Makalah PAI
-
Upload
tri-prastyo-utomo -
Category
Documents
-
view
33 -
download
0
description
Transcript of Makalah PAI
Program Sudi Teknik Informatika
UNIVERSITAS PAMULANG
Tahun Akademik 2013
MAKALAH
Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam Kelompok 1 Kelas 02TPLPA yang berjudul :
“MANUSIA DAN AGAMA”
Disusun oleh :
Tri Prastyo Utomo Yasin Dwi Saputra Sutoyo
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Assalamu’alaikum Wr Wb
Puji dan syukur penyusun panjatkan ke Khadirat Alloh SWT, karena atas
curahan Rahmat dan Karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik.
Sholawat beserta salam semoga selamanya tercurah limpahkan kepada
baginda alam yakni Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Makalah yang berjudul “Manusia dan Agama” ini penyusun buat untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah pendidikan agama islam.
Terimakasih penyusun ucapkan kepada semua pihak yang telah berperan
dalam pembuatan makalah ini, khususnya guru mata pendidikan agama islam dan
teman-teman seperjuangan, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Orang bijak mengatakan “tiada gading yang tak retak”, sehingga makalah
ini pun masih jauh dari kesempurnaan, karena mengingat terbatasnya waktu dan
pengetahuan yang penyusun miliki. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penyusun harapkan guna perbaikan pembuatan makalah dimasa
yang akan datang.
Akhirnya, penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca sekalian.
Wassalamu’alaikum Wr Wb
Jakarta, 2012
Penyusun....
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR-------------------------------------------------------------------------2
DAFTAR ISI------------------------------------------------------------------------------------3
BAB I PENDAHULUAN---------------------------------------------------------------------4
1.1 Latar Belakang---------------------------------------------------------------------------4
1.2 Manfaat dari Tema----------------------------------------------------------------------5
BAB II PEMBAHASAN---------------------------------------------------------------------6
2.1 MANUSIA DAN ALAM SEMESTA------------------------------------------------6
2.1.1 Definisi Manusia----------------------------------------------------------6
2.1.2 Nama-nama Manusia Dalam Al-Quran--------------------------------7
2.1.3 Pengetian Qalbu, Ruh, Nafsu dan Aakal------------------------------9
2.1.4 Misi dan Fungsi Penciptaan Manusia--------------------------------11
2.1.5 Proses Penciptaan Alam Semesta Menurut Sains dan Al Quran--12
2.2 AGAMA--------------------------------------------------------------------------------16
2.2.1 Arti dan Ruang Lingkup Agama--------------------------------------16
2.2.2 Jenis-jenis Agama-------------------------------------------------------18
2.2.3 Fitrah Manusia terhadap Agama--------------------------------------21
2.2.4 Konsistensi Keagamaan------------------------------------------------23
BAB III PENUTUP---------------------------------------------------------------------------25
3.1 Kesimpulan-----------------------------------------------------------------------------25
DAFTAR PUSTAKA------------------------------------------------------------------------26
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam menjawab pertanyaan "mengapa manusia mesti beragama?", banyak
hal yang bisa kita utarakan dalam menjawabnya, dan tentunya tidak mungkin untuk
kita sebutkan semuanya di sini. Jawaban yang paling sesuai untuk dipaparkan demi
menjawab pertanyaan yang mendasar ini adalah jawaban yang mendasar pula, yang
berpulang kepada hakikat manusia itu sendiri.
Allah berfirman dalam AlQuran surat Ar Rum (30) ayat 30 :
“maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah
atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui”.
Fitrah menurut ayat diatas adalah dasar penciptaan manusia, sifat pembawaan
manusia sejak ia diciptakan dan merupakan kebutuhan hakiki manusia. Kebutuhan
manusia di bagi dua, yaitu kebutuhan fitrah dan kebutuhan “kebiasaan”. Kebutuhan
fitrah adalah kebutuhan hakiki setiap manusia, seperti kebutuhan berkeluarga, rasa
ingin memiliki, keingintahuan akan sesuatu dan keinginan mencintai dan dicintai.
Kebutuhan-kebutuhan ini tidak bisa dilepas dari manusia, meskipun generasi
berikutnya dididik khusus agar dalam hidup mereka tidak mengenal kebutuhan-
kebutuhan tersebut. Adapun kebutuhan kebiasaan adalah kebutuhan yang tidak
melekat dengan penciptaan manusia, tetapi akan menjadi kebutuhan manakala
dilakukan berulang-ulang, seperti ken\butuhan akan minuman keras atau ganja,
perlahan-lahan kebutuhan tersebut akan menjadi kebutuhan alamiah, akan tetapi
dengan usaha intensif kebutuhan-kebutuhan itu dapat ditinggalkan, bahkan dapat
mendidik generasi berikutnya untuk tidak pernah mengenal sedikitpun kebutuhan-
kebutuhan tersebut.
Islam sebagai agama adalah kebutuhan fitrah yang akan melekat terus dalam
kehidupan manusia. Fitrah manusia yang membutuhkan agama, digambarkan Allah
4
dengan suatu perjanjian antara Allah dengan manusia jauh sebelum manusia dialam
rahim, atau tepatnya di alam ruh :
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari
sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya
berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau
Tuban kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari
kiamat kamu tidak mengata- kan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-
orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)” (7:172)
1.2 Manfaat dari Tema
1. Memberikan pemahaman tentang arti dan proses penciptaan alam semseta,
2. Memaparkan tentang nama-nama manusia di dalam Al-Quran,
3. Menjelaskan pengertian ruh, jiwa (nafs), akal, qalbu dan hawa nafsu,
4. Menjelaskan tentang kenapa manusia diciptakan,
5. Memberikan pemahaman tentang arti dan ruang lingkup agama,
6. Memaparkan tentang jenis-jenis agama, dan
7. Menjelaskan fitrah manusia terhadap agama dan konsistensi keagamaan.
5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 MANUSIA DAN ALAM SEMESTA
2.1.1 Definisi Manusia
Pertanyaan mengenai pengertian manusia dan konsepsinya
merupakan sesuatu yang cukup rumit. Hal tersebut disebabkan
panginterpretasian terhadap manusia itu sendiri oleh manusia
dapat dilakukan dari berbagai sudut pandang. Sebagian besarnya
menyatakan bahwa manusia itu pada dasarnya adalah hewan,
namun Islam dan Al Quran sebagai kitabnya tidak menggolongkan
manusia sebagai hewan, selama manusia tersebut menggunakan
apa yang telah Tuhan karuniakan kepadanya.
