Makalah Monografi Rosae

19
 FARMAKOGNOSI FITOKIMIA MONOGRAFI SIMPLISIA SEDIAAN ”ROSAE” Disusun Oleh: 1. Cynthia Listiyani S. (088114045) 2. Elisabeth Dhea G. Z. (088114046) 3. Ika Lestari Budiningsih (088114047) 4. Novita Sari (088114049) 5. Natalia Windari Rahardjo (088114052) 6. Elya Findawati (088114053) FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009

Transcript of Makalah Monografi Rosae

Page 1: Makalah Monografi Rosae

5/16/2018 Makalah Monografi Rosae - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-monografi-rosae-55ab510d2be33 1/19

FARMAKOGNOSI FITOKIMIA

MONOGRAFI SIMPLISIA

SEDIAAN ”ROSAE” 

Disusun Oleh:

1. Cynthia Listiyani S. (088114045)

2. Elisabeth Dhea G. Z. (088114046)

3. Ika Lestari Budiningsih (088114047)

4. Novita Sari (088114049)

5. Natalia Windari Rahardjo (088114052)

6. Elya Findawati (088114053)

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA2009

Page 2: Makalah Monografi Rosae

5/16/2018 Makalah Monografi Rosae - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-monografi-rosae-55ab510d2be33 2/19

PLUCHAE FOLIUM

Daun Beluntas

Daun beluntas adalah daun Pluchea indica (L.) Less., suku Asteraceae

Nama daerah

Beluntas (Indonesia); Luntas (Jawa); Baluntas (Madura); Baluntas; Baruntas (Sunda),

Lamutasa (Makasar); Beluntas (Sumatra); Lenaboui (Timor); Luan Yi (China).

Karakter

Pemerian. Bau khas tidak harum; rasa agak kelat.

Identitas

 Makroskopik . Helaian daun tunggal bertangkai, rapuh, berwarna hijau kekuningan

sampai hijau tua, bentuk bundar telur sampai jorong, panjang 4 cm sampai 8 cm, lebar 3 cm

sampai 5 cm, ujung daun meruncing, pangkal daun meruncing, pinggir daun bergerigi, panjangtangkai daun 4 mm sampai 8 mm. Tulang daun menyirip, pada permukaan atas dan bawah daun

tidak licin, berambut.

Semak atau setengah semak. tumbuh tegak tinggi sampai 2 m, kadang-kadang lebih.

Percabangan banyak, berusuk halus dan berbulu lembut. Tumbuh liar di tanah tandus dan jelek,

atau ditanam sebagai pagar. Terdapat sampai 1.000 m diatas permukaan laut. Daun bertangkai

 pendek, letak berseling, bentuk bundar telur sungsang, ujung bundar melancip, bergerigi warna

hijau terang. Bunga keluar di ujung cabang dan di ketiak daun berbentuk bunga bonggol

 bergagang atau duduk, warna ungu. Buah longkah agak berbentuk gasing, warna coklat dengan

Page 3: Makalah Monografi Rosae

5/16/2018 Makalah Monografi Rosae - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-monografi-rosae-55ab510d2be33 3/19

sudut putih, lokos. Biji kecil, cokelat keputih-putihan. Perbanyakan dengan setek batang yang

cukup tua.

 Mikroskopik. Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas

terdiri dari 1 lapis sel berbentuk empat persegi panjang, kutikula tipis bergaris, stomata sedikit,

rambut penutup terdiri dari beberapa sel, ujungnya berbentuk kerucut runcing, lurus atau

 bengkok, rambut kelenjar tipe Asteraceae. Epidermis bawah terdiri dari 1 lapis sel berbentuk 

empat persegi panjang, kutikula tipis bergaris, stomata lebih banyak daripada epidermis atas,

rambut penutup terdiri dari beberapa sel, lebih banyak daripada epidermis atas, rambut kelenjar 

tipe Asteraceae. Mesofil meliputi jaringan palisade terdiri dari 1 atau 2 lapis sel, umumnya 1

lapis sel berbentuk silindrik pendek berisi banyak butir klorofil, jaringan bunga karang terdiri

dari beberapa lapis sel, terdapat kelompok serabut berdinding tebal berlignin, berkas pembuluh

tipe kolateral. Pada sayatan paradermal tampak epidermis atas berbentuk poligonal, dinding

antiklinal lurus, epidermis bawah berbentuk poligonal, dengan dinding antiklinal lurus atau

kadang-kadang bergelombang, stomata tipe anomositik, rambut kelenjar tipe Asteraceae.

Serbuk berwarna hijau tua kekuningan. Fragmen pengenal adalah rambut penutup terdiri dari

 beberapa sel dan rambut kelenjar tipe Ateraceae lepas, fragmen epidermis atas dan epidermis

 bawah, fragmen serabut, fragmen epidermis dengan tulang daun, pembuluh kayu dengan

 penebalan spiral.

Cara Identifikasi

A. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat.

B. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P; terjadi warna

coklat kuning.

C. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v;

terjadi warna kuning.D. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes amoniak (25%) b, terjadi warna

kuning hijau.

E. Timbang 300 mg serbuk daun, campur dengan 5 ml etanol p dan panaskan di

atas tangas air selama 2 menit, dinginkan dan saring. Cuci endapan dengan metanol p

secukupnya hingga diperoleh 5 ml filtrat. Pada ttik pertama lempeng KLT tutulkan 30

mikroliter filtrat, pada titik kedua tutulkan 10 mikroliter zat warna II LP. Eluasi

dengan campuran etil asetat p-metil etil keton p- asam format p-air (50 + 30 + 10 +

10) dengan jarak rambat 15 cm. Amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet

Page 4: Makalah Monografi Rosae

5/16/2018 Makalah Monografi Rosae - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-monografi-rosae-55ab510d2be33 4/19

366 nm. Pada kromatogram tampak bercak-bercak dengan warna dan hRx sebagai

 berikut:

 No. hRx

Dengan sinar biasa Dengan sinar UV 366 nm

Tanpa

 pereaksi

Dengan

 pereaksi

Tanpa

 pereaksi

Dengan

 pereaksi

1 6-15 - - biru Biru

2 113-121 - - Kuning Kuning

3 126-131 - - Kuning Kuning

4 136-142 Kuning Kuning Kuning Kuning

5 158-165 Kuning

coklat

Kuning

coklat

Kuning

coklat

Kuning coklat

6 174182 kuning kuning Kuning Kuning

Catatan : Harga Rx dihitung terhadap bercak biru dari kromatogram zat warna II LP.

hRf bercak warna merah = 51.

Uji Kemurnian

Kadar abu yang tidak larut asam. Tidak lebih dari 1%.

Abu yang diperoleh pada penetapan kadar abu, didihkan dengan 25 mL HCl encer P

selama 5 menit, kumpulkan bagian yang tidak larut dalam asam, saring melalui krus kaca masir 

atau kertas saring bebas abu, cuci dengan air panas, pijarkan hingga bobot tetap, timbang.

Hitung kadar abu yang tidak larut asam terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara.

Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 20%.

Keringkan serbuk (4/18) di udara, maserasi elama 24 jam 5,0 g serbuk dengan 100 mL

ait kloroform P, menggunakan labu bersumbat sambil berkali-kali dikocok selama 6 jam

 pertama dan kemudian dibiarkan selama 18 jam. Saring, uapkan 20 mL filtrat hingga kering

dalam cawan dangkal berdasar rata yang telah ditara, panaskan sisa pada suhu 105°C hingga

 bobot tetap. Hitung kadar dalam % sari yang larut dalam air, dihitung terhadap bahan yang telah

dikeringkan di udara.

Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 5%.

Keringkan serbuk (4/18) di udara, maserasi selama 24 jam 5,0 g serbuk dengan 100 mL

etanol (95%), menggunakan labu bersumbat sambil berkali-kali dikocok selama 6 jam pertama

dan kemudian dibiarkan selama 18 jam. Saring cepat dengan menghindarkan penguapan etanol

(95%), uapkan 20 mL filtrat hingga kering dalam cawan dangkal berdasar rata yang telah ditara,

 panaskan sisa pada suhu 105°C hingga bobot tetap. Hitung kadar dalam % sari yang larut dalam

etanol (95%), dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara.

Page 5: Makalah Monografi Rosae

5/16/2018 Makalah Monografi Rosae - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-monografi-rosae-55ab510d2be33 5/19

Bahan organik asing. Tidak lebih dari 2%.

Bahan organik asing adalah:

1. Bagian tanaman atau seluruh tanaman asal simplisia, tertera atau jumlahnya dibatasi

dalam uraian pemerian dalam monografi yang bersangkutan.

2. Hewan utuh atau bagiannya atau zat yang dikeluarkannya. Kecuali dinyatakn lain, yang

dimaksudkan bahan organik asing dalam masing-masing monografi simplisia nabati adalah

 bahan organik asing yang berasal dari tanaman asal simplisia.

Cara Penetapan

Timbang antara 25 g dan 500 g simplisia, ratakan. Pisahkan sesempurna mungkin bahan

organik asing, timbang, dan tetapkan jumlahknya dalam % terhadap simplisa yang digunakan.

Makin kasar simplisa yang diperiksa makin banyak jumlah simplisa yang ditimbang.

Penetapan Kadar

Penetapan kadar dilakukan menurut cara yang tertera pada penetapan kadar minyak 

atsiri.

• Bahan yang diperiksa

Jika perlu, digiling menjadi sebuk kasar atau di memarkan. Untuk pembuatan serbuk,

 bahan setelah dikeringkan di atas kapur tohor sebaiknya digiling menggunakan penggiling

sederhana yang digerakan dengan tangan, supaya penggiling ,tidak menjadi panas.

Pememaran dikerjakan dalam sebuah mortir, kemudian mortir dibilas dengan cairan

 penyuling.

