MAKALAH MTU 2.docx

download MAKALAH MTU 2.docx

of 10

Transcript of MAKALAH MTU 2.docx

  • 8/11/2019 MAKALAH MTU 2.docx

    1/10

    MAKALAH MANAJEMEN TERNAK UNGGAS

    BIOSEKURITI DI PETERNAK RAKYAT ( BACK YARD )

    Oleh :

    KELOMPOK 1

    KELAS B

    DOLVINO MAULUDI A 200110120068

    ANNISAA YUSRINA 200110120081FEBRI KERISYANA 200110120106

    FARNINDA RANISYA S 200110120108

    LABORATORIUM PRODUKSI TERNAK UNGGAS

    FAKULTAS PETERNAKAN

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    SUMEDANG

    2014

  • 8/11/2019 MAKALAH MTU 2.docx

    2/10

    I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Dalam tata laksana usaha peternakan progam biosekuritas merupakan

    suatu hal penting yang harus dijalankan. Program biosekuritas sebenarnya relatif

    tidak mahal tetapi merupakan cara termurah dan efektif dalam mencegah dan

    mengendalikan penyakit pada ternak. Bahkan tidak satupun program pencegahan

    penyakit dapat bekerja dengan baik tanpa disertai program biosekuritas.

    Aspek - aspek yang menjadi ruang lingkup program biosekuritas adalahupaya membebaskan adanya penyakit-penyakit tertentu, memberantas dan

    mengendalikan pengakit-penyakit tertentu, memberikan kondisi lingkungan yang

    layak bagi kehidupan ternak, mengamankan keadaan produk yang dihasilkan,

    mengamankan resiko bagi konsumen, dan resiko bagi orang yang terlibat dalam

    tatalaksana usaha peternakan. Mengingat biosekuriti di peternakan rakyat tidak

    seperti di industri peternakan yang sangat dituntut mengingat cara

    pemeliharaannya yang dikandangkan, dan dipelihara dalam jumlah yang banyak,sehingga ayam rentan terhadap ancaman berbagai macam penyakit baik yang

    menular maupun tidak menular. Oleh karena itu perhatian yang lebih sangat

    diperlukan dalam pelaksanaannya, juga perlakuan terhadap ayam mati, kehadiran

    lalat, dan bau yang kerap kali menimbulkan gangguan bagi penduduk sekitarnya.

    Maka dari itu pada makalah ini akan dibahas bagaimana biosekuriti di peternakan

    rakyat ( back yard ).

    1.2. Maksud dan Tujuan

    1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan biosekuriti.

    2. Mengetahui bagaimana pelaksanaan biosekuriti di peternakan rakyat ( back

    yard ).

  • 8/11/2019 MAKALAH MTU 2.docx

    3/10

  • 8/11/2019 MAKALAH MTU 2.docx

    4/10

    hewan liar, hama, air, produk, litter bekas, bangkai unggas dan lain sebagainya. Di

    sinilah biosekuriti berperan sebagai pengatur interaksi antara faktor-faktor resiko

    tersebut dengan unggas. Oleh karena itu, biosekuriti bersifat khas untuk setiap

    lokasi peternakan dan jenis penyakit, sehingga setiap peternak harus mengenal

    dengan baik lokasi kandangnya serta memahami jenis-jenis penyakit apa yang

    memiliki kecenderungan kuat muncul di lokasi tersebut.

    2.2. Biosekuriti di Peternakan Rakyat ( Back yard )

    Biosekuriti adalah dari kata asing biosecurity yaitu bio artinya hidup dan

    security artinya perlindungan atau pengamanan. Menurut Winkel (1997)

    biosekuriti merupakan suatu sistem untuk mencegah penyakit baik klinis maupun

    subklinis, yang berarti sistem untuk mengoptimalkan produksi unggas secara

    keseluruhan, dan merupakan bagian untuk mensejahterakan hewan (animal

    welfare). Aspek-aspek yang menjadi ruang lingkup program biosekuritas adalah

    upaya membebaskan adanya penyakit-penyakit tertentu, memberantas dan

    mengendalikan pengakit-penyakit tertentu, memberikan kondisi lingkungan yang

    layak bagi kehidupan ayam, mengamankan keadaan produk yang dihasilkan,

    mengamankan resiko bagi konsumen, dan resiko bagi karyawan yang terlibat

    dalam tatalaksana usaha peternakan ayam.

