Makalah Maulid Nabi

27
SEMINAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MAULID NABI MUHAMMAD SAW DAN INDONESIA BARU Makalah Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam Kan Yang Diampu oleh Prof. Dr. H. Abd. Majid, M.A. Disusun oleh: Iis Sa’diah 1305447 Nida Awalia Hanifah 1300626 Nur Agni Alvina 1306829 Utari Nur Amalia 1300751 Kelompok 3

description

Maulid Nabi

Transcript of Makalah Maulid Nabi

Page 1: Makalah Maulid Nabi

SEMINAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MAULID NABI MUHAMMAD SAW DAN INDONESIA BARU

Makalah

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Seminar Pendidikan

Agama Islam Kan Yang Diampu oleh Prof. Dr. H. Abd. Majid, M.A.

Disusun oleh:

Iis Sa’diah 1305447

Nida Awalia Hanifah 1300626

Nur Agni Alvina 1306829

Utari Nur Amalia 1300751

Kelompok 3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI

FAKULTAS PENDIDIKAN DAN TEKNOLOGI KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015

Page 2: Makalah Maulid Nabi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan hanya bagi Allah SWT, karena

berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah yang

berjudul “Maulid Nabi Muhammad dan Indonesia Baru” pada bidang studi

Seminar Pendidikan Agama Islam. Shalawa dan salam diperuntukkan pula bagi

Rasulullah SAW dan semoga selalu tercurahkan pula bagi keluarga dan para

sahabat beliau.

Makalah ini membehas mengenai Maulid Nabi Muhammad dan hikmah

dalam meneladani pribadi Nabi Muhammad. Kami menyadari bahwa dalam

penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi

penulisan maupun dalam isinya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran

kepada semua pihak terutama kepada Dosen Mata Kuliah kami guna perbaikan

untuk di masa yang akan datang.

Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah

Seminar Pendidikan Agama Islam atas tugas yang telah diberikan sehingga

menambah pemahaman penulis, dan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam menyelesaikan tugas ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat

bagi semua pembacanya.

Bandung, Desember 2015

Penyusun

i

Page 3: Makalah Maulid Nabi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2

1.3 Tujuan.............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1 Sejarah Maulid Nabi.......................................................................................3

2.2 Nabi Muhammad SAW sebagai Suri Tauladan Umat Manusia.....................5

2.3 Hikmah Maulid Nabi......................................................................................7

BAB III PENUTUP...............................................................................................12

3.1 Kesimpulan...................................................................................................12

3.2 Saran.............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

LAMPIRAN...........................................................................................................14

ii

Page 4: Makalah Maulid Nabi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Rasulullaah SAW merupakan suri tauladan bagi seluruh umat. Seringkali

kecintaan umat terhadapnya diwujudkan pada suatu peringatan yang dinamakan

Maulid Nabi. Maulid Nabi Muhammad SAW atau seringkali Maulid

Nabi atau Maulud saja (bahasa Arab: الن���بي mawlid ,مول���د an-nabī), adalah

peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW, yang di Indonesia perayaannya jatuh

pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah.

Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Perayaan Maulid

Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi

Muhammad SAW wafat. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi

kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad.

Allah SWT berfirman dalam Q.s al-Qalam 68:4 “Dan sesungguhnya kamu

benar-benar berbudi pekerti yang agung”. Dalam hal ini, Muhammad telah

menunjukkan pribadinya membangun kehidupan masyarakat dari lapis bawah

(botton up) lewat dua pendekatan insaniyah dan ilahiyah. Beberapa perilaku

Rosulullah yang patut kita contoh diantaranya adalah beramal ilmiah, sesuai

kebenaran wahyu, data dan ilmu pengetahuan; mengadakan perubahan-perubahan

perilaku (tarbiyah), menyeru ke jalan Allah (dakwah) dengan hikmah dan nasehat

khasanah, menebarkan rahmat kasih sayang dan mengelola ummat, bangsa dan

negara (siyasah) dengan adil dan dengan kesabaran dan kegigihannya akhirnya

beliau dapat membentuk masyarakat madani.

