Makalah Minyak Kemangi

27
MINYAK KEMANGI Oleh : Amalia Khoirunnisa 21030112060039 Restu Ayu Sella R 21030112060043 Yunda Pertiwi 21030112060125 Syaiful Khoirulloh 21030112060127 PSD III TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS DIPONEGORO

description

minyak atsiri dari daun kemangi

Transcript of Makalah Minyak Kemangi

Page 1: Makalah Minyak Kemangi

MINYAK KEMANGI

Oleh :

Amalia Khoirunnisa 21030112060039

Restu Ayu Sella R 21030112060043

Yunda Pertiwi 21030112060125

Syaiful Khoirulloh 21030112060127

PSD III TEKNIK KIMIA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2014

Page 2: Makalah Minyak Kemangi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Negara kita termasuk negara penghasil minyak atsiri dan merupakan komoditi

yang menghasilkan devisa negara. Oleh karena itu dewasa ini minyak atsiri mendapat

perhatian yang cukup besar dari pemerintah Indonesia. Sampai saat ini Indonesia sudah

menghasilkan beberapa jenis minyak atsiri yaitu: minyak cengkeh, minyak kenanga,

minyak nilam, minyak akar wangi,minyak pala, minyak kayu putih, minyak sereh wangi

dan minyak kemangi. Permintaan minyak atsiri di Indonesia dan di luar negeri terus

meningkat dewasa ini, termasuk minyak atsiri dari minyak kemangi wangi, namun

ketersediaan bahan baku secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan pasar masih

mengalami hambatan. Oleh sebab itu budidaya tanaman secara intensif diperlukan untuk

mengatasi masalah tersebut, baik secara kuantitas maupun kualitas.

Salah satu produk yang memiliki nilai jual yang cukup tinggi dari dari daun

kemangi (Ocimum sanctum L) adalah minyak Atsiri. Sejak zaman dahulu, kemangi

disuling untuk diambil sari minyak atsirinya. John Henry menggolongkan minyak

kemangi sebagai minyak atsiri tinggi. Artinya, aroma kemangi segera hilang setelah 24

jam dioleskan ke tubuh. Sebagai perbandingan, minyak atsiri katagori sedang, akan

hilang aromanya setelah 3 hari dioleskan, sedangkan minyak atsiri katagori rendah,

aromanya hilang setelah seminggu. Komponen aroma dari minyak atsiri cepat

berinteraksi saat dihirup, senyawa tersebut berinteraksi dengan sistem syaraf pusat dan

langsung merangsang pada sistem olfactory, kemudian sistem ini akan menstimulasi

syaraf-syaraf pada otak dibawah kesetimbangan korteks serebral (Buckle, 1999).

Senyawa-senyawa berbau harum atau fragrance dari minyak atsiri

suatu bahan tumbuhan telah terbukti pula dapat mempengaruhi aktivitas lokomotor

(Buchbauer,

1991).

Page 3: Makalah Minyak Kemangi

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini mengetahui pengaruh lama penyulingan

terhadap rendeman miyak kemangi (Ocimum sanctum L),

1.3 Tujuan

1) Mendestilasi daun kemangi dengan metode destilasi dengan menggunakan pelarut air.

2) Menentukan kadar minyak yang terkandung dari hasil destilasi minyak sereh wangi

3) Melakukan analisa warna, total rendemen, total citronellal, total citronellol, berat

jenis, indeks bias, bilangan asam, bilangan penyabunan, dan putaran optik yang

dihasilkan.

Page 4: Makalah Minyak Kemangi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kemangi (Ocimum americanum L.)

1.1.1. Sistematika Tanaman

Menurut Pitojo (1996) sistematika tumbuhan kemangi adalah sebagai berikut:

Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Amaranthaceae

Famili : Lamiaceae

Genus : Ocimum

Spesies : Ocimum americanum L.

1.1.2. Deskripsi Tanaman

Kemangi dikenal dengan nama daerah Saraung, (Sunda), Lampes (Jawa Tengah),

Kemangek (Madura), Uku-uku (Bali), Lufe-lufe (Ternate), Hairy Basil (Inggris).

