makalah MDG's

67
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di penghujung abad lalu, Indonesia mengalami perubahan besar yaitu proses reformasi ekonomi dan demokratisasi dalam bidang politik. Tidak begitu lama kemudian, tepatnya pada tahun 2000, para pimpinan dunia bertemu di New York dan menandatangani “Deklarasi Milennium” yang berisi komitmen untuk mempercepat pembangunan manusia dan pemberantasan kemiskinan. Komitmen tersebut diterjemahkan menjadi beberapa tujuan dan target yang dikenal sebagai Millennium Development Goals (MDGs). MDGs adalah sebuah paradigma pembangunan yang berpihak pada pemenuhan hak-hak dasar manusia dan akan menjadi landasan pembangunan di abad millennium. Pencapaian sasaran MDGs menjadi salah

description

makalah MDG's

Transcript of makalah MDG's

Page 1: makalah MDG's

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di penghujung abad lalu, Indonesia mengalami perubahan besar yaitu proses

reformasi ekonomi dan demokratisasi dalam bidang politik. Tidak begitu

lama kemudian, tepatnya pada tahun 2000, para pimpinan dunia bertemu di

New York dan menandatangani “Deklarasi Milennium” yang berisi

komitmen untuk mempercepat pembangunan manusia dan pemberantasan

kemiskinan. Komitmen tersebut diterjemahkan menjadi beberapa tujuan dan

target yang dikenal sebagai Millennium Development Goals (MDGs). MDGs

adalah sebuah paradigma pembangunan yang berpihak pada pemenuhan hak-

hak dasar manusia dan akan menjadi landasan pembangunan di abad

millennium. Pencapaian sasaran MDGs menjadi salah satu prioritas utama

bangsa Indonesia. Pencapaian tujuan dan target tersebut bukanlah semata-

mata tugas pemerintah tetapi merupakan tugas seluruh komponen bangsa

(Bappenas, 2008).

Komitmen Indonesia untuk mencapai tujuan MDGs mencerminkan komitmen

negara untuk menyejahterakan rakyatnya sekaligus menyumbang pada

kesejahteraan masyarakat dunia. Berkenaan dengan itu maka MDGs

merupakan acuan penting dalam penyusunan dokumen Rencana

Page 2: makalah MDG's

2

Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009 dan 2010-

2014, Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahunan, dan dokumen Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) (Bappenas, 2011).

Dalam memenuhi komitmen tersebut Indonesia menghadapi tantangan global

yang tidak ringan. Perdagangan bebas, harga minyak yang masih meningkat

yang diikuti oleh subsidi BBM yang semakin membengkak, perubahan iklim

dan pemanasan global dan dampaknya pada harga pangan yang semakin

mahal, mewarnai dinamika sosial dan ekonomi pembangunan nasional

(Bappenas, 2011).

Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui

pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai

oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan sehat dan berperilaku hidup

sehat, memiliki kemampuan untuk mengjangkau pelayanan kesehatan yang

bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat yang setinggi-

tingginya di seluruh republik Indonesia. Gambaran masyarakat di Indonesia

di masa depan atau visi yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan

tersebut dirumuskan sebagai INDONESIA SEHAT 2015.

Indonesia Sehat 2015 merupakan rumusan yang dibuat dalam rangka

mewujudkan Tujuan Pembangunan Milenium (Milennium Development

Goals) bidang kesehatan. Melihat komitmen dari berbagai bangsa terkait

MDG’s, pembangunan kesehatan di Indonesia juga menitikberatkan sasaran

terhadap acuan yang digarap pada MDGs. Sehingga visi Indonesia 2015

Page 3: makalah MDG's

3

dengan misi yang dirumuskan dalam empat komponen misi pembangunan,

telah merumuskan tujuan kebijakan pembangunan kesehatan melalui paket

program MDGs. Sehingga dalam makalah ini kami mengangkat topik

mengenai menuju Indonesia sehat 2015/ Millenium Development Goals yang

akan membahas secara rinci mengenai sasaran, waktu dan target yang terukur

mengenai delapan paket rumusan pembangunan (Bappenas, 2008).

I.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

1. Mengetahui sejarah singkat MDG’s di dunia dan di Indonesia.

2. Mengetahui tujuan, target, dan indikator delapan rumusan pembangunan

dalam MDG’s.

3. Mengetahui pencapaian sasaran, strategi, dan status pencapaian MDG’s di

Indonesia.

Page 4: makalah MDG's

4

BAB II

ISI

2.1. Sejarah singkat MDG’s

Belakangan ini sering disuarakan kembali istilah MDGs. MDGs adalah

kependekan dari Millennium Development Goals atau bila diterjemahkan ke

dalam bahasa Indonesia berarti Sasaran Pembangunan Millennium.

Millenium Development Goals (MDGs) pada dasarnya mewujudkan

komitmen internasional yang dibuat di Perserikatan Bangsa-Bangsa Dunia

pada konferensi Summits dan global sepanjang tahun 1990-an, seperti KTT

Dunia untuk Anak, Konferensi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua 1990

di Jomtien, Konferensi PBB tentang Lingkungan dan Pembangunan 1992 di

Rio de Janeiro, dan KTT Dunia untuk Pembangunan Sosial 1995 di

Copenhagen. Kemudian, pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium

Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) bulan September 2000 di New York,

sebanyak 189 negara anggota PBB yang sebagian besar diwakili oleh kepala

pemerintahan, termasuk presiden Indonesia, sepakat untuk menandatangi

Deklarasi Milenium yang diadopsi dari komitmen sebelumnya. Deklarasi

Milenium inilah yang berisi Millenium Development Goals (MDGs)

(Supriyadi A, 2009).

Deklarasi ini menghimpun komitmen para pemimpin dunia yang tidak

pernah ada sebelumnya untuk menangani isu perdamaian, keamanan,

Page 5: makalah MDG's

5

pembangunan, hak asasi dan kebebasan fundamental dalam satu paket.

Dalam konteks inilah, negara-negara anggota PBB kemudian mengadopsi

Tujuan Pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs).

Setiap tujuan memiliki satu atau beberapa target beserta indikatornya. MDG

menempatkan pembangunan manusia sebagai fokus utama pembangunan,

memiliki tenggat waktu dan kemajuan yang terukur. MDG didasarkan pada

konsensus dan kemitraan global, sambil menekankan tanggung jawab

negara berkembang untuk melaksanakan pekerjaan rumah mereka,

sedangkan negara maju berkewajiban mendukung upaya tersebut (Asmanto P,

2008).

2.2. Tujuan , target, dan indikator MDG’s

MDGs terdiri dari 8 tujuan, 20 target, serta 60 indikator. Berikut ini adalah isi

MDGs secara keseluruhan : (Supriyadi A, 2009)

Gambar 1. Delapan Tujuan MDG’s

Page 6: makalah MDG's

6

A. Tujuan 1 : Mengentaskan Kemiskinan Ekstrim dan Kelaparan

Target 1a: Menurunkan proporsi penduduk yang hidup di bawah garis

kemiskinan menjadi setengahnya antara 1990-2015.

o Indikator:

1.1. Proporsi pendapatan  penduduk di bawah $ 1 (PPP) per hari

1.2. Rasio Kesenjangan Kemiskinan

1.3. Kontribusi kuantil pertama penduduk berpendapatan

terendah terhadap konsumsi nasional.

Target 1b: Menyediakan seutuhnya Pekerjaan yang produktif dan

layak, terutama untuk perempuan dan kaum muda.

o Indikator:

1.4. Laju Pertumbuhan PDB per orang dipekerjakan

1.5. Rasio pekerjaan terhadap populasi

1.6. Proporsi pekerja yang hidup dengan kurang dari $1 per-hari/

pekerja miski

1.7. Proporsi pekerja yang memiliki rekening pribadi dan anggota

keluarga bekerja terhadap jumlah pekerja total/ pekerja

rentan.