"… Mereka (manusia) punya hati tetapi tidak dipergunakan
untuk memahami (ayat-ayat Allah), punya mata tetapi tidak
dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), punya
telinga tetapi tidak mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka (manusia)
yang seperti itu sama (martabatnya) dengan hewan bahkan lebih
rendah (lagi) dari binatang." (QS 7:179)
Al Quran memiliki beberapa istilah untuk menggambarkan
manusia. Beberapa di antaranya yang terdapat di dalam Alqur’an
adalah bahwa manusia disebut sebagai al-insan (QS 76:1), an-nas
(QS 114:1), basyar (QS 18:110), bani adam (QS 17:70). Dari istilah
itu semua, sebuah studi isi Al Quran dan Hadits menyebutkan
bahwa manusia (al-insan) adalah makhluk ciptaan Allah yang
memiliki potensi untuk beriman kepada Allah dan dengan
mempergunakan akalnya mampu memahami dan mengamalkan
wahyu serta mengamati gejala-gejala alam, mempunyai rasa
tanggung jawab atas segala perbuatannya dan berakhlak.
6
Hakikat manusia menurut Islam terdiri dari dua unsur, yaitu
unsur fisik (materi) yang berupa tubuh dan unsur nonfisik
(immateri) yang berupa roh, hal tersebut sesuai dengan yang
diungkapkan Alqur’an (QS 23:12-14, 32:7-9) dan haditis yang
berbunyi :
"Sesungguhnya, setiap manusia dikumpulkan kejadiannya
dalam perut ibunya selama empat puluh hari sebagai nuthfah (air
mani), empat puluh hari sebagai ‘alaqah (segumpal darah), selama
itu pula sebagai mudhghah (segumpal daging). Kemudian Allah
mengutus malaikat untuk meniupkan roh ke dalam tubuh manusia,
yang berada dalam rahim itu" (HR Bukhari dan Muslim)
2.1.2 Nama-nama Manusia Dalam Al-Quran
Manusia dalam kitab suci Al-Qur’an disebut dengan lima macam istilah:
basyar, Bani Adam, ins, nas dan insan. Dalam berbagai kamus dan Kitab Tafsir Al-
Qur’an, istilah-istilah tersebut sering dianggap sama. Tetapi bila diperhatikan secara
seksama, terutama dalam siyak Qur’aninya, akan terlihat bahwa masing-masing
memiliki makna konotatif yang berbeda satu sama lain.
1. Basyar dan Bani Adam
Kata basyar disebut dalam Al Quran sebanyak 35 kali, 25 di antaranya
berkaitan dengan sifat-sifat manusiawi (basyari) yang dimiliki oleh para nabi dan
rasul serta umat mereka. Dua di antara sifat-sifat tersebut yang secara eksplisit
disebut dalam Al Quran adalah makan makanan dan berjalan di pasar-pasar. Selain
itu juga disebut tentang kejadiannya dari tanah liat yang berasal dari lumpur hitam
yang diberi bentuk. Dan ini berbeda dengan kejadian jin yang diciptakan dari api
yang sangat panas..
Dengan demikian kata basyar itu digunakan oleh Al Quran sebagai nama
jenis makhluk atau species, menurut istilah Biologi, yang memiliki sifat-sifat
biologik yang berbeda dengan jin. Karena itu para nabi dan rasul serta umat mereka
7
masing-masing adalah manusia biasa (basyar), bukan manusia luar biasa (super hu-
man), jin, atau pun malaikat.
Lantas, termasuk species manakah manusia yang disebut basyar dalam Al
Quran itu? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut perlu dikemukakan lebih dahulu
bahwa menurut Al Quran, basyar itu adalah makhluk yang dicipta dari tanah liat
yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk, dan kemudian disempurnakan
oleh Allah dengan meniupkan ruh-Nya kepadanya. Setelah itu Allah menyuruh para
malaikat untuk bersujud kepadanya, dan semuanya mematuhi perintah itu kecuali
iblis, karena dia merasa tidak sepantasnya menyembah makhluk yang dicipta dari
bahan baku yang lebih hina. Dan itulah basyar pertama yang dicipta oleh Allah.
Kisah tentang basyar pertama yang diungkapkan dalam Al Quran Surat 15:27-33 ini
ternyata sejalan dengan kisah yang diungkapkan dalam Al Quran Surat 2:30-34, di
mana Allah menggunakan sebutan Adam dan sebutan fungsionalnya, khalifah.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa basyar pertama itu tidak lain adalah
Adam yang mengemban tugas khilafah di muka bumi. Oleh karena itu pendapat
orang yang mengatakan bahwa Adam adalah Abul-Basyar (bapak umat manusia) ada
benarnya juga.
Dalam kaitannya dengan pertanyaan di atas, perlu dijelaskan bahwa Al Quran
juga memakai istilah Bani Adam, yang berarti anak cucu atau keturunan Adam,
untuk menyebut manusia setelah Adam, termasuk umat Muhammad saw. Bila para
ahli Biologi menyebut manusia sekarang termasuk species Homo Sapiens, berarti
Adam atau basyar pertama itu adalah homo sapiens pertama, bukan species Homo
Neanderthalensis, Homo Erectus, Homo Cromagnon, atau Homo-homo lain
sebelumnya.
