makalah miko-Dian.docx
-
Upload
dian-oktaviani -
Category
Documents
-
view
46 -
download
4
Transcript of makalah miko-Dian.docx
LAPORAN PRAKTIKUM MIKOLOGI
MENGIDENTIFIKASI JAMUR PADA RAMBUT
Disusun Oleh :
Nama : Dian Oktaviani
NIM : P07134112049
Kelas : Reguler B
POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2013
MENGIDENTIFIKASI JAMUR PADA BAHAN MAKANAN
A. HARI,TANGGAL :
Kamis, Juni 2013
B. PEMERIKSAAN :
Jamur pada rambut manusia
C. TUJUAN :
Mengidentifikasi jamur pada rambut dengan cara kultivasi
D. PRINSIP :
Penanaman jamur pada media kultur yang diambil dari rambut
yang berjamur, dan mengisolasinya.
E. DASAR TEORI :
Spesies Microsporum merupakan jamur yang umum ditemukan di materi organik. \
Koloni mikrosporum adalah glabrous, serbuk halus, seperti wool atau powder.
Pertumbuhan pada agar Sabouraud dextrose pada 25°C mungkin melambat atau sedikit
cepat dan diameter dari koloni bervariasi 1- 9 cm setelah 7 hari pengeraman. Warna
dari koloni bervariasi tergantung pada jenis itu. Mungkin saja putih seperti wol halus
yang masih putih atau menguning sampai cinamon.
MORFOLOGI
Microsporum gypseum juga berbentuk kumparan terdiri atas 4-6 sel,
dindingnya lebih tipis Mikrokonidia M.canis dan M.gypseum berbentuk lonjong dan
tidak khas. (Gandahusada dkk, 2006)
Microsporum gypseum merupakan penyebab penyakit kulit, pemakan zat
tanduk atau keratin, serta merusak kuku dan rambut. Jamur microsporum
gypseum dapat ditularkan secara langsung. Penularan langsung dapat secara
fomitis, epitel, rambut- rambut yang mengandung jamur baik dari manusia,
binatang atau dari tanah. Disamping cara penularan tersebut diatas, untuk timbulnya
kelainan-kelainan di kulit tergantung dari beberapa faktor :
1. Faktor virulensi dari dermatofita
Virulensi ini tergantung pada afinitas jamur itu, apakah jamur Antropofilik,
Zoofilik atau Geofilik. Selain afinitas ini masing-masing jenis jamur ini berbeda
pula satu dengan yang lain dalam afinitas terhadap manusia maupun bagian-bagian
dari tubuh Misalnya : Trikofiton rubrum jarang menyerang rambut,
Epidermatofiton flokosum paling sering menyerang lipat pada bagian dalam.
2. Faktor trauma
Kulit yang utuh tanpa lesi-lesi kecil, lebih susah untuk terserang jamur.
3. Faktor-suhu dan kelembaban
Kedua faktor ini sangat jelas berpengaruh terhadap infeksi jamur, tampak
pada lokalisasi atau lokal, di mana banyak keringat seperti lipat paha dan sela-sela
jari paling sering terserang penyakit jamur ini.
4. Keadaan sosial serta kurangnya kebersihan
Faktor ini memegang peranan penting pada infeksi jamur di mana terlihat
insiden penyakit jamur pada golongan sosial dan ekonomi yang lebih rendah,
penyakit ini lebih sering ditemukan dibanding golongan sosial dan ekonomi yang
lebih baik.
5. Faktor umur dan jenis kelamin
Penyakit ini lebih sering ditemukan pada anak-anak dibandingkan orang
dewasa, dan pada wanita lebih sering ditemukan infeksi jamur di sela-sela jari
dibanding pria dan hal ini banyak berhubungan dengan pekerjaan. Di samping
faktor-faktor tadi masih ada faktor-faktor lain seperti faktor perlindungan tubuh
(topi, sepatu dan sebagainya) , faktor transpirasi serta pemakaian pakaian yang
serba nilan, dapat mempermudah penyakit jamur ini.
Microsporum gypseum
Mikrograf dari Microsporum gypseum
Klasifikasi ilmiah
Domain Eukaryota
Kerajaa
n
Fungi
Filum Ascomycota
Upafilu
m
Pezizomycotina
Kelas Eurotiomycetes
Ordo Onygenales
Famili Arthrodermatacea
e
Genus Microsporum
Spesies Microsporum gypseum
Nama binomial
Microsporum gypseum
ALAT DAN BAHAN :
1.Alat
a. Kapas lidi
steril
b. Lampu busen
c. Label
d. Mikroskop
e. Kertas merang
f. Inkubator
2. Bahan
a. Rambut
b. Plate agar
Sabauraud
c. Akuades
F. CARA KERJA :
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Memberi label petri disk
3. Mensterilkan plate agar dengan melewatkan pinggiran mulut
plate agar pada nyala api bunsen, kemudian membuka petridisk
pelan-pelan.
4. Membasahi kapas lidi steril dengan menggunakan aquades
5. Mengambil bahan pemeriksaan (rambut) dengan menggunakan
kapas lidi steril, dan memindahkannya pada media plate agar
dengan cara menggoreskannya pada permukaan media.
6. Menutup petridisk perlahan-lahan, kemudian melewatkan
pinggiran mulit petridisk di atas nyala api bunsen.
7. Membungkus petridisk dengan menggunakan kertas merang
atau menggunakan
plastik.
8. Mengeramkannya pada inkubator, waktu pengeraman +selama
1 minggu.
9. Mengamati ada tidaknya pertumbuhan jamur.
G. HASIL PENGAMATAN :
Hasil pengamatan setelah satu minggu kultivasi dapat dilihat
secara makroskopis terlihat permukaan media agar ditumbuhi
jamur berwarna hijau, jamur ini merupakan Mycrosporum
gypseum .
Keterangan :
Microsporum gypseum
Bentuk : seperti kumparan
Koloni : seperti wol hijau
Warna : Hijau
H. PEMBAHASAN :
Jamur Microsporum gypseum dapat ditemukan pada rambut .
I. KESIMPULAN :
Berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan, jamur pada rambut
adalah Microsporum gypseum
J. REFERENSI :
Brooks, F Geo, dkk. 2005. Mikrobiologi Kedokteran Buku 2. Jakarta : Salemba
Medika
Yogyakarta, 19 Juli 2013
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Praktikan
Dian Oktaviani
NIM : P07134112049