Makalah Mpi Kel 3

24
BAB I 1.1 Pendahuluan Pukat kantong (seine net) merupakan alat tangkap yang banyak kita temukan di perairan Indonesia.Selain karena alat tangkap ini memberi hasil yang cukup besar bagi nelayan, alat ini juga ramah lingkungan dan disetujui penggunaannya oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Indonesia. Dalam perkembanganya pukat kantong terus mengalami kemajuan baik dalam hal distribusinya maupun bentuknya. Walaupun di masing-masing daerah mungkin akan mempunyai nama yang berbeda-beda dan mengalami perubahan sesuai dengan keinginan penduduk setempat. Sebagai alat tangkap yang banyak digunakan di Indonesia, tentunya kita perlu mengetahui dan memahami seluk beluk alat ini. Oleh karena itu, di makalah ini kita akan menemukan informasi-informasi berguna tentang pukat kantong, baik mengenai sejarah, klasifikasi, metodologi penangkapan dll. 1.2 Tujuan Tujuan dari dibuatnya makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penangkapan Ikan Prodi Perikanan FPIK- UNPAD yang diberikan oleh para dosen pembimbing mengenai alat tangkap pukat kantong (seine net) . Selain itu, adapun tujuan utama dari pembuatan makalah ini agar para mahasiswa/mahasiswi perikanan di UNPAD pada khususnya mengetahui dan memahami informasi tentang pukat kantong. 1.3 Manfaat Kami selaku tim penyusun, berharap agar makalah ini dapat diterima dan digunakan sebaik-baiknya oleh para pembaca. Dalam

Transcript of Makalah Mpi Kel 3

Page 1: Makalah Mpi Kel 3

BAB I

1.1 Pendahuluan

Pukat kantong (seine net) merupakan alat tangkap yang banyak kita temukan di

perairan Indonesia.Selain karena alat tangkap ini memberi hasil yang cukup besar bagi

nelayan, alat ini juga ramah lingkungan dan disetujui penggunaannya oleh Dinas Kelautan

dan Perikanan Indonesia.

Dalam perkembanganya pukat kantong terus mengalami kemajuan baik dalam hal

distribusinya maupun bentuknya. Walaupun di masing-masing daerah mungkin akan

mempunyai nama yang berbeda-beda dan mengalami perubahan sesuai dengan keinginan

penduduk setempat.

Sebagai alat tangkap yang banyak digunakan di Indonesia, tentunya kita perlu

mengetahui dan memahami seluk beluk alat ini. Oleh karena itu, di makalah ini kita akan

menemukan informasi-informasi berguna tentang pukat kantong, baik mengenai sejarah,

klasifikasi, metodologi penangkapan dll.

1.2 Tujuan

Tujuan dari dibuatnya makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi

Penangkapan Ikan Prodi Perikanan FPIK-UNPAD yang diberikan oleh para dosen

pembimbing mengenai alat tangkap pukat kantong (seine net) . Selain itu, adapun tujuan

utama dari pembuatan makalah ini agar para mahasiswa/mahasiswi perikanan di UNPAD

pada khususnya mengetahui dan memahami informasi tentang pukat kantong.

1.3 Manfaat

Kami selaku tim penyusun, berharap agar makalah ini dapat diterima dan digunakan

sebaik-baiknya oleh para pembaca. Dalam makalah ini kita akan disuguhkan berbagai

informasi menarik tentang “seine net” sehingga dapat menambah pengetahuan kita tentang

pukat kantong.

Page 2: Makalah Mpi Kel 3

BAB II

2.1 Tinjauan pustaka

a) Definisi pukat kantong (seine net)

Pukat kantong (seine net) adalah jenis jaring menangkap ikan berbentuk kerucut

yang terdiri dari kantong atau bag, badan(body), dua lembar sayap (wing) yang

dipasang pada kedua sisi mulut jaring, dan tali penarik (warp). Alat ini tergolong

tradisional,tidak merusak lingkungan,dan ukurannya mesh sizenya relatif kecil.Pukat

kantong terdiri atas payang, dogol, dan pukat pantai.

b) Sejarah pukat kantong.

Pukat pertama kali dikembangkan di Denmark, yang disebut dengan “Danish seine”.

