Makalah Osn Pti

23
1. Pendahuluan A. Latar Belakang Radiasi berada di sekitar kita dan secara alami telah berada pada lingkungan sejak kemunculan planet bumi (NRC, 2011). Selanjutnya dijelaskan bahwa konsekuensinya adalah, kehidupan kehidupan berkembang dalam lingkungan yang mengandung tingkat ionisasi radiasi yang signifikan. Meskipun fakta menunjukkan bahwa radiasi memberikan efek perusakan terhadap jaringan hidup, namun manusia dan spesies lainnya mampu bertahan hidup dan berevolusi (Murray, 2009: 229). Dijelaskan lebih lanjut bahwa situasi dapat berubah jika suatu saat terjadi perubahan yang membangkitkan energi radiasi tingkat tinggi yang sekarang banyak digunakan seperti mesin X-Rays, partikel-partikel akseletor, dan reaktor nuklir. Energi yang dikeluarkan ledakan nuklir dapat memberikan dampak buruk bagi kehidupan. Tidak hanya berdampak bagi manusia namun juga bagi keseimbangan ekosistem. perlu upaya dan penanganan yang tepat dalam menghindari kerusakan yang diakibatkan oleh kontaminasi radioaktif akibat ledakan nuklir tersebut. B. Rumusan Masalah 1. Efek apa saja yang disebabkan oleh kontaminasi radioaktif terhadap lingkungan termasuk organisme di dalamnya?

Transcript of Makalah Osn Pti

Page 1: Makalah Osn Pti

1. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Radiasi berada di sekitar kita dan secara alami telah berada pada lingkungan sejak

kemunculan planet bumi (NRC, 2011). Selanjutnya dijelaskan bahwa konsekuensinya adalah,

kehidupan kehidupan berkembang dalam lingkungan yang mengandung tingkat ionisasi

radiasi yang signifikan. Meskipun fakta menunjukkan bahwa radiasi memberikan efek

perusakan terhadap jaringan hidup, namun manusia dan spesies lainnya mampu bertahan

hidup dan berevolusi (Murray, 2009: 229). Dijelaskan lebih lanjut bahwa situasi dapat

berubah jika suatu saat terjadi perubahan yang membangkitkan energi radiasi tingkat tinggi

yang sekarang banyak digunakan seperti mesin X-Rays, partikel-partikel akseletor, dan

reaktor nuklir.

Energi yang dikeluarkan ledakan nuklir dapat memberikan dampak buruk bagi kehidupan.

Tidak hanya berdampak bagi manusia namun juga bagi keseimbangan ekosistem. perlu upaya

dan penanganan yang tepat dalam menghindari kerusakan yang diakibatkan oleh kontaminasi

radioaktif akibat ledakan nuklir tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Efek apa saja yang disebabkan oleh kontaminasi radioaktif terhadap

lingkungan termasuk organisme di dalamnya?

2. Apa saja kemungkinan usaha-usaha yang dapat dilakukan dalam rangka

mengurangi bahaya radiasi nuklir?

3. Apa saja usaha yang dapat dilakukan dalam rangka mengurangi bahaya radiasi

nuklir terhadap manusia?

C. Tujuan Penulisan Makalah

1. Untuk mengetahui efek yang disebabkan oleh kontaminasi radioaktif terhadap

lingkungan termasuk organisme di dalamnya.

2. Untuk mengetahui usaha-usaha yang dapat dilakukan dalam rangka

mengurangi bahaya radiasi nuklir.

3. Untuk mengetahui usaha yang dapat dilakukan dalam rangka mengurangi

bahaya radiasi nuklir terhadap manusia.

Page 2: Makalah Osn Pti

D. Metode Penelitian

Metode Penelitian melalui studi pustaka dengan mencari teori-teori yang terkait

dengan permasalahan.

2. Landasan Teori

Pengertian Pencemaran Radioaktif

Pengertian atau arti definisi pencemaran radioaktif adalah suatu pencemaran

lingkungan yang disebabkan oleh debu radioaktif akibat terjadinya ledakan reaktor-

reaktor atom serta bom atom (Organisasi.org, 2011). Yang paling berbahaya dari

pencemaran radio aktif seperti nuklir adalah radiasi sinar alpha, beta dan gamma yang

sangat membahayakan makhluk hidup di sekitarnya. Selain itu partikel-partikel neutron

yang dihasilkan juga berbahaya. Zat radioaktif pencemar lingkungan yang biasa

ditemukan adalah 90SR penyebab kanker tulang dan 131J.

Jenis Radiasi

Jenis radiasi terbagi 2 yaitu:

- Radiasi Pengion ( menyebabkan terionisasinya molekul yang teradiasi).

