dari tanaman yang sehat, tumbuh pada sebidang lahan
yang luas dengan kondisi tanah yang tidak mempun¬yai kendala (kendala lengas
tanah dan kesuburan tanah) dan mencapai potensi produksi penuh pada kondisi
lingkungan tumbuh tertentu.
Kebutuhan air tanaman (ET) dapat dikukur melalui perkalian antara koefisien
evapotranspirasi tumbuhan dengan nilai evapotranspirasi standar. Terdapat beberapa
metode yang digunakan dalam menentukan ET tanaman.
Dengan mengetahui nilai Evaporasi atau kebutuhan air yang hilang pada
tanaman, maka pihak yang terkait dengan pertanian dapat mengetahui metode dan
saat yang tepat untuk melakukan pengairan. Hal tersebut perlu dilakukan dikarenakan
air merupakan komponen yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.
Namun masih terdapat banyak kendala yang dihadapi untuk mengetahui nilai
ET tanaman, salah satunya adalah kurangnya pemahaman tentang pengertian ET dan
cara penghitungannya. Berdasarkan fakta-fakta diatas, tugas ini disusun untuk
mengetahui lebih dalam mengenai ET atau evapotranspirasi pada tanaman serta
mengetahui metode penghitungan sederhananya.
1.2 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengertian dari evapotranspirasi.
2. Mengetahui metode penghitungan untuk mengukur evapotranspirasi.
3. Menganalisa hasil perhitungan soal mengenai evapotranspirasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Evapotranspirasi
Evapotranspirasi adalah kombinasi proses kehilangan air dari suatu lahan
bertanaman melalui evaporasi dan transpirasi. Evaporasi adalah proses dimana air
diubah menjadi uap air (vaporasi, vaporization) dan selanjutnya uap air tersebut
dipindahkan dari permukaan bidang penguapan ke atmosfer (vapor removal).
Evaporai terjadi pada berbagai jenis permukaan seperti danau, sungai lahan pertanian,
tanah, maupun dari vegetasi yang basah. Transpirasi adalah vaporisasi di dalam
jaringan tanaman dan selanjutnya uap air tersebut dipindahkan dari permukaan
tanaman ke atmosfer (vapor removal). Pada transpirasi, vaporisasi terjadi terutama di
ruang antar sel daun dan selanjutnya melalui stomata uap air akan lepas ke atmosfer.
Hamper semua air yang diambil tanaman dari media tanam (tanah) akan
ditranspirasikan, dan hanya sebagian kecil yang dimanfaatkan tanaman.
Evaporasi adalah proses pertukaran molekul air (liqui/solid) dipermukaan
menjadi molekul uap air (gas) diatmosfir melalui kekuatan panas.Evaporasi dapat
terjadi pada sungai, danau, laut, reservoir (permukaan air bebas), serta permukaan
tanah. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya evaporasi yakni Radiasi matahari,
Angin , kelembaban, suhu (temperatur).
Semua jenis tanaman memerlukan air untuk kelangsungan hidupnya, dan
masing-masing tanaman berbeda kebutuhannya. Hanya sebagian kecil air yang
tinggal didalam tubuh tumbuh-tumbuhan, sebagian dari padanya setelah diserap oleh
akar-akar dan dahan-dahan akan ditranspirasikan lewat bagian tubuh tumbuh-
tumbuhan yang berdaun.
Dalam kondisi lapangan tidaklah mungkin untuk membedakan antara
evaporasi dan transpirasi jika tanahnya tertutup oleh tumbuh-tumbuhan. Kedua proses
tersebut (evaporasi dan transpirasi) saling berkaitan sehingga dinamakan
evapotranspirasi. Evaporasi yang terjadi, apabila tersedia cukup air untuk memenuhi
pertumbuhan optimum disebut dengan evaporasi potensial (potensial
evapotranspiration). PET ini sangat penting dalam kebutuhan air untuk irigasi.
Jumlah kadar air yang hilang dari tanah oleh evapotranspirasi tergantung pada :
Adanya persediaan air yang cukup (hujan dan lain-lain)
Faktor-faktor iklim, seperti suhu, kelembaban dan lain-lain.