2. Ins, Nas dan Insan
Selain basyar dan Bani Adam, Al Quran juga menggunakan istilah-istilah ins
dan nas. Kata ins senantiasa disebut secara berurutan dengan kata jin sebanyak 19
kali dalam 18 ayat, 14 di antaranya termasuk ayat-ayat Makkiyyah dan 4 lainnya
adalah ayat-ayat Madaniyyah. Sedangkan kata nas disebut dalam Al Quran sekitar
240 kali. Menurut ‘A’isyah binti Syati’ dalam bukunya, kata ins menunjukkan sifat
8
manusia yang tidak liar dan ganas, sedangkan kata jin berarti tersembunyi, penuh
misteri, liar, mengerikan dan sekaligus ganas. Dengan demikian kata ins me-
nunjukkan perbedaan manusia dalam penampilannya dengan jin: manusia adalah
makhluk yang tampak dan tidak menakutkan sedangkan jin adalah makhluk yang
tidak tampak (ghaib) yang mengerikan. Dengan perkataan lain kata ins juga
menunjukkan sifat dari basyar dan Bani Adam. Binti Syati’ juga menyatakan bahwa
kata ins dan insan, yang kedua-duanya berasal dari huruf-huruf alif, nun dan sin,
mempunyai pengertian yang sama sebagai makhluk biologik yang berbeda dengan
jin yang liar atau dengan binatang. Namun sepanjang keterangan Al Quran, antara
ins dan hayawan (binatang) terdapat kesamaan-kesamaan disamping perbedaan-
perbedaan.
Adapun kata nas, menurut Binti Syati’, juga mempunyai pengertian yang
sama dengan Bani Adam, sebagai nama jenis atau species. Ini berarti bahwa manusia
yang disebut nas atau Bani Adam itu tidak berbeda satu sama lain: mereka terdiri
dari laki-laki dan perempuan dan bersuku-suku sehingga satu sama lain dapat saling
kenal-mengenal. Perbedaannya hanyalah pada ketaqwaan mereka terhadap Allah
swt.
2.1.3 Pengetian Qalbu, Ruh, Nafsu dan Aakal
Qalbu, ruh, nafsu dan akal adalah yang jarang dipakai oleh kalangan ulama
sehingga jarang orang yangg mengetahui makna tersebut, maka sulitlah menjelaskan
perbedaan makna dan batasan-batasannya. Kadangkala kita sering memberi makna
yangg keliru terhadap qalbu, roh, nafsu dan juga akal.
1. Qalbu
Qalbu juga disebut hati. Hati ada dua pengertian, yakni hati dalam arti daging
dan hati dalam arti sesuatu yang halus, bersifat ketuhanan.
Hati dalam arti daging adalah sebuah organ tubuh yang tersimpan dan
terlindung tulang belulang yang berada didada disebelah kiri manusia. Pada daging
hati terdapat lubang dan jaringan yang halus. Didalam lubang (rongga) terdapat pula
darah hitam yg menjadi sumber roh, tapi tidak perlu dibahas tentang hati dalam arti
9
daging karena hal itu sudah dibahas secara terperinci dalam ilmu biologi dan
kedokteran.
Makna lain dari hati ialah merupakan sesuatu yang halus, rabbaniyah
(ketuhanan), ruhaniyah (kerohanian) dan terkait dengan hati jasmani (ditubuh kita).
Hati halus inilah hakikat manusia, hati halus inilah yang mampu mengenal diri
sendiri dan hati halus inilah yang diajak bicara, disiksa, dicela dan dituntut oleh
Tuhan. Hati dlm pengertian ini, mempunyai kaitan dengan jasmani yang menentukan
sifat serta watak manusia yg tampak secara lahiriah.
2. Ruh
Secara umum ruh dapat dipahami sebagai nyawa. Ia berkaitan dengan tubuh
manusia sehingga kita bisa hidup. Namun disisi lain, mengandung sesuatu yang
halus dan gaib. Ruh yang terakhir inilah yang berurusan dengan alam kubur, akhirat
dan Tuhan. Tubuh kita bisa hidup karena ditopang oleh jaringan-jaringan yang halus
dan sistem yang rumit. Didalam tubuh kita terdapat organ jantung yang mengalirkan
darah kesekujur badan melalui urat-urat kecil dan besar. Semua organ tubuh kita
disebut sistem. Jika sistem tidak berjalan seseorang akan mati. Kita bisa hidup
karena ada roh yang tetap sesuai dengan sistemnya. Ruh (nyawa) ibarat lampu, jika
ia hidup tentu dapat memancarkan cahaya. Begitu juga Ruh, jika ia masih berada
dlm tubuh kita masih tetap hidup. Akan tetapi roh dlm pengertian agama adalah
sesuatu yang gaib berkaitan dengan Tuhan. Ruh juga kelak akan dimintai
pertanggung jawaban dihari kiamat. Ruh inilah disiksa dialam kubur atau dineraka.
Ruh pula yang merasakan kebahagian surga karena itu dalam tataran keagamaan, ruh
adalah sesuatu yang sangat rahasia dan sulit dipahami oleh akal. Hanya Allah yang
mengetahuinya. firman Allah SWT "Katakanlah, Ruh itu termasuk urusan Tuhanku.
[QS Al-Isra 85].
3. Nafsu
Ada dua makna tentang nafsu. Pertama, dipahami sebagai sesuatu yang
menghimpun kekuatan, marah dan syahwat pada manusia. Istilah ini sering
digunakan oleh ahli tasawuf dalam menjelaskan tentang qalbu. Mereka memberi
pengertian bahwa nafsu adalah sesuatu yang menghimpun sifat-sifat tercela pada diri
10
manusia sehingga harus ditundukkan agar tidak memiliki sifat buruk. Rasulullah
SAW bersabda "Paling berat musuhmu adalah nafsumu yang berada diantara kedua
lambungmu."[HR Baihaqi dari Ibnu Abbas].