Golongan radiasi pengion dapat berupa gelombang dan partikel. Gelombang seperti

sinar X (memiliki frekuensi tinggi) sedangkan partikel berupa partikel alpha dan beta.

- Radiasi non pengion (frekuensi rendah, panjang gelombang tinggi). Seperti UV dan

IR. (Yulizar, 2011)

Efek Biologi Radiasi

Untuk pajanan radiasi level rendah, efek biologi sangat kecil sehinggga tidak bisa

dideteksi (Murray, 2009: 229). Tubuh manusia mempunyai mekanisme perbaikan dari

serangan radiasi sama seperti yang dilakukan tubuh terhadap agen kimia lain seperti

karsinogen. Konsekuensinya, sel hidup menghasilkan tiga akibat (1) sel rusak yang dapat

diperbaiki; (2) kematian sel, seperti kebanyakan sel tubuh mengalami kematian setiap

harinya; atau (3) sel tidak mampu memperbaiki diri sehingga mengakibatkan perubahan

biofisikal.

Page 3: Makalah Osn Pti

Hubungan antara radiasi dengan perkembangan kanker diketahui peningkatan kanker

pada populasi yang terpapar level radiasi yang relatif tinggi (Murray, 2009:229). Sebagai

contoh korban selamat dari ledakan bom atom di Jepang. Pajanan dosis tinggi (>50.000

mrem) diketahui dapat menyebabkan leukemia, kanker pada payudara, vesika urinaria, usus

besar, hati, paru-paru, esofagus, ovarium, multipel mieloma, dan lambung. Selain itu, dari

literatur yang dikeluarkan oleh Department of Health and Human Services literature juga

mengitkan kemungkinan hubungan antara radiasi dengan kanker pada prostat, nasofaring, dan

pankreas.

Walaupun radiasi dapat menyebabkan kanker pada dosis yang tinggi, namun sampai

saat sekarang ini belum ada data yang dengan tegas menyatakan bahwa pada paparan radiasi

rendah (<10.000mrem/ 10 mSv) per tahun menunjukkan kelainan biologi.

Radiasi dosis tinggi dapat membunuh sel, sedangkan radiasi rendah hanya dapat

membuat perubahan (mutasi) pada kode genetik sel. Dosis tinggi dapat membunuh sel-sel

sehhingga menyebabkan begitu banyak jaringan dan organ yang rusak dengan segera. Hal ini

dapat menyebabkan respon tubuh yang akut disebut Sindrom radiasi akut. Semakin tinggi

dosis radiasi, semakin cepat efek radiasi akan muncul, dan semakin tinggi kemungkinan

kematian. Sindrom ini diamati di banyak korban bom atom pada tahun 1945 dan pekerja

darurat menanggapi kecelakaan pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl 1986. Sekitar 134

pekerja pabrik dan petugas pemadam kebakaran berjuang api di pembangkit listrik Chernobyl

menerima dosis radiasi yang tinggi - 80.000 hingga 1.600.000 mrem (800 menjadi 16.000

mSv) - dan menderita penyakit radiasi akut. Dari jumlah tersebut, 28 meninggal dalam tiga

bulan pertama dari cedera radiasi mereka. Dua pasien lagi meninggal pada hari-hari pertama

sebagai akibat dari cedera gabungan dari api dan radiasi.

Karena radiasi mempengaruhi orang yang berbeda dengan cara yang berbeda, tidak

mungkin untuk menunjukkan berapa dosis yang tepat untuk mengakibatkan kefatalan.

Namun, diyakini bahwa 50% dari populasi akan meninggal dalam waktu tiga puluh hari

setelah menerima dosis antara 350.000 sampai 500.000 mrem (3500-5000 mSv) ke seluruh

tubuh, selama periode mulai dari beberapa menit sampai beberapa jam. Hal ini akan

bervariasi tergantung pada kesehatan individu sebelum paparan dan perawatan medis yang

diterima setelah paparan. Sebaliknya, dosis rendah - kurang dari 10.000 mrem (100 mSv) -

tersebar di jangka waktu yang lama (tahun) tidak menyebabkan masalah langsung untuk

setiap organ tubuh. Efek dari dosis rendah radiasi, jika ada, akan terjadi pada tingkat sel, dan

