MAKALAH MENEJEMEN PENDIDIK DAN TENAGA PENDIDIKAN … · Dan dalam penyusunan makalah ini saya sadar...

24
MAKALAH MENEJEMEN PENDIDIK DAN TENAGA PENDIDIKAN PADA MADRASAH/ SEKOLAH (Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Menejemen Lembaga Pendidikan Islam) Disusun Oleh: Moch. Abdi Muchlis :14111883 Wahyu Adi Nugroho :14111907 Ahmad Mufatachi Hafidz :14111909 Dosen Pengampu Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO 2018

Transcript of MAKALAH MENEJEMEN PENDIDIK DAN TENAGA PENDIDIKAN … · Dan dalam penyusunan makalah ini saya sadar...

MAKALAH

MENEJEMEN PENDIDIK DAN TENAGA

PENDIDIKAN PADA MADRASAH/ SEKOLAH

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Menejemen Lembaga

Pendidikan Islam)

Disusun Oleh:

Moch. Abdi Muchlis :14111883

Wahyu Adi Nugroho :14111907

Ahmad Mufatachi Hafidz :14111909

Dosen Pengampu

Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

2018

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kehadirat Alloh SWT yang telah

melimpahkan rahmat serta taufiknya sehingga kita bisa melaksanakan Amaliyah

sehari-hari serta dapat menyelesaikan makalah ini.

Shalawat serta salam tetap kita curahkan kepada nabi Muhammad SAW

yang telah menuntun umatnya menuju jalan yang mulia yaitu Islam.

Yang selanjutnya perkenankanlah saya dalam kesempatan kali ini

menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Ponorogo Bapak

Rido Kurnianto, M.Pd.I

2. Dosen pengampu yang telah memberi bibimbingan dalam penyusunan

makalah ini Bapak Afiful Ikhwan, M.Pd.I

3. Teman -teman dan seluruh dan seluruh pihak yang berpartisipasi dalam

penyelesaian makalah.

Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut saya hanya dapat berdo’a

dan memohon kepada Alloh SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi

amal soleh di mata Alloh SWT. Aamin.

Dan dalam penyusunan makalah ini saya sadar bahwa masih banyak

kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu saya mengharapkan kritikan positif,

sehingga bisa diperbaiki seperlunya.

Akhirnya saya tetap berharap semoga makalah ini menjadi butir-butir

amalan saya dan bermanfaat khususnya bagi saya dan umumnya bagi seluruh

pembaca. Aamin yaa robhal alamin.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i

KATA PENGANTAR............................................................................................ ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................. 2

C. Tujuan................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Devinisi Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan.................... 3

B. Jenis-Jenis Tenaga Kependidikan…………………………………….. 6

C. Tujuan Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan………….…. 9

D. Komponen Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan.............. 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................... 20

B. Saran........................................................................................................ 20

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidik dan tenaga kependidikan dalam proses pendidikan memegang

peranan strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui

pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Dipandang dari

dimensi pembelajaran, peranan pendidik (guru, dosen, pamong belajar, instruktur,

tutor, widyaiswara) dalam masyarakat Indonesia tetap dominan sekalipun

teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berkembang amat

cepat. Hal ini disebabkan karena ada dimensi-dimensi proses pendidikan, atau

lebih khusus lagi proses pembelajaran, yang diperankan oleh pendidik yang tidak

dapat digantikan oleh teknologi. Fungsi mereka tidak akan bisa seluruhnya

dihilangkan sebagai pendidik dan pengajar bagi peserta didiknya. Begitu pun

dengan tenaga kependidikan (kepala sekolah, pengawas, tenaga perpustakaan,

tenaga administrasi) mereka bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,

pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses

pendidikan pada satuan pendidikan.

Sehubungan dengan tuntutan kearah profesionalisme tenaga pendidik dan

kependidikan, maka semakin dirasakannya desakan untuk peningkatan mutu

pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan yang telah menjadi komitmen

pendidikan nasional. Isu klasik yang selalu muncul selama ini ialah : usaha apa

yang paling tepat untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan mutu

pendidik dan tenaga kependidikan? Oleh karenanya penting untuk memahami

terlebih dahulu bagaimana mengelola pendidik dan tenaga kependidikan tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Definisi Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan?

