MAKALAH MATAAIR

31
  MAKALAH GEOHIDROLOGI MATAAIR Disusun oleh : YONI SETIAWAN (101.10.1021) JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA 2012

Transcript of MAKALAH MATAAIR

5/17/2018 MAKALAH MATAAIR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-mataair 1/31

 

MAKALAH GEOHIDROLOGI

MATAAIR

Disusun oleh :

YONI SETIAWAN

(101.10.1021)

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND

YOGYAKARTA

2012

5/17/2018 MAKALAH MATAAIR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-mataair 2/31

5/17/2018 MAKALAH MATAAIR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-mataair 3/31

 

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun penjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa, atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat

menyelesaikan Makalah yang berjudul “MATAAIR” dengan baik.

Karena tugas ini adalah merupakan salah satu persyaratan untuk 

menyelesaikan mata kuliah „‟Geohidrologi” dalam jurusan teknik 

geologi. Sehingga tugas ini dapat menunjang nilai penyusun dalam

menyelesaikan study semester IV ini.

Dalam Makalah ini Penyusun merasa masih banyak 

kekurangan-kekurangan baik pada teknis laporan maupun materi,

mengingat akan kemampuan yang dimiliki Penyusun. Untuk itu kritik 

dan saran dari semua pihak sangat penyusun harapkan demi

penyempurnaan pembuatan Makalah ini. Dalam laporan ini penyusun

menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-

pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, yang tidak 

dapat penyusun sebutkan namanya satu per satu.

Akhirnya penyusun berharap semoga Tuhan dapat memberikan

imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan,

dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai pembelajaran bagi

penyusun Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi setiap

orang yang membacanya. Terima kasih.

5/17/2018 MAKALAH MATAAIR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-mataair 4/31

5/17/2018 MAKALAH MATAAIR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-mataair 5/31

 

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Mataair gravitasi ......................................................................... 3

Gambar I.2 Sabuk mataair ............................................................................. 4

Gambar I.3 Pemunculan mataair yang dikontrol magma ............................... 8

Gambar I.4 Aliran air digunung api Kuarter Muda ........................................ 5

5/17/2018 MAKALAH MATAAIR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-mataair 6/31

5/17/2018 MAKALAH MATAAIR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-mataair 7/31

 

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

I.1  Latar Belakang ................................................................................. 1

I.2  Rumusan masalah .............................................................................. 1

I.3  Maksud dan tujuan ............................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

II.1 Pengertian mataair ........................................................................ 3

II.2 Pola aliran mataair pada setiap morfologi ................................... 5

II.3 Hubungan antara litologi dengan debit mataair besertapengaruhnya dengan umur batuan ............................................... 6

II.4 Faktof-faktor yang mempengaruhi karakteristik dan

penyebaran mataaair ....................................................................... 7

II.5 Distribusi Umum pemunculan Mataair .......................................... 9

II.6 Klasifikasi Mataair dan factor penyebabnya .................................. 10

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ............................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 12

LAMPIRAN

5/17/2018 MAKALAH MATAAIR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-mataair 8/31

5/17/2018 MAKALAH MATAAIR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-mataair 9/31

 

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang

Air merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari

baik baik manusia, hewan dan tumbuhahan semua pasti

membutuhkan air.untuk manusia sendiri air digunakan untuk 

bermacam-macam diantaranya adalah untuk minum,mandi,memcuci

dan memasak dan untuk hewan air digunakan untuk minum dan

kalau untuk tumbuhan air digunakan untuk digunakan dalam proses

respirasi jadi air ini sangat penting kaitannya bagi kehidupan sebab

 jika tidak ada air maka tidak aka nada tumbuhan yang akan hidup

 jika tidak ada tumbuhan yang hidup maka otomatis hewan dan

manusia juga tidak akan hidup sebab manusia dan hewan sangat

membutuhkan air.

Dimana kita bisa memperoleh air untuk memenuhi kebutuhan

.Tentu didalam tanah atau air hujan namun jika hanya menunggu air

hujan maka kebutuhan manusia sangat kurang atau tidak cukup

sehingga kita harus mencari air tanah yang dikeluarkan melalui mata

air agar kebutuhan bisa tepenuhi.

