Makalah pancasila secara terminologi

13
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Secara etimologis istilah Pancasila itu berasal dari bahasa Sansekerta dari India. Pada awalnya kata Pancasila terdapat di kepustakaan Budha di India yang intinya mengenai ajaran moral dalam ajaran Budha. panca artinya limasyila artinya batu sendi, alas, atau dasarsyiila” artinya “ peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau yang senonoh Melalui penyebaran agama Budha dan Hindu di Indonesia ajaran moral tersebut diadopsi kepustakaan jawa sehingga Pancasila dalam bahasa Indonesia secara Etimologis berarti “dasar yang memiliki lima unsur” yang tersirat ajaran moral. Maka dapat disimpulkan Pancasila mengadung makna moral yang sesuai dengan kehidupan masyarakat Indonesia, sebab penilai moral itu sesuai atau tidak bergantung tempat dan situasinya. Sebagai contoh penilaian moral antara masyarakat Indonesia tentu jauh berbeda dengan masyarakat Amerika, karena pola kehidupan masyarakatnya pun berbeda. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana pengertian pancasila secara terminologis ? 2. Bagaimana makna dan arti pancasila ? 3. Bagaimana pancasila sebagai dasar negara ? 4. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa 1.3 TUJUAN 1. Untuk mengetahui pengertian pancasila secara terminologis 2. Untuk mengetahui makna dan arti pancasila 3. Untuk mengetahui pancasila sebagai dasar negara 4. Untuk mengetahui Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Transcript of Makalah pancasila secara terminologi

Page 1: Makalah pancasila secara terminologi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Secara etimologis istilah Pancasila itu berasal dari bahasa Sansekerta dari India. Pada

awalnya kata Pancasila terdapat di kepustakaan Budha di India yang intinya mengenai

ajaran moral dalam ajaran Budha.

“panca artinya “lima”

“syila artinya batu sendi, alas, atau dasar”

“syiila” artinya “peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau yang senonoh”

Melalui penyebaran agama Budha dan Hindu di Indonesia ajaran moral tersebut diadopsi

kepustakaan jawa sehingga Pancasila dalam bahasa Indonesia secara Etimologis berarti

“dasar yang memiliki lima unsur” yang tersirat ajaran moral.

Maka dapat disimpulkan Pancasila mengadung makna moral yang sesuai dengan

kehidupan masyarakat Indonesia, sebab penilai moral itu sesuai atau tidak bergantung

tempat dan situasinya. Sebagai contoh penilaian moral antara masyarakat Indonesia tentu

jauh berbeda dengan masyarakat Amerika, karena pola kehidupan masyarakatnya pun

berbeda.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pengertian pancasila secara terminologis ?

2. Bagaimana makna dan arti pancasila ?

3. Bagaimana pancasila sebagai dasar negara ?

4. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian pancasila secara terminologis

2. Untuk mengetahui makna dan arti pancasila

3. Untuk mengetahui pancasila sebagai dasar negara

4. Untuk mengetahui Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Page 2: Makalah pancasila secara terminologi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila secara Terminologis

Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu telah malahirkan negara

Republik Indonesia. Untuk melengkapi alat-alat perlengkapan negara sebagaimana

lazimnya negara-negara yang merdeka, maka Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia

(PPKI) segera mengadakan sidang. Dalam sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 telah

berhasil mengesahkan UUD negara Republik Indonesia yang dikenal dengan UUD 1945.

Adapun UUD 1945 tersebut terdiri atas dua bagian yaitu Pembukaan UUD 1945 dan

pasal-pasal UUD 1945 yang berisi 37 pasal, 1 Aturan Peralihan yang terdiri dari atas 4

pasal, dan satu aturan tambahan terdiri atas 2 ayat.