2. Apa saja Jenis-Jenis Tenaga Kependidikan?

3. Apa Tujuan Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan?

4. Apa saja Komponen Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan

C. Tujuan

1. Memahami Definisi Manajemen Pendidik dan Kependidikan.

2. Mengetahui Jenis-Jenis Pendidik dan Kependidikan.

3. Mengetahui dan Memahami Tujuan Manajemen Pendidik dan Tenaga

Kependidikan.

4. Mengetahui Apa saja Komponen Manajemen Pendidik dan Tenaga

Kependidikan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Devinisi Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan

1. Devinisi menejemen

Manajemen berasal dari bahasa inggris, management yang

dikembangkan dari kata to manage, yang artinya mengatur/mengelola.

Kata manage itu sendiri berasal dari italiamaneggio yang diadopsi dari bahasa

latin managiare, yang berasal dari katamanus yang artinya tangan. Konsep

manajemen tidaklah mudah untuk didefinisikan. Berikut definisi manajemen

menurut para ahli:

a) Menurut G.R. Terry terdapat empat fungsi manajemen, yaitu :1

1) planning (perencanaan);

2) organizing (pengorganisasian);

3) actuating (pelaksanaan); dan

4) controlling (pengawasan).

b) Sedangkan menurut Henry Fayol terdapat lima fungsi manajemen,

meliputi :

1) planning (perencanaan);

2) organizing (pengorganisasian);

3) commanding (pengaturan);

4) coordinating (pengkoordinasian); dan

5) controlling (pengawasan).

c) Sementara itu, Harold Koontz dan Cyril O’ Donnel mengemukakan lima

fungsi manajemen, mencakup :

1) planning (perencanaan);

2) organizing (pengorganisasian);

3) staffing (penentuan staf);

4) directing (pengarahan); dan

5) controlling (pengawasan).

1 http://SDNdurenJaya2.blogspot.com diakses tgl 19-03-2018

d) Selanjutnya, L. Gullick mengemukakan tujuh fungsi manajemen, yaitu :

1) planning (perencanaan);

2) organizing (pengorganisasian);

3) staffing (penentuan staf);

4) directing (pengarahan);

5) coordinating (pengkoordinasian);

6) reporting (pelaporan); dan

7) budgeting (penganggaran).

e) Menurut Heidrachman Ranupandojo dan Fuad Husnan dalam bukunya

yang berjudul Manajemen Personalia, mengemukakan 7 komponen

manajemen, yaitu:2

1) Perencanaan

2) Pengorganisasian

3) Pengarahan dan pengawasan dari pengadaaan

4) Pengembangan

5) Pemberian kompensasi

6) Pengintegrasian

7) Pemeliharaan tenaga kerja

2. Devinisi pendidik

Menurut UU No.20 Tahun 2003 pasal 39 ayat 2, pendidik merupakan

tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses

pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan

pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,

terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.3

Sedangkan menurut Ahmad Tafsir yang dikemukan oleh Sulistiyorini

di dalam bukunya, pendidik dalam Islam adalah orang-orang yang

bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan

2 Sri minarti, Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara

Mandiri, (Arruz media: Yogyakarta, 2011), hal. 125 3 http://wakihuddin.blogspot.com dari http://Shiepvietz.blogspot.com diakses tgl 19-03-

2018

mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi

afektif, potensi kognitif, maupun potensi pikomotorik.4

Pendidik adalah bapak rohani (spiritual father) bagi anak didik yang

memberikan santapan jiwa dengan ilmu pembinaan akhlak mulia, dan

meluruskannya. Oleh karena itu, pendidik mempunyai kedudukan yang tinggi

sebagaimana yang dilukiskan dalam hadits Nabi Muhammad saw. bahwa

: “Tinta seorang ilmuwan (ulama) lebih berharga ketimbang darah seorang

syuhada”5

3. Devinisi tenaga kependidikan

Menurut UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

pasal 1 ayat 5 dan 6 yang dimaksud dengan tenaga kependidikan adalah

anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang

penyelenggaraan pendidikan. Dimana tenaga kependidikan tersebut

memenuhi syarat yang ditentukan oleh undang-uandang yang berlaku,

diangkat oleh pejabat yang berwenang, diserahi tugas dalam suatu jabatan dan

digaji pula menurut aturan yang berlaku.