I.2 Rumusan masalah

Dari uraian diatas maka diperoleh kesimpulan untuk mencari

air dalam memenuhi kebutuhan sehari maka tidak cukup dengan air

hujan saja namun harus mencari air tanah yang keluar dari mata

air.apa itu mata air?.

dalam pembahasan makalah ini maka penyusun akan

membicarakan masalah mata air dan dimana letak mata air dan

bagaimana proses terbentuknya mata air beserta ciri-cirinya?.

5/17/2018 MAKALAH MATAAIR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-mataair 10/31

5/17/2018 MAKALAH MATAAIR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-mataair 11/31

 

2

I.3 Maksud dan tujuan.

Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi

salah satu tugas mata kuliah geohidrologi pada jurusan Teknik 

Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, Institut Sains & Teknologi

AKPRIND Yogyakarta. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah

agar mahasiswa dapat memahami tentang mata air dan dimana kita

dapat menjumpai mata air ?.

5/17/2018 MAKALAH MATAAIR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-mataair 12/31

5/17/2018 MAKALAH MATAAIR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-mataair 13/31

 

13

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Pengertian mata air

Mataair (spring) adalah pemusatan keluarnya airtanah yang

muncul di permukaan tanah sebagai arus dari aliran airtanah (Tolman,

1937). Menurut Bryan (1919) dalam Todd (1980), berdasarkan sebab

terjadinya mataair diklasifikasikan menjadi 2,yaitu:

a.  mataair yang dihasilkan oleh tenaga non gravitasi (non

gravitational spring).

Mataair yang dihasilkan oleh tenaga non gravitasi meliputi:

mataair vulkanik, mataair celah, mataair hangat, dan mataair panas.

Gambar I.1 Mata air gravitasi

(Unname)

b.  mataair yang dihasilkan oleh tenaga gravitasi (gravitational spring).

Mataair gravitasi diklasifikasikan menjadi beberapa tipe, yaitu:

mataair depresi (depresion spring) yang ter bentuk bila permukaan

airtanah terpotong oleh topografi.mataair kontak (contact spring). 

terjadi bila lapisan yang lulus air terletak diatas lapisan kedap

air.mataair artesis (arte-sian spring) yang keluar dari akuifer

tertekan.mataair turbuler (turbulence spring) yang terdapat pada

5/17/2018 MAKALAH MATAAIR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-mataair 14/31

5/17/2018 MAKALAH MATAAIR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-mataair 15/31

 

4

saluran-saluran alami pada formasi kulit bumi, seperti goa lava

atau joint.

Salah satu wilayah yang mempunyai potensi mataair besar

adalah wilayah lereng gunungapi, dan di antara wilayah gunungapi

yang mempunyai persebaran mataair yang cukup melimpah adalah

lereng Gunungapi Lawu bagian Barat. Gunungapi Lawu merupakan

gunungapi strato tua yang mempunyai potensi mataair cukup tinggi

sebagaimana gunungapi strato muda,seperti Gunungapi Merapi. Pada

gunungapistrato muda, umumnya mempunyai polapersebaran

mataair yang melingkari badan gunungapi membentuk pola seperti

sabuk,  yang biasa disebut sabuk mataair (springbelt). Hal ini

merupakan gejala pemunculan mataair yang khas dan umum terdapat

padagunungapi strato di Indonesia, khususnyadi Pulau Jawa. Pada

ketinggian-ketinggiantertentu terdapat jalur mataair (spring belt)

yang berkaitan dengan sifat orohidrologinya, juga berkaitan denganperubahan le-reng yang diakibatkan oleh perubahan struktur batuan

pembentuknya(Purbohadiwidjojo, 1967).

