Makalah Nabi

38
MAKALAH KEPEMIMPINAN NABI SULAIMAN AS Diajukan untuk memenuhi tugas Kepemimpinan Islam Dosen Pengampu : Dr. Gancar Chandra P, S.E.,M.Si Oleh Ayank Narita Dyatama 091514553013 MAGISTER SAINS EKONOMI ISLAM SEKOLAH PASCASARJANA

description

Nabi Sulaiman

Transcript of Makalah Nabi

MAKALAHKEPEMIMPINAN NABI SULAIMAN AS

Diajukan untuk memenuhi tugas Kepemimpinan Islam

Dosen Pengampu :Dr. Gancar Chandra P, S.E.,M.Si

Oleh

Ayank Narita Dyatama 091514553013

MAGISTER SAINS EKONOMI ISLAM

SEKOLAH PASCASARJANAUNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA2015

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam sejarah umat manusia, nama King Solomon (Nabi Sulaiman)

tercatat sebagai salah seorang yang berpengaruh bagi dunia. Ia juga tercatat

memiliki kerajaan yang begitu megah, sekaligus harta kekayaan yang melimpah.

Karena itupulalah, sepanjang ribuan tahun sepeninggal beliau, ribuan orang terus

berupaya memburu harta peninggalannya yang terpendam (The Solomon

Treasure).

Menurut penelitian yang dilakukan Rijalul Imam, King Solomon (Nabi

Sulaiman) hidup di salah satu puncak kejayaan peradaban yang dilengkapi dengan

berbagai kemajuan sains dan teknologi. Pada saat bersamaan, kepemimpinannya

juga didukung oleh semua makhluq yang bertujuan untuk beribadah kepada Sang

Khaliq. Ketika ia mengalami ketegangan bilateral, ia dapat menyelesaikan

persoalan internasional ini dengan politik smart power, smart politic, smart

diplomacy dan total diplomatic.

Disamping itu, Nabi Sulaiman pun didukung oleh tim kepemimpinan yang

berbakat. Mereka tersebar diberbagai posisi strategis, dan mereka terorganisasi

dengan rapi. Mereka terkombinasikan dalam multitalenta dan koordinasi yang

bagus. Lebih dari itu, mereka adalah orang-orang yang berpengetahuan yang

terintegrasi pada keimanan yang kuat, serta jauh dari unsur mistik. Karena itu

wajar bila kemudian kerja peradaban Nabi Sulaiman dimudahkan untuk mencapai

target secara sempurna.

Kisah Nabi Sulaiman dibahas secara detail dalam Al-Qur’an surat An-

Naml ayat 15 – 44. Kisah dalam surat tersebut bercerita tentang Nabi Sulaiman

setelah eisode Nabi Musa. Mereka semuanya adalah nabi-nabi Bani Israel. Kisah

Nabi Sulaiman dalam surah ini adalah yang paling luas bahasannya melebihi

bahasan dalam surah-surah lainnya, walaupun bahasannya hanya menyangkut

tentang salah satu episode saja dari kehidupan beliau.

1

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kisah hidup Nabi Sulaiaman as?

2. Bagaimana kepemimpinan dan implementasi kepemimpinan Nabi

Sulaiman as?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk megetahui kisah kehidupan Nabi Sulaiman as

2. Untuk mengetahui kepemimpinan dan implementasi kepemimpinan Nabi

Sulaiman as

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. KISAH KEHIDUPAN NABI SULAIMAN

Nabi Sulaiman as adalah salah seorang putera Nabi Daud as. Sejak ia

masih kanak-kanak berusia sebelas tahun, ia sudah menampakkan tanda-tanda

kecerdasan, ketajaman otak, kepandaian berfikir sera ketelitian didalam

mempertimbangkan dan mengambil keputusan. (Sulistyowati, 2012)

“dan Sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman;

dan keduanya mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang melebihkan

Kami dari kebanyakan hamba-hambanya yang beriman". dan Sulaiman

telah mewarisi Daud, dan Dia berkata: "Hai manusia, Kami telah diberi

pengertian tentang suara burung dan Kami diberi segala sesuatu.

Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu kurnia yang nyata".(Q.S. An-

Naml 15-16)

Ayat diatas menjelaskan nikmat yang paling nyata yang telah diberikan

oleh Allah SWT kepada Nabi Daud dan Nabi Sulaiman yaitu nikmat ilmu. Ilmu

yang dianugerahkan Allah kepada Nabi Daud as dan Sulaiman as sungguh banyak

dan unik mislanya dianugerahi kemampuan membuat perisai dan diajari hikmah

dan kemampuan menyelesaikan perselisihan, sedangkan Nabi Sulaiaman selain

dianugerahi himah dan kemampuan memahami kasus-kasus perselihan, juga

kemampuan memahami bahasa/suara burung. (Tafsir Al-Misbah)

Pada saat Nabi Daud as, ayahnya menduduki tahta kerajaan Bani Israil. Ia

selalu mendampinginya dalam setiap sidang peradilan yang diadakan untuk

menangani perkara-perkara perselisihan dan sengketa yang terjadi didalam

masyarakat. Ia memang sengaja dibawa oleh Nabi Daud as menghadiri sidang-

sidang peradilan didalam menangani urusan-urusan kerajaan untuk melatihnya

3

serta menyiapkan sebagai putera mahkota yang akan menggantikannya memimpin

kerajaan, bila tiba saatnya ia harus memenuhi panggilan Ilahi meninggalkan dunia

ini. Dan memang nabi Sulaiman as lah yang terpandai diantara semua saudaranya.

(Sulistyowati, 2012)

Setelah Nabi Sulaiman as menjadi raja, negara yang dipimpinnya menjadi

aman dan tenteram selama bertahun-tahun, sehingga bangsa dan negeri itu

semakin maju dan makmur, tidak kurang bahkan telah melebihi daripada zaman

pemerintahan bapanya Nabi Daud a.s. Daerah kerajaannya semakin luas juga,

serta rakyatnya pun hidup dengan penuh bahagia, patuh dan taat kepada perintah

rajanya.

Di saat itulah, setelah Sulaiman sampai umur, Allah mengangkat Sulaiman

menjadi Nabi dan RasulNya, untuk mengisi negara dan bangsa yang merdeka dan

makmur itu dengan semangat agama dan ketuhanan, menjadi bangsa dan negara

yang diredai Allah, agar keamanan dan kemakmuran itu tetap dan abadi, bukan

hanya aman dan makmur di dunia ini saja, juga menjadi aman dan makmur

sampai di akhirat nanti.