Jenis dan kultivasi tumbuhan-tumbuhan tersebut
Pengukuran air yang hilang melalui penguapan (evaporasi) perlu diukur
untuk mengetahui keadaan kesetimbangan air antara yang didapat melalui curah
hujan dan air yang hilang melalui evaporasi. Alat pengukur evaporasi yang paling
banyak digunakan sekarang adalah Panci kelas A. Evaporasi yang diukur dengan
panci ini dipengaruhi oleh radiasi surya yang datang, kelembaban udara, suhu udara
dan besarnya angin pada tempat pengukuran.
Ada dua macam peralatan pengukur tinggi muka air dalam panci. Pertama alat
ukur micrometer pancing dan yang kedua alat ukur ujung paku yang dipasang tetap
(fixed point). Kesalahan yang besar dari pengukuran evaporasi terletak pada tinggi air
dalam panci. Oleh sebab itu muka air selamanya harus dikembalikan pada tinggi
semula yaitu 5 cm di bawah bibir panci. Makin rendah muka air dalam panci, makin
rendah pula terjadinya penguapan. Kejernihan air dalam panci perlu diperhatikan. Air
yang keruh, evaporasi yang terukur akan rendah pula. Usahakan air jangan sampai
berlumut. Tinggi air diukur dengan satuan mm.
Alat ukur mikrometer mampu mengukur dalam mm dengan ketelitian seperti
seratus mm. Ketelitian pengukuran itu diperlukan karena tinggi yang diukur tidak
sama besar meliputi 5 sampai 8 mm.
Pada musim penghujan nilainya kecil sedangkan pada musim kemarau besar.
Pengamatan dilakukan sekali dalam 24 jam ketika pagi hari. Pengamat yang setiap
hari mengukur evaporasi harus mempunyai keterampilan dan kejelian melihat batas
air yang diukur.
Alat perlengkapannya adalah tabung peredam, termometer maksimum-
minimum permukaan air yang tertampung, termometer maksimum-minimum di
permukaan panci dan anemometer cup counter setinggi 30 cm di atas tanah.
Sekeliling panci harus ditumbuhi rumput pendek. Permukaan tanah yang terbuka atau
gundul menyebabkan evaporasi yang terukur tinggi (efek oase). Pasanglah alat pada
tempat yang terbuka tidak terhalang oleh benda-benda lain dan berada di tengah-
tengah lapang rumput dari stasiun klimatologi.
Bagi pakar hidrology, kehilangan air akibat evaporasi biasanya dilihat dari
dua sisi. Pertama, evaporasi dari permukaan (Eo) yaitu penguapan air langsung dari
danau, sungai dan badan air lainnya. Kedua, kehilangan air melalui vegetasi oleh
proses-proses intersepsi dan transpirasi.
1. Radiasi matahari
Sebagian radiasi gelombang pendek ( shortwave radiation ) matahari akan
diubah menjadi energi panas di didalam tanaman, air dan tanah. Energi panas tersebut
akan menghangatkan udara di sekitarnya. Panas yang dipakai untuk menghangatkan
partikel – partikel berbagai material di udara tanpa mengubah bentuk partikel
dinamakan panas – tampak ( sensible heat ). Sebagian energi matahari diubah
menjadi tenaga mekanik. Tenaga mekanik ini akan menyebabkan perputaran udara
dan uap di atas permukaan tanah. Hal ini menyebabkan udara di atas permukaan
tanah jenuh, sehingga mempertahankan tekanan uap air yang tinggi pada permukaan
bidang evaporasi.
2. Ketersediaan air
Melibatkan jumlah air yang ada dan juga persedian air yang siap untuk
terjadinya evaporasi. Permukaan bidang evaporasi yang kasar akan memberikan laju
evaporasi lebih tinggi daripada bidang permukaan rata karena pada bidang
permukaan kasar besarnya turbulent meningkat.
Faktor – Faktor Penentu Evaporasi
Pada kedua proses evaporasi di atas terjadi proses – proses fisika, yakni
terjadinya perubahan bentuk dari zat cair menjadi gas.