Umat Islam Indonesia sebagai komponen dari kekuatan sosio-politik

terbesar di negeri ini dituntut untuk memainkan peran positif dan lebih

konstruktif. Salah satu upaya untuk mencapai hal tersebut adalah dengan tidak

menempatkan kepentingan-kepentingan sesaat, eksklusifisme kelompok dan

arogansi kekuasaan, di atas kepentingan bersama sebagai bangsa dan negara

kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan beberapa hal yang diungkapkan di atas,

maka pada makalah ini akan dibahas mengenai maulid Nabi Muhammad SAW

dan hikmah dalam meneladani pribadi beliau.

1

Page 5: Makalah Maulid Nabi

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang disusun pada makalah ini, yaitu:

1. Bagaimana sejarah terjadinya Maulid Nabi?

2. Bagaimana peran Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan umat

manusia?

3. Bagaimana hikmah dan pelajaran yang dapat diambil dengan meneladani

Rasulullah?

1.3 TujuanBerikut merupakan tujuan dalam penulisan makalah ini:

1. Untuk mengetahui sejarah terjadinya Maulid Nabi.

2. Untuk mengetahui peran Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan

umat manusia.

3. Untuk mengetahui hikmah dan pelajaran yang dapat diambil dengan

meneladani Rasulullah.

2

Page 6: Makalah Maulid Nabi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Maulid Nabi

Maulid Nabi Muhammad SAW terkadang Maulid Nabi atau Maulud

saja (bahasa Arab: النبي مولد ,(مولد، adalah peringatan hari lahir Nabi

Muhammad SAW, yang dalam tahun Hijriyah jatuh pada tanggal 12 Rabiul

Awal. Kata maulid atau milad adalah dalam bahasa Arab berarti hari lahir.

Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat

Islam jauh setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Secara subtansi, peringatan

ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Rasulullah

Muhammad SAW.

Perayaan Maulid Nabi diperkirakan pertama kali diperkenalkan oleh

Abu Said al-Qakburi, seorang gubernur Irbil, di Irak, pada masa pemerintahan

Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (1138-1193). Adapula yang berpendapat bahwa

idenya sendiri justru berasal dari Sultan Salahuddin sendiri. Tujuannya adalah

untuk membangkitkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, serta

meningkatkan semangat juang kaum muslimin saat itu, yang sedang terlibat

dalam Perang Salib melawan pasukan Kristen Eropa dalam upaya

memperebutkan kota Yerusalem dimana saa itu Masjid Al-Aqsha akan diubah

menjadi gereja. Ketika itu dunia Islam seperti kehilangan semangat jihad dan

ukhuwah, sebab secara politis terpecah belah dalam beberapa kerajaan dan

kesultanan meskipun khalifahnya satu, yaitu Khalifah Bani Abbas di

Baghdad, Iraq.

Melihat suasana lesu itu, Shalahuddin berusaha untuk membangkitkan

semangat jihad kaum muslimin dengan menggelar Maulid Nabi pada 12

Rabiul Awwal. Menurutnya, semangat jihad itu harus dibangkitkan kembali

dengan cara mempertebal kecintaan umat kepada Rasulullah SAW. Namun

gagasan itu sebenarnya bukan usulan dia, tetapi usulan dari saudara iparnya,

Muzaffaruddin Gekburi, yaitu seorang atabeg (bupati) di Irbil, Suriah Utara.

3

Page 7: Makalah Maulid Nabi

Awalnya, gagasan Shalahuddin ditentang para ulama, sebab sejak

zaman Nabi perayaan maulid itu tidak ada. Apalagi, di dalam agama islam

hari raya resmi cuma ada 2 yaitu, Hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Namun

Shalahuddin menegaskan bahwa perayaan Maulid hanyalah semarak syiar

Islam, bukan perayaan yang bersifat ritual, sehingga tidak dikategorikan

sebagai bid’ah. Kebetulan Khlaifah An Nashir di Baghdad pun

menyetujuinya.