Dalam bagian pembukaan UUD 1945 yang terdiri atas empat alinea tersebut

tercantum rumusan Pancasila sebagai berikut:

1. Ketuhanan yang maha esa

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau

perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Rumusan pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 inilah

yang secara konstitusional sah dan benar sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang

disahkan oleh PPKI yang mewakili seluruh rakyat Indonesia. Namun dalam sejarah

ketatanegaraan Indonesia dalam upaya bangsa Indonesia mempertahankan proklamasi

dan eksistensi negara dan bangsa Indonesia maka terdapat pula rumusan-rumusan

pancasila sebagai berikut :

a. Dalam konstitusi RIS (Republik Indonesia Serikat)

Dalam konstitusi RIS yang berlaku tanggal 29 Desember 1949 sampai dengan 17

Agustus 1950, tercantum rumusan Pancasila sebagai berikut:

1. Ketuhanan yang maha esa

2. Peri kemanusiaan

3. Kebangsaan

4. Kerakyatan

5. Keadilan sosial

Page 3: Makalah pancasila secara terminologi

b. Dalam UUD (Undang-undang Dasar Sementara 1950)

Dalam UUDS 1950 yang berlaku mulai tanggal 17 agustus 1950 sampai tanggal 5 juli

1959, terdapat pula rumusan pancasila seperti rumusan yang tercantum dalam konstitusi

RIS, sebagai berikut:

1. Ketuhanan yang maha esa

2. Peri Kemanusiaan

3. Kebangsaan

4. Kerakyatan

5. Keadilan sosial

c. Rumusan Pancasila di Kalangan Masyarakat

Selain itu terdapat juga rumusan pancasila dasar negara yang beredar dikalangan

masyarakat luas, bahkan rumusannya sangat beranekaragam antara lain terdapat rumusan

sebagai berikut:

1. Ketuhanan yang Maha Esa

2. Peri Kemanusiaan

3. Kebangsaan

4. Kedaulatan rakyat

5. Keadilan rakyat

Dari bermacam-macam rumusan pancasila tersebut di atas yang sah dan benar

secara konstitusional adalah rumusan pancasila sebagaimana tercantum dalam

Pembukaan UUD 1945. Hal ini diperkuat dengan ketetapan No.XX/MPRS/1966, dan

Inpres No 12, tanggal 13 April 1968 yang menegaskan bahwa pengucapan, penulisan dan

rumusan Pancasila Dasar Negara Republik Indonesia yang sah dan benar adalah

sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.

2.2 . Makna dan arti dari pancasila

Burung garuda berwarna merah kuning emas mengepakkan sayapnya dengan

gagah menoleh ke kanan. Dalam tubuhnya mengemas kelima dasar dar i pancasila, di

tengah tameng yang yang bermakna banteng ketahanan filosofis, terbentang garis tebal

yang berwarna garis khatulistiwa, yang merupakan lambing geografis lokasi Indonesia.

Kedua kakinya yang kokoh kekar mencengkeram kuat semboyan bangsa Indonesia

“Bhineka Tunggal Ika”yang berarti “Berbeda-beda Tapi Tetap Satu” .

Secara tegas bangsa Indonesia telah memilih burung garuda sebagai lambang

kebangsaan yang besar, karena garuda adalah burung yang percaya diri, energi dan

dinamis. Ia terbang menguasai angkasa dan memantau keadaan sendiri, tak suka

bergantung pada orang lain. Garuda yang merupakan lambang pemberani dalam

Page 4: Makalah pancasila secara terminologi

mempertahankan wilayah, tetapi dia pun akan menghormati wilayah milik orang lain

sekalipun wilayah itu milik burung yang lebih kecil. Warna kulit emas melambangkan

bangsa yang besar dan berjiwa priyagung sejati.

Burung garuda yang juga punya sifat yang sangat setia pada kewajiban sesuai

dengan budayabangsa yang dihayati secara turun temurun. Burung garuda pun pantang

mundur dan pantang menyerah. Legenda semacam ini juga diabadikan sangat indah oleh

nenek moyang bangsa Indonesia pada candid an diberbagai prasasti sejak abad ke -15

Keberhasilan bangsa Indonesia dalam meraihcita-citanya menjadi negara yang

merdeka bersatu dan berdaulat pada tanggal 17 agustus 1945, tertera lengkap dalam

lambang garuda. 17 helai bulu pada sayapnya yang membentang gagah melambangkan

tanggal 17 hari kemerdekaan Indonesia, 8 helai bulu pada ekornya melambangkan bulan

Agustus, dan ke-45 helai bulu pada lehernya melambangkan tahun 1945 adalah tahun

kemerdekaan Indonesia. Semua itu memuat kemasan histori kebangsaan Indonesia

sebagai titik puncak dari segala perjuangan bangsa Indonesia untuk mendapatkan

kemerdekaannya yang panjang. Dengan demikian lambing burung garuda itu semakin

gagah mengemas lengkap empat arti visual sekaligus yaitu makna filosifis, geografis,

sosiologis, dan historis.