Seiring dengan perkembangan waktu munculah modifikasi-modifikasi dari “Danish

seine” ini, yaitu payang(lampara) dan pukat pantai. Awalnya pukat kantong

digunakan untuk menangkap salmon di Columbia river, Oregon, 1914.

Di Indonesia sendiri pukat kantong ini sudah digunakan untuk menangkap

ikan sejak jaman belanda atau sekitar tahun 1930-an. Pada masa itu harga bahannya

masih relatif mahal, oleh karena itu baru para pegawai pemerintah Hindia Belanda

saja yang memiliki. Sedangkan bahan untuk membuatnya pun masih sederhana, alat

ini pada masa itu terbuat dari benang kapas dicampur dengan getah bakau pada

bagian jaringnya, dan tali penarik terbuat dari penjalin dengan daya awet alat yang

hanya dapat mencapai kurang labih selama 2 tahun.

Page 3: Makalah Mpi Kel 3

c) Klasifikasi dan penggolongan pukat kantong (seine net)

Berdasarkan stasistik perikanan Indonesia pukat kantong dikatagorikan menjadi 3

bagian :

- Payang (termasuk lampara)

- Dogol (Danish seine)

- Pukat pantai

Sedangkan menurut (Internasional Standar Statistical Clasification Fishing

Gear) pukat kantong masuk dalam kategori pukat. Jika ditinjau dari sifat alat ini,

pukat kantong termasuk dalam kategori alat tangkap aktif, karena pukat kantong

adalah alat tangkap yang digerakkan memburu ikan, sehingga ikan tertangkap.

d) Konstruksi alat tangkap

Pada prinsipnya pukat kantong terdiri dari bagian bagian seperti : kantong,

sayap atau kaki dan tali panjang (slambar, hauling line). Bagian kantong berbentuk

kerucut, bisa dibuat dari bahan waring, katun maupun bahan sintetis seperti waring

karuna, nilon, dan bahan dari plastik. Pada mulut di kantong kanan-kirinya

dihubungkan dengan kaki atau sayap, sedang pada bagian ujung belakang yang

disebut ekor diberi tali yang dapat dengan mudah dibuka dan diikatkan untuk

mengeluarkan hasil tangkapan. Bagian kaki atau sayap dibuat dari bahan benang

katun atau bahan sintetis lainnya. Besar mata bagian kaki bervariasi mulai dari 6,5

cm pada ujung depan dan mengecil pada bagian pangkalnya. Pada bagian ujung

depan kaki diberi atau dihubungkan dengan kayu cengkal (brail or preader). Pada

tiap ujung kaki, yaitu pada ris atas dan bawah diikatkan tali yang telah diikatkan pada

kayu cengkal kemudian disambungkan dengan tali hela (tali slambar, hauling line)

yang panjang dan dapat dibuat menurut kebutuhan. Pada bagian atas mulut dan kaki

diikatkan pelampung. Ada tiga macam pelampung yang sering digunakan yaitu:

pelampung raja, pelampung biasa dan pelampung. Sedangkan pada ris bawah

diikatkan dua macam pemberat yaitu dari timah dan pemberat dari rantai besi yang

jarak antara satu dengan yang lainnya saling berjauhan.

Detail Konstruksi Alat Tangkap Pukat Kantong

Page 4: Makalah Mpi Kel 3

Pukat kantong terdiri dari tiga bagian penting yaitu kantong (bag), badan

(shoulder) dan sayap (wings). Masing-masing bagian masih terdiri atas beberapa sub

bagian lagi.

1. Sayap (Wings)

Sayap merupakan perpanjangan dari bahan jaring, berjumlah sepasang terletak pada

masing-masing sisi jarring. Masing-masing sayap terdiri atas:

1. Ajuk-ajuk, yang berada di ujung depan dan biasanya terbuat dari polyethyline

2. Gembungan, yang terdapat di tengah dan biasanya juga terbuat dari polyethyline.

3. Clangap, yang berada di dekat badan dan biasanya juga terbuat dari polyethyline

atau bahan sintetis lainnya.