Target 1c: Menurunkan proporsi penduduk yang menderita kelaparan

menjadi setengahnya antara tahun 1990 dan 2015

Indikator :

1.8 Prevalensi berat badan anak di bawah usia lima tahun

1.9 Proporsi penduduk di bawah tingkat diet konsumsi minimum

(2.100 kkal/per kapita/hari).

Page 7: makalah MDG's

7

B. Tujuan 2. Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua

Target 2a: Memastikan bahwa pada 2015 semua anak di manapun,

laki laki maupun perempuan akan bisa menyelesaikan pendidikan

dasar secara penuh.

Indikator:

2.1 Rasio partisipasi pendidikan dasar

2.2 Proporsi murid mulai kelas 1 yang mencapai kelas terakhir

primer

2.3 Melek Huruf-anak usia 15-24 tahun, perempuan dan laki-laki

C. Tujuan 3: Mendukung Kesetaraan Gender dan Memberdayakan

Perempuan

Target 3a: Menghapus perbedaan gender dalam pendidikan dasar dan

menengah pada 2005, dan di semua jenjang pendidikan paling lambat

tahun 2015 .

Dengan Indikator:

3.1 Rasio anak perempuan terhadap anak laki-laki di pendidikan

primer, sekunder dan tersier.

3.2 Proporsi perempuan dalam upah kerja di sektor non-pertanian

3.3 Proporsi kursi dipegang oleh perempuan di parlemen nasional

Yang menjadi indikator utama adalah rasio anak perempuan terhadap

anak laki-laki di pendidikan dasar, lanjutan dan tinggi. Disini

Indonesia tampaknya sudah mencapai target, dengan rasio 100% di

Page 8: makalah MDG's

8

sekolah dasar, 99,4% di sekolah lanjutan pertama, 100,0% di sekolah

lanjutan atas, dan 102,5% di pendidikan tinggi.

Indikator kedua adalah rasio melek huruf perempuan terhadap laki-

laki untuk usia 15-24 tahun. Disini pun, tampaknya kita telah

mencapai target dengan rasio 99,9%. Indikator ketiga adalah

sumbangan perempuan dalam kerja berupah di sektor non-pertanian.

Disini kita masih jauh dari kesetaraan. Nilainya saat ini hanya 33%.

Indikator keempat adalah proporsi perempuan di dalam parlemen,

dimana proporsinya saat ini hanya 11,3%.

D. Tujuan 4. Mengurangi Tingkat Kematian Anak

Target 4a: Menurunkan angka kematian balita sebesar dua pertiganya

antara 1990 dan 2015.

Dengan Indikator:

4.1. Angka kematian balita

4.2. Proporsi anak-anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak

E.  Tujuan 5: Meningkatkan Kesehatan Ibu 

Target 5a: Menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga perempatnya

antara 1990 dan 2015.

Indikator :

5.1  Rasio kematian ibu

5.2  Proporsi kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan

terampil

Page 9: makalah MDG's

9

Target 5b: Mencapai dan menyediakan akses kesehatan reproduksi

untuk semua pada 2015.

Indikator:

5.3    Prevalensi kontrasepsi

5.4    Tingkat kelahiran remaja.

5.5    Cakupan kehamilan (setidaknya satu kunjungan dan

setidaknya empat dilihat).

5.6    Belum terpenuhi kebutuhan keluarga berencana.

F. Tujuan 6: Memerangi HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya 

Target 6a: Menghentikan dan mulai membalikkan penyebaran HIV /

AIDS

o Indikator:

6.1 Prevalensi HIV di antara penduduk usia 15-24 tahun.

6.2 Penggunaan kondom pada seks berisiko tinggi.

6.3 Proporsi penduduk berusia 15-24 tahun dengan pengetahuan

yang benar dan komprehensif tentang  HIV / AIDS

6.4 Perbandingan kehadiran disekolah anak yatim dan sekolah non-

anak yatim berusia 10-14.

Target 6b: Mencapai akses universal terhadap pengobatan untuk HIV /

AIDS bagi semua orang yang membutuhkannya pada tahun 2010

Page 10: makalah MDG's

10

o Indikator:

6.5 Proporsi penduduk dengan infeksi HIV lanjut dengan akses

terhadap obat antiretroviral.

Target 6c: Menghentikan dan mulai membalikkan insiden malaria dan

penyakit utama lainnya.

o Indikator:

6.6 Insidensi dan angka kematian yang terkait dengan malaria

6.7 Proporsi anak-anak di bawah 5 tidur di bawah diperlakukan

insektisida dan kelambu.

6.8 Proporsi anak-anak di bawah 5 dengan demam yang tepat

diobati dengan obat anti-malaria.

6.9 Insiden, prevalensi dan tingkat kematian yang terkait dengan

TBC

6.10 Proporsi kasus TBC yang terdeteksi dan sembuh di bawah

G. Tujuan 7: Memastikan Kelestarian Lingkungan Target

Target 7a: Memadukan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan ke

dalam kebijakan dan program negaraserta mengakhiri kerusakan

sumber daya alam

o Indikator pertama adalah proporsi lahan berupa tutupan hutan.

Indikator lain adalah rasio kawasan lindung untuk

Page 11: makalah MDG's

11

mempertahankan keragaman hayati dan proporsi rumah tangga

yang menggunakan bahan bakar padat.

Target 7b: Mengurangi laju hilangnya keragaman hayati, dan

mencapai pengurangan yang signifikan pada 2010

o Indikator:

7.1       Proporsi luas daratan ditutupi oleh hutan

7.2       Emisi CO2, total, per kapita dan setiap $ 1 PDB (PPP)

7.3       Konsumsi zat-zat pengurang ozon

7.4       Proporsi stok ikan dalam batas-batas biologis yang aman

7.5       Proporsi dari total sumber daya air yang digunakan

7.6       Proporsi darat dan wilayah laut yang dilindungi

7.7       Proporsi spesies terancam punah

Target 7c: Menurunkan separuh proporsi penduduk yang tidak

memiliki akses yang berkelanjutan terhadap air minum yang aman dan

sanitasi dasar pada 2015

o Indikator:

7.8. Perbaikan proporsi penduduk menggunakan sumber air

minum

7.9. Proporsi penduduk menggunakan fasilitas sanitasi yang baik

Target 7d: Mencapai perbaikan yang berarti dalam kehidupan untuk

sedikitnya 100 juta di daerah kumuh di tahun 2020

o Indikator :

7.10. Proporsi penduduk perkotaan yang tinggal di daerah kumuh

Page 12: makalah MDG's

12

H. Tujuan 8: Mengembangkan Kemitraan untuk Pembangunan

Target 8a: Mengembangkan lebih jauh lagi terbuka, berbasis

peraturan, dapat diprediksi, non-diskriminatif perdagangan dan sistem

keuangan. Termasuk komitmen terhadap pemerintahan yang baik,

pembangunan dan pengentasan kemiskinan – baik nasional dan

internasional

Target 8b: Membantu kebutuhan khusus dari negara-negara kurang

berkembang termasuk tarif dan kuota bebas akses bagi negara

berkembang , ekspor, program peningkatan hutang untuk negara-

negara miskin berutang banyak (HIPC) dan pembatalan utang bilateral

resmi dan lebih murah hati ODA bagi negara-negara berkomitmen

untuk pengentasan kemiskinan

Target 8c: Membantu kebutuhan khusus negara-negara berkembang

dan daratan pulau kecil berkembang Serikat (melalui Program Aksi

untuk Pembangunan Berkelanjutan di Pulau Kecil Mengembangkan

Serikat dan hasil dari kedua puluh dua sidang khusus Majelis Umum)

Target 8d: Secara komprehensif mengusahakan persetujuan mengenai

masalah utang dengan negara-negara berkembang melalui upaya

nasional dan internasional untuk membuat utang berkelanjutan dalam

jangka panjang.