Maka, di tengah musim haji pada 579 Hijriah atau 1183 Masehi,

shalahuddin mengimbau seluruh jamaah hajji agar setiap tahun merayakan

maulid Nabi di kampong halaman masing-masing. Salah satu kegiatan yang

dalam maulid yang pertama kali digelar oleh Shalahuddin pada 580 H/1184

M adalah sayembara menulis riwayat Nabi yang diikuti oleh sejumlah ulama

dan sasterawan.

Setelah diseleksi, pemenang pertamanya dalahSyaikh Ja’far Al-

Barzanji-yang menulis riwayat Rasulullah SAW dan keluhuran akhlaknya

dalam bentuk syair yang panjang, yaitu Maulid Barzanji.

Ternyata, peringatan Maulid Nabi yang digagas oleh Shalahuddin al-

Ayyubi mampu menggelorakan semangat jihad kaum muslim dalam

menghadapi serangan agresi Barat dalam Perang salib. Shalahuddin berhasil

menghimpun kekuatan, sehingga Yerusalem berhasil direbut pada 583 H atau

1187 M.

Pada zaman sekarang, kebanyakan muslim di Negara-negara Islam

merayakan Maulid Nabi, diantaranya: Mesir, Syria, Lebanon, Yordania,

Palestina, Iraq, Kuwait, Uni Emirat Arab (tidak secra resmi karena mereka

menyambut secara sembunyi-sembunyi di rumah masing-masing), Sudan,

Yaman, Libya, Tunisia, Algeria, Maroko, Mauritania, Djibouti, Somalia,

Turki, Pakistan, India, Sri Lanka, Iran, Afghanistan, Azerbaidjan, Uzbekistan,

Turkistan, Bosnia, Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura, dan kebanyakan

Negara islam yang lain. Di kebanyakan Negara Arab, Maulidurrasul Saw

merupakan hari cuti umum.

4

Page 8: Makalah Maulid Nabi

Oleh karena itu, sangatlah pantas bagi kita untuk selalu memperingati

kelahiran beliau sebagai bentuk syukur dan terima kasih yang dalam kepada

Allah SWT atas karunia-Nya yang agung dengan lahirnya Rasulullah SAW.

2.2 Nabi Muhammad SAW sebagai Suri Tauladan Umat Manusia

2.2.1 Nabi Muhammad SAW Diutus untuk Semua Umat Manusia

Artinya : Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)

rahmat bagi semesta alam. (QS. Al-Anbiya’ : 107)

Muhammad Saw diutus oleh Allah untuk semua umat manusia.

Didalam diri beliau terdapat suri tauladan yang baik bagi umatnya. Allah juga

telah menerangkan di dalam kitab-Nya bahwa Nabi Muhammad diutus tidak

lain adalah sebagai rahmat bagi seluruh alam.

Dalam Tafsir Ibnu Katsir Juz 5 Halaman 385, Penjelasannya : Allah

mengabarkan bahwa dia telah menjadikan Muhammad saw sebagai Rahmat

bagi semesta Alam, yaitu Dia mengutusnya sebagai Rahmat untuk kalian

semua, barang siapa yang menirima Rahmat dan mensyukuri nikmat ini,

niscaya dia akan berbahagia didunia dan di akhirat. Sedangkan barangsiapa

yang menolak dan menentangnya, niscaya dia akan merugi di dunia dan di

akhirat.