• Cara penetapan

Cara 1

Campur bahan yang diperiksa dalam labu dengan cairan penyuling, pasang alat, isi buret

dengan air hingga penuh, panaskan dengan tangas udara, sehingga penyulingan berlangsung

dengan lambat tapi teratur, setelah penyulingan selesai biarkan selama tidak kurang dari 15

menit, catat volume minyak atsiri pada buret. Hitung kadar minyak atsiri dalam % v/b.

Cara 2

Dilakukan menurut cara yang tertera dalam cara 1. Sebelum buret diisi penuh dengan

air, lebih dahulu diisi dengan 0,2 mL xilena P yang diukur seksama. Volume minyak atsiri

dihitunh dengan mengurangkan volume yang dibaca dengan volume xilena.

Page 6: Makalah Monografi Rosae

5/16/2018 Makalah Monografi Rosae - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-monografi-rosae-55ab510d2be33 6/19

Penyimpanan

Dalam wadah tertutup baik.

Kandungan Kimia

Daun beluntas mengandung alkaloid, flavonoida, tanin, minyak asiri, asam chlorogenik,

natrium, almunium, kalsium, magnesium, dan fosfor. Sedangkan akarnya mengandung

flavonoid dan tannin.

Bagian yang Digunakan

Daun dan akar. Penggunaan segar atau yang telah dikeringkan

Cara Pemakaian

1. Daun atau akar sebanyak 10-15 g direbus, lalu diminum.

2. Untuk pemakaian luar, daun dilumatkan lalu dibalurkan untuk pegal linu, luka,

skabies, kudis, dan borok.

3. Gangguan pencernaan pada anak-anak, daun dicampurkan pada bubur saring / nasi

tim.

4. TBC kelenjar leher, extra batang dan daun beluntas, extra gelatin dari kulit sapi,

Laminaria japonica (rumput laut). Bahan – bahan ini ditim sampai lunak, lalu

dimakan.

5. Nyeri reumatik, 15 gram akar beluntas, direbus lalu diminum.

6. Menghilangkan bau badan, , dimakan sebagai lalap.

7. Peluruh keringat dan menurunkan panas, daun direbus atau diseduh sebagai teh

kemudian diminum biasa.

Efek Farmakologis

Dari sifat kimiawinya yaitu baunya khas (sengir) dan dan rasanya getir, daun beluntas

dapat menambah nafsu makan (stomakik) dan membantu pencernaan.

Daun beluntas menurut hasil penelitian mempunyai fungsi antibakteri dan antioksidan

serta berpotensi untuk dikembangkan sebagai pengawet makanan dan obat.

Daun beluntas sebagai ekstrak antibakteri

Page 7: Makalah Monografi Rosae

5/16/2018 Makalah Monografi Rosae - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-monografi-rosae-55ab510d2be33 7/19

Untuk mendapatkan ekstrak daun beluntas harus dikeringkan, selanjutnya dilakukan

ekstraksi. Ekstraksi dilakukan menggunakan pelarut heksan, residu yang dihasilkan diekstrak 

kembali dengan pelarut etanol untuk mendapatkan ekstrak polar defatted dengan metode refluk.

Selain itu dilakukan ekstraksi langsung menggunakan pelarut etanol untuk mendapatkan ekstrak 

 polar non defatted menggunakan metode yang sama Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak 

dilakukan terhadap bakteri-bakteri dari kelompok patogen penyebab keracunan makanan seperti

 Escherichia coli, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus, dan Bacillus cereus. Selain itu E.

coli merupakan bakteri penyebab infeksi saluran pencernaan, sedangkan S. aureus merupakan

 bakteri penyebab impetigo (pembengkakan pada lapisan epidermis kulit), furuncle (radang di

 jaringan sub kutan), dan carbuncle (peradangan yang meluas dan mengenai folikel rambut).

Dari kelompok bakteri penyebab kebusukan makanan adalah  Pseudomonas fluorescens.

Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi sumur; adanya zona bening

disekitar sumur menunjukkan aktivitas antibakteri. Davis Stout mengemukakan bahwa

ketentuan kekuatan antibakteri adalah sebagai berikut: daerah hambatan 20 mm atau lebih

 berarti sangat kuat, daerah hambatan 10 – 20 mm (kuat), 5 -10 mm (sedang), dan daerah

hambatan 5 mm atau kurang (lemah).

Daun beluntas sebagai zat antioksidan

Penelitian yang dilakukan oleh Paini Sri Widyawati (2005) mencoba meneliti aktivitas

antioksidan dari daun beluntas. Daun beluntas diekstrak menggunakan etanol dengan metode

soxhlet dan air pada metode hidrodistilasi. Selanjutnya masing-masing ekstrak, baik dari

metode soxhlet maupun hidrodistilasi diuji kemampuan radical scavenging activityDPPH (2,2-

diphenil-1- picrylhydrazil radical ), yaitu antioksidan dalam ekstrak dan minyak atsiri daun

 beluntas akan bereaksi DPPH dan mengubahnya menjadi alfa,alfa-diphenyl-beta-

 picrylhydrazine. Perubahan serapan yang dihasilkan oleh reaksi ini menjadi ukuran kemampuan

antioksidan dari daun beluntas. Sebagai pembanding digunakan TBHQ (tertier butil hidroquinon) dan υ-karoten yang secara umum telah digunakan sebagai aktioksidan komersial.