Faktor – faktor yang berpengaruh antara lain :
a. Panas
Panas diperlukan untuk berlangsungnya perubahan bentuk dari zat cair ke zat
gas dan secara alamiah matahari menjadi sumber energy panas.
b. Suhu Udara, permukaan bidang penguapan ( air, vegetasi dan tanah ) dan energi
panas matahari
Makin tinggi suhu udara di atas permukaan bidang pengupan, makin mudah
terjadi perubahan bentuk dari zat cair menjadi zat gas. Dengan demikian, laju
evapotranspirasi menjadi lebih besar di daerah tropic daripada daerah beriklim
sedang. Perbedaan laju evapotranspirasi yang sama juga dijumpai di daerah tropic
pada musim kering dan musim basah.
c. Kapasitas kadar air dalam udara
Kapasitas kadar air dalam udara secara langsung dipengaruhi oleh tinggi
rendahnya suhu di tempat tersebut. Beasarnya kadar air dalam udara di suatu tempat
tersebut. Proses evaporasi tergantung pada deficit tekanan uap jenuh air, Dvp,
( saturated vapour pressure deficit ) di udara atau jumlah uap air yang dapat diserap
oleh udara sebelum udara tersebut menjadi jenuh. Sehingga, evaporasi lebih banyak
di daerah pedalaman karena kondisi udara cenderung lebih kering daripada di daerah
pantai yang lembab karena penguapan dari permukaan air laut.
d. Kecepatan angin
Ketika pengupan berlangsung, udara di atas permukaan bidang penguapan
secara bertahap menjadi lembab, sampai pada tahap ketika udara menjadi jenuh dan
tidak mampu menampung uap air lagi. Pada tahap ini, udara jenuh di atas permukaan
bidang tersebut akan berpindah ke tempat lain akibat beda tekanan dan kerapatan
udara, dan demikian, proses penguapan air dari bidang penguapan tersebut akan
berlangsung secara terus – menerus. Hal ini terjadi karena adanya pergantian udara
lembab oleh udara yang lebih kering atau gerakan massa udara dari tempat dengan
tekanan udara lebih tinggi ke tempat dengan tekanan udara lebih rendah ( proses
adveksi ) dalam hal ini kecepatan angin di atas permukaan bidang penguapan sangat
penting. Penguapan air di daerah lapang lebih besar dari daerah dengan banyak
naungan karena di daerah lapang perpindahan udara menjadi lebih bebas.
e. Bidang permukaan
Secara alamiah bidang permukaan penguapan akan mempengaruhi proses
evoporasi melalui perubahan pola perilaku angin. Pada bidang permukaan yang kasar
atau tidak beraturan, kecepatan angin akan berkurang oleh adanya proses gesekan.
Tapi, pada tingkat tertentu, permukaan bidang penguapan yang kasar juga dapat
gerakan angin berputar ( turbulent ) yang dapat memperbesar evaporasi. Pada bidang
permukaan air yang luas, angin kencang juga dapat menimbulkan gelombang air
besar dan dapat mempercepat terjadinya evopotranspirasi.
Penentuan besarnya evaporasi
Besarnya evaporasi dapat ditentukan dengan beberapa perkiraan sebagai
berikut :
Perkiraan evaporasi berdasarkan panci evaporasi.
Evaporasi permukaan air bebas menggunakan panci evaporasi harus
dikonversi karena perkiraan evaporasi pada 1 unit area permukaan air bebas.
Rumus penentuan besarnya evaporasi dari permukaan air bebas adalah:
E permukaan air bebas = C panci x Evaporasi panci.
Tabel koefisien (C pan) untuk berbagai pan yang telah dihitung
PAN MON MEAN MAXClass A/ Colorado 1.06 1.15 1.22Class A/US S.p.s 1.2 1.31 1.46Colorado/Class A 0.82 0.87 0.95Colorado/B.P.I 1.03 1.06 1.09BPI/Class A 0.68 0.77 0.83BPI/Colorado 0.92 0.94 0.97
2.2 Kebutuhan Air Tanaman
Kebutuhan air tanaman terjadi dikarenakan tanaman melakukan
evapotransipirasi. Kebutuhan air di sini adalah suatu gambaran besarnya kebutuhan
air untuk keperluan tumbuhnya tanaman sampai tanaman siap panen. Kebutuhan air
tanaman berbeda beda tergantung pada jenis tanaman, keadaan medan tanah, sifat-
sifat tanah, cara pemberian air, pengolahan tanah, iklim, waktu tanam (pola tanaman),
kandungan air tanah, efisiensi irigasi, curah hujan efektif, koefisien tanaman bulanan,
pemakaian air konsumtif, perkolasi, kebutuhan air untuk tanaman, dan kebutuhan air
di sawah .