2.2.2. Nabi Muhammad SAW Diutus sebagai Saksi dan Pembawa Kabar

Gembira

Artinya : Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan

pembawa kabar gemgira dan pemberi peringatan, (QS. Al-Ahzab : 45)

5

Page 9: Makalah Maulid Nabi

Nabi Muhammad SAW memberikan kabar gembira bagi orang-orang

yang beriman kepada Allah SWT, serta pengikutnya. Sebaliknya beliau

mengingatkan kepada manusia yang berbuat kejahatan, kemusyrikan, dan

kemaksiatan agar menghentikan perbuatan-perbuatan yang merupakan

larangan-Nya.

Nabi Muhammad SAW juga diutus sebagai saksi, yakni saksi yang

menyaksikan keesaan Allah dan bahwa tiada Tuhan selain Allah, juga sebagai

saksi terhadap umat manusia tentang amal perbuatan mereka kelak di hari

kiamat, Perihalnya sama dengan pengertian yang terdaapat di dalam ayat lain

melalui firman-Nya dalam surat Al-baqarah ayat 143 :

شهيدا عليكم سول الر ويكون اس الن على شهداء تكونوا ل وسطا أمة جعلناكم وكذلك

عقبيه على ينقلب ممن سول الر بع يت من لنعلم إال عليها كنت تي ال القبلة جعلنا وما

اس بالن الله إن إيمانكم ليضيع الله كان وما الله هدى ذين ال على إال لكبيرة كانت وإن

حيم ر لرؤوف

Artinya : Dan demikianlah , telah Kami jadikan kamu suatu ummat yang di

tengah, supaya kamu menjadi saksi-saksi atas manusia, dan adalah Rasul

menjadi saksi(pula) atas kamu. Dan tidaklah Kami jadikan kiblat yang telah

ada engkau atasnya, melainkan supaya Kami ketahui siapa yang mengikut

Rasul dari siapa yang berpaling atas dua tumitnya. Dan memanglah berat itu

kecuali atas orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan tidaklah Allah

akan menyia-nyiakan iman kamu. Sesungguhnya Allah terhadap manusia

adalah Penyantun lagi Penyayang.

2.2.3. Nabi Muhammad SAW Diutus untuk Menyempurnakan Akhlak

Manusia

6

Page 10: Makalah Maulid Nabi

Artinya : “Sesungguhnya pada diri Rasulullah ada teladan yang baik

bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap Allah dan hari akhir serta banyak

berdzikir kepada Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21)

Rasulullah SAW diutus oleh Allah SWT untuk menyempurnakan dan

memperbaiki akhlak umat manusia, sekaligus sebagai contoh teladan baik.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya aku diutus untuk

menyempurnakan akhlaq yang baik.” (HR. Ahmad 2/381) .Keluhuran akhlak

Nabi Muhammad saw tercermin di seluruh aspek kehidupan beliau.

Kecintaan pada masyarakat yang dipimpinnya menunjukkan kasih sayang

yang tulus.

2.2.4 Nabi Muhammad SAW sebagai Penutup Para Nabi

Artinya : Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang di antara kamu,

tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Dan Allah Maha

Mengetahui segala sesuatu. QS. (Al-Ahzab : 40 )

Dalam tafsir Ibnu Katsir : “Ayat ini merupakan nash bahwa tidak ada

Nabi setelah beliau. Jika tidak ada nabi setelah beliau, maka lebih utama dan

lebih patut untuk tidak ada rasul setelahnya. Sebab kedudukan rasul lebih

khusus dari kedudukan nabi, sebab setiap rasul adalah nabi dan tidak

sebaliknya.

2.3 Hikmah Maulid Nabi

2.3.1 Makna Maulid Nabi

Maulid dimulai sejak zaman kekhalifahan Fatimiyah di bawah

pimpinan keturunan dari Fatimah az-Zahrah, putri Nabi Muhammad SAW.