Sebagai mukjizat besar bagi Nabi Sulaiman, beliau dapat mengerti segala

percakapan burung-burung dan dengan menggunakan bahasa (bunyi) bermacam-

macam burung dan binatang itu, Nabi Sulaiman dapat bercakap-cakap dengan

burung-burung dan binatang-binatang itu. Dengan jalan begitu pula. segala

burung dan binatang itupun semua tunduk dan taat kepada Nabi Sulaiman.

Diberikan Allah pula mukjizat yang lebih hebat lagi kepada Nabi

Sulaiman, ia dapat melihat segala kekayaan alam yang ada di perut bumi, baik

yang merupakan emas, perak, besi dan tembaga, begitu pula harta kekayaan yang

berada di dalam laut, seperti intan, mutiara dan berbagai-bagai pualam yang

mahal-mahal harganya. Segala jin dan setan pun dapat dikuasai oleh Nabi

Sulaiman, sehingga kekuatan jin dan setan itu dapat digunakan oleh Nabi

Sulaiman untuk menjadi kuli, kaum pekerja yang harus mengeluarkan semua

kekayaan dan perhiasan sebanyak itu, guna mendirikan rumah-rumah dan gedung-

gedung yang bagaimana juga besar dan cantiknya, seperti dalam surat Al-Anbiya

ayat 82 :

4

“dan Kami telah tundukkan (pula kepada Sulaiman) segolongan syaitan-syaitan yang menyelam (ke dalam laut) untuknya dan mengerjakan pekerjaan selain daripada itu, dan adalah Kami memelihara mereka itu”

Nabi Sulaiman malah dapat pula menguasai angin, sehingga angin itu

dapat dipergunakan oleh Sulaiman sebagai kenderaannya, bila Sulaiman akan

berpergian ke tempat yang bagaimana jauh dan tingginya. Seperti dalam surat Al-

Anbiya ayat 81 dan surat Saba ayat 12 :

“dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami telah memberkatinya. dan adalah Kami Maha mengetahui segala sesuatu.”

“dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala.”

Dengan kenderaannya yang bernama angin itulah Nabi Sulaiman dapat

berpergian ke sana ke mari memeriksa kerajaan serta rakyatnya, bahkan sampai

ke negeri Askalan, beliau sampai pula di sebuah lapangan luas yang penuh

dengan semut. Disitu beliau mendengar seekor semut berkata kepada kawan-

kawannya :. “Hai semut-semut, masuklah kamu semuanya kedalam saragmu, agar

supaya kamu selamat dan tidak menjadi binasa diijak oleh Sulaiman dan

tentaranya tanpa ia sadar dan sengaja.” Nabi Sulaiman as tersenyum mendengar

suatra semut yang ketakutan itu. Ia memberitahu hal itu kepada para pengikutnya

seraya bersyukur kepada Allah atas karuniaNya yang menjadikan ia dapat

mendengar serta menangkap maksud yang terkandung dalam suara semut itu. Ia

5

merasa takjub bahwa binatang pun mengerti bahwa Nabi-Nabi Allah tidak akan

menggangu semacam makhluk dengan segaja dan dalam keadaan sehat. Kisah

diatas tertera dalam Al-Qur’an Surat An-Naml

Nabi Sulaiman bercita-cita ingin mendirikan sebuah rumah suci di Syam,

untuk dapat dipergunakan sebagai tempat ibadat menyembah Allah dan pula

sebagai pengorbanan dari dia sendiri kepada Allah. Tiang-tiang yang tinggi dan

besar lalu didirikan, dinding-dinding tembok yang besar dan agung pun berdiri

dan tidak lama kemudian Rumah Suci (Baitul Maqdis), yang dicita-citakan Nabi

Sulaiman itupun jadi kenyataanlah, yang sampai sekarang masih ada dan tetap ada

dan masih tetap bernama Rumah Suci (Baitul Maqdis atau Jerusalem).

Kepada semua manusia yang beriman kepada Allah, diperintahkan Tuhan,

untuk datang berhaji ke tempat suci itu setiap tahun. Tetapi kerana kemudian, oleh

bangsa Israel tempat itu dijadikan tempat menyimpang dari ajaran Allah, maka

kepada Nabi Muhammad diperintahkan Tuhan untuk memindahkan tempat suci

itu ke Mekah. Ke sanalah umat Islam menghadapkan muka dalam sembahyang

dan ke sana pulalah umat Islam setiap tahun datang berkumpul melaksanakan

ibadat haji mereka.

Baru saja Nabi Sulaiman selesai mengerjakan Rumah Suci itu, Nabi

Sulaiman berangkat meninggalkan tempat itu memenuhi nazarnya sebelum

mendirikan Rumah Suci itu. Nazar (janji) akan mengembara di sekitar muka bumi

untuk melihat dan mengetahui kebesaran Allah yang mencipta bumi ini juga

maksudnya.

Mula mula Nabi Sulaiman menuju ke tanah Yaman, lalu memasuki daerah

Sanak. Di daerah ini beliau mengalami kekurangan air. Ke mana juga dicarinya,

tidak ada air dijumpai. Ke puncak bukit yang tinggi, di bawah jurang yang dalam,

kadang kadang digalinya berupakan sumur yang dalam, namun air tidak

ditemuinya. Di saat hampir menemui jalan buntu untuk mendapatkan air, tiba tiba

lalulah terbang melintas di atas kepalanya se ekor burung Hud Hud. Burung itu

segera dipanggil oleh Sulaiman dan kepada burung itu diperintahkannya untuk

mencari tempat yang ada airnya dan menunjukkan jalan kepadanya menuju ke

tempat itu.

6

Kerana burung Hud Hud yang diutus itu lama tidak kembali, maka Nabi

Sulaiman menjadi marah dan mengucapkan sumpahnya, akan menghukum

burung itu dengan menyembelihnya, bila tidak segera datang dan bila burung itu

tidak dapat menerangkan sebab sebab dari kelewatannya itu. Baru saja Nabi

Sulaiman mengucapkan sumpahnya, burung Hud Hud yang ditunggu-tunggunya

itupun datanglah dengan merendahkan kepala dan menggerak-gerakkan ekornya,

tanda minta maaf dan minta ampun kepada Nabi Sulaiman atas kelewatannya itu.

