MAKALAH - Memulai Usaha Baru

23
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perencanaan bisnis merupakan langkah awal dalam menjalankan bisnis, biasanya terdiri dari apa yang kita lakukan, kapan, dan bagaimana cara lebih jelas mengenai tipe bisnis yang akan dirintis, siapa saja yang akan menjadi pelanggan dan produk atau jasa apa yang akan ditawarkan. Rencana bisnis dikembangkan dengan focus kepada pemegang kepentingan. Rencana bisnis yang lengkap biasanya termasuk suatu penaksiran lingkungan bisnis, rencana manajemen, rencana pemasaran, dan rencana keuangan. Penaksiran lingkungan bisnis meliputi lingkungan ekonomi, lingkungan industri, dan lingkungan global. Rencana manajemen termasuk di dalamnya rencana operasional menitikberatkan pada usulan struktur organisasi produksidan sumber daya manusia dalam perusahaan. Perencanaan pemasaran meliputi lima langkah yaitu : target pasar, karakteristik pasar, penentuan harga, distribusi, dan promosi. Selanjutnya rencan keuangan terdiri dari dua yaitu kelayakan bisnis dan pendanaan bisnis.

description

MAKALAH - kewirausahaan Memulai Usaha Baru

Transcript of MAKALAH - Memulai Usaha Baru

Page 1: MAKALAH - Memulai Usaha Baru

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perencanaan bisnis merupakan langkah awal dalam menjalankan bisnis,

biasanya terdiri dari apa yang kita lakukan, kapan, dan bagaimana cara lebih jelas

mengenai tipe bisnis yang akan dirintis, siapa saja yang akan menjadi pelanggan dan

produk atau jasa apa yang akan ditawarkan.

Rencana bisnis dikembangkan dengan focus kepada pemegang kepentingan.

Rencana bisnis yang lengkap biasanya termasuk suatu penaksiran lingkungan bisnis,

rencana manajemen, rencana pemasaran, dan rencana keuangan.

Penaksiran lingkungan bisnis meliputi lingkungan ekonomi, lingkungan

industri, dan lingkungan global. Rencana manajemen termasuk di dalamnya rencana

operasional menitikberatkan pada usulan struktur organisasi produksidan sumber

daya manusia dalam perusahaan.

Perencanaan pemasaran meliputi lima langkah yaitu : target pasar,

karakteristik pasar, penentuan harga, distribusi, dan promosi. Selanjutnya rencan

keuangan terdiri dari dua yaitu kelayakan bisnis dan pendanaan bisnis.

Jenis usaha kecil tidak perlu membuat rencana bisnis yang rumit untuk

memulai usahanya. Seringkali rencana bisnis dibuat bentuk catatan saat melakukan

diskusi atau tanya jawab. Seringkali juga orang memulai bisnis tanpa rencana sama

sekali, sehingga ide-ide menjadi kabur dan mereka tidak tahu apa yang selanjutnya

harus mereka lakukan. Dengan menulis sebuah rencana, meskipun itu berupa

catatan-catatan kecil, kita akan mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai

jenis bisnis yang diinginkan, serta bagaimana bisnis harus dikembangkan sejalan

dengan perkembangan zaman.

Beberapa hal yag dapat dipikirkan saat menulis rencana bisnis, yaitu :

1. Jenis usaha apa yang akan dirintis

2. Tujuan apa dari bisnis yang akan dirintis

3. Bagaimana bisnis akan menghasilkan uang

4. Siapa yang akan menjadi pelanggan

Page 2: MAKALAH - Memulai Usaha Baru

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, kami merangkum beberapa rumusan

masalah yang diangkat antara lain :

1. Bagaimana cara membuat usaha baru?

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi dalam membuat usaha baru?

