Makalah ORTHO

21
6. Fraktur Suprakondiler Humerus : Bentuk tulang suprakondiler humerus memiliki kekhasan yakni tulang humerus pada bagian ini menjadi pipih disebabkan adanya fossa olekranon di bagian posterior dan fossa koronoid di bagian anterior sehingga sangat mudah terjadi fraktur. Pembagian berdasarkan mekanisme terjadinya fraktur : a. Tipe ekstensi (Posterior): 99 % dari seluruh jenis fraktur suprakondiler humeri.Trauma terjadi ketika siku dalam posisi hiperekstensi, lengan bawah dalam posisi supinasi. Hal ini akan menyebabkan patah pada suprakondiler dimana fragmen distal akan mengalami dislokasi ke anterior dari fragmen proksimal humerus b. Tipe fleksi (Anteriror) : 1-2 % dari seluruh fraktur suprakondiler humeri. Trauma terjadi ketika posisi siku dalam fleksi (40 0 ), sedang lengan bawah dalam posisi pronasi. Hal ini menyebabkan fragmen distal humeri mangalami dislokasi ke posteriror dari fragmen proksimal humerus. Sumber ( Kumpulan Kuliah Bedah Universitas Indonesia) Tipe yang paling sering dijumpai adalah tipe ekstensi ,banyak ditemukan pada anak laki-laki. Penatalaksanaan : a) Tipe Ekstensi : kalau tidak ada pergeseran, tidak perlu reduksi cukup dengan memakai kain gendongan selama 2-3 minggu. fraktur yang disertai pergeseran harus direduksi secepat mungkin, di bawah anestesi umum. Ini dilakuakn dengan manuver secara metodik dan berhati-hati : (1) traksi selama 2-3 menit di sepanjang lengan itu dengan traksi-lawan di atas siku; (2) koreksi terhadap kemiringan, pergeseran atau pemuntiran ke samping (bandingkan dengan lengan sebelahnya); (3) siku difleksi perlahan-lahan sementara traksi dipertahankan; (4)