2. Kantong (Bag)

Kantong berfungsi sebagai tampat ikan hasil tangkapan, berbentuk kerucut

pada ujungnya diikat sebuah tali sehingga ikan-ikan tidak lolos. Kantong terdiri atas

bagian-bagian yang mempunyai ukuran mata yang berbeda-beda. Kantong terdiri

dari dua bagian, pada umumnya bagian depan berukuran mata sekitar 14 mm,

berjumlah sekitar 290 dan panjang sekitar 2,20 m. Bagian belakang kira kira memiliki

ukuran mata 13 mm, dengan jumlah sekitar 770, dan panjang sekitar 4 m.

3. Badan (Shoulder)

Bagian badan jarring terletak di tengah-tengah antara kantong dan kedua

sayap. Berbentuk bulat panjang berfungsi untuk melingkupi ikan yang sudah

terperangkap agar masuk ke kantong. Badan terdiri atas bagian depan yang

mempunyai ukuran mata yang lebih kecil daripada bagian belakang dan dengan

panjang serta jumlah mata yang lebih banyak daripada bagian belakang.

Kedudukan pukat kantong di perairan sangat ditentukan oleh keberadaan

pelampung dan pemberat pukat kantong.

1. Pemberat (Sinker)

Pemasangan pemberat pada umumnya ditempatkan pada bagian bawah alat

tangkap. Fungsinya agar bagian-bagian yang dipasangi pemberat ini cepat tenggelam

dan tetap pada posisinya meskipun mendapat pengaruh dari arus serta membantu

membuka mulut jaring kearah bawah.

Page 5: Makalah Mpi Kel 3

2. Pelampung (Floats)

Sesuai dengan namanya fungsi pelampung digunakan untuk memberi daya

apung atau untuk mengapungkan dan merentangkan sayap serta membuka mulut

jaring ke atas pada alat tangkap pukat pantai.

Selain hal-hal yang telah disebutkan diatas pukat kantong juga menggunakan

tali temali. Tali tamali yang terdapat dalam pukat pantai ada tiga jenis, yaitu:

1. Tali Penarik (Warps) dan Tali Goci (Bridles)

Terletak pada dua ujung sayap, berfungsi untuk menarik jaring pukat kantong

pada setiap operasi penangkapan. Tali ini ditarik dari pantai oleh nelayan atau

dengan bantuan mesin atau tergantung dengan panjang dan besarnya pukat

kantong.

2. Tali Ris Atas (Lines)

Berfungsi sebagai tempat untuk melekatnya jaring pada bagian atas dan

pelampung. Tali ini terletak pada kedua sayap

3. Tali Ris Bawah (Ground Rope)

Tali ini berfungsi sebagai tempat melekatnya jaring pada bagian bawah dan

pemberat. Tali ini terletak pada kedua sayap jaring.

3. Karakteristik Alat Tangkap Pukat Pantai

Alat tangkap pukat kantong termasuk jenis pukat yang berukuran besar.

Banyak dikenal di daerah pantai utara Jawa, Madura, Cilacap, Pangandaran,

Labuhan,Pelabuhan Ratu, Maringge (Sumatra Selatan). Prinsip pengoperasianya

adalah menelusuri bagian tengah (pelagik) dan dasar perairan (demersal).Kantong

pada pukat kantong biasanya berbentuk kerucut dan terbuat dari katun maupun

bahan sintetis lain.

4. Bahan dan Spesifikasinya

Seperti yang telah disebutkan pada konstruksi maupun detail konstruksi,

pada prinsipnya pukat kantong terdiri dari bagian-bagian kantong yang berbentuk

kerucut yang bisa dibuat dari bahan waring, katun maupun bahan sintetis lain seperti

waring karuna, nilon bahan dari plastic maupun polyethylene (PE). Bagian kaki atau

sayap dibuat dari bahan benang katun atau bahan sintetis lainnya. Pada bagian atas

mulut dan kaki diikatkan pelampung. Pelampung ini kebanyakan terbuat dari bahan

sintetis yang bersifat mudah mengapung atau tidak tenggelam dan biasanya

Page 6: Makalah Mpi Kel 3

berbentuk silinder. Sedangkan pada ris bawah diikatkat pemberat yang bisa terbuat

dari timah atau dapat pula digunakan rantai besi. Pada masa dahulu masih

digunakan pemberat yang terbuat dari bahan liat maupun batu. Namun sekarang

sudah jarang digunakan karena daya awetnya rendah.