Pengertian kedua : Bahwa nafsu adalah sesuatu yang halus. Secara hakikat, dialah
yang membentuk manusia dan dzatnya. Tetapi nafsu itu disifati dengan sifat-sifat
yang bermacam-macam keadaannya. Jika nafsu itu tenang, menurut perintah-
perintah yang baik, maka disebut nafsu mutmainnah. Nafsu inilah yang dipanggil
oleh Allah SWT "Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan
ridha dan diridhai.[QS Al-Fajr 27-28]. Jika tdk sempurna ketenangannya maka
disebut nafsu lawwamah. Nafsu ini memprotes pemiliknya bila lalai dalam beribadah
kepada Tuhannya. Nafsu ini setingkat lebih rendah dari pada mutmainnah.
Seringkali nafsu lawwamah memunculkan penyesalan jika berbuat jahat. Allah
berfirman "Dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri).
[QS Al-Qiyamah 2]. Ada satu lagi nafsu yang disebut amarah, yaitu nafsu yang tidak
menghiraukan nasehat dan tunduk kepada dorong-dorongan setan dan hawa nafsu.
Nafsu ini cenderung kepada sesuatu yang buruk dan jahat. Allah berfirman untuk
menceritakan tentang Yusuf as dan istri Al-Aziz: Dan aku tidak menyatakan (dari
kesalahan) karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan...[QS
Yusuf 53].
4. Akal
Istilah akal juga mengandung banyak pengertian. Namun dapat dibedakan
menjadi dua. Secara umum dapat dipahami sebagai ilmu pengetahuan namun dapat
pula sebagai hati yang halus. Sebagaimana diketahui bahwa setiap orang berilmu, ia
mempunyai akal yang membaur dalam sifat mereka. Karenanya dapat pula diartikan
bahwa akal adalah sifat orang berilmu yang mengetahui tentang sesuatu. Barangkali
inilah yg dimaksudkan sabda Rasulullah "Pertama yang diciptakan oleh Allah adalah
akal." [Allahu'alam].
2.1.4 Misi dan Fungsi Penciptaan Manusia
Marilah kita renungkan dan kita fikirkan dengan hati dan fikiran yang jernih
tentang fungsi manusia dihidupkan oleh Allah SWT di dunia ini.
11
Kita perhatikan firman Allah SWT artinya kurang lebih :
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat : ”Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan khalifah di muka bumi” (2- Al Baqoroh : 30)
Yang dimaksud “Khalifah” adalah Nabi Adam a.s yang menurunkan seluruh
ummat manusia. Jadi setiap manusia, sebagai keturunan Nabi Adam a.s dengan
sendirinya sebagai ahli warisnya dan sekaligus menjadi khalifah Allah di muka
bumi. Secara Adami berarti setiap manusia mempunyai tugas kewajiban dan
tanggung jawab menjalankan kekhalifahan. Sebagai Khalifah Allah di bumi umat
manusia diberi tugas mengatur kehidupan dunia ini agar menjadi kehidupan yang
baik dan benar yang diridloi Allah SWT.
Di dalam menjalankan fungsinya sebagai khalifah Allah SWT di muka
bumi, manusia tidak bebas begitu saja tanpa arah, melainkan harus mengikuti haluan
garis besar dan tujuan pokok yang harus dituju. Antara lain seperti yang telah
ditetapkan di dalam Al-Qur’an Surat no. 51 Adz- Dzaariaat Ayat 56, artinya kurang
lebih :
“Dan tiada Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar supaya mereka
beribadah mengabdikan diri kepada-Ku” (51-Adz Dzaariyat : 56)
Jadi segala perbuatan dan tingkah laku manusia dalam segala keadaan, situasi
dan kondisi yang bagaimanapun, hidup di dunia ini harus diarahkan untuk
pengabdian diri (beribadah) kepada Allah SWT semata-mata karena Allah (Lillah)
sebagai pelaksanaan tugas “LIYA’BUDUUNI”.
2.1.5 Proses Penciptaan Alam Semesta Menurut Sains dan Al Quran
Belasan abad sebelum para ahli menemukan sejumlah teori penciptaan alam
semesta, Al Quran sebagai firman Allah SWT yang diajarkan Nabi Muhammad
SAW telah mengungkapkan dan menyibak rahasia penciptaan alam semseta.
Alquran telah menjelaskan bagaimana alam semesta – bumi dan langit –
diciptakan bagi umat manusia.
12
''Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti
(kilapan) minyak." (QS: Ar Rahman: 37)
Sejak dahulu kala, manusia dari masa ke masa selalu mempertanyakan proses
penciptaan alam semesta. Berawal dari pertanyaan sederhana itu, kemudian tercipta
beragam teori tentang penciptaan alam semesta. Di antara beragam teori itu, yang
paling dikenal adalah teori Materialisme dan Teori Ledakan Besar (Big Bang
Theory).
Materialisme merupakan salah satu aliran dalam ilmu filsafat yang
dikembangkan oleh para filosof Yunani Kuno. Materialisme adalah aliran yang
memandang bahwa segala sesuatu adalah realitas, dan realitas seluruhnya adalah
materi belaka. Menurut teori ini, alam semesta sudah ada sejak waktu yang tak
terbatas. Menurut penganut paham materialisme, alam tidak memiliki awal maupun
akhir. Teori ini juga menyakini bahwa alam semesta tidak diciptakan, tetapi ada
dengan sendirinya. Segala sesuatu dalam alam semesta hanyalah peristiwa kebetulan
atau ketidaksengajaan dan bukan merupakan hasil dari sebuah rancangan atau visi
yang disengaja.