Akhirnya Hud Hud bercerita kepadanya: Saya sudah dapat melihat di tempat yang

jauh di sana, sesuatu yang belum pernah engkau ketahui, sebuah tempat yang

belum pernah tunduk di bawah kekuasaanmu dan engkau sendiri tidak

mengetahui tentangnya.

Alangkah terkejutnya Nabi Sulaiman mendengar khabar ini, sebab belum

pernah dia mendengar khabar yang demikian. Kepada burung Hud Hud

diperintahkannya untuk melanjutkan ceritanya itu dan alasan apakah yang

menyebabkan kelambatannya. Hud Hud melanjutkan ceritanya: Adapun negeri

itu bernama Saba dan yang menjadi rajanya adalah seorang perempuan. Ia sangat

berkuasa atas rakyatnya serta istananya pun besar sekali. Tetapi sayang, penduduk

dalam negeri itu rupanya dipengaruhi setan dan iblis, kerana ternyata mereka

sudah tidak dapat membezakan antara yang halal dan haram, antara darah dan

daging, begitu pula antara kebenaran dan kepalsuan. Penduduk negeri itu

umumnya buta dan bodoh-bodoh, tidak mempunyai pemikiran dan kemajuan

sama sekali. Mereka menyembah matahari, bukan menyembah Allah. Saya

merasa sedih melihat keadaan mereka yang demikian. tetapi apa dayaku, kerana

penduduk negeri itu kuat-kuat dan besar-besar badannya. Pada pendapatku,

alangkah baiknya bila mereka diperintahkan untuk menyembah Allah, iaitu Tuhan

yang sebenarnya yang mempunyai kerajaan yang Maha Agung dan Maha Besar.

Nabi Sulaiman sungguh terkejut mendengar berita ini, tetapi dia tidak

mahu mengejutkan Hud Hud yang telah bercerita itu. Dia hanya berkata: Akan

kuselidiki dahulu khabar yang kau bawa ini. Aku ingin mengetahui apakah

engkau berkata benar atau berkata bohong dalam hal ini. Kalau memang benar

apa yang telah kau katakan tadi, maka inilah se pucuk surat dariku, segera kau

7

sampaikan surat ini kepada raja dan bangsa yang telah kau ceritakan itu. Aku akan

menunggu khabar jawapannya selekas mungkin!

Surat itu segera diambilnya dari tangan Nabi Sulaiman, lalu burung itu

terbang melayang, menyampaikan surat itu ke alamat yang sudah ditentukan, iaitu

raja (ratu) dan rakyat Balqis di negeri Saba. Hud Hud terbang menyusup ke atas

mahligai istana Ratu Balqis. Dengan melalui sebuah jendela, surat itu

dijatuhkannya dalam istana itu tepat di hadapan Ratu Balqis sendiri. Surat tersebut

jatuh, lalu diambil dan dibaca oleh Ratu Balqis: Surat ini dari Sulaiman. Dengan

nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang. Janganlah kamu meninggikan

diri terhadapku dan hendaklah kamu mendatangiku dengan menganut Agama

Islam.

Baru saja melihat dan membaca surat yang ajaib serta isinya yang

mengejutkan itu, Ratu Balqis segera mengumpulkan semua menteri kerajaan,

pembesar-pembesar dan ahli-ahli cerdik pandai, untuk bermesyuarat, guna

meminta pertimbangan mereka tentang isi surat yang baru di terimanya itu;

apakah akan menyerah dan tunduk kepada apa yang di maksud oleh Raja

Sulaiman, atau tidak akan mempedulikan sama sekali isi surat itu.

Mereka sama berkata: Kita ini adalah suatu bangsa yang berani dan ahli

perang, bukan suatu bangsa yang hanya pandai berunding dan mengalah saja,

Kami sudah menetapkan dirimu, ya Balqis, untuk memutuskan segala sesuatu dan

memerintah kami. Tetapkanlah apa yang hendak kau putuskan, kami akan

menjalankannya dengan penuh rasa taat dan tunduk kepadamu. Bila engkau

perintah ke langit, kami mahu terbang, ke laut kami menyelam, ke lurah kami

menurun dan ke bukit pun kami akan mendakinya:.

Setelah Balqis mengetahui tanda-tanda dari para menteri dan pembesar-

pembesar yang menghendaki perang itu, segera ia mengemukakan pendapatnya,

yang bertentangan dengan kehendak mereka; dengan tenang berkatalah Ratu

Balqis: Fikiran yang menghendaki perang itu, adalah fikiran yang salah, selama

jalan damai belum ditempuh sedapat-dapatnya, kerana perdamaian lebih baik dari

berperang. Begitulah menurut fikiran orang waras. Bila tentera telah dapat

mengalahkan musuhnya di medan perang, negeri yang dikalahkannya itu pasti

8

mereka rusak dan mereka hancurkan, segala harta kekayaannya mereka rampas,

orang-orang yang mulia mereka hinakan sebaliknya orang-orang hina

dimuliakannya. Akhirnya mereka memperbudak, lalu menjalankan tangan besi,

kalau dapat berabad abad lamanya, atau untuk selama-lamanya.

"Aku, kata Ratu Balqis selanjutnya, Ingin mengutus sebuah delegasi yang terdiri

dari orang-orang yang terhormat dari bangsa kita sendiri, untuk menghadap Raja

Sulaiman dan pula untuk memberikan hadiah yang paling berharga.

Khabar ini sebagai jawapan terhadap surat Sulaiman itu, dituliskan dalam

sebuah surat, lalu diserahkan kepada burung Hud Hud itu, untuk disampaikan

kepada Sulaiman. Untuk menyambut kedatangan delegasi Balqis itu, Sulaiman

mengadakan persiapan seperlunya. Sulaiman ingin memperlihatkan kegagahan

dan keluarbiasaannya. Semua jin dipanggilnya dan diperintahkan untuk

mendirikan sebuah istana dari segala macam batu dan perhiasan yang berada di

perut bumi di dalam laut. Dalam waktu yang singkat saja, gedung besar, iaitu

istana yang terindah yang belum pernah ada tandingannya di muka bumi Allah

ini, sekarang menjelma. Dindingnya terbuat dari kaca yang beraneka warna,

lantainya daripada emas dan perak, serta pasirnya dari intan dan berlian dan

berbagai-bagai batu berharga lainnya, Semua itu dikemukakan dan didirikan oleh

segala jin dengan petunjuk Nabi Sulaiman sendiri.