description

Makalah

Transcript of Makalah ORTHO

6. Fraktur Suprakondiler Humerus : Bentuk tulang suprakondiler humerus memiliki kekhasan yakni tulang humerus pada bagian ini menjadi pipih disebabkan adanya fossa olekranon di bagian posterior dan fossa koronoid di bagian anterior sehingga sangat mudah terjadi fraktur. Pembagian berdasarkan mekanisme terjadinya fraktur :a. Tipe ekstensi (Posterior): 99 % dari seluruh jenis fraktur suprakondiler humeri.Trauma terjadi ketika siku dalam posisi hiperekstensi, lengan bawah dalam posisi supinasi. Hal ini akan menyebabkan patah pada suprakondiler dimana fragmen distal akan mengalami dislokasi ke anterior dari fragmen proksimal humerus b. Tipe fleksi (Anteriror) : 1-2 % dari seluruh fraktur suprakondiler humeri. Trauma terjadi ketika posisi siku dalam fleksi (400), sedang lengan bawah dalam posisi pronasi. Hal ini menyebabkan fragmen distal humeri mangalami dislokasi ke posteriror dari fragmen proksimal humerus. Sumber ( Kumpulan Kuliah Bedah Universitas Indonesia)Tipe yang paling sering dijumpai adalah tipe ekstensi ,banyak ditemukan pada anak laki-laki.Penatalaksanaan : a) Tipe Ekstensi : kalau tidak ada pergeseran, tidak perlu reduksi cukup dengan memakai kain gendongan selama 2-3 minggu. fraktur yang disertai pergeseran harus direduksi secepat mungkin, di bawah anestesi umum. Ini dilakuakn dengan manuver secara metodik dan berhati-hati : (1) traksi selama 2-3 menit di sepanjang lengan itu dengan traksi-lawan di atas siku; (2) koreksi terhadap kemiringan, pergeseran atau pemuntiran ke samping (bandingkan dengan lengan sebelahnya); (3) siku difleksi perlahan-lahan sementara traksi dipertahankan; (4) tekanan jari di belakang fragmen distal untuk mengoreksi kemiringan posterior. Kemudian NADI DIRABA, kalau nadi tak ada, kendurkan fleksi siku hingga nadi teraba. Foto Sinar-X untuk memastikan tidak ada angulasi varus atau valgus dan tidak ada deformitas rotasional. Setelah reduksi, lengan dipertahankan dalam suatu collar dan manset, terus-menerus, selama 3 minggu. setelah itu diperbolehkan melakukan fleksi siku aktif tetapi lengan disangga dalam kain gendongan dan ekstensi dihindari selama 3 minggu lagi. b) Tipe Fleksi : Ini adalah cedera yang jarang terjadi namun fraktur posterior kadang-kadang menjadi fraktur anterior akibat terlalu banyak traksi dan manipulasi. Fraktur direduksi dengan menarik lengan bawah dengan siku pada posisi semi-fleksi, melakukan tekanan jempol pada bagian depan fragmen distal kemudian mengekstensikan siku sepenuhnya. Suatu slab posterior dipasang dan diperthankan selama 3 minggu. sesudah itu penderita dibiarkan untuk memperoleh kembali fleksinya secar berangsur-angsur. Sumber ( Buku Ajar Apley edisi 7 )8. Bagian-bagian tulang panjang : Proksimal, Diafiseal, dan Distal. Sumber:(Buku Ajar Apley ed 7)9. Syarat pembuatan foto sinar-X untuk keperluan pemeriksaan Ortopedi : a) Dua Pandangan : fraktur atau dislokasi mungkin tidak terlihat pada film sinar- X tunggal, dan sekurang-kurangnya harus dilakukan dua sudut pandang ( anterior-posterior dan lateral)b) Dua Sendi : Pada lengan bawah atau kaki, satu tulang dapat mengalami fraktur dan angulasi. Tetapi angulasi tidak mungkin terjadi kecuali kalau tulang yang lain juga patah, atau suatu sendi mengalami dislokasi. Sensi-sendi di atas dan di bawah fraktur keduanya harus disertakan pada foto sinar-X.c) Dua tungkai : Pada sinar-X tulang anak-anak, epifisis yang normal dapat mengacaukan diagnosis fraktur; foto pada tungkai yang tidak cedera akan bermanfaat.d) Dua cedera : Kekuatan yang hebat sering menyebabkan cedera pada lebih dari satu tingkat. Karena itu, bila ada fraktur pada kalkaneus atau femur, perlu juga diambil foto sinar-X pada pelvis dan tulang belakang. e) Dua kesempatan : segera setelah cedera, suatu fraktur (misalnya pada skafoid karpal) mungkin sulit dilihat. Kalau ragu-ragu, sebagai akibat resorpsi tulang, pemeriksaan lebih jauh 10-14 hari kemudian dapat memudahkan diagnosis. Sumber (Buku Ajar Apley edisi 7) 10. Sebutkan komplikasi fraktur! 1. Komplikasi segera: syok, kulit(abrasi, laserasi, penetrasi), robek pembuluh darah. 2. Komplikasi dini: tetanus, gangrene, sindrom kompartemen, thrombosis vena, infeksi sendi. 3. Komplikasi lambat: ankilosis finbrosa, kaku sendi, kontraktur sendi, pseudoartrosis, osteoporosis, penulangan otot, rupture tendon, kelumpuhan syaraf. Sumber: (wim de jong ed.2 hal 854)