Teori ini diagung-agungkan para materialis di abad ke-19, termasuk Ludwig
Freuerbach (1804-1872). Menurut pendapatnya, hanya alamlah yang ada, manusia
juga termasuk alam. Dia menganggap bahwa jiwa ada setelah materi, jadi psikis
manusia merupakan salah satu gejala dari materi yang ada.
Kaum materialis juga mengingkari adanya the ultimate nature of reality (realitas
tertinggi atau Yang Mutlak). Mereka menganggap bahwa doktrin alam semesta yang
digambarkan oleh sains merupakan materialisme sederhana.
Kaum materialis menyatakan bahwa para filosof tidak dapat menambah,
dalam arti memperbaiki pengertian materi yang bersifat deskriptif yang diberikan
para ilmuwan pada masa hidupnya. Paham materialisme ini memiliki beberapa
aliran, yakni; materialisme lama, materialisme modern, serta materialisme
dialektis/historis. Teori materialisme yang sempat diagungagungkan para filsuf dan
ilmuwan Barat dipatahkan oleh Teori Ledakan Besar (Bing Bang Theory). Seiring
13
ditemukannya fakta tentang terjadinya Ledakan Besar oleh seorang Ahli Astronomi
Amerika bernama Edwin Hubble pada 1929, kebenaran Teori Ledakan Besar pun
semakin kokoh.
Teori Ledakan Besar mengungkapkan bahwa alam semesta termasuk bumi
dan isinya itu terbentuk dari sebuah ledakan besar. Teori ini menyatakan adanya
"awal atau permulaan" pada alam semesta yang disebabkan oleh Big Bang. Kalau
alam semesta itu memiliki permulaan, maka tentu saja ada yang menciptakannya
yakni Tuhan, Sang Pencipta semesta alam.
Beberapa puluh tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1948 seorang peneliti
bernama George Gamov berpendapat, seharusnya ada sisa-sisa radiasi dari hasil big
bang. Tak lama setelah itu, dua orang peneliti bernama Arno Penzias dan Robert
Wilson menemukan sisa radiasi dari Ledakan Besar berupa radiasi latar belakang
kosmik.
Radiasi ini tidak seperti apapun yang berasal dari seluruh alam semesta,
karena luar biasa seragam. Radiasi ini tidak dibatasi dan tersebar merata di seluruh
jagad raya. Ternyata radiasi ini merupakan gema dentuman besar. Berkat penemuan
itu baik Arno Penzias dan Robert Wilson dihadiahi Nobel untuk penemuan besar
mereka.
Pada tahun 1989, National Aeronautics and Space Administration (NASA)
meluncurkan sebuah satelit yang dilengkapi dengan instrumen sensitif Cosmic
Background Emission Explorer (COBE) ke luar angkasa guna mendeteksi radiasi
latar belakang kosmik yang ditemukan oleh Arno Penzias dan Robert Wilson. Hanya
dalam hitungan menit, (COBE) mampu menemukan radiasi latar belakang kosmik.
Sejumlah bukti lainnya yang menunjukkan alam semesta berasal dari sebuah
ledakan besar adalah terdapatnya kandungan Hidrogen dan Helium yang tersebar di
seluruh jagat raya. Jika alam semesta tidak memiliki awal, seharusnya Hidrogen
telah menghilang dari alam semesta ini diakibatkan perubahan atom Hidrogen
menjadi atom Helium.
14
Ini bukti yang ditemukan dari penelitian yang panjang. Akhirnya para
ilmuwan di dunia mengakui kebenaran bahwa alam semesta lahir dari sebuah
ladakan besar yang tentu saja diciptakan keberadaannya.
Belasan abad sebelum para ahli menemukan sejumlah teori penciptaan alam
semesta, Alquran, sebagai firman Allah SWT, yang diajarkan Nabi Muhammad
SAW telah mengungkap dan menyibak rahasia penciptaan alam semesta. Alquran
telah menjelaskan bagaimana alam semesta – bumi dan langit – diciptakan bagi umat
manusia.
Dalam Alquran surat Shaad ayat 27, Allah SWT berfirman,
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi, dan apa yang ada antara
keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir,
maka celakalah orang-orang itu karena mereka akan masuk neraka.”
Aliran materialisme sangat bertentangan dengan ajaran Alquran. Sebab,
aliran tersebut menyatakan bahawa alam semesta ada tanpa direncanakan dengan visi
tertentu.
Dalam surat Ali Imran ayat 191, Sang Khalik berfirman,
'' (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.''
Al quran menggambarkan penciptaan alam semesta digambarkan dalam
enam masa. “Sesungguhnya Tuhan kamu adalah Allah yang telah menciptakan langit
dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arasy. Dia menutupkan
malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan diciptakanNya pula
matahari, bulan, dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya.
Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Mahsuci Allah Tuhan
semesta alam.
15
Lalu siapa lagi jika bukan Allah yang mampu menciptakan Ledakan Besar
yang indah. Pasalnya hasil Ledakan Besar itu kini tersusun rapi menjadi materi
seperti planet, bintang, galaxi, kluster, dan superkluster di jagad raya.
Ledakan tersebut tidak seperti ledakan bom yang hasilnya hancur berantakan. Maka
Allah menciptakan alam semesta ini tentunya agar diambil hikmahnya bagi manusia.
2.2 AGAMA
2.2.1 Arti dan Ruang Lingkup Agama
Agama berasal dari bahasa sansekerta yang erat hubungannya dengan
agama hindhu-budha. Akar dari kata agama adalah ‘gam’ yang mendapat awalan a
dan akhiran –a menjadi a-gam-a. awalan I menjadi i-gam-a atau awalan u menjadi u-
gam-a. Dalam bahasa bali arti dari agama artinya Tatacara, peraturan, upacara,
hubungan manusia dengan raja. Igama artinya Tatacara, peraturan, upacara,
hubungan dengan dewa-dewa. Ugama artinya Tatacara, peraturan, upacara,
hubungan dengan manusia. Dapat diartiakan agama ialah tradisi atau kebiasaan.