Page 4: Makalah Osn Pti

dengan demikian perubahan tidak dapat diamati selama bertahun-tahun (biasanya 5-20 tahun)

setelah paparan. Efek genetik dan perkembangan kanker adalah masalah kesehatan utama

dikaitkan dengan paparan radiasi. Kemungkinan kanker terjadi setelah paparan radiasi adalah

sekitar lima kali lebih besar daripada efek genetik (misalnya, peningkatan masih kelahiran,

kelainan bawaan, kematian bayi, kematian anak, dan penurunan berat lahir). Efek genetik

adalah hasil dari mutasi yang diproduksi di sel-sel reproduksi dari individu terpajan yang

diwariskan pada keturunan mereka. Efek ini mungkin muncul pada keturunannya langsung

orang yang terpapar, atau mungkin muncul beberapa generasi kemudian, tergantung pada

apakah gen diubah yang dominan atau resesif. Meskipun radiasi efek genetik telah diamati

pada hewan laboratorium (diberikan dosis radiasi yang sangat tinggi), tidak ada bukti efek

genetik telah diamati antara anak-anak yang lahir dari korban bom atom Hiroshima dan

Nagasaki.

Tingkat Kerusakan Sel

Tergantung pada Dosis

> 10 gray : Nekrosis

1-2- gray : Profilerasi sel dihentikan

< 0,5 gray : Tidak ada efek histopatologi

Dosis

Single dose dapat menyebabkan kerusakan yang hebat daripada dosis terbagi

Sel yang aktif membelah lebih sensitif dibandingkan sel yang tidak aktif

Sensitif : Sel hematopoitik, sel benih, epitel gastrointestinal, epitel squamous,

sel endotelial, lymphocytes

Resisten : Tulang, kartilago, otot, saraf perifer

Sel pada fase mitosis dari siklus suatu sel lebih sensitive

Efek Lanjut Radiasi

Page 5: Makalah Osn Pti

Somatik : Efek yang mengenai orang yang terpapar radiasi ( efek timbul

setelah 2-5 tahun kemudian dapat berupa leukemia, kanker kolon, Paru,

gaster)

Genetik : Efek yang timbul pada keturunan akibat terjadinya mutasi.

Efek Radiasi Terhadap Lingkungan

Radiasi nuklir yang tersebar ke lingkungan dalam konsentrasi rendah tidak berinteraksi

dengan biota secara signifikan. Untuk radiasi tinggi, bahan radiasi dapat mengontaminasi

udara, perairan, bebatuan dan tanah sehingga bila terpapar pada makhluk hidup, akan

menyebabkan kerusakan sel ataupun mutasi (Murray, 2009: 395).

Upaya Dekontaminasi Radiasi

Dekontaminasi adalah suatu metode pembersihan atau pengeluaran radionuklida dari tubuh

sebanyak mungkin secara cepat dan tepat sebagai usaha untuk memperkecil efek biologik

yang ditimbulkan. Proses ini dapat dilakukan dengan cara pengikatan secara kimia

radionuklida oleh zat dekontaminan dan pengeluaran senyawa komplek yang terbentuk

tersebut dari tubuh melalui urine dan feses. Dengan demikian proses pengikatan yang paling

efektif justru pada saat radionuklida belum terserap dan masuk ke dalam sistem aliran darah.

I. DEKONTAMINASI EKSTERNA

Kontaminasi eksterna radionuklida adalah penempelan atau pengendapan suatu bahan

radioaktif pada bagian luar tubuh seperti kulit, pakaian, sepatu, jas lab., sarung tangan dan

masker akibat emisi tak terkendali dalam suatu kedaruratan nuklir. Proses pembersihannya

disebut dekontaminasi eksterna. Apabila ada indikasi seseorang mengalami kontaminasi

eksterna suatu radionuklida, maka proses dekontaminasi harus segera dilakukan, karena

akibatnya tidak hanya sangat berbahaya bagi kulit, tetapi juga akan meningkatkan resiko

kontaminasi interna. Sebagai contoh misalnya akibat dari kontaminasi radionuklida pemancar

beta berenergi tinggi yang dapat menyebabkan efek deterministik seperti luka bakar atau

abrasi kulit yang apabila tidak segera ditangani maka akan menyulitkan proses

dekontaminasinya. Pelaksanaan dekontaminasi dilakukan dengan cara melepaskan pakaian

dan semua asesoris (sepatu, jas lab dll) secara hati-hati, kemudian bahan-bahan tersebut

dibungkus menjadi satu untuk segera dimonitor kandungan radionuklidanya dan

didekontaminasi secara terpisah. Sedangkan korban dimandikan secepatnya dengan air

hangat dan sabun yang sesuai. Diusahakan agar kontaminan tidak tersebar ke mata, hidung,

Page 6: Makalah Osn Pti

telinga dan mulut. Apabila zat kontaminan hanya menempel pada sebagian kecil kulit maka

dilakukan dekontaminasi lokal secepatnya untuk mencegah kontaminan masuk ke dalam kulit

yang dapat menyebabkan kontaminasi interna dan untuk mencegah terjadinya penyebaran

kontaminasi baik pada korban maupun orang lain di sekitarnya. Dekontaminasi yang terlalu

agresif harus dicegah karena dapat melukai lapisan pelindung kulit sehingga mempermudah

penyerapan kontaminan menembus kulit. Beberapa radionuklida yang terkumpul di

permukaan tubuh bagian luar sebagai kontaminan eksternal, dapat masuk ke dalam tubuh

baik melalui pori-pori kulit maupun luka. Kecepatan masuknya bahan radioaktif bergantung

pada sifat kimia dan bagian tubuh yang menjadi sasaran radionuklida.