Gambar I.2 sabuk mataair

(Anname)

5/17/2018 MAKALAH MATAAIR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-mataair 16/31

5/17/2018 MAKALAH MATAAIR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-mataair 17/31

 

5

II.2 Pola agihan mataair pada setiap morfologi 

Di wilayah lereng Gunungapi umumnya terbagi menjadi 3 (tiga)

satuan pemunculan mataair, yaitu :

a.  Satuan mataair pada volcanic slope 

Pada satuan volcanic slope, keluarnya mataair disebabkan oleh

kemiringan lereng yang cukup besar, sehingga air hujan hanya

dapat merembes (infiltrasi) masuk ke dalam formasi piroklastis di

atas formasi lava flow yang kedap air. Mataair yang muncul di

daerah ini selain tergantung luas hutan sebagai penahan air hujan,

 juga tergantung lapisan tanah yang umumnya sangat tipis yang

terbentuk karena pelapukan piroklastis atau aliran-aliran lava yang

telah mengalami pelapukan.

b.  satuan mataair volcanic foot. 

Pada satuan ini debit mataair pada satuan ini relatif kecil,

kecuali adanya rekahan ( fracture) pada lava flow yang bergabung

menjadi aliran yang cukup besar dan muncul di ujung volcanic

slope atau bahkan di satuan volcanic foot.

c.  satuan mataair volcanic foot plain. 

Pada satuan volcanic plain juga banyak dijumpai mataair

sebagai akibat perbedaan kemiringan karena perubahan morfologi

akibat perubahan tekstur batuan yang kasar ke tekstur halus.

5/17/2018 MAKALAH MATAAIR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-mataair 18/31

5/17/2018 MAKALAH MATAAIR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-mataair 19/31

 

6

II.3 Hubungan antara litologi dengan debit mataair beserta

pengaruhnya mataair dengan umur batuan.

Ardina (1985) menjelaskan tentang hubungan antara litologi

(gunungapi tua, gunungapi muda, batugamping tua, dan batugamping

muda) dengan debit matair yang keluar dari masing-masing formasi

batuan tersebut. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pada

formasi gunungapi tua memberikan nilai korelasi sebesar 0,90 terhadap

debit mataair, sedangkan pada gunungapi muda memberikan korelasi

sebesar 0,95 terhadap debit mataair. Hal ini menunjukkan bahwa

semakin tua umur batuan gunungapi, maka semakin kecil pengaruhnya

terhadap debit mataair yang muncul.

Hal ini dapat terjadi karena dalam perkembangannya semakin tua

umur batuan gunungapi, maka proses pemadatan dan perekatan

berjalan lebih intensif yang menyebabkan rongga antar butir menjadikecil, sehingga nilai kesarangan dan kelulusannya juga kecil. Oleh

karena itu debit mataairnya juga akan lebih kecil dibandingkan dengan

debit mataair pada formasi gunungapi muda.

Pada formasi batugamping umur Miosen memiliki debit mataair

yang lebih besar dari pada batugamping yang berumur Pliosen. Hal ini

dikarenakan perkembangan batugamping Miosen mengalami proses

pelarutan yang lebih intensif, sehingga berakibat pada nilai kelulusan

yang lebih besar dengan bertambahnya umur batugamping, akibatnya

debit mataair yang muncul melalui zona pelarutan tersebut juga akan

bertambah besar pula.

Curah hujan merupakan hal pokok yang berkaitan dengan

keterdapatan mataair di suatu daerah, tetapi dengan litologi yang

berbeda suatu daerah akan memiliki debit mataair yang berbeda

5/17/2018 MAKALAH MATAAIR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-mataair 20/31

5/17/2018 MAKALAH MATAAIR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-mataair 21/31

 

7

dengan daerah lainnya. Bahkan di suatu daerah yang mempunyai

curah hujan yang lebih tinggi dapat memiliki rata-rata debit mataair

yang lebih rendah (sedikit) apabila litologinya tidak mendukung.

Daerah dengan curah hujan dan litologi sama, seperti pada gunungapi

muda, dapat memiliki debit mataair yang berbeda, karena susunan

kimia batuannya yang berbeda (Ardina, 1985).

