MAKALAH MEROKOK .

15
Disusun oleh : Yohanes Ray Sahala Panggabean Yefti Caroline Manurung Stephani Helena Saselah Dumora Lam Sari Panjaitan Muhammad Razak Alfonsina C. Pentury Patricia Feliani Sitohang Samuel Efraim Nyoman Astri Joy Jesica Meindy Latuary Mariska Vannessa Samuel Keryanto KELOMPOK 8

description

makalah yang membahas tentang kandungan dan bahaya dari rokok.

Transcript of MAKALAH MEROKOK .

Disusun oleh :

Yohanes Ray Sahala Panggabean

Yefti Caroline Manurung

Stephani Helena Saselah

Dumora Lam Sari Panjaitan

Muhammad Razak

Alfonsina C. Pentury

Patricia Feliani Sitohang

Samuel Efraim

Nyoman Astri

Joy Jesica Meindy Latuary

Mariska Vannessa

Samuel KeryantoKELOMPOK 8

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIAROKOKRokok mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen dan setidaknya 200 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida.

TAR adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Tar mengandung 43 bahan kimia yang diketahui menjadi bahaya. Ketika rasa lapar mampu digantikan oleh kepulan asap rokok, bukannya gizi yang masuk dalam tubuh melainkan racun. penyebab kanser(karsinogen).

NIKOTIN adalah zat adiktif bisa mendorong kebiasaan merokok yang berlebihan, menpengaruhi syaraf dan peredaran darah. Zat ini bersifat karsinogen, mampu memicu kanker paru-paru yang mematikan, dan menimbulkan ketagihan.selain nikotin, beberapa zat kimia lain yang terkandung dalam asap rokok diantaranya aseton(semacam cat), ammonia(pembersih lantai), arsen(zat yang bersifat racun), DDT(untuk insektisida), dan vinil klorida(plastik).

KARBON MONOKSIDA adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah tidak mampu mengikat oksigen. Akibat menghirup zat ini terus-menerus akan terjadi kerusakan Hidung, mulut, saluran pernafasan, paru-paru, saluran darah, dan jantung.

Merokok membahayakan bagi hampir semua organ tubuh, menimbulkan banyak penyakit dan memengaruhi kesehatan perokok secara umum. Bila Anda berhenti merokok, manfaatnya dapat Anda rasakan secara langsung maupun jangka panjang, bagi Anda maupun orang-orang yang Anda cintai. Berikut adalah contoh beberapa penyakit akibat merokok :KANKER

Merokok menyebabkan sekitar 90% kematian akibat kanker paru pada pria dan 80% pada wanita. Risiko kematian karena kanker paru 23 kali lebih tinggi pada pria perokok dan 13 kali lebih tinggi pada wanita perokok dibandingkan pada mereka yang bukan perokok. Merokok meningkatkan risiko kematian karena penyakit paru kronis hingga sepuluh kali lipat. Sekitar 90% kematian karena penyakit paru kronis disebabkan oleh merokok. Merokok juga dapat menyebabkan kanker mulut, kerusakan gigi dan penyakit gusi. Merokok juga menyebabkan kanker kandung kemih, faring, pita suara, esopagus, serviks, ginjal, pankreas dan perut.

PENYAKIT JANTUNG dan PEMBULUH DARAH

Merokok menyebabkan penyakit jantung koroner yang merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Perokok memiliki peluang 2-4 kali lebih tinggi untuk mengidap penyakit jantung koroner dibandingkan bukan perokok.

Perokok memiliki risiko terkena stroke dua kali lebih besar

Merokok mengurangi sirkulasi darah karena menyempitkan pembuluh darah arteri. Oleh karena itu, perokok 10 kali lebih berpeluang terkena penyakit pembuluh darah. Merokok menyebabkan anurisma aorta abdomen (Pelebaran lokal pembuluh darah aorta di bagian perut). Risiko kematian akibat penyakit ini tinggi di kalangan perokok ketika pembuluh darah tersebut pecah.GANGGUAN KEHAMILAN dan JANIN

Merokok selama kehamilan berakibat buruk terhadap kesehatan reproduksi dan janin dalam kandungan, termasuk infertilitas (kemandulan), keguguran, kematian janin, bayi lahir berberat badan rendah, dan sindrom kematian mendadak bayi. Risiko keguguran pada wanita perokok 2-3 kali lebih sering karena Karbon Monoksida dalam asap rokok dapat menurunkan kadar oksigen.IMPOTENSI

Merokok dapat menyebabkan penurunan seksual karena aliran darah ke penis berkurang sehingga tidak terjadi ereksi.