Page 8: Makalah Monografi Rosae

5/16/2018 Makalah Monografi Rosae - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-monografi-rosae-55ab510d2be33 8/19

SANTALI LIGNUM

Kayu Cendana

Kayu cendana adalah kayu galih dari batang, dahan dan akar  Santalum album L., suku

Santalaceae

Nama Lokal :

Candana (Minangkabau) Tindana; Sindana (Dayak); Candana (Sunda); Candana,

Candani (Jawa); Candhana; Candhana lakek (Madura); Candana (BeIitung); Ai nitu; Dana

(Sumbawa); Kayu ata (FIores); Sundana (Sangir); Sondana (Sulawesi Utara); Ayu luhi

(Gorontalo); Candana (Makasar); Ai nituk (Roti); Hau meni, Ai kamelin (Timor); Kamenir 

(Wetar); Maoni (Kisar)

Karakter

Pemerian. Bau harum, rasa agak pahit, khas.

Identitas

 Makroskopik . Kayu berbentuk potongan-potongan atau kepingan dengan ukuran sangat

 bervariasi, panjang sampai 1 m, tebal 15 samapi 20 cm, keras, berat, padat, mudah dibelah,

warna kekuning-kuningan, atau agak kemerah-merahan. Daun mudah gugur. Tumbuh di tanah

yang panas dan kering, di tanah yang banyak kapurnya.

Pada potongan melintang tampak lingkaran berwarna gelap berseling dengan lingkaran

 berwarna lebih muda, berpori, jari-jari empulur sempit, banyak dan berdekatan.

Page 9: Makalah Monografi Rosae

5/16/2018 Makalah Monografi Rosae - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-monografi-rosae-55ab510d2be33 9/19

 Mikroskopik. Pada penampang melintang tampak jari-jari xilem berisi sedikit butir pati

kecil, tunggal. Pembuluh kayu atau trakea dinding tebal, berlignin, bernoktah dengan lubang

 berbentuk celah umumnya berisi zat yang berwarna kuning.

Serabut xilem berkelompok, tersusun radier, terdiri dari 5 sampai 40 serabut, dinding

serabut tebal berlignin, lumen jelas, di antara kelompok serabut terdapat sel parenkim yang

 berisi hablur kalsium oksalat berbentuk prisma dan juga berisi minyak berwarna kuning.

Serabut berwarna kuning. Fragmen pengenal adalah berkas serabut dengan seludang

hablur kalsium oksalat bentuk prisma, fragmen pembuluh kayu berpenebalan jala, fragmen

serabut, umumnya panjang dan lumen jelas, hablur kalsium oksalat berbentuk prisma, serabut

xilem dengan jari-jari empulur, butir pati tunggal.

Cara Identifikasi

A. Pada 2 mg serbuk kayu tambahkan 5 tetes asam sulfat P.

Terjadi warna coklat ungu.

B. Pada 2 mg serbuk kayu tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N.

Terjadi warna coklat muda.

C. Pada 2 mg serbuk kayu tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v dalam

etanol.

Terjadi warna kuning.

D. Pada 2 mg serbuk kayu tambahkan 5 tetes ammonia (25%) P.

Terjadi warna coklat muda.

E. Pada 2 mg serbuk kayu tambahkan 5 tetes larutan besi (III) klorida P 5% b/v.

Terjadi warna kuning (negatif).

F. Timbang 300 mg serbuk kayu, campur dengan 5 ml methanol P dan panaskan di atas

 penangas air selama 2 menit, dinginkan dan saring. Cuci endapan dengan methanol Psecukupnya, sehingga diperoleh 5 ml filtrat. Pada titik pertama, kedua dan ketiga

lempeng KLT tutulkan masing- masing 40 µl filtrat. Pada titik ke empat tutulkan 5 µl

zat warna I LP. Eluasi dengan dikloroetana P dengan jarak rambat 15 cm. Keringkan

lempeng tersebut di udara selam 10 menit, eluasi lagi dengan toluene P dengan arah

eluasi dan Eluasi dengan rambat jarak yang sama. Amati dengan sinar biasa dan

dengan sinar UV 366 nm. Selanjutnya disemprot dengan pereaksi anisaldehida-asam

sulfat LP, panaskan dengan suhu 110

0

C selama 10 menit. Amati lagi dengan sinar  biasa dan dengan sinar UV 366 nm. Dengan perlakukan yang sama seperti cara kerja

di atas dilakukan juga penyemprotan dengan pereaksi AlCl3 LP.