Kemangi merupakan tanaman semak semusim dengan tinggi 30-150 cm. batangnya

berkayu, segi empat, beralur, bercabang, dan memiliki bulu berwarna hijau.

Daunnya tunggal dan berwarna hijau, bersilang, berbentuk bulat telur, ujungnya

runcing, pangkal tumpul, tepi bergerigi, dan pertulangan daun menyirip. Bunga

majemuk berbentuk tandan memiliki bulu tangkai pendek berwarna hijau, mahkota

bunga berbentuk bulat telur dengan warna keunguan. Buah berbentuk

1.1.3. Budidaya Kemangi

Tanaman kemangi baik di budidayakan di daerah panas beriklim lembab, kemangi

dapat tumbuh baik di dataran rendah hingga 1100 m dari permukaan laut, tanaman

tersebut menyukai tempat terbuka dan mendapat cukup sinar matahari

1.1.4. Kandungan Kimia.

Kemangi mengandung minyak atsiri kurang dari 1% dengan komponen yang

penting adalah sineol, linalool, metil chavicol (estragol), dan hidrokarbon bertitik

Page 5: Makalah Minyak Kemangi

didih rendah (pinene dan olefin terpene). Selain mengandung minyak atsiri,

kemangi juga mengandung protein, kalsium, dan belerang (Quisum,1951).

Dimana pada Penelitian di Jakarta mengandung eugenol (37,35%) cineol (21,44%)

thymol(9,67%), sedangkan Penelitian di Serang Sineol (40,03%) linalool(11,17%)

eugenol(13,94

(junal perkebunan litbang deptan )

1.1.5. Manfaat Kemangi

Menurut tim peneliti dari Center for New Crops and Plant Products, Purdue

University, AS, daun kemangi terbukti ampuh untuk menyembuhkan sakit kepala,

pilek, diare, sembelit, cacingan, dan gangguan ginjal sakit maag, perut kembung,

masuk angin, kejang-kejang, dan badan lesu. Selain itu, aroma kemangi dapat

menolak gigitan nyamuk. Sedangkan untuk Minyak atsiri kemangi dapat digunakan

untuk pijat aroma terapi karena minyak atsiri kemangi dapat meringankan dan

menyegarkan tubuh , muntah-muntah, infeksi usus, radang lambung, serta gas dalam

usus. Juga, gangguan kepala (seperti sakit telinga, demam, sakit saluran hidung,

migrain), gangguan otot (kejang-kejang atau kram), dan gangguan saraf

(kecemasan, depresi, histeria, lemah saraf, insomia).

Page 6: Makalah Minyak Kemangi

III

PROSES PRODUKSI

Dalam produksi minyak kemangi yang berasal dari daun kemangi , dapat dilakukan

dengan diekstraksi dengan 4 macam cara, yaitu :

1. Penyulingan (Distillation)

Proses pemisahan komponen yang berupa cairan atau padatan dari 2 macam campuran

atau lebih berdasarkan perbedaan titik uapnya, dan proses ini dilakukan terhadap minyak

atsiri yang tidak larut dalam air. Jumlah air yang menguyap bersama-sama dengan uapair

ditentukan oleh 3 faktor, yaitu besarnya tekanan uap yang digunakan, berat molekul dari

masing-masing komponen dalam minyak, dan kecepatan minyak keluar dari bahan yang

mengandung minyak.

Pada permulaan penyulingan, hasil sulingan sebagian besar terdiri dari komponen minyak

yang bertitik didih rendah, selanjutnya disusul dengan komponen yang bertitik didih lebih

tinggi dan pada saat mendekati akhir penyulingan jumlah minyak dalam hasil sulingan akan

bertambah kecil. Proses penyulingan minyak dapat dipercepat dengan menaikkan suhu dan

tekanan atau menggunakan sistim “superheated steam”.