Tenaga kependidikan adalah tenaga-tenaga (personil) yang

berkecimpung di dalam lembaga atau organisasi pendidikan yang memiliki

wawasan pendidikan (memahami falsafah dan ilmu pendidikan), dan

melakukan kegiatan pelaksanaan pendidikan (mikro atau makro) atau

penyelenggaraan pendidikan.6

Menurut Hasbulloh, yang dimaksud personel adalah orang-orang yang

melaksanakan sesuatu tugas untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Dalam

konteks lembaga pendidikan atau sekolah dibatasi dengan sebutan pegawai.7

4. Definisi Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Manajemen pendidik dan tenaga kependidikan merupakan kegiatan

yang mencakup penetapan norma, standar, prosedur, pengangkatan,

pembinaan, penatalaksanaan, kesejahteraan dan pemberhentian tenaga

4 Sulistiyorini, Manajemen Pendidikan Islam, (Elkaf: Tulungagung, 2006), hal. 51

5 Ibid, hal 52

6 Ibid, hal 53

7 Hasbulloh, Otonomi Pendidikan, (PT Raja Grafindo Persada: Jakarta, 2006), hal. 111

kependidikan sekolah agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dalam

mencapai tujuan sekolah.8

Manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia

pendidikan bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara

efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam

kondisi yang menyenangkan. Untuk mewujudkan keseragaman perlakuan dan

kepastian hukum bagi tenaga kependidikan sekolah dasar dalam

melaksanakan tugas dan fungsi, wewenang dan tanggung jawabnya sesuai

dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Dari pernyataan diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa

manajemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah aktifitas yang harus

dilakukan mulai dari tenaga pendidik dan kependidikan itu masuk ke dalam

organisasi pendidikan sampai akhirnya berhenti melalui proses perencanaan

SDM, perekrutan, seleksi, penempatan, pemberian kompensasi, penghargaan,

pendidikan dan latihan/ pengembangan dan pemberhentian.9

B. Jenis-Jenis Tenaga Kependidikan

Tenaga kependidikan merupakan seluruh komponen yang terdapat dalam

instansi atau lembaga pendidikan yang tidak hanya mencakup guru saja

melainkan keseluruhan yang berpartisipasi dalam pendidikan. Dilihat dari

jabatannya, tenaga kependidikan dibedakan menjadi tiga, yaitu:10

1. Tenaga structural

Merupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan-jabatan eksekutif

umum (pimpinan) yang bertanggung jawab baik langsung maupun tidak

langsung atas satuan pendidikan.

2. Tenaga fungsional

Merupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan fungsional yaitu

jabatan yang pelaksanaannya mengandalkan keahlian akademis kependidikan.

8 Ibid, hal. 112

9 Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, manajemen pendidikan. (Alfabeta: Bandung,

2009), hal. 231 10

http://ganieindraviantoro.wordpress.com/2012/04/12/manajemen-tenaga-pendidikan/

diakses tgl 18-03-2018

3. Tenaga teknis kependidikan

Merupakan tenaga kependidikan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya lebih

dituntut kecakapan teknis operasional atau teknis administratif.

Status Ketenagaan Tempat Kerja di sekolah Tempat Kerja diluar

Sekolah

Tenaga Struktural Kepala sekolah, wakil

kepala sekolah

Urusan kurikulum

Urusan kesiswaaan

Urusan sarana dan

prasarana

Urusan pelayanan

khusus

Pusat: Menteri,

Sekjen, Dirjen

Wilayah: Ka. Kanwil

Kormin: Kepala

Bidang

Daerah:

kakandepdiknas

Kab./Kec: Kasi

Tenaga Fungsional Guru

pembimbing/penyuluh

pengembangan

kurikulum dan teknologi

kependidikan,

pengembang tes,

Pustakawan

Penilik, pengawas,

pelatih, tutor, dan

fasilitator,

pengembangan

Kurikulum

Tenaga Teknis Laboran, teknisi sumber

belajar, pelatih (olah

raga); kesenian dan

keterampilan, petugas

TU

Teknisi sumber

belajar/sanggar

belajar

Petugas TU

Tabel 1. Jenis-jenis tenaga kependidikan untuk lingkungan Departemen

Pendidikan nasional.11

Sedangkan menurut Hartati sukirman, tenaga kependidikan dibagi

menjadi tiga macam, yaitu:12

1. Pendidik

Tenaga pendidik adalah personil di lembaga pelaksanaan pendidikan

yang melakukan salah satu aspek atau seluruh kegiatan (proses)

pendidikan, mikro ataupun makro. Adanya tenaga pendidik selain

mengajar secara teori juga diharapkan dapat membimbing anak didiknya.