Page 10: Makalah Monografi Rosae

5/16/2018 Makalah Monografi Rosae - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-monografi-rosae-55ab510d2be33 10/19

Pada kromatogram tampak bercak-bercak dengan warma dan hR x sebagai berikut :

 No HR x

dengan sinar biasa dengan sinar UV 366 nm

tanpa pereaksidengan pereaksi

tanpa pereaksidengan pereaksi

I II I II

1 3-7 - Violet - - Violet -

2 35-40 - - - hijau hijau biru

3 50-60 - Violet - - Violet -

4 90-94 - Violet - - Violet -

5 117-121 - Violet - - Violet -

Catatan : Harga R x dihitung terhadap bercak warna merah (yang diamati dengan sinar 

 biasa atau warna ungu dengan sinar UV 366 nm).

HR f bercak warna merah = 65

Tanda I = Pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP

II = Pereaksi AlCl3 LP

Uji Kemurnian:

Kadar abu. Tidak lebih dari 1%.

Lebih kurang 2 gram sampai 3 gram zat yang telah digerís dan ditimbang seksama,

masukkan dalam krus platina atau krus silikat yang telah dipijarkan dan ditara, ratakan. Pijarkan

 perlan-lahan hingga arang habis, dinginkan, timbang. Jika dengan cara ini arang tidak dapat

dihilangkan, tambahkan air panas, saring melalui kertas saring bebas abu. Pijarkan sisa dan

kertas saring dalam krus yang sama. Masukkan filtrat ke dalam krus, uapkan, pijarkan hingga

 bobot tetap, timbang. Hitung kadar abu terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara.

Kadar abu yang tidak larut asam. Tidak lebih dari 0,5%.

Abu yang diperoleh pada penetapan kadar abu, didihkan dengan 25 mL HCl encer P

selama 5 menit, kumpulkan bagian yang tidak larut dalam asam, saring melalui krus kaca masir 

atau kertas saring bebas abu, cuci dengan air panas, pijarkan hingga bobot tetap, timbang.

Hitung kadar abu yang tidak larut asam terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara.

Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 4%. 

Keringkan serbuk (4/18) di udara, maserasi elama 24 jam 5,0 g serbuk dengan 100 mL

ait kloroform P, menggunakan labu bersumbat sambil berkali-kali dikocok selama 6 jam

 pertama dan kemudian dibiarkan selama 18 jam. Saring, uapkan 20 mL filtrat hingga kering

Page 11: Makalah Monografi Rosae

5/16/2018 Makalah Monografi Rosae - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-monografi-rosae-55ab510d2be33 11/19

dalam cawan dangkal berdasar rata yang telah ditara, panaskan sisa pada suhu 105°C hingga

 bobot tetap. Hitung kadar dalam % sari yang larut dalam air, dihitung terhadap bahan yang telah

dikeringkan di udara.

Kadar sari yang larut dalam etanol. T idak kurang dari 1%. 

Keringkan serbuk (4/18) di udara, maserasi selama 24 jam 5,0 g serbuk dengan 100 mL

etanol (95%), menggunakan labu bersumbat sambil berkali-kali dikocok selama 6 jam pertama

dan kemudian dibiarkan selama 18 jam. Saring cepat dengan menghindarkan penguapan etanol

(95%), uapkan 20 mL filtrat hingga kering dalam cawan dangkal berdasar rata yang telah ditara,

 panaskan sisa pada suhu 105°C hingga bobot tetap. Hitung kadar dalam % sari yang larut dalam

etanol (95%), dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara.

Bahan organik asing. Tidak lebih dari 2%.

Bahan organik asing adalah:

1. Bagian tanaman atau seluruh tanaman asal simplisia, tertera atau jumlahnya dibatasi

dalam uraian pemerian dalam monografi yang bersangkutan.

2. Hewan utuh atau bagiannya atau zat yang dikeluarkannya. Kecuali dinyatakn lain, yang

dimaksudkan bahan organik asing dalam masing-masing monografi simplisia nabati adalah

 bahan organik asing yang berasal dari tanaman asal simplisia.

Cara Penetapan

Timbang antara 25 g dan 500 g simplisia, ratakan. Pisahkan sesempurna mungkin bahan

organik asing, timbang, dan tetapkan jumlahknya dalam % terhadap simplisa yang digunakan.

Makin kasar simplisa yang diperiksa makin banyak jumlah simplisa yang ditimbang.

Penetapan Kadar

Penetapan kadar dilakukan menurut cara yang tertera pada penetapan kadar minyak atsiri.

• Bahan yang diperiksa

Jika perlu, digiling menjadi sebuk kasar atau di memarkan. Untuk pembuatan serbuk,

 bahan setelah dikeringkan di atas kapur tohor sebaiknya digiling menggunakan penggiling

sederhana yang digerakan dengan tangan, supaya penggiling ,tidak menjadi panas.

Pememaran dikerjakan dalam sebuah mortir, kemudian mortir dibilas dengan cairan

 penyuling.• Cara penetapan

Page 12: Makalah Monografi Rosae

5/16/2018 Makalah Monografi Rosae - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-monografi-rosae-55ab510d2be33 12/19

Cara 1

Campur bahan yang diperiksa dalam labu dengan cairan penyuling, pasang alat, isi buret

dengan air hingga penuh, panaskan dengan tangas udara, sehingga penyulingan berlangsung

dengan lambat tapi teratur, setelah penyulingan selesai biarkan selama tidak kurang dari 15

menit, catat volume minyak atsiri pada buret. Hitung kadar minyak atsiri dalam % v/b.