11. Syaraf-syaraf yang mempersarafi tangan apa saja, motorik dan sensorik!Nervus ekstrimitas atas dimulai dari Plexus brachialis, Plexus Brachialis dimulai dari limaakarventraldarisaraf spinal. Akar-akar itu kemudian bergabung membentuk 3trunkusyaitu:trunkus superior(berasal dari C5 dan C6),trunkus inferior (C7) dantrunkus medialis(C8 dan T1).Setiap trunkus akan bercabang lagi membentuk duadivisiyaitudivisi anteriordandivisi posterior. Divisi yang ada akan kembali menyatu dan membentukfasciculus. Tiap fasciculus diberi nama sesuai letaknya terhadaparteri axillaris. Fasciculus posteriorterbentuk dari tiga divisi posterior tiap trunkus. Fasciculus lateralisterbentuk dari divisi anterior trunkus superior dan medalis. Fasciculus medalisadalah kelanjutan dari trunkus inferiorCabang-cabang plexus brachialis3 Cabang dari ramus1. Nervus dorsalis scapulae berasal dari ramus C5, mempersarafiotot rhomboideus majordanminorsertaotot levator scapulae.2. Nervus ke subclavius berasal dari ramus C5 dan C6, mempersarafiotot subclavius.3. Nervus thoracicus longus berasal dari ramus C5, C6, dan C7, mempersarafiotot serratus anterior.1 Cabang dari trunkus1. Nervus suprascapularis berasal dari trunkus superior, mempersarafiotot supraspinatusdaninfraspinatus.3 Cabang dari fasciculus lateralis1. Nervus pectoralis lateralis mempersarafiotot pectoralis majordanotot pectoralis minor.2. Nervus musculocutaneus berasal dari C5 dan C6, mempersarafiotot coracobrachialis,otot brachialis, danotot biceps brachii. Selanjutnya cabang ini akan menjadi nervus cutaneus lateralis dari lengan atas.3. Cabang lateralnervus medianus memberikan cabang C5, C6, C7 untuk nervus medianus.4 Cabang dari fasciculus posterior1. Nervus subscapularis superior mempersarafiotot subscapularis.2. Nervus thoracodorsalis mempersarafiotot latissimus dorsi.3. Nervus axillaris mempersarafiotot deltoideus,otot ters minor, sendi bahu, dan Sensoris kulit di atas bagian inferior deltoideus.4. Nervus radialis mempersarafiotot triceps brachii,otot anconeus,otot brachioradialisdan otot ekstensor lengan bawah. Sensoris mempersarafi kulit bagian posterior lengan atas dan lengan bawah.5. Nervus subscapularis inferior5 Cabang dari fasciculus medialis 1. Nervus pectoralis medialis berasal dari C8 dan T1, mempersarafiotot pectoralis mayordanotot pectoralis minor.2. Cabang medialnervus medianus memberikan cabang C8 dan T1 untuknervus medianus. Medianus mempersarafi segala otot flexor dilengan bawah kecuali flexor carpi ulnaris, juga mempersarafi otot-otot pronator dan Palmaris longus, pada jari nervus medianus mempersarafi otot jari 1 dan kedua.3. Nervus cutaneus brachii medialis mempersarafikulitsisi medial lengan atas.4. Nervus cutaneus antebrachii medialis mempersarafi kulit sisi medial lengan bawah.5. Nervus ulnaris mempersarafi satu setengah otot fleksor lengan bawah dan otot-otot kecil tangan, dan kulit tangan di sebelah medial.

Ket: Sensorik, hijau medianus, biru ulnaris, merah radialis.

Ket: perjalanan nervus ekstrimitas atas.Sumber: (Sobotta ed.22, www.wikipedia.com, buku ajar bedah David C sabiston)

13. Jelaskan definisi malunion, nonunion, dan deformitas?- Malunion: adalah keadaan dimana fraktur menyembuh pada saatnya tetapi terdapat deformitas yang berbentuk angulasi, varus/valgus, rotasi, kependekan atau union secara menyilang misalnya pada fraktur radius dan ulna.- Nonunion : disebut nonunion apabila fraktur tidak menyembuh antara 6-8 bulan dan tidak didapatkan konsolidasi sehingga terdapat pseudoartrosis(sendi palsu). Pseudoartrosis dapat terjadi tanpa infeksi tetapi dapat juga terjadi bersama-sama infeksi disebut infected pesudoarthrosis.- Deformitas: adalah kelainan bentuk dari bagian tubuh dibandingkan dengan bentuk pada normalnya. Sumber: (Pengantar ilmu bedah ortopedi Prof. Chairuddin Rasjad,MD.,PH.D)