Selain itu, merokok juga dapat mengakibatkan:

OSTEOPOROSIS Karbonmonoksida dalam asap rokok dapat mengurangi daya angkut oksigen darah perokok sebesar 15%, mengakibatkan kerapuhan tulang sehingga lebih mudah patah dan membutuhkan waktu 80% lebih lama untuk penyembuhan. Perokok juga lebih mudah menderita sakit tulang belakang.

KATARAK Merokok dapat menyebabkan gangguan pada mata. Perokok mempunyai risiko 50% lebih tinggi terkena katarak, bahkan bisa menyebabkan kebutaan.

RAMBUT RONTOK Merokok menurunkan sistem kekebalan, tubuh lebih mudah terserang penyakit seperti lupus erimatosus yang menyebabkan kerontokan rambut, ulserasi pada mulut, kemerahan pada wajah, kulit kepala dan tangan.

Motivasi lain untuk merokok

Pada masa lalu perokok diklasifikasikan secara singkat sebagai perokok berat atau ringan, perokok penyedot (inhaler) atau bukan, perokok teratur atau sekali-sekali. Namun deskripsi kasar ini tidak menyatakan mengapa seseorang merokok. Namun kini telah diusahakan mengembangkan model-model psikologis dari perilaku merokok dengan menggunakan analisis statistik dari data yang berasal dari kuestioner motivasi merokok. Sebagai hasil dari studi ini kini terdapat kesepakatan tentang adanya tujuh jenis motivasi merokok.1. Alat pergaulan (psikososial).Merokok pada situasi sosial dan menggunakan nilai simbolis dari tindakan merokok ini untuk meningkatkan kehidupan bersosial.2. Kepuasan saraf (sensorimotor).Merokok untuk kepuasan pada mulut, sensorik dan manipulasi rokok itu sendiri.

3. Sumber kenikmatan (indulgent).Merokok untuk memperoleh kenikmatan dan menambah kegembiraan dan kesenangan yang sudah ada. Inilah jenis yang paling umum. Dua atau tiga jam dapat berlalu tanpa keinginan untuk merokok, namun pada situasi bergembira dapat lebih sering.

4. Penenang (sedatif).Merokok untuk menghilangkan perasaan tak enak, bukan untuk kenikmatan. Perasaan lega kadang-kadang juga timbul karena kegiatan sensorimotor seperti rasa tenang bila mengelus-elus rokok sebelum disulut, namun umumnya rasa lega timbul sebagai efek sedatif dari nikotin yang bekerja.

5. Perangsang (stimulasi).Efek stimulan dari nikotin dipakai untuk mengangkat atau memacu semangat, membantu berfikir dan konsentrasi, mencegah kelelahan dan mempertahankan kinerja pada tugas yang monoton dan lama, serta meningkatkan kemampuan dalam situasi stres.6. Memenuhi kecanduan (addiktif).Merokok semata-mata untuk memenuhi tuntutan atau mencegah terjadinya sindroma penarikan, yang akan timbul apabila seorang perokok telah meliwatkan 30-40 menit atau kurang tanpa rokok.7. Keterbiasaan (otomatis).Ini terjadi pada sebagian perokok berat yang dengan tak disadari lagi secara otomatis akan mencari sebatang rokok. Ini baru disadari hanya jika tangannya sudah kosong, yakni tidak memegang rokok.

Perilaku psikososial, sensorimotor dan sumber kenikmatan biasanya digolongkan dalam kelompok non-farmakologis, sedangkan selebihnya sudah termasuk kelompok ketergantungan obat. Namun terdapat bukti-bukti yang menunjukkan bahwa seseorang dapat beralih dari tipe psikososial, melalui tipe pencari kenikmatan hingga menjadi bentuk-bentuk ketergantungan akan nikotin.KANKER PARU

Kanker paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam organ paru.

Kanker paru sering disebut juga sebagai Karsinoma Bronkogenik, karena sebagian besar berasal dari bronkus,sebagai contoh 95% dari seluruh kasus kanker paru 95% diantaranya merupakan kanker Karsnoma Bronkogenik.

Penderita Karsinoma Bronkogenik adalah 90% perokok dan 10% bukan perokok.