Namun dalam agama islam tidak berasal dari tradisi tapi dari Allah melalui wahyu-
wahyunya, mengatur tatahubungan manusia dengan Tuhannya, dengan dirinya
sendiri dengan manusia lain dalm masyarakat seta lingkungannya. Jadi agama adalah
kepercayaan kepada Tuhan yang dinyatakan dengan mengadakan hubungan dengan
Dia melalui upacara, penyembahan dan permohonan dan membentuk sikap hidup
manusia menurut atau berdasarkan agama itu.
Dalam menghadapi perbedaan-perbedaan dikalangan masyarakat majemuk
karena beragam agama di tanah air, sikap kita sepatutnya adalah “agree in
disagreement”, sikap setuju hidup (bersama) dalam perbedaan. Agama merupakan
bagian penting dalam kehidupan manusia. Agama berkaitan dengan kepercayaan-
kepercayaan, keyakinan-keyakinan terhadap Tuhan dan alam gaib, pengaturan
tentang upacara-upacara ritual, serta aturan –aturan dan norma – norma yang
mengikat para penganutnya.
16
Masalah ketuhanan merupakan dasar yang paling penting dalam agama.
Berkaitan dengan masalah ketuhanan dan hal-hal yang gaib ini, dalam
perkembangan pemikiran manusia telah muncul berbagai pandangan antaralain
Dinamisme, Animisme, Politeisme, dan monotheisme. Dinamisme adalah
kepercayaan terhadap kekutan-kekuatan gaib yang dimiliki oleh benda – benda
tertentu. Hal ini merupakan kepercayaan masyarakat primitif. Tujuan manusia yang
mempunyai paham dinamisme ini adalah mempunyai kekuatan sebanyak-banyaknya
melalui benda-benda tertentu. Kepercayaan primitif ini tidaklah hiang begitu saja,
tetapi berkembang dan hidup pada situasi dan kondisi tertentu. Ia merupakan
keyakinan yang pada saat tertentu. Manusia dapat kembali kepada kepercayaan
tersebut, walaupun bentuk – bentuk benda dan barang lainnya berubah – ubah.
Misalnya kepercayaan pada tuah yang terdapat pada krisis dikalangan masyarakat
tertentu, tidak terkecuali pada masyarakat modern sekarang ini.
Animisme adalah kepercayaan masyarakat primitive lain sebagai
perkembangan dari ajaran animisme. Kepercayaan ini berpendapat bahwasemua
benda, baik yang bernyawa maupun yang tidak bernyawa mempunyai roh yang
tersusun dari suatu zat atau materi yang halus, Roh ini mempunyai kekuatan dan
kehendak, bias merasa senang dan marah. Jika roh ini marah maka akan melahirkan
malapetaka, karena itu manuusia harus mencari keridhoannya dengan member
makan atau pengorbanan dengan mengadakan pesta-pesta tertentu.
Dari animisme berkembang menjadi politeisme, yaitu roh-roh atau yang
mempercayanya dalam animisme lebih mempunyai bentuk dan sifat yang jelas.
Dalam politeisme dewa-dewa mempunyai kepribadian, misalnya sang surya
kepribadiannya member cahaya. Dalam politeisme sesuatu yag misterius segera di
dewakan apapun bentuknya, bias dalam bentuk benda nyata ataupun pikiran. Jadi
politeisme dapat muncul dalam masa manapun termasu masa modern saat ini.
Selanjutnya para pemikir sekuler memandang agama sebagai bentuk
keterpaksaan dari suatu individu atau masyarakat sehingga agama dijadikan suatu
kebutuhan yang bersifat sementara. Mereka menyebut bahwa agama tumbuh dan
berkembang sebagai akibat dari suatu keadaan tertentu yang menimpa individu atau
masyarakat. Misalnya, agama tumbuh akibat adanya rasa takut sedangkan individu
17
ataupun masyarakat membutuhkan perlindungan dari sesuatu yang menakutkan
tersebut. Agama juga tumbuh dan berkembang manakala masyarakat menginginkan
keteraturan dalam kehidupan mereka.
Agama dipandang sebagai dorongan-dorongan antara apa yang ada dalam
diri individu dan interaksi dengan lingkungan dikuar dirinya.
Freud memandang agama sebagai sesuatu yang berasal dari ketidakmampuan
manusia menghadapi kekuatan alam diluar diri dan juga kekuatan instin dari dalam
diri. Oleh karena itu agama di pandang sebagai kebutuhan sesaat, pada waktu orang
berada dalam ketidakberdayaan.
Carl Gustav Jung bahwa hakekat dari pengalaman agama adalah
ketundukaan pada kekuatan yang lebih tinggi daripada kekuatan diri kita sendiri.
Agama menurutnya menahan dan mengontrol subjek manusia yng menjadi korban
penciptaanya. Bahwa agama meerupakan fenomena yang lahir dari ketidaksadaran.
Adapun ruang lingkup agama sebagai sistem nilai meliputi tiga persoalan
pokok :
Pertama, tata keyakinan atau credial, yaitu bagian dari agama yang paling
mendasar berupa keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan yang supranatural, Dzat
Yang Maha Mutlak diluar kehidupan manusia.
Kedua, tata peribadatan atau ritual, yaitu tingkah laku dan perbuatan-
perbuatan manusia dalam berhubungan dengan dzat yang diyakini sebagai
konsekuensi dari keyakinan akan keberadaan Tuhan.
Ketiga, tata aturan,kaidah-kaidah atau norma-norma yang mengatur hubungan
manusia dengan manusia, atau manusia dengan alam lainnya sesuai dengan
keyakinan dan pribadatan tersebut.