Delegasi yang ditunggu tunggu itupun datanglah. Kedatangan mereka

disambut dengan sambutan yang hormat dan meriah. Alangkah terkejut dan

kagumnya mereka melihat kemewahan yang tidak dapat dibayangkan dengan

kata-kata itu. Dengan rasa malu, mereka menyerahkan hadiah besar yang

dianugerahkan Ratu Balqis kepada Raja Sulaiman.

Melihat hadiah itu, Nabi Sulaiman hanya minta maaf dan berkata: "Maaf

saja, kuharap agar hadiah ini dikembalikan saja kepada Ratu Balqis, kerana pada

diriku telah cukup segala-galanya dianugerahi Allah, baik berupa kekayaan mahu

pun perhiasan, bahkan Tuhan telah menganugerahkan yang cukup, kekuasaan

yang besar dan pangkat kenabian yang mulia yang belum pernah dipunyai oleh

seorang manusiapun di atas dunia ini. Aku tidak memerlukan emas perak,

sekalipun sebesar bumi ini. Kulihat engkau sekalian ini hanya mengenal hidup

9

yang lahir (nyata) di dunia ini saja dan dengan penghidupan dunia yang begini

saja, kamu telah dapat bergembira diri. Kembalilah kamu ke negeri dan rajamu.

Katakan kepadanya, bahawa aku tidak memerlukan harta kekayaan, tidak perlu

kekuasaan dan segala-galanya. yang perlu agar kamu sekalian tunduk dan

menyembah akan Allah, yang telah menjadikan semuanya ini. Kuharap agar kamu

sekalian patuh menjalankan perintah Allah itu, janganlah kamu menyembah selain

daripada Allah, serta katakan pula kepada mereka, bahawa kami akan segera

mengirimkan tentera kami, untuk menggempurmu, bila ternyata kamu tidak mahu

tunduk kepada kebenaran ini dan yang hanya mempercayai kepada kekuatan

tenteramu saja!

Delegasi itupun segera kembali mendapatkan raja dan bangsanya, lalu

disampaikannya hasil pertemuan dengan Raja Sulaiman itu. Mendengar semua

itu, dengan perasaan yang tenang Ratu Balqis berkata: Tidak ada daya dan usaha

lain lagi, kecuali kita hanya tunduk dan taat menurut ajaran Sulaiman itu. Ratu

Balqis ingin menghadap sendiri kepada Sulaiman, serta ia bermaksud akan

mengucapkan kalimat iman di hadapan Sulaiman. Ratu itupun berangkatlah

diiringkan oleh semua pengiring dan pengawalnya. Setelah Nabi Sulaiman

mengetahui akan keberangkatannya itu. maka beliau berkata kepada semua jin:

"Siapakah di antaramu yang sanggup mengambil istana Ratu Balqis dan

membawanya ke mari, sebelum Ratu Balqis sendiri sampai di sini untuk

menyatakan Islamnya dihadapanku?

Raja dari segala jin lalu menjawab: "Saya sanggup membawa mahligai Ratu

Balqis ke mari dengan segera dan mahligai itu akan berada di sini, sebelum

pertemuan ini berakhir kerana saya mempunyai kekuatan yang luar biasa

hebatnya. Dengan kekuatan itu saya jamin, bahawa segala yang ada dalam

mahligai itu akan selamat.

Tiba tiba muncul dan berdiri seorang manusia beriman, yang kepadanya

oleh Allah telah dianugerahi pengetahuan yang cukup dan kekuatan ghaib, lalu ia

berkata kepada Raja Sulaiman: "Insya Allah saya sanggup mendatangkan

mahligai itu ke mari dan mahligai itu akan berada di sini, sebelum engkau

menggerakkan pelupuk matamu, ya Raja Sulaiman. Ya, dalam sekelip mata saja,

10

mahligai ratu itupun sudah berdiri dengan megahnya di hadapan Nabi Sulaiman.

Di situ Nabi Sulaiman lalu bersujud dan bersyukur pula kepada Tuhannya, atas

kekuasaan Tuhan yang telah diperlihatkan kepadanya. Beliau bersujud dan

bersyukur kembali berulang-ulang, serta terus-menerus untuk menyembah Allah

Yang Maha Bijaksana, Maha Besar dan Maha Kuasa itu. Akhirnya Ratu Balqis

pun datanglah. Kepada Ratu Balqis, Sulaiman berkata: "Beginikah istanamu?

Setelah diperhatikannya dengan sungguh-sungguh, Ratu Balqis berkata:

"Agaknya itulah. Alangkah kaget dan kagumnya Ratu Balqis setelah melihat

kejadian itu, iaitu istananya sendiri sudah berada di hadapan istana Sulaiman,

sebelum dia sendiri sampai di tempat itu.

Dalam pada itu Nabi Sulaiman sudah memerintahkan pula untuk

membangun sebuah mahligai yang terbuat dari kaca yang putih bersih; kemudian

Ratu Balqis dipersilakan masuk ke dalamnya. Ratu Balqis mengira bahawa

mahligai kaca itu air yang sedang mengalir berombak, lalu dia membukakan

betisnya untuk memasukinya, tetapi kemudian ternyata bahawa itu bukanlah air.

Dengan kekhilafannya ini, maka terbukalah hati dari Ratu Balqis yang selama ini

tersesat di dalam gelombang kekayaan dan kekuasaan itu. Dia telah tersesat dan

terkhilaf, sebagaimana kekhilafannya terhadap kaca yang di kiranya air. Dia insaf

dan terbukalah hijabnya, sehingga dengan kejadian itu, kini dia merasakan akan

kesesatannya, kerana dia mengira bahawa kekayaan itu dapat membahagiakannya,

begitu pula kekuasaannya di dunia ini adalah kekuasaannya yang paling besar;

baru sekarang dia mengetahui, bahawa ada yang mempunyai kekuasaan yang

dapat melebihi kekuasaannya.

Dia menjadi insaf dan bertaubat kepada Tuhan: "Ya Allah, Tuhanku !