Akan tetapi hal ini hanya dapat dilakukan terhadap minyak atsiri yang sukar mengalami

dekomposisi pada suhu yang lebih tinggi. Ekstraksi minyak atsiri dengan cara penyulingan

mempunyai beberapa kelemahan, yaitu :

Page 7: Makalah Minyak Kemangi

Tidak baik digunakan terhadap beberapa jenis minyak yang mengalami kerusakan oleh

adanya panas dan air.

Minyak atsiri yang mengandung fraksi ester akan terhidrolisa karena adanya air dan

panas.

Komponen minyak yang larut dalam air tidak dapat diekstrak.

Komponen minyak yang bertitik didih tinggi yang menentukan bau wangi dan

mempunyai daya fiksasi terhadap bau sebagian tidak ikut tersuling dan tetap tertinggal

dalam bahan.

Bau wangi minyak yang dihasilkan sedikit berubah dari bau wangi alamiah.

Dalam perkembangan pengolahan minyak atsiri telah dikenal 3 macam sistim penyulingan.

1.1 Penyulingan dengan Air (Water distillation)

Pada sistim penyulingan dengan air, bahan yang akan disuling langsung kontak dengan

air mendidih. Suatu keuntungan dari penggunaan sistim penyulingan ini adalah karena

baik digunakan untuk menyuling bahan yang berbentuk tepung dan bunga-bungaan yang

mudah membentuk gumpalan jika kena panas. Kelemahan dari cara penyulingan tersebut

adalah karena tidak baik digunakan untuk bahan-bahan yang fraksi sabun, bahan yang

larut dalam air dan bahan yang sedang disuling dapat hangus jika suhu tidak diawasi.

1.2 Penyulingan dengan Air dan Uap (Water and Steam Distillation)

Pada sistim penyulingan ini, bahan diletakkan di atas piring yang berupa ayakan yang

terletak beberapa sentimeter di atas permukaan air dalam ketel penyuling. Kecepatan

difusi uap melalui bahan dan keluarnya minyak dari sel kelenjar minyak ditentukan oleh

beberapa faktor, yaitu :

Kepadatan bahan dalam ketel penyulingan

Tekanan uap

Berat jenis dan kadar air bahan

Berat molekul dari komponen kimia dalam minyak.

Page 8: Makalah Minyak Kemangi

Keuntungan dengan menggunakan sistim penyulingan tersebut adalah karena uap berpenetrasi

secara merata kedalam jaringan bahan dan susu dapat dipertahankan sampai 100°C. Lama

penyulingan relatif lebih singkat, rendemen minyak lebih besar dan mutunya lebih baik jika

dibandingkan dengan minyak hasil dari sistim penyulingan dengan air.

1.3 Penyulingan dengan Uap (Steam Distillation)

Pada sistim ini, air sebagai sumber uap panas terdapat dalam “boiler” yang letaknya

terpisah dari ketel penyulingan. Uap yang dihasilkan mempunyai tekanan lebih tinggi

dari tekanan udara luar. Penyulingan dengan uap sebaiknya dimulai dengan tekanan uap

yang rendah (kurang lebih 1 atmosfir), kemudian secara berangsur-angsur tekanan uap

dinaikkan menjadi kurang lebih 3 atmosfir. Jika permulaan penyulingan dilakukan pada

tekanan tinggi,  maka komponen kimia dalam minyak akan mengalami dekomposisi. Jika

minyak dalam bahan di anggap sudah habis tersuling, maka tekanan uap perlu diperbesar

lagi yang bertujuan untuk menyuling komponen kimia yang bertitik didih tinggi.

Sistim penyulingan ini baik digunakan untuk mengekstraksi minyak dari biji-bijian, akar

dan kayu-kayuan pada umnumnya mengandung komponen minyak yang bertitik didih

tinggi, misalnya minyak cengkeh, kayu manis, akar wangi, “coriander”, sereh ,dan

minyak “boise de rose”, “sassafras”, “cumin”, “Cedar wood”, kamfer, kayu putih,

“pimento”, “eucalyptus” dan jenis minyak lainnya yang bertitik didih tinggi.