7

Page 11: Makalah Maulid Nabi

Perayaan ini dilaksanakan atas usulan panglima perang, Shalahuddin al-

Ayyubi (1137M-1193 M), kepada khalifah agar mengadakan peringatan hari

kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Tujuannya adalah untuk mengembalikan semangat juang kaum

muslimin dalam perjuangan membebaskan Masjid al-Aqsha di Palestina dari

cengkraman kaum Salibis. Yang kemudian, menghasilkan efek besar berupa

semangat jihad umat Islam menggelora pada saat itu. Secara subtansial,

perayaan Maulid Nabi adalah sebagai bentuk upaya untuk mengenal akan

keteladanan Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa ajaran agama Islam.

Tercatat dalam sepanjang sejarah kehidupan, bahwa Nabi Muhammad SAW

adalah pemimipn besar yang sangat luar biasa dalam memberikan teladan

agung bagi umatnya.

Dalam konteks ini, Maulid harus diartikulasikan sebagai salah satu

upaya transformasi diri atas kesalehan umat. Yakni, sebagai semangat baru

untuk membangun nilai-nilai profetik agar tercipta masyarakat madani (Civil

Society) yang merupakan bagian dari demokrasi seperti toleransi,

transparansi, anti kekerasan, kesetaraan gender, cinta lingkungan, pluralisme,

keadilan sosial, ruang bebas partisipasi, dan humanisme. Dalam tatanan

sejarah sosio antropologis Islam, Nabi Muhammad SAW dapat dilihat dan

dipahami dalam dua dimensi sosial yang berbeda dan saling melengkapi.

Pertama, dalam perspektif teologis-religius, Nabi Muhammad SAW

dilihat dan dipahami sebagai sosok nabi sekaligus rasul terakhir dalam

tatanan konsep keislaman. Hal ini memposisikan Nabi Muhammad SAW

sebagai sosok manusia sakral yang merupakan wakil Tuhan di dunia yang

bertugas membawa, menyampaikan, serta mengaplikasikan segala bentuk

pesan “suci” Tuhan kepada umat manusia secara universal.

Kedua, dalam perspektif sosial-politik, Beliau dilihat dan dipahami

sebagai sosok politikus andal. Sosok individu Nabi Muhammad SAW yang

identik dengan sosok pemimpin yang adil, egaliter, toleran, humanis, serta

non-diskriminatif dan hegemonik, yang kemudian mampu membawa tatanan

masyarakat sosial Arab kala itu menuju suatu tatanan masyarakat sosial yang

sejahtera dan tentram. Tentu, sudah saatnya bagi kita untuk mulai memahami

8

Page 12: Makalah Maulid Nabi

dan memperingati Maulid secara lebih mendalam dan fundamental, sehingga

kita tidak hanya memahami dan memperingatinya sebatas sebagai hari

kelahiran sosok nabi dan rasul terakhir yang sarat dengan serangkaian ritual-

ritual sakralistik-simbolik keislaman semata, namun menjadikannya sebagai

kelahiran sosok pemimpin. Karena bukan menjadi rahasia lagi bila kita

sedang membutuhkan sosok pemimpin bangsa yang mampu

merekonstruksikan suatu citra kepemimpinan dan masyarakat sosial yang

ideal, egaliter, toleran, humanis dan nondiskriminatif, sebagaimana dilakukan

Nabi Muhammad SAW untuk seluruh umat manusia. Kontekstualisasi

peringatan Maulid tidak lagi dipahami dari perspektif keislaman saja,

melainkan harus dipahami dari berbagai perspektif yang menyangkut segala

persoalan. Misal, politik, budaya, ekonomi, maupun agama.

2.3.2 Meneladani Tauhid dan Akhlak Rasulullah Saw

Bulan Rabí’ul Awwál, bulan yang didalamnya telah terjadi sebuah

peristiwa bersejarah dan sangat dimuliakan segenap umat Islam sebab di

bulan Rabi’ul Awwal 14 abad yang silam; telah lahir seorang manusia mulia

yang kemudian diangkat oleh ALLÁH sebagai utusan-Nya untuk membawa

syiar Islam.

Nabi Muhammad SAW yang dilahirkan di tengah-tengah kejahiliyaan

bangsa Arab, harus menerima kenyataan dilahirkan dalam keadaan yatim.