11

http://ganieindraviantoro.wordpress.com/2012/04/12/manajemen-tenaga-pendidikan/

diakses tgl 18-03-2018

12 Ibid

Tenaga pendidik dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu:

a) Pengajar

Pengajar adalah personil yang secara legal profesional bertugas

melaksanakan kegiatan pendidikan. Pengajar tidak hanya

dikonotasikan sebagai pemberi materi pelajaran saja, melainkan

utuh sebagai pendidik, hanya saja pendidikannya dilakukan melalui

materi pelajaran tertentu.

b) Pembimbing

Pembimbing adalah personil yang bertugas melaksanakan kegiatan

pendidikan yang khas, yaitu tertuju pada orang-orang yang

bermasalah secara psikologis-rohaniah atau sosial.

c) Supervisor Pendidikan

Supervisor pendidikan adalah personil yang bertugas melaksanakan

kegiatan pendidikan terhadap para pengajar dan pembimbing dalam

pelaksanaan tugasnya.

d) Tenaga Administrator

Administrator pendidikaan merupakan personil yang bertugas

melaksanakan kegiatan pengelolaan penyelenggaraan pendidikan.

Personil yang meiliki wawasan pendidikan yang luas dan

kemampuan administratorial pengelolaan penyelenggaraan

pendidikan.

Kelompok administrator tersebut meliputi:

1) Perencana pendidikan profesional

2) Pengembang kurikulum pendidikan

3) Peneliti dan pemngembang pendidikan

4) Perancang sarana dan media pendidikan

e) Tenaga teknisi Pendidikan

Merupakan orang-orang yang bertugas memberikan layanan

pendidikan melalui pendekatan kondisional ( fasilitas dan layanan

khusus). Tenaga teknisi pendidikan ini dapat meliputi:

1) Pustakawan Pendidikan

2) Petugas pusat sumber belajar

3) Laboran-pendidik

Tenaga kependidikan merupakan hasil analisis jabatan yang

dibutuhkan oleh suatu sekolah atau satuan organisasi yang lebih

luas. Sejalan dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang pemerintahan

daerah dan PP No.25 Tahun 2000 tentang Kewenangan

Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai daerah otonom,

maka jenis-jenis tenaga kependidikan dapat bervariasi sesuai

kebutuhan organisasi yang bersangkutan.

C. Tujuan Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Tujuan manajemen tenaga pendidikan dan kependidikan berbeda dengan

manajemen SDM lebih mengarah pada pembangunan pendidikan yang bermutu,

membentuk SDM yang handal, produktif, kreatif, dan berprestasi.

Di negara kita ada satu Direktorat Tenaga Pendidik di bawah Dirjen

Peningkatan Mutu Pendidik dan Kependidikan (PMPTK) yang memiliki

wewenang untuk mengatur, mengelola tenaga pendidik dan kependidikan.

Berdasarkan (Permendiknas No. 8 Tahun 2005) TUGAS DITJEN PMPTK

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Ditjen

PMPTK) mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan

standarisasi teknis di bidang peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan

pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan

pendidikan nonformal.

Tujuan manajemen tenaga pendidik dan kependidikan secara umum

adalah:13

1. Memungkinkan organisasi mendapatkan dan mempertahankan tenaga kerja

yang cakap, dapat dipercaya, dan memiliki motivasi tinggi.

2. Meningkatkan dan memperbaiki kapasitas yang dimiliki oleh karyawan.

13

http://elfalasy88.wordpress.com/2010/11/30/manajemen-tenaga-pendidik-dan-tenaga-

kependidikan/ diakses tgl 22-03-2018

3. Mengembangkan sistem kerja dengan kinerja tinggi yang meliputi prosedur

perekrutan dan seleksi yang ketat, sistem kompensasi dan insentif yang

disesuaikan dengan kinerja, pengembangan manajemen serta aktivitas

pelatihan yang terkait dengan kebutuhan organisasi dan individu.