Beberapa indikator yang tercantum di bawah ini dimonitor secara

terpisah untuk negara-negara kurang berkembang (LDCs), Afrika,

negara-negara berkembang yang terkurung daratan dan kepulauan

Page 13: makalah MDG's

13

kecil yang sedang bekembang. Official development assistance

(ODA)/Bantuan pembangunan resmi (ODA)

8.1 Net  ODA, total dan untuk negara berkembang, sebagai persentase

OECD / DAC donor pendapatan nasional bruto

8.2 Proporsi dari total bilateral, sektor-ODA dapat diperuntukkan

OECD / DAC donor untuk pelayanan sosial dasar (pendidikan dasar,

perawatan kesehatan primer, gizi, air bersih dan sanitasi)

8.3 Proporsi bantuan pembangunan bilateral resmi OECD / DAC

donor yang tidak mengikat

8.4 ODA yang diterima di daratan negara-negara berkembang sebagai

proporsi dari pendapatan nasional bruto mereka

8.5 ODA yang diterima di kepulauan kecil yang sedang bekembang

sebagai proporsi dari pendapatan nasional bruto mereka

Akses pasar

8.6 Proporsi dari total impor negara maju (dengan nilai dan tidak

termasuk senjata) dari negara-negara berkembang dan negara sedang

berkembang, mengaku bebas dari kewajiban

8.7 Rata-rata tarif yang diberlakukan oleh negara-negara maju pada

produk-produk pertanian dan tekstil dan pakaian dari negara-negara

berkembang

8.8 Dukungan Pertanian perkiraan untuk negara-negara OECD

sebagai persentase dari produk domestik bruto mereka

Page 14: makalah MDG's

14

8.9 Proporsi ODA yang disediakan untuk membantu membangun

kapasitas perdagangan.

Debt sustainability Keberlanjutan hutang

8.10 Total jumlah negara-negara yang telah mencapai titik keputusan

HIPC dan jumlah yang telah mencapai penyelesaian HIPC poin

(kumulatif)

8.11 Penghapusan utang  berkomitmen di bawah Inisiatif HIPC dan

MDRI

8.12 Utang layanan sebagai persentase dari ekspor barang dan jasa

Target 8e: Dalam kerjasama dengan perusahaan farmasi, menyediakan

akses ke obat-obatan penting yang terjangkau di negara-negara

berkembang

8.13 Proporsi penduduk dengan akses ke obat-obatan penting yang

terjangkau atas dasar yang berkelanjutan

Target 8F: Dalam kerjasama dengan pihak swasta, membangun

adanya penyerapan keuntungan dari teknologi-teknologi baru,

terutama teknologi informasi dan komunikasi.

o Indikator

8.14 Jaringan telepon per 100 penduduk

8.15 Pelanggan telepon seluler per 100 penduduk

8.16 Pengguna internet per 100 penduduk

Page 15: makalah MDG's

15

2.3. Capaian Sasaran MDG’s di Indonesia

Dari delapan tujuan yang ditetapkan, lima tujuan MDG yaitu MDG 1, 4, 5, 6

dan 7 terkait erat dengan kesehatan. Kesepakatan untuk mencapai MDG

bertujuan meningkatkan kesejahteraan umat manusia. Untuk Indonesia,

sasaran MDG  tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) 2010-2014 dan Renstra Kementerian Kesehatan 2010-

2014 . Untuk mencapai sasaran-sasaran MDG tersebut, perlu kerja keras dan

kerja cerdas, meninggalkan cara kerja yang bersifat bisnis bisaa . Harus ada

inovasi dan terobosan serta fokus pada kegiatan prioritas. Implementasi

kebijakan ini hanya mungkin terjadi bila didukung seluruh jajaran lintas

sektor, pemerintah daerah, seluruh masyarakat, dan stakeholders lainnya

(Sedyaningsih E.R, 2012).

Bappenas melaporkan pada tahun 2011, pencapaian tujuan MDGs dapat

dikelompokkan menjadi tiga. Pertama, tujuan yang telah berhasil dicapai.

Kedua, tujuan yang menunjukkan kemajuan bermakna dan diharapkan dapat

dicapai pada atau sebelum tahun 2015. Ketiga, tujuan yang masih

memerlukan upaya keras untuk mencapainya.

a) Tujuan-tujuan MDGs yang telah tercapai adalah:

MDG 1, yaitu proporsi penduduk dengan pendapatan kurang dari USD

1,00 (PPP) per kapita per hari.

MDG 3, yaitu rasio APM perempuan terhadap laki-laki SMA/

MA/Paket C dan rasio angka melek huruf perempuan terhadap laki-laki

umur 15-24 tahun.

Page 16: makalah MDG's

16

MDG 6, yaitu pengendalian penyebaran dan penurunan jumlah kasus

baru tuberkulosis (TB). Pencapaian ini diindikasikan oleh angka kejadian

dan tingkat kematian, serta proporsi tuberkulosis yang ditemukan, diobati

dan disembuhkan dalam program DOTS.

b) Tujuan-tujuan MDGs yang telah menunjukkan kemajuan signifikan dan

diharapkan dapat tercapai pada tahun 2015 (on-track) adalah:

MDG 1, yaitu terdapat kemajuan yang sangat besar dari indeks

kedalaman kemiskinan, proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri

dan pekerja bebas keluarga terhadap total kesempatan kerja, dan

prevalensi balita dengan berat badan rendah/kekurangan gizi.

MDG 2, yaitu APM SD, proporsi murid kelas 1 yang berhasil

menamatkan sekolah dasar, serta angka melek huruf penduduk usia

15-24 tahun, perempuan dan laki-laki yang semuanya sudah

mendekati 100 persen.

MDG 3, yaitu rasio APM perempuan/laki-laki di tingkat

SD/MI/Paket A, SMP/MTs/Paket B, dan pendidikan tinggi yang

hampir mendekati 100 persen serta kontribusi perempuan dalam

pekerjaan upahan di sektor nonpertanian, dan proporsi kursi yang

diduduki perempuan di DPR yang meningkat.

MDG 4, yaitu penurunan yang sudah mendekati dua pertiga angka

kematian neonatal, bayi, dan balita serta proporsi anak usia 1 tahun

yang mendapat imunisasi campak yang meningkat pesat.

MDG 5, yaitu berupa peningkatan angka pemakaian kontrasepsi bagi

perempuan menikah dengan menggunakan cara modern, penurunan

Page 17: makalah MDG's

17

angka kelahiran remaja perempuan umur 15-19 tahun, peningkatan

cakupan pelayanan antenatal baik 1 maupun 4 kali kunjungan, dan

penurunan kebutuhan KB yang tidak terpenuhi (unmet need).

MDG 6, yaitu mengendalikan penyebaran dan penurunan jumlah

kasus baru HIV dan AIDS berupa peningkatan proporsi penduduk

terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat-obatan

Antiretroviral (ARV). Selain itu, pengendalian penyebaran dan

mulai menurunkan jumlah kasus baru malaria yang diindikasikan

oleh peningkatan proporsi anak balita yang tidur dengan kelambu

berinsektisida belum memadai dalam rangka menurunkan jumlah

kasus baru malaria.

MDG 7, yaitu berupa penurunan konsumsi bahan perusak ozon,

proporsi tangkapan ikan yang tidak melebihi batas biologis yang

aman, serta rasio luas kawasan lindung untuk menjaga kelestarian

keanekaragaman hayati terhadap total luas kawasan hutan dan rasio

rasio kawasan lindung perairan terhadap total luas perairan teritorial

yang keduanya meningkat.