Sistim penyulingan ini tidak baik dilakukan terhadap bahan yang mengandung minyak

atsriri yang mudah rusak oleh pemanasan dan air. Minyak yang dihasilkan dengan cara

penyulingan, baunya akan sedikit berubah dari bau asli alamiah, terutama minyak atsiri

yang berasal dari bunga-bungaan.

2. Pressing

Ekstraksi minyak atsiri dengan cara pengepressan umumnya dilakukan terhadap

bahan berupa biji, buah atau kulit luar yang dihasilkan dari tanaman yang termasuk famili

citrus, karena minyak dari famili tanaman tersebut akan mengalami kerusakan jika

diekstraksi dengan cara penyulingan. Karena tekanan pengepressan maka sel-sel yang

mengandung minyak akan pecah dan minyak akan mengalir ke permukaan bahan.

Beberapa jenis minyak yang dapat diekstrasi dengan cara pengepressan adalah minyak

Page 9: Makalah Minyak Kemangi

“almon”, “apricot”, “lemon”, minyak kulit jeruk, “mandarin”, “grape fruit”, dan beberapa

jenis minyak lainnya.

3. Ekstraksi dengan Pelarut Menguap (Solvent Extraction)

Prinsip dari ekstraksi ini adalah melarutkan minyak atsiri dalam bahan dengan

pelarut organik yang mudah menguap. Proses ekstraksi biasanya dilakukan dalam suatu

wadah (ketel) disebut “extractor”. Berbagai tipe extractor yang telah dikenal adalah

“bonotto extractor”,”Kennedy extractor”,”Bollmann extractor”,“ De Smet extractor”,

“Hilderbrandt extractor”, dan “ Carrousal exrtractor”.Ekstraksi dengan pelarut organik

umumnya digunakan untuk mengekstraksi minyak atsiri yang mudah rusak oleh

pemanasan uap dan air, seperti untuk mengekstrak minyak dari bunga-bungaan misalnya

bunga cempaka, melati, mawar, “hyacinth”, “tuberose”, “narcissus”, “gardenis”,

“lavender”, “lily”, “minose”, kenanga, “labdanum”,violet flower”, dan “geranium”.

Bunga-bungaan yang masih segar dimasukan ke dalam “extractor” dan

selanjutnya pelarut menguap yang murni dipompakan ke dalam “extractor”. Berbagai

pelarut yang biasa digunakan adalah petroleum ether, carbon tetra chlorida, chloroform,

dan pelarut lainnya yang bertitik didih rendah. Pelarut organik akan berpenetrasi ke

dalam jaringan bunga-bungaan dan akan melarutkan minyak serta bahan “non volatile”

yang berupa resin, lilin dan beberapa macam zat warna

Komponen “non volatile” tersebut merupakan kotoran dalam minyak atsiri, dan

kotoran tersebut dapat dipisahkan dengan cara penyulingan pada suhu rendah dan

tekanan vakum. Dengan cara penyulingan ini maka pelarut beserta minyak atsiri akan

menguap dan selanjutnya uap tersebut dikondensasikan, sedangkan komponen “non

volatile” tetap tertinggal dalam ketel penyuling. Hasil kondensasi yang merupakan

campuran dari pelarut dan minyak atsiri, disebut “concrete”. Jika “concrete” tersebut

dilarutkan dalam alkohol, maka minyak atsiri akan larut sempurna, sedangkan fraksi lilin

tidak dapat larut dan akan membentuk endapan keruh.

4. Ekstraksi dengan Lemak Padat

Proses ekstraksi ini digunakan khusus untuk mengekstraksi minyak bunga-

bungaan, dalam rangka mendapatkan mutu dan rendemen minyak yang tinggi. Pada

umumnya bunga setelah dipetik akan tetap hidup secara fisiologis. Daun bunga terus

Page 10: Makalah Minyak Kemangi

menjalankan proses hidupnya dan tetap memproduksi minyak atsiri dan minyak ytang

terbentuk dalam bunga akan menguap dalam waktu singkat.