Sudah lama saya tersesat sehingga saya tidak mengenalMu dan tidak pernah

menyembahMu. Saya sudah tersesat dalamasa yang panjang, kerana kelobaan

saya atas harta kekayaan pemberianMu itu, sehingga saya sudah aniaya terhadap

diriku sendiri dengan melupakan Engkau, ya Allah. Saya kira hanya harta dan

kekuasaan itu saja bahagia dan rahmat dari Engkau, rupanya itu sama sekali

belum bererti apa-apa, bila dibandingkan dengan rahmat dan nikmatMu yang

lainnya. Ampunilah saya ini, ya Allah! Sekarang saya insaf dan taubat, saya akan

11

menerima pelajaran Sulaiman dengan menganut Agama Islam, iaitu agama

Engkau, ya Allah. Saya akan tunduk dan taat kepadaMu, ya Allah, ampunilah

saya, kerana Engkau suka memberi ampun dan penerima taubat pula.

B. KEPEMIMPINAN NABI SULAIMAN DAN IMPLEMENTASINYA

Sifat kepemimpinan Nabi Sulaiman as telah ditunjukkan sejak zaman Nabi

Daud as dan telah dijelaskan pula bahwa Nabi Sulaiman as telah mewarisi ilmu

dari Nabi Daud as. Setelah Nabi Daud as kembali ke Ilahi maka Nabi Sulaiman

secara resmi diangkat menjadi raja yang memimpin Bani Israil. Nabi Sulaiman as

tumbuh menjadi raja yang sangat adil dan bijaksana. Allah telah memberikan

nikmat berupa kekayaan yang tak terbatas kepada Nabi Sulaiman untuk memipin

negerinya. Allah mengirimkan semua makhluk hidup termasuk jin untuk menjadi

pengawal Nabi Sulaiman.

Ada beberapa kisah yang dapat diambil hikmahnya pada zaman

kepemimpinan Nabi Sulaiman (syarifatuluman.com)

1. Ketika ada dua orang perempuan, satu tua dan satu muda, yang

memperebutkan dan sama-sama mengklaim seorang bayi sebagai bayinya.

Dua perempuan tersebut kemudian mendatangi Nabi Daud, sebagai raja

kala itu, dan Nabi Daud menyatakan bahwa bayi itu adalah milik

perempuan yang lebih tua. Akan tetapi keputusan itu tidak menimbulkan

kepuasan antara dua pihak. Melihat hal tersebut akhirnya Nabi Sulaiman

AS. mengambil sebuah inisiatif. Dengan tegas Nabi Sulaiman AS.

memerintahkan untuk meletakkan bayi tersebut di atas lantai. Beliau lalu

mengambil pedang dan bergerak (seolah-olah) hendak membelah bayi

tersebut menjadi dua bagian agar adil. Tanpa ada yang menyangka, ketika

hendak mengarahkan pedang ke arah bayi, perempuan muda segera

berteriak kepada Sulaiman untuk menghentikan kegiatannya sementara

yang perempuan tua hanya melihat dengan iba. Nabi Sulaiman AS. lalu

berhenti dan berkata bahwa tidak ada seorang ibu yang tega anaknya

disakiti, maka ia menyerahkannya kepada perempuan muda.

12

Kisah ini bukan hanya memperlihatkan kecerdasan Nabi Sulaiman AS.

dan kesalahan Nabi Daud AS. dalam menyelesaikan masalah, tetapi juga

menunjukkan bahwa sebuah putusan yang tepat adalah putusan yang

dibuat/didapatkan setelah melalui tahap pembuktian (testify).

2. Tukan kebun A datang mengadu tentang kebunnya yang gagal panen

karena kambing tukang kebun B telah menghancurkan kebunnya. Singkat

cerita, kedua tukang kebun tersebut berselisih dan mendatangi Nabi Daud

AS. didampingi oleh Nabi Sulaiman AS. Ketika menyampaikan aduannya

kepada Daud, akhirnya Daud memutuskan agar tukang kebun B, selaku

pemilik kambing, untuk menyerahkan kambingnya kepada tukang kebun

A karena ia mengalami gagal panen, sedang tukang kebun B masih

memiliki kebun untuk dipanen. Namun keputusan tersebut dianggap

belum adil bagi kedua belah pihak. Kembali, melihat hal ini Nabi

Sulaiman akhirnya menyarankan agar tukang kebun B tidak perlu

memberikan kambingnya tetapi ia wajib merapikan kembali kebun milik

A hingga kembali seperti semula dan siap panen. Sedang tukang kebun A

selama itu berhak untuk memanen kambing tukang kebun B.

Kisah ini menggambarkan tentang proses pengambilan keputusan

(decision making process). Apa yang dilakukan oleh Nabi Sulaiman

tentunya merupakan keputusan yang lebih adil dan dapat diterima oleh

kedua pihak. Untuk mencapai keputusan seperti ini salah satunya adalah

dengan melakukan analisis terhadap data-data yang valid sehingga dapat

mencapai keadilan. Maka dari itu, dalam proses pengambilan keputusan

diperlukan kecerdasan dan ketegasan

Pada kasus pertama, keadilan sejati berbasis pada naluri dasar manusia

(fundamental/natual justice). Keadilan ini dapat dicapai jika berdialog secara jujur

dan hati nurani (dalam). Dalam terminologi hukum, kedalaman fundamental itu

menunjukkan konsensus masyarakat yang amat penting (significant social

consensus) sebagai landasan bagi penerapan sistem hukum agar berlangsung adil

dan jujur

13

Pada kasus kedua, Sulaiman menerapkan keadilan yang terukur

(measurable or instrumental justice). Keadilan yang terukur berorientasi pada

tujuan (win-win solution). Tujuannya pun luas, tidak terpaku pada tujuan yang

sempit (zero sum game). Jika tidak seperti itu maka dapat berdampak pada konflik

tak berujung (never ending conflict). Dengan demikian, dalam memandang suatu

masalah sebaiknya seseorang mengambil jarak dari masalah tersebut sehingga

masalah akan terlihat secara keseluruhan dan berpikirlah dengan sudut pandang

yang luas dan beragam (helicopter view).

Seorang pemimpin haruslah arif dan memiliki pengetahuan agar mampu

membuat keputusan yang adil. Dalam Surah Al Anbiya (74–78) disebutkan

bahwa 3 syarat menjadi pemimpin adalah memiliki pemahaman yang jelas

terhadap suatu masalah (right understanding), kedalaman analisis (judgement),

dan keluasan pengetahuan (knowledge). Nabi Sulaiman AS sendiri memiliki

tipologi kepemimpinan pemakmur, sedangkan Nabi Daud adalah tipe pemersatu.