Bahkan sepeninggal ayahnya, Abdullah; dalam usia yang sangat belia, ibunya

pun Aminah meninggal dunia, sehingga dia harus dirawat oleh

Khalimatussa’diyah dan kakeknya Abdul Mutthalib; yang kemudian

keduanya juga harus menyusul menghadap ke panggilan ALLÁH.

Dalamkeadaan demikian, sehingga saat itu dikenal dengan tahun kesedihan.

Akan tetapi, dibalik kesedihan dan cobaan yang dialami itu, ALLÁH telah

menyiapkan suatu paket tanggungjawab keumatan yang akan diemban Nabi

Muhammad SAW. Hal ini menunjukkan betapa ALLÁH SWT mengingatkan

kita semua bahwa sesungguhnya dibalik cobaan kesulitan yang ALLÁH

berikan, niscaya terhimpun makna dan hikmah.

ALLÁH SWT berfirman :

9

Page 13: Makalah Maulid Nabi

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu, (pasti) ada kemudahan.

Sesungguhnya di antara kesulitan itu, (pasti) ada kemudahan.” (QS. Al-

Insyirah; 5-6) Pada dasarnya, peristiwa maulid atau kelahiran Nabi

Muhammad SAW yang kita peringati setiap tahun, seharusnya tidak sekedar

kita peringati dalam bentuk seremonial belaka, namun mutlak bagi segenap

umat Islam untuk menghayati bahkan mengamalkan seluruh makna dan

hikmah yang terkandung dari peringatan mauled tersebut sehingga

terbentuklah kepribadian muslim sejati.

Dalam kaitan itu, sepatutnya kita merenungkan salah satu hadits Nabi

SAW yang artinya: “Sesungguhnya aku diutus oleh ALLÁH untuk

menyempurnakan akhlak yang mulia.”

Sabda Nabi tersebut sejalan dengan penegasan ALLÁH SWT melalui

firman-Nya, bahwa : “Sungguh telah ada bagimu (contoh) keteladanan pada

diri Rasulullah (Muhammad).” (QS. Al Ahzab; 21)

Berdasarkan rangkaian ayat dan hadits di atas, maka minimal ada dua

makna ataupun hikmah yang dapat kita petik dari peringatan Maulid Nabi

Muhammad SAW, yaitu:

Pertama, Nabi Muhammad SAW lahir dan diangkat sebagai pembawa

risalah syiar kebenaran (al Islam) sebagai ajaran Tauhid atau ‘Aqidah yang

Haq, sehingga setiap muslim dituntut untuk selalu melakukan evaluasi atau

koreksi terhadap keikhlasan tauhidnya. Sebagai Aqidah yang haq, Islam

muncul dan dibawa Nabi Muhammad SAW di tengah masyarakat Arab yang

diliputi dan sangat akrab dengan kehidupan Jahiliyah yang disebabkan

keyakinan sesembahan berhala yang diyakini sebagai tuhan berupa patung

serta tempat-tempat tertentu yang dipandang angker atau syakral.

Ajaran Islam yang diturunkan ALLÁH sebagai wahyu-Nya kepada

Rasulullah Muhammad SAW merupakan ajaran kebenaran Tauhid kepada

ALLÁH sebagai satu-satunya Zat yang patut disembah dan hanya kepada-

Nyalah memohon segala pertolongan. Oleh karena itu, sebagai wujud

kecintaan kepada Nabiyullah SAW sekaligus bentuk ketaatan kepada

ALLÁH SWT, maka seharusnya setiap insan berupaya semaksimal mungkin

untuk memperbaiki dan mengikhlaskan Tauhidnya serta mengamalkan ibadah

10

Page 14: Makalah Maulid Nabi

secara ikhlas dan berusaha agar tidak menodai ibadahnya dengan berbagai

bentuk kemusyrikan, misalnya; berkeyakinan bahwa ada tempat-tempat atau

benda-benda tertentu yang dianggap angker, keramat atau memiliki keajaiban

sehingga menggiring hatinya untuk melakukan sesajian. Tegasnya bahwa

hanya ALLÁH semata Tuhan kita serta hanya kepada-Nya kita berserah diri.