HASIL TANGKAPAN

Hasil tangkapan yang diperoleh dengan alat tangkap pukat kantong untuk

payang dan dogol adalah ikan-ikan yang berkelompok (skulling) seperti tuna,

cakalang, tongkol dll.

Sedangkan untuk pukat pantai adalah jenis-jenis ikan dasar atau jenis ikan

demersal dan udang antara lain yaitu; pari (rays), cucut (shark),teri (stolepharus spp),

bulu ayam (setipinna spp), beloso (saurida spp), manyung (arius spp), sembilang

(plotosus spp), krepa (epinephelus spp), kerong-kerong (therapon spp), gerot-gerot

(pristipoma spp), biji nangka (parupeneus spp), kapas-kapas (gerres spp), petek

(leiognathus spp), ikan lidah dan sebelah (psettodidae), dan jenis jenis udang

(shrimp).

Sedangkan untuk pembagian hasil tangkapan, hal ini sudah diatur sesuai

dengan undang-undang no 16 tahun 1964 tentang pembagian hasil usaha perikanan

tangkap untuk operasi penangkapan ikan di laut dengan menggunakan perahu layar,

nelayan penggarap minimal mendapat 75% dari hasil usaha bersih.

DAERAH PENANGKAPAN

Daerah penangkapan ikan adalah suatu daerah perairan yang cocok untuk

penangkapan ikan dimana alat tangkap dapat kita operasikan secara maksimum.

Syarat-syarat suatu daerah dapat dikatakan sebagai daerah penangkapan ikan bila :

1. Terdapat ikan yang berlimpah jumlahnya

2. Alat tangkap dapat dioperasikan dengan mudah

3. Secara ekonomis daerah sangat berharga atau kondisi dan posisi daerah perlu

diperhitungkan.

Page 7: Makalah Mpi Kel 3

BAB III

3.1 Metodologi alat tangkap

a) Payang dan lampara

Payang termasuk grup pukat kantong yaitu jaring yang memiliki kantong dan

dua buah sayap. Metode penangkapan ikan dilakukan dengan cara menarik pukat

kantong tersebut ke arah kapal yang berhenti atau ke arah daratan melalui kedua

sayapnya. Dilihat dari alat konstruksi alat, alat ini sama dengan trawl, tetapi

mempunyai sayap lebih panjang dan berbeda dalam operasi penangkapan, dimana

trawl bergerak bersama-sama kapal, sedangkan pukat kantong hanya jaring yang

bergerak. Payang (termasuk lampara permukaan) merupakan pukat kantong yang

digunakan untuk menangkap ikan pelagis.

Alat tangkap payang merupakan alat tangkap modifikasi yang menyerupai trawl kecil

yang dioperasikan dipermukaan perairan. Dari segi konstruksi alat tangkap tersebut hampir

mirip dengan lampara, yang membedakan adalah tidak digunakannya otter board dalam

pengoperasiannya. Pengoperasian payang dilakukan pada lapisan permukaan perairan.

Payang mempunyai tingkat selektifitas yang rendah, disebabkan penggunaan mesh size yang

kecil, sehingga dapat menangkap ikan-ikan kecil, seperti teri sampai ikan yang berukuran lebih

besar, seperti tongkol dan sebagainya. Alat tangkap payang di lokasi kajian banyak

dioperasikan dengan kapal-kapal berukuran kecil (kurang dari 30 GT) dengan jumlah trip yang

terbatas (umumnya one day fishing).

Page 8: Makalah Mpi Kel 3

Payang secara ekonomis termasuk alat tangkap yang menguntungkan karena

menghasilkan tangkapan ikan yang bernilai ekonomis tinggi (teri nasi) dan juga dapat juga

untuk menangkap ikan-ikan besar semacam tongkol, tengiri dan sebagainya.

Pengoperasiannya dimulai dengan penurunan atau penebaran jaring, kemudian dilanjutkan

dengan penarikan jaring, hingga akhirnya ikan terkumpul dan jaring kemudian diangkat.

Selanjutnya ikan akan diambil dan dimasukkan ke dalam palka.