Insidensi penderita kanker Karsinoma Bronkogenik tertinggi pada usia 55-65 tahun.

Faktor-faktor penyebab terjadinya kanker paru:

1. Merokok

Merupakan 85% penyebab kanker paru.

Penelitian terhadap 200.000 laki-laki usia 50-69 tahun yang diteliti selama 44 bulan, angka kematian per 100.000 orang adalah:

3,4laki-laki yang tidak merokok.

59,3laki-laki yang merokok 10-20 batang sehari.

217,3laki-laki yang merokok 40 batang sehari.

Mereka yang berhenti merokok untuk seterusnya tetap memiliki resiko kanker paru yaitu setelah mereka berhenti merokok selama 15 tahun.

Perokok pasif memiliki resiko kanker paru 2 kali lebih besar dibandingkan perokok aktif, karena perokok pasif menghirup semua zat-zat berbahaya dalam asap rokok, sedangkan perokok aktif menghirup tetapi juga mengeluarkan asap rokok.

2. Polusi udara dari kendaraan bermotor dan industri.

Resiko kanker paru 2 kali lebih besar di daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah pedesaan karena di daerah perkotaan memiliki polusi yang lebih banyak. Dan umumnya ditemukan pada ekonomi rendah, karena hidup lebih dekat dengan tempat pekerjaan mereka (pabrik,dll).

Karsinogen dalam polusi udara (juga dalam asap rokok) yaitu 3,4 benzipren.

3. Pekerjaan kontak dengan zat karsinogen.

Asbes

Resiko kanker paru pada pekerja asbes 10 kali lebih tinggi dibandingkan masyarakat umum.

Contoh penyakit yang disababkan oleh asbes adalah mesotelioma (tumor pleura) yang terdiagnosis setelah 25 tahun, dan kelangsungan hidup kurang dari 1 tahun sejak saat didiaognosis.

Uranium, kromat, aresn (pada insektisida), besi, dan oksida besi.

Resiko akan semakin meningkat jika para pekerja tersebut juga merokok.

4. Faktor makanan

Perokok yang kekurangan vit. A memiliki resiko yang lebih besar dari pada perokok yang cukup kandungan vit. A dalam makanannya.

5. Faktor keluarga

Keturunan orang yang memiliki kanker paru memiliki resiko 2-3 kali lipat terkena kanker paru, walaupun tidak memiliki kebiasaan merokok.

Untuk mempermudah pengobatan, Karsinoma Bronkogenik dibagi menjadi dua bagian :

A. SCLC (Small Cell Lung Cancer)

Terletak di tengah sekitar percabangan utama bronki.

Sering disebut juga Karsinoma Sel Oat karena bentuknya menyerupai biji oat (gandum).

Memiliki waktu pembelahan tercepat dan prognosis yang terburuk dibanding Karsinoma Bronkogenok lainnya.

Penelitian membuktikan bahwa, tahun 50% meninggal karena kanker bermetastasis ke otak, 30% meinggal karena komplikasi lokal dari kanker, dan 20% penderita bertahan hidup selama dua.

B. NSCLS (Non Small Cell Lung Cancer)

I.Adenokarsinoma

Terletak dibagian perifer segmen bronkus, jaringan perut lokal pada paru, dam fibrosis interstisial kronik.

Sering kali meluas ke pembuluh darah dan limfe.

II.Karsinoma Bronkoalveolar

Merupakan subtipe dari adenokarsinoma.

Meliputi permukaan alveolar.

Gejala Karsinoma Bronkoalveolar adalah pneumonia.

III. Karsinoma Sel Besar

Timbul pada jaringan paru perifer.

Tumbuh dengan cepat ke tempat-tempay yang jauh.

GEJALA KANKER PARUGejala dan tanda kanker paru sangat bervariasi terggantung dari derajat kanker dan kondisi fisik individu yang bersangkutan. Meskipun demikian, tanda atau gejala dini kanker paru sangat mudah untuk dideteksi. Beberapa gejala yang mungkin terjadi pada orang yang menderita kanker paru antara lain :

Tanpa GejalaHampir 25% orang yang didiagnosa menderita kanker paru ditemukan dengan tidak sengaja. Artinya, mereka ditemukan menderita kanker paru pada saat dilakukan pemeriksaan ronsen dada untuk suatu keperluan atau pemeriksaan kesehatan rutin. Gambaran ronsen dada menunjukan adanya tumor kecil sebesar uang logam di paru paru dan pada saat ini pasien sama sekali tidak mengeluhkan gejala apa apa.