    Menurut Zainuddin dan Wibawan (2007), berdasarkan penerapan biosekuritinya,

    sistem produksi unggas terbagi atas 4 sektor yaitu:

    a) Sektor 1 : merupakan peternakan yang melaksanakan biosekuriti sangat

    ketat (high level biosecurity) sesuai dengan prosedur standar. Contoh yangtermasuk dalam sektor ini adalah golongan industrial integrated system

    seperti breeding farm.

    b) Sektor 2 : merupakan peternakan komersial dengan moderate to high level

    biosecurity. Contoh golongan yang termasuk dalam sektor ini adalah

    peternakan ayam dalam ruangan tertutup (close house atau semiclose

    house) sehingga tidak ada kontak antara ayam dengan unggas lain.

  • 8/11/2019 MAKALAH MTU 2.docx

    5/10

    c) Sektor 3 : Peternakan komersial yang melaksanakan biosekuriti secara

    sederhana dan masih terdapat kontak dengan unggas lain atau orang yang

    masuk ke peternakan. Umumnya peternakan komersial yang ada di

    Indonesia masuk dalam sektor ini.

    d) Sektor 4 : Peternakan yang memelihara unggas secara tradisional dengan

    penerapan biosekuriti minimal dan produknya ditujukan untuk dikonsumsi

    atau dijual di daerah setempat.

    Sementara itu menurut Naipospos (2006), konsep biosekuriti hanya dikenal

    di lingkup peternakan sektor 1 (peternakan unggas komersial skala besar danterintegrasi) dan sektor 2 (peternakan unggas komersial skala menengah). Adapun

    pada peternakan sektor 3 (peternakan komersial skala menengah dan kecil yang

    lingkungannya tidak terjaga dengan baik) dan sektor 4 (pemeliharaan unggas di

    belakang rumah/backyard, tanpa kandang dan tidak diberi makan secara khusus)

    kesadaran mengenai pentingnya sanitasi tidak diperhatikan.

    Pemahaman terhadap mekanisme penularan penyakit pada peternakan ayam

    merupakan langkah awal di dalam upaya pelaksanaan program biosekuritas.

    Keberhasilan program biosekuritas juga harus didukung oleh dana dan komitmen

    yang konsisten bagi pemilik maupun karyawan, serta monitoring yang ketat,

    terjadwal dan berkelanjutan. Tindakan biosekuriti memiliki 3 komponen utama,

    yaitu isolasi ternak dari lingkungan luar, dan pengawasan lalu lintas dalam

    peternakan dan sanitasi (Jeffrey 2006). Menurut Yatmiko (2008) dalam

    penelitiannya mengatakan bahwa :

    1. Aspek Isolasi

    Aspek isolasi merupakan bagian komponen utama biosekuriti. Isolasi

    merupakan pemisahan hewan dalam suatu lingkungan terkendali. Pengamatan

    aspek sanitasi pada penelitian ini meliputi upaya penanganan unggas sakit,

    penanganan unggas yang mati, tindakan karantina bagi unggas baru dalam suatu

    kandang dan cara perkandangan unggas dalam kandang berpagar atau tidak. Pada

    peternakan rakyat (backyard) peternak tidak melakukan pemisahan bagi unggas

  • 8/11/2019 MAKALAH MTU 2.docx

    6/10

  • 8/11/2019 MAKALAH MTU 2.docx

    7/10

    lalu lintas, baik lalu lintas ternak, personal atau peralatan. Sumber penyakit dalam

    suatu peternakan antara lain orang, unggas, peralatan yang tercemar atau masih

    mengandung agen penyakit dan vektor seperti rodensia, burung liar, insekta,

    burung air. Apabila dalam suatu peternakan tidak melakukan upaya pengendalian

    lalu lintas pada orang, ternak atau peralatan maka kemungkinan terjangkit dan

    menularkan agen penyakit semakin besar.