2.3 Pancasila sebagai Dasar Negara

Pengertian Pancasila sebagai dasar negara diperoleh dari alinea keempat

Pembukaan UUD 1945 dan sebagaimana tertuang dalam Memorandum DPR-GR 9 Juni

1966 yang menandaskan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang telah

dimurnikan dan dipadatkan oleh PPKI atas nama rakyat Indonesia menjadi dasar negara

Republik Indonesia. Memorandum DPR-GR itu disahkan pula oleh MPRS dengan

Ketetapan No.XX/MPRS/1966 jo. Ketetapan MPR No.V/MPR/1973 dan Ketetapan MPR

No.IX/MPR/1978 yang menegaskan kedudukan Pancasila sebagai sumber dari segala

sumber hukum atau sumber dari tertib hukum di Indonesia.

Inilah sifat dasar Pancasila yang pertama dan utama, yakni sebagai dasar negara

(philosophische grondslaag) Republik Indonesia. Pancasila yang terkandung dalam

alinea keempat Pembukaan UUD 1945 tersebut ditetapkan sebagai dasar negara pada

tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI yang dapat dianggap sebagai penjelmaan kehendak

seluruh rakyat Indonesia yang merdeka.

Dengan syarat utama sebuah bangsa menurut Ernest Renan: kehendak untuk

bersatu (le desir d’etre ensemble) dan memahami Pancasila dari sejarahnya dapat

diketahui bahwa Pancasila merupakan sebuah kompromi dan konsensus nasional karena

memuat nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh semua golongan dan lapisan masyarakat

Indonesia.

Page 5: Makalah pancasila secara terminologi

Maka Pancasila merupakan intelligent choice karena mengatasi keanekaragaman

dalam masyarakat Indonesia dengan tetap toleran terhadap adanya perbedaan. Penetapan

Pancasila sebagai dasar negara tak hendak menghapuskan perbedaan (indifferentism),

tetapi merangkum semuanya dalam satu semboyan empiris khas Indonesia yang

dinyatakan dalam seloka “Bhinneka Tunggal Ika”

Mengenai hal itu pantaslah diingat pendapat Prof.Dr. Supomo: “Jika kita hendak

mendirikan Negara Indonesia yang sesuai dengan keistimewaan sifat dan corak

masyarakat Indonesia, maka Negara kita harus berdasar atas aliran pikiran Negara

(Staatside) integralistik Negara tidak mempersatukan diri dengan golongan yang terbesar

dalam masyarakat, juga tidak mempersatukan diri dengan golongan yang paling kuat,

melainkan mengatasi segala golongan dan segala perorangan, mempersatukan diri

dengan segala lapisan rakyatnya

Penetapan Pancasila sebagai dasar negara itu memberikan pengertian bahwa

negara Indonesia adalah Negara Pancasila. Hal itu mengandung arti bahwa negara harus

tunduk kepadanya, membela dan melaksanakannya dalam seluruh perundang-undangan.

Mengenai hal itu, Kirdi Dipoyudo (1979:30) menjelaskan: “Negara Pancasila adalah

suatu negara yang didirikan, dipertahankan dan dikembangkan dengan tujuan untuk

melindungi dan mengembangkan martabat dan hak-hak azasi semua warga bangsa

Indonesia (kemanusiaan yang adil dan beradab), agar masing-masing dapat hidup layak

sebagai manusia, mengembangkan dirinya dan mewujudkan kesejahteraannya lahir batin

selengkap mungkin, memajukan kesejahteraan umum, yaitu kesejahteraan lahir batin

seluruh rakyat, dan mencerdaskan kehidupan bangsa (keadilan sosial).

Pandangan tersebut melukiskan Pancasila secara integral (utuh dan menyeluruh)

sehingga merupakan penopang yang kokoh terhadap negara yang didirikan di atasnya,

dipertahankan dan dikembangkan dengan tujuan untuk melindungi dan mengembangkan

martabat dan hak-hak azasi semua warga bangsa Indonesia. Perlindungan dan

pengembangan martabat kemanusiaan itu merupakan kewajiban negara, yakni dengan

memandang manusia qua talis, manusia adalah manusia sesuai dengan principium

identatis-nya.