Kedua, Rasululah SAW diutus sebagai Uswatun Hasanah (panutan

atau teladan yang baik) bagi segenap manusia. Selaku pembawa risalah Islam,

Nabi Muhammad SAW dinobatkan sebagai Rasul ALLÁH; telah dimodali

dengan karakter sikap kepribadian dan keteladanan yang sangat mulia,

sehingga sepatutnya dari peringatan Maulid itu, setiap insan Mu’min dituntut

untuk merefleksikan, menghayati dan mengamalkan berbagai sifat dan

perbuatan mulia yang dimiliki Nabi Muhammad SAW, antara lain:

1. Shiddiq, artinya jujur/berkata benar;

2. Amanah, yakni terpercaya/memegang teguh kepercayaan;

3. Tabligh, artinya senantiasa menyampaikan kebenaran sekalipun terasa

pahit atau berat; serta

4. Fathanah, yang berarti cerdas karena ketekunan dan keuletan.

Suatu hal yang mutlak kita yakini dengan sungguh-sungguh dan

ikhlas bahwa ALLÁH memilih dan mengutus Nabi Muhammad SAW

sebagai Rasul-Nya bukan semata-mata bagi suatu kelompok umat saja,

namun sesungguhnya Rasulullah merupakan figure terbaik yang

diperuntukkan bagi segenap umat manusia. Hal ini didasarkan pada firman

ALLÁH SWT : “Dan tidaklah kami mengutus engkau (Muhammad), kecuali

untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al Anbiyá: 107). Oleh

karenanya, adalah sebuah kerugian bahkan merupakan pengingkaran apabila

ada sekelompok manusia yang enggan atau tidak pernah mengakui kerasulan

Muhammad SAW; termasuk bagi umat Islam yang kikir bershalawat

kepadanya.

11

Page 15: Makalah Maulid Nabi

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan dalam

makalah ini, yaitu:

1. Memperingati maulid Nabi yaitu hari kelahiran Nabi Muhammad SAW

adalah sebagai bentuk syukur dan terima kasih yang dalam kepada Allah

SWT atas karunia-Nya yang agung dengan lahirnya Rasulullah SAW dan

bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah ta’ala, dan pengagungan

terhadap Rasulullah termasuk dari ibadah.

2. Sebagai rasul yang terakhir dan penutup para nabi, Nabi Muhammad Saw.

diutus oleh Allah Swt. untuk seluruh umat manusia tanpa melihat asal

suku dan bangsanya. Misi Nabi Muhammad Saw. antara lain membawa

ajaran Islam, menyempurnakan akhlak manusia, memberi kabar gembira

dan peringatan kepada umat manusia, dan menyampaikan ajaran dari

Allah Swt. kepada umat manusia.

3. Rasulullah memiliki akhlak terpuji dalam setiap perilaku kehidupannya

dan setiap perilakunya menjadi contoh bagi umatnya untuk diteladani.

Rasulullah adalah manusia pilihan untuk menyeru umat manusia untuk

beriman kepada Allah dan melaksanakan segala perintah-Nya serta

menjauhi larangan-Nya. Setiap kisah mengandung hikmah yang dapat

diambil pelajaran, dengan meneladani Rasulullah Saw. maka dapat

membawa kita menuju jalan takwa.

3.2 Saran

Maulid Nabi Muhammad Saw. merupakan momen yang strategis dan

konstruktif untuk menumbuhkembangkan kesadaran dan kecintaan terhadap

Rasululllah. Namun dimensi keistimewaan pribadi Rasulullah tidak

semestinya hanya dikaji dan dihayati pada momen ini saja. Semoga upaya

12

Page 16: Makalah Maulid Nabi

menemukenali sosok idola yang sejati dan sebenarnya yakni Rasulullah dapat

diakomodir dalam berbagai event diluar momen maulid Nabi Saw.