Keterangan gambar: Malunion, nonunion dan deformitas

14. Sebutkan jenis sendi pada tubuh manusia?Dikenal 5 macam jenis sendi dengan karakteristik masing-masing, yaitu:1. SindesmosisSindesmosis adalah sendi dimana dua tulang ditutupi hanya oleh jaringan fibrosa2. SinkondrosisSinkondrosis adalah sendi dimana kedua tulang ditutupi oleh tulang rawan. Lempeng epifisis merupakan suatu sinkondrosis yang bersifat sementara yang menghubungkan antara epifis dan metafisis dan memberikan kemungkinan pertumbuhan memanjang pada tulang.3. Sinostosis Bila sendi mengalami obliterasi dan terjadi penyambungan antara keduanya, maka keadaan ini disebut sinostosis.4. SimfisisSimfisis adalah suatu jenis persendian dimana kedua permukaannya ditutupi oleh tulang rawan hialin dan dihubungkan oleh fibrokartilago serta jaringan fibrosa yang kuat.5. Sendi synovialSendi synovial adalah sendi dimana permukaannya ditutupi oleh tulang rawan hialin dan pinggirnya ditutupi oleh kapsul sendi berupa jaringan fibrosa dan di dalamnya mengandung cairan sinovia. Macam-macamnya:1.)Sendi mati ( sinartrosis )Hubungan antara satu tulang dengan tulang yg lain yang tidak bisa digerakkan.Contoh :Tulang-tulang yang membentuk tengkorak.

2.)Sendi kaku ( Amfiartrosis )Hubungan antar tulang yang mungkin ada sedikit gerakan. Contoh :-hubungan antara tulang rusuk dengan tulang dada.-Hubungan antara tulang pergelangan tangan dan tulang pergelangan kaki.

3.)Sendi gerak ( Diartrosis )Hubungan antar tulang yang dapat digerakkan dengan bebas.Jenis-jenis sendi gerak :a.)Sendi engselHubungan antar tulang yang hanya bisa digerakkan pada satu arah.Contoh : Siku dan lutut

b.)Sendi putarHubungan antar tulang yang bergerakannya memutar.Contoh :Atlas bone ( antara kepala dan leher )c.)Sendi peluruHubungan antar tulang yang dapat bergerak ke segala arah.Contoh : Gelang bahu

d.)Sendi pelanaHubungan antar tulang yang bergerak pada 2 arah.Contoh :Ujung tulang antara ibu jari tangan dan tulang telapak tangan.Sumber: (Pengantar ilmu bedah ortopedi Prof. Chairuddin Rasjad,MD.,PH.15. Proses penyembuhan tulang pada dewasa dan anak-anak.Pada dewasa:LokalisasiWaktu penyembuhan

Falang/metakarpal/metatarsal/kosta 3-6 minggu

Distall radius 6 minggu

Diafisis ulna dan radius 12 minggu

Humerus 10-12 minggu

Klavikula 6 minggu

Panggul 10-12 minggu

Femur 12-16 minggu

Kondilus femur/tibia 8-10 minggu

Tibia/fibula 12-16 minggu

Vertebra 12 minggu

Pada anak: Penyembuhan pada anak lebih cepat secara kasar kali penyembuhan pada dewasaSumber: (Pengantar ilmu bedah ortopedi Prof. Chairuddin Rasjad,MD.,PH.D)

16. Sebutkan tipe deformitas:Deformitas pada tulang:1. Ketidaksejajaran tulang (loss of aligment)Tulang panjang mengalami gangguan dalam kesejajaran oleh karena terjadi deformitas torsional atau deformitas angulasi.2. Abnormalitas panjang tulang (abnormal length)Kelainan panjang pada tulang dapat berupa tulang memendek/menghilang sama sekali atau panjangnya melebihi normal.3. Pertumbuhan abnormal tulang (bony growth)Abnormalitas pertumbuhan tulang dapat terjadi akibat adanya kelainan pada tulang misalnya osteoma atau osteokondroma.Deformitas pada sendi:1. Bergesernya sendiPermukaan sendi dapat bergeser terhadap permukaan lainnya dan bila hanya sebagian yang bergeser disebut subluksasi dan bila seluruhnya disebut dislokasi.2. Mobilitas sendi yang berlebihan (excessive mobility of the joint)Kapsul dan ligament sendi merupakan jaringan fibrosa yang berfungsi mengamankan sendi dari gerakan yang abnormal. Apabila terdapat kelemahan kapsul/ligament oleh karena suatu sebab, maka akan terjadi kecenderungan hipermobilitas sendi.3. Mobilitas sendi yang berkurang (restricted mobility of the joint)Pada keadaan ini terjadi gangguan gerakan sendi oleh karena salah satu sebab, sehingga kemampuan pergerakan sendi kurang dari normal.