Menurut Trihand yang dikutip dari buku Quantum Leadership of King

Solomon ada 15 pilar kepemimpinan Nabi Sulaiman as yaitu :

1. Tradisi Ilmiah yang Kuat

“Sesungguhnya kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman….”

(Q.S. An-Naml [27]:15)

Pengetahuan adalah fondasi pertama dalam tradisi kepemimpinan Nabi

Sulaiman. Allah telah memberikan nikmat yang nyata kepada Nabi

Sulaiman as dan Nabi Daud as berupa ilmu.

2. Tradisi Berguru

“Dan Nabi Sulaiman telah mewarisi Daud….” (Q.S. An-Naml [27]:16)

Pilar kepemimpinan yang membentuk kepemimpinan Nabi Sulaiman

adalah tradisi berguru. Pada masa kepemimpinan Nabi Daud as, Nabi

Sulaiman selalu mendampingi beliau untuk menyelesaikan kasus-kasus

peradilan sehingga Nabi Sulaiman mewarisi apa yang dianugerahkan oleh

Allah kepada Nabi Daud kepadanya. Hal ini juga menunjukan bahwa

kaderisasi yang kokoh akan baik jika terdapat timbal balik yang saling

melengkapi antar-generasi, yakni ditopang oleh tradisi generasi pendahulu

14

yang baik dan adanya generasi berikutnya yang proaktif untuk berguru dan

meningkatkan kapasitas dirinya.

3. Kemampuan Komunikasi Publik

Nabi Sulaiman adalah seorang public speaker, seorang orator. Seorang

yang berani tampil di depan massa sekaligus mempengaruhinya. Beliau

dapat memimpin Bani Israil dengan sangat aman dan tentram selain itu

dapat mengkoordinasikan sebuah pawai yang terdiri dari pasukan

manusia, jin dan binatang.

4. Kemampuan Bahasa Asing

Dan dia berkata:”Wahai Manusia, kami telah diberi pengertian tentang

bahasa burung…” (Q.S. An-Naml [27]:16)

Disini Nabi Sulaiman dianugerahkan sebuah nikmat yaitu mukjizat dapat

mengerti bahasa Asing yang berpa bahasa binatang. Beliau dapat berbicara

dengan burung hud dan mendengar apa yang dikatan oleh pasukan semut

ketika beliau melakukan pawai.

Dalam konteks kepemimpinan, ayat di atas tidak berpesan agar kita

menguasai bahasa hewan, tetapi dapat ditakwil bahwa seseorang

pemimpin harus dapat menguasai/memahami bahasa komunitas yang

dipimpinnya, sekalipun berbeda dengan bahasa induk yang biasa dia

gunakan. Dengan kata lain, pemimpin perlu “menguasai bahasa asing”

Begitu juga pemimpin nasional dam pemimpin dalam kancah global,

diwajibkan untuk menguasai bahasa yang menjadi kesepakatan publik

bahwa ia layak untuk disebut pemimpin karena mampu menggunakan

bahasa yang menjadi alat memperlancar komunikasi gagasan dan

pengaruhnya pada orang lian di level nasional atau global.

5. Kepemilikan Sumber Daya Strategis

“…dan kami diberi segala sesuatu…” (Q.S. An-Naml [27]:16)

Dalam konteks kepemimpinan, keberadaan sumberdaya (resource)

membuat pemimpin memiliki rasa percaya diri untuk membangun sebuah

prestasi dan kejayaan. Allah telah menganugerahkan Nabi Sulaiman as

sumberdaya yang tidak terbatas, kekayaan yang diterima oleh Nabi

15

Sulaiman merupakan suatu upaya untuk melakukan dakwah seperti yang

dilakukan kepada Ratu Bilqis. Adapun beberapa kekayaan yang didapat

oleh Nabi Sulaiman as adalah

a. Mulai dari angin yang dapat diperintahkan ke mana saja dengan

kecepatan hingga dua kali kecepatan suara.

b. Kekayaan laut dan samudra.

c. (Bahkan) Sumberdaya syetan dan jin yang digunakan untuk

menyelami lautan untuk mengeluarkan mutiara dan permata yang

bagus juga dipekerjakan sebagai pembuat bangunan.

d. SDA yang dimiliki Nabi Sulaiman memiliki keunggulan super di

antaranya mampu memindahkan singgasana dari suatu negri ke

negeri lain dalam waktu sebelum mata berkedip.

6. Kemampuan Manajerial

“Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan

burung lalu mereka itu diatur dengan tertib.”(Q.S. An-Naml [27]:17)

Menurut tafsir fi zalalil qur’an pawai pasukan yang dipimpin oleh Nabi

Sulaiman merupakan pawai yang luar biasa dan perhimpunan yang besar.

Beliau menghimpun dari awal hingga akhir pasukannya. Sehingga barisan

tersebut tidak terpisah atau kacau. Disini dapat diliat bahwa Nabi

Sulaiman mempunyai kemampuan manajerial yang sangat hebat sehingga

pawai tersebut merupakan pawai yang sangat rapi dan kompak.

7. Tanggung Jawab Sosial

Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut,

“Wahai semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu agar kamu

tidak diinjak oleh Nabi Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak

menyadari.” (Q.S. An-Naml [27]:18)

Menurut tafsir fi zalalil quran, semut memiliki sifat kepemimpinan dan

pengelolaan disiplin atas semut-semut yang bertebaran di lembah itu.

Semut memerintahkan semut lain dengan cara mereka berkomunikasi dan

dengan bahasa yang dipahami oleh mereka sendiri. Tetapi disini Nabi

Sulaiman dapat mendengar apa yang dikatakan oleh semut tersebut. Beliau

16

bertanggung jawab atas kelangsungan hidup semut tersebut sehingga

beliau tidak akan menginjak semut-semut tersebut.

“Maka dia (Sulaiman) tersenyum dengan tertawa karena (mendengar)

perkataan semut itu….” (Q.S. An-Naml [27]:19)

Nabi sulaiman as mengetahui apa yang dikatakan oleh semut itu. Beliau

begitu takjub dan senang serta hatinya sangat lapang dengan pemahaman

atas perkataan semut itu dan kandungan perkataanya. Beliau sangat senang

dan tersentuh sebagaimana seorang dewasa yang dengan sepenuh kasih

berusaha menyelamatkan orang yang kecil yang ditimpa keburukan

kepadanya serta lapang dada berusaha selalu menyadarinya. Nabi

sulaiman secara natural bersyukur kepada Allah atas apa yang

diterimanya, sehingga dapat mendengar apa yang dikatakan oleh semut-

semut tersebut.