MDG 8, yaitu berupa keberhasilan pengembangan sistem keuangan

dan perdagangan yang terbuka, berbasis peraturan, dapat diprediksi

dan tidak diskriminatif yang diindikasikan oleh rasio ekspor dan

impor terhadap PDB, rasio pinjaman terhadap simpanan di bank

umum, dan rasio pinjaman terhadap simpanan di BPR yang

semuanya meningkat pesat. Selain itu juga keberhasilan dalam

menangani utang untuk dapat mengelola utang dalam jangka panjang

Page 18: makalah MDG's

18

yang diindikasikan oleh rasio pinjaman luar negeri terhadap PDB

dan rasio pembayaran pokok utang dan bunga utang luar negeri

terhadap penerimaan hasil ekspor yang menurun tajam. Keberhasilan

selanjutnya adalah dalam hal pemanfaatan teknologi informasi dan

komunikasi, yang diindikasikan oleh peningkatan proporsi penduduk

yang memiliki jaringan telepon tetap dan telepon seluler.

c) Tujuan-tujuan MDGs yang telah menunjukkan kemajuan namun masih

diperlukan kerja keras untuk mencapainya adalah:

MDG 1, yaitu berupa penurunan hingga setengahnya persentase

penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan nasional.

MDG 5, yaitu berupa penurunan hingga tiga perempatnya angka

kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup.

MDG 6, yaitu mengendalikan penyebaran dan penurunan jumlah

kasus baru HIV dan AIDS berupa penurunan prevalensi HIV dan

AIDS, penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tinggi, dan

peningkatan proporsi penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki

pengetahuan komprehensif tentang HIV dan AIDS, baik laki-laki

maupun perempuan menikah dan belum menikah.

MDG 7, yaitu berupa rasio luas kawasan tertutup pepohonan, jumlah

emisi CO, konsumsi energiprimer per kapita, elastisitas energi,

serta proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap

sumber air minum layak dan fasilitasi sanitasi dasar layak di

perkotaan dan perdesaan.

Page 19: makalah MDG's

19

MDG 8, yaitu berupa peningkatan proporsi rumah tangga dengan

akses internet dan kepemilikan komputer pribadi yang belum

memadai.

2.4. Strategi dalam percepatan pencapaian MDG’s di Indonesia

Untuk mempercepat pencapaian sasaran MDGs, Presiden telah menetapkan

Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2010 Tentang Program Pembangunan yang

Berkeadilan. Salah satu amanat yang tercantum dalam Inpres tersebut adalah

agar setiap Kementerian/Lembaga, Gubernur, dan Para Bupati/Walikota

mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi, dan

kewenangan masing-masing dalam rangka pelaksanaan program-program

pembangunan yang berkeadilan, antara lain meliputi program pencapaian

Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development GoalsMDGs).

Implementasi dari Inpres No. 3 Tahun 2010 adalah sebagai berikut:

1. Pengintegrasian tujuan, target, dan indikator MDGs ke dalam sistem

perencanaan dan penganggaran Pemerintah baik di tingkat Pusat,

Provinsi, maupun Kabupaten/Kota baik jangka menengah (5 tahunan)

maupun jangka pendek (tahunan);

2. Penyusunan Peta Jalan Percepatan Pencapaian MDGs di Indonesia 2010

– 2015 yang digunakan sebagai acuan bagi seluruh pemangku

kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan, memantau, dan

mengevaluasi berbagai program dan kegiatan dalam rangka percepatan

pencapaian MDGs;

3. Pembentukan Tim Koordinasi MDGs Nasional di bawah koordinasi

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas dengan

Page 20: makalah MDG's

20

beranggotakan seluruh Kementerian/Lembaga yang terkait dalam upaya

percepatan pencapaian MDGs. Tugas pokok dari tim tersebut adalah

bertanggung jawab dalam koordinasi perencanaan, pelaksanaan, dan

monitoring-evaluasi pencapaian sasaran MDGs;

4. Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) percepatan pencapaian MDGs

di 33 Provinsi dengan rangkaian kegiatan sebagai berikut:

a. Penyusunan pedoman teknis Rencana Aksi Daerah (RAD) Provinsi

tentang percepatan pencapaian tujuan MDGs untuk memberikan

panduan bagi daerah, khususnya provinsi dalam menyusun dokumen

rencana aksi percepatan pencapaian target MDGs di daerah,

sehingga dapat dihasilkan dokumen rencana aksi yang jelas,

operasional dan selaras dengan kebijakan nasional;

b. Pelaksanaan fasilitasi penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD)

Provinsi oleh Tim Koordinasi MDGs Nasional kepada Tim

Koordinasi MDGs Provinsi untuk menyamakan persepsi dalam

penyusunan target dan indikator MDGs di tingkat Provinsi dan

Kabupaten/Kota, menyusun langkah-langkah penyusunan RAD

MDGs Provinsi, dan melakukan exercise penyusunan draft RAD

Percepatan Pencapaian Target MDGs di Provinsi termasuk

penyusunan target, sasaran dan indikator;

c. Penyusunan pedoman teknis Definisi Operasional Indikator MDGs

yang berisikan tentang daftar tujuan, target, dan indikator MDGs,

konsep definisi, manfaat, metode perhitungan, dan sumber data

Page 21: makalah MDG's

21

yang digunakan untuk menyamakan persepsi sehingga data dan

informasi MDGs dapat dibandingkan antarprovinsi;

d. Penyusunan pedoman teknis Review RAD MDGs Provinsi sebagai

acuan dalam mereview RAD MDGs Provinsi yang sejalan dengan

kebijakan program, dan sasaran MDGs Nasional;

e. Penyusunan pedoman teknis Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan

RAD MDGs Provinsi untuk memastikan pelaksanaan program dan

kegiatan MDGs yang tertuang didalam RAD MDGs Provinsi sesuai

dengan rencana yang ditetapkan, mengidentifikasi dan

mengantisipasi permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan

program percepatan pencapaian MDGs sehingga dapat diatasi, dan

merumuskan langkah tindak lanjut percepatan pencapaian target

MDGs;

5. Penetapan Surat Edaran Kementerian PPN dan Kemendagri Nomor:

0068/M.PPN/02/2012 dan Nomor: 050/583/SJ tentang Percepatan

Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development

Goals) Tahun 2011-2015 antara lain untuk mendorong agar daerah

menyusun program dan kegiatan serta pengalokasian anggaran dalam

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), Rencana Kerja Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan

Kerja Perangkat Daerah agar mengacu pada RAD MDGs dimasing-

masing provinsi untuk percepatan pencapaian tujuan target dan indikator

MDGs.

Page 22: makalah MDG's

22

6. Peningkatan dukungan pembiayaan untuk percepatan pencapaian MDGs,

yaitu :

a. Penyusunan kerangka kebijakan pendanaan percepatan sasaran MDGs

melalui Public Private Partnership (PPP) untuk mendorong pihak

swasta bermitra dengan Pemerintah dalam upaya percepatan

pencapaian MDGs;

b. Penyusunan pedoman harmonisasi Pelaksanaan Corporate Social

Responsibilities (CSR) untuk mensinergikan pelaksanaan kegiatan

CSR dengan program dan kegiatan dalam rangka pencapaian MDG

yang mencakup upaya (i) pencapaian keselarasan antara tujuan

pelaksanaan CSR dengan MDG, (ii) keselarasan targeting atau sasaran

kelompok masyarakat, (iii) keselarasan lokasi pelaksanaan CSR

dengan lokasi target pencapaian MDG; dan, (iv) keselarasan indikator

kinerja yang dipakai dalam pencapaian MDG dengan kegiatan CSR;

7. Penyusunan pedoman pemberian insentif bagi daerah untuk mendukung

percepatan pencapaian MDGs sebagai panduan dalam penetapan,

pelaksanaan dan pemantauan pemberian insentif daerah yang memiliki

kinerja baik dalam upaya pencapaian tujuan MDGs.