    3. Aspek Sanitasi

    Sanitasi merupakan salah satu komponen utama biosekuriti. Adapun sanitasi

    yang dilakukan kebersihan kandang secara umum, kebersihan tempat pakan,

    kebersihan tempat minum dan kebersihan halaman kandang. Peternakan rakyat

    masih kurang peduli pada kebersihan kandang maupun tempat makan dan minum.

    Hal ini dapat meyebabkan berkembangnya agen penyakit yang dapat menyerang

    ternak. selain itu sebagan besar peternak membuang kotoran dengan menimbun

    diatas permukaan tanah atau open dumping .

    Penerapan biosekuriti pada peternakan unggas tradisional sangat terbatas.

    Padahal penerapan biosekuriti akan mencegah penyebaran agen berbahaya secara

    cepat dari unggas ke berbagai fasilitas yang peka terhadap agen tersebut di sekitar

    peternakan (Grimes dan Jackson 2001). Agen berbahaya tersebut tidak hanya

    akan mengkontaminasi peternakan atau ternak unggasnya, melainkan juga seluruh

    fasilitas dan lingkungan sekitarnya.

    Selama ini, penerapan biosekuriti di tingkat breeding dan hatchery

    memang sudah sangat baik, namun jika melihat di tingkat peternakan rakyat,

    maka diakui bahwa sebagian besar masih menerapkan tindakan biosekuriti ala

    kadarnya bahkan ada yang tidak menerapkan biosekuriti sama sekali. Beberapa

    peternak mengungkapkan bahwa penerapan konsep biosekuriti hanya akan

    menambah biaya produksi, sebagian lainnya mungkin hanya sekedar malas dan

    menganggap praktik biosekuriti tidak praktis, sisanya bisa jadi belum memahami

    bahwa bahkan praktik biosekuriti yang sederhana dan terlihat sepele pun bisa

    memberikan perbedaan yang nyata bagi produksi dan performans ternaknya

  • 8/11/2019 MAKALAH MTU 2.docx

    8/10

  • 8/11/2019 MAKALAH MTU 2.docx

    9/10

    DAFTAR PUSTAKA

    Direktorat Jenderal Peternakan. 2005. Bagaimana Terhindar dari Flu Burung(Avian Influenza) . Jakarta.

    Grimes T, Jackson C. 2001. Code of Practice for Biosecurity in the Egg Industry .Barton Australia; Rural Industries Research and Development.Corporation.http://www.aecl.org/images/File/Producer%20Resources/Biosecurity%20Code%20of%20Practice.pdf. [15 September 2014].

    Hadi, Upik K. 2010. Pelaksanaan Biosekuritas Pada Peternakan Ayam. InstitutPertanian Bogor : Bogor.

    Jeffrey JS. 2006. Biosecurity for poultry flocks. Poultry Fact Sheet No 26.file://localhost/F:/Folder%20TinPus/BIOSECURITY%20FOR%20POULTRY%20FLOCKS.htm.http://www.vetmed.ucdavis.edu/vetext/INF- PO_Biosecurity.html. [15 September 2014].

    Pfeiffer DU. 2006. Assessment of H5NI HPAIV Risk and the Importance of WildBirds. Di dalam Siahaan SJ. 2007. Pengaruh Tingkat Biosekuriti TerhadapPemaparan Avian Influenza Pada Unggas Air. [Tesis]. Bogor: ProgramPascaSarjana, Institut Pertanian Bogor.

    Yatmiko, Ali. 2008. Peternakan Unggas Sektor 4 di Kabupaten Cianjur . Institut

    Pertanian Bogor: Bogor.

    Zainuddin D, Wibawan WT. 2007. Biosekuriti dan Manajemen Penanganan PenyakitAyamLokal .www.peternakan.litbang.deptan.go.id/attachments/biosekuriti_ayamlokal.pdf [15 September 2014].

    .

  • 8/11/2019 MAKALAH MTU 2.docx

    10/10