Cara 2

Dilakukan menurut cara yang tertera dalam cara 1. Sebelum buret diisi penuh dengan

air, lebih dahulu diisi dengan 0,2 mL xilena P yang diukur seksama. Volume minyak atsiri

dihitung dengan mengurangkan volume yang dibaca dengan volume xilena.

Penyimpanan

Dalam wadah tertutup baik.

Bagian yang Digunakan

Bagian yang digunakan kayu dan rimpang.

Kandungan Kimia

Kayu : Minyak atsiri, hars, dan zat samak. Minyak:Santalol ( seskuiterpenalkohol ),

santalen ( seskuiterpena ), santen, santenon, santalal, santalon, dan isovalerilaldehida

Efek Farmakologik 

Peluruh air seni (diuretik), peluruh angin (karminatif), pereda kejang (antispasmodik).

Antipiretik, analgesik, karminatif, stomakik. Kayu : Antiseptik saluran kemih, disentri, mencret,

radang usus. Daun : Asma. Kulit kayu / kulit akar : Haid tidak teratur 

Ramuan dan Takaran :

1. Disentri

Ramuan : Kulit kayu Cendana 2 gram, Daun Patikan Cina 5 gram, Gambir sedikit, air 

100 mL.

Cara pembuatan : Dibuat infus.

Cara pemakaian : Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 mL.

Lama pengobatan : Diulang selama 14 hari.

Page 13: Makalah Monografi Rosae

5/16/2018 Makalah Monografi Rosae - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-monografi-rosae-55ab510d2be33 13/19

2. Radang usus

Ramuan : Kayu Cendana (serbuk), 2 sendok teh, Air mendidih 100 mL.

Cara pembuatan : Diseduh.

Cara pemakaian : Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 mL

Lama pengobatan : Diulang selama 14 hari.

3. Asma

Ramuan : Kayu Cendana (serbuk) secukupnya, Daun Tanjung muda beberapa helai

Cara pembuatan : Daun Tanjung muda dirajang kemudian dikeringkan. Setelah kering,

tambahkan sedikit serbuk Cendana, kemudian dibuat rokok.

Cara pemakaian : Dihisap seperti menghisap rokok.

ZINGIBER AROMATICAE RHIZOMA

Page 14: Makalah Monografi Rosae

5/16/2018 Makalah Monografi Rosae - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-monografi-rosae-55ab510d2be33 14/19

Lempuyang Wangi

Rimpang lempuyang wangi adalah rimpang dari Zingiber aromaticum Val.

Karakter

Pemerian. Bau aromatik, rasa pahit, menetralkan, dan membersihkan darah.

Identitas:

 Makroskopik . Kepingan, panjang tidak tertentu tebal 1cm sampai 2 cm, kadang-kadang

 bercabang, warna permukaan coklat muda sampai coklat tua, ujung kadang-kadang

membengkok. Parut daun jelas kelihatan jelas. Berkas patahan berserat pendek, warna kuning

dengan bintik-bintik putih.

 Mikroskopik . Epidermis terdiri dari 1 lapis sel, bentuk pipih. Hipodermis terdiri dari

 beberapa lapis sel berdinding tipis. Gabus terdiri dari beberapa lapis sel gabus berbentuk persegi

 panjang, dinding tipis. Korteks parenkimatik, terdiri dari sel parenkim berdinding tipis, berisi

 butir pati; berkas pembuluh dan sel sekresi berisi minyak berwarna kuning terdapat tersebar di

korteks. Butir pati tunggal, bentuk lonjong atau bulat telur berukuran 8 μm sampai 40 μm,

umumnya 20 μm. Berkas pembuluh kolateral disertai serabut sklerenkim, sel serabut berbentuk 

kecil memanjang, dinding tebal bernoktah dan tidak berlignin, lebar 8 μm sampai 20 μm. Xilem

umumnya berupa pembuluh jala dan pembuluh tangga, lebar 20 μm sampai 60 μm. Floem

sedikit. Endodermis terdiri dari 1 lapis sel, sel endodermis lebih kecil dari sel parenkim.

Silinder pusat parenkimatik; butir pati, sel sekresi dan berkas pembuluh seperti yang terdapat di

korteks. Serbuk: warna kuning. Fragmen pengenal adalah butir pati tunggal, bentuk lonjong

atau bulat telur dengan salah satu ujung mengecil dan mempunyai tonjolan; sel sekresi

 berwarna kuning sampai kuning kecoklatan terdapat diantara sel parenkim; pembuluh kayu

dengan penebalan jala dan tangga; serabut.