Pancasila seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 dan ditegaskan

keseragaman sistematikanya melalui Instruksi Presiden No.12 Tahun 1968 itu tersusun

secara hirarkis-piramidal. Setiap sila (dasar/ azas) memiliki hubungan yang saling

mengikat dan menjiwai satu sama lain sedemikian rupa hingga tidak dapat dipisah-

pisahkan. Melanggar satu sila dan mencari pembenarannya pada sila lainnya adala h

tindakan sia-sia. Oleh karena itu, Pancasila pun harus dipandang sebagai satu kesatuan

yang bulat dan utuh, yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Usaha memisahkan sila-sila

Page 6: Makalah pancasila secara terminologi

dalam kesatuan yang utuh dan bulat dari Pancasila akan menyebabkan Pancasila

kehilangan esensinya sebagai dasar negara.

Sebagai alasan mengapa Pancasila harus dipandang sebagai satu kesatuan yang

bulat dan utuh ialah karena setiap sila dalam Pancasila tidak dapat diantitesiskan satu

sama lain. Secara tepat dalam Seminar Pancasila tahun 1959, Prof. Notonagoro

melukiskan sifat hirarkis-piramidal Pancasila dengan menempatkan sila “Ketuhanan

Yang Mahaesa” sebagai basis bentuk piramid Pancasila. Dengan demikian keempat sila

yang lain haruslah dijiwai oleh sila “Ketuhanan Yang Mahaesa”. Secara tegas, Dr.

Hamka mengatakan: “Tiap-tiap orang beragama atau percaya pada Tuhan Yang Maha

Esa, Pancasila bukanlah sesuatu yang perlu dibicarakan lagi, karena sila yang 4 dari

Pancasila sebenarnya hanyalah akibat saja dari sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha

Esa.

2.4 Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Pancasila dapat diartikan secara etimologis dan secara terminologis. Secara

etimologis kata pancasila berasal dari bahasa sangsakerta yang mempunyai arti “panca”

yang artinya “lima” dan “sila” yang artinya “alas” dasar” (Moh Yamin). Perkataan

pancasila mula-mula digunakan di dalam masyarakat india yang beragama budha, yang

mengartikan lima aturan yang harus ditaati penganutnya.

Pancasila sebagai dasar negara Republik indonesia di tetapkan pada tanggal 18

Agustus 1945, sebagai dasar negara, maka nilai-nilai kehidupan bernegara dan

berpemerintahan sejak saat itu haruslah berdasarkan pada pancasila.

Pancasila, UUD 1945 dan Proklamasi 17 Agustus 1945 mempunyai hubungan

dalam dua aspek, yaitu aspek kesejarahan, dan aspek kemakmuran. Hubungan aspek

kesejarahan, yaitu bahwa riwayat singkat perumusan dan kesepakatan Pancasila bersama

dengan perumusan naskah Proklamasi dan Undang-Undang Dasar, yang dilakukan oleh

para tokoh perjuangan kemerdekaan negara RI. Yang tergabung dalam BPUPKI dan

PPKI dari tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan tanggal 18 Agustus 1945. hubungan

aspek kemakmuran, yaitu bahwa rumusan Pancasila tercantum dalam Pembukaan UUD

1945 yang merupakan pokok kaidah negara fundamental, dengan demikian Pancasila

mempunyai hakikat, sifat dan kedudukan serta fungsi sebagai pokok kaidah negara

fundamental. Yang menjalankan dirinya sebagai dasar kelangsungan hidup negara RI

yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Negara kesatuan RI yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan

Pancasila sebagai dasar Negaranya dan UUD 1945 sebagai hukum dasar tersebut,

merupakan puncak perjuangan kemerdekaan Bangsa Indonesia. Corak pergerakan

Page 7: Makalah pancasila secara terminologi

perjuangan kemerdekaan tersebut dapat dibagi atas tiga corak, yaitu ada yang bercorak

kebangsaan, ada yang bercorak religius dan ada yang bercorak sosiolistik.

Pergerakan perjuangan yang bercorak kebangsaan yaitu pergerakan yang

bertujuan untuk mendirikan negara merdeka yang menjadi milik semua orang dan

golongan dalam masyarakat, urusan agama tidak termasuk urusan negara.