3. Apa indikator yang dapat dicapai ketika usaha tersebut dikatakan berhasil?

4. Apa hambatan-hambatan yang dihadapi ketika membuat usaha baru?

C. Tujuan Penulisan

Penulisan makalah yang mengenai tentang cara membuat usaha baru ini memiliki

beberapa tujuan diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahu cara-cara dalammembuat usaha baru

2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi dalam membuat

usaha baru

3. Untuk mengetahui indikator keberhasilan usaha

4. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi dalam membuat usaha

baru

Page 3: MAKALAH - Memulai Usaha Baru

BAB 2

PEMBAHASAN

A. Cara Memulai Usaha Baru

Analogi seorang yang memulai kewirausahaan ialah seperti seorang belajar

naik sepeda, pertama kali duduk di atas sadel sepeda akan merasa gamang dan takut,

ragu-ragu untuk memulai mengayuh, takut jatuh atau nabrak namun ketika pedal

sepeda mulai dikayuh dan si anak dapat menguasai rasa takutnya, ternyata naik

sepeda itu mudah semudah berjalan kaki.

Menurut Suryana (2006 : 100) ada 3 (tiga) cara yang dapat dilakukan untuk memulai

usaha baru, yaitu :

1. Merintis usaha baru,(starting) yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru

dengan menggunakan modal, ide, organisasi dan manajemen yang dapat

dirancang sendiri.

2. Membeli perusahaan orang lain (buying), yaitu dengan membeli perusahaan

yang telah didirikan atau dirintis dan diorganisir oleh orang lain dengan nama

dan organisasi yang sudah ada.

3. Kerja sama manajemen (franchising), yaitu kerja sama antara wirausaha dengan

preusan besar dalam mengadakan persetujuan jual – beli hak monopoli untuk

menyelenggarakan usaha (waralaba).

B. Mengembangkan Ide Usaha Baru

Apakah setiap orang dapat menjadi seorang wirausahawan yag sukses? Tentu

saja jawabannya adalah dapat. Pertanyaan lebih lanjut adalahwirausahawan atau

pengusaha macam apa yang diinginkan? Apakah kita akanmemulai dengan menjadi

wirausahawan berskala kecil atau berskala menengah?Banyak orang membayangkan

bahwa yang dimaksud menjadiwirausahawan berskala kecil itu adalah usaha berskala

rumah tangga. Misalnyatoko sembako, penjual mie ayam, pengusaha jasa laundry,

penjual bubur ayam,pengecer pulsa, atau semua usaha bisa dilakukan di rumah.

Sedangkan usahaberskala menengah adalah usaha-usaha yang sama namun sudah

bercabang-cabang,memiliki sekian banyak gerai atau sekian banyak gerobag dorong.

Page 4: MAKALAH - Memulai Usaha Baru

Ada juga sementara orang yang membedakannya dengan melihatsumberdaya

yang dimiliki, baik berupa sumber daya manusia, teknologi, bahanbaku, keuangan

atau modal, kepemimpinan, dan sebagainya. Banyak bukupendidikan kewirausahaan

mulai dengan analisis berbagai sumber daya di atas.Biasanya disebutkan jikalau kita

memiliki sumber daya yang memadai maka kitadapat langsung menjadi

wirausahawan dengan skala menengah. Tetapisebaliknya, buku-buku kewirausahaan

yang lebih empirik-praktis atau buku-buku“how to” kewirausahaan yang banyak

dibeli anggota masyarakat justruberpendapat sebaliknya. Pertanyaan yang mau

dijelaskan dalam buku-bukutersebut biasanya sekitar bagaimana memulai usaha dari

nol. Buku-bukusemacam ini lebih mengedepankan tekad, cita-cita, kemauan dan

semangatberusaha yang besar disertai kerja keras.

Dua hal di atas sama-sama ekstrim kendati tidak ada yag salah.