Kegiatan bunga dalam memproduksi minyak akan terhenti dan mati jika kena

panas, kontak atau terendam dalam pelarut organik. Dengan demikian pelarut hanya

dapat mengekstraksi minyak yang terdapat dalam sel bunga yang terbentuk pada saat

bahan tersebut kontak dengan pelarut, sedangkan minyak atsiri yang teebentuk

sebelumnya sebagian besar telah menguap. Dengan demikian ekstraksi menggunakamn

pelarut menguap menghasilkan rendemen minyak yang rendah.

Untuk mendapatkan rendemen minyak yang lebih tinggi dan mutu yang baik,

maka selama proses ekstraksi berlangsung perlu dijaga agar proses fisiologi dalam bunga

tetap berlangsung dalam waktu selama mungkin, sehingga bunga tetap dapat

memproduksi minyak atsiri. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengekstraksi minyak

bunga menggunakan lemak hewani atau nabati

PERLAKUAN PENDAHULUAN

Bahan dan Alat Yang Digunakan

Bahan Yang Digunakan

1. Daun Kemangi

2. Air

Alat Yang Digunakan

1. Gelas ukurr

2. Beaker glass

3. Kompor listrik

4. Timbangan

5. Pengaduk

6. Refraktometer

7. Pipet tetes

8. Statif dan klem

9.Corong

10.Kapas

11.Polarimeter

Gambar Alat

Page 11: Makalah Minyak Kemangi

Gambar Alat Utama Destilasi Vakum :

Berikut adalah komponen alatnya :

Keterangan :

1. Steamer 4.Destilator 7.Pompa

2. Manometer 5.Tangki penyimpanan minyak

3. Panel 6.Rangka

1. gelas ukur 2. beaker glass 3. kompor listrik

Page 12: Makalah Minyak Kemangi

4. timbangan 5. Pengaduk 6. refraktometer

7. Pipet tetes 8. Statif dan klem

9. Corong laboratorium 10. Kapas 11. Polarimeter

CARA KERJA

Bahan Baku

Penanganan bahan baku

(Pencucian/perajangan/pengeringan)

Bahan baku

(Segar/kering, tanpa rajang/rajang)

Penyulingan

(Pengaturan tekanan, suhu. Laju alir dan lama penyulingan tergantung komoditi)

Page 13: Makalah Minyak Kemangi

Pendinginan

Pemisahan

Penyaringan

(kain Teflon, sablon atau di tambah Na sulfat anhidrat 1%)

Minyak Atsiri

Pengemasan

Penyimpanan

Penjelasan :

- Pengeringan dapat mempercepat proses ekstraksi dan memperbaiki mutu

minyak, namun selama pengeringan kemungkingan sebagian minyak akan

hilang karena penguapan dan oksidasi oleh udara (Ketaren, 1985). Beberapa

jenis bahan baku tidak perlu dikeringkan, seperti jahe, lajagoan, dan bahan

lain yang disuling dalam keadaan segar untuk mencegah kehilangan aroma

yang diinginkan. Pencucian biasanya dilakukan untuk bahan-bahan yang

berasal dari tanah seperti akar wangi, dan rimpang. Tujuannya adalah untuk

membersihkan bahan dari kotoran yang menempel, mencegah hasil minyak

agar tidak kotor, dan efisiensi pemuatan bahan dalam ketel suling. Perajangan

bertujuan untuk memudahkan penguapan minyak atsiri dari bahan,

memperluas permukaan suling dari bahan dan mengurangi sifat kamba.  Pada

umumnya perajangan dilakukan pada ukuran 20 – 30 cm.