Armada perikanan payang yang ada di lokasi kajian umumnya dioperasikan oleh

usaha perorangan, menggunakan kasko berbahan dasar kayu. Kapal payang yang

dioperasikan di Karawang merupakan kapal-kapal payang berukuran kecil (5-20 GT), dengan

kekuatan mesin sebesar 16 HP. Operasi penangkapan dilakukan selama satu hari

penangkapan atau one day fishing. Menggunakan mesin tempel dan berbahan bakar solar,

dengan panjang kapal 10 m.

Kapal payang yang dioperasikan di Karawang merupakan kapal-kapal payang

berukuran kecil (5-20 GT), dengan kekuatan mesin sebesar 16 HP. Operasi penangkapan

dilakukan selama satu hari penangkapan atau one day fishing. Menggunakan mesin tempel

dan berbahan bakar solar, dengan panjang kapal 10 m.

Adapun armada perikanan payang yang dioperasikan di Muncar (Banyuwangi, Jawa

Timur) merupakan kapal-kapal payang berukuran kecil (5-20 GT), dengan kekuatan mesin

sebesar 16 HP. Operasi penangkapan dilakukan selama satu hari penangkapan atau one day

fishing. Menggunakan mesin tempel dan berbahan bakar solar, dengan panjang kapal 10 m.

Lampara net

b) Pukat Pantai

Definisi Alat Tangkap Pukat Pantai

Pukat pantai atau beach seine adalah salah satu jenis alat tangkap yang masih

tergolong kedalam jenis alat tangkap pukat tepi. Dalam arti sempit pukat pantai yang

Page 9: Makalah Mpi Kel 3

dimaksudkan tidak lain adalah suatu alat tangkap yang bentuknya seperti payang,

yaitu berkantong dan bersayap atau kaki yang dalam operasi penangkapanya yaitu

setelah jaring dilingkarkan pada sasaran kemudian dengan tali panjang (tali hela)

ditarik menelusuri dasar perairan dan pada akhir penangkapan hasilnya didaratkan

ke pantai. Pukat pantai juga sering disebut dengan krakat. Di beberapa daerah di

jawa juga dikenal dengan nama “puket”, “krikit”, dan atau “kikis”.

Prospektif Alat Tangkap Pukat Pantai

Dalam perkembanganya pukat pantai terus mengalami kemajuan baik dalam

hal distribusinya maupun bentuknya. Walaupun di masing-masing daerah munkin

akan mempunyai nama yang berbeda-beda dan mengalami perubahan sesuai

dengan keinginan penduduk setempat. Penggunaan tenaga kerja yang cukup banyak

sekitar 36 orang merupakan ciri positif dari pukat pantai bila dikaitkan dengan

lapangan kerja dan perluasan kesempatan kerja. Mereka biasanya tidak dituntut

untuk memiliki ketrampilan tertentu kecuali tenaga yang cukup untukmenarik

jarring. Meskipun tergolong dalam alat tangkap tradisional namun pukat pantai

termasuk dalam alat tangkap tradisional penting yang dapat memberikan hasil

tangkap yang cukup baik. Menurut data statistik perikanan tahun 1986 jumlah pukat

tapi mencapai 9.740 unit dengan jumlah seluruh alat penangkap 452.845 unit dan

dengan jumlah produksi mencapai 75.363 ton. Daerah penyebaranya hampir

terdapat di seluruh daerah perikanan laut Indonesia. Hal tersebut dapat

menunjukkan perkembangan dari alat tangkap pukat pantai yang cukup baik.

TEKNIK OPERASI ALAT TANGKAP PUKAT PANTAI

Tahap Persiapan

Kira-kira sebanyak 6 orang nelayan naik ke perahu yang ditambat di dekat

pantai untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan bagi operasional

penangkapan. Jaring dan tali disusun sedemikian rupa dengan dibantu para nelayan

penarik untuk mempermudah operasi penangkapan terutama pada waktu

penawuran (setting). Urut-urutan susunan alat dalam perahu mulai dari dasar

adalah sebagai berikut : gulungan tali penarik I, sayap I, badan, kantong, sayap II dan

teratas adalah gulungan tali penarik II. Diatur pula letak pelampung pada bagian sisi

Page 10: Makalah Mpi Kel 3

kanan menghadap kea rah laut dan pemberat di sebelah kiri menghadap kea rah

pantai. Salah satu ujung tali hela (penarik) diikatkan pada patok kayu di pantai

kemudian perahu dikayuh menjauhi pantai.