2.2.2 Jenis-jenis Agama
Agama yang ada di dunia ada dua jenis yaitu:
1. Agama Samawi => adalah agama yang turun dari langit seperti majusi,
yahudi, nasrani dam islam.
18
2. Agama Ardhi => adalah agama yang diciptakan oleh manusia seperti
budha, hindu, konghuchu.
Agama yang ada di Indonesia
1. Agama Islam
Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia,
dengan 85% dari jumlah penduduk adalah penganut ajaran Islam. Mayoritas Muslim
dapat dijumpai di wilayah barat Indonesia seperti di Jawa dan Sumatera. Sedangkan
di wilayah timur Indonesia, persentase penganutnya tidak sebesar di kawasan barat.
Sekitar 98% Muslim di Indonesia adalah penganut aliran Sunni. Sisanya, sekitar dua
juta pengikut adalah Syiah (di atas satu persen), berada di Aceh.
Sejarah Islam di Indonesia sangatlah kompleks dan mencerminkan
keanekaragaman dan kesempurnaan tersebut kedalam kultur. Pada abad ke-12,
sebagian besar pedagang orang Islam dari India tiba di pulau Sumatera, Jawa dan
Kalimantan. Hindu yang dominan beserta kerajaan Budha, seperti Majapahit dan
Sriwijaya, mengalami kemunduran, dimana banyak pengikutnya berpindah agama ke
Islam. Dalam jumlah yang lebih kecil, banyak penganut Hindu yang berpindah ke
Bali, sebagian Jawa dan Sumatera. Dalam beberapa kasus, ajaran Islam di Indonesia
dipraktikkan dalam bentuk yang berbeda jika dibandingkan dengan Islam daerah
Timur Tengah.
Ada pula sekelompok pemeluk Ahmadiyah yang kehadirannya belakangan
ini sering dipertanyakan. Aliran ini telah hadir di Indonesia sejak 1925. Pada 9 Juni
2008, pemerintah Indonesia mengeluarkan sebuah surat keputusan yang praktis
melarang Ahmadiyah melakukan aktivitasnya ke luar. Dalam surat keputusan itu
dinyatakan bahwa Ahmadiyah dilarang menyebarkan ajarannya.
2. Agama Kristen protestan
Diperkenalkan pertama kali oleh bangsa belanda
Malukulah daerah mula penyebarannya
19
Gerejanya diberi nama sesuai dengan daerah penyebarnnya mis gereja
jawa atau HKBP ( Huria Kristen protestan batak )
Wakilnya di Indonesia disebut Dewan Gereja Indonesia ( DGI )
Hari raya natal adalah peringatan kelahiran yesus kristus
Hari Raya paskah adalah kebangkitan yesus kristus tepat hari minggu 3
hari setelah waftanya.
3. Agama Kristen Katolik
Tokoh yang terkenal sebgai penyebarnya adlah Fransiscuc Xaverius
Misinya selain menyebarkan agama adalah membangun sekolah dan
rumah sakit tersebar di Indonesia
Pusatnya di Vatikan, Roma
Pemimpin gereja katolik di Vatikan disebut Paus
Pemimpin gereja katolik di Indonesia disebut Uskup
Wakilnya di Indonesia disebut Majelis Agung WAli Gereja Indonesia
( MAWI )
Hari raya natal adalah peringatan kelahiran yesus kristus
Hari Raya paskah adalah kebangkitan yesus kristus tepat hari minggu 3
hari setelah waftanya.
4. Agama Hindu
Berasal dari India
Masuk Indonesia sekita abad 5 Masehi
Pemeluknya banyak di Bali
Kerajaan yang terkenal adalah kerajaan Majapahit
Rajanya yang terkanal adalah hayam wuruk dengan patih gajah mada
20
Kitab suci Weda
Tempat ibadah pura
Candi hindu terbesar adalah prambanan di jateng
Hari Raya Nyepi merupakan peringatan tahun saka
Pada hari raya nyepi tidak boleh menyalakan api, makan, minum, dan
melakukan aktivitas keduniaan
Hari raya galungan diperingati setiap 6 bulan sekali
Galungan merupakan hari terciptanya alam semesta oleh sang hyang
widi ( tuhan YME )
Masih ada hari raya lain yaitu kuningan, saraswati, dan pangerwesi
5. Agama Budha
Berkembang pada abad 7 Masehi
Pada zaman kerajaan Sriwijaya
Kitab sucinya Tripitaka
Pembawanya Sidharta Gautama
Candi yang terkenal candi Borobudur
Hari raya Waisak dirayakan tiap bulan mei saaat terang bulam
Waisak adalah untuk memperingati kelahiran pangeran sidhrta Gautama,
kemudian menjadi sang budha gautama, sang budha gautama
memperoleh kesepurnaan hidup, dan untuk memperingati wafatnya sang
budha gautama
Pada hari raya ini umat budha memberikan penghargaan pada biksu dan
wihara.
2.2.3 Fitrah Manusia terhadap Agama
21
Pada hakekatnya, dalam diri manusia ada fitrah untuk senantiasa berbuat baik
dan menjauhkan diri dari perbuatan jahat. Nurani manusia selalu merindukan
kedamaian dan ketenangan. Jauh di dalam lubuk hati manusia, pada dasarnya selalu
ada kerinduan untuk terus menerus mengikuti jalan agama yang benar. Inilah fitrah
manusia yang sesungguhnya, fitrah yang diajarkan Islam.
Maka ketika manusia tergelincir berbuat kejahatan yang menghinakan dirinya
serta menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan dan agamanya, Allah mengingatkan
mereka melalui firmannya. Dalam Q. S. al-Rum: 30 ditegaskan: “Maka hadapkanlah
wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah
menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.
(Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
Rasulullah saw. melalui salah satu hadisnya juga menyebutkan bahwa pada dasarnya
setiap anak manusia dilahirkan dalam keadaan suci, tak bernoda. Rasul menegaskan:
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci. Maka tergantung pada kedua orang
tuanyalah yang menjadikan anak seorang Yahudi, Nashrani, atau Majusi”.