Memangbenar, dalam keadaan normal, biasanya orang memulai usaha dengan

berusahasekuat tenaga untuk mencari modal sedikit demi sedikit, dengan berbagai

sumberdaya dan fasilitas yang terbatas. Awalnya tentu mulai dengan

menjadiwirausahawan berskala kecil namun dengan ide-ide yang baru dalam

menjalankanusaha. Sangat boleh jadi banyak orang mengawali bisnisnya dengan

perasaanragu-ragu dan pesimistik tetapi berakhir dengan keberhasilan yang

gemilang.Akan tetapi tidak sedikit juga yang memulainya dengan optimistik,

persiapanyang matang, sumber daya yang cukup. Hasil akhirnya ada yang berhasil

ada yangtidak. Yang perlu digarisbawahi dalam hal ini adalah mulailah dengan ide-

ide baru.

Ide-ide untuk memulai sebuah usaha atau bisnis diawali denganmengamati

lingkungan. Biasanya ide baru muncul sebagai hasil dari prosesinteraksi seseorang

dengan lingkungan. Oleh karena itu pilihan akan lingkungandan bentuk bisnis harus

diamati dengan seksama. Di sini seorang wirausahawanharus jeli dalam menilai dan

menangani berbagai permasalahan dan peluang yangmuncul di lingkungan tersebut.

Sebagi contoh, ada dua orang calon wirausahawandatang di sebuah masyarakat di

suatu tempat. Dua orang ini menemukankenyataan yang sama bahwa semua orang

dalam masyarakat tersebut ternyatatidak memakai sepatu atau sandal. Setelah

mempelajari dan mengidentifikasipenyebabnya, calon wirausahawan A

menyimpulkan tidak ada gunanya memulaibisnis sepatu di sini karena A

Page 5: MAKALAH - Memulai Usaha Baru

berkeyakinan perilaku masyarakat yang tidak bersepatu atau sandal ini sudah

mendarah daging dan tidak bisa diubah.

Sebaliknya calon wirausahawan B berkesimpulan sebaliknya bahwa

masyarakatakan mengubah perilakunya kalau ada upaya meng-edukasi masyarakat

tersebutuntuk bersepatu.Ide-ide bisnis yang dikembangkan oleh seorang

wirausahawan padaumumnya merupakan ide-ide praktis yang diyakini memiliki

kepastian untukberhasil. Keberhasilan ini sering berawal dari usaha berskala kecil.

Oleh karena itu banyak penulis buku kewirausahaan menyarankan, mulailah

berbisnis dalamskala kecil (Suharno, 2007 ; Frinzes, 2011 : 223).

Menurut sebuah survei yang dilakukan Peggy Lambing (2000) sepertiyang

dikutip Suryana (2003: 70), sekitar 43% responden (wirausahawan)mendapatkan ide

bisnis dari pengalaman ketika mereka bekerja di perusahaan atautempat-tempat

profesional lainnya. Dari pengalaman tersebut, mereka mengetahuicara-cara

mengoperasikan perusahaan. Sebanyak 15% responden menyatakantelah mencoba

dan merasa mampu mengerjakannya dengan baik. Dari parawirausahawan yang

disurvai, 11% di antaranya memulai usaha untuk memenuhipeluang pasar, sementara

46% lainnya karena hobi.

Banyak cara atau jalan untuk menjadi berhasil dalam bisnis. Setiap orangbisa

mempunyai pengalaman yang berbeda-beda. Tidak ada satu jalan yangdianggap jalan

atau cara yang paling baik atau paling benar. Di samping faktorkeberuntungan (luck

atau hoki), ada faktor lain yang mempengaruhi misalnyakerja keras, perencanaan

yang matang, pengamatan yang jeli, pemikiran kreatif, inovatifdan sebagainya.

C. Identifikasi Peluang Usaha

Sebuah (atau lebih) peluang usaha (business opportunities) dikatakan adajika

di dalam pasar terdapat kemungkinan yang menguntungkan untukmenawarkan atau

menjual barang dan jasa yang ditujukan untuk memenuhikebutuhan , keinginan, atau

preferensi konsumen (Frinzes, 2011 : 229).