4. Mengembangkan praktik manajemen dengan komitmen tinggi yang

menyadari bahwa tenaga pendidik dan kependidikan merupakan stakeholder

internal yang berharga serta membantu mengembangkan iklim kerjasama dan

kepercayaan Bersama.

5. Menciptakan iklim kerja yang harmonis.

Fungsi Ditjen PMPTK adalah sebagai berikut:14

1. Penyiapan perumusan kebijakan departemen di bidang peningkatan mutu

pendidik dan kependidikan

2. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan mutu pendidik dan tenaga

kependidikan.

3. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang

peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan.

4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang peningkatan mutu

pendidik dan tenaga kependidikan.

5. Pelaksanaan urusan administrasi Direktorat Jenderal.

D. Komponen Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Manajemen personalia mencakup tujuh komponen. Tujuh komponen ini

dilaksanakan secara urut, tertib, dan berkesinambungan sehingga harus melalui

tahapan-tahapan yang sudah ditentukan. Ketujuh komponen tersebut adalah:

1. Perencanaan Pegawai

Perencanaan pegawai merupakan kegiatan yang menentukan

kebutuhan pegawai, baik secara kuantitatif maupun kualitatif untuk sekarang

dan masa depan.15

Masa lampau telah mengantarkan kondisi sekarang

14

TIM dosen Administrasi Pendidikan UPI, manajemen pendidikan, (alfabeta: Bandung)

hal 232 15

Mulyasa, E, Manajemen Berbasis Sekolah, (PT Remaja Rosdakarya Offset:

Bandung, 2002), hal. 42

sehingga bisa dijadikan acuan untuk merencanakan masa depan berdasarkan

potensi yang ada. Sepanjang situasi yang dihadapi di masa lampau dan masa

sekarang masih sama, maka perkembangan masa lampau yang telah

mengantarkan kondisi masa sekarang ini dapat dijadikan acuan yang sama

untuk memprediksi masa depan. Tetapi, jika situasinya sama sekali lain,

maka dibutuhkan kejelian “membaca” keadaan dalam menyusun

perencanaan.16

Perubahan inilah yang dewasa ini sering dihadapi oleh para

perencana sehingga dibutuhkan jurus-jurus jitu sebagai upaya antisipasi

sedini mungkin.

Hal yang perlu dilakukan dalam perencanaan pegawai, yaitu:

a) uraian Pekerjaan (Job description), dimaksudkan untuk mengetahui

jabatan apa yang akan di isi.

b) analisis pekerjaan (job analysis), dimaksudkan untuk memperoleh

deskripsi pekerjaan, yakni tentang tugas-tugas pekerjaan yang harus

dilakukan.

c) spesifikasi Pekerjaan (Specification Job, dimaksudkan untuk memberikan

gambaran tentang kualitas minimum calon tenaga kependidikan atau

pegawai yang akan diterima.

d) persyaratan pekerjaan (job recruitmen).

2. Rekruitmen Pegawai

Rekrutmen pegawai merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan

pegawai pada suatu lembaga, baik jumlah maupun kualitasnya.17

Gorton

sebagaimana dikutip oleh Ibrahim Bafadal dan dikutip kembali oleh Mujamil

Qomar mengatakan bahwa : “Tujuan rekrutmen pegawai adalah menyediakan

calon pegawai yang betul-betul baik(surplus of candidates) dan paling

memenuhi kualifikasi (most qualified and outstanding individuals) untuk

sebuah posisi.

16

Qomar, Mujamil, Manajemen Pendidikan Islam, (PT Gelora Aksara Pratama:

Malang, 2007), hal. 132. 17

Mulyasa, E, Manajemen Berbasis Sekolah, PT Remaja Rosdakarya Offset:

Bandung, 2002), hal. 43.

Menurut PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan (SNP), pengertian Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental

serta pendidikan dalam jabatan.18

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007

mengatur standar kompetensi dan kualifikasi kepala sekolah sebagai berikut:

a) Kualifikasi umum kepala sekolah

1) Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-

IV) kependidikan atau nonkependidikan pada perguruan tinggi yang

terakreditasi.

2) Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-

tingginya 56 tahun.

3) Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun

menurut jenjang sekolah masing-masing, kecuali di Taman Kanak-

kanak /Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki pengalaman mengajar

sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA.

4) Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil

(PNS) dan bagi non-PNS disetarakan dengan kepangkatan yang

dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang.

b) Kualifikasi khusus kepala sekolah SD/MI

Kepala Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) adalah sebagai

berikut:

1) Berstatus sebagai guru SD/MI;

2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SD/MI; dan

3) Memiliki sertifikat kepala SD/MI yang diterbitkan oleh lembaga

yang ditetapkan Pemerintah.

c) Kompetensi Kepala Sekolah SD/MI

Kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah, sebagai berikut:

18 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan,

Jakarta. 2005.

1) Kompetensi Kepribadian

Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak

mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di

sekolah/madrasah

Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.

Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri

sebagai kepala sekolah/madrasah.

Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.

Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam

pekerjaan sebagai kepala sekolah/ madrasah.

Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin

pendidikan.

2) Kompetensi Manajerial

Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai

tingkatan perencanaan.

Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan

kebutuhan.

Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan

sumber daya sekolah/ madrasah secara optimal.

Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah

menuju organisasi pembelajar yang efektif.

Menciptakan budaya dan iklim sekolah/ madrasah yang

kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik.

Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber

daya manusia secara optimal.

Mengelola sarana dan prasarana sekolah/ madrasah dalam

rangka pendayagunaan secara optimal.

Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam

rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan

pembiayaan sekolah/ madrasah.

Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta

didik baru, dan penempatan dan pengembangan kapasitas

peserta didik.

Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan

pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan

nasional.

Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip

pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien.

Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung

pencapaian tujuan sekolah/ madrasah.

Mengelola unit layanan khusus sekolah/ madrasah dalam

mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik

di sekolah/madrasah.

Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam

mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan.

Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan

pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah.

Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

program kegiatan sekolah/ madrasah dengan prosedur yang

tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya.

3) Kompetensi Kewirausahaan

Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan

sekolah/madrasah.

Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah

sebagai organisasi pembelajar yang efektif.

Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin

sekolah/madrasah.

Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam

menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah.

Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan

produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta

didik.

4) Kompetensi Sosial

Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan

sekolah/madrasah

Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.

Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.

d) Standar Kompetensi dan Kualifikasi Guru

Standar Kompetensi dan kualifikasi guru sebagaimana diatur dalam

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 sebagai

berikut:

1) Kualifikasi Guru SD/MI

Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki

kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV)

atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1

PGSD/PGMI) atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang

terakreditasi.

2) Kompetensi Guru

a. Kompetensi Pedagogiek

b. Kompetensi Kepribadian

c. Kompetensi Sosial

d. Kompetensi Profesional

e) Standar Kompetensi dan kualifikasi Tenaga Administrasi dan

Perpustakaan.

Kompetensi dan kualifikasi tenaga Administrasi telah diatur dengan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2008,

sedangkan Standar Kompetensi Dan Kualifikasi Tenaga Perpustakaan

dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2008.

f) Standar Kualifikasi dan Kompetensi Tenaga Layanan Khusus.

Diantaranya: Laborat, Penjaga Sekolah, Tukang Kebun, Tenaga

Keamanan, Pengemudi dan Pesuruh. Standar kompetensi dan kualifikasi

jenis tenaga ini disesuaikan dengan aturan yang berlaku dan dilakukan

pembinaan professional.

3. Pembinaan dan Pengembangan Pegawai

Pegawai sebagai manusia memerlukan pembinaan dan pengembangan

untuk memperbaiki dan meningkatkan dirinya termasuk dalam tugasnya.

Pembinaan lebih berorientasi pencapaian standar minimal, yaitu disarankan

untuk dapat melakukan pekerjaan atau tugasnya sebaik mungkin dan

menghindari pelanggaran. Sementara itu, pengembangan lebih berorientasi

pada perkembangan karier para pegawai, termasuk upaya manajer untuk

memfasilitasi mereka supaya bisa mencapai jabatan atau status yang lebih

tinggi.19

Usaha-usaha pengembangan itu melalui beberapa hal, diantaranya:

pendidikan dan latihan (inservice training), tugas belajar, formasi dalam arti

penempatan pada jabatan yang lebih dari semula, pemindahan jabatan,

pemindahan lapangan dan pemindahan wilayah, usaha-usaha lain dalam

bentuk seminar, workshop, konferensi, dan rapat dinas dalam berbagai

bentuk.