Pergerakan perjuangan yang bercorak religius, yaitu pergerakan yang bertujuan

untuk mendirikan negara merdeka dengan agama islam sebagai dasarnya. Pergerakan

perjuangan yang bercorak sosiollistik, negara merdeka dengan dasar sosiolistik, negara

merdeka dengan dasar sosialisme dan komunisme.

Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan yang maha esa, dalam perjuangan untuk

mencapai kehidupan yang lebih sempurna senantiasa memerlukan nilai-nilai luhur yang

dijunjungnya sebagai suatu pandangan hidup, nilai-nilai luhur merupakan suatu tolak

ukur kebaikan yang berkenaan dengan hal-hal yang bersifat mendasar dan abadi dalam

hidup manusia, seperti cita-cita yang hendak dicapainya dalam hidup manusia pandangan

hidup yang terdiri atas kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur sendiri. Pandangan hidup

berfungsi sebagai kerangka acuan baik untuk menata kehidupan diri pribadi maupun

dalam interaksi antar manusia dalam masyarakat serta alam sekitarnya. Sebagai makhluk

individu dan makhluk sosial manusia tidaklah mungkin memenuhi segala kebutuhannya

sendiri, oleh karena itu untuk mengembangkan potensi kemanusiaannya, ia senantiasa

memerlukan orang lain. Dalam pengertian inilah maka manusia pribadi senantiasa hidup

sebagai bagian dari lingkungan sosial yang lebih luas, secara berturut-turut lingkungan

keluarga, lingkungan masyarakat , lingungan bangsa dan lingkungan negara yang

merupakan lembaga masyarakat utama yang diharapkan dapat menyalurkan dan

mewujudkan pandangan hidupnya. Dengan demikian cita-cita yang ingin di capainya

yang bersumber pada pandangan hidupnya tersebut.

Dalam pengertian inilah maka proses perumusan pandangan hidup masyarakat

dituangkan dan dilembagakan menjadi pandangan hidup bangsa dan selanjutnya

pandangan hidup bangsa dituangkan dan dilembagakan menjadi pandangan hidup negara.

Pandangan hidup bangsa dapat disebut sebagai ideologi bangsa (nasional), dan

pandangan hidup Negara dapat disebut sebagai ideologi negara.

Dalam proses penjabaran dan kehidupan modern antara pandangan hidup

masyarakat dengan pandangan hidup bangsa memiliki hubungan yang bersifat timbal

balik. Pandangan hidup bangsa diproyeksikan kembali kepada pandangan hidup

masyarakat serta tercermin dalam sikap hidup pribadi warganya. Dengan demikian,

dalam negara pancasila pandangan hidup masyarakat tercermin dalam kehidupan negara

yaitu pemerintahan terikat oleh kewajiban konstitusional, yaitu kewajiban pemerintah

Page 8: Makalah pancasila secara terminologi

penyelenggaraan negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan

memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur (Darmodihardjo, 1996).

Transformasi pandangan hidup masyarakat menjadi pandangan hid up bangsa dan

akhirnya menjadi dasar negara juga terjadi pada pandangan hidup pancasila. Pancasila

sebelum dirumuskan menjadi dasar negara serta ideologi negara, nilai-nilainya telah

terdapat pada bangsa Indonesia dan adat istiadat , dalam budaya serta dalam agama-

agama sebagai pandangan hidup masyarakat indonesia. Pandangan yang ada pada

masyarakat indonesia tersebut kemudian menjelma menjadi pandangan hidup yang telah

terintis sejak zaman sriwijaya, Majapahit kemudian sumpah pemuda 1928. kemudian

diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara dalam sidang-sidang BPUPKI, Panitia

Sembilan, serta sidang PPKI kemudian di tentukan dan disepakati sebagai dasar negara

republik indonesia dan dalam pengertian inilah maka pancasila sebagai pandangan hidup

negara dan sekaligus sebagai ideologi Negara.