Selanjutnya Frinzes (2011: 230) mengidentifikasi ada tidaknya sebuah

peluang usaha berdasarkan tiga kondisi pasar sebagai berikut :

Page 6: MAKALAH - Memulai Usaha Baru

1. Ketika sebuah produk atau jasa sudah ada di pasaran tetapi tidak atau

belumdapat memenuhi kebutuhan, keinginan, atau selera konsumen. Hal ini

dapatterjadi karena :Kualitasnya rendah, Produknya tidak user friendly atau

tidak ramah pemakai, Harganya terlalu mahal atau tidak rasional, Produk tidak

sesuai dengan keyakinan/kepercayaan pemakainya, Produk dinilai ketinggalan

zaman, tidak sesuai dengan mode atau trend, Konsumen merasa kesulitan

memperoleh produk tersebut, Tidak memiliki fitur yang membuat konsumen

terkesan

2. Adanya kenyataan atau kondisi ketika konsumen membutuhkan sebuahproduk

yang dapat mengatasi persoalan yang mereka hadapi namun tidak adadi pasaran.

Misalnya sebuah produk yang dapat mempercepat prosespengeringan kaca atau

lantai atau mobil, cairan yang dapat dengan cepatmemberihkan porselin atau

keramik yang sudah telanjur kotor dan sulitdibersihkan dengan cara biasa.

3. Ketika ada sebuah inovasi (temuan baru) barang atau jasa yang sebelumnyatidak

diketahui oleh konsumen. Misalnya upaya menciptakan sebuah “atap”yang dapat

melindungi pengendara sepeda motor dari panas dan hujan. Sebuahalat serupa

payung yang dapat melindungi jemuran dari terpaan hujan dengan segera.

Kendati bukan perkara yang mudah, setidaknya ada 4 langkah strategisyang

diusulkan Frinzes (2011: 233) untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, danmemilih

sebuah peluang bisnis yakni, pertama, mengidentifikasi kebutuhan dankeinginan

konsumen ; kedua, memindai (scanning) atau menyaring lingkungan,mengevaluasi

individu dan masyarakat secara umum ; ketiga, meneliti secara cermat peluang-

peluang bisnis yang muncul ; keempat, memilih salah satupeluang dan

mempersiapkan sebuah rencana usaha.

Dari 4 langkah di atas, disebutkan bahwa langkah pertama yakni:

Mengidentifikasi kebutuhan atau keinginan konsumen merupakan langkah

yangpaling banyak diberi perhatian. Mengapa? Karena setiap peluang bisnis

dimulaidengan adanya kebutuhan dan keinginan konsumen. Kebutuhan konsumen

dianggap sebagai sesuatu yang paling mendasar di dalam kehidupan. Namun

demikian perlu dicatat bahwa mengidentifikasi kebutuhan saja sebenarnya belumlah

cukup memadai. Para indutriwan atau pengusaha besar yang bergerak di bidang

industri konsumsi tidak hanya mengidentifikasi kebutuhan melainkan jugameng-

Page 7: MAKALAH - Memulai Usaha Baru

create kebutuhan atau menciptakan kebutuhan. Artinya menggarapkonsumen agar

mereka merasa butuh atau setidak-tidaknya membuat merekamerasa tidak nyaman

atau tidak percaya diri kalau tidak mengkonsumsi barangdan jasa yang dihasilkan

oleh para pemain industri konsumsi besar. Pada suatutitik, seorang wirausahawan

dituntut untuk itu.

Menurut Lambing (Suryana, 2003 : 70), ada dua pendekatan utama yang

digunakan wirausahawan untuk menemukan peluang dengan mendirikan usahabaru.

Pertama, pendekatan inside-out yakni pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci

keberhasilan. Termasuk dalam kategori ini adalah mereka yang menentukan jenis

usaha berdasarkan ketrampilan, kemampuan, dan latar belakang diri sendiri. Kedua,

pendekatan the out-side in atau disebut juga opportunityrecognition yakni

pendekatan yang menekankan pada basis ide bahwa suatu usahaakan berhasil apabila

menanggapi atau menciptakan suatu kebutuhan di pasar.Sudah barang tentu hal ini

didasari dengan pengamatan lingkungan yang cermat.