Abdulrahman (1990) melakukan penelitian mataair pada suatu

daerah vulkanik yang tersusun atas beberapa formasi batuan berumur

Kuarter dan Tersier. Umur batuan ini berpengaruh terhadap air yang

dikandungnya, bahwa semakin tua umur batuan maka debit mataair

umumnya makin kecil. Daerah yang tersusun oleh batuan vulkanis

memiliki jauh lebih banyak mataair daripada yang berbatuan lain. Pada

batuan yang berumur Kuarter terdiri atas material lepas dari hasil

erupsi gunungapi berupa pasir dan kerikil, yang memungkinkan

dijumpainya airtanah tertekan.Pergerakan airtanah pada berbagai tempat akan mengakibatkan

airtanah keluar ke permukaan bumi sebagai mataair (spring) ataupun

rembesan (seepage) dengan debit yang bervariasi.

II.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik dan

persebaran mataair

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi karakteristik dan

persebaran mataair antara lain: perubahan morfologi lereng, proses

geomorfologis, jenis batuan, dan struktur geologis penyusunnya.

Perubahan morfologi yang ditandai oleh adanya tekuk lereng atau

pemotongan topografi, akan menyebabkan pemunculan aliran airtanah

dari dalam akuifer ke permukaan bumi, baik secara terpusat maupun

rembesan. Perlapisan antara batuan yang bersifat porous, seperti

5/17/2018 MAKALAH MATAAIR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-mataair 22/31

5/17/2018 MAKALAH MATAAIR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-mataair 23/31

 

8

bahan-bahan piroklastis atau bahan-bahan aluvium di bagian atas,

dengan batuan yang bersifat kedap air, seperti batuan beku di bagian

bawah yang relatif kompak, juga akan menyebabkan mengalirnya

airtanah melalui batas perlapisan tersebut, dan muncul sebagai mataair

kontak. Demikian juga kedudukan antara satu perlapisan batuan

dengan perlapisan yang lain, dan struktur geologis yang menyusunnya,

seperti patahan, retakan, maupun perlipatan, merupakan faktor lain

pengontrol pemunculan dan pola sebaran mataair.

Pemunculan mataair di suatu tempat, juga tidak terlepas dari

kedudukan lokasi itu sendiri, kaitannya dengan tenaga gravitatif yang

mempengaruhinya maupun energi-energi lain, seperti tekanan

hidrostatis yang kuat akibat struktur perlapisan batuan yang sangat

tebal (geyser ), atau akibat dorongan energi magma pada daerah

vulkanik.

Gambar I.3 Pemunculan mata air yang dikontrol magma

(Unname)

5/17/2018 MAKALAH MATAAIR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-mataair 24/31

5/17/2018 MAKALAH MATAAIR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-mataair 25/31

 

9

II.5 Distribusi Umum Pemunculan Mataair 

Di samping faktor geomorfologi, pemunculan mataair di suatu

daerah juga dipengaruhi oleh kondisi geohidrologi, yaitu: kelulusan

akuifer ( permeabilitas), luas daerah imbuh, dan besarnya imbuh.

Jenis material batuan sangat mempengaruhi sifat kelulusan akuifer.

Batuan hasil kegiatan gunungapi pada umumnya berupa lava, lahar

piroklastik, dan fragmen-fragmen individual hasil aktivitas vulkanik.

Celah-celah batuan dapat menyimpan air, terutama pada endapan

lava; sedangkan bahan-bahan piroklastik dapat menyimpan air dalam

rongga-rongga antar butirnya, sehingga keterdapatan airtanah dapat

dikatakan berada pada akuifer berproduksi sedang dengan

penyebaran luas, khususnya pada gunung-gunungapi Kuarter Muda

(Puspowardoyo, 1984 dalam Cahyani, 2000).

Gambar 1.4 Aliran air digunung api Kuarter Muda

(Unname)

Luas daerah imbuh (recharge area) mempengaruhi aliran mataair

yang muncul. Morfologi kerucut gunungapi berfungsi sebagai

recharge area bagi munculnya banyak mataair di daerah bawahnya.

Pemunculan mataair ini berkaitan pula dengan perubahan lereng dan

5/17/2018 MAKALAH MATAAIR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-mataair 26/31

5/17/2018 MAKALAH MATAAIR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-mataair 27/31

 

10

perubahan bahan pembentuknya, sedangkan rembesan (seepage)

umumnya terdapat pada daerah-daerah yang terbatuan Tertier dengan

tingkat erosi yang tinggi.