I.1. Kulit

Bahan radioaktif dapat melekat pada kulit oleh berbagai sebab seperti : a. Tegangan

permukaan: apabila tegangan permukaan meningkat maka bahan radioaktif lebih mudah

melekat. b. Adanya muatan elektrostatis pada kulit dan rambut. c. Pembentukan senyawa

komplek bila berikatan dengan komponen kimiawi seperti minyak, keringat atau keratin yang

terdapat dalam sel-sel kulit. d. Meresap masuk ke dalam pori-pori kulit. e. Terperangkap

dalam lapisan kulit seperti pada daerah kulit yang kasar dan kotor juga pada kuku tangan.

Dekontaminasi eksterna pada kulit dapat dilakukan dengan pencucian menggunakan air atau

radiacwash. Radiacwash adalah senyawa cair yang sinergik yang berdasarkan prinsip-prinsip

kimia dan fisika mampu membentuk sistem permukaan yang mudah dicuci melalui

pembentukan kompleks, pertukaran ion dan emulsi. Senyawa ini sebagian besar

komponennya adalah EDTA yang dipergunakan untuk menghilangkan secara cepat berbagai

kontaminan radioaktif baik radioisotop alam maupun hasil belah bahan bakar reaktor.

Radiacwash mampu menghilangkan partikel radioaktif pada permukaan kulit dengan cara

mengikat ion-ion logam dan membentuk suspensi dengan partikel kontaminan sehingga

mudah dicuci dengan air.

I.2. Luka

Bahan radioaktif dapat masuk melalui luka yaitu dengan cara larut di dalam cairan luka dan

masuk ke dalam aliran darah yang kemudian akan tersebar dalam seluruh bagian tubuh.

Kelarutan bahan bergantung pada sifat kimiawi dan ukuran partikel bahan radioaktif tersebut.

Penanganan kontaminasinya dilakukan secara interna.

II. DEKONTAMINASI INTERNA

Kontaminasi interna adalah masuknya radionuklida ke dalam tubuh akibat emisi tak

terkendali dalam suatu kedaruratan nuklir dan proses pengeluarannya disebut dekontaminasi

interna. Radionuklida dapat masuk ke dalam tubuh melalui :

Page 7: Makalah Osn Pti

1. Saluran pencernaan (ingesti)

Bahan radioaktif dapat tertelan dalam bentuk larutan atau makanan yang sudah

terkontaminasi zat radioaktif. Tempat absorbsi yang utama dalam saluran pencernaan adalah

usus halus. Sebagai contohnya yaitu torium pada pekerja kaus lampu

2. Saluran pernafasan (inhalasi)

Resiko kontaminasi melalui saluran pernafasan ini lebih besar tiga kali lipat karena paru-paru

langsung menerima paparan radiasi yang diikuti dengan terjadinya proses penyerapan secara

langsung bahan radioaktif tersebut ke dalam darah. Radionuklida yang masuk ke dalam

saluran pernafasan dapat berupa gas, cairan atau partikel aerosol. Contoh radionuklida yang

bersifat mudah larut dan masuk melalui saluran pernafasan adalah I-131, Sr-90, Cs- 137,

sedangkan radionuklida yang bersifat tidak larut misalnya Pu-239 [6].

3. Kulit sehat dan luka

Pengeluaran radionuklida dari tubuh – 15

Buletin ALARA Vol. 2 No. 3, April 1999

Kontaminasi internal dapat terjadi secara akut

maupun kronis, langsung maupun tidak langsung

yaitu melalui beberapa perantara pada jalur masuk

(pathway). Tahapan berlangsungnya kontaminasi

internal tersebut adalah:

1. Masuk tubuh melalui jalan masuk

2. Penyerapan ke dalam darah atau cairan getah

bening

3. Distribusi ke seluruh tubuh dan akumulasi pada

organ sasaran

4. Pengeluaran melalui urin, feses atau keringat

Radionuklida yang sudah masuk tubuh

selanjutnya akan berdifusi ke dalam cairan ekstraseluler.