8. Kedisiplinan dan Ketegasan

Dia memeriksa burung-burung lalu berkata,”Mengapa aku tidak melihat

Hudhud, apakah ia termasuk yang tidak hadir?” (Q.S. An-Naml [27]:20)

Ketika sedang pawai secara besar-besaran, beliau menginspeksi pasukan

dan tidak menemukan burung hudhud. Burung hud-hud adalah burung

yang ditunjuk menjadi seorang komandan dalam pawai tersebut. Dari

inspeksi inilah dapat diketahui bahwa Nabi sulaiman as mempunyai ciri

khas yang responsif, teliti dan tegas. Beliau sama sekali tidak lalai dari

keabsenan seorang prajurit dalam pawai besar-besaran dan ramai yang

terdiri dari jin, manusia, dan burung yang dhimpun sejak barisan awal

hingga barisan akhir sehingga tidak terputus dan menyebar. Setelah

mengetahui absennya tanpa izin burung Hudhud, Nabi Sulaiman as

memtuskan untuk melakukan tindkan tegas agar tidak terjadi kekacauan.

Namun Nabi Sulaiman bukanlah seorang raja yang otoriter di muka bumi,

beliau adala seorang yang akan mendengar terlebih dahulu alasan kenapa

absennya urung HudHud sebelum mendapat hukuman final.

9. Komunikasi dan Mendengar Aktif

17

Komunikasi yang dicontohkan oleh Nabi Sulaiman adalah ketika beliau

mendengarkan alasan kenapa absennya burung HudHud. Beliau

mendengarkan secara menyeluruh cerita burung HudHud tentang temuan

berupa Negeri Saba yang dipimpin oleh seorang Ratu. Dari sinilah dapat

dilihat bahwa Nabi Sulaiman as tidak semena-mena atas keputusannya,

beliau mendengarkan dahulu alasan sebelum memutuskan suatu

keputusan.

10. Tradisi Verifikatif dan Investigatif

Dia (Sulaiman) berkata, “Akan kami lihat, apa kamu benar atau termasuk

yang berdusta. Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jautuhkanlah

kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikan apa

yang mereka bicarakan.” (Q.s. An-Naml [27]: 27-28)

Disini diveritakan bahwa Nabi Sulaiman as tidak mendustakan atau

membenarkan apa yang diceritakan oleh burung HudHud. Namun ia

menguji burung HudHud itu untuk meyakinkan kebenaran. Demikianlah

merupakan sikap seorang raja yang adil dan tegas.

11. Menjunjung Tinggi Moralitas (Rabbaniyah)

Disini Nabi Sulaiaman sangat menjujung nilai-nilai spiritual, seperti yang

kita ketahui bahwa beliau menaklukkan negeri Saba dengan dasar berserah

diri kepada Allah. Kekayaan dan kekuasaan yang di berikan Allah kepada

beliau di gunakan untuk menaklukkan negeri Saba. Beliau juga menolak

hadiah dari sang ratu karena jika beliau menerimanya maka beliau hanya

menghendaki kekuasaan dunia. Tetapi beliau menolaknya yang berarti

bahwa beliau mempunyai prinsip dan akidah yang tidak mungkin

ditundukkan dengan harta dan kekayaan apapun didunia.

12. Ketanguhan Militer

“Kembalilah kepada mereka sungguh Kami akan mendatangi mereka

dengan balatentara yang mereka tidak Kuasa melawannya, dan pasti

Kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba) dengan terhina dan

mereka menjadi (tawanan-tawanan) yang hina dina". (Q.S An-Naml : 37)

18

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Nabi Sulaiman mempunyai pasukan

militer yang sangat tangguh. Pasukan tentara yang tdak pernah digelar

sekalipun dalam sejarah manusia, dimana Ratu bersama kaumnya tidak

akan pernah mampu menghadang dan melawannya.

13. Kecerdasan Mengambil Keputusan Strategis

Dalam menghadapi situasi ketegangan internasional Nabi Sulaiman tidak

serta merta menyerang negri saba. Upaya dakwah harus dikedepankan

terlebih dahulu sebelum upaya militer sebagai jawaban akhir. Keputusan

kreatif itu adalah memindahkan singgasana ratu Balqis dari saba ke

palestina dalam waktu singkat tanpa pengetahuan Balqis sendiri.

Kecerdaasan mengambil keputusan strategis ini berdampak pada stabilitas

dua Negara yang sedang tegang. Menganggap musuh sebagai asset, bukan

malah menumpasnya.

14. Staf/Pembantu yang Berbakat dan Ahli

Kerajaan Nabi Sulaiman dijalankan oleh sumberdaya yang unggul. (Jin,

Manusia dan Burung). Mereka sangat patuh kepada Nabi Sulaiman as.

15. Kreativitas

Dalam menaklukkan Negeri Saba salah satu strategi Nabi Sulaiman as

adalah memmindahkan singgasana rau dan menghadirka keistananya.

Beliau mempunyai pemikiran yang sangat kreatif dalam berdakwah.

Setelah hadirnya singgasana Ratu Balqis beliau memerintahkan agar

mnegubah ciri khas yang menonjol dari singgasanya agar mengetahui

apakah kecerdasan dan firasat ratu itu mengenal singgasanya sendiri

setelah perubahan itu, atau malah dia merasa ragu sehingga tidak

mengetahuinya setelah perubahan itu.

Model Nabi Sulaiman dapat dikategorikan sebagai arche-type untuk model

kepemimpinan politik peradaban. Politik peradaban adalah model interaksi politik

dalam kancah global. Secara global satu negara dengan negara lain berinteraksi

dan saling mempengaruhi baik dalam bidang ekonomi, teknologi, pertahanan, dan

politik. Satu bidang dan bidang-bidang lainnya mengalami pengembangan dan

19

bahkan mengalami globalisasi. Hal ini berlangsung secara terus-menerus dan

saling terhubungkan (interkoneksitas). (Maulana, 2011)

Model kepemimpinan politik peradaban Nabi Sulaiman bertumpu pada

tiga hal: pengetahuan, nilai/spiritualitas, dan optimalisasi sumber daya strategis.