Dari dua landasan teologis di atas, jelaslah bahwa dalam diri manusia ada potensi
bersih dan suci. Prinsip kebaikan ini diakui oleh seluruh umat manusia, sedangkan
kejahatan akan senantiasa mengantarkan manusia menuju kehinaan dan
kesengsaraan.
Ironisnya, banyak di antara kita yang melupakan fitrah insaniyah
(kemanusiaan) kita. Sebagian besar kita justru dipengaruhi, bahkan dikuasai oleh
nafsu. Kita menjadikan nafsu sebagai ilah (tuhan) dalam kehidupan ini. Padahal
Allah SWT secara tegas mengecam para budak ‘nafsu’ dengan firman-Nya:
“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya
sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? atau
apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami.
Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat
jalannya.” (Q.S. Al-Furqan: 43-44)
Betapa nista dan hinanya gelar yang disematkan Allah SWT kepada para
pemuja nafsu. Mereka diibaratkan seperti binatang, bahkan jauh lebih hina dari
22
binatang tersebut. Dan jelas, tempat yang telah disiapkan bagi mereka adalah neraka
Jahannam (Q. S. Al-A’raf: 179)
Bagi manusia yang masih sadar akan eksistensi kemanusiaannya, tentu ia
tidak mau direndahkan derajatnya, ia akan mempertahankan fitrah kemanusiaannya.
Bahkan, ia akan selalu berusaha meningkatkan derajat serta kualitas
kemanusiaannya. Tetapi bagi mereka yang telah dibutakan mata hatinya oleh
dekapan nafsu, ia akan terlena dan terbuai, tidak memedulikan lagi fitrah
kemanusiaannya yang suci. Ia akan terlelap dalam bisikan nafsu, sampai akhirnya
maut datang menjemputnya. Na’udzubillahi min dzalik.
Semoga kita termasuk manusia-manusia yang senantiasa menjaga fitrah
insaniyah kita, menyadari eksistensi kemanusiaan kita, sehingga mengarungi hidup
dan kehidupan di dunia ini selalu berada dalam bimbingan wahyu Ilahi. Amin
2.2.4 Konsistensi Keagamaan
Langkah-langkah Untuk membentuk sikap konsisten di antaranya:
Pengenalan, seseorang harus mengenal dengan jelas agama yang dipeluknya
sehingga dapat membedakan dengan agama yang lain, hal ini dapat dilakukan
dengan mengetahui cirri-ciri pokok dan cabang yang terdapat dalam sebuah agama
tersebut.
Pengertian, agama yang dipeluk pasti mempunyai landasan yang kuat,tempat
dari mana seharusnya kita memandang suatu ajaran diajarkan menpunyai faedah
untuk mempertahankan upaya-upaya dari pengacauan dari orang lain.ia juga dapat
menyiarkan ajaran agamanya dengan baik.
Penhayatan, penghayatan dari suatu agama lebih tinggi nilainya daripada
sekedar pengertian ajaran yang hidup dalam jiwa dan menjadi sebuah kecenderungan
yang instingtif mencerminkan tumbuhnya sebuah kesatuan yang tak terpisahkan
antara agama dan kehidupan interaksi seseorang terhadap agama tidak hanya dengan
pikiranya tetapi juga dengan hatinya.
23
Pengabdian, seseorang yang tidak punya ambisipribadi dalam mengamalkan
ajaran agamanya akan dapat memasuki pengabdian yang sempurna.kepentingan
hidupnya adalah kepentingan agamanya,tujuan hidupnya adalah tujuan
agamanya,dan warna agamanya adalah warna agamanya.pengabdian ini akan
menjelaskan pengamalan cara-cara ibadah tertentu (ritual, mahdhah)dan meletakkan
seluruh hidupya ke bawah pengabdianya kepada tuhanya (gair mahdah).
Pembelaan, apabila kecintaan manusia terhadp agamanya sangat tinggi maka
tidak ada lagi perintang yang menghalangi laju jalan agamanya.rintangan agama
adalah rintangan terhadap agamanya sendiris sehingga dirinya akan melakukan
pembelaan.ia rela mengorbankan apa sajayang ada pada dirinya.demi nama baik dan
keagungan agama yang di peluk.ini di sebut jihat,suatu sikap yang sungguh-sungguh
dalam menbela agamanya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa agama sangat diperlukan oleh manusia
sebagai pegangan hidup sehingga ilmu dapat menjadi lebih bermakna, yang dalam
hal ini adalah Islam. Agama Islam adalah agama yang selalu mendorong manusia
untuk mempergunakan akalnya memahami ayat-ayat kauniyah (Sunnatullah) yang
terbentang di alam semesta dan ayat-ayat qur’aniyah yang terdapat dalam Al Quran,
menyeimbangkan antara dunia dan akherat. Dengan ilmu kehidupan manusia akan
bermutu, dengan agama kehidupan manusia akan lebih bermakna, dengan ilmu dan
agama kehidupan manusia akan sempurna dan bahagia.
24
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia memiliki bermacam ragam kebutuhan batin maupun lahir akan
tetapi, kebutuhan manusia terbatas karena kebutuhan tersebut juga dibutuhkan oleh
manusia lainnya. Karena manusia selalu membutuhkan pegangan hidup yang disebut
agama karena manusia merasa bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang
mengakui adanya yang maha kuasa tempat mereka berlindung dan memohon
pertolongan. Sehingga keseimbangan manusia dilandasi kepercayaan beragama.
Agama sangatlah penting dalam kehidupan manusia karena Agama :
a. Sumber moral,
b. Merupakan petunjuk kebenaran,
c. Merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika, dan
d. Memberikan bimbingan rohani bagi manusia, baik di kala suka
maupun dikala duka.
25