Tahap Penawuran (Setting)

Perahu dikayuh menjauhi pantai sambil menurunkan tali hela II yang

ujungnya telah diikatkan pada patok di daratan pantai. Apabila syarat-syarat fishing

ground telah ditemukan dan jarak sudah mencapai sekitar 700 m (sepanjang tali

hela) dari pantai, perahu mulai bergerak ke kanan sambil menurunkan jaring.

Penurunan jaring diusahakan agar membentuk setengah lingkaran menghadap garis

pantai. Urutan penurunan dari perahu sebelah kiri berturut-turut sayap II, badan dan

kantong serta sayap I, kemudian tali hela diulur sambil mengayuh perahu mendekati

pantai dan pada saat mendekati pantai ujung tali penarik yang lain dilempar ke

pantai dan diterima oleh sekelompok nelayan yang lain. Setelah kedua ujung tali

penarik berada di pantai, masing-masing ujung ditarik oleh sekelompok nelayan yang

berjumlah sekitar 13 orang per kelompok. Pada saat itu perahu kembali kelaut untuk

mengambil tali kantong dan mengikuti jaring hingga ke pantai selama penarikan

jaring.

Kecapatan perahu dalam menebarkan jaring dapat dihitung dengan

mengetahui jarak yang telah ditempuh perahu dan lamanya waktu penebaran.

Sedangkan kecepatan penawuran dapat diperoleh dengan menghitung panjang

pukat pantai dibagi dengan lama penawuran.

Tahap Penarikan (Hauling)

Ketika ujung tali hela I telah sampai di pantai, penarikan jaring dimulai. Jarak

antara ujung tali penarik I dan II kurang lebih 500 m, masing-masing ditarik oleh

nelayan berjumlah sekitar 13 orang. Sambil secara bertahap saling mendekat

bersamaan dengan mendekatnya jaring ke pantai. Perpindahan dilakukan kira-

kira sebanyak 4 kali dengan perpindahan ke 4 pergeseran dilakukan terus menerus

hingga akhirnya bersatu. Ketika sayap mulai terangkat di bibir pantai, penarikan di

Page 11: Makalah Mpi Kel 3

komando oleh seorang mandor untuk mengatur posisi jarring agar ikan tidak banyak

yang lepas. Bersamaan dengan itu perahu dikayuh menuju ujung kantong yang diberi

tanda dengan bendera yang terpasang pada pelampung. Salah satu dari crew

penebar mengikatkan kebo kaos pada bagian ujung kantong. Kebo kantong tersebut

dimaksudkan sebagai tempat ikan hasil tangkapan agar jaring tidak rusak akibat

terlalu banyak muatan. Sambil memegang kebo kaos tersebut nelayan berenang

mengikuti jaring sampai ke pinggir pantai. Kecepatan penarikan dapat dihitung

dengan cara membagi panjang keseluruhan dengan lamanya penarikan.

Tahap Pengambilan Hasil Tangkap

Sayap dan badan pukat pantai terus ditarik dan bila kedua bagian ini telah

berada di daratan pantai, kantong ditarik dan hasil tangkapan dikeluarkan dari

kantong. Selanjutnya ikan yang jenisnya bermacam-macam tersebut disortir dengan

memisahkan dan memasukkanya ke dalam keranjang tempat yang telah disediakan.

Selain itu sebagian nelayan ada yang menaikkan tali penarik dan jating ke daratan

untuk dirawat atau mempersiapkan pengoperasian tahap berikutnya.

HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENANGKAPAN

Hal-hal yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya suatu operasi

penangkapan diantaranya adalah :

1. Penentuan fishing ground yang tepat

2. Pengaturan posisi pukat pantai yang digunakan

3. Kecepatan penebaran dan penaikkan jarring

4. perawatan, daya awet sertaefektifitas pukat pantai yang digunakan

5. Lamanya waktu pengoperasian

6. Kondisi perahu dan alat bantu lainnya.

Page 12: Makalah Mpi Kel 3

Pukat pantai

Page 13: Makalah Mpi Kel 3

c) Dogol (Danish seine)

Secara umum konstruksi dan penggunaan dogol sama dengan yang dilakukan

pada payang.Yang menjadi pembeda pada kedua alat tangkap ini adalah daerah

tangkapannya. Jika payang digunakan untuk ikan pelagic, dogol digunakan khusus

untuk ikan demersal. Inilah sebabnya dogol juga disebut “anchor seine”.