Dalam pengembangan pegawai negeri sipil, ada beberapa macam

latihan jabatan yaitu latihan pra-jabatan (preservice training atau preentry

training) dan latihan dalam jabatan (inservice training). Oleh sebab itu,

kepala sekolah sebagai manager atau pimpinan lembaga pendidikan harus

menyadari bahwa pegawai baru pada umumnya hanya mempunyai kecakapan

teoritis saja dari tempat studynya. Jadi, perlu dikembangkan dalam dunia

nyata untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya. Maka, tenaga kependidikan

yang masih baru tidak serta merta siap pakai untuk mengisi kekosongan

jabatan yang ada, tetapi perlu ada sosialisasi dan adaptasi yang matang.

19 Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, ( PT Gelora Aksara Pratama: Malang,

2007), hal. 133-134

Ketika tenaga kependidikan sudah bekerja dan mampu mengisi kekosongan

jabatan yang ada, kepala sekolah wajib menjaga atau memelihara tenaga

kependidikan itu untuk tetap profesional dan memiliki kinerja yang tinggi.

4. Penilaian Tenaga Kependidikan atau Pegawai

Penilaian tenaga kependidikan tentang unjuk kerja merupakan suatu

proses organisasi dalam menilai unjuk kerja pegawainya. Tujuan

dilakukannya penilaian unjuk kerja secara umum adalah untuk

memberikan feedback kepada pegawai dalam upaya memperbaiki tampilan

kerjanya dan upaya meningkatkan produktifitas organisasi, dan secara khusus

dilakukan dalam kaitannya dengan berbagai kebijaksanaan terhadap pegawai,

seperti untuk tujuan promosi, kenaikan gaji, pendidikan, latihan, dan lain-

lain.20

Penilaian tenaga kependidikan untuk mengetahui hal-hal yang

menyangkut pribadi, status, pekerjaan, prestasi kerja, maupun perkembangan

pegawai sekolah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Promosi (pemindahan jabatan) merupakan perubahan kedudukan yang

bersifat vertikal, sehingga berimplikasi pada wewenang tanggung jawab, dan

penghasilan. Di Indonesia, untuk pegawai negeri sipil, promosi atau

pengangkatan pertama biasanya diangkat sebagai calon PNS dengan masa

percobaan satu atau dua tahun, kemudian ia mengikuti latihan prajabatan, dan

setelah lulus diangkat menjadi pegawai negeri sipil penuh. Setelah

pengangkatan pegawai, kegiatan selanjutnya adalah penempatan atau

penugasan.21

Mutasi adalah pemindahan pegawai dari suatu jabatan ke jabatan lain.

Pemindahan ini lebih bersifat horizontal sehingga tidak berimplikasi pada

penghasilan.22

Mutasi bisa berkonotasi positif namun juga kadang

berkonotasi negative. Jika mutasi dilakukan sebagai penyagaran organisasi,

20 Sri minarti, Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara

Mandiri, (Arruz media: Yogyakarta, 2011), hal. 141-142 21

Mulyasa, E, Manajemen Berbasis Sekolah, (PT Remaja Rosdakarya Offset:

Bandung), hal. 44 22

Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (PT Gelora Aksara Pratama:

Malang, 2007), hal. 137

maka makna konotasinya positif. Namun jika pemindahan itu karena suatu

kasus tertentu maka konotasinya terkesan sebagai langkah “pembuangan”.

Konotasi ini lebih meyakinkan jika posisi baru yang ditempati lebih “kering”

dari posisi awal.

Kompensasi adalah balas jasa yang diberikan organisasi kepada

pegawai, yang dapat dinilai dengan uang dan memiliki kecenderungan

diberikan secara tetap. Pemberian kompensasi selain dalam bentuk gaji, dapat

juga berupa tunjangan, fasilitas perumahan, kendaraan dan lain-lain.23

5. Pemberhentian Pegawai

Pemberhentian tenaga kependidikan atau pegawai merupakan fungsi

personalia yang menyebabkan terlepasnya pihak organisasi dan personel dari

hak dan kewajiban lembaga sebagai tempat bekerja dan sebagai pegawai.24

Adapun E. Mulyasa mengidentifikasi sebab-sebab pemberhentian atau

pemutusan tenaga kependidikan atau pegawai yang secara umum dapat

dikelompokkan dalam tiga jenis berikut:25

a) pemberhentian atas permohonan sendiri, misalnya karena pindah

lapangan pekerjaan yang bertujuan untuk memperbaiki nasib.

b) Pemberhentian oleh dinas atau pemerintah dapat dilakukan dengan

beberapa alasan berikut :

1) Pegawai yang bersangkutan tidak cakap dan tidak memiliki

kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik.