Setelah mengalami proses yang kompleks,

radionuklida akan terdistribusi ke seluruh bagian

tubuh yang kemudian sebagian akan mengendap

dalam satu atau lebih organ atau jaringan tubuh

tertentu dan sebagian akan

dikeluarkan secara alamiah dari tubuh

sebagai fungsi dari waktu.

Page 8: Makalah Osn Pti

Pengeluaran radionuklida dari

tubuh harus dilakukan secara cepat

dan tepat untuk memperkecil efek

biologik yang ditimbulkannya.

Semakin lama kontaminan menetap

dalam tubuh, semakin tinggi tingkat

kerusakan yang ditimbulkan. Berbagai

macam prosedur dapat dilakukan

untuk memperkecil bahaya radiasi

yang ditimbulkan. Tindakan prefentif

juga harus segera dilakukan untuk

mengeluarkan sebanyak mungkin

radionuklida dari tubuh.

Efek kontaminasi interna

dipengaruhi tidak hanya oleh faktor

fisik seperti jenis radionuklida, bentuk

senyawanya, waktu paro fisik, dan

jenis radiasi yang dipancarkan, tetapi

juga oleh faktor biologi seperti organ

sasaran, waktu paro biologi dan

metabolismenya di dalam tubuh.

Faktor-faktor tersebut saling berkaitan

antara satu dengan lainnya [7].

Ada sebagian radionuklida

yang masuk ke dalam tubuh mempunyai waktu paro

efektif yang pendek seperti Tc99m sehingga tidak

menyebabkan kerusakan secara nyata kecuali

pemasukan dalam jumlah yang besar. Ada pula

radionuklida yang berumur paro panjang sehingga

penanganan medik harus dilakukan secara cepat dan

tepat untuk mengurangi resiko akibat pengendapan

bahan radioaktif dalam tubuh dan menaikkan laju

ekskresinya melalui urine dan feses. Hal-hal penting

yang perlu dipahami dalam hal ini adalah:

Page 9: Makalah Osn Pti

1. Pemilihan teknik dan obat yang sesuai untuk

masing-masing bahan radioaktif pengkontaminan

utama yang terlibat dan lokasinya dalam tubuh.

Masing-masing radionuklida kontaminan

mempunyai zat pencuci yang spesifik.

2. Waktu penanganan setelah kecelakaan. Beberapa

tindakan diperlukan untuk periode waktu yang

lama, minggu atau bulan sebelum reduksi lebih

lanjut kontaminasi dalam tubuh.

Saluran

pencernaan

Paru-paru Nodus limpatikus

Menelan (ingesi)

Inhalasi

Ekshalasi

Cairan ekstra

seluler

Jaringan /

organ tubuh

Kulit sehat

Jaringan bawah kulit

Luka

Feses

Hati Ginjal

Keringat

Urin

Gambar 1. Skema masuknya bahan radioaktif ke dalam tubuh,

jalur metabolik dan kemungkinan deposit internal radioaktif

dalam tubuh [3].

16 – Siti Nurhayati

Buletin ALARA Vol. 2 No. 3, April 1999

Resiko dan efek samping akibat tindakan

penanganan kedaruratan nuklir umumnya cukup kecil,

selama resiko penanganan bahan radioaktif utama

Page 10: Makalah Osn Pti

yang terlibat jauh lebih kecil daripada resiko akibat

dari penundaan pelaksanaan penanganan tersebut.

Lung lavage (pembersihan paru) dan beberapa

penanganan dengan reaksi obat terbatas menjadi suatu

pengecualian.

Proses dekontaminasi radionuklida paling

efetif bila dilakukan segera dalam waktu 1 atau 2 jam

pertama setelah masuknya radionuklida ke dalam

tubuh. Akan tetapi dalam banyak hal tindakan ini

tidak mungkin dilaksanakan. Penundaan akan terjadi

karena kurangnya pengetahuan tentang jenis dan

jumlah radionuklida yang masuk ke dalam tubuh.

Tindakan pertama yang dilaksanakan jika diduga

terjadi kontaminasi interna harus didasarkan pada

faktor penyebab kecelakaan dan dilakukan pemantauan,

terutama pori-pori tubuh yang dapat memberi

beberapa petunjuk bahwa kontaminasi yang besar

telah terjadi. Tindakan kedua dapat diambil sambil

menunggu hasil evaluasi aktivitas bahan dalam tubuh.