Gambar Dogol

Page 14: Makalah Mpi Kel 3

BAB IV

4.1 Hasil dan pembahasan

Pada bab ini kita akan membahas ke-efektivitasan penggunaan pukat pantai di

perairan Indonesia.

Pukat pantai merupakan salah satu jenis dari pukat kantong. Pukat “tepi” ini banyak

digunakan oleh nelayan di Indonesia, sehingga tidak dipungkiri lagi bahwa pukat panti

merupakan salah satu alat tangkap yang sering kita temukan di tepian pantai Indonesia.

Fungsi dari pukat pantai ini sendiri adalah untuk menarik ikan di tepian pantai ke daratan.

Banyak hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan penangkapan dengan alat

ini, salah satunya adalah mementukan ukuran mesh yang tepat. Berbagai pertimbangan

perlu kita lakukan dalam menentukan mesh size, yang paling pertama ialah menentukan

target spesies dan memastikan ukuran ikan yang potensial di perairan tersebut. Jaring

dengan ukuran mesh yang kebesaran akan berakhir seperti gill net, tentunya ini hasil yang

tidak kita inginkan dan sangat buruk. Walaupun nelayan dapat mengatasi kondisi seperti ini

dengan mencabuti ikan satu-persatu tetap saja akan membuang waktu dan mengurangi

efisiensi dari operasi penangkapan. Sebaliknya, jika ukuran mesh terlalu kecil jaring akan

terisi banyak pasir maupun sampah yang menyebabkan kesulitan saat menarik jaring keluar

dari air. Ukuran mesh yang terlalu kecil akan menguras tenaga, karena nelayan akan

mengeluarkan banyak tenaga menarik jaring yang seolah-olah seperti batu saat di dalam air.

Permasalahan Mendasar

Permasalahan yang perlu diperhatikan oleh para nelayan adalah mengetahui jenis

substrat, karena substrat berpengaruh besar dalam penarikan jaring. Tak jarang jaring

menjadi rusak karena tergesek oleh karang, hal ini dapat menyebabkan kerugian besar bagi

nelayan sendiri. Untuk itu perlu mengetahui kondisi perairan terlebih dahulu baik substrat

maupun arus air. Dengan mengetahui “ladang ikan” terlebih dahulu, kita dapat menentukan

arah penebaran pukat pantai.

Page 15: Makalah Mpi Kel 3

Reaksi Ikan

Setiap spesies ikan memiliki reaksi yang berbeda terhadap pukat pantai. Ada ikan

yang berkumpul di tengah dan mengikuti arah jaring sehingga tertangkap dengan mudah.

Ada ikan yang berontak dan menabrak mata jaring. Jika kita tepat menentukan target dan

jenis ikan dan juga kita sesuaikan dengan alat tangkapnya hal ini bukanlah masalah yang

cukup berarti. Kuncinya adalah “Know your own farm”.

Kelebihan dan kekurangan

Setiap alat tangkap pasti memiliki kelebihan dan kekurangan nya masing-masing.

Kelebihan pukat kantong sendiri adalah biaya operasional yang lebih murah dibanding alat

tangkap lain seperti trawl. Kelebihan lainnya adalah kesegaran ikan lebih terjaga karena

dapat dijual langsung setelah ikan didaratkan ke pantai.

Kekurangan dari pukat pantai terletak di banyaknya jumlah tenaga yang dibutuhkan

sehingga hasil tangkapan harus dibagi merata. Jika tangkapan yang diperoleh sedikit, hasil

yang didapatpun akan semakin berkurang.

Secara umum pukat pantai merupakan alat tangkap yang ramah lingkungan, karena

kita dapat memilih ikan yang akan ditangkap dengan cara menyesuaikan ukuran meshnya

sehingga ikan yang tidak potensial/masih kecil tidak tertangkap oleh jaring. Dalam

penggunaannya pukat pantai tidak menimbulkan kerusakan pada lingkungan sekitar.