2) Perampingan atau penyederhanaan organisasi.

3) Peremajaan, biasanya pegawai yang telah berusia 50 tahun dan

berhak pensiun harus diberhentikan dalam jangka waktu satu tahun.

4) Tidak sehat jasmani dan rohani sehingga tidak dapat melaksanakan

tugasnya dengan baik.

23

Ibid, hal 45 24

Ibid, hal 149-150 25

Sri Minarti, Manajemen Pendidikan: Mengelola Lembaga Pendidikan secara

Mandiri, (AR-RUZZ: Yogyakarta, 2011), hal. 150-151

5) Melakukan pelanggaran tindak pidana sehingga dihukum penjara atau

kurungan.

6) Melanggar sumpah atau janji pegawai negeri sipil.

c) Pemberhentian karena alasan lain.

Hal ini disebabkan oleh yang bersangkutan (tenaga kependidikan

atau pegawai) meninggal dunia, hilang, habis menjalani cuti di luar

tanggungan lembaga atau negara dan tidak melaporkan diri pada pihak

berwenang serta telah mencapai batas usia pensiun.

BAB III

KESIMPULAN

A. Simpulan

Tenaga pendidik dan kependidikan dalam proses pendidikan memegang

peranan strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui

pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Dipandang dari

dimensi pembelajaran, peranan pendidik (guru, dosen, pamong belajar, instruktur,

tutor, widyaiswara) dalam masyarakat Indonesia tetap dominan sekalipun

teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berkembang amat

cepat. Untuk memahami konsep manajemen tenaga pendidik dan kependidikan,

kita terlebih dahulu harus mengerti arti manajemen tenaga pendidik dan

kependidikan. Berbagai definisi tentang manajemen telah banyak dikemukakan.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa

Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah aktivitas yang harus

dilakukan mulai dari tenaga pendidik dan kependidikan itu masuk ke dalam

organisasi pendidikan sampai akhirnya berhenti melalui proses perencanaan

SDM, perekrutan, seleksi, penempatan, pemberian kompensasi, penghargaan,

pendidikan dan latihan atau pengembangan dan pemberhentian.

Tujuan manajemen tenaga pendidik dan kependidikan berbeda dengan

manajemen sumber daya manusia pada konteks bisnis, di dunia pendidikan tujuan

manajemen SDM lebih mengarah pada pembangunan pendidikan yang bermutu,

membentuk SDM yang handal, produktif, kreatif, dan berprestasi.

B. Saran

Penulis menyarankan agar pemerintah memperhatikan secara serius dan

berkala pada aspek manajemen pendidikan ini, karena dari pendidikanlah

landasan kemajuan bangsa Indonesia ini, manajemen pendidikan mengatur

manusia-manusia (tenaga pendidik) yang berada di dalamnya.

DAFTAR PUSTAKA

Hasbulloh, 2006. Otonomi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Mulyasa, E, 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. PT Remaja Rosdakarya Offset:

Bandung.

Mujamil Qomar, 2007. Manajemen Pendidikan Islam. PT Gelora Aksara Pratama:

Malang.

Qomar, Mujamil, 2007. Manajemen Pendidikan Islam. PT Gelora Aksara

Pratama: Malang.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional

Pendidikan. Jakarta.

Sri Minarti, 2011. Manajemen Pendidikan: Mengelola Lembaga Pendidikan

secara Mandiri. AR-RUZZ: Yogyakarta.

Sulistiyorini, 2006. Manajemen Pendidikan Islam. Elkaf: Tulungagung.

Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, 2009. manajemen pendidikan. Alfabeta:

Bandung

________http://SDNdurenJaya2.blogspot.com

________http://wakihuddin.blogspot.com

________http://Shiepvietz.blogspot.com

________http://ganieindraviantoro.wordpress.com/2012/04/12/manajemen-tenaga

pendidikan/

________http://elfalasy88.wordpress.com/2010/11/30/manajemen-tenaga-

pendidik-dan-tenaga-kependidikan/