D. Merintis Usaha Baru

Wirausaha adalah seseorang yang mengorganisir, mengelola, dan memiliki

keberanian menghadapi resiko. Sebagai pengelola dan pemilik usaha (business

owner manager) atau pelaksana usaha kecil (small business operator), ia harus

memiliki:

a. Kecakapan untuk bekerja

b. Kemampuan mengorganisir

c. Kreatif

d. Lebih menyukai tantangan

Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

1. Bidang dan jenis usaha yang dimasuki.

2. Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih.

Ada beberapa kepemilikan usaha yang dapat dipilih, diantaranya perusahaan

perseorangan, persekutuan (dua macam anggota sekutu umum dan sekutu

terbatas), perseroan, dan firma

3. Tempat usaha yang akan dipilih.

Page 8: MAKALAH - Memulai Usaha Baru

Dalam menentukan tempat usaha ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan,

diantaranya:

Apakah tempat usaha tersebut mudah dijangkau oleh konsumen atau

pelanggan maupun pasar?

Apakah tempat usaha dekat dengan sumber tenaga kerja?

Apakah dekat ke akses bahan baku dan bahan penolong lainnya seperti

alat pengangkut dan jalan raya

4. Organisasi usaha yang akan digunakan.

5. Kompleksitas organisasi usaha tergantung pada lingkup atau cakupan usaha dan

skala usaha. Fungsi kewirausahaan dasarnya adalah kreativitas dan inovasi,

sedangkan manajerial dasarnya adalah fungsi-fungsi manajemen. Semakin kecil

perusahaan maka semakin besar fungsi kewirausahaan, tetapi semakin kecil

fungsi manajerial yang dimilikinya.

6. Lingkungan usaha

Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat jalannya

perusahaan. Lingkungan yang dapat mempengaruhi jalannya usaha/perusahaan

adalah lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro adalah

lingkungan yang ada kaitan langsung dengan operasional perusahaan, seperti

pemasok, karyawan, pemegang saham, majikan, manajer, direksi, distributor,

pelanggan/konsumen, dan lainnya. Lingkungan makro adalah lingkungan diluar

perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup perusahaan secara

keseluruhan, meliputi lingkungan ekonomi, lingkungan teknologi, lingkungan

sosial, lingkungan sosiopolitik, lingkungan demografi dan gaya hidup.

E. Membeli Perusahaan yang sudah didirikan

Banyak alasan mengapa seseorang memilih membeli perusahaan yang sudah ada

daripada mendirikan atau merintis usaha baru, antara lain:

a. Resiko lebih rendah

b. Lebih mudah

c. Memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang dapat ditawar

Membeli perusahaan yang sudah adaa juga mengandung permasalahan, yaitu:

Masalah eksternal, yaitu

Page 9: MAKALAH - Memulai Usaha Baru

a. Lingkungan misalnya banyaknya pesaing dan ukuran peluang pasar

b. Masalah internal, yaitu masalah-masalah yang ada dalam perusahaan, misalnya

image atau reputasi perusahaan.

F. Franchising (Kerjasama Manajemen / Waralaba)

Franchising adalah kerjasama manajemen untuk menjalankan perusahaan

cabang/penyalur. Inti dari Franchising adalah memberi hak monopoli untuk

menyelenggarakan usaha dari perusahaan induk.

Franchisor adalah (perusahaan induk) adalah perusahaan yang memberi lisensi,

sedangkan Franchise adalah perusahaan pemberi lisensi (penyalur atau dealer).