8. Pelaksanaan diseminasi dan advokasi percepatan pencapaian MDGs

kepada seluruh stakeholders meliputi DPR, organisasi profesi, perguruan

tinggi, media masa, lembaga swadaya masyarakat, Kementerian/Lembaga

di tingkat Pusat, dan SKPD;

9. Pemberian MDGs Award dengan tujuan memberikan apresiasi kepada

para pemangku kepentingan dan pelaku pembangunan yang telah

Page 23: makalah MDG's

23

menghasilkan prestasi terbaik dalam upaya mendorong percepatan

pencapaian MDGs di Indonesia dan membangun sistem insentif dan

disinsentif berkesinambungan yang dapat menjadi katalis bagi upaya

percepatan pencapaian MDGs di Indonesia. Kegiatan ini dikoordinasikan

oleh Kantor Utusan Khusus Presiden (KUKP) RI untuk Millennium

Development Goals;

10. Penguatan ketersediaan data dan informasi mengenai indikator-indikator

MDGs untuk memperkuat sistem perencanaan, monitoring, dan evaluasi

kinerja pencapaian MDGs. Kegiatannya merupakan kerjasama antara

Badan Pusat Statistik (BPS) dengan KemenPPN/Bappenas.

11. Dalam lingkup regional, khususnya ASEAN, Indonesia juga berperan

aktif dalam mendukung upaya peningkatan kerjasama MDGs dalam

rangka mengurangi kesenjangan pembangunan di kawasan. Diadopsinya

ASEAN Roadmap for the Attainment of the Millennium Development

Goals selama Keketuaan Indonesia untuk untuk ASEAN pada tahun 2011

mencerminkan komitmen dan kontribusi signifikan Indonesia untuk turut

mendukung penetapan kebijakan regional terkait dengan upaya

percepatan pencapaian MDGs.

Walaupun target MDG-1 yaitu menurunkan prevalensi gizi kurang pada anak

balita dalam posisi on track, namun beberapa provinsi masih menunjukkan

prevalensi gizi buruk dan gizi kurang di atas angka nasional. Di samping itu

ada masalah stunting prevalensinya mencapai 35,8% (Sedyaningsih E.R,

2012).

Page 24: makalah MDG's

24

Puskesmas Karang Anyar sebagai sarana kesehatan primer tingkat kecamatan

turut andil dalam mewujudkan target MDG’s terkhusus di wilayah kerjanya.

Persentase bayi dan balita dengan gizi buruk mencapai target < 15%, yakni

hanya terdapat dua kasus. Sedangkan, 85% merupakan bayi dan balita yang

timbangannya naik atau dapat dikatakan bergizi cukup dan baik. Program

yang dilakukan oleh Puskesmas Karang Anyar untuk meminimalisasi

kejadian gizi buruk dan gizi kurang pada bayi dan balita sudah banyak

dilakukan diantaranya dengan kegiatan posyandu rutin (penimbangan berat

badan, penyuluhan , dan pemberian makanan tambahan).

Strategi terkait MDG-4 untuk menurunkan angka kematian balita 2/3 dari

kondisi tahun 1990 dalam posisi on track. Harus disadari adanya disparitas

angka kematian anak baik antar Provinsi maupun Kabupaten/Kota, pada anak

yang dilahirkan dari keluarga yang memiliki sosio-ekonomi yang rendah serta

mereka yang tinggal di pedesaan. Kesenjangan ini terkait dengan; kemudahan

masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas; keterbukaan

daerah terhadap pembangunan ekonomi; ketersediaan sumber daya, serta;

kebijakan masing-masing daerah. Hal yang perlu menjadi perhatian adalah

angka kematian neonatal cenderung stagnan. Faktor infeksi dan masalah gizi 

sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup anak. Riskesdas 2007

menunjukkan, penyebab kematian balita sebesar 36% adalah masalah

neonatal (Asfiksia, Berat Badan Lahir Rendah dan Infeksi), 17,2% karena

Diare dan 13,2% oleh Pneumonia (Sedyaningsih E.R, 2012).

Page 25: makalah MDG's

25

Di wilayah kerja Puskesmas Karang Anyar pada tahun 2014 dari bulan

Januari sampai dengan Juni tidak ditemukan bayi yang meninggal, sehingga

angka kematian bayi sampai dengan saat ini adalah 0%. Angka ini menurun

dibandingkan tahun 2013, dimana didapatkan 9 bayi meninggal sepanjang

tahun 2013. Program yang dilakukan Puskesmas Karang Anyar untuk

menekan angka kematian bayi adalah dengan ANC terpadu selama bayi

dalam kandungan, pemeriksaan dan kunjungan terhadap bayi baru lahir.

Terkait MDG’S-5 yaitu Menurunkan Angka Kematian Ibu, masih diperlukan

kerja  keras dan kerja cerdas untuk menurunkan AKI  menjadi 102 per

100.000 Kelahiran Hidup. Untuk mengatasi masalah  ini, Kementerian

Kesehatan melakukan langkah-langkah yaitu meningkatkan pengetahuan dan

peran aktif  keluarga dan masyarakat melalui penerapan buku KIA; Program

Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K); Program rumah

tunggu; Program kemitraan bidan dan dukun; Peningkatan persalinan oleh

tenaga kesehatan dan persalinan di fasilitas kesehatan, serta  mengatasi

masalah emergensi melalui Puskesmas PONED dan Rumah sakit PONEK

(Sedyaningsih E.R, 2012).

Sejak tahun 2011 diluncurkan Program Jaminan Persalinan (Jampersal) untuk

percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir (neonatal).

Program ini diperuntukkan bagi ibu hamil yang tidak memiliki jaminan

persalinan (Sedyaningsih E.R, 2012).

Page 26: makalah MDG's

26

Angka kematian ibu di wilayah kerja Puskesmas Karang Anyar juga sejak

Januari-Juni 2014 belum ditemukan adanya kasus. Namun sepanjang tahun

2013, terdapat dua ibu yang meninggal karena kehamilan dengan risiko,

yakni kehamilan dengan B21 serta kehamilan dengan ruptur uteri.

Tindakan atau program yang dilakukan oleh Puskesmas Karang Anyar dalam

menekan angka kematian ibu, antara lain dengan pemeriksaan terhadap ibu

hamil dengan ANC terpadu mulai dari K1-K4, ibu bersalin dengan ditolong

oleh bidan sebagai tenaga kesehatan yang ada di setiap desa di wilayah kerja

Puskesmas Karang Anyar, dan ibu nifas dengan pemberian Vitamin A dan

tablet zat besi.

Terkait MDG-6 untuk HIV-AIDS, TB dan Malaria masih dalam posisi off

track. Kemenkes masih menghadapi kendala khususnya pengendalian

penyebaran dan penurunan jumlah kasus HIV-AIDS; Penggunaan kondom

pada kelompok risiko tinggi; Peningkatan pengetahuan tentang HIV-AIDS.

Dalam kata lain, pengetahuan masyarakat tentang HIV-AIDS masih  rendah.

Strategi yang dilakukan untuk mencapai target MDG 6 adalah peningkatan

sosialisasi; Peningkatan akses pengobatan HIV-AIDS; Implementasi 

program, PMTCT; Pengurangan dampak buruk pada penyalahguna NAPZA

suntik atau Penasun (Sedyaningsih E.R, 2012).

Sementara terkait Pengendalian Malaria, dalam posisi on track  karena angka

kejadian malaria per 1000 penduduk menunjukkan kecenderungan menurun.