Poros pengetahuan ini tampak pada seluruh levelkepemimpinan. Masing-masing

bekerja berdasarkan pengetahuan dan kompetensinya. Tumpuan spiritualitas dapat

diukur dari prinsip-prinsip spiritualitas yang tertanam dalam suara hati semua

manusia. Kasih sayang, perdamaian, keteraturan, kreativitas, kedisiplinan,

keadilan, harga diri, dan keagungan adalah di antara suara hati yang merupakan

ajaran dari nilai/prinsip spiritualitas. Sedangkan tumpuan sumber daya strategis di

antaranya mencakup informasi, teknologi, SDM berbakat, dan aset alam.

Pengetahuan, nilai-nilai, dan optimalisasi sumber daya strategis ini adalah fondasi

dasar dari politik peradaban Nabi Sulaiman. (Maulana, 2011)

Adapun ekspresi kepemimpinan politik peradaban Sulaiman dapat dilihat

dari ciri-cirinya, di antaranya: memiliki jejaring global, menebar pengaruh di

segala segi, dan bertujuan menciptakan perdamaian dunia, mengangkat martabat

manusia dan semesta, menegakkan keadilan, dan membangun kesejahteraan

bersama. (Maulana, 2011)

Model kepemimpinan politik peradaban Nabi Sulaiman dapat menjadi

alternatif untuk membangun dunia dengan prophetic leadership. Sebab model ini

menunjukkan sistem kepemimpinan yang memiliki kendali luas, bertumpu pada

kompetensi yang kuat, dan berbasis pada moralitas dan makna yang universal.

(Imam, 2008)

Tampaknya semakin jelas bahwa secara teoritis, politik peradaban yang

digunakan Nabi Sulaiman adalah politik integralisme internasional. Baginya,

integrasi kedaulatan adalah harga mati bagi negara yang tidak mau berdamai dan

menyerahkan diri, walaupun untuk mengintegrasikannya dibutuhkan seni

tersendiri. Menarik mencermati pola integrasi internasional yang dilakukan Nabi

Sulaiman. Setidaknya ada tiga syarat pokok yang tidak boleh hilang dalam upaya

integrasi internasional ini. Pertama, adanya “Negara maskulin” yang menjadi

20

pengikat integrasi tersebut. Yang kedua, dilandaskan pada misi yang kuat yakni

persatuan. Syarat ketiga adalah seni integrasi. (Maulana, 2011)

Perlu dijelaskan lebih tegas bahwa negara maskulin ini adalah negara yang

secara keseluruhannya bukan berarti lelaki dan dipimpin oleh lelaki; bukan

merujuk pada kelamin, melainkan pada kesempurnaan kekuatan negara. Ia

bertopang pada tradisi pengetahuan yang kuat, memiliki sistem manajemen

negara yang baik, dipimpin oleh pemimpin yang high performance, ditopang oleh

para pelaksana negara yang berbakat, memiliki sumber daya alam dan material

yang strategis, berdaulat secara penuh, serta terbangun kepemimpinan yang

humanis. Bila terdapat negara maskulin seperti ini maka syarat integrasi menjadi

mungkin, sebab negara maskulin tersebut memuat berbagai daya tarik yang

memungkinkan terbangunnya spirit integrasi. Menariknya, model Nabi Sulaiman

bertumpu pada misi persatuan aqidah, yakni tauhid. Tauhid inilah yang kemudian

memberikan perlindungan (proteksionisme) politik bagi negara-negara yang

berintegrasi. Sebab, tauhid dalam bahasa lain berarti integralism (penyatuan).

(Maulana, 2011)

21

BAB III

KESIMPULAN

Allah SWT telah memberikan nikmat yang nyata kepada Nabi Daud as

dan Nabi Sulaiman as yaitu berupa ilmu. Nabi sulaiman as telah mewarisi ilmu

dari Nabi Daud as berupa ilmu terutama imu tentang peradilan dn tata negara.

Setelah Nabi Daud as meninggal, Nabi Sulaiman diangkat menjadi Raja yang

memimpin umat Bani Israil. Nabi Sulaiman menjadi Raja yang sangat bijaksana

dimana beliau diberi mukjizat oleh Allah berupa kekayaan yang terbatas dimuka

bumi, ditundukkannya jin kepadanya dan dapat mendengar suara hewan.

Sifat kepemimpinan nabi sulaiman as yang dapat dicontoh adalah

sifatnya yang tegas dalam menindak burung HudHud yang tidak hadir dalam

pawai umum. Berdasarkan hal tersebut maka awal mula kisah Nabi Sulaiman

bersama Ratu Balqis yang menunjukkan kreativitas dan bentuk pemerintahan

Nabi Sulaiaman. Disamping itu, Nabi Sulaiman pun didukung oleh tim

kepemimpinan yang berbakat. Mereka tersebar diberbagai posisi strategis, dan

mereka terorganisasi dengan rapi. Mereka terkombinasikan dalam multitalenta

dan koordinasi yang bagus. Lebih dari itu, mereka adalah orang-orang yang

berpengetahuan yang terintegrasi pada keimanan yang kuat, serta jauh dari unsur

mistik. Karena itu wajar bila kemudian kerja peradaban Nabi Sulaiman

dimudahkan untuk mencapai target secara sempurna.

22

DAFTAR PUSTAKA

Quthb, Sayyid. 2004. Tafsir Fi Zhilalil – Qur’an dibawah naungan Al-Qur’an jilid 8. Penerjemah As’ad Yasin, dkk. Jakarta : Gema Insani Press

Quthb, Sayyid. 2004. Tafsir Fi Zhilalil – Qur’an dibawah naungan Al-Qur’an jilid 8. Penerjemah As’ad Yasin, dkk. Jakarta : Gema Insani Press

Salim, H.Haditya. 1997. Qishasul Anbiya. Bandung : PT. Al-Maarif

Shihab, Quraish. 2000. Tafsir Al-Misbah Volume 10. Jakarta : Lentera Hati

Sulistyowat, Teguh. 2012. Kisah 25 Nabi Dan Mukjizatnya. Jakarta : PT Niaga Swadaya

http://indratri.blogspot.co.id/2010/12/buku-quantum-leadership-of-king.html

http://syarifatulumam.com/2014/05/24/kepemimpinan-profetik-memimpin-ala-nabi-

sulaiman/

http://trihand.blogspot.co.id/2012/10/21-pilar-kepemimpinan-nabi-sulaiman.html

23