Page 15: Makalah Monografi Rosae

5/16/2018 Makalah Monografi Rosae - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-monografi-rosae-55ab510d2be33 15/19

Tanaman semak semusim, tinggi lebih kurang 75 cm. Batang semu, lunak, merupakan

 pelepah daun, bulat, membentuk rimpang, warna hijau, daun tunggal, berseling, bulat telur,

ujung meruncing, tepi rata, bertulang menyirip, panjang lebih kurang 20 cm, lebar lebih kurang

9 cm, warna hijau. Bunga bentuk tandan, terdapat di ujung, tajuk bentuk tabung, warna hijau

kemerahan. Buah kotak, bulat telur, panjang lebih kurang 12 mm, diameter lebih kurang 8mm,

warna merah.

Cara Identifikasi

A. Pada 2 mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes asam sulfat pekat; terjadi warna coklat

muda.

B. Pada 2 mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N; terjadi warna kuning

muda.

C. Pada 2 mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes asam klorida pekat p; terjadi warna coklat.

D. Pada 2 mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes asam klorida encer p; terjadi warna

kuning muda.

E. Pada 2 mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes larutan Natrium Hidroksida p 5% b/v;

terjadi warna kuning jingga.

F. Pada 2 mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes larutan Kalium Hidroksida p 5% b/v;

terjadi warna kuning jingga.

G. Pada 2 mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes amonia (25%) p; terjadi warna kuning

 jingga.

H. Pada 2 mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes larutam Kalium Iodida p 6% b/v; terjadi

warna kuning muda.

I. Pada 2 mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes larutan besi III klorida p 5% b/v; terjadi

warna coklat kehijauan.J. Mikrodestilasikan 20 mg sebuk rimpang pada suhu 240 derajat selama 90 detik 

menggunakan tanur TAS, tempatkan hasil mikrodestilasi pada titik pertama dari

lempeng KLT silika gel GF 254 p.

Uji kemurnian:Kadar abu. Tidak lebih dari 5%.

Page 16: Makalah Monografi Rosae

5/16/2018 Makalah Monografi Rosae - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-monografi-rosae-55ab510d2be33 16/19

Lebih kurang 2 gram sampai 3 gram zat yang telah digerís dan ditimbang seksama,

masukkan dalam krus platina atau krus silikat yang telah dipijarkan dan ditara, ratakan. Pijarkan

 perlan-lahan hingga arang habis, dinginkan, timbang. Jika dengan cara ini arang tidak dapat

dihilangkan, tambahkan air panas, saring melalui kertas saring bebas abu. Pijarkan sisa dan

kertas saring dalam krus yang sama. Masukkan filtrat ke dalam krus, uapkan, pijarkan hingga

 bobot tetap, timbang. Hitung kadar abu terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara.

Kadar abu yang tidak larut asam. Tidak lebih dari 3,9%.

Abu yang diperoleh pada penetapan kadar abu, didihkan dengan 25 mL HCl encer P

selama 5 menit, kumpulkan bagian yang tidak larut dalam asam, saring melalui krus kaca masir 

atau kertas saring bebas abu, cuci dengan air panas, pijarkan hingga bobot tetap, timbang.

Hitung kadar abu yang tidak larut asam terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara.

Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 10,9%. 

Keringkan serbuk (4/18) di udara, maserasi elama 24 jam 5,0 g serbuk dengan 100 mL

ait kloroform P, menggunakan labu bersumbat sambil berkali-kali dikocok selama 6 jam

 pertama dan kemudian dibiarkan selama 18 jam. Saring, uapkan 20 mL filtrat hingga kering

dalam cawan dangkal berdasar rata yang telah ditara, panaskan sisa pada suhu 105°C hingga

 bobot tetap. Hitung kadar dalam % sari yang larut dalam air, dihitung terhadap bahan yang telah

dikeringkan di udara.

Kadar sari yang larut dalam etanol. T idak kurang dari 7,1%. 

Keringkan serbuk (4/18) di udara, maserasi selama 24 jam 5,0 g serbuk dengan 100 mL

etanol (95%), menggunakan labu bersumbat sambil berkali-kali dikocok selama 6 jam pertama

dan kemudian dibiarkan selama 18 jam. Saring cepat dengan menghindarkan penguapan etanol

(95%), uapkan 20 mL filtrat hingga kering dalam cawan dangkal berdasar rata yang telah ditara,

 panaskan sisa pada suhu 105°C hingga bobot tetap. Hitung kadar dalam % sari yang larut dalam

etanol (95%), dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara.Bahan organik asing. Tidak lebih dari 2%.

Bahan organik asing adalah:

1. Bagian tanaman atau seluruh tanaman asal simplisia, tertera atau jumlahnya dibatasi dalam

uraian pemerian dalam monografi yang bersangkutan.

2. Hewan utuh atau bagiannya atau zat yang dikeluarkannya.

Kecuali dinyatakn lain, yang dimaksudkan bahan organik asing dalam masing-masing

monografi simplisia nabati adalah bahan organik asing yang berasal dari tanaman asal simplisia.