Sedangkan, untuk  pengendalian TB,  sasaran menurunkan kasus baru

tuberkulosis justru  sudah tercapai (Sedyaningsih E.R, 2012).

Page 27: makalah MDG's

27

Program untuk HIV/AIDS di Puskesmas Karang Anyar belum dapat berjalan

karena belum tersedianya prasarana yang mendukung dan hingga saat ini

belum tercatat mengenai penderita HIV/AIDS yang ada di wilayah kerja

Puskesmas Karang Anyar. Sedangkan untuk malaria, tidak pernah ditemukan

kasus dikarenakan Karang Anyar bukan daerah endemis malaria. Oleh karena

itu, dalam setiap pelaporan selalu ditulis nihil.

Untuk program TB, Puskesmas Karang Anyar sudah memiliki sistem yang

cukup baik. Namun, target penjaringan pasien dengan TB sebesar 70% belum

terpenuhi hingga Mei 2014, baru 24 % yakni dari 1128 pasien suspek TB,

didapatkan 118 pasien dengan BTA (+). Program pengobatan TB bagi pasien

dengan BTA (+) juga sudah berlangsung cukup baik. Didukung pula dengan

Unit PAL yang dimiliki oleh Puskesmas Karang Anyar sebagai prasarana

konsultasi dan edukasi pasien dan keluarganya.

Terkait target MDG-7 yaitu Akses Air Bersih Pada Rumah Tangga, Menkes

menyatakan masih dalam posisi off track. Pencapaian MDG-7 ini sangat

penting bagi  kesehatan masyarakat, karena kualitas air dan sanitasi

merupakan faktor risiko berbagai penyakit menular (Endang Rahayu

Sedyaningsih, 2012). 

2.5. Ringkasan Status Pencapaian MDG’s di Indonesia

A. TUJUAN 1: MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN

Upaya penanggulangan kemiskinan di Indonesia menunjukkan kemajuan

yang berarti dan ini sudah sesuai dengan target MDGs yang ditunjukkan

dengan menurunnya proporsi penduduk yang hidup di bawah garis

Page 28: makalah MDG's

28

kemiskinan nasional dari 15,10 persen (tahun 1990) menjadi 12,49 persen

(2011) dan Indeks Kedalaman Kemiskinan dari 2,70 menjadi 2,08 pada

periode yang sama. Laju pertumbuhan PDB per tenaga kerja meningkat

dari 3,52 persen (tahun 1990) menjadi 5,04 persen (tahun 2011). Di

samping itu, terjadi penurunan proporsi penduduk yang menderita

kelaparan dari tahun 1989 ke tahun 2010 yang ditunjukkan dengan

prevalensi balita dengan berat badan rendah dari 31,00 persen menjadi

17,91 persen, serta proporsi penduduk dengan asupan kalori kurang dari

1400 Kkal/kapita/hari dari 17,00 persen (tahun 1990) menjadi 14,65

persen (tahun 2011).

B. TUJUAN 2: MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA

Upaya pencapaian pendidikan dasar untuk semua telah sejalan dengan

sasaran MDGs, hal ini ditunjukkan dengan sudah diterapkannya

pendidikan dasar 9 tahun di Indonesia. Pada tahun 2011, angka partisipasi

murni SD telah mencapai 95,55 persen; proporsi murid kelas I yang

berhasil mencapai kelas VI adalah 96,58 persen; dan angka melek huruf

penduduk usia 15-24 tahun, perempuan sudah mencapai 98,75 persen dan

laki-laki mencapai 98,80 persen.

C. TUJUAN 3: MENDORONG KESETARAAN GENDER DAN

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

Upaya untuk mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan

sebagian besar telah mencapai sasaran MDGs tahun 2015. Pada tahun

2011, Rasio APM perempuan/laki-laki di tingkat SD adalah 98,80; di

Page 29: makalah MDG's

29

tingkat SMP adalah 103,45; dan di tingkat pendidikan tinggi adalah 97,82.

Rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki pada kelompok usia 15-

24 telah mencapai 99,95 persen pada tahun yang sama.

Sementara sasaran yang sejalan dengan target MDGs adalah untuk rasio

APM perempuan/laki-laki di SMA telah mencapai 101,40 pada tahun

2011. Di bidang ketenagakerjaan, terlihat adanya peningkatan kontribusi

perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor nonpertanian, yaitu 36,67

persen pada tahun 2011. Di samping itu, proporsi kursi yang diduduki

perempuan di DPR juga mengalami peningkatan, menjadi 18,4 persen

(2011).

D. TUJUAN 4: MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK

Upaya untuk menurunkan angka kematian anak sudah sejalan dengan

sasaran MDGs. Hal ini ditunjukkan dengan penurunan angka kematian

balita dari 97 (tahun 1991) menjadi 44 per seribu kelahiran hidup (tahun

2007); penurunan angka kematian bayi dari 68 menjadi 34 per seribu

kelahiran; dan neonatal dari 32 menjadi 19 per seribu kelahiran.

Sedangkan proporsi anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak

meningkat dari 44,50 persen (tahun 1991) menjadi 87,30 persen (tahun

2011).

E. TUJUAN 5: MENINGKATKAN KESEHATAN IBU

Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih telah berhasil

ditingkatkan dari 40,70 persen (tahun 1992) menjadi 81,25 persen (tahun

2011), namun di sisi lain angka kematian ibu baru dapat ditekan dari 390

Page 30: makalah MDG's

30

(tahun 1991) menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup (tahun 2007).

Sementara itu angka pemakaian kontrasepsi bagi perempuan menikah usia

15-49 tahun dengan cara modern meningkat dari 47,10 persen (tahun

1991) menjadi 60,42 persen (tahun 2011).

F. TUJUAN 6: MEMERANGI HIV DAN AIDS, MALARIA DAN

PENYAKIT MENULAR LAINNYA

Upaya mengendalikan penyebaran, menurunkan jumlah kasus baru dan

mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV dan AIDS masih

memerlukan upaya keras, inovatif, dan kreatif untuk mencapainya.

Prevalensi HIV dan AIDS masih cukup tinggi yaitu 0,30 persen pada

tahun 2011, selain itu akses terhadap ARV sudah mencapai 84,10 persen

dari penduduk terinfeksi HIV dan AIDs lanjut.

Angka kejadian malaria menurun pesat dari 4,68 (tahun 1990) menjadi

1,75 per 1.000 penduduk (tahun 2011). Sementara itu, angka kejadian

Tuberkulosis sudah berhasil mencapai target MDGs 2015 pada tahun 2011

yaitu dari 343 (1990) menjadi 189 kasus per 100.000 penduduk/tahun.

G. TUJUAN 7: MEMASTIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

Sebagian besar sasaran untuk memastikan kelestarian lingkungan hidup

masih memerlukan upaya keras untuk mencapainya. Rasio luas kawasan

tertutup pepohonan terhadap luas daratan menurun dari 59,97 persen pada

tahun 1990 menjadi 52,52 persen pada 2010, sedangkan jumlah emisi CO

meningkat dari 1.377.983 Gg CO2e (2000) menjadi 1.791.372 GgCOe

(2005). Lebih lanjut, proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan

Page 31: makalah MDG's

31

terhadap sumber air minum layak meningkat dari 37,73 persen (1993)

menjadi 42,76 persen (2011), sedangkan untuk fasilitasi sanitasi dasar

layak dari 24,81 persen (1993) menjadi 55,60 persen (2011).

H. TUJUAN 8: MEMBANGUN KEMITRAAN GLOBAL UNTUK

PEMBANGUNAN

Sistem keuangan dan perdagangan Indonesia kini semakin terbuka,

berbasis peraturan, dapat diprediksi dan tidak diskriminatif. Hal ini diukur

dari indikator keterbukaan ekonomi yang ditunjukkan dengan peningkatan

rasio ekspor dan impor terhadap PDB dari 41,60 persen tahun 1990

menjadi 45,00 persen tahun 2011. Sedangkan rasio pinjaman luar negeri

terhadap PDB menurun dari 24,59 persen pada tahun 1996 menjadi 8,28

persen pada tahun 2011.