Bangsa Indonesia dalam hidup bernegara telah memiliki suatu pandangan hidup

bersama yang bersumber pada akar budayanya dan nilai-nilai religiusnya dengan

pandangan hidup yang mantap maka bangsa Indonesia akan mengetahui kearah mana

tujuan yang ingin dicapainya. Dengan suatu pandangan hidup yang di yakininya bangsa

indonesia akan mampu memandang dan memecahkan segala persoalan yang dihadapinya

secara tepat sehingga tidak terombang-ambing persoalan tersebut. Dengan suatu

pandangan hidup yang jelas maka bangsa indonesia akan memiliki pegangan atau

pedoman bagaimana mengenal dan memecahkan berbagai masalah politik, sosial budaya,

ekonomi, hukum, Ham dan persoalan lainya dalam gerak masyarakat yang semakin maju.

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa tersebut terkandung di dalam konsepsi

dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan yang terkandung dasar pikiran terdalam

dan gagasan mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik. Oleh karena itu pancasila

sebagai pandangan hidup bangsa merupakan suatu kristalisasi dari nilai-nilai yang hidup

dalam masyarakat indonesia, maka pandangan hidup dijunjung tinggi oleh warganya

karena pandangan hidup bangsa pancasila berakar pada budaya dan pandangan hidup

masyarakat. Demikian pandangan hidup bangsa indonesia yang Bhineka Tunggal Ika

tersebut merupakan asas kesatuan bangsa sehingga tidak boleh mematikan

keanekaragaman.

Sebagai inti sari dari nilai budaya masyarakat Indonesia, maka pancasila merupan

cita-cita moral bangsa yang memberikan pedoman dan kekuatan rohaniah bagi bangsa

untuk berprilaku luhur dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, barbangsa dan

bernegara.

Page 9: Makalah pancasila secara terminologi

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia.

Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan negara Republik Indonesia.

Maka manusia Indonesia menjadikan pengamalan Pancasila sebagai perjuangan utama

dalam kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan kengaraan. Oleh karena itu

pengalamannya harus dimulai dari setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara

negara yang secara meluas akan berkembang menjadi pengalaman Pancasila oleh setiap

lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik dipusat maupun di daerah.

B. Saran-Saran

Berdasarkan uraian di atas kiranya kita dapat menyadari bahwa Pancasila

merupakan kepribadian bangsa Indonesia yang mana setiap warga negara Indonesia

harus menjunjung tinggi dan mengamalkan sila-sila dari Pancasila tersebut dengan

setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab. Agar pancasila tidak terbatas pada coretan

tinta belaka tanpa makna.

Page 10: Makalah pancasila secara terminologi

DAFTAR PUSTAKA

1. Srijanto Djarot, Drs. Waspodo Eling BA, Mulyadi Drs. 1994 Tata Negara

2. Sekolah Menengah Umum. Surakarta; PT. Pabelan.

3. Pangeran Alhaj S.T.S Drs. Surya Partia Usman Drs. 1995 Materi Pokok

4. Pendekatan Pancasila. Jakarta; Universitas Terbuka Depdikbud.

5. NN. Tanpa Tahun. Pedoman Penghayatan Dan Pengamalan Pancasila.

6. Sekretariat Negara Republik Indonesia Tap MPR No. II / MPR / 1987/

7. http://journey.adhiwus.com/kuliah/pancasila/fungsi-pancasila/

8. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/05/pancasila-sebagai-kepribadian-

bangsa

9. http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=7124

Page 11: Makalah pancasila secara terminologi

TUGAS KELOMPOK

MAKALAH

TUJUAN OTONOMI DAERAH

DISUSUN OLEH :

SEKOLAH TINGGI PERTANIAN WUNA

(STIP) WUNA

2013

Page 12: Makalah pancasila secara terminologi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................1

1.3 Tujuan.........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................2

2.1 Pengertian Pancasila secara terminologi..................................................2

2.2 Makna dan arti pancasila..........................................................................3

2.3 Pancasila Sebaca dasar negara................................................................4

2.4 Pancasila sebagia pandangan hidup bangsa............................ ................6

BAB III PENUTUP...............................................................................................9

A. Kesimpulan.................................................................................................9

B. Saran..........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................10

Page 13: Makalah pancasila secara terminologi

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas

berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis

dengan tepat waktu.

Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul

“ PENGERTIAN PANCASILA SECARA TERMINOLOGI ”

Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon

permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat

kurang tepat atau menyinggu perasaan pembaca.

Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan

semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Raha, November 2013

"Penulis"