Bentuk Kelebihan KekuranganMerintis Usaha Gagasan Murni

Bebas beroperasi Fleksibel dan mudah

penggunaan

Pengakuan nama barang

Fasilitas inefisien Persaingan kurang

diketahuiMembeli Perusahaan Kemungkinan

sukses Lokasi sudah cocok Karyawan dan

pemasok biasanya sudah mantap

Sudah siap operasi

Perusahaan yang dijual biasanya lemah

Peralatan tak efisien

Mahal Sulit inovasi

Kerja sama manajemen

Mendapat pengalaman dalam logo, nama, metoda, teknik produksi, pelatihan dan buruan modal

Penggunaan nama, merek yang sudah dikenal

Tidak mandiri Kreativitas tidak

berkembang Menjadi

independen terdominasi, rentan terhadap perubahan franchisor

G. Manfaat Membuka Usaha

Kebanyakan wirausahawan membuka usahanya untuk kepuasan diri.

Rutinitas yang membosankan, kreasi yang dihambat-hambat, birokrasi yang panjang

dan kaku, atau suasana kerja yang tidak menyenangkan. Budaya (cultur) perusahaan

yang tidak cocok merupakan hal yang bisa menciptakan motif, dan mendorong

Page 10: MAKALAH - Memulai Usaha Baru

orang untuk segera mencari kebebasan. Jika mereka bekerja sebagai orang gajian,

maka semua yang mereka lakukan hanya untuk pimpinan perusahaan. Sedangkan,

dengan berwirausaha maka semua pekerjaan yang dilakukan untuk dirinya sendiri.

Ada beberapa keuntungan menarik yang bisa didapatkan dari membuka usaha

sendiri (Sarosa, 2003:5) adalah sebagai berikut:

1. Pontensi penghasilan yang tak terbatas

Membuka usaha berbeda dengan bekerja sebagai karyawan di perusahaan orang

lain. Kalau bekerja sebagi karyawan, penghasilan adalah sebesar gaji (mungkin

ditambah dengan tunjungan-tunjangan bila ada), di mana gaji dan tunjangan

tersebut telah ditetapkan berdasarkan jabatan (masa kerja) oleh pemilik

perusahaan. Dalam hal ini seseorang hanya bisa menerima keputusan yang

dibuat oleh pemilik perusahaan. Sebaliknya, bila membuka usaha sendiri maka

penghasilan yang didapatkan bisa dalam jumlah yang lebih besar, bahkan tidak

terbatas, tergantung dari kinerja dan pengolahan usaha. Seseorang wirausahawan

bebas menentukan berapa yang akan didapatnya, potensi untuk menerima

penghasilan yang tidak terbatas ini merupakan daya tarik yang mengiurkan bagi

seseorang untuk berwirausaha.

2. Memaksimalkan kemampuan

Kemampuan yang dimaksud bisa berupa ide ataupun kemampuan yang lain

seperti menjual, bernegosiasi, dan lain-lain. Dengan memiliki usaha sendiri

maka wirausahawan memiliki kebebasan seluas-luasnya untuk bekreasi dengan

ide-ide tersebut. Untuk bekerja dengan adanya batasan-batasan yang mungkin

akan sering ditemui jika memilih untuk bekerja sebagai karyawan disuatu

perusahaan. Sudah tentu dengan adanya kebebasan bekerja dan berkreasi secara

maksimal maka semangat kerjapun tinggi. Semangat kerja yang tinggi inilah

yang sangat diharapkan dapat membuahkan hasil yang maksimum bagi usaha

sendiri, dengan berwirausaha seseorang bebas berkreasi, akan tetapi maju

tidaknya usaha tersebut tergantung pimpinannya dalam mengelola usaha

tersebut.

3. Bebas mengatur waktu kerja

Dengan menjadi karyawan, sebenarnya seseorang telah melakukan suatu

transaksi dengan perusahaan tempat bekerja, yaitu jual beli. Seseorang telah

Page 11: MAKALAH - Memulai Usaha Baru

menjual waktu dan kemampuannya untuk digunakan oleh perusahaan. Jika

bekerja sebagai karyawan maka ada keterbatasan untuk bisa mengatur waktu,

sebagian besar waktu dihabiskan di luar rumah. Akan tetapi seseorang, dapat

mengatur waktu kerjanya sendiri jika memulai membuka usaha, bahkan jika

usaha tersebut di rumah. Wirausahawan adalah seperti orang bebas yang

mempunyai tanggung jawab, semakin sukses seorang wirausahawan semakin

banyak waktu luangnya. Seorang wirausahawan bukanlah seseorang yang makin

sibuk jika usahanya mulai berkembang.