2.3 Perhitungan Evapotranspirasi Tanaman
Penghitungan ET dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama yaitu pencarian
ETo terlebih dahulu. ETo (evaporasi tanaman referensi) yaitu laju evapotranspirasi
dari permukaan berumput luas setinggi 8-15 cm, rumput hijau yang tingginya
seragam, tumbuh aktif, secara leng¬kap menaungi permukaan tanah dan tidak
kekurangan air. Empat metode yang dapat digunakan adalah Blaney-Criddle, Radiasi,
Penman dan Evaporasi Panci, dimodifikasi untuk menghitung ETo dengan
menggunakan data iklim harian selama periode 10 atau 30 hari. Tahap kedua setelah
pengukuran ETo adalah pencarian Kc. Kc merupakan koefosien tanaman yang
menyatakan hubungan antara Eto dan ET tanaman. Nilai Kc beragam sesuai dengan
jenis tanaman, fase pertumbuan dan kondisis cuaca yang ada.
Sehingga jumlah konsumtif kebutuhan air tanaman yang digunakan untuk
penguapan (ET) adalah nilai dari perkalian Kc dan ETo. Kc merupakan koefisien
tanaman dan Eto merupakan evaporasi tanaman referensi.
BAB III
PEMBAHASAN
Dari perhitungan yang telah dikerjakan, dapat diketahui bahwa kebutuhan air
tanaman bulan Juni ialah 403.2 l/m2, untuk bulan Juli ialah 422.4 l/m2, dan bulan
Agustus adalah 694.4 l/m2.
Perubahan kebutuhan air setiap bulannya dipengaruhi oleh beberapa faktor,
faktor faktor tersebut antara lain intensitas radiasi matahari, kecepatan angin,
kelembapan, dan ketersediaan air pada tanah.
Semakin besar intensitas matahari dan kecepatan angin yang berada pada
lingkungan tumbuh tanaman, maka proses evapotranspirasi atau kebutuhan air
tanaman akan bertambah pula.
Selain kecepatan angin dan matahari, kelembapan juga mempengaruhi proses
evapotranspirasi. Ketika kondisi lingkungan tumbuh tanaman adalah lembab, maka
proses evapotranspirasi menjadi terhambat. Adanya angin dapat memindahkan udara
jenuh dari lingkungan tumbuh tanaman dan menggantikannya dengan udara kering.
Udara kering mampu meningkatkan laju evapotranspirasi.
Kondisi cuaca musiman jaga mempengaruhi evapotranspirasi. Proses
evapotranspirasi terendah terjadi pada saat musim dengan cuaca terdingin. Pada
cuaca tersebut stomata pada permukaan daun menutup sehingga menghambatproses
transpirasi.
Selain istilah kebutuhan air tanaman atau dikenal sebagai ET, dalam bidang
pertanian juga dikenal istilah PET atau Potensial Evapotranspiration.
Evapotranspirasi potensial dapat diartikan sebagai kemampuan atmosfer untuk
mengambil air melalui proses evaporasi dan transpirasi dengan asumsi tidak ada
kontrol mengenai keberadaan air (air melimpah). PET juga dapat diartikan sebagai
kondisi maksimum kemungkinan tanaman mengalami proses evapotranspirasi dengan
kondisi meteorologi lingkungan dan fisiologi tanaman sebagai parameter.
Maka dari itu dari pemahaman akan PET, dapat dijelaskan bahwa satu-
satunya faktor pembatas dalam proses evapotranspirasi atau kebutuhan air tanaman
adalah kemampuan fisiologi tanaman, bukan kondisi lingkungan dan keberadaan air.
Sehingga pemberian air yang berlebihan pada saat pengairan selain kurang berguna
juga dapat merusak tanaman karena akan menyebabkan akar dan batang bagian
bawah yang tergenang akan menjadi busuk.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
http://ferri.web.ugm.ac.id/?p=51.
http://grounds-mag.com/mag/chapter_9_irrigation.
http://yanessipil.wordpress.com/2010/03/28/kebutuhan-air-untuk-tanaman/.
Evopotranspirasi.catetankuliah.blogspot.com/2009/07/evapotranspirasi.html
evapotrasnpirasi.
http://acehpedia.org/Air_dan_Tanaman air dan tanaman.