Cara penetapan

Page 17: Makalah Monografi Rosae

5/16/2018 Makalah Monografi Rosae - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-monografi-rosae-55ab510d2be33 17/19

Timbang antara 25 g dan 500 g simplisia, ratakan. Pisahkan sesempurna mungkin bahan

organik asing, timbang, dan tetapkan jumlahknya dalam % terhadap simplisa yang digunakan.

Makin kasar simplisa yang diperiksa makin banyak jumlah simplisia yang ditimbang.

Penetapan kadar

Penetapan kadar dilakukan menurut cara yang tertera pada penetapan kadar minyak 

atsiri.

• Bahan yang diperiksa

Jika perlu, digiling menjadi sebuk kasar atau di memarkan. Untuk pembuatan serbuk,

 bahan setelah dikeringkan di atas kapur tohor sebaiknya digiling menggunakan penggiling

sederhana yang digerakan dengan tangan, supaya penggiling ,tidak menjadi panas.

Pememaran dikerjakan dalam sebuah mortir, kemudian mortir dibilas dengan cairan

 penyuling.

• Cara penetapan

Cara 1

Campur bahan yang diperiksa dalam labu dengan cairan penyuling, pasang alat, isi buret

dengan air hingga penuh, panaskan dengan tangas udara, sehingga penyulingan berlangsung

dengan lambat tapi teratur, setelah penyulingan selesai biarkan selama tidak kurang dari 15

menit, catat volume minyak atsiri pada buret. Hitung kadar minyak atsiri dalam % v/b.

Cara 2

Dilakukan menurut cara yang tertera dalam cara 1. Sebelum buret diisi penuh dengan

air, lebih dahulu diisi dengan 0,2 mL xilena P yang diukur seksama. Volume minyak atsiri

dihitung dengan mengurangkan volume yang dibaca dengan volume xilena.

Penyimpanan

Dalam wadah tertutup baik.

Kandungan Kimia

Rimpang: minyak atsiri yang tersusun dari a-kurkumen, bisabolen, zingiberen,

kariofilen, seskuifelandren, zerumbon, limonen, kamfer; di samping itu zat pedas gingerol,

sogaol, zingeron, paradol, heksahidrokurkumin, dihidrogingerol; informasi lain menyebutkan

damar, tanin, resin, pati, gula.

Bagian yang Digunakan

Page 18: Makalah Monografi Rosae

5/16/2018 Makalah Monografi Rosae - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-monografi-rosae-55ab510d2be33 18/19

Bagian yang digunakan adalah rimpang

Cara Pemakaian

Untuk obat rnasuk angin dipakai ± 10 gram rimpang segar  Zingiber   aromaticum,

dicuci, diparut, peras kemudian disaring. Hasif saringan ditambah 2 sendok makan madu dan

1/2 gelas air matang panas, diaduk, diminum sehari dua kali sama banyak pagi dan sore.

Efek Farmakologik 

Rimpang: minyak atsiri rimpang dengan kadar terendah 1,56% dapat menghambat

 pertumbuhan Streptococcus alpha secara in vitro; daa antibakteri berbanding lurus dengan

konsentrasi. perasan, infusa dan minyak atsiri rimpang lempuyang wangi mempunyai daya

antibakteri terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli. Potensi daya antibakteri berturut-

turut adalah minyak atsiri, perasan, infusa. Ekstrak rimpang dengan konsentrasi 100% mampu

membunuh cacing tambang anjing. Kenaikan kontraktilitas uterus yang diakibatkan dari

 pemberian infusa rimpang diperkirakan karena sifat iritasi dan kemungkinan adanya efek 

 penurunan kontraktilitas uterus diperkirakan karena adanya efek langsung minyak atsiri pada

otot uterus. Fraksi ekstrak yang larut dalam. air rimpang lempuyang wangi dapat menyebabkan

efek stimulasi respon imun humoral, menekan respon imun seluler pada mencit. Fraksi ekstrak 

yang tidak dapat larut dalam air dapat berefek stimulasi sistem fagositosis; fraksi ekstrak yang

larut dalam air menekan. Teknologi Iradiasi sinar gamma sampai dengan dosis 10 kgy dapat

menurunkan jumlah angka kuman. Dosis yang dipergunakan tidak menimbulkan perubahan

kadar air dan minyak atsiri.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1979,  Materia Medika  Indonesia, Jilid II, 103-106, Departemen Kesehatan Republik 

Indonesia, Jakarta

Anonim, 1989,  Materia Medika  Indonesia, Jilid V, 412-415, 437-441, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta

Page 19: Makalah Monografi Rosae

5/16/2018 Makalah Monografi Rosae - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-monografi-rosae-55ab510d2be33 19/19

Arisandi, Y., Yovita Adriani, 2006, Khasiat Berbagai Tanaman Obat untuk Pengobatan, 42-43,

Eska Media, Jakarta

Harianto, S., 2009,  Ensiklopedi Tanaman Obat Indonesia, 63-64, 130-131, 303-304, Pal Mall,

Jakarta

Soedibyo, B.R.A, Mooryati, 1998,  Alam Sumber Kesehatan Manfaat dan Kegunaan, 247-248,

Balai Pustaka, Jakarta