4. Sikap mental yang mandiri

Sebagai seorang manajer dalam usaha sendiri, maka bersikap mandiri dalam

menjalankan usahanya yang merupakan tuntutan yang harus dilakukan. Sikap

mental yang kuat dan mandiri sangat dibutuhkan pada saat sedang menghadapi

masalah yang berat sehingga menuntut untuk dapat mengambil tindakan yang

cepat dan tepat. Pada situasi seperti ini tidak ada siapapun yang bisa diandalkan

selain diri sendiri, karena setiap wirausahawan merupakan manajer pada

usahanya. Justru wirausahawan tersebut yang diharapkan oleh para karyawan

untuk dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Kemandirian dan sikap

mental yang kuat dalam berbisnis dan kehidupan pribadi si pengusaha sangat

berkorelasi dan saling mempengaruhi. Self manajemen (manajemen diri sendiri)

merupakan hal yang sangat pentin yang harus dilakukan oleh seorang

wirausahawan untuk memberikan contoh bagi para bawahan atau karyawannya.

H. Keberhasilan Usaha

Menurut Nasution dalam bukunya yang berjudul ”Pengembangan Wirausaha

Baru” (2001 : 15), sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana

usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran

dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut

bertambah. Sedangkan menurut Anoraga (2002), Apapun pilihan usaha baru yang

diputuskan, untuk menjamin keberhasilan dalam usaha harus dilaksanakan persiapan

secara matang yaitu dengan menyiapkan rencana usaha (Business Plan). Business

plan merupakan dokumen yang disiapkan sercara seksama yang menerangkan

mengenai pola dari usaha yang akan digeluti, sasaran dari entrepreneur dan rencana

Page 12: MAKALAH - Memulai Usaha Baru

tindakan untuk mencapai sasaran serta keberhasilan dalam usaha. Suatu rencana

usaha biasanya disusun berdasarkan fungsi – fungsi operasional usaha, yaitu fungsi

pemasaran, produksi, keuangan dan fungsi ketenagaan atau sumber daya manusia.

Secara garis besar seorang wirausahawan tentu akan memulai menyusun rencana

dengan pertama – tama menyusun rencana pemasaran, kemudian rencana produksi,

organisasi dan manajemen (yang berhubungan dengan personalia) dan rencana

keuangan.

I. Strategi Untuk Mempertinggi Kesempatan Sukses Usaha Baru

Berbagai buku mendefinisikan manajemen strategi dengan kata-kata yang

berbeda. Diantaranya, menurut Nawawi (2003), manajemen strategi merupakan

perencanaan strategi yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh

(disebut visi), dan ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi (keputusan yang

bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara

efektif (disebut misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional

untuk menghasilkan barang dan/atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan

diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan

strategis) dan berbagai sasaran organisasi.

Pengertian manajemen strategi begitu banyak didefenisikan, namun pada

dasarnya manajemen strategi merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan

memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan mempengaruhi.

Komponen pertama adalah perencanaan strategi dengan unsur-unsurnya yang terdiri

dari visi, misi, tujuan dan strategi utama organisasi. Sedangkan komponen kedua

adalah perencanaan operasional dengan unsur-unsurnya, sasaran dan tujuan

operasional, pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen berupa fungsi pengorganisasian,

fungsi pelaksanaan dan fungsi penganggaran, kebijaksanaan situsional, jaringan kerja

internal dan eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi serta umpan balik.