Perkiraan aktivitas bahan radioaktif dalam

tubuh akan sangat membantu dalam beberapa waktu

(jam atau hari) paska kontaminasi. Selama pelaksanaan

tindakan sedang berlangsung, pemantauan sampel

biologik dari penderita harus dilakukan yang berguna

untuk mendapatkan informasi mengenai efektifitas

penanganan dan juga apabila terjadi perubahan yang

kasat mata. Ini tidak diperhitungkan jika eliminasi

bahan dari tubuh telah menurun ke nilai yang sangat

rendah yang sudah dapat diterima dan tidankan lebih

lanjut hanya akan menyebabkan kerugian bahkan

kesakitan pada si pasien.

Dalam beberapa hal, tindakan harus dilakukan

setelah masuknya bahan radioaktif yang disebabkan

bukan karena radiotoksisitasnya, tetapi karena

Page 11: Makalah Osn Pti

toksisitas kimianya. Contoh terbaik dalam hal ini

adalah uranium, dimana radioaktivitas hanya ditinjau

apabila jumlahnya dalam tubuh cukup besar yaitu

ribuan kali berat tubuh. Di lain pihak, jika jumlahnya

beberapa kali berat tubuh, toksisitas kimia uranium

dapat menyebabkan berkurangnya fungsi ginjal, yang

secara sederhana disebabkan karena pengendapan

uranium sebagai logam berat.

Teknik dekontaminasi yang dilakukan akan

bergantung pada jenis bahan radioaktif dan lokasinya

dalam tubuh, bahan berbahaya yang lain dan juga

kondisi pasien. Umumnya kontaminasi dalam saluran

pencernaan dapat dihilangkan secara cepat. Jika telah

terserap ke dalam usus, maka tujuannya adalah

memperkecil serapan lebih lanjut ke limpa pada

khususnya dan sirkulasi pada umumnya. Pengendapan

di berbagai organ dapat diturunkan dengan menggunakan

agensia pengeblok (blocking agent), teknik

pengeceran atau agensia pembentuk celat (chelating

agent). Pada tindakan lainnya, seperti pengosongan

lambung dapat dilakukan dalam situasi tertentu.

Untuk lebih jelasnya metoda dekontaminasi

interna ini dapat diuraikan sebagai berikut:

II.1. Pembersihan saluran pencernaan

Tindakan pertama untuk menghilangkan bahan

asing dari dalam tubuh, dapat menggunakan zat kimia

dalam saluran pencernaan atau mempercepat lewatnya

bahan asing dari dalam tubuh. Pencucian perut (urusurus)

dengan magnesium sulfat misalnya, akan

memperpendek waktu tinggal dalam saluran

pencernaan, hal ini akan menurunkan penyerapan dan

paparan radiasi pada dinding usus dan jaringan yang

berdekatan. Pembasahan lambung dapat menyebabkan

pembentukan hidroksida yang relatif tidak larut atau

Page 12: Makalah Osn Pti

paling tidak akan mempertahankan pH yang cukup

tinggi untuk menurunkan kelarutan garam. Logamlogam

seperti tembaga, besi atau plutonium umumnya

lebih berguna untuk penyerapan tunda setelah berada

beberapa lama berada dalam lingkungan asam dari

lambung, untuk kromium adalah sebaliknya. Air buah

yang asam akan menurunkan kromium heksavalen

menjadi ion trivalen yang sedikit terserap.

Aluminium mengandung antasid yang dapat

digunakan untuk pospor, kalium dan stronsium, juga

alginat untuk stronsium, serta prusian blue untuk

cesium, rubidium dan talium. Mayoritas bahan yang

digunakan untuk tindakan ini adalah pengobatan yang

tanpa resep dan mudah digunakan, sedang yang

lainnya seperti prusian blue memerlukan pertimbangan

lebih dahulu.

Pengosongan lambung dapat membantu

mengeluarkan bahan beracun dari lambung dengan

bantuan pipa/selang nasogastrik (nasogastric tube). Ini

Pengeluaran radionuklida dari tubuh – 17

Buletin ALARA Vol. 2 No. 3, April 1999

digunakan apabila diketahui ada sejumlah besar bahan

radioaktif dan bahan yang tetap berada dalam

lambung. Air dipompakan melalui selang/pipa dan

kemudian disedot kembali sampai lambung relatif

bebas dari bahan radioaktif. Obat muntah yang

menyebabkan pengosongan lambung secara cepat

dapat juga digunakan. Paling efektif bila 200-300 ml

air diberikan bersama-sama, tetapi tidak digunakan

apabila diduga merugikan atau setelah menelan

agensia korosif atau hidrokarbon petroleum.