13

Page 17: Makalah Maulid Nabi

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qayim, Ibnu a-Jauziyah. 2009. Indahnya Sabar. Jakarta: Magfirah Pustaka.

Al-Wahsy Muhammad Asyraf. 2009. Kisah Para Syuhada di Sekitar Rasulullah Saw. Jakarta: Gema Insani Press.

Antonio, Syafii Muhammad. 2007. Muhammad Saw, The Super Leader Super Manager. Jakarta: Tazkia Multimedia.

Kabbani, Syekh M. Hisyam. 2007. Ensiklopedi Akidah Ahlusanah: Maulid dan Ziarah Ke Makam Nabi. Penerbit Serambi.

Muthohar Ahmad. 2011. Maulid Nabi: Menggapai Keteladan Rasullah SAW. LKIS.

Khalid al Juaraisy, Syaikh. 1424 H. Majmu’ fatawa wa Maqolaat al-Mutanawwi’ah Edisi Fatwa Terkini Jilid 2, Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit Darul Haq.

Shihab, Quraish M. 2011. Membaca Sirah Nabi Muhammad Saw Dalam Sorotan Al-Qur’an dan Haditsh-Hadits Shahih. Jakarta: Lentera Hati.

14

Page 18: Makalah Maulid Nabi

LAMPIRAN

Lampiran 1. Diskusi

Moderator : Debby Rawuh Gantina

1. Penanya 1 : Isnaeni Apriliani

Pertanyaan : Bagaimana hukum memperingati Maulid Nabi?

Jawaban : Memperingati maulid Nabi yaitu hari kelahiran Nabi Muhammad

SAW adalah sebagai bentuk syukur dan terima kasih yang dalam kepada Allah

SWT atas karunia-Nya yang agung dengan lahirnya Rasulullah SAW dan

bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah ta’ala, dan pengagungan

terhadap Rasulullah termasuk dari ibadah. Jika ia termasuk ibadah maka kita

tidak diperbolehkan untuk mengadakan perkara baru pada agama Allah

(bid’ah) yang bukan syari’at-Nya. Maka peringatan maulid Nabi yang

berlebihan akan termasuk bid’ah dalam agama dan termasuk yang diharamkan.

2. Penanya 2 : Faizah Khoirunnisa

Pertanyaan : Sipakah orang yang pertama kali memperingati hari kelahiran

Nabi

Muhammad sebagai hari Maulid Nabi?

Jawaban : Perayaan Maulid Nabi diperkirakan pertama kali diperkenalkan

oleh Abu Said al-Qakburi, seorang gubernur Irbil, di Irak, pada masa

pemerintahan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (1138-1193). Tujuannya adalah

untuk membangkitkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, serta

meningkatkan semangat juang kaum muslimin saat itu, yang sedang terlibat

dalam Perang Salib melawan pasukan Kristen Eropa dalam upaya

memperebutkan kota Yerusalem dimana saa itu Masjid Al-Aqsha akan diubah

menjadi gereja. Ketika itu dunia Islam seperti kehilangan semangat jihad dan

ukhuwah, sebab secara politis terpecah belah dalam beberapa kerajaan dan

kesultanan meskipun khalifahnya satu, yaitu Khalifah Bani Abbas di Baghdad,

Iraq. Melihat suasana lesu itu, Shalahuddin berusaha untuk membangkitkan

semangat jihad kaum muslimin dengan menggelar Maulid Nabi pada 12 Rabiul

Awwal. Menurutnya, semangat jihad itu harus dibangkitkan kembali dengan

cara mempertebal kecintaan umat kepada Rasulullah SAW.

15

Page 19: Makalah Maulid Nabi

16