- Pada pross penyulingan ini, tekanan, suhu, laju alir, dan lama penyulingan

diatur berdasarkan jenis komoditi. Lama penyulingan sangat bervariasi mulai

dari 3-5 jam untuk sereh wangi, 5 – 8 jam untuk minyak nilam dan cengkeh,

Page 14: Makalah Minyak Kemangi

10 – 14 jam untuk minyak pala, dan 10-16 jam untuk minyak akar wangi

bergantung kepada  jenis bahan baku (basah / kering), penggunaan tekanan

dan suhu penyulingan. Tekanan uap yang tinggi dapat menyebabkan

dekomposisi pada minyak, oleh karena itu penyulingan lebih baik dimulai

dengan tekanan rendah, kemudian meningkat secara bertahap sampai pada

akhir proses. Selama proses penyulingan, uap air yang terkondensasi dan

turun ke dasar ketel harus dibuang secara periodik melalui keran pembuangan

air untuk mencegah pipa uap berpori terendam, karena hal ini dapat

menghambat aliran uap dari boiler ke ketel suling

- Pada proses pendinginan, suhu air pendingin yang masuk ke dalam tabung

atau kolam pendingin yang ideal sekitar 25-30 derajat C, dan suhu air keluar

maksimum 40 – 50 derajat C. Suhu air keluar tersebut dapat diatur dengan

memperbesar / memperkecil debit air pendingin yang masuk ke dalam

tabung / kolam pendingin.

- Pemisahan minyak dari tabung pemisah sebaiknya “tidak diciduk” (diambil

dengan gayung), karena hal itu akan menyebabkan minyak yang telah terpisah

dari air akan kembali terdispersi dalam air dan sulit memisah kembali,

sehingga mengakibatkan kehilangan (loses).

Minyak yang dihasilkan masih terlihat keruh karena mngandung sejumlah kecil air dan kotoran

yang terdispersi dalam minyak. Air tersebut dipsahkan dengan menyaring minyak menggunakan

kain teflon / sablon. Pemisahan air juga dapat dilakukan dengan menambahkan zat pengikat air

Berupa Natrium Sulfat anhidrat (Na2SO4)  sebanyak 1% selanjutnya diaduk dan disaring.

(http://minyakatsiriindonesia.wordpress.com )

Pemasaran Minyak Kemangi

Distribusi pemasaran minyak kemangi

Rantai pemasaran dau kemangi menjadi minyak kemangi dimulai dari

petani kemangi. Petani kemangi menjual daun kemangi kepada pengumpul kecil.

Pengumpul kecil melakukan dua kegiatan yaitu pertama, menjual daun kemangi

segar langsung kepada penyuling. Kegiatan kedua , menjual daun kemangi segar

sebagai ‘lalapan’. Pengumpul besar membeli Kemudian agroindustri kecil

Page 15: Makalah Minyak Kemangi

penyulingan menjual minyak kemangi kepada pengumpul minyak kemangi

dahulu, baru kemudian pengumpul minyak kemangi menjual minyak kemangi

yang telah dikumpulkan dari beberapa penyuling kecil kepada industry

penyulingan besar atau langsung kepada perusahaan eksportir.

Dalam penelitian ini umumnya penyuling menjual hasil produksinya kepada

pengumpul minyak kemangi. Hasil minyak pala dari para industri kecil umumnya

tidak seragam antara industri yang satu dengan yang lain, maka pengumpul atau

agen eksportir umumnya melakukan proses pencampuran agar dihasilkan minyak

kemangi yang seragam. Pengumpul harus dapat mengatur perbandingan

campuran masing-masing minyak sehingga diperoleh kandungan yang diinginkan

eksportir.

Kendala Pemasaran

Meskipun minyak atsiri terutama minyak kemangi cukup menggiurkan namun industri minyak

atsiri memiliki persoalan utama yaitu mutu yang rendah serta harga yang rendah dan berfluktuasi.

Mutu yang rendah sangat erat kaitannya dengan beberapa faktor penyebab, antara lain rendahnya

kapasitas SDM sebagai petani maupun penyuling, pengelolaan bisnis yang tradisional dengan

segala keterbatasannya, dan teknologi serta teknik produksi yang masih tradisional dan

berkualitas rendah. Rendahnya kapasitas SDM industri minyak atsiri merupakan salah satu

penyebab rendahnya mutu dan rendahnya harga minyak atsiri dan sekaligus merupakan tantangan

dan ancaman bagi kelangsungan usaha industri minyak atsiri dimasa yang akan datang.