II.2. Agensia Pengeblok (Blocking Agent)

Agensia pengeblok adalah senyawa kimia

yang membuat jenuh suatu unsur radioaktif pada

Page 13: Makalah Osn Pti

jaringan, sehingga dapat menurunkan jumlah

radionuklida yang terserap. Sejumlah besar agensia

dapat digunakan untuk maksud tersebut, tetapi harus

dalam bentuk yang mudah terserap. Contoh paling

umum kejadian ini adalah masuknya radioiodine

dimana keseimbangan antara I-131 dan cairan tubuh

tercapai kira-kira dalam 30 menit dan hampir 30%

dari yang masuk terendap dalam tiroid. Pemberian

iodine stabil dalam bentuk tablet kalium iodat atau

kalium jodida akan menurunkan penyerapan oleh

kelenjar tiroid kira-kira 90% jika diberikan kurang

dari 2 jam setelah masuk dan kira-kira 50% jika

kurang dari 3 jam. Stronsium stabil dalam bentuk

stronsium laktat atau stronsium glukonat berguna

untuk mengeblok radiostronsium.

II.3. Teknik Pengenceran

Salah satu teknik pengenceran ini

dimaksudkan untuk mengencerkan isotop dimana

pemberian sejumlah besar isotop stabil radionuklida

akan memperkecil (secara statistik) kesempatan

penggabungan radionuklida tersebut. Dengan teknik

ini perlu untuk menentukan isotop stabil yang masuk

ke dalam sistem tubuh secara cepat dan bila mungkin

dalam bentuk kimia yang lebih mudah terserap dan

bergabung dari pada radionuklida. Contohnya tritium

dapat diencerkan dengan air minum (atau cairan yang

sesuai) 3-10 liter per hari selama seminggu yang akan

menurunkan waktu paro efektif tritium dalam tubuh

lebih dari 50%.

Teknik pengenceran yang lain ditujukan

sebagai terapi pengenceran atau terapi penggantian,

dimana unsur nonradioaktif dengan nomor atom

berbeda digunakan untuk bersaing dengan

radionuklida itu. Contohnya adalah penggunaan

Page 14: Makalah Osn Pti

kalsium atau phospat untuk bersaing dengan

radiostronsium dan iodine stabil untuk menurunkan

masuknya radiotehnisium.

II.4. Agensia Pembentuk Chelat (Chelating Agent)

Agensia ini digunakan secara rutin dalam

tindakan medik setiap hari untuk logam berat beracun

dan ini dapat juga digunakan untuk penanganan

masuknya bahan radioaktif. Karena agensia ini

cenderung ditemukan dalam darah atau dalam fase

melingkar, maka dapat digunakan secara baik setelah

kecelakaan terjadi dalam hari, minggu bahkan bulan.

Chelator bergerak ke ginjal untuk dikeluarkan melalui

urine. Jadi penting untuk menetapkan fungsi ginjal

pasien yang diberi terapi chelasi. Dengan kata lain,

ginjal menjadi organ sasaran dan dapat menerima

dosis radiasi yang cukup tinggi. Tetapi senyawa ini

tidak dapat digunakan untuk uranium karena ginjal

merupakan tempat mengendapnya uranium yang akan

mengakibatkan terjadinya keracunan.

Pemberian agensia pengchelat umumnya

dilakukan secara terus menerus sampai memperoleh

suatu hasil yang baik. Pemberian harian dapat

diteruskan sampai beberapa bulan. Jika setelah waktu

tersebut tidak ada penurunan radioaktivitas lebih lanjut

dalam urine, maka pemberian dapat diperbaharui

dengan memperkecil frekuensi pemberian sampai laju

ekskresi radionuklida dalam urine, dengan dan tanpa

pemberian adalah berbeda nyata, penghentian

pemberian pantas untuk dilakukan. Efek samping jenis

terapi ini rendah dan umumnya dapat ditoleransi, tetapi

kerugian pada pasien harus juga diperhitungkan

dengan meninjau perubahan tindak lanjut pemberian.

Agensia pembentuk chelat meliputi:

1. EDTA (asam etilen diamin tetra asetat). Garam

Page 15: Makalah Osn Pti

kalsium adalah bentuk yang paling umum untuk

keracunan timbal. Ini dapat juga digunakan untuk

Zn, Cu, Cd, Cr, Mn dan Ni serta transuranik

seperti Pu dan Am, tetapi bukan untuk Hg, As atau

Au. Ini tidak terlalu mempunyai efek samping.

Untuk penderita penyakit gagal ginjal hanya

digunakan bila dalam keadaan sangat mendesak.

18 – Siti Nurhayati

Buletin ALARA Vol. 2 No. 3, April 1999

2. Ca DTPA atau Zn DTPA (asam dietilen tetraaminpenta

asetat). Ini jauh lebih kuat daripada

EDTA dan paling baik dipergunakan untuk

transuranik, beberapa unsur tanah jarang (Ce, Y,

La, Pm dan Sc) dan juga Zr dan Ni. Ada

kemungkinan digunakan untuk kobalt dan bahkan

untuk kontaminasi uranium. Efektifitas-nya

adalah baik untuk garam-garam yang larut, tetapi

hampir nihil untuk senyawa-senyawa tak larut.