Dalam perkembanganya pukat pantai terus mengalami kemajuan baik dalam hal

distribusinya maupun bentuknya. Walaupun di masing-masing daerah mungkin akan

mempunyai nama yang berbeda-beda dan mengalami perubahan sesuai dengan keinginan

penduduk setempat. Penggunaan tenaga kerja yang cukup banyak sekitar 36 orang

merupakan ciri positif dari pukat pantai bila dikaitkan dengan lapangan kerja dan perluasan

kesempatan kerja. Mereka biasanya tidak dituntut untuk memiliki ketrampilan tertentu

Page 16: Makalah Mpi Kel 3

kecuali tenaga yang cukup untuk menarik jaring. Meskipun tergolong dalam alat tangkap

tradisional namun pukat pantai termasuk dalam alat tangkap tradisional penting yang dapat

memberikan hasil tangkap yang cukup baik. Menurut data statistik perikanan tahun 1986

jumlah pukat tapi mencapai 9.740 unit dengan jumlah seluruh alat penangkap 452.845 unit

dan dengan jumlah produksi mencapai 75.363 ton. Daerah penyebaranya hampir terdapat

di seluruh daerah perikanan laut Indonesia. Hal tersebut dapat menunjukkan perkembangan

dari alat tangkap pukat pantai yang cukup baik.

Page 17: Makalah Mpi Kel 3

BAB V

5.1 Kesimpulan

Pukat kantong adalah jenis jaring menangkap ikan berbentuk kerucut yang terdiri

dari kantong atau bag, badan(body), dua lembar sayap (wing) yang dipasang pada kedua sisi

mulut jaring, dan tali penarik (warp). Alat ini tergolong tradisional, tidak merusak

lingkungan, dan ukurannya mesh sizenya relatif kecil. Pukat kantong terdiri atas payang,

dogol, dan pukat pantai.

Alat tangkap pukat kantong termasuk jenis pukat yang berukuran besar. Banyak

dikenal di daerah pantai utara Jawa, Madura, Cilacap, Pangandaran, Labuhan , Pelabukan

Ratu, Maringge (Sumatra Selatan). Prinsip pengoperasianya adalah menelusuri bagian

tengah (pelagik) dan dasar perairan (demersal).Kantong pada pukat kantong biasanya

berbentuk kerucut dan terbuat dari katun maupun bahan sintetis lain.

Hasil tangkapan yang diperoleh dengan alat tangkap pukat kantong untuk payang

dan dogol adalah ikan-ikan yang berkelompok (skulling) seperti tuna, cakalang, tongkol,

sardine dll. Sedangkan untuk pukat pantai adalah jenis-jenis ikan dasar atau jenis ikan

demersal dan udang antara lain yaitu; pari (rays), cucut (shark),teri (stolepharus spp), bulu

ayam (setipinna spp), beloso (saurida spp), manyung (arius spp), sembilang (plotosus spp),

krepa (epinephelus spp), kerong-kerong (therapon spp), gerot-gerot (pristipoma spp), biji

nangka (parupeneus spp), kapas-kapas (gerres spp), petek (leiognathus spp), ikan lidah dan

sebelah (psettodidae), dan jenis jenis udang (shrimp).

Secara umum pukat kantong merupakan alat tangkap yang ramah lingkungan,

karena kita dapat memilih ikan yang akan ditangkap dengan cara menyesuaikan ukuran

meshnya sehingga ikan yang tidak potensial/masih kecil tidak tertangkap oleh jaring. Dalam

penggunaannya pukat pantai tidak menimbulkan kerusakan pada lingkungan sekitar.

Page 18: Makalah Mpi Kel 3

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous.1976.FISHERMAN’S MANUAL.World Fishing. England.

Anonimous.1975.FAO CATALOGUE OF SMAIL SCALE FISHING GEAR.FAO of UN.

Ayodya.1975.FISHING METHODS DIKTAT KULIAH ILMU TEHNIK PENANGKAPAN IKAN. Bagian Penangkapan. Fakultas Perikanan IPB. Bogor.

Subani dan Barus.1989. ALAT PENANGKAPAN IKAN DAN UDANG LAUT DI INDONESIA. Balai Perikanan Laut. Jakarta.

Directorate General of Fisheries. 1994. Fisheries Statistics of Indonesia 1993. Departemen Pertanian Jakarta.

Artikel mengenai Pukat kantong. WIKIPEDIA INDONESIA.