Melaksanakan Manajemen strategi berarti entrepreneur juga harus membuat

perencanaan dalam bentuk formulasi bisnis secara matang. Resnik dalam Certo dan

Peter (1991) seperti dikutip I Putu Sugi Darmawan (2004), terdapat 10 formulasi

Page 13: MAKALAH - Memulai Usaha Baru

strategi yang disarankan dirancang untuk mempertinggi kesempatan hidup dan

sukses sebuah usaha kecil.

Adapun kesepuluh formulasi strategi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Menjadi objektif. Angan-angan sendiri tidak memiliki tempat di dalam

bangunan sebuah bisnis. Kejujuran, penilaian yang tenang dari kekuatan dan

kelemahan perusahaan dan keahlian bisnis serta manajemennya adalah hal yang

mendasar.

2. Membuat sederhana dan terfokus. Dalam usaha kecil, kesederhanaan adalah

efektif. Usaha dan sumber daya, seharusnya dikonsentrasikan dimana dampak

dan keuntungan adalah hal yang paling utama.

3. Fokus pada pasar yang menguntungkan. Kelangsungan hidup dan keberhasilan

usaha kecil oleh persediaan barang dan jasa khusus yang menemukan keinginan

dan kebutuhan dari pemilihan kelompok pelanggan.

4. Mengembangkan rencana pemasaran. Usaha kecil harus memutuskan bagaimana

untuk meraih dan menjual kepada pelanggan.

5. Memanajemen tenaga kerja secara efektif. Kesuksesan usaha kecil tergantung

pada bangunan, pengaturan dan motivasi sebuah tim pemenang.

6. Membuat catatan keuangan yang jelas. Usaha kecil perlu untuk memiliki catatan

asset, liabilitas, penjualan, biaya dan informasi akunting lainnya dalam urutan

untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan.

7. Tidak pernah menghambur-hamburkan kas. Kas adalah raja di dalam dunia

usaha kecil.

8. Menghindari perangkap yang berulang-ulang dari pertumbuhan yang cepat.

Usaha kecil harus hati-hati melakukan ekspansi.

9. Mengerti seluruh fase bisnis. Pengendalian usaha kecil dan kemajuan

keuntungan usaha kecil , tergantung pada pengertian yang lengkap dari seluruh

fungsi bisnis.

10. Merencanakan ke depan. Usaha kecil harus memformulasikan secara kritis dan

menantang, pencapaian sasaran, tujuan dan mengubahnya menjadi aktifitas yang

produktif.

Page 14: MAKALAH - Memulai Usaha Baru

J. Hambatan – Hambatan dalam Memasuki Industri Menurut Peggy Lambing

(2000: 95)

Ada bebrapa hambatan untuk memasuki industri baru, yaitu :

1. Sikap dan kebiasaan pelanggan. Loyalitas pelanggan kepada perusahaan baru

masih kurang sebaliknya, perusahaan yang sudah ada justru lebih bertahan

karena telah lamam mngetahui sikap dan kebiasaan pelanggannya

2. Biaya perubahan. Yaitu biaya yang diperlukan untuk pelatihan kembali para

karyawan dan penggantian alat serta sistem yang lama

3. Respon dari pesaing yang secara agresif akan mempertahnkan pangsa pasar yang

ada.

DAFTAR PUSTAKA

Page 15: MAKALAH - Memulai Usaha Baru

R. Heru Kristanto HC, 2009, Kewirausahaan Entrepreunership: pendekatan Manajemen

dan Praktek, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta

Sonny Sumarsono, 2010, Kewirausahaan, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta

http://wiki.uii.ac.id/images/7/71/M6_MENGEMBANGKAN_USAHA_BARU.pdf

http://bak.usu.ac.id/files/Start%20Up%20Business%20(Buchori).pdf

http://formatmasadepan.forumotion.net/t4-merintis-usaha-baru-dan-model-

pengembangannya

http://ghanoz2480.files.wordpress.com/2008/04/10-03-2008-merintis-usaha-baru-dan-

model-pengembangannya.pdf

Lupiyoadi, Rambat.2004.Entrepreneurship from mindset to strategy.Depok:Universitas

Indonesia