17. Macam-macam garis patahan:-Tranversal, oblik, Spiral, Kupu-kupu, Komunituf, Segmental, Deperesi

18. Sejarah Ilmu Bedah Ortopedi di Indonesia

Prof. Dr. R. Soeharso (Alm)Sebelum ada pendidikan resmi spesialis Bedah Orthopaedi, untuk mendapatkan keahlian ilmu bedah ini, seorang staf dosen ahli bedah dari bagian dikirim untuk tugas belajar ke luar negeri, khusus dalam bedah orthopaedi. FKUI mengirim dr. Soebiakto W ke Boston USA, dr Nagar Rasjid ke London-UK, dr Soelarto Reksoprodjo ke Paris-Perancis. Dari RSPAD Dr. Soejoto dikirim ke Walter Reed USA dan banyak staf RSPAD dikirim ke Kobe Jepang (dr Syamsul Maarif, dr Misban, dr Budiarso Sarwono, dr PT Simatupang dan dr Hara Marpaung). Prof. Dr. R. Soeharso sebagai pendiri Pusat Rehabilitasi Surakarta, yang mendapat bantuan dari Ankatan Darat (Jenderal Gatot Soebroto) dan QHO beserta spesialis bedah orthopaedi dan fisioterapi dari berbagai Negara, beliau mengembangkan ilmu beah Orthopaedi dari segi rehabilitasi. Banyak cacat veteran korban perang merebut kemerdekaan Indonesia, yang memerlukan rehabilitasi fisik seperti pemberian kaki-tangan palsu (ortosis). Bersama Bapak Suroto, seorang teknisi, beliau mendirikan bengkel kaki-tangan palsu. Kemudian bengkel ini dikembangkan menjadi Pusat Rehabilitasi Solo yang dilengkapi dengan sarana pendidikan untuk paramedic rehabilitasi seperti sekolah perawat fisioterapi, perawat rehabilitasi (oleh Ibu Suroto), dan ortosis prosthesis (oleh Bapak Suroto). Selain Pusat Rehabilitasi, juga didirikan Rumah Sakit Lembaga Orhopaedi dan Prosthesis (LOP). Pada tanggal 1 Oktober 1968 dimulailah pendidikan Orthopaedic Training Program dengan gur atau konsultan yang dating dari Amerika Utara dan Australia secara bergantian setiap bulan. Konsultan pertama adalah Dr. Harry Fahrni dari Vancouver Canada bersama istrinya Jeanne Fahrni (seorang perawat kamar bedah) yang turut membantu beliau di kamar operasi. Pendidikan Orthopaedic Training Program berlangsung selama 2 tahun setelah ahli bedah. Di Bandung, (sebagai tempat kelahiran PABOI pada tanggal 25 September 1969), dalam pidatonya, Mentreri P & K yang dibacakan oleh Dirjen Dikti Prof. Doddy, Departemen P & K menyatakan pengakuan Orthopaedi sebagai PPDS. Oleh karenanya pendidikan ini dapat menerima sebagian pesertanya yang terdiri dari dokter umum setelah melaksanakan WKS (wajib kerja sarjana di puskesmas) dan realisasinya baru mulai terlaksana pada bulan januari 1981Sumber (PABOI web)