Proporsi penduduk yang memiliki telepon seluler meningkat dari 14,79

persen pada tahun 2004 menjadi 103,90 persen pada tahun 2010. Namun

pada tahun 2011 proporsi rumah tangga dengan akses internet baru

mencapai 26,21 persen dan proporsi rumah tangga yang memiliki

komputer pribadi baru mencapai 12,30 persen pada tahun 2011.

Page 32: makalah MDG's

32

Tinjauan Status Pencapaian MDG’s di Indonesia

Page 33: makalah MDG's

33

Page 34: makalah MDG's

34

Page 35: makalah MDG's

35

Page 36: makalah MDG's

36

Untuk mewujudkan tercapainya target MDGs, terutama di bidang kesehatan,

dirumuskanlah INDONESIA SEHAT 2015. Sasaran pembangunan kesehatan

menuju Indonesia sehat 2015 adalah : (Syafrudin, 2009)

a. Perilaku hidup sehat.

Meningkatnya secara bermakna jumlah ibu hamil yang memeriksakan diri

dan melahirkan ditolonh oleh tenaga kesehatan, jumlah bayi yang

memperoleh imunisasi lengkap, jumlah yang memperoleh ASI eksklusif,

jumlah anak balita yang ditimbang setiap bulan, jumlah pasangan usia subur

(PUS), peserta keluarga berencana (KB), jumlah penduduk dengan makan

dengan gizi seimbang, jumlah penduduk yang memperoleh air bersih, jumlah

Page 37: makalah MDG's

37

penduduk buang air besar dijamban, jumlah pemukiman bebas vector dan

rodent, jumlah rumah yang mempunyai syarat kesehatan, jumlah penduduk

berolahraga, dan istirahat teratur, jumlah keluarga dengan komunikasi

internal dan eksternal, jumlah keluarga yang menjalankan ajaran agama

dengan baik, jumlah penduduk yang tidak merokok dan tidak minum-

minuman keras, jumlah penduduk yang tidak berhubungan seks diluar nikah

serta jumlah penduduk yang menjadi peserta JPKM.

b. Lingkungan sehat

Meningkatnya secara bermakna jumlah wilayah/kawasa sehat, tempat-tempat

umu sehat, tempat pariwisata sehat, tempat kerja sehat, rumah dan banguna

sehat, sarana sanitasi, sarana air minum,sarana pembungan limbah, serta

berbagai standard an peraturan perundang-undangan yang mendukung

terwujudnya lingkungan sehat.

c. Upaya kesehatan

Meningkatkan secara bermakna jumlah sarana kesehatan yang bermutu,

jangkauan dan cakupan pelayanan kesehatan, penggunaan obat generik dalam

pelayanan kesehatan, penggunaan obat secara rasional, memanfaatkan

pelayanan promotif dan preventif, biaya kesehatan yang dikelola secara

efisien, serta ketersediaan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan.

d. Manajemen pembangunan kesehatan

Meningkatnya secara bermakna sistem informasi pembangunan kesehatan,

kemampuan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi, pembangunan

kesehatan, kepemimpinan dan manajemen kesehatan, peraturan perundang-

Page 38: makalah MDG's

38

undangan yang mendukung pembangunan kesehatan, kerjasama lintas

program dan sektor.

e. Derajat kesehatan

Meningkatnya secara bermakna umur harapan hidup, menurunya angka

kematian ibu dan bayi, menurunnya angka kesakitan beberapa penyakit

penting, menurunya angka kecacatan dan ketergantungan serta meningkatnya

status gizi masyarakat, menurunya angka infertilitas. (Syafrudin, 2009)

Untuk dapat mencapai tujuan pembangunan kesehatan dan melandaskan pada

dasar-dasar tersebut diatas, maka penyelenggaraan tersebut diatas, maka

penyelenggaraan upaya kesehatan perlu memperhatikan kebijakan umum yang

dikelompokkan sebagai berikut:

a. Meningkatkan kerjasama lintas sektor

Untuk optimalisasi hasil pembangunan berwawasan kesehatan, kerjasama

lintas sektor merupakan hal yang utama, dan karena itu perlu digalang serta

mantapkan secara seksama, sosialisasi masalah-masalah kesehatan kepada

sektor lain perlu dilakukan secara intensif dan berkala. Kerjasama lintas

sektor haus mencakup pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan penilaian

serta melandaskan dengan seksama pada dasar-dasar pembangunan

kesehatan.

b. Peningkatan perilaku, pemberdayaan masyarakat dan kemitraan swasta

Masyarakat dan swasta perlu berperan aktif dalam penyelenggaraan upaya

kesehatan. Dalam kaitan ini perilaku hidup manusia sejak usia dini melalui

berbagai kegiatan-kegiatan penyuluhan dan pendidikan kesehatan, sehingga

Page 39: makalah MDG's

39

menjadi bagian dari norma hidup dan budaya masyarakat dalam rangka

meningkatkan kesadaran dan kemandirian untuk hidup sehat. Peran

masyarakat dalam pembangunan kesehatan terutama melalui penerapan

konsep pembangunan kesehatan masyarakat tetap didorong atau bahkan

dikembangkan untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan serta kesinambungan

upaya kesehatan.

c. Peningkatan kesehatan lingkungan

Kesehatan lingkungan perlu diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas

lingkungan, lingkungan yang sehat, yaitu keadaan lingkungan yang bebas dari

resiko yang membahayakan kesehatan dan keselamatan hidup manusia.

Upaya ini perlu untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan pemerintah

dan masyarakat dalam merencanakan pembangunan berwawasan kesehatan.

Kesehatan lingkungan pemukiman, tempat kerja dan tempat-tempat umum

serta tempat pariwisata ditingkatkan melalui penyediaan serta pengawasan

mutu air yang memenuhi persyaratan terutama perpipaan, penerbitan tempat

pembuangan sampah, penyediaan sarana pembuangan air limbah serta

berbagai sarana sanitasi lingkunan lainnya. Kualitas air, udara dan tanah

ditingkatkan untuk menjamin hidup sehat dan produktif sehingga masyarakat

terhindar dari keadaan yang dapat menimbulkan bahaya kesehatan. Untuk itu

diperlukan peningkatan dan perbaikan peraturan perundang-undangan,

pendidikan lingkungan sehat sejak dari usia muda serta pembakuan standar

lingkungan.

Page 40: makalah MDG's

40

d. Peningkatan upaya kesehatan

Penyelenggaraan upaya kesehatan dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu,

dan berkesinambungan, melalui upaya peningkatan kesehatan, pencegahan

penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan serta upaya

khusus melalui pelayanan kemanusiaan dan darurat atau krisis. Selanjutnya,

pemerataan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan perlu terus menerus

diupayakan. Dalam rangka mempertahankan status kesehatan masyarakat

selama krisis ekonomi, upaya kesehatan diprioritaskan untuk mengatasi

dampak krisis disamping tetap mempertahankan peningkatan pembangunan

kesehatan. Perhatian khusus dalam mengatasi dampak krisis diberikan kepada

kelompok berisiko dari keluarga-keluarga miskin agar derajat kesehatannya

tidak memburuk dan tetap hidup produktif. Pemerintah bertanggungjawab

terhadap biaya pelayanan kesehatan untuk penduduk miskin.