Solusi Pemasaran

Indonesia sebagai negara pengekspor minyak atsiri yang penting di dunia harus

mengupayakan pengembangan, kualitas dan nilai minyak atsiri dan produk turunannya. Produksi

minyak atsiri merupakan proses yang kompleks. Peningkatan efisiensi produksi memerlukan

peningkatan produktivitas tanaman, perbaikan penanganan pasca panen, ekstraksi dan

peningkatan nilai tambah yang didukung pengendalian dan jaminan mutu agar diperoleh mutu

tinggi dan konsisten. Peningkatan Atsiri Indonesia merupakan keharusan dioptimalkannya

beberapa hal mencakup mutu (quality), biaya (cost), dan penyediaan (delivery). Perlu menetapkan

visi bersama untuk mencapai mutu produk yang sesuai dengan permintaan pasar, dan

diimplementasikan di semua rantai nilai mulai penyediaan bahan baku berkualitas, penerapan

GAP (Good Agricultural Practices) maupun GMP (Good Manufacturing Practices), efisiensi

biaya proses, tataniaga, serta sistem pasokan bahan baku dan produk yang terkendali untuk

mencapai kapasitas tepat jumlah dan waktu sesuai permintaan.

Page 16: Makalah Minyak Kemangi

Sistem pemasaran minyak atsiri harus dibangun sehingga terjamin ketersediaan pasokan

dengan harga yang adil. Pada saat ini, sistem pemasaran yang kurang efisien masih sering terjadi,

mengingat produsen minyak atsiri adalah industri kecil menengah yang berbasis bahan baku

alam, maka sering terjadi kekurangan stok atau kelangkaan. Ketimpangan pada pengambilan nilai

tambah dan panjangnya rantai pemasaran juga menyebabkan sulit berkembangnya industri

minyak atsiri dan cenderung terbentuk kelompok yang dominan dalam pemasaran.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan :

Negara kita termasuk negara penghasil minyak atsiri dan merupakan komoditi

yang menghasilkan devisa Negara. Sampai saat ini Indonesia sudah menghasilkan

beberapa jenis minyak atsiri salah satunya minyak kemangi.Namun meskipun

minyak atsiri cukup banyak menjanjikan namun mutu yang rendah serta harga yang

rendah dan berfluktuasi dipasaran membuat industry ini menjadi kurang begitu nampak

di Negara kita,sehingga peningkatan efisiensi produksi memerlukan peningkatan

produktivitas tanaman, perbaikan penanganan pasca panen, ekstraksi dan peningkatan

nilai tambah yang didukung pengendalian dan jaminan mutu agar diperoleh mutu tinggi

dan konsisten.

Page 17: Makalah Minyak Kemangi

REVISI

Pada destilasi vacuum tekanan operasinya 0,4 atm(≤300 mmHg absolute)

Fajar dan Reza

Berapa % kandungan minyak atsiri dalam minyak kemangi dan jelaskan alat alat destilasi

vacumm serta kegunaan bagiannya

Jawab

Dalam minyak kemngi terdpat 1% minyak atsiri

Bagian alat alatnya

1. Steam : sebagai sumber panas agar terjadi penguapan pada proses destilasi

2. Manometer : mengatur tekanan pompa

3. Panel : mengatur alat destilasi on/off

4. Destilator : tabung letak terjadinya destilasi

5. Tabung minyak : untuk menampung minyak hasil destilasi

6. Rangka : Sebagai kerangka untuk destilasi vacuum agar dapat berdiri

kokoh

7. Pompa : pompa vacuum untuk mengatur kondisi destilatorpada kondisi vacuum

yaitu kondisi tekanan oerasinya 0,4 atm((≤300 mmHg absolute)

2. Komponen aktif dalam minyak atsiri

Penelitian di Jakarta

eugenol (37,35%)

cineol (21,44%)

thymol(9,67%)

Penelitian di Serang

Sineol (40,03%),

Page 18: Makalah Minyak Kemangi

linalool(11,17%)

eugenol(13,94

(junal perkebunan litbang deptan )

Alur pemasaran Minyak kemangi