19. ATLS, Airway Assessment : Airway assessment merupakan bagian dari lima pilar utama dalam initial assessment pada primary survey untuk penaganan trauma. Quick Assessment : mengusahakan untuk menilai dalam waktu cepat ( 10 detik) dengan cara yang sederhana mengajak pasien untuk berbicara dengan menanyakan identifikasi diri, Tanya nama pasien dan apa yang terjadi. Pada pasien dengan kemampuan berbicara yang baik kita langsung dapat mengetahui bahwa gangguan pada airway sangat minimal atau bahkan tidak ada. Assessment awal juga meliputi penilaian pada: Kemampuan pasien secara mandiri untuk membuka mulut semaksimal mungkin Kemampuan pasien untuk menjulurkan lidah semaksimal mungkin Kemampuan pasien untuk menggerakkan rahang ke depan Kemampuan pasien mengekstensikan kepala Langkah-langkah dalam pemulihan airway : bersihkan jalan nafas, head tilt, chinlift, jaw trust. Alat bantu airway: Oro pharyngeal airway, naso pharyngeal airway, endotracheal tube, laryngoscope, oksigenasi (canule, masker, ambu bag) Pemeriksaan Tambahan: Pasang pulse oxymetri dan foto sinar-X untuk leher dan thorax20. Biological dressing adalah:Dressing adalah material apapun yang digunakan untuk mengcover dan melindungi luka dapat berupa kulit dari manusia atau dari binatang, misalnya untuk luka bakar dapat terbuat dari kulit babi atau bahan sintetis dengan karakteristik seperti kulit manusia. Biological dressing paling efektif dalam mengobati luka bakar yang memiliki kedalaman yang sama dan ketebalan yang partial pada daerah permukaan. Biological dressing harus diberikan sesegera mungkin setelah cedera.Sumber: http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/biologic+dressing

31. Jelaskan apa itu Trigger finger?Trigger finger : merupakan suatu kondisi dimana terjadi penebalan tendon otot atau selaput pembungkus tendon yang diakibatkan oleh adanya gesekan yang terus menerus oleh aktivitas tubuh yang konsisten dan berulang-ulang pada daerah yang sakit. Gesekan yang terjadi mengakibatkan adanya iritasi dan radang pada daerah tendon atau selaput pembungkus tendon, hal ini kemudian menyebabkan kekakuan otot pada jari-jari tangan.

Gambar 8: Trigger finger pada jari telunjukSumber: www.mayoclinc.com

22. Jelaskan tanda-tanda sepsis! Kriteria Sepsis : Demam (> 38.50C) atau hipotermia (< 350C) Heart rate > 90 kali per menit Respiratory rate > 20 kali per menit Adanya infeksi (hasil pemeriksaan lab dan kondisi klinis) Kriteria Sepsis tingkat lanjut : Penurunan produksi urin Perubahan kondisi mental secara tiba-tiba Penurunan jumlah platelet Kesusahan dalam bernapas Rasa nyeri pada daerah abdomen (Sumber: www.mayoclinc.com)23. Sebut dan Jelaskan fase-fase penyembuhan luka! Fase Penyembuhan Luka:

Gambar 9: Grafik dari tiga fase penyembuhan lukaPenyembuhan luka terdiri dari tiga fase yakni: Fase Inflamasi Fase Prolifesrasi Fase Maturasi Fase inflamasi meruapakan respon normal tubuh terhadap luka. Vasokonstriksi pembuluh darah pada daerah perlukaan dan pembentukan klot untuk menghentikan perdarahanakan terjadi segera begitu terjadi perlukaan , kemudian diikuti oleh vasodilatasi yang memungkinkan antibody, sel darah putih, faktor-faktor pertumbuhan (growth factor) dan enzim serta nutrisi jaringan mencapai daerah yang luka untuk memperbaiki jaringan. Proses ini menyebabkan pembentukan eksudat pada jaringan yang luka . pada fase ini umumnya didapatkan tanda-tanda radang (Rubor, dolor, kalor, tumor, dan funsiolesa). Pada fase proliferasi, terbentuk jaringan baru pada luka, hal ini ditandai dengan adanya jaringan granulasi yang tamapak yang terdiri atas kolagen dan matrix extraseluler yang mana didalamnya terdapat jaringan pembuluh darah baru yang terbentuk, proses pembentukan pembuluh darah baru ini disebut neovaskularisasi. Angiogenesis. Pembentukan jaringan granulasi yang baik bergabtung pada suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan oleh pembuluh darah, ditandai dengan jaringan yang bergranuler dengan tekstur yang tidak rata, tidak mudah berdarah dan berwarna merah muda. Warna merupakan indikator sehat atau tidaknya jaringan granulasi yang terbentuk, apabila warna berubah menjadi gelap hali ini menandai adanya iskemi jaringan. Fase proliferasi diakhiri dengan proses epitelisasi jaringan diaman sel-sel epitel menutupi jaringan.Fase maturasi mrupakan fase akhir dari penyembuhan luka dimana terjadi setelah luka menutup. Fase maturasi meliputi remodeling kolagen dari tipe I ke tipe III. Fase ini juga ditandai dengan penurunan aktivitas seluler pada jaringan yang luka dan pengurangan jumlah pembentukan pembuluh darah baru (neovaskularisasi). Sumber: www.mayoclinc.com24. Apa yang dimaksud dengan Degloving injuri?Degloving injury adalah suatu keadaan dimana jaringan kulit dan subkutis tersobek secara paksa dari dasarnya yang berupa fascia sebagai akibat trauma keras dan mendadak/shearing force.25. Apa yang dimaksud dengan Trigger thumb!Trigger thumb adalah suatu penyakit yang terjadi pada jempol tangan dimana jempol terfiksasi dalam keadaan fleksi, trigger thumb dapat terjadi beberapa bulan setelah kelahiran dan dapat juga merupakan proses degenerative yang biasanya melanda pekerja-pekerja yang biasanya menggunakan jari untuk bekerja missal pada pencuci baju. Patofisiologi dari penyakit ini adalah terjadinya suatu proses peradangan terkhusus pada tendon flexor pollicis longus dimana proses ini dapat menyebabkan tendon menebal dan hal ini akan membuat tendon tersebut tersumbat pada selubungnya sehingga jari terfiksasi dalam posisi fleksi.26. INFEKSI NOSOKOMIALInfeksi yang terjadi pada pasien rawat inap di Rumah Sakit yang tidak terdapat waktu masuk atau tidak dalam masa inkubasi.Arti kata Nosokomial berhubungan dengan tempat tidur pasien (bedside associated) secara praktis juga berarti yang berhubungan dengan tempat perawatan, seperti rumah Sakit, Rumah Bersalin, Rumah Panti Werda BATASAN1.Apabila pada waktu dirawat di RS, tidak dijumpai tanda-tanda klinik infeksitersebut.2.Pada waktu penderita mulai dirawat tidak dalam masa inkubasi dari infeksitersebut.3.Tanda-tanda infeksi tersebut baru timbul sekurang-kurangnya 3 x 24 jam sejakmulai dirawat.4.Infeksi tersebut bukan merupakan sisa (residual) dari infeksi sebelumnya.5.Bila pada saat mulai dirawat di RS sudah ada tanda-tanda infeksi, tetapi terbuktibahwa infeksi didapat penderita pada waktu perawatan sebelumnya dan belumpernah dilaporkan sebagai indeksi nosokomial.Perkecualian :1. Bila tanda-tanda infeksi sudah timbul pada masa kurang dari 3 x 24 jam sejak mulai perawatan, tergantung masa inkubasi dari masing-masing jenis infeksi.2. Untuk penderita yang setelah keluar dari rumah sakit kemudian timbul tanda-tanda infeksi, baru dapat digolongkan sebagai infeksi nososkomial apabila infeksi tersebut dapat dibuktikan berasal dari rumah sakit.3. Tidak termasuk infeksi nosokomial yaitu keracunan makanan yang tidak disebabkan oleh produk bakteri. (Sumber : Husip, 2005. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya Infeksi Nosocomial serta pengendaliannya di BHG RS Pirngadi/FK USU http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3455/1/paru-parhusip4.pdf )