Setelah melewati krisis ekonomi status kesehatan masyarakat diusahakan

ditingkatkan melaui pencegahan dan pengurangan morbiditas, mortalitas dan

kecacatan dalam masyarakat terutama pada bayi, anak balita, dan wanita

hamil, melahirkan dan masa nifas, melalui upaya peningkatan (promosi)

hidup sehat, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan serta

pengobatan penyakit dan rehabilitasi. Prioritas utama diberikan kepada

penanggulangan penyakit menular dan wabah cenderung meningkat.

e. Peningkatan sumber daya kesehatan

Peningkatan tenaga kesehatan harus menunjang seluruh upaya pembangunan

kesehatan dan diarahkan untuk menciptakan tenaga kesehatan yang ahli dan

terampil sesuai pengembangan ilmu dan tekhnologi, beriamn dan bertakwa

Page 41: makalah MDG's

41

kepada tuhan yang maha esa, seta berpegang teguh pada pengabdian bangsa

dan Negara dan etika prfesi. Pengembangan tenaga kesehatan bertujuan untuk

meningkatkan pemberdayaan atau daya guna tenaga dan penyediaan jumlah

serta mutu tenaga kesehatan dari masyarakat dan pemerintah yang mampu

melaksanakan pembangunan kesehatan. Dalam perencanaan tenaga kesehatan

perlu diutamakan penentuan kebutuhan tenaga di berbagai Negara diluar

negri dalam rangka globalisasi. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat

(JPKM), yakni cara pelayanan kesehatan melaui pembayaran secara praupaya

dikembangkan terus untuk menjamin terselenggaranya pemeliharaan

kesehatan yang lebih merata dan bermutu dengan raga yang terkendali. JPKM

diselenggarakan sebagai upaya bersama antara masyarakat, swasta, dan

pemerintah untuk memenuhi kebutuhan biaya pelayanan kesehatan yang terus

meningkat.Tarif pelayanan kesehatan perlu disesuaikan atas dasar nilai jasa

dan barang yang diterima oleh anggot masyarakat yang memperoleh

pelayanan. Masyarakat yang tidak mampu akan dibantu melalui system

JPKM yang disubsidi oleh pemerintah bersamaan dengan itu dikembangkan

pula asuransi sebagai pelengkap / pendamping JPKM. Pengembangan

asuransi kesehatan berada dibawah pembinaan pemerintah dan asosiasi

peransuran. Secara bertahap puskesmas dan rumah sakit milik pemerintah

akan dikelola secara swadana.

f. Peningkatan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan

Kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan perlu makin ditingkatkan

terutama melalui peningkatan secara strategis dalam kerja sama antara sektor

kesehatan dan sektor lain yang terkait, dan antara berbagai program kesehatan

Page 42: makalah MDG's

42

serta antara para pelaku dalam pembangunan kesehatan sendiri. Manajemen

upaya kesehatan yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian

dan penilaian diselengarakan secara sistematik untuk menjamin upaya

kesehatan yang terpadu dan menyeluruh. Manajemen terebut didukung oleh

sistem informasi yang handal guna menghasilkan pengambilan keputusan dan

cara kerja yang efisien. Sistem informasi tersebut dikembangkan secara

komprehensif diberbagai tingkat administrasi kesehatan sebagai bagian dari

pengembangan administrasi modern. Organisasi departemen kesehatan perlu

disesuaikan kembali dengan fungsi – fungsi : regulasi, perencanaan nasional,

pembinaan dan pengawasan.

g. Peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan

Penelitian dan pengembangan dibidang kesehatan akan terus dikembangkan

secara terarah dan bertahap dalam rangka menunjang upaya kesehatan,

utamanya untuk mendukung perumusan kebijaksanaan, membantu

memecahkan masalah kesehatan dan mengatasi kendala didalam pelaksanaan

program kesehatan. Penelitian dan pengembangan kesehatan akan terus

dikembangkan melalui jaringan kemitraan dan di desentralisasikan sehingga

menjadi bagian penting dari pembanguna kesehatan daerah.

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi didorong untuk

meningkatkan pelayanan kesehatan, gizi, pendayagunan obat, pengembangan

obat asli Indonesia, pemberantasan penyakit dan perbaikan lingkungan.

Penelitian yang berkaitan dengan ekonomi kesehatan dikembangkan unutuk

mengoptimalkan pemanfaatan pebiayaan kesehatan dari pemerintah dan

Page 43: makalah MDG's

43

swasta, serta meningkatkan kontribusi pemerintah dalam pembiayaan

kesehatan yang masih terbatas.

h. Peningkatan lingkungan sosial budaya

Selain berpengaruh positif globalisai juga menimbulkan perubahan sosial dan

budaya masyarakat yang dapat berpengaruh negatif terhadap pembangunan

kesehatan. Untuk itu sangat diperlukan peningkatan kesehatan sosial dan

budaya masyarakat melalui penungkatan sosio-ekonomi masyarakat, sehingga

dapat mengambil manfaat yang sebesar – besarnya sekaligus meminimalkan

dampak negatif dari globalisasi.

Page 44: makalah MDG's

44

BAB III

KESIMPULAN

1. Millenium Development Goals (MDGs) merupakan perwujudan dari

komitmen internasional pada konferensi Summits dan global sepanjang tahun

1990-an yang kemudian disepakati dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)

Milenium Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) bulan September 2000 di New

York oleh sebanyak 189 negara anggota PBB.

2. MDGs terdiri dari 8 tujuan, 20 target, serta 60 indikator.

3. Delapan tujuan pokok MDGs adalah pengetasan kemiskinan dan kelaparan,

pemerataan pendidikan dasar, mendukung persamaan gender dan

pemberdayaan perempuan, mengurangi angka kematian anak, mengurangi

angka kematian ibu, perlawanan terhadsp HIV/AIDS, malaria dan penyakit

menular lainnya, menjamin daya dukung lingkungan hidup, mengembangkan

kemitraan global untuk pembangunan.

4. Pencapaian tujuan MDGs dapat dikelompokkan menjadi tiga. Pertama,

tujuan yang telah berhasil dicapai . Kedua, tujuan yang menunjukkan

kemajuan bermakna dan diharapkan dapat dicapai pada atau sebelum tahun

2015. Ketiga, tujuan yang masih memerlukan upaya keras untuk

mencapainya.

5. Strategi untuk mewujudkan tercapainya target MDGs merupakan

implementasi dari Inpres No. 3 Tahun 2010, dan terutama di bidang

kesehatan, dirumuskanlah INDONESIA SEHAT 2015.

Page 45: makalah MDG's

45

DAFTAR PUSTAKA

Bappenas. 2008. Laporan Millenium Development Goals (MDG) Indonesia. http://www.bappenas.go.id/node/44/942/laporan-millenium-development-goals-mdg-indonesia/. Diakses tanggal 02 Juli 2014.

Bappenas. 2011. Laporan Millenium Development Goals (MDG) Indonesia.. http://www.bappenas.go.id/laporan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-di-indonesia-2011__20130517105523__3790__0. Diakses tanggal 02 Juli 2014

Sedyaningsih, Endang Rahayu. 2012. Capai Target MDG’s Demi Terwujudnya Derajat Kesehatan Masyarakat Yang Tinggi. http://www.depkes.go.id/ index.php/berita/press-release/1802-capai-target-mdgs-demi-terwujudnya-derajat-kesehatan-masyarakat-yang-tinggi.html. . Diakses tanggal 02 Juli 2014.

Supriyadi, A. 2009. MDG,Kesehatan Masyarakat serta keadaannya di Indonesia. http://recyclearea.wordpress.com/2009/10/05/mdgkesehatan-masyarakat-serta-keadaannya-di-indonesia/. Diakses tanggal 02 Juli 2014.

Syafrudin, SKM. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Trans Info Media : Jakarta.

UNV. 2011. Tujuan Pembangunan Milenium. http://www.undp.or.id /unv/id/resources_mdg.html .Diakses tanggal 02 Juli 2014.