Gejala sesuai dengan besarnya kankerPertumbuhan sel kanker yang mendesak jaringan paru normal akan menyebabkan terganggunya proses pernafasan pasien. Gejala yang timbul antara lain batuk, sesak nafas, nafas bunyi, nyeri dada dan batuk darah. Jika pertumbuhan sel kanker merusak sel saraf di sekitar paru maka akan menimbulkan nyeri pada bahu yang mejalar ke tangan sampai dengan jari jari tangan. Desakan sel kanker ke kerongkongan akan menyebabkan gangguan menelan.

Gejala yang berhubungan dengan penyebaran kankerSel kanker paru yang menyebar ke tulang akan menyebabkan nyeri pada tulang tersebut sementara yang menyebar ke otak akan menyebabkan gejala neurologik seperti mata kabur, sakit kepala, kejang, gejala stroke, kelumpuhan pada anggota gerak, gangguan sensasi rasa pada beberapa bagian tubuh.

Gejala non spesifikGejala non spesifik jamak ditemukan pada beberapa penyakit kanker termasuk kanker paru. Gejala ini antara lain penurunan berat badan, lemah, dan mudah lelah. Sering pula terjadi gejala psikologis seperti depresi dan gangguan mood.

DIAGNOSA

Jika seseorang (terutama perokok) mengalami batuk yang menetap atau semakin memburuk atau gejala paru-paru lainnya, maka terdapat kemungkinan terjadinya kanker paru-paru.Kadang petunjuk awalnya berupa ditemukannya bayangan pada rontgen dada dari seseorang yang tidak menunjukkan gejala. Rontgen dada bisa menemukan sebagian besar tumor paru-paru, meskipun tidak semua bayangan yang terlihat merupakan kanker.

Biasanya dilakukan pemeriksaan mikroskopik dari contoh jaringan, yang kadang berasal dari dahak penderita (sitologi dahak). Untuk mendapatkan jaringan yang diperlukan, dilakukan bronkoskopi.CT scan bisa menunjukkan bayangan kecil yang tidak tampak pada foto rontgen dada dan bisa menunjukkan adanya pembesaran kelenjar getah bening.Untuk mengetahui adanya penyebaran ke hati, kelenjar adrenal atau otak, dilakukan CT scan perut dan otak.

Penyebaran ke tulang bisa dilihat melalui skening tulang. Kadang dilakukan biopsi sumsum tulang, karena karsinoma sel kecil cenderung menyebar ke sumsum tulang

Penggolongan (stadium) kanker dilakukan berdasarkan:- ukuran tumor- penyebaran ke kelenjar getah bening di dekatnya- penyebaran ke organ lain.Stadium ini digunakan untuk menentukan jenis pengobatan yang akan dilakukan dan ramalan penyakit pada penderita.

PENGOBATAN

Tumor bronkial jinak biasanya diangkat melalui pembedahan karena bisa menyumbat bronki dan lama-lama bisa menjadi ganas.Kadang dilakukan pembedahan pada kanker selain karsinoma sel kecil yang belum menyebar. Sekitar 10-35% kanker bisa diangkat melalui pembedahan, tetapi pembedahan tidak selalu membawa kesembuhan.

Sekitar 25-40% penderita tumor yang terisolasi dan tumbuh secara perlahan, memiliki harapan hidup sampai 5 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis. Penderita ini harus melakukan pemeriksaan rutin karena kanker paru-paru kambuh kembali pada 6-12% penderita yang telah menjalani pembedahan.

Sebelum pembedahan, dilakukan tes fungsi paru-paru untuk menentukan apakah paru-paru yang tersisa masih bisa menjalankan fungsinya dengan baik atau tidak. Jika hasilnya jelek, maka tidak mungkin dilakukan pembedahan.

Pembedahan tidak perlu dilakukan jika:- kanker telah menyebar keluar paru-paru- kanker terlalu dekat dengan trakea- penderita memiliki keadaan yang serus (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru yang berat).