II.6 Klasifikasi Mataair dan Faktor Penyebabnya 

Berdasarkan sifat alirannya, pemunculan mataair dapat diklasifikasikan

menjadi 3 (tiga), yaitu: mataair yang mengalir terus-menerus sepanjang

tahun dan tidak dipengaruhi curah hujan ( perennial spring); mataair

yang mengalir beberapa bulan saja sepanjang tahun dan dipengaruhi

oleh curah hujan disebut mataair temporal (intermitten spring); dan

mataair yang sama dengan mataair temporal tetapi perubahan debitnya

tidak langsung dipengaruhi oleh curah hujan disebut mataair periodik 

( periodic spring) (Tolman, 1937).

Berdasarkan temperaturnya, mataair dapat diklasifikasikan menjadi 3

 jenis (Tolman, 1937), yaitu:a.  mataair dingin (cold spring), yaitu matair yang berasal dari

pencairan salju atau gletser.

b.  mataair biasa (nonthermal atau ordinary temperature springs),

yaitu mataair dengan temperatur lebih dingin dari pada

temperatur udara disekitarnya.

c.  mataair panas (thermal springs), yaitu mataair dengan

temperatur lebih panas dari pada temperatur udara di sekitarnya.

5/17/2018 MAKALAH MATAAIR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-mataair 28/31

5/17/2018 MAKALAH MATAAIR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-mataair 29/31

 

11

BAB III

KESIMPLAN

Pada dasarnya air itu merupakan suatu kebutuhan yang

sangat pokok bagi kehidupan sebab semua mahluk hidup pasti

membutuhkan air dan untuk mencari air yang cukup untuk 

memenuhi kebutuhan hidup maka kita harus mencari air yang

munculnya dari mataair, sebab air yang muncul dimataair ini

mempunyai potensi yang sangat baik dan kita juga harus tahu

tentang Proses-proses geomorfologis yang bekerja pada suatu

daerah, sangat menentukan dinamika bentang lahan di wilayah

tersebut.

Hal ini secara langsung maupun tidak langsung, dalam

 jangka waktu yang lama akan mempengaruhi keberadaan dan

karakteristik mataair di daerah tersebut. Untuk mempelajarikarakteristik dan pola agihan mataair, dapat digunakan

pendekatan hidrogeomorfologi. Artinya bahwa dengan

mempelajari kondisi geomorfologi di suatu daerah, maka dapat

diperkirakan dan dianalisis secara baik tentang karakteristik,

persebaran, dan dinamika pemunculan mataair.

5/17/2018 MAKALAH MATAAIR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-mataair 30/31

5/17/2018 MAKALAH MATAAIR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-mataair 31/31

 

12

DAFTAR PUSTAKA

Karmono dan Joko Cahyono, 1978, Pengantar Penentuan Kualitas

 Air , Serayu Valley Project NUFFIC, Fakultas Geografi,

Universitas Gadjah Mada,

Murdiono, 1972, Penelitian Hidrogeologi di Surakarta-Sragen, 

Direktorat Geologi, Bandung

Abdulrahman, 1990, Studi Hidrologi Mataair di Kabupaten Kuningan

 Jawa Barat , Skripsi,Fakultas Geografi, Universitas Gadjah

Mada, Yogyakarta

Karmono dan Joko Cahyono, 1978, Pengantar Penentuan Kualitas

 Air, Serayu Valley Project NUFFIC, Fakultas Geografi,

Universitas Gadjah Mada , 

Pannekoek, A.J., 1949 , Outline of the Geomorphology of Java, E.J.

Bill, Leiden

Purbohadiwidjojo, 1967 , Hydrology of Strato Volcanoes, Geological

Survey of Indonesia, Bandung

Todd, D.K., 1980, Groundwater Hydrology, John Willey & Sons. Inc,

New York 

Tolman, C.F., 1937 , Groundwater, McGraw-Hill Book Company, New