Disini ada beberapa efek samping, tetapi belum

ada laporan yang menunjukkan efek yang serius.

Pemberian dapat sebesar 1Gram secara intravena

dalam 250ml larutan isotonik atau 5% dektrose

dalam air. Ini dapat juga diberikan dalam bentuk

aerosol. Jika DTPA tidak dapat diperoleh segera,

EDTA dapat sebagai penggantinya.

3. Dimercaprol (BAL). Umumnya digunakan untuk

logam berat beracun dan membentuk chelat

dengan Hg, Pb, As, Au, Bi, Cr dan Ni. Meskipun

jarang sebagai pilihan utama, biasanya berguna

dalam farmasi, tetapi ini beracun dan harus

digunakan dengan hati-hati.

4. Penisilamin. Chelat ini untuk Cu, Fe, Hg, Pb, Au

dan mungkin logan berat yang lain. Dianjurkan

digunakan dimercapsol atau Ca EDTA untuk

Page 16: Makalah Osn Pti

tembaga.

5. Deferoksamin (DFOA). Secara normal digunakan

untuk penyakit kelebihan besi sehingga dapat

digunakan untuk besi Diketahui sangat efektif

untuk plutonium jika diberikan secara cepat.

II.5. Pembersihan Paru-paru

Secara prinsip yang termasuk dalam teknik ini

adalah menghilangkan bahan tidak larut dari paru

sebelum menjadi terlarut. Dalam bentuk larut, bahan

dapat tinggal di paru dalam waktu yang lama dan

menyebabkan paparan radiasi dengan dosis sangat

tinggi. Efektifitas pembersihan paru telah dipelajari

pada anjing yang menunjukkan bahwa, penurunan

dengan cara pembersihan paru telah terbukti. Ini

sangat sesuai untuk individu yang terkontaminasi

bahan tidak larut dalam paru, dosis paru dapat

diturunkan 25-50%.

Pembersihan paru memerlukan prosedur

rangkap dengan larutan saline steril untuk menjadi

efektif dan memerlukan anestesi. Pasien secara efektif

diberi minum untuk mengusir bahan dan cairan dari

paru. Disamping itu, resiko anestesi mungkin lebih

tinggi daripada resiko pengendapan interna. Secara

optimal, pembersihan paru harus dilakukan dalam tiga

jam setelah kecelakaan, tetapi hal ini tidak selalu

mungkin. Pembersihan paru hanya dilakukan jika

ukuran partikel dan distribusi ukuran partikel bahan

yang terhirup telah diketahui serta dosis yang terhirup

juga merupakan hal yang penting. Disamping itu,

pasien berusia muda (di bawah 30 th dan lebih disukai

kurang dari 25 th) dan sehat serta punya harapan hidup

yang panjang (yakni yang tidak mempunyai

kemungkinan menderita efek tunda yang tinggi).

Beberapa bahan, baik itu yang bersifat

Page 17: Makalah Osn Pti

radioaktif atau tidak, yang masuk ke dalam tubuh

dapat dieliminasi secara alami atau berpindah pada

berbagai organ atau jaringan tubuh. Apabila berikatan,

senyawa tersebut akan tinggal di dalam organ atau

jaringan selama waktu tertentu, kemudian akan

meninggalkan organ atau jaringan dan bersirkulasi

kembali di dalam tubuh yang kemudian dieliminasi

dari tubuh, diambil kembali oleh organ atau jaringan

atau diambil oleh organ atau jaringan lain yang

mempunyai kemampuan untuk itu. Perpindahan bahan

radioaktif melalui tubuh tergantung pada jenis partikel,

bentuk kimia, kelarutanya, ukuran partikel dan

penyebarannya.

Nurhayati, Siti. 1999. “Pengeluaran Radionuklida dari Tubuh”.

www.batan.go.id/ptkmr/Alara/.../BAlara1999_02304_013.pdf. Diakses pada 7 Oktober 2011

pukul 5:30: 29

Murray, Raymon Lerroy. 2009. Nuclear energy: an introduction to the concepts, systems,

and applications. 6th Edition. Elsevier.Inc.

USNRC. 2011. An Article: “ Fact Sheet on Biological Effect of Radiation”. Diakses dari link

United States Nuclear Regulatory Commision, http://www.nrc.gov/reading-rm/doc-

collections/fact-sheets/bio-effects-radiation.html, diakses pada 7 oktober, pukul 3:12:21.