Terapi penyinaran dilakukan pada penderita yang tidak dapat menjalani pembedahan karena mereka memiliki penyakit lain yang serius.Tujuan dari penyinaran adalah memperlambat pertumbuhan kanker, bukan untuk penyembuhan. Terapi penyinaran juga bisa mengurangi nyeri otot, sindroma vena kava superior dan penekanan saraf tulang belakang. Tetapi terapi penyinaran bisa menyebabkan peradang paru-paru (pneumonitis karena penyinaran), dengan gejala berupa batuk, sesak nafas dan demam. Gejala ini bisa dikurangi dengan corticosteroid (misalnya prednisone).Pada saat terdiagnosis, karsinoma sel kecil hampir selalu telah menyebar ke bagian tubuh lainnya, sehingga tidak mungkin dilakukan pembedahan. Kanker ini diobati dengan kemoterapi, kadang disetai terapi penyinaran.

Penderita kanker paru-paru banyak yang mengalami penurunan fungsi paru-paru. Untuk mengurangi gangguan pernafasan bisa diberikan terapi oksigen dan obat yang melebarkan saluran udara (bronkodilator).PENYEBAB KANKER PARU

Merokok Kejadian kanker paru-paru adalah sangat terkait dengan merokok, dengan kira-kira 90% dari kanker-kanker paru-paru timbul sebagai akibat dari penggunaan tembakau.

Pada mantan-mantan perokok, tetap memiliki risiko mengembangkan kanker paru kira - kira 15 tahun setelah penghentian merokok.

Merokok Pasif

Serat-serat asbes (asbestos fibers) adalah serat-serat silikat (silicate fibers) yang dapat menetap untuk seumur hidup dalam jaringan paru seiring dengan paparan pada asbes-asbes. Tempat kerja adalah suatu sumber paparan pada serat-serat asbes yang umum. Mehisap rokok secara dramatis meningkatkan kemungkinan mengembangkan suatu kanker paru yang berhubungan dengan asbes pada pekerja-pekerja yang terpapar. Pekerja-pekerja asbes yang tidak merokok mempunyai suatu risiko sebesar lima kali mengembangkan kanker paru daripada bukan perokok, dan pekerja-pekerja asbes yang merokok mempunyai suatu risiko sebesar 50 sampai 90 kali lebih besar daripada bukan perokok.

Radon Gas

Radon gas adalah suatu gas mulia secara kimia dan alami yang adalah suatu pemecahan produk uranium alami. Seperti pada asbes, merokok yang serentak meningkatkan sangat besar risiko kanker paru dengan paparan pada radon. Radon gas dapat bergerak melalui tanah dan masuk kedalam rumah melalui celah-celah diantara fondasi-fondasi, pipa-pipa, saluran-saluran, atau tempat-tempat terbuka lainnya. Radon gas tidak terlihat dan tidak berbau dan sering ditemukan pada air minum. Kecenderungan Keluarga

Ketika mayoritas dari kanker-kanker paru dikaitkan dengan menghisap tembakau, fakta bahwa tidak semua perokok akhirnya mengembangkan kanker paru menyarankan bahwa faktor-faktor lain, seperti kepekaan genetik individu. Banyak studi-studi telah menunjukkan bahwa kanker paru kemungkinan terjadi pada saudara-saudara baik yang merokok maupun yang tidak merokok yang telah mempunyai kanker paru. Penelitian akhir-akhir ini telah melokalisir suatu daerah pada lengan panjang dari kromosom manusia nomor 6 yang kemungkinan mengandung suatu gen yang memberikan suatu kepekaan yang meningkat mengembangkan kanker paru pada perokok-perokok.

Penyakit-Penyakit Paru

Kehadiran penyakit-penyakit paru tertentu, khususnya chronic obstructive pulmonary disease (COPD), dikaitkan dengan suatu risiko yang meningkat sedikit (empat sampai enam kali risiko dari seorang bukan perokok) untuk mengembangkan kanker paru bahkan setelah efek-efek dari menghisap rokok serentak telah ditiadakan.

Sejarah Kanker Paru sebelumnya

Orang-orang yang selamat dari kanker paru mempunyai suatu risiko yang lebih besar daripada populasi umum untuk mengembangkan suatu kanker paru kedua.

Polusi Udara

Polusi udara dari kendaraan-kendaraan, industri, dan tempat-tempat pembangkit tenaga (listrik) dapat meningkatkan kemungkinan mengembangkan kanker paru pada individu-individu yang terpapar. Sampai 1% dari kematian-kematian kanker paru disebabkan oleh pernapasan udara yang terpolusi, dan ahli-ahli percaya bahwa paparan yang memanjang (lama) pada udara yang terpolusi sangat tinggi dapat membawa suatu risiko serupa dengan yang dari merokok pasif untuk mengembangkan kanker paru.